Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologii

P-ISSN (1907-7483)
E-ISSN (2528-3227)

PENGARUH EMPLOYER BRANDING TERHADAP EMPLOYEE


RETENTION DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT SEBAGAI MEDIATOR
PADA GENERASI MILENIAL DI INDUSTRI E-COMMERCE
Nico Ari Kristianto, Seger Handoyo
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
Kampus B UNAIR – Jalan Airlangga 4-6, Surabaya, Indonesia
nico.ari.kristianto-2017@psikologi.unair.ac.id

Abstract
The development of the e-commerce industry in Indonesia is growing rapidly but the turnover rate in
the e-commerce industry is high. The high level of turnover makes Employee Retention an important
issue in the e-commerce industry. Employer Branding is an important aspect of Employee Retention.
In addition, emotional factors such as Employee Engagement have a stronger impact on Employee
Retention than non-emotional factors (Gibbon, 2006). Based on this, the research aims to explain; 1)
The direct effect of Employer Branding on Employee Retention on Professional Millennial in the E-
Commerce Industry, 2) The Effect of Employer Branding on Employee Retention through Employee
Engagement on Professional Millennial in the E-Commerce Industry. Research using Explanatory
Research. Data collection techniques in this study used a questionnaire, the sample in this study
amounted to 130 respondents using purposive sampling. The study uses statistical bootstrapping
analysis mediation techniques and path analysis with using Jamovi 1.1.9 program for Windows. The
results of this study indicate that; 1) Employer Branding has a significant and positive influence on
Employee Retention, 2) Employee Engagement partially mediates on Employer Branding on
Employee Retention with significant and positive influence.

Keywords : employer branding, employee retention, employee engagement.

Abstrak
Perkembangan industri e-commerce di Indonesia sedang berkembang pesat namun tingkat turnover di
Industri e-commerce tinggi. Tingginya tingkat turnover membuat Employee Retention menjadi sebuah
isu penting dalam Industri e-commerce. Employer Branding menjadi salah satu aspek penting dalam
Employee Retention. Selain itu, faktor emosional seperti Employee Engagement memiliki dampak
lebih kuat pada Employee Retention daripada faktor non emosional (Gibbon, 2006). Berdasarkan hal
tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menjelasakan; 1) Pengaruh langsung Employer Branding
terhadap Employee Retention pada Milenial Profesional di Industri E-Commerce, 2) Pengaruh
Employer Branding terhadap Employee Retention melalui Employee Engagement pada Milenial
Profesional di Industri E-Commerce. Penelitian menggunakan tipe eksplanatori (Explanatory
Research). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner, sampel pada
penelitian ini berjumlah 130 responden dengan menggunakan purposive sampling. Penelitian
menggunakan teknik analisis mediasi statistical bootstrapping dan path analysis dengan
menggunakan program jamovi 1.1.9 for Windows. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; 1)
Employer Branding memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap Employee Retention, 2)
Employee Engagement memediasi secara parsial pada Employer Branding terhadap Employee
Retention dengan pengaruh signifikan dan positif.

Kata kunci : employer branding, employee retention, employee engagement.

Pendahuluan ekonomi digital adalah adanya e-commerce. E-


Perkembangan dunia industri begitu pesat. commerce merupakan pembelian dan penjualan
Teknologi digital digunakan sebagai sumber profit barang dan jasa melalui internet (Das et al., 2018a).
dalam perekonomian saat ini. Ekonomi digital akan Perkembangan e-commerce cukup pesat dari tahun
mendukung aktivitas ekonomi yang telah ada. ke tahun dan berdampak positif pada pertumbuhan
Melalui pemanfaatan teknologi diharapkan mampu sosioekonomi di Indonesia (Das et al., 2018a).
mendorong persaingan produk dan jasa lokal dapat Menurut ketua IdEA (Asosiasi E-commerce
memasuki pasar global sehingga diharapkan dapat Indonesia) kebutuhan tenaga kerja sektor digital naik
meningkatkan persaingan produk dan jasa dari level hingga 35,1% dari tahun sebelumnya (Setyowati,
mikro hingga makro (Ika, 2019). Salah satu bentuk 2018). Namun terdapat kendala dalam pemenuhan

Jurnal Psikologi Volume 18 Nomor 1 Juni 2020 9


Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologii
P-ISSN (1907-7483)
E-ISSN (2528-3227)

tenaga kerja tersebut. Saat ini angka pembajakan Indonesia saat ini memasuki era bonus
diindustri digital terbilang tinggi terbukti dengan demografi yang ditandai dengan menurunnya rasio
rasio turn over perusahaan digital mencapai 19,22% perbandingan jumlah penduduk nonproduktif
dan termasuk tinggi daripada industri lainnya yang (kurang dari 15 tahun dan lebih dari 65 tahun)
rata-rata berkisar 10%, penyebab lain tingginya terhadap jumlah penduduk produktif (15-65 tahun)
angka turn over dikarnekan ketidakseimbangan yang lebih dikenal sebagai rasio ketergantungan.
antara kebutuhan dan pasokan human capital dalam Rasio ketergantungan Indonesia pada tahun 2015
hal ini ketersediaan lebih kecil (Adhito, 2020). adalah 49,20% jika diasumsikan sama dengan tahun
Berdasarkan pemaparan tersebut persaingan untuk 2017 maka persentasi penduduk generasi milenial
mendapatkan sumber daya manusia di dunia e- tahun 2017 di Indonesia sebesar 33,75% dari jumlah
commerce yang semakin ketat. Menurut (Hee & penduduk Indonesia(Budiati et al., 2018). Sehingga
Ling, 2011) menyatakan bahwa perusahaan harus di Indonesia generasi milenial cukup mendominasi.
memiliki strategi untuk meningkatkan employee Jika ditinjau lebih lanjut, generasi milenial memiliki
retention, karena jika employee retention tinggi karakteristik yang berbeda secara signifikan dari
maka keberhasilan perusahaan akan tercapai.. generasi sebelumnya. McElhaney (2008, dikutip
Berdasarkan hal tersebut isu employee retention dalam Aruna & Anitha, 2015) menggambarkan
menjadi fokus perusahaan e-commerce membuat generasi mileial sebagai orang yang ramah,
perusahaan melakukan berbagai upaya untuk dapat memiliki pemikiran yang terbuka, cerdas,
mencapai tujuan perusahaan dan mempertahankan bertanggung jawab, berpikiran sosial,
karyawannya yang sudah ada dan mendapatkan berpengatahuan luas. Selain semua hal itu, generasi
karyawan baru yang berkualitas. milenial juga menimbulkan tantangan berat bagi
Saat ini memang perusahaan menghadapi perusahaan sehubungan retensi mereka Hal ini
tantangan untuk mengelola dan mempertahankan dikarenakan generasi milenial cendrung menyukai
karyawan mereka. Industri e-commerce ini semakin hal baru (peluang baru), mempertanyakan keputusan
berkembang dan muncul banyak perusahaan manajemen dan menuntut jawaban yang jujur, dan
sehingga membuat perusahaan berusaha mencapai ingin terlibat dalam pengambilan keputusan(Aruna
prestasi komparatif melalui kemenangan aspirasi & Anitha, 2015). Oleh karena itu, hal ini menjadi
organisasi dan tujuannya untuk menjadikan tantangan tersendiri bagi perusahaan bagaimana
perusahaan mereka menjadi yang terdepan di antara mereka mengelola employee rentetion generasi
para pesaingnya untuk mencapai keunggulan milenial sehingga mampu untuk memanfaatkan
kompetitif. Untuk lebih kompetitif, organisasi tidak potensi generasi milenial untuk kemajuan bisnis
hanya menarik karyawan terbaik tetapi juga untuk mereka.
mempertahankan mereka di tempat kerja untuk Employee retention merupakan aspek penting
jangka panjang, karena salah satu sumber daya yang dalam konsep employer branding. Employer
terpenting dalam organisasi adalah sumber daya branding adalah salah satu dari tiga poin penting
manusia karena manusia yang berperan dalam dari employee retention (Cascio, 2014). Para
mencapai tujuan organisasi (Hadi Senen et al., peneliti terdahulu menyatakan bahwa employer
2016). branding berkontribusi untuk mengurangi
Employee retention (mempertahankan pergantian karyawan (Backhaus & Tikoo, 2004;
karyawan) memainkan peran yang penting dalam Berthon et al., 2005; Knox & Freeman, 2006).
prosess ini, karena pengetahuan dan keterampilan Bussin & Mouton (2019a) menyatakan bahwa
karyawan merupakan inti dari kemampuan bahwa karyawan dengan nilai employer branding
perusahaan untuk menjadi kompetitif sehingga tinggi akan lebih kecil kemungkinan secara aktif
employee retention sangat penting bagi fungsi dan untuk mencari pekerjaan baru dan
daya saing perusahaan (Kyndt et al., 2009). mempertimbangkan meninggalkan organisasi jika
Organisasi menjadi lebih efektif jika memelihara didekati oleh perusahaan lain. Employer branding
tingginya employee retention (Terera & Ngirande, dipopulerkan oleh Ambler & Barrow (1996), serta
2014). Selain itu, Hee & Ling (2011) Menyatakan didefinisikan sebagai serangkaian manfaat
bahwa perusahaan harus memiliki strategi untuk fungsional, ekonomis dan psikologis yang
meningkatkan employee retention. Jika perusahaan disediakan oleh suatu pekerjaan dari perusahaan
mengabaikan employee retention maka dapat (Ambler & Barrow, 1996). Sehingga dapat
berdampak pada penurunan kinerja, produktivitas dikatakan bahwa employer branding merupakan
dan efektivias perusahaan (Mathis & Jackson, 2012). serangkaian proses untuk membangun identitas unik
Oleh karena itu, employee retention perlu untuk pekerja serta konsep nilai organisasi yang
diperhatikan organisasi. membedakan perusahaan tersebut dengan

Jurnal Psikologi Volume 18 Nomor 1 Juni 2020 10


Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologii
P-ISSN (1907-7483)
E-ISSN (2528-3227)

perusahaan lain (pesaing) (Ambler & Barrow, 1996). karyawan akan lebih cepat terikat dalam pembuatan
Oleh karena iu, employer branding harus mampu keputusan dan proses manajemen pada perusahaan
berperan sebagai calon pemberi kerja yang lebih sehingga memungkinkan karyawan untuk bertahan
unggul dai pesaingnya. di perusahaan. mengatakan bahwa perusahaan yang
Konsep employer branding memberikan mengembangkan employer branding, karyawan akan
pandangan menarik terkait dalam employee lebih cepat terikat dalam pembuatan keputusan dan
retention. Kemampuan untuk mempertahankan proses manajemen pada perusahaan sehingga
karyawan sangat penting bagi perusahaan dalam memunkinkan karyawan untuk bertahan di
mencapai keberhasilan (Backhaus & Tikoo, 2004). perusahaan. Employer branding mempengaruhi
Pada perkembangannya peneliti-peneliti terdahulu employee retention melalui employee engagement
menyatakan bahwa employer branding berkontribusi dengan cara memainkan peran employer branding
untuk mengurangi pergantian karyawan (Backhaus untuk membangun engagement dengan cara
& Tikoo, 2004; Berthon et al., 2005; Knox & meyakinkan karyawan untuk memberikan usaha
Freeman, 2006). Selain itu keberhasilan bisnis terbaik mereka selama bekerja sehingga
bergantung pada kemampuan perusahaan untuk meningkatkan tingkat employee retention rate
menarik dan mempertahankan karyawan sehingga sehingga akan cenderung bertahan di perusahaan.
hal ini membuat employer branding menjadi penting Berdasarkan penjelasan diatas, maka penelitian ini
kaitannya dengan employee retention (Burmann & ingin menguji pengaruh employer branding terhadap
Zeplin, 2005; Moroko & Uncles, 2008; Sengupta et employee retention dengan employee engagement
al., 2015). Perusahaan telah menemukan bahwa sebagai variabel mediator pada generasi milenial di
employer branding yang efektif akan menghasilkan industri e-commerce. Tujuan penelitian ini adalah
keunggulan kompetitif dan membantu karyawan mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung
menginternalisasi nilai-nilai perusahaan dan antara employer branding dan employee retention
membantu dalam employee retention (Dell et al., dengan employee engagement sebagai variabel
2001). mediator pada generasi milenial di industri e-
Organisasi yang dapat menerapkan commerce.
employer branding yang baik adalah organisasi yang Employer branding dipopulerkan oleh
mampu memberikan persepsi positif pada individu Ambler & Barrow, mereka juga mengungkapkan
karena Individu dianggap memiliki persepsi yang bahwa employer branding menjadi sangat penting.
lebih baik tentang organisasi yang menawarkan Chartered Institute of Personnel and Development
employer branding yang kompetitif, yang mencakup (CIPD) menyatakan empat alasan munculnya
manfaat, penghargaan, pengembangan karir, employer branding: kekuatan branding,
lingkungan kerja yang nyaman (Jain & Bhatt, 2015; meningkatakan fokus dan keterlibatan karyawan,
Wilden et al., 2010). Persepsi individu terhadap employee war, dan dampak SDM pada praktek
suatu organisasi memainkan peran yang penting bisnis (Biswas & Suar, 2016). (Backhaus & Tikoo,
dalam pengambilan keputusan dalam mengejar 2004) mengatakan bahwa proses membangun
pekerjaan dalam perusahaan (Gatewood et al., identitas perusahaan yang dapat diidentifikasi dan
1993). Studi lain, menunjukkan organisasi dengan unik sehingga membedakan dengan perusahaan
employer branding yang kuat dan positif akan pesaing. Menurut (Ferizal, 2016) mengatakan
meningkatkan kepuasan, komitmen, employee bahwa employer branding merupakan sebuah proses
retention, hal tersebut terjadi karena citra yang membangun keunikan identitas dan nilai dari
positif secara tidak disadari ada dibenak karyawan kompetitornya. Selain itu, (Berthon et al., 2005)
(Davies, 2008; Ritson, 2002) Kemudian hal ini employer branding berkaitan dengan membangun
membuat employee engagement yang dimiliki oleh citra perusahaan dibenak para pekerja potensial
karyawan dengan perusahaan dan meningkatkan bahwa perusahaannya adalah tempat yang bagus
loyalitas (Aaker, 1991). untuk bekerja. Sehingga dapat dikatakan employer
Employee engagement disini digunakan branding adalah mengacu pada definisi (Berthon et
sebagai variabel mediator untuk menilai pengaruh al., 2005) mengatakan jumlah upaya perusahaan
dari employer branding terhadap employee untuk berkomunikasi dengan staf yang ada dan
retention. Alasan dipilihnya employee engagement prospektif bahwa perusahaan tempat mereka bekerja
juga karena terdapat pengaruh antara employer adalah tempat yang diinginkan untuk bekerja.
branding dengan employee retention. Pada Dimensi employer branding (Berthon et al., 2005)
penelitian yang dilakukan oleh (Kucherov & sebagai berikut: 1) Interest Value 2) Social Value 3)
Zavyalova, 2012) mengatakan bahwa perusahaan Economic Value 4) Development Value 5)
yang mengembangkan employer branding, Application Value.

Jurnal Psikologi Volume 18 Nomor 1 Juni 2020 11


Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologii
P-ISSN (1907-7483)
E-ISSN (2528-3227)

Karyawan merupakan aset penting bagi mengatakan bahwa employee engagement adalah
perusahaan, keberhasilan perusahaan ditentukan oleh ketersediaan karyawan serta keseimbangan antara
karyawan pada perusahaan tersebut karena mereka tuntutan pekerjaan dan sumber pekerjaan. Karyawan
bagian terpenting dalam menjalankan tugas, visi, yang engaged memiliki energi dan akan
dan misi perusahaan sehingga perusahaan perlu berhubungan secara positif dengan aktivitas kerjanya
untuk mengelola para karyawan untuk tetap efektif serta membuat karyawan mampu menghadapi secara
dan efisien. Untuk mempertahankan karyawan maka tuntas tuntutan dalam pekerjaanya (W. Schaufeli et
diperlukan employee retention pada perusahaan. al., 2002).
Retensi merupakan elemen penting dari pendekatan Teori tentang generasi yang dipopulerkan
organisasi untuk manajemen bakat yang lebih oleh Neil Howe dan Willian Strauss membagi
umum, dan didefinisikan sebagai pelaksanaan generasi berdasarakan kesamaan rentang waktu lahir
strategi yang terintegrasi yang dirancang untuk dan kesamaan kejadian historis (Budiati et al.,
meningkatkan produktivitas kerja dengan 2018). Generasi milenial sebagai individu yang lahir
mengembangkan proses untuk dapat menarik, pada tahun 1980-2000 keputusan ini diambil
mengembangkan, mempertahankan, dan mengacu pada kajian literatur tentang generasi
memanfaatkan individu dengan keterampilan yang milenial pada buku statistik gender tematik yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan bisnis baik disusun oleh Kementerian Pemberdayaan
saat ini maupun masa depan (Lockwood, 2006). Perempuan dan Perlindungan Anak dengan Badan
Pendapat lain mengatakan bahwa retensi merupakan Pusat Statistik (Budiati et al., 2018). Di sisi lain,
proses yang mendorong karyawan untuk tetap tahun lahir awal dan akhir dari definisi ini
bersama dengan organisasi (Mathis & Jackson, menunjukkan titik tengah dari berbagai definisi
2012). (Hasibuan, 2000) mengatakan bahwa jika yang telah dipilih. Dengan demikian, usia Generasi
pemeliharaan tidak diperhatikan maka akan milenial berdasar pada penelitian ini berada pada
mengurangi semangat kerja, sikap dan loyalitas rentang usia 19 hingga 39 tahun.
karyawan.
Banyak penelitian yang telah Hipotesis
mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi Employee
employee retention. Faktor-faktor yang menjadi Engagement (Z)
faktor penentu dalam employee retention menurut
(Mathis & Jackson, 2012) adalah: 1) Komponen
Organisasi 2) Peluang karir organisasi 3) Employer Employee
Penghargaan 4) Rancangan tugas dan pekerjaan 5) Branding (X) Retetion (Y)
Hubungan Karyawan.
Menurut (Marciano, 2010) employee
engagement adalah sejauh mana seseorang pekerja Gambar 1
dapat berkomitmen, berdedikasi, dan loyal kepada Model Penelitian
organisasi, penyelia, pekerjaan, dan koleganya. Pada
lain pendapat yang lain, employee engagement H1 : Terdapat pengaruh langsung antara
sebagai sikap positif dari karyawan terhadap employer branding terhadap
organisasnya dan nilai organisasi. Sehingga seorang employee retention pada milenial
karyawan yang memiliki tingkat employee profesional industri e-commerce
engagement yang tinggi pada organisasi akan H2 : Terdapat pengaruh langsung antara
memiliki pemahaman dan kepedulian terhadap employee engagement terhadap
keberlangsungan organisasi (Robinson et al., 2004). employee retention pada milenial
Selain itu, menurut (Rothmann, S., & Welsh, 2013) profesional industri e-commerce
menjelaskan bahwa employee engagement adalah H3 : Terdapat Pengaruh langsung antara
anggota organisasi yang memanfaatkan dirinya employer branding terhadap
untuk dapat melakukan pekerjaannya. Selanjutnya, employee retention dengan employee
menurut (W. Schaufeli et al., 2002) menyatakan engagement sebagai variabel
bahwa keterlibatan (Engagement) berhubungan mediator pada milenial profesional
dengan pekerjaan positif dari pikiran karyawan yang industri e-commerce
ditandai dengan semangat (vigor), dedikasi
(dedication), dan penyerapan (absorption). Sejalan Metode Penelitian
dengan (Bakker & Schaufeli, 2008) merumuskan Penelitian ini merupakan penelitian
bahwa engagement kebalikan dari burnout, penjelasan (explanatory research) dengan
Jurnal Psikologi Volume 18 Nomor 1 Juni 2020 12
Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologii
P-ISSN (1907-7483)
E-ISSN (2528-3227)

pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data 1 tahun ditempat yang sama. Berikut adalah
dalam penelitian ini dilakukan dengan menyebar karakteristik demografi partisipan penelitian ini pada
kuesioner pada tanggal 16 Desember 2019 – 1 tabel 1.
Januari 2020 secara online menggunakan google Tabel 1
form. Karakteristik Demografi Partisipan
Karakteristik
Validitas Kategori N %
Demografis
Pada penelitian ini menggunakan beberapa Jenis Kelamin Laki-laki 68 52,3
teknik pengujian validitas untuk memastikan bahwa Perempuan 62 47,7
skala tepat dalam mengukur konstruk. Teknik Tingkat SMA/K 9 6,9
pengujian validitas pada penelitian ini menggunakan Pendidikan Diploma 3 36 27,7
content validity dan construct validity. Pada Strata 1 67 51,5
Strata 2 18 13,8
penelitian ini terdapat tiga skala yaitu, employer
Lama Bekerja 1 tahun 5 3,8
branding yang diukur dengan skala Empat Berthon
2-3 tahun 26 20
et al. (2005), employee retention menggunakan 4-5 tahun 72 55,4
employee retention scale yang dikembangkan Kyndt >5 tahun 27 20,8
et al. (2009), dan employee engagement dengan
Utrecht Work Engagement Scale 17 (UWES 17). Analisis data
Penelitian ini dalam mengestimasi content validity Hasil data pada penelitian ini dianalisis
menggunakan expert judgement dengan pendekatan menggunakan teknik analisis mediasi path analysis.
CVI (Construct Validity Index), expert judgement Perhitungan pada penelitian ini dibantu dengan
yang terdiri dari Dosen, dan Praktisi HR, pemilihan software SPSS 17 for Windows. Penggunaan model
tersebut karena dianggap memahami konstruk dan regresi harus memenuhi beberapa uji asumsi yang
kondisi lapangan. Pembuktian construct validity harus dilakukan ialah uji normalitas, uji
didapatkan dengan melakukan pengukuran melalui heteroskedatisitas, uji multikolinieritas, dan uji
confirmatory factor analysis. linieritas. Berikut merupakan hasil uji normalitas
Berdasarkan hasil uji content validity menggunakan kolmogorrov-smirnov didapati nilai
dengan syarat diterimanya sebuah alat ukur diterima signifikansi diatas 0,05 pada semua variabel. Pada
nilai presentasi kongruensi rata-rata (ACP = Average perhitungan uji multikolinieritas didapati nilai VIF
congruency percentage) lebih dari 90% dengan nilai kurang dari 1 dan nilai tolerance dibawah 10 maka
validitas isi aitem individual (i-CVI = Individual- dikatakan bebas multikolinieritas. Selanjutnya pada
Content Validity Index) sebesar 0,80 per aitem maka uji heteroskedastisitas pada penelitian ini
dinilai cukup atau sangat relevan Polit & Beck menggunakan grafik scatter plot. Pedoman untuk
(2006) seluruh skala memenuhi persyaratan. menganalisis grafik scatter plot yaitu jika tidak
Kemudian untuk construct validity didapati seluruh berpola dan titik-titik pada grafik scatterplot yang
skala juga memenuhi semua persyaratan minimal menggambarkan varian menyebar diatas dan
sehingga skala tersebut mengukur konstruk (hasil dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi
terlampir). heteroskedastisitas.
Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan non probability
sampling dengan pendekatan snowball sampling
sehingga dapat dipastikan responden yang mengisi
kuesioner penelitian ini memiliki karakteristik yang
sesuai dengan konteks penelitian dan memiliki
karakteristik yang serupa pada semua responden.
Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 130
respoden. Dengan kriteria subjek milenial
profesional yang bekerja di industri e-commerce (e-
tailing). E-tailing adalah Platform jual beli online Gambar 1
yang memfasilitasi transaksi dengan menampilakn Grafik Scatterplot uji heteroskedastisitas
produk serta memungkinkan pembayaran dan
pengiriman (Das et al., 2018) contoh: Tokopedia, Grafik scatterplot diatas menujukkan bahwa
Bukalapak, Lazada dll. dengan rentang usia 19-39 sebaran data tidak membentuk pola tertentu dan
tahun, status pekerja tetap dan minimal bekerja pada

Jurnal Psikologi Volume 18 Nomor 1 Juni 2020 13


Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologii
P-ISSN (1907-7483)
E-ISSN (2528-3227)

titik-titik yang menggambarkan varian berada diatas Hasil dari perhitungan tersebut
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. menunjukkan pengaruh tidak langsusn variabel
employer branding terhadap employee retention
Hasil dan Pembahasan terdapat dugaan variabel employee engagement
Pengujian terhadap model mediator path memperoleh hasil sebesar 0,072.
analysis. Analisis pada penelitian ini akan dibagi Total Effect = c + (a x b)
menjadi dua. Pertama, melihat pengaruh employer = 0,155+(0,285 x 0,253)
branding terhadap employee engagement dan yang = 0,227
kedua melihat bagaimana pengaruh employer Berdasarkan hasil perhitung tersebut
branding terhadap employee retention melalui menunjukkan bahwa employee engagement terbukti
employee engagement. Berikut ini merupakan sebagai variabel mediasi dalam hubungan antara
persamaan dari analisis pada penelitian ini, yaitu: employer branding dengan employee retention. Hal
Persamaan substruktur 1 ini dibuktikan dengan hasil perhitungan Indirect
Z = aX + ɛ1 Effect yang bernilai 0,072. Total pengaruh (Total
Persamaan substruktur 2 Effect) employer branding terhadap employee
Y = cX + bZ + ɛ2 retention sebesar 0,227. Koefisien determinasi total
Employer branding memiliki hubungan tak adalah keragaman (varian) yang dapat dijelaskan
langsung dengan employee retention yaitu, employer oleh model. Berikut merupakan total keragaman:
branding ke employee engagement (a) baru R2m = 1 – (1-R21)(1-R22)
kemudian ke employee retention (b). Total pengaruh = 1 – (1-0,136)(1-0,383)
hubungan dari employer branding ke employee = 0,4669
retention (c) ditambah dengan koefisien path = 46,69%
pengaruh tidak langsung yaitu employer branding ke
employee engagement (a) dikalikan koefisien path Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka
dari employee engagement ke employe retention (b). koefisien determinasi total dari penelitian ini sebesar
46,69% yang berarti keragaman data yang dapat
Tabel 2 dijelaskan pada model penelitian ini dengan kata lain
Hasil Uji Koefisien Jalur Employer Branding informasi yang terkandung dalam data dapat
terhadap Employee Engagement dijelaskan sebesar 46,69% sisanya dijelaskan oleh
Varibel : Employer Branding variabel lain dan eror. Jika nilai dari part correlation
Koefisien B : 0,285 dikuadratkan (0,307)2 maka menjadi 0,094 yang
Thitung : 4,49 berati 9,4% kontribusi employer branding terhadap
Ttabel : 1,97882 employee retention sedangkan employee engagement
P-value : 0,001 didapat 0,149 sehingga sebesar 14,9% employee
R2 : 0,136 engagement berkontribusi terhadap employee
retention.
N : 130
Berdasarkan analisis pada pengujian
Dependen : Employee Engagement
variabel yang diteliti (employer branding, employee
engagement dan employee retention) dengan path
Tabel 3
analysis dan uji hipotesis. Berikut hasil darri uji
Hasil Uji Koefisien Jalur Employer Branding dan
hipotesis.
Employee Engagement terhadap Employee
Retention
T P- Part Pengaruh employer branding terhadap
Model R2 Β employee retention
hitung value Cor
XY 0,155 4,40 0,001* 0,307 Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat
0,383
Z Y 0,253 5,55 0,001* 0,387 bahwa hasil koefisien β sebesar 0,155 dan koefisien
*) Signifikansi (p < 0,05) signifikansi 0,001 (< 0,05) dengan begitu dapat
dikatakan bahwa terdapat hubungan langsung yang
Direct Effect (Pengaruh langsung) employer signifikan dan positif antara employer branding
branding terhadap employee retention adalah dengan employee retention. Dapat disimpulkan
sebesar 0,155. bahwa apabila terjadi peningkatan pada employer
Indirect Effect = a x b branding juga akan mengalami peningkatan
= 0,285 x 0,253 employee retention.
= 0,072 Hasil penelitian ini diperkuat dengan
penelitian sebelumnya. Menurut (Bussin & Mouton,
Jurnal Psikologi Volume 18 Nomor 1 Juni 2020 14
Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologii
P-ISSN (1907-7483)
E-ISSN (2528-3227)

2019b) menyatakan bahwa employer branding mengalami peningkatan employee retention. Hal ini,
memiliki korelasi positif dan signifikan dengan satu berarti bahwa employee engagement merupakan
posisi yang berarti secara negatif dan signifikan bentuk usaha dari karyawan secara fisik, kognitif,
terkait dengan orang-orang yang aktif mencari dan emosional untuk mengikatkan diri pada peran
pekerjaan lain (employee retention). Employer dalam pekerjaan mereka sehingga mampu untuk
Branding adalah sejumlah upaya perusahaan untuk meningkatkan keinginan dari karyawan untuk tetap
berkomunikasi dengan staf yang ada dan prospektif bertahan di perusahaan (employee retention).
bahwa perusahaan tempat mereka bekerja adalah Hasil penelitian ini didukung dengan studi
tempat yang diinginkan mereka untuk bekerja tentang organisasi yang menggabungkan survey
(Berthon et al., 2005). Sesuai dengan pernyataan employee engagement telah mengidentifikasikan
tersebut sehingga employer branding membentuk employee engagement sebagai faktor penentu
persepsi perusahaan sebagai employer of choice dan keberhasilan dalam employee retention,
memungkinkan perusahaan untuk memperoleh calon produktivitas karyawan, dan kinerja organisasi
karyawan terbaik (Backhaus & Tikoo, 2004) selain (Bhatnagar, 2007; Kyndt et al., 2009; Lockwood,
itu, employer of choice tersebut sebagai salah satu 2006). Pada penelitian yang dilakukan oleh Gallup
strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan Consulting (2013) menyatakan bahwa terdapat
dalam menghadapi persaingan untuk mendapatkan hubungan kuat antara karyawan dengan nilai
karyawan dan mempertahankannya (retention) engagement rendah dengan tingginya intensi untuk
(Lenagan, J.A., & Eisner, 2006). keluar pada karyawan. Dengan rasa terikat pada
Secara umum, Generasi Milenial memiliki karyawan (employee engagament) lebih
karakteristik yang berbeda dari generasi memungkinkan karyawan untuk bekerja lebih keras
sebelumnya. Generasi Milenial yang cenderung dan memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk
menantang peluang baru dan keputusan manajemen, meninggalkan perusahaan dengan kata lain
menyeimbangkan kehidupan kerja dan pribadi, serta karyawan akan cenderung untuk bertahan di
mereka ingin terlibat dalam pengambilan keputusan, perusahaan (employee retention) jika dibandingkan
interaksi sosial yang bermakna, sehingga generasi dengan karyawan yang tingkat engagement rendah.
milenial cenderung berperilaku seperti investor Sehingga mendukung teori dari (W. B. Schaufeli &
daripada aset (Aruna & Anitha, 2015). Berdasarkan Bakker, 2004) yang menyatakan bahwa employee
hal itu, perlu penanganan khusus yang harus engagement akan mengurangi intesitas karyawan
dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan untuk keluar dari perusahaan.
mereka generasi milenial untuk tetap bertahan di
perusahaan yaitu dengan menyesuaikan strategi Pengaruh employer branding terhadap
SDM. Perlunya penyesuaian ini dikarenakan employee retention melalui employee
generasi milenial memiliki faktor-fakor motivasi engagment
yang berbeda. Pada penelitian yang dilakukan oleh Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan
Ozcelik (2015) generasi milenial tertarik pada dalam penelitian ini, maka dapat dikatakan terdapat
perusahaan yang menyediakan jam kerja fleksibel, pengaruh, baik langsung maupun tidak langsung,
lingkungan kerja yang baik, pekerjaan yang dari employer branding terhadap employee retention
beragam, peningkatan karir, dan pembelajaran yang melalui employee engagement. Selanjutnya, besar
berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan internal pengaruh tidak langsung antara employer branding
branding yang merupakan bagian dari strategi terhadap employee retention melalui employee
employer branding. Kemudian, penelitian lain dari engagement sebesar 31,7% dan pengaruh langsung
Biswas & Suar (2016) menyatakan meningkatkan sebesar 68,3% sehingga jika dibandingkan pengaruh
employer branding dapat meningkatkan employee model mediasi atau tidak langsung menurun atau
retention. lebih kecil dari pengaruh langsung maka dapat
dikatakan bahwa terjadi partial mediation. Hal ini
Pengaruh employee engagement terhadap didukung dengan hasil penelitian dari Sagita M et al.
employee retention (2018) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat signifikan dan positif antara employer branding
bahwa hasil koefisien β sebesar 0,253 dan koefisien terhadap employee engagement, dan terdapat
signifikansi 0,001 (< 0,05) ini berarti bahwa terdapat hubungan signifikan dan negatif antara employer
hubungan langsung yang signifikan dan positif branding dan employee engagement terhadap turn
antara employee engagement dengan employee over intention. Sehingga dapat dikatakan bahwa
retention. Dapat disimpulkan bahwa apabila terjadi employer branding dengan employee engagement
peningkatan pada employee engagement juga akan akan meningkatkan employee retention karena kedua
Jurnal Psikologi Volume 18 Nomor 1 Juni 2020 15
Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologii
P-ISSN (1907-7483)
E-ISSN (2528-3227)

variabel tersebut menurunkan turnover intention. employer branding terhadap employee retention
Bila dilihat dari hasil deskriptif dari penelitian ini menunjukkan bahwa employee engagement berperan
didapatkan bahwa employer branding yang dirasa sebagai partial mediator. Hal ini mengindikasikan
oleh milenial profesional yang bekerja di e- bahwa employer branding yang tinggi akan
commerce berada pada kategorisasi tinggi sejalan mempengaruhi employee engagement pada
dengan dengan hasil deskriptif employee retention pekerjaannya, kemudian akan meningkatkan
dimana mayoritas pada kategori tinggi serta sejalan employee retention terhadap pada generasi milenial
juga dengan skor kategorisasi dari employee di industri e-commerce.
engagement yang mayoritas mereka pada
kategorisasi tinggi. Daftar Pustaka
Berdasarkan penjelasan diatas dan hasil Aaker, D. a. (1991). Managing Brand Equity.
penelitian maka membuktikan bahwa industri e- Journal of Marketing.
commerce jika ingin mempertahan karyawan
(employee retention) khususnya karyawan muda Adhito, P. A. (2020). Tinggi , Saling Bajak
atau generasi milenial dengan memperhatikan Karyawan Perusahaan Digital -
employer branding dan employee engagement. TopBusiness Tinggi , Saling Bajak
Karyawan yang berada pada rentang usia generasi Karyawan Perusahaan Digital Tinggi ,
milenial memiliki karakteristik yang cukup berbeda Saling Bajak Karyawan Perusahaan Digital
dari generasi sebelumnya karena mereka tumbuh - TopBusiness. 1–2.
dalam era globalisasi, pemanasan global, dan https://www.topbusiness.id/17361/tinggi-
berkembangnya media sosial sehingga generasi saling-bajak-karyawan-perusahaan-
milenial memiliki harapan yang tinggi terhadap digital.html
hasil, menyukai peluang baru, menyukai interaksi
sosial yang bermakna, menginginkan keseimbagan Ambler, T., & Barrow, S. (1996). The employer
antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, cepat brand. Journal of Brand Management, 4(3),
beradaptasi, serta berpikir terbuka (Aruna & Anitha, 185–206.
2015). Karena karakteristiknya yang terbuka, cepat https://doi.org/10.1057/bm.1996.42
berubah, dan menyukai peluang baru sehingga
secara umum generasi milenial cenderung tidak Aruna, M., & Anitha, J. (2015a). Employee
loyal pada perusahaan dan hanya loyal pada Retention Enablers : Generation Y
pekerjaan mereka (Aruna & Anitha, 2015). Bila Employees. SCMS Journal of Indian
perusahaan bisa mengembangkan generasi milenial Management, July-Sep, 94–104.
dengan baik menggunakan strategi employer
branding maka akan meningkatkan employee Aruna, M., & Anitha, J. (2015b). Employee
engagement mereka sehingga berpengaruh pada rasa Retention Enablers : Generation Y
keterikatan dengan perusahaan dan akan Employees. SCMS Journal of Indian
meningkatkan employee retention milenial Management,.
profesional kepada perusahaan. Namun perlu diingat
penelitian ini hanya berfokus pada employee Backhaus, K., & Tikoo, S. (2004). Conceptualizing
retention pada generasi milenial yang bekerja di and researching employer branding. Career
industri e-commerce sehingga hasil ini dtidak dapat Development International.
digeneralisasikan pada semua industri, selain itu https://doi.org/10.1108/13620430410550754
penelitian ini menggunakan kuesioner self-report
sehingga hasil-hasil ini akan menimbulka bias ketika Bakker, A. B., & Schaufeli, W. B. (2008). Positive
dilakukan pengukuran secara psikologis. organizational behavior: Engaged employees
in flourishing organizations. In Journal of
Kesimpulan Organizational Behavior.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat https://doi.org/10.1002/job.515
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh employer
branding terhadap employee retention dengan Berthon, P., Ewing, M., & Hah, L. L. (2005).
employee engagement sebagai variable mediator. Captivating company: Dimensions of
variasi variabel yang dapat dijelaskan dari employer attractiveness in employer branding.
branding dan employee engagement terhadap International Journal of Advertising, 24(2),
employee retention sebesar 46,8%. Terdapat 151–172.
pengaruh tidak langsung yang lebih besar pada https://doi.org/10.1080/02650487.2005.1107

Jurnal Psikologi Volume 18 Nomor 1 Juni 2020 16


Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologii
P-ISSN (1907-7483)
E-ISSN (2528-3227)

2912
______(2018b). The digital archipelago: How online
Bhatnagar, J. (2007). Talent management strategy of commerce is driving Indonesia’s economic
employee engagement in Indian ITES development. McKinsey & Company.
employees: Key to retention. Employee
Relations. Davies, G. (2008). Employer branding and its
https://doi.org/10.1108/01425450710826122 influence on managers. European Journal of
Marketing.
Biswas, M. K., & Suar, D. (2016). Antecedents and https://doi.org/10.1108/03090560810862570
Consequences of Employer Branding.
Journal of Business Ethics. Ferizal, I. (2016). Journey to be Employer Of
https://doi.org/10.1007/s10551-014-2502-3 Choice. PT Gramedia Pustaka Utama.

Budiati, I., Susianto, Y., Adi, W. P., Ayuni, S., Gallup Consulting. (2013). State of the Global
Reagan, H. A., Larasaty, P., Setiyawati, N., Workplace. Employee Engagement Insights
Pratiwi, A. I., & Saputri, V. G. (2018). for Business Leaders Worldwide.
Profil Generasi Milenial Indonesia. 1–153.
www.freepik.com Gatewood, R. D., Gowan, M. A., & Lautenschlager,
G. J. (1993). CORPORATE IMAGE,
Burmann, C., & Zeplin, S. (2005). Building brand RECRUITMENT IMAGE AND INITIAL
commitment: A behavioural approach to JOB CHOICE DECISIONS. Academy of
internal brand management. Journal of Management Journal.
Brand Management. https://doi.org/10.2307/256530
https://doi.org/10.1057/palgrave.bm.254022
3 Gibbon, J. (2006). Employee Engagement A Review
of Current Research and Its Implications.
Bussin, M., & Mouton, H. (2019a). Effectiveness of The Conference Board, 1–21.
employer branding on staff retention and
compensation expectations. South African Hadi Senen, S., Sumiyati, S., & Masharyono, M.
Journal of Economic and Management (2016). The Effect of Skill Variety, Task
Sciences. Identity, Task Significance, Autonomy and
https://doi.org/10.4102/sajems.v22i1.2412 Feedback on Job Performance.
https://doi.org/10.2991/gcbme-16.2016.108
______(2019b). Effectiveness of employer branding
on staff retention and compensation Hasibuan, M. S. (2000). Manajemen sumber daya
expectations. South African Journal of manusia: dasar kunci keberhasilan. Haji
Economic and Management Sciences, 22(1), Masagung.
1–8.
https://doi.org/10.4102/sajems.v22i1.2412 Hee, C. H. S., & Ling, F. Y. Y. (2011). Strategies for
reducing employee turnover and increasing
Cascio, W. F. (2014). Leveraging employer retention rates of quantity surveyors.
branding, performance management and Construction Management and Economics.
human resource development to enhance https://doi.org/10.1080/01446193.2011.6375
employee retention. Human Resource 69
Development International, 17(2), 121–128.
https://doi.org/10.1080/13678868.2014.8864 Ika, P. K. (2019). E-Commerce untuk UMKM Dan
43 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia - Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. 1–4.
Das, K., Tamhane, T., Vatterott, B., Wibowo, P., & https://bppk.kemenkeu.go.id/id/publikasi/arti
Wintels, S. (2018a). The digital archipelago: kel/150-artikel-keuangan-umum/26720-e-
How online commerce is driving Indonesia’s commerce-untuk-umkm-dan-pertumbuhan-
economic development. McKinsey & ekonomi-indonesia
Company, August, 1–72.
www.mckinsey.com/featured-insights/asia- Jain, N., & Bhatt, P. (2015). Employment
pacific/the-digital-archipelago-how-online- preferences of job applicants: Unfolding

Jurnal Psikologi Volume 18 Nomor 1 Juni 2020 17


Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologii
P-ISSN (1907-7483)
E-ISSN (2528-3227)

employer branding determinants. Journal of Polit, D. F., & Beck, C. T. (2006). The content
Management Development. validity index: Are you sure you know
https://doi.org/10.1108/JMD-09-2013-0106 what’s being reported? Critique and
recommendations. Research in Nursing and
Knox, S., & Freeman, C. (2006). Measuring and Health. https://doi.org/10.1002/nur.20147
Managing Employer Brand Image in the
Service Industry. Journal of Marketing Ritson, M. (2002). Marketing and HR collaborate to
Management. harness employer brand power. Marketing.
https://doi.org/10.1362/02672570677861210
3 Robinson, D., Perryman, S., & Hayday, S. (2004).
The Drivers of Employee Engagement.
Kucherov, D., & Zavyalova, E. (2012). HRD North. https://doi.org/IES Report No. 408.
practices and talent management in the
companies with the employer brand. Rothmann, S., & Welsh, C. (2013). Employee
European Journal of Training and engagement: The role of psychological
Development. conditions. Management Dynamics: Journal
https://doi.org/10.1108/03090591211192647 of the Southern African Institute for
Management Scientists, 22(1), 14–25.
Kyndt, E., Dochy, F., Michielsen, M., & Moeyaert,
B. (2009). Employee retention: Sagita M, A., Musadieq, M., & Sulistyo, M. (2018).
Organisational and personal perspectives. Pengaruh Employer Branding Terhadap
Vocations and Learning. Turnover Intention Dengan Employee
https://doi.org/10.1007/s12186-009-9024-7 Engagement Sebagai Variabel Mediasi
(Studi Pada Karyawan Tetap Bank X Bumn
Lenagan, J.A., & Eisner, A. B. (2006). Employers of Cabang Brawijaya Malang). Jurnal
Choice and Competitive Advantage: The Administrasi Bisnis (Jab)|.
Proof is in the Pudding. Organization,
Culture, Communication & Conflict, 10, 99– Schaufeli, W. B., & Bakker, A. B. (2004). Utrecht
109. work engagement scale Preliminary Manual
Version 1.1. Occupational Health
Lockwood, N. R. (2006). Talent Management: Psychology Unit Utrecht University,
Driver for Organizational Success. Relatório December, 1–60.
de Pesquisa. https://doi.org/10.1037/t01350-000

Marciano, P. L. (2010). Carrots and Sticks Don’t Schaufeli, W., Salanova, M., González-romá, V., &
Work Build a Culture of Employee Bakker, A. (2002). The Measurement of
Engagement with the Principles of Engagement and Burnout: A Two Sample
RESPECT. McGraw Hill. Confirmatory Factor Analytic Approach.
Journal of Happiness Studies.
Mathis, R. L., & Jackson, J. H. (2012). Human https://doi.org/10.1023/A:1015630930326
resource management: Manajemen sumber
daya manusia. In Terjemahan Dian Angelia. Sengupta, A., Bamel, U., & Singh, P. (2015). Value
Jakarta: Salemba Empat. proposition framework: implications for
employer branding. DECISION.
Moroko, L., & Uncles, M. D. (2008). Characteristics https://doi.org/10.1007/s40622-015-0097-x
of successful employer brands. Journal of
Brand Management. Setyowati, D. (2018). Cerita Startup Habiskan Rp 1
https://doi.org/10.1057/bm.2008.4 Miliar untuk Rekrut Talenta Digital. 1–9.
https://katadata.co.id/berita/2018/11/08/cerit
Ozcelik, G. (2015). Engagement and Retention of a-startup-habiskan-rp-1-miliar-untuk-rekrut-
the Millennial Generation in the Workplace talenta-digital
through Internal Branding. International
Journal of Business and Management. Wilden, R., Gudergan, S., & Lings, I. (2010).
https://doi.org/10.5539/ijbm.v10n3p99 Employer branding: Strategic implications
for staff recruitment. Journal of Marketing

Jurnal Psikologi Volume 18 Nomor 1 Juni 2020 18


Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologii
P-ISSN (1907-7483)
E-ISSN (2528-3227)

Management.
https://doi.org/10.1080/02672570903577091

Jurnal Psikologi Volume 18 Nomor 1 Juni 2020 19

Anda mungkin juga menyukai