Anda di halaman 1dari 7

Volume 4 No.

1, Hal 8-14, April 2023 JNA


Journal Nursing Army
ISSN: 2714-8181

PENGARUH REBUSAN BIJI KETUMBAR TERHADAP PENURUNAN


TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
DI PUSKESMAS SUNGAI TABUK 2

EFFECT OF CORIANDER SEED DECOCTION THE EFFECT OF


CORRORAND SEED DECIL ON THE LOWER OF BLOOD PRESSURE
Rissa Alhusna1, Rifa’atul Mahmudah1, Mohammad Basit1
1Program Studi Sarjana Keperawatan

Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia


*E-mail: rissa.huzna@gmail.com

ABSTRACT
Hypertension is a disease that is currently a concern of the entire community, due to the
impact that can occur and cause both short-term and long-term consequences. In the
current era of globalization, changes in everyone's lifestyle have caused the incidence of
Non-Communicable Diseases (NCD) to increase. Coriander seeds can be a choice of
plants with natural ingredients capable of lowering high blood pressure in hypertension
because the use of drugs with natural ingredients has minimal side effects when
consumed. to determine the difference in blood pressure in patients with hypertension
before and after administration of boiled coriander seeds (Coriandrum sativum) at Sungai
Tabuk Health Center 2. The study used a pre-experimental approach with a Pretest-
Posttest with Control Group Design. The population is all patients with hypertension and
the sample is 32 respondents, divided into an experimental group of 16 respondents and a
control group of 16 respondents, taken by the Accidental Sampling technique. Data
analysis using Mann Whitney Test. From the results of the study, giving boiled water of
coriander seeds at a dose of 259 ml/day for 3 consecutive days every morning for 1 week,
shows the results of the Mann Whitney test that the value of Asymp.sig. (2-tailed) 0.013
which is less than 0.05. So it can be concluded that there is an effect between the
experimental group and the control group after the treatment is given. For health workers
at Sungai Tabuk 2 Community Health Center, boiled water of coriander seeds can be used
as an alternative to non-pharmacological treatment or traditional medicine for hypertension
sufferers.

Keywords: Coriander Seed Decoction, Hypertension

ABSTRAK

Hipertensi adalah penyakit yang saat ini sudah menjadi perhatian dari seluruh kalangan
masyarakat, dikarenakan dampak yang dapat terjadi dan menimbulkan akibat baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Di era globalisasi seperti sekarang ini perubahan gaya
hidup semua orang menyebabkan angka kejadian Penyakit Tidak Menular (PTM) semakin
meningkat. Biji ketumbar dapat menjadi pilihan tumbuhan dengan bahan alami mampu
menurunkan tekanan darah tinggi pada hipertensi dikarenakan penggunaan obat dengan
bahan alami mempunyai efek samping yang lebih minimal apabila dikonsumsi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tekanan darah pada penderita
hipertensi sebelum dan sesudah pemberian rebusan biji ketumbar (Coriandrum sativum)
di Puskesmas Sungai Tabuk 2. Penelitian menggunakan pra eksperiment dengan

8
Volume 4 No. 1, Hal 8-14, April 2023 JNA
Journal Nursing Army
ISSN: 2714-8181

pendekatan Pretest-Posttest with Control Group Design. Populasi adalah seluruh


penderita hipertensi dan sampel berjumlah 32 responden, dibagi menjadi kelompok
ekperimen 16 responden dan kelompok control 16 responden, diambil dengan teknik
pengambilan Accidental Sampling. Data analisis menggunkan Uji Mann Whitney. Dari
hasil penelitian pemberian air rebusan biji ketumbar dengan dosis 259 ml/hari selama 3
hari berturut-turut setap pagi hari dalam 1 minggu, menunjukkan hasil uji Mann whitney
bahwa nilai Asymp.sig. (2-tailed) 0,013 dimana lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
setelah diberikannya perlakuan. Pada tenaga kesehatan di Puskesmas Sungai Tabuk 2
Air Rebusan Biji Ketumbar dapat dijadikan suatu alternative pengobatan non farmakologi
atau obat tradisional terhadap penderita hipertensi.

Kata Kunci: Rebusan Biji Ketumbar, Hipertensi

PENDAHULUAN
Penyakit tidak menular (PTM) hingga saat ini terus menerus meningkat, dimana
sekarang di era globalisasi perubahan gaya hidup pada manusia, seperti pola makan yang
berlebih, kurangnya aktivitas atau bergerak, kurang berolahraga, hingga merokok sudah
menjadi kebiasaan pada masyarakat. Data WHO 2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar
orang di dunia menderita hipertensi, yang artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis
menderita Hipertensi. Diperkirakan juga setiap tahun ada 9,4 juta orang meninggal akibat
hipertensi dan komplikasi (Kemenkes, 2018)
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar Tahun 2020, Hipertensi
termasuk dalam sepuluh besar penyakit tidak menular terbanyak di Kabupaten Banjar.
Yaitu tepatnya pada urutan pertama sebanyak 9477 penderita dan di urutan kedua yaitu
Diabetes Melitus sebanyak 2661 penderita, dan urutan ketiga yaitu Asma sebanyak 364
penderita.
Berdasarkan data 10 penyakit terbanyak tahun 2019 di Puskesmas Sungai Tabuk 2.
Hipertensi menempati urutan pertama yaitu sebanyak 2520 atau 27,7 % pada tahun 2019.
Dan Berdasarkan Kunjungan penderita hipertensi pada tahun 2020 yaitu berjumlah 846
orang penderita hipertensi.
Hasil studi pendahuluan yang telah saya lakukan di wilayah kerja Puskesmas Sungai
Tabuk 2 pada penderita Hipertensi berjumlah 6 orang didapatkan 3 orang sudah
mengetahui manfaat air rebusan biji ketumbar, dari pengukuran sebelum minum
didapatkan tekanan darah responden yaitu stadium II (Sedang) dan setelah meminum
rebusan biji ketumbar mengalami penurunan tekanan darah stadium 1 (ringan). Dan 3
responden lainnya tidak mengetahui manfaat air rebusan biji ketumbar tidak mengalami
penurunan tekanan darah dan 2 orang hipertensi stadium (II) ringan dan 1 orang
hipertensi stadium III (berat).
Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi terjadinya tekanan darah tinggi,
salah satunya ialah umur, berat badan berlebih, keturunan, merokok, kurangnya aktivitas
olahraga, dan stress. Bertambahnya umur manusia, akan dapat mempengaruhi organ
yang ada ditubuh seperti jantung salah satunya, maka akan terjadi ketidakelastisan
pembuluh darah arteri adalah efek dari bertambahnya usia. Dari beberapa faktor yang
sudah dijelaskan tadi apabila tidak ditangani secara cepat maka akan menimbulkan suatu
komplikasi yang dapat terjadi contohnya PJK (Penyakit Jantung Koronenr), serangan
jantung, stroke, dan gagal ginjal (Kowalak, 2011).
Hipertensi adalah termasuk penyakit yang dapat menimbulkan kematian, terkadang
tidak disertai dengan gejala terlebih dahulu bagi penderita penyakit, jika pun muncul

9
Volume 4 No. 1, Hal 8-14, April 2023 JNA
Journal Nursing Army
ISSN: 2714-8181

terkadang seringkali dianggap oleh orang atau masyarakat pada umumnya seperti
gangguan biasa, sehingga penderita tidak menyadari bahwa gejala-gejala datangnya
suatu penyakit hipertensi (Junaedi, 2013).
Ada beberapa cara untuk menangani peningkatan tekanan darah pada penderita
hipertensi. Contohnya pengobatan farmakologi yang pada umumnya yaitu meminum obat
hipertensi setiap hari sesuai dengan anjuran dokter. Akan tetapi beberapa orang tidak
menyukainya dikarenakan beberapa macam faktor yaitu salah satunya adalah harga obat
yang mahal dan apabila dikonsumsi secara terus menerus dengan jangka waktu yang
panjang akan mempunyai efek samping sehingga membuat beberapa orang enggan untuk
mengkonsumsi (Sutomo, 2009).
Pada saat ini seiring dengan kemajuan tekhnologi dan di era globalisasi dalam
pengolahan obat obatan penurun tekanan darah tinggi sudah sangat banyak ditemukan,
dan sekarang pengobatan herbal menjadi referensi pada sebagian orang untuk mengobati
tekanan darah tinggi salah satunya adalah dengan terapi alternative dari bahan-bahan
herbal dan pada saat ini sudah diakui oleh tenaga kesehatan untuk mengobati tekanan
darah tinggi. Dengan cara pemakaian yang benar dan tepat sehingga kandungan yang
ada didalam tumbuhan dapat membantu mengendalikan tekanan darah (Sutomo, 2009).
Biji ketumbar dapat menjadi pilihan tumbuhan dengan bahan yang alami yang
mampu untuk menurunkan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi, karena
penggunaan obat dengan bahan alami mempunyai efek samping yang lebih minimal
apabila dikonsumsi.
Terdapat beberapa zat yang terkandung pada biji ketumbar yaitu fenol dan flavonoid.
Flavonoid mempunyai sifat yaitu anti bakteri dan antioksidan mampu meningkatkan kinerja
system imun pada tubuh karena terdapat sel darah putih yang dapat memakan benda
asing dengan lebih cepat dihasilkan dan pada system limfa dapat cepat bekerja karena
ada beberapa senyawa di biji ketumbar yaitu flavonoid yaitu salah satunya kuersetin,
asam ferulat, rutin, koumarat, asam protokatekuat, dan asam vanilat. Tipe-tipe senyawa
tersebut merupakan devirate dari asam sinamat dan flavonol (Wikipedia, 2019).
Menurut penelitian yang sudah dilakukan oleh Vina Nurul Utami dkk pada tahun
2016, menunjukkan bahwa ada pengaruh ekstrak ketumbar terhadap perubahan tekanan
darah pada tikus pasca melahirkan dengan melakukan pengamatan pada 30 tikus putih
betina galur wistar.
Berdasarkan uraian masalah diatas, memperlihatkan bahawa tengah meningkatnya
kasus tekanan darah tinggi yang berada di Puskesmas Sungai Tabuk 2. Dan salah satu
penatalaksanaan pengobatan untuk tekanan darah tinggi dengan cara non farmakologi
yaitu menggunakan rebusan biji ketumbar.
Oleh sebab itu peneliti sangat terdorong untuk melaksanakan penelitian tentang
“Pengaruh Rebusan Biji Ketumbar (Coriandrum sativum) Terhadap penurunan tekanan
darah Pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Sungai Tabuk 2”.

METODE
Desain penelitian ini adalah dengan metode Eksperimental dengan pendekatan
Pretest-Posttest Control Group Design dengan rancangan Cross Sectional. Penelitan ini
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sungai Tabuk 2. Populasi yang digunakan pada
penelitian ini adalah seluruh penderita Hipertensi di Puskesmas Sungai Tabuk 2.
Berdasarkan data kunjungan Penderita Hipertensi pada bulan Mei 2021 sampai dengan
Juni 2021 berjumlah 49 Orang. Jumlah sampel yang digunakan adalah 32 sampel dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan 16 Orang dan kelompok Kontrol 16 Orang.
Kelompok Perlakuan yaitu diberikan rebusan biji ketumbar dan meminum obat

10
Volume 4 No. 1, Hal 8-14, April 2023 JNA
Journal Nursing Army
ISSN: 2714-8181

antihipertensi, kelompok Kontrol tidak diberikan rebusan biji ketumbar dan meminum obat
antihipertensi. Pengambilan sampel ini sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang
telah ditentukan oleh peneliti.
Instrumen penggunaan data yang digunakan adalah Instrumen karakteristik pasien,
Lembar observasi, Standar operasional prosedur (SOP) pemberian rebusan biji ketumbar,
Spygnomanometer, dan Stetoskop.
Analisis data penelitian ini adalah pertama dilakukan analisis deskriptif ditampilkan
dalam bentuk mean, median, dan modus. Sebelum dianalisis, lebih awal dilakukan uji
normalitas pada data. Uji beda antara kelompok dengan Independent Sampel T-Test dan
uji parametric menggunakan Mann Whitney.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Tabel 1. Data demografi responden kelompok eksperimen
Data Demografi Responden f %
Jenis kelamin
Laki-laki 5 31,2
Perempuan 11 68,8
Usia
26-35 tahun 4 25
36-45 tahun 5 31,2
46-55 tahun 6 43,8
Pendidikan
SD/MI 5 31,2
SMP/MTS 7 43,8
SMA/SMK/MA 1 6,2
Perguruan tinggi 3 18,8
Pekerjaan
Petani 8 50
IRT 3 18,8
Wiraswasta 3 18,8
PNS 1 6,2
Pensiunan 1 6,2
Tekanan darah pre test
140-159 sistolik / 90-99 diastolik 2 12,5
160-179 sistolik / 100-109 diastolik 10 62,5
>180 sistolik / >110 diastolik 4 25
Tekanan darah post test
140-159 sistolik / 90-99 diastolik 8 50
160-179 sistolik / 100-109 diastolik 7 43,8
>180 sistolik / >110 diastolik 1 6,2
Total 16 100
Sumber: Data primer

Tabel 2. Data demografi responden kelompok kontrol


Data Demografi Responden f %
Jenis kelamin
Laki-laki 6 37,5
Perempuan 10 62,5
Usia
26-35 tahun -
36-45 tahun 4 25
46-55 tahun 12 75
Pendidikan
SD/MI 8 50
SMP/MTS 6 37,5
SMA/SMK/MA 1 6,2
Perguruan tinggi 1 6,2
Pekerjaan
Petani 5 31,2

11
Volume 4 No. 1, Hal 8-14, April 2023 JNA
Journal Nursing Army
ISSN: 2714-8181

IRT 4 25
Wiraswasta 6 37,5
PNS 1 6,2
Pensiunan - -
Tekanan darah pre test
140-159 sistolik / 90-99 diastolik 5 31,2
160-179 sistolik / 100-109 diastolik 8 50
>180 sistolik / >110 diastolik 3 18,8
Tekanan darah post test
140-159 sistolik / 90-99 diastolik 1 6,2
160-179 sistolik / 100-109 diastolik 13 81,2
>180 sistolik / >110 diastolik 2 12,5
Total 16 100
Sumber: Data primer

Tabel 3. Uji Mann Whitney


Mann Whiteney
n p
Asymp. Sig 16 0,013
Sumber: Data primer

Pembahasan
Tekanan darah sebelum pemberian rebusan biju ketumbar
Berdasarkan hasil penelitian pada kelompok eksperimen dan kelompok control
sebelum diberikan rebusan biji ketumbar pada penderita hipertensi cenderung memiliki
tekanan darah dengan stadium II atau 160-179 Sistolik / 100-109 Diastolik
Jenis kelamin perempuan pada responden penderita hipertensi pada penelitian ini
cenderung lebih banyak mengalami hipertensi dibandingkan responden penderita
hipertensi berjenis kelamin laki-laki. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Yuliarti, 2017), yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan
yaitu jenis kelamin dengan angka kejadian hipertensi. Hal ini menjukkan bahwa angka
kejadian hipertensi dapat di pengaruhi oleh kadar hormone estrogen yang terdapat pada
perempuan. Hormone estrogen itu akan menurun kadarnya jika perempuan memasuki
usia tua (menopause) sehingga dapat menyebabkan perempuan sangat rentan terhadap
penyakit hipertensi.
Berdasarkan usia, hasil penelitian ini seiring dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh (Yulianti, 2016) bahwa penyakit hipertensi bisa saja terjadi pada segala usia, akan
tetapi paling sering penyerang pada orang dengan usia 46-55 tahun atau lebih. Hal ini
dikarenakan adanya perubahan alami yang terjadi pada jantung salah satunya penebalan
dinding otot jantung, pembuluh darah, dan juga perubahan hormone. Maka apabila
seseorang bertambah usia maka resiko terjadi terserang penyakit hipertensi juga akan
semakin tinggi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan mayoritas responden adalah SD,
hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Adikusuma et al, 2015)
menyatakan bahwa pasien dengan pendidikan tinggi memiliki tingkat pengetahuan yang
lebih tentang pengambilan keputusan untuk dirinya terhadap penyakit dan pengobatan
sehingga dapat lebih patuh dengan penyembuhan penyakitnya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan pekerjaan mayoritas responden
bekerja sebagai petani, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Surasih,
2015) bahwa orang yang berkerja dan tidak bekerja mempunyai perbedaan terhadap
peningkatan kebutuhan gizi yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kondisi tubuh dan
status kesehatan.

12
Volume 4 No. 1, Hal 8-14, April 2023 JNA
Journal Nursing Army
ISSN: 2714-8181

Tekanan darah sesudah pemberian rebusan biji ketumbar


Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 16 responden kelompok kontrol
pada sebagian besar responden penderita hipertensi mempunyai tekanan darah Stadium
II atau 160-179 Sistolik / 100-109 Diastolik yaitu sebanyak 13 responden (81,2 %), dan
sebagian kecil responden penderita hipertensi mempunyai tekanan darah Stadium I atau
140-159 Sistolik / 90-99 Diastolik responden yaitu sebanyak 1 responden (6,2 %).
Dan berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa 16 responden kelompok
Eksperimen pada sebagian besar responden penderita hipertensi mempunyai tekanan
darah Stadium I atau 140-159 Sistolik / 90-99 Diastolik yaitu sebanyak 8 responden (50,0
%), dan sebagian kecil responden penderita hipertensi mempunyai tekanan darah
Stadium III atau >180 Sistolik / >110 Diastolik responden yaitu sebanyak 1 responden (6,2
%).
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa setelah
diberikan air rebusan biji ketumbar dengan dosis 250 ml/hari selama 1 minggu dengan
pemberian 2-3 hari diminum setiap pagi dapat terjadi penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi di Puskesmas Sungai Tabuk 2.
Memanfaatkan tanaman sebagai obat/herbal dapat memperoleh hidup sehat dengan
salah satunya bahan alami yang dapat digunakan untuk menurnkan tekanan darah yaitu
biji ketumbar. Penelitian mengenai air rebusan biji ketumbar menunjukkan bahwa salah
satu kandungan di dalam biji ketumbar yaitu senyawa flavonoid yang memiliki efek
sebagai diuretic (Momin, 2012).

Perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian rebusan biji ketumbar
Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa dari 32 repsonden yang terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu 16 responden kelompok control dan 16 responden kelompok eksperimen,
didapatkan hasil uji analisis Mann Whitney menggunakan Software SPSS (versi 16), pada
Tabel 4. 11 pada kelompok ekperimen dan kelompok Kontrol setelah diberikan perlakuan
menunjukkan bahwa nilai Asymp.sig. (2-tailed) 0,013 dimana lebih kecil dari 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol setelah diberikannya perlakuan. Dari hasil analisis tersebut maka dapat
di Tarik kesimpulan bahwa perlakuan memberikan air rebusan biji ketumbar terhadap
penderita hipertensi di Puskesmas Sungai tabuk 2 dapat menurunkan tekanan darah.
Pada saat ini kemajuan dalam pembuatan obat-obatan antihipertensi sudah sangat
banyak dikembangkan, salah satunya yang banyak menjadi pilihan beberapa orang
adalah pengobatan alternative untuk mengobati tekanan darah tinggi salah satunya
dengan terapi herbal yang sejak saat ini telah diakui oleh kalangan medis untuk mengobati
gangguan hipertensi.
Dengan cara pemakaian yang tepat dan benar, kandungan obat herbal dalam tanaman
dapat membantu proses menetralkan tekanan darah (Sutomo, 2019). Biji ketumbar
merupakan salah satu alternative bahan alami yang dapat digunakan untuk menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi, karena penggunaan obat tradisional dapat
menjadi pilihan dengan efek samping yang lebih minimal apabila dikonsumsi.
Dari uraian diatas menunjukkan bahwa pemberian air rebusan biji ketumbar yang
diberikan kepada 16 responden pada penderita hipertensi menimbulkan efek penurunan
tekanan darah meskipun penderita hipertensi tidak mengkonsumsi obat antihipertensi.
Penelitian ini sejalan yang dilakukan oleh (Vina Nurul Utami, 2016) disimpulkan bahwa
pemberian ekstrak ketumbar dosis 30 mg/kg BB tidak berbeda signifikan dengan dosis 20
mg/kg BB terhadap penurunan tekanan darah sistolik tikus pasca melahirkan. Serta
penelitian yang dilakukan oleh (Ayuk Yunia, 2018) disimpulkan rebusan biji ketumbar lebih

13
Volume 4 No. 1, Hal 8-14, April 2023 JNA
Journal Nursing Army
ISSN: 2714-8181

efektif menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Desa Sukorini
Kecamatan Muntilan. Dan juga penelitian yang dilakukan (Vivin, 2020) dapat disimpulkan
ada pengaruh rebusan biji ketumbar (Coriandrum sativum) terhadap penurunan tekanan
darah tinggi pada lansia penderita hipertensi di Desa Kujung Kecamatan Widang
Kabupaten Tuban.

PENGHARGAAN
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Rifa’atul Mahmudah, S. Kep., Ns., MSN dan
Mohammad Basit, S. Kep., Ns., MM yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
penyelesaian penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Ayuk Yunia, (2018). Perbedaan Efektivitas Rebusan Ketumbar dengan Rebusan Kunyit
terhadap Tekanana Darah pada Lans ia Hipertensi. Magelang: URECOL

Junaedi, E. (2013). Hipertensi Kandas Berkat Herbal. Jakarta: Fmedia.

Kowalak, J. P. (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Lingga, L. (2012). Bebas Hipertensi Tanpa Obat. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka.

Momin, AH., Acharya, S and Gajjar A. (2012). Review of advances in phytopharmacology


coriandrum sativum 2012.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. Jakarta

Sutomo, B. (2009). Menu Sehat Penakluk Hipertensi. Jakarta: DeMedia Pustaka.

Vina Nurul Utami, dkk. (2016) Pengaruh Ekstrak Ketumbar (Coriandum Sativum)
Terhadap Perubahan Tekanan Darah Tikus Pasca Melahirkan. Semarang, The
Soedirman Journal Of Nursing.

WHO, 2015. A Global Brief of Hypertension. Silent killer, global public health crisis.

WHO. World Health Statistic Report (2015). Geneva: World Health Organization; 2015.

Yulianti, S. (2011). 30 Ramuan Penakluk Hipertensi. Depok: PT Agro Media Pustaka.

14

Anda mungkin juga menyukai