Makalah Ca Rahim
Makalah Ca Rahim
PENDAHULUAN
Kanker adalah penyakit yang paling menakutkan, tidak saja pada wanita, tetapi juga pada pria
dan anak-anak. Tanggal 4 februari diperingati sebagai hari kanker sedunia. Pada tahun 2007
dan 2008, peringatan hari kanker sedunia memfokuskan perhatian terhadap kanker pada
anak. Di Indonesia, saat ini sudah ada Yayasan Onkologi Anak Indonesia yang memiliki
slogan “Kanker pada anak dapat diobati dan di upayakan sembuh bila ditemukan lebih
dini”.
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh
yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat
menyebar kebagian tubuh lain sehingga dapat menyebabkan kematian.
Pada kenyataannya, banyak penderita menyadari bahwa didalam tubuhnya muncul kanker.
Sebelum kanker meluas atau merusak jaringan disekitarnya, penderita tidak merasakan
adanya keluhan ataupun gejala. Setelah kanker berkembang didalam tubuhnya penderita
mulai merasakan adanya keluhan atau gejala pada saat itu,kondisi penyakit kankernya
sudah berada pada setadium lanjut.
Kanker rahim (uterus) merupakan salah satu jenis kanker yang menakutkan bagi
seorang perempuan. Kanker ini dianggap menjadi penyebab kematian terbesar wanita di
dunia. Ada beberapa penyebab kanker ini, antara lain, hubungan intim di bawah usia 17
tahun.
Kanker rahim biasanya terjadi setelah masa menopause, paling sering menyerang
wanita berusia 50-60 taun.
Kanker bisa menyebar (metastase) secara lokal maupun ke berbagai bagian tubuh
(misalnya kanalis servikalis, tuba falopii, ovarium, daerah di sekitar rahim, sistem getah
bening atau ke bagian tubuh lainnya melalui pembuluh darah).
1
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Definisi
Kanker Rahim (uterus) atau yang sebenarnya adalah kanker jaringan endometrium adalah
kanker yang sering terjadi di endometrium, tempat dimana janin tumbuh, sering terjadi
pada wanita usia 60-70 tahun
Penyakit kanker rahim adalah pembunuh nomor satu yang kerap mengintai korbanya, kaum
wanita. Umumnya, hamper semua jenis penyakit kanker rahim sulit terdeteksi pada stadium
awal. Penyakit ini menyerang leher rahim, saluran rahim, bagian dalam rahim, dan bias
juga di luar rahim atau kandungan. Penyakit ini baru disadari atau dirasakan oleh penderita
setelah muncul gejala-gejala kanker atau tanda-tanda berupa benjolan yang relatif besar,
yaitu 2-3cm, terasa mengganjal, dan mulai teraba oleh tangan.(waspadai 4 kanker ganas
pembunuh wanita hal 15)
Carsinoma ovarium adalah tumur ganas yang menyerang ovarium. (David Ovedoff, 2002,
hal. 619).
muda 15 % dari semua carsinoma ovarium itu ganas (Prof. Dr. Sarwono Prawiroharjo,
1987, hal. 333).
Uterus mempunyai dua bagian: serviks yang menonjol ke dalam vagina, dan bagian atas yang
lebih besar yaitu fundus atau korpus, yang ditutupi secara posterior dan anterior (sebagian)
oleh peritoneum. Uterus terletak di sebelah posterior kandung kemih dan dipertahankan
posisinya dalam rongga pelvis oleh beberapa ligament. Ligamentum teres terbentang secara
anterior dan lateral disepanjang cincin internal inguinal dan turun disepanjang kanalis
inguinalis, tempat mereka bergabung dengan jaringan labia mayora. Ligamentum latum
adalah lipatan perineum yang memanjang dari dinding pelvis lateral dan membungkus tuba
fallopii. Ligamentum uterosakral memanjang secara posterior sampai ke sakrum.
Bagian dalam fundus yang berbentuk segitiga menyempit ke dalam kanal kecil serviks yang
mengecil pada setiap ujungnya, disebut sebagai os eksternal dan os internal. Bagian lateral
uterus disebut koruna. Dari tempat ini oviduk atau tuba fallopii (atau uterus) memanjang
kea rah luar, luminanya diteruskan secara internal oleh rongga uterus.
5
3. Etiologi
Penyebabnya yang pasti tidak diketahui, tetapi tampaknya penyakit ini melibatkan
peningkatan kadar estrogen.
Salah satu fungsi estrogen yang normal adalah merangsang pembentukan lapisan epitel pada
rahim. Sejumlah besar estrogen yang disuntikkan kepada hewan percobaan di laboratorium
menyebabkann hiperplasia endometriumn dan kanker.
Wanita yang menderita kanker rahim tampaknya memiliki faktor resiko tertentu. (faktor
resiko adalah sesuatu yang menyebabkan bertambahnya kemungkinan seseorang untuk
menderita suatu penyakit).
Wanita yang memiliki faktor resiko tidak selalu menderita kanker rahim, sebaliknya banyak
penderita kanker rahim yang tidak memiliki faktor resiko. Kadang tidak dapat dijelaskan
mengapa seorang wanita menderita kanker rahim sedangkan wanita yang lainnya tidak.
b. Nulipara
c.Hiperplasia endometrium
d. TerapiSulih Hormon (TSH)
TSH digunakan untuk mengatasi gejala-gejala menopause, mencegah osteoporosis dan
mengurangi resiko penyakit jantung atau stroke.
Wanita yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron memiliki resiko yang lebih tinggi.
Pemakaian estrogen dosis tinggi dan jangka panjang tampaknya mempertinggi resiko ini.
e. Wanita yang mengkonsumsi estrogen dan progesteron memiliki resiko yang lebih rendah
karena progesteron melindungi rahim.
f. Obesitas
Tubuh membuat sebagian estrogen di dalam jaringan lemak sehingga wanita yang gemuk
memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi. Tingginya kadar estrogen merupakan penyebab
meningkatnya resiko kanker rahim pada wanita obes.
6
. Keuntungan yang diperoleh dari tamoksifen lebih besar daripada resiko terjadinya kanker
lain, tetapi setiap wanita memberikan reaksi yang berlainan.
j. Ras
Kanker rahim lebih sering ditemukan pada wanita kulit putih.
k. Kanker kolorektal
l. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun
m. Menopause setelah usia 52 tahun.
n. Tidak memiliki anak
o. Kemandulan
p. Penyakit ovarium polikista
q. Polip endometrium.
4. Patofisiologi
Carsinoma ovarium dibagi ke dalam 3 kategori besar tumor epitel, tumor stroma, tumor sel
benih kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke struktur. Struktur
yang berdekatan pada abdomen dan panggul dan melalaui penyebaran benih tumor melalui
cairan poritoneal ke rongga abdomen dan rongga panggul; orites dapat terjadi dan cairan
yang mengandung sel-sel ganas melalui saluran limfe menuju fleura dan akhirnya
menyebabkan efusi pleura.
Kebanyakan kanker ovarium adalah dari tumor epitel kanker ovarium cenderung untuk
tumbuh dan menyebar perlahan-lahan (tanpa tanda dan gejala) sampai akhirnya menekan
organ-organ yang berbatasan atau distensi abdomen. Kanker dapat menginvasi permukaan
bawah omentum, hati dan organ lain. Rute penyebaran melalui limfe, aliran darah dan
peritoneal. Pada kanker ovari dapat terjadi distensi abdomen, sering berkemih, pleura
7
efusion, mal nutrisi, nyeri karena tekanan yang disebabkan oleh pertumbuhan tumor dan
dapat menyababkan obstruksi saluran urine, konstipasi, asites dengan sesak.
5. Manifestasi Klinis
6. Test Diagnostik
2. Biopsi
8
Biopsy dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau luka pada
serviks,atau jika pap smear menunjukan suatu abnomalitas atau kanker
3. Kolposkopi (pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar)
5. Laparoskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium
atau tidak, serta dapat menentukan sifat tumor tersebut.
6. USG
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari
uterus, ovarium atau kandung kemih, dan dapat pula dibedakan antara cairan rongga perut
yang bebas atau tidak.
7. .Rontgen
Untuk menentukan adanya masalah paru.
8. Pembedahan/biopsi
Untuk mengatahui secara pasti jenis tumor.
9. Pemeriklsaan laboratorium
Pemeriksaan Hct untuk pengkajian adanya komplikasi perdarahan, anemia atau infeksi.
a. Penatalaksanaan Medis
Pemilihan pengobatan tergantung kepada ukuran tumor, stadium, pengaruh hormon terhadap
pertumbuhan tumor dan kecepatan pertumbuhan tumor serta
usia dan keadaan umum penderita.
Metode pengobatan:
A. Pembedahan
Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan rahim). Kedua tuba
falopii dan ovarium juga diangkat (salpingo-ooforektomi bilateral) karena sel-sel tumor
9
bisa menyebar ke ovarium dan sel-sel kanker dorman (tidak aktif) yang mungkin tertinggal
kemungkinan akan terangsang oleh estrogen yang dihasilkan oleh ovarium. .
Jika ditemukan sel-sel kanker di dalam kelenjar getah bening di sekitar tumor, maka
kelenjar getah bening tersebut juga diangkat. Jika sel kanker telah ditemukan di dalam
kelenjar getah bening, maka kemungkinan kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Jika sel kanker belum menyebar ke luar endometrium (lapisan rahim), maka penderita tidak
perlu menjalani pengobatan lainnya.
Digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel kanker. Terapi penyinaran
merupakan terapi lokal, hanya menyerang sel-sel kanker di daerah yang Disinari
.
Pada stadium I, II atau III dilakukan terapi penyinaran dan pembedahan. Penyinaran bisa
dilakukan sebelum pembedahan (untuk memperkecil ukuran tumor) atau setelah pembedahan
(untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa)
. Ada 2 jenis terjapi penyinaran yang digunakan untuk mengobati kanker rahim:
a. Radiasi eksternal : digunakan sebuah mesin radiasi yang besar untuk mengarahkan sinar
ke daerah tumor. Penyinaran biasanya dilakukan sebanyak 5 kali/minggu selama
beberapa minggu dan penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit. Pada radiasi
eksternal tidak ada zat radioaktif yang dimasukkan ke dalam tubuh
.
b. Radiasi internal : digunakan sebuah selang kecil yang mengandung suatu zat
radioaktif, yang dimasukkan melalui vagina dan dibiarkan selama beberapa hari.
Selama menjalani radiasi internal, penderita dirawat di rumah sakit.
b. Kemoterapi
Pada terapi hormonal digunakan zat yang mampu mencegah sampainya hormon ke
sel kanker dan mencegah pemakaian hormon oleh sel kanker. Hormon bisa menempel
pada reseptor hormon dan menyebabkan perubahan di dalam jaringan rahim.
10
Sebelum dilakukan terapi hormon, penderita menjalani tes reseptor hormon. Jika
jaringan memiliki reseptor, maka kemungkinan besar penderita akan memberikan
respon terhadap terapi hormonal
Terapi hormonal merupakan terapi sistemik karena bisa mempengaruhi sel-sel di
seluruh tubuh. Pada terapi hormonal biasanya digunakan pil progesteron.
Terapi hormonal dilakukan pada:
a. penderita kanker rahim yang tidak mungkin menjalani pembedahan ataupun
terapi
penyinaran
b. penderita yang kankernya telah menyebar ke paru-paru atau organ tubuh
lainnya
c.penderita yang kanker rahimnya kembali kambuh.
Jika kanker telah menyebar atau tidak memberikan respon terhadap terapi
hormonal, maka diberikan obat kemoterapi lain, yaitu siklofosfamid,
doksorubisin dan sisplastin.
G. Komplikasi
a. Anemia disebabkan oleh sifat fagosit sel tumor atau adanya perdarahan.
b. Obstruksi khusus disebabkan pembesaran sel-sel tumor yang dapat menekan usus.
c. Depresi sum-sum tulang disebabkan faktor penghasil sel darah merah dari sum-sum
tulang
sebagai sistem imun. Sel darah merah berusaha untuk menghancurkan sel-sel tumor sehingga
kerja sel-sel tumor optimal.
d. Perdarahan disebabkan pembesaran tumor pada ovarium yang dapat menyebabkan ruptu
11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus Terkait
Ny. K, 56 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan perdarahan pervaginam berupa flek-flek
sejak 1 bulan yang lalu dan terasa nyeri, klien terlihat menahan nyeri, nyeri yg dirasakan
klien seperti retusuk-tusuk pada malam hari selama 15 menit degnan skala 7. Tidak ada
keputihan, benjolan di perut maupun gangguan BAK atau BAB. Pasien punya 2 orang anak,
yang terkecil usia 27 tahun dan Ny K telah menopause sejak 4 tahun yang lalu. Pasien
menikah 1 kali dan suami pasien telah meninggal 1 tahun yang lalu. Tidak ada riwayat
penggunaan hormon untuk menopause. Tidak ada riwayat menderita tekanan darah tinggi
atau kencing manis. TD 140/100 mmHg TB 142 cm suhu 37,20C RR 26 x/mnit nadi 110
x/mnit HR:110x/mnit BB 49 kg IMT 24,74. Status ginekologis porsio dan mukosa vagina
licin, uterus sebesar telur angsa, tidak berbenjol, mukosa rektum licin. pap smear dalam batas
normal. Pada USG didapatkan uterus membesar dengan lesi hiperekoik di dalam kavum
uteri/endometrium inhomogen bertepi rata. Hasil PA memperlihatkan adanya
adenokarsinoma berdiferensiasi sedang-buruk kemungkinan dari endometrium. klien
mengatakan tidak bisa tidur karena memikirkan penyakitnya, Pasien terlihat pucat dan
berkeringat klien mengatakan cemas ketika akan direncanakan untuk dilakukan laparotomi
untuk kanker endometrium stadium II, yang akhirnya untuk meneruskan terapi apa yang akan
diberikan pada pasien.
Identitas
Nama : Ny. K
Alamat : Jakarta
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 56 tahun
Pekerjaan : Rumah tangga
Riwayat penyakit dan Kesehatan
12
5. Genogram
Pihak Keluarga Tn. K Pihak Keluarga Ny.K
Keterangan :
: Perempuan
: Yang sudah meninggal
: Laki- laki
: Garis tinggal serumah
:Garis perkawinan
13
6. Riwayat Alergi
Klien mengatakan tidak memiliki alergi baik obat maupun makanan
7. RIWAYAT OBSTETRI :
a. Riwayat menstruasi :
Menarche : umur 15 tahu , Siklus : 28 hari, teratur
Banyaknya : 1 – 3 cc tiap kali Lamanya : 4 – 6 hari
Haid terakhir : usia 48 tahun
Keluhan : nyeri saat haid
b. Riwayat kehamilan
Persalinan normal aterm, Ny.K memiliki 2 orang anak.
8. ASPEK PSIKOSOSIAL :
a. Persepsi ibu tentang keluhan/ penyakit : ibu agak cemas dengan penyakit yang
diderita ini, apalagi setelah mendengar ada kanker dan harus dioperasi, Klien
sering menanyakan tentang penyakitnya.
b. Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari ?
Ya, ibu selalu memikirkan tentang keadaannya sejak ada gejala pembengkakan
pada perut bawahnya dan ibu takut bekerja yang berat-berat.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaa
Hasil
n fisik
Kepala Rambut bersih, warna mulai memutih, distribusi merata,
Tidak ada lesi dan masa
Tanda Vital N: 82 x/menit
RR: 20 x/menit
S: 36,70C
TD: 100/70 mmhg
BB&TB BB: 49kg
TB: 142cm
Mata Letak simetris, Skleratidak anemis, konjungtiva tidak
ikhterik , bersih, reflek pupil ada
Hidung Septum lurus, tidak ada sekret, tidak ada gangguan fungsi
penciuman
Mulut Mukosa bibir lembab, tidak ada karies, lidah bersih
Leher Tidak ada masa dan lesi, tidak ada peningkatan JVP dan
KGB
Dada Tidak ada lesi dan masa, pergerakan dinding dada simetris
Jantung
Irama teratur, suara auskultasi lupdup, suara perkusi dullnes
Paru-paru
Irama pernapasan teratur, suara napas Auskultasi vasikuler,
perkusi resonan
Abdomen Tidak lesi, perut distensi, ada benjolan, bising usus
Genital dan Porsio dan mukosa vagina licin, terdapat benjolan, ada
Anus gangguan berkemih tidak ada keputihan, ada perdarahan
pervaginam
mukosa rektum licin
Ektremitas Kekuatan otot tangan kanan dan kiri maasing-masing 5,
atas ROM tidak terganggu
15
Pemeriksaan Penunjang
1. USG
2. PA
7. Libatkan keluarga
sesuai indikasi jika
keputusan mayor akan 6. Koping yang
6. Analgetik
membantu
mengurangi
nyeri.
3 Perubahan Tupan: 1. Pertahankan tirah baring selama 1. Tirah baring
nutrisi kurang Setelah fase akut/pasca terapi membantu
dari dilakukan 2. Bantu perawatan kebersihan proses
rongga mulut (oral hygiene).
kebutuhan intervensi dalam pemulihan
3. Berikan diet TKTP, sajikan dalam
sehubungan jangka waktu 2 x nutrisi klien.
bentuk yang sesuai perkembangan
dengan 24 jam , nutrisi kesehatan klien (lunak, bubur
2. Kebersihan
hipermetaboli klien terpenuhi. kasar, nasi biasa) rongga
s Tupen: 4. Kolaborasi pemberian obat-obatan mulut
Setelah sesuai indikasi. menghindari
dilakukan 5. Bila perlu, kolaborasi pemberian terjadinya
nutrisi parenteral.
intervensi dalam gangguan
jangka waktu 1 x pencernaan
24 jam tidak lain.
terjadi gangguan 3. Kaslium
nutrisi. Dengan berguna
kriteria untuk
1. BB tidak kekuatan
menurun tulang dan
2. Klien tidak protein
mual membantu
3. Klien tidak mempercepa
25
muntah t proses
4. Klien mau penyembuha
makan n luka.
4. Obat –
obatan
membantu
proses
pemulihan
klien.
5. Parenteral
diberikan
pada klien
yang tidak
mampu
menelan.
4 Gangguan Tupan: 1. Kaji ulang pola miksi 1. Mengetahui
pola berkemih Setelah normal klien pola
berhubungan dilakukan 2. Monitor pemasukan dan berkemih
dengan intervensi tidak pengeluaran serta klien
penekanan terjadi gangguan karakteristik urine 2. Mengetahui
uretra dan berkemih 3. Observasi keluhan kandung keseimbang
blass oleh sel Tupen: kemih,palpasi dan an cairan
kanker Setelah perhatikan antara yang
dilakukan 4. Catat jumlah urin yang masuk dan
intervensi klien keluar. keluar
dapan berkemih. 5. Kolaborasi dengan dokter 3. Mengetahui
Ditandai dengan. untuk pemasangan kateter jika terjadi
1. Tidak ada retensi urine
obtruksi
kandung 4. Mengetahui
kemih jumlah
maupun urine yang
uretra
26
keluar
5. Membantu
pengeluaran
urine
5 Gangguan Tupan: 1. Kaji rasa nyeri, kemerahan, 1. Kaji nyeri
mobilitas fisik Setelah bengkak, ketegangan otot dapat
sehubungan dilakukan jari. membantu
dengan intervensi dalam 2. Berikan suatu alat agar menentukan
metastase sel jangka waktu 2 pasien mampu untuk intervensi.
kanker. hari dapat meminta pertolongan ,
melakukan seperti : bel atau lampu 2. Bel atau
mobilitas fisik pemanggil lampu
mandiri. 3. Bantu / lakukan latihan pemanggil
Tupen: ROM pada semua menjaga
Setelah ekstremitas dan sendi, kenyamanan
dilakukan pakailah gerakan perlahan klien.
intervensi dalam dan lembut. Lakukan
jangka waktu 1 x hiperekstensi pada paha
24 jam klien secara teratur
3. Latihan
dapat melakukan 4. Berikan posisi alih baring
ROM dapat
mobilitas dengan setiap 2 jam
mencegah
bantuan.
terjadinya
Ditandai dengan. 5. Monitor tanda-tanda vital
kekakuan
1. Klien
6. Konsultasikan dengan ahli otot.
beraktivitas
tanpa fisioterapi
kesakitan
2. Peningkatan
kekuatan
4. Posisi alih
tubuh
baring setiap
3. Menunjukkan
jam
pastisipasi
mencegah
dalam terapi
terjadinya
27
dekubitus.
5. TTV
menunjukan
perkembang
an kondisi
klien.
6. Konsultasi
dengan ahli
fisioterapi
untuk
konsultasi
tulang.
6 Harga diri Tupan: 1. Jelaskan 1. Keluarga
rendah Setelah kepadakeluargatentang mengerti
berhubungan dilakukan harga diri rendah yang kondisi
dengan intervensi, klien dialami klien pasien klien saat
perubahan percaya diri 2. Diskusi dengan keluarga ini
struktur organ dengan adanya mengenai kemampuan
seksual perubahan yang dimiliki klien 2. Mengembal
struktur seksual 3. Anjurkan keluarga untuk ikan harga
Tupen: memotivasi dan tetap diri klien
Setelah mendampingi klien
dilakukan 4. Berikan waktu kepada klien 3. Dampingan
perubahan pemulihan
bersemangat untuk
2. klien memperbai
ki persepsi
28
mengatakan diri
menerima
perubahan
organ seksual
bertanya- memberikan
tanya kekutan
tindakan
operasi
Implementasi
Implementasi disesuaikan dengan intervensi
29
Evaluasi
- TTV dalam batas normal (N:60-100x/mnt, TD:120/90, RR: 16-24x/mnt, S: 36,5-37,50
C)
- Crt kurang dari 2 dtk
- Konjungtiva tidak anemis
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ endometrium atau pada dinding
rahim. Endometrium adalah organ rahim yang berbentuk seperti buah pir sebagai tempat
tertanam dan berkembangnya janin. kanker endometrium kadang-kadang disebut kanker
rahim, tetapi ada sel-sel lain dalam rahim yang bisa menjadi kanker seperti otot atau sel
miometrium. kanker endometrium sering terdeteksi pada tahap awal karena sering
menghasilkan pendarahan vagina di antara periode menstruasi atau setelah menopause. Dari
kasus yang kami angkat terdapat beberapa diagnosa yaitu nyeri berhubungan dengan agen
injuri biologi, keletihan berhubungan dengan keadaan penyakit, cemas berhubungan dengan
ancaman konsep diri.
B.Saran
1. Bagi seorang perawat perlu memperhatikan kondisi klien secara komprehensif, tidak hanya
fisik tetapi semua aspek manusia sebagai satu kesatuan yang utuh yang meliputi
biopsikososialkultural.
2. Bagi mahasiswa diharapkan dapat makin memperbanyak pengetahuan dari berbagai
referensi tentang Asuhan keperawatan Pada pasien dengan penyakit Ca endometrium.
3. Bagi dunia keperawatan diharapkan berperan serta dalam peningkatan kualitas perawat
dengan cara menyediakan akses yang mudah bagi perawat untuk memperoleh ilmu
pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan untuk mengatasi masalah Pada pasien
dengan penyakit Ca endometrium
31
Daftar Pustaka
file:///C:/Users/Aspire%20E1-410/Documents/Pengobatan%20Kanker%20Uterus
%20%E2%80%93%20Nectura%20Juice.htm