IMMUNOANALYZER OTOMATIS:
ABBOT ALINITY-I, VIDAS 30, COBAS E411
Pembimbing:
Prof. Dr. dr. Anak Agung Wiradewi Lestari, Sp. PK (K)
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena saya dapat
Abbot Alinity-I, Vidas 30, Cobas E411 dengan baik. Tidak lupa saya
menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. dr. Anak Agung Wiradewi Lestari, Sp.
pembuatan tutor ini. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu.
Saya menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan dari segi penyusunan
materi dan bahasa, oleh karena itu saya mengharapkan masukan untuk dapat
menyempurnakan tulisan ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Terima
Kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ...................................................................................................... 10
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
i
BAB I
PENDAHULUAN
yang memanfaatkan interaksi antara antibodi dan antigen. Sejak tahun 1960
variasi dan tipenya, terdapat immunoassay yang dikerjakan dalam larutan atau gel,
dengan fase cair atau fase padat, dengan antibodi monoklonal atau poliklonal dan
Secara garis besar, Immunoassay merupakan cara penentuan kadar suatu bahan
dalam cairan tubuh yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Immunoassay tanpa
label dan berlabel. Teknik Immunoassay tanpa label didasarkan pada reaksi imun
membentuk suatu latice yang dapat dilihat seperti presitipasi dan aglutinasi. Teknik
imunoasai berlabel didasarkan pada reaksi imun primer yang dapat dibagi menjadi
yang baru namun menjadi bukti atas perkembangan dunia diagnostik khususnya
dalam laboratorium. Dalam tutor ini akan menjelaskan beberapa alat otomastisasi
dengan metode Immunoassay seperti Biomerieux Vidas Series, Alinity I dari Abbot,
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
perawatan kesehatan asal Amerika Serikat yang berkantor pusat di Abbott Park,
Illinois. Perusahaan ini didirikan oleh seorang dokter asal Chicago, Wallace Calvin
Abbott pada tahun 1888 untuk memformulasikan obat. Saat ini, Abbott menjual alat
kesehatan, alat diagnostik, obat generik bermerek, dan produk nutrisional (Abbot,
2022).
Pada tahun 2016, Abbott meluncurkan sistem pertama dari seri Alinity-nya,
suatu lompatan besar dalam hal kehandalan, biaya, kapasitas, efisiensi ruang, dan
Alinity I menggunakan sampel serum, plasma, darah, dan urin dengan kapasitas
sampel mencapai 140 sampel dengan 200 tes per jam (Abbot 2020).
2
3
Gambar 2. 1
Abbot Alinity I (Abbot 2020)
berlabel acridinium anti analit (Abbot 2020). Reaksi diukur sebagai satuan cahaya
relatif, yang memiliki hubungan langsung atau terbalik dengan jumlah analit dalam
Gambar 2. 2
Prinsip CMIA (Jereza, 2016)
Sampel darah disentrifugasi pada 4500 rpm (2268 rcf) selama 10 menit dan
Gambar 2. 3
VIDAS® 30 (Biomereux 2022)
menggunakan system reagen strip dan solid phase receptable (SPR) yang dilapisi
otomatis oleh alat. Produk fluoresen yang biasa digunakan adalah 4-Methyl-
berasal dari proses yang terjadi saat molekul tertentu yang disebut fluofor,
Gambar 2. 4
Proses terjadinya flouresensi (Nugraha 2012)
ELFA telah terbukti merupakan metode yang baik untuk mendeteksi Epstein Barr
Virus (EBV) (Kocoglu et al., 2014). ELFA hanya membutuhkan waktu deteksi
selama 40 menit sedangkan ELISA membutuhkan waktu 130 menit. Selain itu,
Prinsip VIDAS sama dengan ELFA jenis sandwich. Alat ini menggunakan
pipet otomatis dan seperangkat strip yang didalamnya sudah berisi semua reagen
yang dibutuhkan (diluent, washing buffer, antibodi, dan substrat) Berbeda dengan
ELFA yang dikerjakan secara manual, proses imobilisasi antigen pada VIDAS
tidak terjadi pada sumur microplate melainkan pada pipet otomatis yang telah
Gambar 2. 5
Prinsip Kerja Alat VIDAS (Biomerieux 2012)
2.3 COBAS
Roche. Metode immunoassay yang dibawa oleh Cobas adalah Prinsip ECLIA.
ECLIA adalah suatu metode untuk mendeteksi keberadaan antigen atau antibodi
Gambar 2. 6
COBAS e411 (Cobas 2010)
Cahaya yang dihasilkan merupakan hasil dari reaksi kimia yang distimulasi
larutan sampel. Cahaya hasil reaksi akan diukur pada panjang gelombang 620 nm.
Gambar 2.6
Skema ECLIA (Cloud-Clone corp, 2013)
8
dibandingkan dengan metode lain. ECLIA memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi
hingga konsentrasi 2.35 pg/ml (Chen et al., 2012). Immunoassay ini juga memiliki
rentang deteksi yang luas sehingga dapat mendeteksi analit yang konsentrasinya
sangat bervariasi tiap tahapnya. Volume sampel yang dibutuhkannya pun hanya
sedikit, sekitar 50µl. ECLIA tidak membutuhkan waktu inkubasi yang lama, tidak
memerlukan stop solution, dan tidak ada bahaya radioaktif. Kelemahan metode ini
Berbeda Berbeda dengan ELISA, ECLIA hanya terdiri dari dua jenis, yaitu
dengan berat molekul yang besar seperti prolaktin, LH, dan testosteron. ECLIA
kompetitif dipakai untuk menganalisis analit yang mempunyai berat molekul kecil
seperti estradiol dan progesteron (Cobas, 2010). pada ECLIA kompetitif, terdapat
pendeteksian sinyal.
Gambar 2. 7
Tahapan ECLIA Kompetitif (Cobas, 2014)
BAB III
RINGKASAN
banyak sampel dalam satu waktu, alat otomatisasi imunologi juga meningkatkan
plasma, darah, dan urin dengan kapasitas sampel mencapai 140 sampel dengan 200
tes per jam. Biomerieux mengembangkan alat immunoassay berupa Vidas dengan
laboratorium untuk lebih bijaksana dalam memilih alat immunoassay yang sesuai
10
DAFTAR PUSTAKA
Chen, W., J, W., Chen, W., Jie, X., Xian, J. H. 2012. Chemiluminescent
Immunoassay and Its Applications. Chinese Journal of Analytical
Chemistry. 40(1): 3-10.
11
using an immunofluorescence assay as the reference method. Turkish
Journal of Medical Sciences 44: 914-919
Nugraha, Jusak. Dasar Teknik Imunologi. Departemen Patologi Klinik Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga, 2012.
12