Anda di halaman 1dari 8

ANATOMI DAN FISIOLOGI PANKREAS

Presentan: Jessica Purwanti Wonohutomo


Pembimbing: Dr. dr. Ina S. Timan, SpPK(K)

Anatomi Pankreas
Pankreas adalah organ pencernaan yang memiliki panjang lebih kurang 12 – 15 cm dan terletak pada
dinding posterior rongga abdomen.1 Pankreas dibagi menjadi beberapa bagian yaitu kepala atau kaput,
leher, badan dan ekor.2 Kaput pankreas terletak pada kurvatura duodenum, badan dan ekor terletak
pada sisi kiri abdomen dekat limpa.1

Gambar 1. Potongan melintang pankreas1


Gambar 2. Struktur pankreas3
Pada dewasa, pankreas memiliki berat sekitar 80 gram. 3 Pankreas memiliki fungsi endokrin dan
eksokrin. Fungsi eksokrin pankreas ialah produksi enzim pencernaan oleh sel asinus pankreas. Enzim
pencernaan yang dihasilkan oleh pankreas akan mengalir ke duodenum melalui ampula Vater dan
sfingter Oddi, kemudian akan bercampur dengan makanan dan menuju ke usus halus. 1 Fungsi endokrin
diperankan oleh pulau pankreas atau yang biasa disebut sebagai pulau Langerhans. Pulau Langerhans
terletak di antara kelompok sel asinus. Diameter dari pulau Langerhans sekitar 0,3 mm dan letaknya
mengelilingi kapiler pembuluh darah, tempat hormon yang dihasilkan oleh sel pada pulau Langerhans
mengalir.4 Fungsi dari pulau Langerhans pankreas ialah menghasilkan hormon, terutama berupa insulin
dan glukagon, yang berperan dalam mengatur kadar glukosa tubuh. Pulau Langerhans terdiri dari sel
alfa, beta, dan delta, yang dibedakan satu sama lain berdasarkan morfologinya. Sel beta merupakan
jenis sel Langerhans yang terbanyak, kira-kira 60 persen dari seluruh sel Langerhans. Sel beta berfungsi
menghasilkan hormon insulin dan amilin. Sel alfa Langerhans merupakan sel kedua terbanyak, yaitu 25
persen dari total sel Langerhans. Sel alfa menghasilkan hormon glukagon. Sel delta, yang berjumlah
sekitar 10 persen, merupakan penghasil somatostatin. Sel lain yang jumlahnya sangat sedikit ialah sel
PP, berperan menghasilkan hormon polipeptida pankreas, yang saat ini belum diketahui fungsinya
secara pasti.
Vaskularisasi pankreas berasal dari arteri lienalis, yang berasal dari arteri seliaka, dan cabang
pankreatikoduodenal dari arteri mesenterika superior. 5 Darah vena kembali melalui vena lienalis dan
vena mesenterika superior ke dalam vena porta. Kaput pankreas sebagian besar dialiri oleh cabang-
cabang arteri pankreatikoduodenal. Badan dan ekor pankreas dialiri oleh arteri pankreatik inferior yang
berasal dari arteri pankreatik dorsal, great pancreatic artery, dan arteri pankreatik kaudal. Aliran limfatik
mengalir ke kelenjar-kelenjar di sepanjang perbatasan atas pankreas, di jalur antara kepala dan
duodenum, dan sepanjang pangkal pembuluh darah mesenterika superior. 2
Gambar 3. Vaskularisasi pankreas6
Fisiologi Pankreas
1. Fungsi Eksokrin
Fungsi eksokrin pankreas yaitu sekresi berbagai enzim yang berfungsi dalam pencernaan
karbohidrat, protein, dan lemak.4 Selain itu, sekresi pankreas juga mengandung ion bikarbonat
yang berperan penting dalam menetralisir keasaman kimus yang berasal dari lambung, sebelum
dicerna oleh usus halus. Enzim pankreas yang berfungsi dalam pencernaan ialah:
a. Pencernaan protein
Enzim pankreas yang berfungsi dalam pencernaan protein ialah tripsin, kimotripsin, dan
karboksipolipeptidase. Tripsin dan kimotripsin berfungsi memecah protein menjadi peptida.
Peptida kemudian akan dipecah menjadi asam amino oleh karboksipolipeptidase.
b. Pencernaan karbohidrat
Enzim pencerna karbohidrat yang dihasilkan oleh pankreas adalah amilase. Amilase akan
menghidrolisis pati, glikogen, dan karbohidrat lainnya menjadi bentuk lebih sederhana yaitu
disakarida dan trisakarida. Selanjutnya enzim maltase usus akan memecah maltosa yang
dihasilkan menjadi monosakarida yang dapat diserap oleh usus halus.
c. Pencernaan lemak
Enzim pankreas yang berperan dalam pencernaan lemak ialah lipase, kolesterol esterase,
dan fosfolipase. Lipase akan menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan monogliserida.
Kolesterol esterase akan menghidrolisis kolesterol ester. Fosfolipase akan memecah asam
lemak dari fosfolipid.
Enzim pankreas disintesis pertama kali dalam bentuk inaktif, yaitu tripsinogen,
kimotripsinogen, dan prokarboksilpeptidase. Bentuk inaktif tersebut akan menjadi aktif ketika
disekresi ke dalam usus halus. Tripsinogen diaktivasi oleh enzim enterokinase yang disekresi
oleh mukosa usus. Selain itu, tripsinogen juga dapat mengalami aktivasi oleh tripsin yang telah
dihasilkan sebelumnya. Kimotripsinogen diaktivasi oleh tripsin dan membentuk kimotripsin,
begitu juga dengan prokarboksilpeptidase. Selain enzim pencernaan yang telah disebutkan
sebelumnya, pankreas juga mensekresi substansi lain berupa trypsin inhibitor (inhibitor tripsin).
Inhibitor tripsin dihasilkan pada sitoplasma sel kelenjar dan berperan dalam mencegah aktivasi
tripsin dalam pankreas, serta secara tidak langsung akan mencegah aktivasi enzim lainnya.
Enzim baru akan aktif ketika disekresi ke usus halus. Hal tersebut berperan penting dalam
mencegah autodigesti pankreas oleh enzim pencernaan yang dihasilkannya. Mekanisme ini
dapat terganggu pada keadaan pankreatitis akut.
2. Fungsi Endokrin
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pankreas menghasilkan hormon berupa insulin,
glukago, amilin, serta polipeptidase pankreas. 4

Gambar 4. Pulau Langerhans pankreas4


a. Insulin
Hormon insulin dihasilkan oleh sel beta Langerhans dan berperan dalam mengatur
kadar glukosa darah dalam tubuh. Ketika kadar glukosa darah meningkat setelah asupan
makanan, glukosa akan masuk ke dalam pankreas melalui reseptor GLUT-2, dan
menstimulasi sekresi insulin dari pankreas ke sirkulasi. Waktu paruh insulin adalah sekitar 6
menit, sehingga biasanya insulin akan dibersihkan dari sirkulasi dalam waktu 10 - 15 menit.
Insulin akan didegradasi oleh enzim insulinase yang terutama berada pada hati, sedikit
berada pada ginjal dan otot serta jaringan lainnya. Efek dari hormon insulin ialah: 4
 Peningkatan uptake glukosa oleh jaringan tubuh
 Peningkatan permeabilitas sel terhadap asam amino, ion kalium, dan fosfat
 Stimulasi aktivitas enzim metabolisme intraseluler
 Efek lambat berupa stimulasi sintesis protein
Metabolisme Karbohidrat
Efek dari insulin terhadap metabolisme karbohidrat ialah stimulasi uptake,
penyimpanan, dan utilisasi glukosa oleh jaringan tubuh, terutama sel otot, sel adiposa, dan
hati:
 Pada sel otot, insulin meningkatkan uptake glukosa yaitu pada saat kadar glukosa
meningkat setelah adanya asupan makanan. Glukosa yang berada pada sel otot
tersebut akan disimpan sebagai glikogen, yang dapat digunakan oleh otot sebagai
sumber energi cadangan.
 Pada sel hati, insulin akan menstimulasi penyimpanan glukosa sebagai glikogen.
Insulin akan menyebabkan inaktivasi dari fosforilase hati yang berfungsi dalam
pemecahan cadangan glikogen hati. Selain itu, insulin akan meningkatkan uptake
glukosa melalui stimulasi aktivitas enzim glukokinase, yang berfungsi dalam
fosforilasi glukosa sehingga glukosa tersimpan dalam sel hati. Insulin juga
meningkatkan aktivitas enzim glikogen sintase yang berfungsi dalam polimerisasi
monosakarida membentuk molekul glikogen. Pada saat jumlah glukosa yang masuk
ke dalam hati sudah melebihi kapasitas hati untuk menyimpan glikogen, maka
insulin akan menstimulasi konversi dari glukosa tersebut menjadi asam lemak, yang
kemudian akan ditranspor ke jaringan adiposa dalam bentuk trigliserida pada very
low density lipoprotein (VLDL) dan disimpan sebagai lemak. Selain efek yang telah
disebutkan sebelumnya, insulin juga berperan dalam menghambat proses
glukoneogenesis.
 Pada sel adiposa, insulin secara tidak langsung akan menstimulasi deposisi lemak.
Metabolisme Lemak
Insulin berperan dalam meningkatkan sintesis asam lemak, terutama ketika konsumsi
karbohidrat melebihi kebutuhan energi, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Asam
lemak yang disintesis oleh sel hati akan ditranspor dalam dalam bentuk VLDL. Trigliserida
dalam VLDL tersebut kemudian akan dipecah menjadi asam lemak dan diserap oleh sel
lemak, kemudian kembali disimpan dalam benuk trigliserida pada jaringan lemak.
Metabolisme Protein
Insulin berperan dalam metabolisme protein melalui mekanisme stimulasi transpor asam
amino ke dalam sel, meningkatkan translasi dari mRNA (meningkatkan sintesis protein),
menghambat katabolisme protein, dan menghambat glukoneogenesis (sehingga asam
amino tidak digunakan sebagai substrat dalam glukoneogenesis). Dengan demikian, insulin
meningkatkan pembentukan protein dan menghambat degradasi protein dalam tubuh.
Kontrol sekresi insulin
Sekresi insulin diatur oleh umpan balik antara sel beta Langerhans dan glukosa darah. Pada
saat kadar glukosa darah tinggi, insulin meningkat, sebaliknya pada saat glukosa darah
menurun, kadar insulin dalam darah menurun. Glukosa masuk ke sel beta pankreas melalui
transporter GLUT-2, kemudian glukosa difosforilasi menjadi glukosa-6-fosfat. Glukosa-6-
fosfat kemudian akan dioksidasi menghasilkan ATP. ATP ini akan menutup ATP-sensitive K
channel dan menurunkan permeabilitas sel terhadap kalium. Akibatnya terjadi depolarisasi
membran sel yang akan membuka voltage-gated Ca channels sehingga kalsium masuk ke
dalam sel dan memacu eksositosis vesikel yang berisi hormon insulin. 7
b. Glukagon
Hormon glukagon merupakan hormon yang dihasilkan oleh sel alfa Langerhans pankreas
dan bersifat glikogenolitik, glukoneogenik, lipolitik, dan ketogenik. Glukagon di hati
mengaktivasi adenilil siklase dan meningkatkan kadar cAMP intraseluler, kemudian melalui
protein kinase A mengaktivasi fosforilase dan meningkatkan pemecahan glikogen dan
meningkatkan kadar glukosa plasma. 7 Glukagon juga mengaktivasi fosfolipase C pada
sitoplasma hati sehingga terjadi peningkatan kadar kalsium intrasel dan stimulasi
glikogenolisis. Protein kinase A juga menurunkan metabolisme glukosa 6-fosfat dengan
menghambat konversi fosfoenolpiruvat (phosphoenolpyruvate/ PEP) menjadi piruvat.
Glukagon juga berfungsi menurunkan konsentrasi fruktosa 2,6-difosfat dan menghambat
konversi fruktosa 6-fosfat menjadi fruktosa 1,6-difosfat. Proses-proses tersebut akan
menyebabkan peningkatan kadar glukosa 6-fosfat sehingga meningkatkan sintesis dan
pelepasan glukosa.
Glukagon tidak menyebabkan glikogenolisis di otot. Glukagon meningkatkan
glukoneogenesis dari asam amino yang tersedia di hati dan meningkatkan laju metabolisme.
Aktivitas lipolitiknya menyebabkan peningkatan dari ketogenesis. Efek kalorigenik mungkin
disebabkan peningkatan deaminasi asam amino oleh hati. Dosis tinggi glukagon eksogen
meningkatkan efek inotropik positif pada jantung melalui peningkatan cAMP. Glukagon juga
menstimulasi pelepasan GH, insulin, dan somatostatin pankreas. 7 Glukagon memiliki waktu
paruh 5 – 10 menit dan terutama didegradasi oleh hati. Glukagon disekresi ke dalam aliran
vena porta dan kadarnya dapat meningkat pada sirosis hati.
Kontrol sekresi glukagon
Sekresi glukagon dipengaruhi oleh kadar glukosa darah, asam lemak, dan asam amino.
Efek glukosa darah dan asam lemak pada glukagon berlawanan dengan efek glukosa dan
asam lemak terhadap insulin. Akan tetapi asam amino memiliki efek yang sama terhadap
sekresi insulin dan glukagon, yaitu peningkatan asam amino darah meningkatkan sekresi
insulin dan glukagon oleh pankreas. Setelah asupan tinggi protein, kadar asam amino darah
akan meningkat dan menyebabkan sekresi insulin meningkat (glukosa menurun), begitu juga
dengan glukagon yang akan meningkat akibat peningkatan kadar asam amino darah.
Glukagon akan mencegah terjadinya hipoglikemi sementara insulin meningkatkan
penyimpanan glukosa dari karbohidrat dan lemak. 7
Sekresi glukagon juga ditingkatkan oleh stimulasi saraf simpatis terhadap pankreas yang
dimediasi reseptor β-adrenergik dan cAMP. Hal ini sama dengan yang terjadi pada sel beta
Langerhans, yaitu stimulasi β-adrenergik meningkatkan sekresi dan α-adrenergik
menghambat sekresi. Efek reseptor β bersifat lebih dominan. Efek stress, latihan, dan infeksi
pada sekresi glukagon dimediasi oleh saraf simpatis. Selain itu, rangsang vagal juga
meningkatkan sekresi glukagon.7
Sekresi glukagon meningkat saat puasa. Puncak sekresi glukagon terjadi pada hari ketiga
saat glukoneogenesis maksimal. Setelah itu, kadar glukagon akan menurun ketika asam
lemak dan keton menjadi sumber energi utama. 6 Respon glukagon terhadap asupan asam
amino oral lebih besar daripada respon terhadap asam amino intravena. Hal tersebut
menunjukkan bahwa faktor yang menstimulasi glukagon disekresi oleh mukosa saluran
cerna. Kolesistokinin (CCK) dan gastrin meningkatkan sekresi glukagon, sedangkan sekretin
akan menginhibisi glukagon. Sekresi CCK dan gastrin meningkat oleh asupan makanan
berprotein. Sekresi glukagon juga dihambat asam lemak dan keton. Akan tetapi, efek inhibisi
ini dapat terkalahkan pada ketoasidosis diabetik, pada keadaan tersebut kadar glukagon
plasma tinggi. Somatostatin dihasilkan sel delta pankreas dapat bekerja parakrin
menghambat sekresi insulin dan glukagon. 6
c. Somatostatin
Somatostatin dihasilkan oleh sel delta Langerhans dan menghambat sekresi insulin,
glukagon, serta polipeptida pankreas.7 Sekresi somatostatin akan ditingkatkan oleh glukosa,
asam amino, arginin, dan leusin.
d. Polipeptida pankreas
Sekresi polipeptida pankreas akan meningkat oleh asupan protein, puasa, olahraga, dan
keadaan hipoglikemia akut. Sekresi akan menurun oleh adanya somatostatin dan glukosa
intravena. Polipeptida pankreas berperan dalam memperlambat absorpsi makanan, namun
cara kerjanya belum diketahui secara jelas.
e. Amilin
Amilin dihasilkan oleh sel beta Langerhans seperti halnya insulin, namun efek dan cara kerja
hormon tersebut belum diketahui secara pasti. 7

Daftar Pustaka

1. Hill PG. Gastric, Pancreatic, and Intestinal Function. In: Burtis CA, Ashwood ER, Bruns DE. Tietz
Textbook of Clinical Chemistry and Molecular Diagnostics. 5th ed. St. Louis, Missouri: Elsevier;
2012.p.1695-732.
2. Alexander M, et al. Digestive System. In: Van De Graaff: Human Anatomy. 6th ed. Boston:
McGraw-Hill; 2001. p. 663-9.
3. Utiger RD. Pancreas. [Online]. [Cited 2017 Mar 12]. Available from:
https://www.britannica.com/science/pancreas
4. Hall JE. Insulin, glucagon, and diabetes mellitus. In: Hall JE. Guyton and Hall textbook of medical
physiology. 13th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016.p.983-99.
5. Drake RL, Vogl W, Mitchell AWM. Abdomen. In: Gray’s Anatomy for Students [E-book].
Philadelphia: Elsevier; 2008.
6. Pancreas. [Online]. [Cited 2017 Mar 12]. Available from:
http://physiology.md.chula.ac.th/website/anatomy.html
7. Ganong WF. Endocrine functions of the pancreas and regulation of carbohydrate. In: Ganong
WF, editor. Review of medical physiology [E-book]. 24th ed. New York: McGraw-Hill; 2012.

Anda mungkin juga menyukai