Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN

PEMBENTUKAN DESA/KELURAHAN SIAGA SEHAT JIWA (DSSJ)

A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa
menyebutkan bahwa upaya kesehatan jiwa bertujuan untuk menjamin setiap
orang dapat mencapai kualitas hidup yang baik, menikmati kehidupan
kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan, dan gangguan lain yang
dapat mengganggu kesehatan jiwa; memberikan perlindungan dan menjamin
pelayanan kesehatan jiwa bagi ODMK dan ODGJ berdasarkan hak asasi
manusia; memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi, komprehensif
dan berkesinambungan melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif bagi ODMK dan ODGJ.
Berdasarkan data WHO, pada tahun 2012 di seluruh dunia terdapat
sekitar 450 juta orang mengalami masalah kesehatan jiwa, sepertiga
diantaranya terjadi di negara berkembang. Data yang disampaikan oleh peneliti
Harvard University dan University College London, bahwa penyakit kejiwaan
pada tahun 2016 meliputi 32% dari semua jenis kecacatan di seluruh dunia.
WHO juga memprediksi bahwa depresi akan menjadi masalah kesehatan
peringkat kedua pada tahun 2020, bahkan meningkat menjadi peringkat
pertama pada tahun 2030.
Data hasil Riskesdas 2013 diketahui bahwa angka prevalensi gangguan
jiwa berat (psikotik-skizorenia) untuk seluruh wilayah Indonesia adalah
sebesar 1,7 per seribu penduduk, sedangkan Jawa Tengah angkanya sebesar
2,3 per seribu penduduk. Sedangkan jumlah ODGj berat di kabupaten
Banyumas sejumlah 2031 kasus pada tahun 2018.
Masalah kesehatan jiwa berdampak terhadap individu, keluarga dan
masyarakat. Masalah kesehatan jiwa dapat menurunkan produktivitas bagi
pasien maupun keluarga; meningkatkan penyalahgunaan NAPZA dan
kriminalitas hingga perilaku bunuh diri. Biaya yang ditimbulkan untuk
pengobatan masalah kesehatan jiwa juga relatif tinggi. Bagi pasien perlu
ditangani dan mendapatkan pengobatan yang rutin dan menahun.
Permasalahan kesehatan jiwa sudah sepatutnya menjadi perhatian
khususnya bagi pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan akademisi. Upaya
pelayanan kesehatan jiwa harus diberikan secara paripurna mencakup upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Salah satu strategi yang dapat
dilakukan adalah dengan merevitalisasi Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
Masyarakat (TPKJM) ditingkat kabupaten dan kecamatan, serta membentuk
Desa/Kelurahan Siaga Sehat Jiwa (DSSJ) ditingkat desa/kelurahan.
DSSJ adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan untuk mengatasi masalah kesehatan jiwa secara mandiri. DSSJ
mendorong keluarga dan masyarakat berperan aktif dalam upaya pencegahan
dan pengendalian masalah kesehatan jiwa masyarakat. Dengan DSSJ, kelompok
masyarakat yang sehat dijaga agar tetap sehat; kelompok berisiko akan
diupayakan menjadi sehat; dan kelompok sakit diupayakan mendapatkan
pelayanan kesehatan yang paripurna.
Dengan tujuan mewujudkan desa/kelurahan sehat jiwa, maka perlu
pembentukan DSSJ sebagai upaya pencegahan dan pengendalian kesehatan
jiwa yang paripurna menuju Indonesia Sehat Jiwa.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terbentuknya Desa/Kelurahan Siaga Sehat Jiwa (DSSJ) di Kabupaten
Banyumas.
2. Tujuan Khusus
a. Peserta mengetahui gambaran umum program DSSJ;
b. Peserta memahami pentingnya pembentukan DSSJ;
c. Peserta mampu melakukan deteksi dini kesehatan jiwa di masyarakat;
d. Peserta melaksanakan tindak lanjut hasil deteksi dini kesehatan jiwa
masyarakat.

C. Strategi Pelaksanaan Kegiatan


1. Materi
a) Gambaran Kesehatan Jiwa di Kab. Banyumas
b) Konsep Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ)
c) Deteksi Dini Kesehatan Jiwa Masyarakat
d) Rekapitulasi dan Rencana Tindak Lanjut
e) Pencatatan dan Pelaporan
2. Metode Pelaksanaan
Ceramah, tanya jawab, simulasi dan praktek

3. Peserta
Jumlah peserta sekitar 40 orang mewakili setiap RT, dipilih juga dari
pemerintah desa.
4. Narasumber
a) Kabid P2P Dinas Kesehatan Kab. Banyumas
b) Kasi P2PTM, Keswa dan NAPZA
c) Pengelola program P2 PTM, Keswa dan NAPZA
d) Penanggung jawab P2 Keswa Puskesmas terpilih
e) Narasumber lain yang ditugaskan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kab.
Banyumas
5. Waktu Pelaksanaan : 3 hari kalender
NO WAKTU MATERI PELAKSANA
1. Hari ke 1 a) Gambaran Kesehatan Jiwa di Kab. Banyumas Narasumber 1
b) Konsep Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ)
c) Deteksi Dini Kesehatan Jiwa Masyarakat Narasumber 2
d) Pencatatan dan Pelaporan
2. Hari ke 2 Praktek deteksi dini kesehatan jiwa masyarakat Kader DSSJ
3. Hari ke 3 a) Rekapitulasi Hasil Deteksi Dini Narasumber 1
b) Rencana Tindak Lanjut Narasumber 2

D. Pembiayaan
Biaya pelaksanaan kegiatan bersumber dari ................................................................

Purwokerto, 2019

a.n. KEPALA DINAS KESEHATAN


KABUPATEN BANYUMAS
KASI P2 PTM KESWA DAN NAPZA,

JASUN, S.Kep.
Penata Tingkat I
NIP. 19720305 199203 1 003

Anda mungkin juga menyukai