Anda di halaman 1dari 5
REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM - DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA ~ 5 2009 SPESIFIKASI KHUSUS SEKSI 7.20 GROUTING DI BAWAH PERKERASAN JALAN BETON f (SKh-1.7.20) SKh-1.7.20,1 SKb-1,7.20.2 yy sL KHUSUS INTERIM ~1 ‘SEKS17.20 GROUTING DI BAWAH PERKERASAN JALAN BETON UMUM Pekerjaan ini terdiri dari pengisian rongga di bawsh perkerasan beton, pada lokasi seperti ditunjukkan pada gambar, dengan cara pengeboran pada eksisting perkerasan, ‘menginjeksi dan grouting melalui fubang bor dan mengisi lubang bor dengan mortar bbeton portland cement, Material grouting untuk mengisi rongga yang ada di bawah eksisting perkerasan harus dari campuran semen, agregat halus dan/atau abu terbang (fly ash), serta air. Spesifikasi Khusus Interim ini mengacu pada Spesifikasi Unum Direktorat Jenderal Bina Marga edisi Desember 2006. PERSYARATAN Standar Rujukan ‘Standar Nasional Indonesia (SND. ‘SNI03-2460-1991 + Spesifiknsi Abu Terbang sebagai Bahan ‘Tambahan untuk Campuran Beton (ASTM C618) (AASHTO M 295) SNT 2049-1994 + Semen Portland (AASHTO MBS - 75) SNI03-4141-1996 + Metode Pengujian Gumpalan Lempung (ASTM C618) dan Butir-batir Mudah Pecah dalam (AASHTO T 112) Agregat SNT03-6430.1-2000 + Metode Pengujian Ekspansi dan Bliding (ASTM C940) Campuran Graut Segar_ untuk Beton dengan Agregat Praletak di Laboratorium ‘SNT.03-6430.3-2000 : Metode Pengujian Waktu Pengikatan (ASTM C - 953) Campuren Grant Segar untuk Beton dengan Agregat Praletak di Laboratorium ‘SNI.03-6817-2002 + Metode Pengujian Mum Air untuk Digunakan dalam Beton (AASHTO T 26) 'SNI.03-6808-2002 + Metode Pengujian Kekentalon Graut (ASTM C939) untuk Beton Agregat Praletak (Metode | Pengujian Corong Alin) “t SKh-L.7.20-1 2 3 4) ‘SNI 03-6825-2002 : Metode Pengujian Kekuatan Tekan {ASTM C 109) ‘Mertar Semen Portiand untuk Pekerjaan (AASHTOT 106) Sipil Pekerjaan Seksi Lain Pada Spesifikasi Umum yang Berkajtan dengan Spesif usu a) Pemelibaraan dan Pengaturan Lalu Lintas —: Seksi 1.8 ) Bahan dan Peayimpanan Seksi 1.11 ©) Beton Seksi 7.1 4) Wet Lean Concrete + Seksi 7.17 Jeransi Toleransi defleksi /kennikan pelat beton akibat tckanan injeksi grouting adalah 1,50 mn. Persyaratan Bahan a) Semen Semen yang digunakan untuk grouting harus dari jenis/tipe J, 1, atau TIT dalam persyaratan SNI 2049-1994. b) Fly Ash (Abu Terbang) Fly ash hacus memenuhi SNI 03-2460-1991 (ASTM C 618), dan ketitangen pembakaran (Joss in ignition) tidak lebih dari 4 %. ©) Agregat Halus Agregat halus untuk pekerjaan ini dapat terdiri dari pasir alam atau abu batu kapur (limestone dust) Gradasi untuk agregat halus yang digunakan mengikuti ketentuan dalam Tabel S$Kh-1.7.20.2.(1). ‘Tabet SKh-1.7.20.2.(1) Gradasi Agregat Halus are 1 Bat yang Lats No.8 2,36 100 No. 16 118 80-95 No. 50. 0,300. 50-70 No. 200 0,075. 25-45 ‘Untuk ketentuan terhadap kadar lempung dan butiran lain dalam agregat halus adalah sebagai berikut Tabel SKh-1.7.20.2.(2) Ketentuan Agregat Halus No. Pengujian_ Standar Nilai 1._| Kadar Lempung 'SNI03-4141-1996 2.0% 2._| Butiran lain dalam agrogat halus | SNI 03-4141-1996 10% SKh-1.7.20-2 5) SKh-1.7.20.3 D 2 @) Air Air yang digunakan harus bersih, tidak mengandung kotoran organik, garam- garam berbahaya, debu, atau lanav. Air harus diuji sesuai dan memenubi persyaratan SNI 03-6817-2002. Air dengan kualitas dapat diminum boleh dipakai namun harus dengan persctujuan Direksi Pekerjaan. Kesesuaian air menjadi tanggung jawab Kontraktor. ¢) Bahan Tambah Bahan tambah kimia dan calcium chloride harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan secara tertulis, Campuran 8) Campuran grouting dapat dibuat dengan 2 (dua) macam, yakni : 1, Merupakan campuran semen, fly ash, dan air, dan/atan baban tambah dengan perbandingan semen dan fly ash adalah satu bagian berat semen dengan 3 bagian berat fly ash, atau ; 2. Merupakan campuran semen, agregat, dan air danfatau bahan tambah dengan pperbandingan semen dan agregat adalah satu bagian semen (dengan volume) ‘dengan tiga bagian agregat atau campuran agregat dan fly ash (dengan volume). b) Pada saat peloksanaan grouting, Kontraktor harus menyerahkan usulan material yang diguoakan pada pekerjaan yang dilengkapi dengan data pengujian laboratorium yang menunjukkan kuat tckan pada umur 1 (satu) hari, 3 (tiga) hari dan 7 (enjul hari sesuai dengan SNI 03-6825-2002, waktu pengaliran dengan metode corong.alir sesuai dengan SNI 03-6808-2002, penyusuran dan penwuaian oampuran grouting sesuai dengan SNI 03-6430.1-2000, dan waktu setting awal campuran grouting ‘sesuai dengan SNI03-6430.3-2000. ©) Material grouting harus mempunyai kuat fekan pada umur 7 (tujulh) hari paling tidak 4,1 MPa dengan pengujian SNI 03-6825-2002. PERALATAN Ketentuan Umum Kontraktor harus melengkapi peralatanaya terdiri daci pompa, alat pencampur, alat penyuntik, dan bor. Alat yang juga harus disediakan adalah alat untuk memonitor pergerakan pelat beton sebelum, selama, dan sesudah proses injeksi grouting. Bor Alat bor untuk penyuntikan campuran grouting harus dengan tipe pemukulan putar pneumatic atau hidrolis. Sebagai altermatif, peralatan bor kecepatan tinggi dapat Sigunakan Diameter lubang bor harus diantara 25 dan 50 mm. Peralatan bor harus menghasilkan lubang yang bersih, bulat, dan vertikal tanpa retak di permukaan atau peceh pada bagian bawah pelat beton. Tekanan dari bor tidak boteh melebihi 90 kg. untuk menghindati retak dan pecah pada pelat. SKb-1.7.203 3) 4) 3d 6) 2 SKh-1.7.20.4 yD Pompa Fompa harus dengan tipe penyuntikan satu arah atau non pulsing progressive — cavity. Pompa injeksi harus mempunyai kemampuan tekan lebih besar dati 1.73 MPa Seat memornpakan campuran grouting dengan waktu pengaliran 12 detik (metode Fecns alin) Pompa harus mampu terus memompa dengan tingkat paling rendah 6 liter pet menitalau sistem dimodifikasi dengan menambahkan selang recirculating ddan katup pada ujung keluar pompa. AlatPencampur ttuhkan alat peacampur kecepatan tinggi dengan tipe pompa sentifugal atau tipe Pisswgeser. Pencampur tipe sentrifugal akan mendorong campuran grouting Ke ‘wadah pencampuran pada tekanan tinggi dan kecepatan tinggi. Pencampur pisau eser beroperasi pada putaran 800 dan 2000 RPM, membust aksi geser tinge! dan tekanan lanjutan yang membentuk campuran homogen, Alat Injeksi Alet injeksi harus mampu mendorong dan mampu aenaban pipa injeksi dan pipa semprot dengan kuat pada tempatnya saat camporan grouting dipompakan, Diameter selang untuk memindabkan campuran grouting dari pompa ke alat injeksi hares gitara 20 - 40 mm untuk mencapai kecepatan yang cukup daa mengurangi kecenderungan untuk pemisahan, Alat Pengujian Stabilitas Pelat 8) Sebuah truk 2 as dengan roda belakang ganda. Berikan beban pada as belakang meneapai 80 KN terdistribusi merata kepada kedua jeiak roda, b) Pengukue beban statis yang terdiri atas 4 alat ukur pada 2 alat pemasang, ? alat ukur per alat pemasang, yang mampu mendeteksi pergerakan pelat beton seat dibebani, © Benkelman beam yang dimodifikasi atau alat yang sama yang disetujui Alat Tambahan Kontraktor harus menyediakan corong alr sesuai dengan SNI.03-6808.2002 sehingga Konsistensi campuran grouting dapat ditentukan, PELAKSANAAN Penyiapan Kerja a) Pengujian awal Fengujian dilakukan pada malam hari atau pada waktu tidak ditemukan adanya Penguncian pelat akibat pemuaian thermal. Pengujian dapat dijjinkan untuk ditanjutkan apabila pelat beton tidak terkunci atau mengalami tekanan. Pengujian metode statis dilakukan sebagai berikut (2) Posisikan satu set alat penguji dimana satu pasang alat pengukur ditempatkan di dua sisi sambungan pada sudut pelat dekat tepi perkerasan. SKh-1.7.20-4

Anda mungkin juga menyukai