Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budaya adalah sebuah cara hidup yang telah berkembang baik dan diwariskan

secara turun-temurun. Budaya sendiri terbentuk dari banyak unsur yang rumit,

termasuk sistem agama, politik, adat istiadat,bahasa,perkakas,pakaian,bangunan, dan

karya seni. Budaya merupakan suatu pola hidup yang menyeluruh yang bersifat

kompleks, abstrak, dan luas. Menurut E.B Tylor (1832-1917), budaya adalah suatu

keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,

keilmuan, adat istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan yang didapat oleh

manusia sebagai anggota masyarakat ( Wikipedia)

Musik sudah menjadi bagian dari manusia sejak berabad-abad lalu. Definisi

musik sendiri memiliki arti yang berbeda-beda, musik merupakan bunyi-bunyian yang

diapresiasi oleh pendengar musik itu sendiri. Musik juga bisa berperan sebagai salah

satu media ungkapan kesenian dan musik mencerminkan kebudayaan masyarakat

penduduknya. Musik menjadi salah satu unsur dalam membangun kebudayaan, dapat

dilihat bahwa di Indonesia terdapat berbagai jenis musik yang memiliki ciri khas

masing-masing. Musik tradisional adalah musik yang lahir dan juga berkembang dari

budaya daerah tertentu yang kemudian diwariskan kepada anak-cucu, Proses


pewarisannya pun di lakukan secara lisan. Musik tradisional dapat timbul karna

pengaruh adat istiadat, kepercayan dan agama suatu daerah. Jenis peralatan yang

dipakai dalam memainkan musik tradisional pun sangat sederhana dan mudah di

temukan.

Berdasarkan uraian diatas, dalam perkembangan seni pertunjukan adalah

proses penciptaan seni didalam kehidupan masyarakat yang menghubungkan manusia

dengan lingkungan. Pertunjukan Musik tadisional umumnya menjadi bagian dalam

upacara adat maupun acara besar, sebagai pengiring pada saat membawakan tarian

tradisional atau pada saat mengiring jalannya upacara. Musik tradisional juga biasa

dipakai dalam mengiringi sebuah pertunjukan teater, karena musik pada pertunjukan

teater lebih banyak menitikberatkan pada dukungan suasana yang diperjelas dengan

bunyi musik. Contoh pertunjukan teater tradisional ialah “Wayang Wong”. Musik

iringan dalam tarian merupakan salah satu penunjang dalam pertunjukan tari.

Sehingga dapat dikatakan bahwa musik dalam tari adalah suatu pola ritmis yang bisa

memberikan makna, struktur, dinamika, serta kekuatan gerakan tari1. Salah satu alat

musik tradisional yang biasa di pakai dalam mengiringi tarian maupun acara lainnya

adalah Gong.

Masyarakat NTT dahulu rupanya sudah memiliki pengetahuan dan

keterampilan untuk membuat alat-alat musik, mereka juga mampu menciptakan lagu-

lagu bersyair adat dengan nilai sastra dan seni yang tinggi dijaman itu. Alat-alat musik

yang mereka buat bukan hanya berfungsi sebagai hiburan semata tetapi juga

1
Materi Pertunjukan Musik Tradisional buku Seni Budaya kelas 10 SMA
digunakan dalam berbagai pesta dan upacara-upacara adat. Menelusuri dari beberapa

daerah di NTT, alat musik yang paling umum dimiliki oleh hampir semua daerah

adalah Gong . Gong Sene menjadi salah satu Gong yang ada di Nusa Tenggara Timur,

terletak di Desa Tobu, Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Gong Sene umumnya di pakai dalam Acara adat seperti Doa syukur pembuatan rumah

baru, Pesta pernikahan, dan Menyambut tamu kerajaan, sebagai alat musik pengiring

tarian yang disebut tari gong/giring-giring. Hingga sekarang, musik gong Sene masih

sering digunakan oleh masyarakat Desa Tobu, Kecamatan Mollo Utara. Yang sering

dijumpai adalah saat penyambutan Bupati dan para petinggi daerah2.

Namun dalam era modern dan di kota besar, Gong Sene tidak diminati oleh beberapa

masyarakat secara khusus Mahasiswa Semester II dan IV Prodi Seni Pertunjukan

Keagamaan IAKN Kupang, bahkan tidak sedikit yang tidak tau alat musik tradisional

Gong Sene. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut yaitu,

perkembangan alat musik modern, banyaknya genre musik modern, grub Combo

Band dan Penyanyi Grup luar negri yang membuat mereka lebih memilih belajar hal-

hal tersebut.

Untuk mengetahui lebih dalam tentang permasalahan tersebut maka peneliti

melakukan penelitian tentang “Mengkaji Alat Musik Tradisional “Gong Sene” Dan

Penerapanya Dalam Aransemen Lagu Rumah Kita dengan Format Instrument Modern

Additional Musik Tradisi”

1.2 Fokus Penelitian

2
Hasil wawancara dengan Daniel Nomeni salah satu toko masyarakat desa Tobu, 13 Oktober 2020
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka yang menjadi titik perhatian

peneliti adalah kurangnya keterampilan dan minat bermain alat musik tradisional

Gong Sene bagi mahasiswa semester II dan IV Prodi Seni Pertunjukan Keagamaan.

1.3 Masalah Penelitian

Masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

a. kurangnya keterampilan dan minat bermain alat musik tradisional Gong Sene

bagi mahasiswa semester II dan IV Prodi Seni Pertunjukan Keagamaan.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menjawab rumusan masalah

yang telah peneliti rumuskan. Adapun tujuan penelitian sebagai berikut :

a. Untuk Mengembangkan minat dan ketrampilan bermain alat musik tradisional

Gong Sene bagi mahasiswa semester II dan IV Prodi Seni Pertunjukan

Keagamaan.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sebagai:

a. Landasan Teori unutk kegiatan-kegiatan penelitian yang berkaitan dengan

Musik Etnik terutama alat musik tradisional. Oleh karena itu , selebihnya

penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan


menambah wawasan bagi setiap pembaca.

b. Referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang merasa tertarik dengan

kajian-kajian tentang alat musik tradisional.

1.5.2 Manfaat Praktis

Manfaat dari penelitian ini dapat dijadikan:

a. Bagi Institut Agama Kristen Negeri Kupang, dapat menambah koleksi ilmiah

tentang “Kajian Alat Musik Tradisional “Gong Sene” Dan Penerapanya

Dalam Mengiringi Tarian Giring-giring”

b. Bagi Peneliti, Penelitian ini dapat menjadi referensi pengalaman dan jawaban

tentang bagaimana mengembangkan minat dan ketrampilan bermain alat

musik tradisional Gong Sene bagi mahasiswa Semester II dan IV Prodi Seni

Pertunjukan Keagamaan.

c. Bagi Mahasiswa Semester II dan IV Prodi Seni Pertunjukan Keagamaan agar

dapat memahami betapa pentingnya melestarikan budaya daerah secara khusus

alat mengembangkan alat musik tradisional.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI

2.1. Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah salah satu bagian penting dari keseluruhan langkah-

langkah metode penelitian. Menurut Cooper dalam Creswell (2010) mengemukakan

bahwa kajian pustaka memiliki beberapa tujuan yakni; menginformasikan kepada

pembaca hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan penelitian yang

dilakukan saat itu, menghubungkan penelitian dengan literatur-literatur yang ada, dan

mengisi celah-celah dalam penelitianpenelitian sebelumnya (Creswell, 2010). Maka

dalam hal ini penulis mengambil beberapa penelitan yang berkaitan dengan

penelitiaan ini yaitu:

i. Aransemen Paduan Suara Musafir Isfanhari: Personal Taste atau


Kepatuhan Konsep Bermusik jurnal karya Eko Salaludin Aziz

Jurnal ini bertuliskan Karya-karya musik Musafir Isfanhari.

Aransemen paduan suara yang digarap oleh Isfanhari, baik untuk tujuan

komersil maupun untuk tujuan pendidikan, semuanya dikerjakan dengan

berdasarkan pada ilmu harmoni. Terdapat beberapa aturan dalam ilmu

harmoni yang menjadi dasar dalam mengaransemen suatu lagu. Sebagai

pengajar mata kuliah Ilmu Harmoni di Jurusan Sendratasik – Fakultas Bahasa

dan Seni – Universitas Negeri Surabaya, ternyata Isfanhari tidak secara mutlak

menerapkan ilmu tersebut dalam karya aransemennya. Ia mengandalkan naluri

musisinya saat mengaransemen. Perpaduan harmoni nadanada terjadi secara

naluriah. Isfanhari lebih mengutamakan keindahan secara audio, bagaimana


nantinya lagu tersebut akan menjadi bentuk paduan suara yang indah didengar,

sehingga ia tidak menggunakan konsep harmoni musik Barat secara

keseluruhan. Walaupun tidak dipungkiri, ia juga tetap mengikuti aturan-aturan

dasar yang ada dalam konsep Harmoni musik Barat. Penelitian ini

mengaransemen lagu dalam bentuk paduan suara sedangkan penelitian yang

akan ditulis oleh peniliti adalah mengaransemen sebuah lagu dalam bentuk

vokal grup.

ii. Aransemen Vokal Sebagai Identitas O.K Congrock 17 tulisan Zahrotul


Fauziah dan Abdul Rachman

Pada hasil penelitian jurnal ini di peroleh hasil bahwa yang menjadi

identitas O.K. Congrock 17 adalah aransemen vokalnya. Identitas aransemen

vokal ini yang menjadi pembeda antara O.K. Congrock 17 dengan orkes

keroncong lainnya. Aransemen vokal yang dilakukan adalah dibuat dalam

bentuk vokal grup yaitu pemecahan suara menjadi tiga suara atau lebih,

aransemen vokal teknik canon, dan juga dengan cara menambahkan lirik dari

lagu originalnya.Hasil dari kreatifitas dalam bentuk aransemen vokal pada

musik Keroncong telah membuat masyarakat kota Semarang khususnya para

remaja menjadi semakin menyukai dan meminati musik Keroncong. Upaya

kreatifitas aransemen vokal inisemakin memperkuat bahwa musik Keroncong

tetap eksis dan berkelanjutan khususnya di kota Semarang. Perbedaan kedua

penelitian ini adalah pada genre musik yang ingin di aransemen. Penelitian

Zahrotul Fauziah dan Abdul Rachman mengaransemen musik yang bergenre


keroncong. Sedangkan pada penelitian ini, genre musik yang ingin

diaransemen adalah musik populer dalam bentuk vokal grup.

2.2. Landasan Teori

Aransemen erat kaitannya dengan kreativitas karena arranger harus menguasai

musik yang akan diaransemen agar karya music menjadi lebih artistic dan estetis.

Dengan demikian, penulis bahwa dalam mengaransemen sebuah karya dengan

suasana yang berbeda, sehingga tidak menghilangkan inti dan pesan-pesan yang

disampaikan pengarang sebelumnya melalui karyanya itu. Dalam penilitian ini,

Penulis akan mengaransemen lagu pop rohani abba ya bapa dalam bentuk vokal grup

dengan berpedoman pada pengetahuan aransemen dan aransemen vokal grup

menurut beberapa sumber Tulisan, ahli dan jurnal dengan tujuan untuk dijadikan

acuan antara setiap tulisan dan pendapat untuk saling melengkapi yaitu lima langkah

aransemen menurut R.M Singgih Sanjaya, Aransemen Lagu Vocal Group menurut

Djito dan Mudiani.

2.2.1. Lima Langkah Aransemen Menurut R.M Singgih Sanjaya

Dalam jurnal Singgih Sanjaya, ada lima metode langkah-langkah

aransemen yang sering dipakai arranger untuk mengaransemen sebuah karya,

antara lain:

1. Langkah pertama: Konsep Aransemen

Dalam menentukan konsep aransemen juga terdapat beberapa

bagian antara lain:


a. Tujuan aransemen

Hal ini berkaitan dengan beberapa fungsi musik yang harus

dipahami, yaitu sebagai berikut. Musik sebagai kreativitas estetika

(musik absolut). Musik sebagai ilustrasi terhadap karya seni yang lain,

seperti musik iringan tari, ilustrasi film, ilustrasi pembaca puisi, dan

sebagainya. Musik juga sebagai kelengkapan dari sebuah upacara,

seperti lagu Indonesia Raya untuk mengiringi pengibaran bendera, dan

nyanyian – nyanyian untuk kerohanian di gereja. Artinya seorang

arranger harus mempunyai tujuan untuk mengekspresikan ide

kreatifitas. Maka dari itu penulis ingin mengaransemen lagu pop rohani

Tenang Bersamamu Karya Eldy Viktor dan Selalu Bersamaku Karya

Giving My Best dalam bentuk vokal grup.

b. Untuk itu peneliti mengaransemen lagu pop rohani Tenang Bersamamu

Karya Eldy Viktor dan Selalu Bersamaku Karya Giving My Best

dalam bentuk vokal grup. Dengan tujuan agar aaransemen tersebut bisa

dipakai sebagai dalam puji- pujian di gereja.

c. Kemampuan bermain

Ada satu hal yang perlu diketahui tentang aransemen, yaitu

kesesuaian keterampilan musisi atau penyanyi dengan tingkat

keterampilan yang dibutuhakan oleh aransemen. Artinya seorang

arranger juga perlu tahu kemampuan musisi dan juga penyanyi dalam
membaca notasi agar bisa menyesuaikannya. Peda karya penelitian ini

penulis menampilkan aransemen dengan ketrampilan musik yang

murni dimainkan oleh mulut dalam arti tanpa menggunakan alat music

dalam hal ini peneliti memilih orang-orang yang dianggap mampu

bekerja sama.

d. Memahami lirik lagu

Dalam mengaransemen lagu, kita harus mengetahui arti dan

makna dari lagu tersebut, sehingga lagu tersebut boleh tersampaiakn

dengan baik kepada pendengar. Dalam lagu ini , mempunyai makna

Tuhan adalah Bapa kita dan kita sebagai anak-anaknya sehingga

peneliti ingin agar kita sebagai manusia harus lebih mengenal tentang

Tuhan kita.

e. Deskripsikan Target Tercapai

Pada langkah ini berarti penulis mencatat dengan jelas hal-hal

yang akan penulis mengaransemen. Pada penelitian ini penulis

membuat target pencapaian aransemen dalam beberapa gabungan alat

music yaitu, gitar, cajon, keyboard.

2. Langkah kedua: Aransemen Awal

Langkah berikutnya adalah aransemen awal

a. Notasi Lagu

Arranger perlu tahu cara menulis catatan. Artinya, ketika

arranger mulai mengaransemen, ide melodi tiba-tiba muncul


dibenaknya. Untuk itu, agar dapat mengingatnya, arranger harus

menulisnya. Dengan demikian, seorang arranger diwajibkan mampu

dalam menulis notasi.

b. Alternatif akord

Setelah peneliti menulis melodi untuk lagu tersebut langkah

selanjutnya adalah membuat akor alternatife. Sederhana, setiap

arranger cenderung memiliki defenisi akor dasar yang sama atau akor

dalam melodi secara naluri cenderung memiliki bias yang sama.

Pemula biasanya memiliki akor yang mudah berdasarkan pengalaman

dan pengetahuan mereka tentang akor. Naluri ini terbentuk dari

kehidupan sehari-hari, entah sengaja atau tidak mendengarkan musik.

Inilah contoh akor umum akan ada akor pengembangan dalam lagu ini,

akan terlihat pada bab IV.

c. Pola iringan

Pola iringan adalah pola nada atau bentuk motif yang diulang-

ulang. Pada saat yang sama, pengiring dalam hal ini adalah instrument

pengiring, jadi bukan instrument yang memainkan melodi utama, atau

instrument yang memainkan pengisi (instrument yang saling

melengkapi, biasanya di akhir frase), atau instrument yang memainkan

satu countermelody (melodi utama). Anda bisa melihatnya di band

juga. Jika ada grup yang tampil dengan penyanyi, maka instrument

gitar ritem, gitar bass, dan kajon dikatakan sebagai instrument latar
yang memainkan pola . Model iringan dalam konsep vokal grup

bernyanyi dengan iringan akustik.

d. Introduksi,Interlude, Koda

Penyelenggara dapat menentukan hal ini dengan menyiapkan

pendahuluan, selingan, dan koda. Intro adalah intro, bisa dipastikan

intro akan berada di awal saat potongan music dimulai. Selingan

adalah music di tengah lagu, biasanya mengulangi bait pertama lagu

tersebut. Tradisi ini sudah dilakukan rtausan tahun yang lalu. Koda

adalah akhir dari sebuah lagu dan berate ekor atau akhir. Fungsi koda

dimaksudkan untuk memudahkan sdalam menyelesaikan lagu. Oleh

sebab itu penulis akan memasukan ketiga unsur ini dalam aransemen

yang penulis lakukan.

3. Langkah ketiga: Memodifikasi dan Menciptakan Ide-Ide Baru

Karya aransemen menjadi menarik ketika mengandung ide-ide

music baru yang unik atau ide untuk memodifikasi materi yang ada.

Kepiawaian seorang arranger terlihat ketika ia tahu bagaimana mengedit

materi yang ada atau bahkan menciptakan ide music baru. Berikut penulis

merekomendasikan langkah-langkah untuk mengedit atau mencari ide

baru, yaitu :
a. Memodifikasi Motif

Memodifikasi ini bisa dimulai dari bagian terkecil pada lagu

yang akan di aransemen, yaitu motif. Motif dapat di kembangkan lagi,

baik sedikit ataupun banyak, untuk mendapatkan hasil yang menarik

dan suasana music yang berbeda.

b. Alternatif Akord yang Berbeda

Membuat progresi akor yang berbeda, yaitu untuk memberikan

suasana musik yang baru dari lagu yang di aransemen agar lebih

menarik untuk itu seorang arranger harus memiliki pengetahuan

tengtang akor.

c.Variasi-Variasi

Variasi merupakan pengembangan dari unsur- unsur lama yang

sudah, serta tidak boleh meninggalkan unsur lama tersebut.Variasi ini

bisa dilakukan pada pengembangan pada melodi dan lain- lain.

d. Perancangan Fillers’ atau Pengisi

Filler ini merupakan pengisi atau tambahan atau pengembangan

melodi dari melodi sebelumnya.

4. Langkah keempat: Aransemen Lanjut

Setelah selesai aransemen, arranger akan menulis secara

keseluruhan hasil aransemen yang di buat. Seperti arranger akan

menambah atau mengurangi bagian- bagian tersebut yang ingin di tambah

atau di kurangi.

5. Langkah Kelima : Evaluasi dan Revisi


Tahap kelima ini merupakan tahap akhir, yang terdiri dari

dengarkan baik-baik hasil kesepakatan, evaluasi dan perikasa. Sama

halnya dengan penulis, setelah penulis mengaransemen sebuah karya,

penulis dapat mendengarkan kembali.

2.2.2. Enam Langakah Aransemen Lagu Vocal Group menurut Djito dan
Mudiani.

Aransemen vokal grup membutuhkan perencanaan yang matang dan

berbeda dengan aransemen vokal solo. Hal ini disesuaikan dengan ciri khas,

jenis kelamin, jenis lagu dan volume vokal yang dinyanyikan masing-masing

penyanyi. Aransemen nyanyian grup membutuhkan minimal 2 suara. Berapa

langkah dalam mengaransemen lagu adalah :

1. Mencari Melodi Utama Atau Pokok Dari Lagu

Sumber lagu bisa didapatkan dari beberapa sumber, mis.B. File

mp3, buku lagu atau di unduh dari internet, yang hanya terdiri dari suara.

2. Mencari Akor Atau Harmoni.

Akor dapat ditemukan dengan alat music seperti piano dan gitar.

Selain itu cara lain untuk mencari akord adalah dengaan mencari lagu

secar online yang sudah memiliki akord yang tersedia, atau mencarinya

satu persatu pada file mp3 atau sumber online lainya.

3. Memecah Suara.

Berbagi suara membutuhkan pengetahuan dasar tentang akor.

Setelah memahami akord langkah selanjutnya adalah melakukan

pemecahan suara dengan mengacu pada nada-naada yang harmonis sesuai


dengan akord yang digunakan.

4. Memberi Nada Untuk Setiap Suara

Setelah memecah suara, langkah berikutnya adalah menetapkan

catatan untuk setiap suara. Jika ada tiga suara dalam satu grup vokal, nada

yang tersedia pada akor yang terdiri dari tiga nada, yaitu nada ke-1, ke-3,

dan ke-5.

5. Improvisasi lagu

Tahapan selanjutnya adalah mengemas sajian vokal grup lebih

menarik yaitu membuat variasi nada pada melodi lagu di beberapa bagian

saja dengan catatan pengembangan nada atau variasi nadanya harus tetap

berjalan di akor yang sama. Variasi lainnya dapat di lakukan dengan

menambahkan misalnya intro dan dan akhir lagu yang menarik. Hal ini

sangat tergantung pada kreativitas anggota vokol grupp. Oleh karna itu

teruslah perbanyak perbendaharaan variasi nada dan improvisasi lagu

dengan banyakmendengarkan karya vokal grup yang terkenal dan bagu.

6. Melengkapi semua suara dengan akor yang sudah ada

Tahap terakhir adalah melengkapi semua suara dengan teknik

seperti pada no 5. Kreativitas dengan pengembangan nada masing-masing

suara bosa dilakukan, dengan syarat ada 1 dan 2 suara yang dijaga untuk

tetap memakai nada dalam akor, sedangkan suara yang lain bisa diganti

nadanya.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian ini digunakan oleh peneliti, penelitian yang akan dilakukan

adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang hasilnya tidak

diperoleh melalui metode statistik atau perhitungan lainnya. Informasi dikumpulkan

melalui wawancara, observasi, dokumen, buku, kaset atau data yang diperhitungkan

untuk keperluan lain. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengamati

dan meneliti vokal grup dalam membuat aransemen lagu pop dalam format vokal

grup.

3.2. Tempat dan waktu penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan sebagai karya studio sebagai tempat

penelitian bagi peneliti untuk menemukan petunjuk tentang aransemen lagu-

lagu pop dalam bentuk vokal grup.

3.2.2. Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan periode 3 bulan yaitu pada

bulan April sampai Juni.


3.3. Sumber Data

Peneliti dalam mencari sumber data memakai cara yang disebut unit analisi.

Unit analisis adalah sesuatu yang berhubungan dengan fokus atau komponen yang

diteliti. Tujuan dilakukannya unit analisis adalah agar validitas dan reliabilitas

penelitian dapat terjaga. Baik itu dalam menentukan perbedaan dari pada objek

penelitian, subjek penelitian maupun sumber data (Arikunto, 2002)

3.4. Instrumen Penelitian

Selama penelitian ini, peneliti bertindak sebagai alat atau instrumen penelitian

untuk mengumpulkan informasi dan pengetahuan tentang proses penelitian adalah

sebagai pembentuk, pelaksanaan dalam pengumpulan data, analisis dan pelaporan

hasil penelitian. Peneliti berperan aktif dalam pencarian informasi dan sebagai

informan.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penting dalam penelitian karena tahap pengumpulan

data diperlukan untuk penelitian. Oleh karena itu, peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data yaitu pengamatan. Pada tahap observasi ini, peneliti melakukan

observasi atau pengamatan langsung untuk memperoleh hasil atau informasi yang

konkrit.

3.6. Teknik Analisis Data

Penulis menganalisis data yang diperoleh dan mengelompokkannya sesui

dengan kebutuhan lagu pop rohani dalam bentuk lagu vokal grup dengan
menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yaitu, pencarian analisis dalam

deskripsi data dan sistematika pengumpulan data dari observasi, catatan lapangan dan

studi dokumentar mengorganisasikan data dalam kategori-kategori seperti: reduksi

data, penyajian data, verifikasi atau keputusan untuk meperoleh informasi yang benar.

Langkah–langkah analisis data sebagai berikut:

3.6.1. Reduksi Data

Pengurangan informasi yang didapat dari laporan cukup besar,

sehingga perlu dilakukan pencatatan yang cermat dan detail. Mereduksi

informasi berarti meringkas, memilih hal-hal yang penting, mencari tema dan

pola. Sebagai proses reduksi data yang dilakukan oleh peneliti, dikumpulkan

data kelompok lagu.

3.6.2. Penyajian Data

Informasi disajikan sedemikian rupa sehingga anda dapat melihat

keaeluruhan gambar atau bagian tertentu dari keseluruhan. Pada tahap ini

peniliti mencoba mengkategorikan dan menyajikan materi secara tematis,

dimulai dari pengkodean setiap item. Peneliti mempresentasikan hasil

penelitian dalam bentuk penyajian aransemen lagu pop rohani dalam bentuk

vokal grup.

3.6.3. Penarikan Kesimpulan

Pada tahap awal, kesimpulan yang di sampaikan masih mempunyai sifat sementara
atau dapat berubah di kemudian hari jika di temukan bukti yang lebih kuat pada
tahapan berikutnya. Akan tetapi, apabila kesimpulan tersebut disampaikan pada tahap
awal didukung oleh bukti- bukti yang valid dan konsisten maka peneliti kembali ke
lapangan untuk memperoleh dan mengumpulkan data.

Anda mungkin juga menyukai