Existentialisme Humanistik
Existentialisme Humanistik
Existentialisme Humanistik
net/publication/304019846
CITATIONS READS
0 5,631
1 author:
Dian Arfianty
Airlangga University
2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Dian Arfianty on 17 June 2016.
Existentialisme
1|E x s i st en s i al i sm e
Dian Arfianty // 1112 1113 1157 // Psikologi Humanistik
bermakna, berada sendiri dan berada dalam hubungan dengan orang lain
keterhinggaan dan kematian, dan kecenderungan mengaktualkan diri.
Pendekatan Humanistik eksistensial, di lain pihak, menekankan renungan-
renungan filosofi tentang apa artinya menjadi manusia yang utuh. Terapi
eksistensial, terutama berpijak pada premis bahwa manusia tidak bisa melarikan
diri dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab itu saling
berkaitan. Dalam penerapan-penerapan terapeutiknya, pendekatan eksistensial
humanistik memusatkan perhatian pada asumsi-asumsi filosofis yang melandasi
terapi. Pendekatan eksistensial humanistik menyajikan suatu landasan filosofis
bagi orang-orang dalam hubungan dengan sesamanya yang menjadi ciri khas,
kebutuhan yang unik dan menjadi tujuan konselingnya, dan yang melalui
implikasi-implikasi bagi usaha membantu individu dalam menghadapi
pertanyaan-pertanyaan dasar yang menyangkut keberadaan manusia.
Pendekatan ini memberikan kontribusi yang besar dalam bidang psikologi,
yakni tentang penekanannya terhadap kualitas manusia terhadap manusia yang
lain dalam proses teurapeutik. Terapi eksistensial-humanistik menekankan
kondisi-kondisi inti manusia dan menekankan kesadaran diri sebelum bertindak.
Kesadaran diri berkembang sejak bayi. Perkembangan kepribadian yang normal
berlandaskan keunikan masing-masing individu. Determinasi diri dan
kecenderungan kearah pertumbuhan adalah gagasan-gagasan sentral.
Psikopatologi adalah akibat dari kegagalan dalam mengaktualkan potensi.
Pembedaan-pembedaan dibuat antara “rasa bersalah ekstensial” dan “rasa
bersalah neurotik” serta antara “kecemasan ekstensial” dan “kecemasan
neurotik”. Berfokus pada saat sekarang dan akan menjadi apa seseorang itu,
yang berarti memiliki orientasi ke masa depan. Maka dari itu, akan lebih
meningkatkan kebebasan konseling dalam mengambil keputusan serta
bertanggung jawab dalam setiap tindakan yang di ambilnya.
Sebagai salah contoh dalam perilaku sehari-hari: “narkoba dan free sex.”
Dalam masyarakat, jelas narkoba dan free sex itu adalah pelanggaran. Baik
pilihan atau tindakan seseorang yang terlibat dalam narkoba dan free sex, itu
jelas melanggar norma, moral dan hukum. Tidak ada masyarakat yang
2|E x s i st en s i al i sm e
Dian Arfianty // 1112 1113 1157 // Psikologi Humanistik
(c). Organisme memiliki suatu dorongan yang berkuasa, yaitu aktualisasi diri.
(d). Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat
minimal. Potensi organisme jika bisa terkuak di lingkungan yang tepat
akan menghasilkan kepribadian yang sehat dan integral.
(e). Penelitian yang komprehensif terhadap satu orang lebih berguna dari
pada penelitian ekstensif terhadap banyak orang mengenai fungsi
psikologis yang diisolasi.
2). Individu adalah penentu bagi tingkah laku dan pengalamannya sendiri.
Manusia adalah agen yang sadar, bebas memilih atau menentukan setiap
tindakannya. Dengan kata lain manusia adalah makhluk yang bebas dan
bertanggung jawab.
3). Manusia tidak pernah diam, tetapi selalu dalam proses untuk menjadi sesuatu
yang lain dari sebelumnya (becoming). Namun demikian perubahan tersebut
membutuhkan persyaratan, yaitu adanya lingkungan yang bersifat
mendukung.
4. Individu sebagai keseluruhan yang integral, khas, dan terorganisasi.
5. Manusia pada dasarnya memiliki pembawaan yang baik atau tepatnya netral.
Kekuatan jahat atau merusak pada diri manusia merupakan hasil atau
pengaruh dari lingkungan yang buruk, dan bukan merupakan bawaan.
6. Manusia memiliki potensi kreatif yang mengarahkan manusia kepada
pengekspresian dirinya menjadi orang yang memiliki kemampuan atau
keistimewaan dalam bidang tertentu.
7. Self-fulfillment merupakan tema utama dalam hidup manusia.
8. Manusia memiliki bermacam-macam kebutuhan yang secara hirarki
dibedakan menjadi sebagai berikut (Boeree, 2004)
(a) kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological needs)
(b) kebutuhan akan rasa aman (the safety and security needs)
(c) kebutuhan akan cinta dan memiliki (the love and belonging needs)
(d) kebutuhan akan harga diri (the esteem needs)
(e) kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs)
2. Teori Carl Rogers
4|E x s i st en s i al i sm e
Dian Arfianty // 1112 1113 1157 // Psikologi Humanistik
5|E x s i st en s i al i sm e
Dian Arfianty // 1112 1113 1157 // Psikologi Humanistik
3) Self
Self merupakan konsep pokok dari teori kepribadian Rogers, yang
intinya adalah :
a) terbentuk melalui medan fenomena dan melalui introjeksi nilai-
nilai orang tertentu;.
b) bersifat integral dan konsisten;
c) menganggap pengalaman yang tak sesuai dengan struktur self
sebagai ancaman;
d) dapat berubah karena kematangan dan belajar.
b. Dinamika kepribadian
Menurut Rogers, organisme mengaktualisasikan dirinya menurut
garis-garis yang diletakkan oleh hereditas. Ketika organisme itu matang
maka ia makin berdiferensiasi, makin luas, makin otonom, dan makin
tersosialisasikan. Rogers menyatakan bahwa pada dasarnya tingkah laku
adalah usaha organisme yang berarah tujuan untuk memuaskan
kebutuhan-kebutuhannya sebagaimana dialami, dalam medan
sebagaimana medan itu dipersepsikan (Hall dan Lindzey, 1995 :136-137).
Rogers menegaskan bahwa secara alami kecenderungan aktualisasi
akan menunjukkan diri melalui rentangan luas tingkah laku, yaitu :
1) Tingkah laku yang berakar pada proses fisiologis, termasuk kebutuhan
dasar (makana, minuman, dan udara), kebutuhan mengembangkan
dan memerinci fungsi tubuh serta generasi.
2) Tingkah laku yang berkaitan dengan motivasi psikologis untuk
menjadi diri sendiri.
3) Tingkah laku yang tidak meredakan ketegangan tetapi justru
meningkatkan tegangan, yaitu tingkah laku yang motivasinya untuk
berkembang dan menjadi lebih baik.
c. Perkembangan kepribadian
Rogers tidak membahas teori pertumbuhan dan perkembangan,
namun dia yakin adanya kekuatan tumbuh pada semua orang yang secara
alami mendorong proses organisme menjadi semakin kompleks, otonom,
6|E x s i st en s i al i sm e
Dian Arfianty // 1112 1113 1157 // Psikologi Humanistik
Namun pada nyatanya, manusia diakui sebagai manusia (dengan hak dan
kewajibannya) ketika ia menginjak usia dewasa. Karena disanalah ia mampu
memilih untuk menentukan nasibnya sendiri. Seperti halnya saya, dulu ketika saya
masih pada usia kanak – kanak untuk memilih baju yang akan saya beli saja saya
harus mengantongi izin dari orang tua. Atau untuk memutuskan segala sesuatu
8|E x s i st en s i al i sm e
Dian Arfianty // 1112 1113 1157 // Psikologi Humanistik
saya tetap harus berdiskusi dengan orang tua terlebih dahulu. Namun saat ini, saya
diberi kebebasan sepenuhnya untuk menentukan apa yang ingin saya beli, apa
yang ingin saya lakukan. Meskipun terkadang saya pribadi yang tidak percaya diri
akan pilihan saya, sehingga saya tetap bertanya kepada orang disekitar saya
mengenai keputusan yang saya ambil.
9|E x s i st en s i al i sm e
Dian Arfianty // 1112 1113 1157 // Psikologi Humanistik
temen – temen sihh check in gitu. Tapi saya tidak tau lebih jelasnya, pokoknya
untuk ngecamp di bumi perkemahan kakek bodo kami cukup mengeluarkan uang
15rb/orang, mendirikan tenta dan berapi unggun sampai pagi. Hehee
3. Manusia tidak pernah diam, tetapi selalu dalam proses untuk menjadi
sesuatu yang lain dari sebelumnya (becoming). Setiap detik individu belajar
dan berproses. Memperbaiki diri dan mempelajari yang ada disekitarnya
untuk menjadi yang dia inginkan. Namun demikian perubahan tersebut
membutuhkan persyaratan, yaitu adanya lingkungan yang bersifat
mendukung. Dulu ketika masih bayi belum bias bicara, namun orang tua dan
keluarga sekitar mengajarkan kita untuk berbicara. Kemudian setelah bisa
berbicara, lingkungan mendorong kita untuk mandiri (dengan cara, belajar
berjalan, belajar makan, belajar memakai baju dan gerakan motoric lainnya).
Kemudian prubahan dalam system kognitif juga mulai terlihat ketika
memasuki usia remaja, meskipun kelihatannya tidak melakukan apapun,
10 | E x s i s t e n s i a l i s m e
Dian Arfianty // 1112 1113 1157 // Psikologi Humanistik
saya biasanya memutar otak dan mengamati sesuatu agar saya mendapatkan
pengetahuan dari lingkungan saya dan mampu menjadikan diri saya pribadi
yang baik.
5. Manusia pada dasarnya memiliki pembawaan yang baik atau tepatnya netral.
Kekuatan jahat atau merusak pada diri manusia merupakan hasil atau
pengaruh dari lingkungan yang buruk, dan bukan merupakan bawaan.
Menurut ayah dari salah satu teman sekolah saya di SMA dulu (polisi),
lingkungan rumah saya adalah daerah hitam. Karena banyaknya pencurian
dan perilaku – perilaku negative yang lain. Sehingga ketika teman saya
melakukan penugasan kelompok dirumah saya, ayahnyapun ikut serta
menunggu kami mengerjakan tugas. Karna takut anaknya akan melakukan
hal – hal yang negative seperti yang tergambar oleh lingkungan saya.
11 | E x s i s t e n s i a l i s m e
Dian Arfianty // 1112 1113 1157 // Psikologi Humanistik
(b) kebutuhan akan rasa aman (the safety and security needs) kebutuhan
rasa aman ini bisa secara fisik dan kestabilan emosi. Hal tersebut
biasa dirasakan ketika saya ingat kepada allah (dengan cara
berdzikir menjelang tidur, sholat, dan membaca alqur’an) selain itu
12 | E x s i s t e n s i a l i s m e
Dian Arfianty // 1112 1113 1157 // Psikologi Humanistik
(c) kebutuhan akan cinta dan memiliki (the love and belonging needs)
Dimana seseorang yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang
sama membuat suatu kelompok/berkumpul karena mereka ingin
diperhatikan dalam tujuannya dan dapat memberikan perhatian atas
kelompok tersebut. Kebutuhan cinta seorang anak oleh ibunya, itu
sanggat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak misal seorang
anak tercukupi kebutuhan akan kasih sayang maka perkembangan
anak akan optimal berupa fisik maupun psikologinya karena
perhatian yang di berikan ibu kepada anaknya.
(d) kebutuhan akan harga diri (the esteem needs) Maslow menemukan bahwa
setiap orang memiliki dua kategori kebutuhan akan penghargaan yakni: a.
harga diri adalah penilaian terhadap hasil yang di capai dengan analisis,
sejauh mana memenuhi ideal diri. Jika individu selalu sukses maka
cenderung harga dirinya akan tinggi dan jika mengalami kegagalan harga
diri menjadi rendah. Harga diri di peroleh dari diri sendiri dan orang lain.
Harga diri meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi,
penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidak tergantungan dan kebebasan.
Kebutuhan harga diri meliputi: MEnghargai diri sendiri, menghargai orang
lain, dihargai orang lain, kebebasan yang mandiri, dikenal dan diakui.
Kebutuhan harga diri sangatlah penting apalagi ketika remaja dulu, saya
merupakan wanita yang sulit untuk berdekatan dengan seorang pria.
Sedangkan pada masa itu mayoritas teman – teman saya telah mempunyai
pria (pacar). Meskipun teman – teman menghargai dan menganli saya karna
kepandaian saya. Namun mereka mengesampingkan/menganggap saya tidak
tahu apa – apa mengenai pria (tentu saja karna saya tidak pernah punya
pacar).
13 | E x s i s t e n s i a l i s m e
Dian Arfianty // 1112 1113 1157 // Psikologi Humanistik
16 | E x s i s t e n s i a l i s m e
Dian Arfianty // 1112 1113 1157 // Psikologi Humanistik
Referensi :
17 | E x s i s t e n s i a l i s m e