3226 ID Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Pengamanan Peredaran Makanan Dan Minuman Menuru
3226 ID Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Pengamanan Peredaran Makanan Dan Minuman Menuru
1/Jan-Mar/2015
PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP tindak pidana yang dilakukan dan dapat
PENGAMANAN PEREDARAN MAKANAN dibuktikan melalui pemeriksaan di
DAN MINUMAN MENURUT pengadilan. Melalui pemberlakuan sanksi
UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 20121 pidana ini diharapkan tujuan pengamanan
Oleh : Rivalno Daniel Ilat2 peredaran makanan dan minuman dapat
tercapai guna memberikan perlindungan
ABSTRAK hukum bagi masyarakat.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah Kata kunci: Pengamanan, makanan,
untuk mengetahui bagaimanakah minuman.
pengaturan hukum mengenai pengamanan
peredaran makanan dan minuman dan PENDAHULUAN
bagaimanakah pemberlakuan sanksi pidana A. LATAR BELAKANG
untuk pengamanan peredaran makanan Pangan merupakan kebutuhan dasar
dan minuman. Denagn menggunakan manusia yang paling utama dan
metode penelitian yuridis normative, maka pemenuhannya merupakan bagian dari hak
dapat disimpulkan: 1. Pengaturan hukum asasi setiap rakyat Indonesia. Pangan harus
pengamanan peredaran makanan dan senantiasa tersedia secara cukup, aman,
minuman sesuai dengan peraturan bermutu, bergizi, dan beragam dengan
perundang-undangan yang berlaku di harga yang terjangkau oleh daya beli
bidang kesehatan, pangan dan konsumen masyarakat, serta tidak bertentangan
pada dasarnya mengatur mengenai dengan agama, keyakinan, dan budaya
perlindungan terhadap masyarakat agar masyarakat. Untuk mencapai semua itu,
dalam mengkonsumsi makanan dan perlu diselenggarakan suatu sistem Pangan
minuman yang beredar terjamin yang memberikan pelindungan, baik bagi
keamanannya, sesuai dengan standar pihak yang memproduksi maupun yang
dan/atau persyaratan kesehatan, memiliki mengonsumsi pangan.3 Keamanan pangan
izin edar dan setiap makanan dan minuman di Indonesia masih jauh dari keadaan aman,
yang dikemas wajib diberi tanda atau label yang dapat dilihat dari peristiwa keracunan
sesuai dengan peraturan perundang- makanan yang banyak terjadi belakangan
undangan yang berlaku. Makanan dan ini. Dalam kondisi demikian, konsumen
minuman yang tidak memenuhi ketentuan pada umumnya belum mempedulikan atau
standar, persyaratan kesehatan, dan/atau belum mempunyai kesadaran tentang
membahayakan kesehatan dilarang untuk makanan yang mereka konsumsi, sehingga
diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut belum banyak menuntut produsen untuk
izin edar dan disita untuk dimusnahkan menghasilkan produk makanan yang
sesuai dengan ketentuan peraturan aman.4
perundang-undangan. 2. Pemberlakuan Hal ini menyebabkan juga produsen
sanksi pidana untuk pengamanan makanan semakin mengabaikan
peredaran makanan dan minuman keselamatan konsumen demi memperoleh
terhadap perseorangan maupun korporasi keuntungan yang sebanyak-banyaknya.
dapat dikenakan pidana penjara, pidana Sebagai contoh masih banyak produsen
denda dan pidana tambahan sesuai dengan
3
Penjelasan Atas Undang-Undang Republik
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Telly Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan I.
Sumbu, SH, MH; Henry R. Ch. Memah, SH, MH; Umum.
4
Dr.Denny B. A. Karwur, SH, M.Si. Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan
2
Mahasiswa Fakultas Hukum Unsrat. NIM. Konsumen, Cetakan Pertama, Sinar Grafika, Jakarta,
100711299 2008, hal. 170.
114
Lex Crimen Vol. IV/No. 1/Jan-Mar/2015
makanan yang senang menggunakan zat Hormon itu digunakan untuk mempercepat
pewarna tekstil untuk berbagai produk pertumbuhan sebelum hewan dipotong.
makanan dan minuman karena Zat tambahan lainnya ialah raksa dan logam
pertimbangan ekonomis. Berkembangnya lainnya. 8 Karena keterbatasan
industri tekstil di Indonesia menyebabkan pengetahuan dan kemampuan dalam
zat pewarna tekstil menjadi murah dan memperoleh informasi, konsumen
disalahgunakan pemamanfaatannya oleh seringkali beranggapan bahwa pangan
kalangan produsen makanan.5 dengan harga tinggi identik dengan mutu
Di lain pihak, konsumen memiliki yang tinggi pula. Bagi golongan ekonomi
kemampuan yang terbatas dalam lemah, mereka akan memilih harga yang
mengumpulkan dan mengolah informasi murah yang mampu mereka beli. Golongan
tentang makanan yang dikonsumsinya, ini lebih menitikberatkan pada harga yang
sehingga mereka mempunyai keterbatasan terjangkau dari pada pertimbangan
dalam menilai makanan dan sulit untuk lainnya.9 Mereka sudah merasa puas jika
menghindari risiko dari produk-produk dapat membeli makanan dengan harga
makanan tersebut karena penampilan yang murah, meskipun produk tersebut bermutu
menarik dengan harga yang lebih murah, rendah dan tidak terjamin keamanannya.
padahal pewarna tersebut merupakan Bagi golongan ekonomi tinggi, memilih
bahan yang berbahaya dan menjadi sumber pangan dengan harga yang tinggi atau
dan penyebab keracunan.6 Bahan makanan memilih produk impor juga menjadi
yang diperlukan manusia ialah karbohidrat, perhatian, namun apakah produk tersebut
protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Di sesuai atau tidak dengan kondisi di
samping itu ada zat tambahan dan obat- Indonesia dan bagaimana cara mereka
obatan yang dengan sengaja atau tidak memperlakukan makanan tersebut
sengaja ditambahkan kepada makanan. sehingga aman untuk dikonsumsi.10
Kualitas makanan, kemurnian air dan udara Perkembangan teknologi pengolahan
merupakan bagian lingkungan kita. Untuk pangan, di satu pihak memang membawa
kesegaran diperlukan jumlah yang cukup, hal-hal yang positif seperti peningkatan
murni dan bebas dari penyakit. Selain itu pengawasan mutu, perbaikan sanitasi,
mengandung bahan nutrisi, menyenangkan standarisasi pengepakan dan labeling serta
dari segi estetika dan bebas dari bahan grading. Namun di sisi lain teknologi
pencemar.7 pangan akan menyebabkan semakin
Bila zat tambahan itu ada dalam tumbuhnya kekhawatiran, semakin tinggi
makanan, mungkin hal itu disengaja atau risiko tidak aman bagi makanan yang
tidak disengaja, misalnya pestisida ada dikonsumsi. Teknologi pangan telah
dalam makanan, jelas itu tidak disengaja mampu membuat makanan-makanan
dan yang lainnya misalnya salmonella, sintetis, menciptakan berbagai zat
stafilokus dan racun botulisme dalam pengawet makanan, zat additives dan zat-
makanan kaleng. Mungkin hal ini zat flavor. Zat-zat kimia tersebut
disebabkan cara yang tidak benar dalam merupakan zat-zat yang ditambahkan pada
penyediaan makanan. Biskuit beracun produk-produk makanan sehingga produk
adalah contoh yang pernah terjadi dan tersebut lebih awet, indah, lembut dan
telah menelan banyak korban. Sisa hormon lezat.11 Produk-produk inilah yang
dalam daging merupakan zat tambahan. disukai konsumen untuk dikonsumsi, akan
5 8
Ibid. Ibid.
6 9
Ibid. Celina Tri Siwi Kristiyanti, Loc.Cit.
7 10
Tresna Sastrawijaya, Pencemaran Lingkungan, Cet. Ibid, hal. 171.
11
2. Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hal. 254. Ibid.
115
Lex Crimen Vol. IV/No. 1/Jan-Mar/2015
116
Lex Crimen Vol. IV/No. 1/Jan-Mar/2015
118
Lex Crimen Vol. IV/No. 1/Jan-Mar/2015
Pasal 63: Terhadap sanksi pidana paling banyak empat ribu lima ratus
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62, rupiah.
dapat dijatuhkan hukuman tambahan, (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan
berupa: orang mati, yang bersalah diancam
a. perampasan barang tertentu; dengan pidana penjara paling lama
b. pengumuman keputusan hakim; satu tahun empat bulan atau pidana
c. pembayaran ganti rugi; kurungan paling lama satu tahun.
d. perintah penghentian kegiatan tertentu (3) Barang-barang itu dapat disita.
yang menyebabkan timbulnya kerugian 3. Pasal 359: Barangsiapa karena
konsumen; kesalahannya (kealpaannya)
e. kewajiban penarikan barang dari menyebabkan orang lain mati, diancam
peredaran; atau dengan pidana penjara paling lama lima
f. pencabutan izin usaha. tahun atau pidana kurungan paling lama
Pasal 20: Pelaku usaha periklanan satu tahun.
bertanggung jawab atas iklan yang 4. Pasal 360 ayat:
diproduksi dan segala akibat yang (1) Barang siapa karena kesalahannya
ditimbulkan oleh iklan tersebut. (kealpaannya) menyebabkan orang
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, lain mendapat luka-luka berat,
mengatur mengenai ancaman pidana bagi diancam dengan pidana penjara
pelaku tindak pidana terhadap konsumen, paling lama lima tahun atau pidana
sebagaimana dinyatakan dalam: kurungan paling lama satu tahun.
1. Pasal 204 ayat: (2) Barang siapa karena kesalahannya
(1) Barangsiapa menjual, menawarkan, (kealpaannya) menyebabkan orang
menyerahkan atau membagi-bagikan lain luka-luka sedemikian rupa
barang yang diketahuinya sehingga timbul penyakit atau
membahayakan nyawa atau halangan menjalankan pekerjaan
kesehatan orang, padahal sifat; jabatan atau pencarian selama waktu
berhahaya itu tidak diberi tahu, tertentu, diancam dengan pidana
diancam dengan pidana penjara penjara paling lama sembilan bulan
paling lama lima belas tahun. atau pidana kurungan paling lama
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan enam bulan atau pidana denda
orang mati, yang bersalah diancam paling tinggi empat ribu lima ratus
dengan pidana penjara seumur hidup rupiah.
atau pidana penjara selama waktu 5. Pasal 382 bis: Barangsiapa untuk
tertentu paling lama dua puluh mendapatkan, melangsungkan atau
tahun. memperluas hasil perdagangan atau
2. Pasal 205 ayat: perusahaan milik sendiri atau orang lain,
(1) Barang siapa karena kesalahannya melakukan perbuatan curang untuk
(kealpaannya) menyebabkan barang- menyesatkan khalayak umum atau
barang yang berbahaya bagi nyawa seorang tertentu, diancam, jika
atau kesehatan orang, dijual, perbuatan itu dapat menimbulkan
diserahkan atau di bagi-bagikan kerugian bagi konkuren-konkurennya
tanpa diketahui sifat berbahayanya atau konkuren-konkuren orang lain,
oleh yang membeli atau yang karena persaingan curang, dengan
memperoleh, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun
pidana penjara paling lama sembilan empat bulan atau pidana denda paling
bulan atau pidana kurungan paling banyak tiga belas ribu lima ratus rupiah.
lama enam bulan atau pidana denda 6. Pasal 386 ayat:
119
Lex Crimen Vol. IV/No. 1/Jan-Mar/2015
(1) Barang siapa menjual, menawarkan dikompensasi dengan berbagai upaya, baik
atau menyerahkan barang makanan, melalui gerakan perlindungan konsumen,
minuman atau obat-obatan yang perangkat kelembagaan dan hukum
diketahuinya bahwa itu dipalsu, dan maupun berbagai upaya lain agar
menyembunyikan hal itu, diancan konsumen bisa mengonsumsi produk
dengan pidana penjara paling lama barang atau jasa, khususnya pangan yang
empat tahun. diinginkan secara lebih aman. Perlindungan
(2) Bahan makanan, minuman atau untuk sejumlah besar konsumen di dalam
obat-obatan itu dipalsu jika nilainya usaha produksi pangan seperti ini
atau faedahnya menjadi kurang merupakan keharusan, karena
karena sudab dicampur dengan perkembangan ekonomi dan insdustri yang
sesuatu bahan lain. maju membawa implikasi lain yang bersifat
7. Pasal 383: Diancam dengan pidana negatif.18
penjara paling lama satu tahun empat Beberapa jenis produk seperti pangan
bulan, seorang penjual yang berbuat atau obat-obatan pada dasarnya bukanlah
curang terhadap pembeli: produk yang membahayakan, tetapi
1. Karena sengaja menyerahkan barang mudah tercemar atau mengandung racun
lain daripada yang ditunjuk untuk yang apabila lalai atau tidak berhati-hati
dibeli; dalam pembuatannya atau bahkan
2. Mengenai jenis, keadaan atau jumlah memang lalai untuk tetap mengedarkan
barang yang diserahkan, dengan atau sengaja tidak menarik produk pangan
menggunakan tipu muslihat. yang sudah kadaluarsa. Kelalaian tersebut
Agar pangan yang aman tersedia secara erat kaitannya dengan kemajuan di bidang
memadai, perlu diupayakan terwujudnya industri yang menggunakan produksi dan
suatu sistem pangan yang mampu distribusi barang dan jasa yang semakin
19
memberikan perlindungan kepada kompleks. Dengan demikian,
masyarakat yang mengonsumsi pangan perlindungan hukum terhadap konsumen
sehingga pangan yang diedarkan dan/atau yang diberikan negara memang haruslah
diperdagangkan tidak merugikan serta segera dapat diimplementasikan dalam
aman bagi kesehatan jiwa manusia. Dengan kerangka kehidupan ekonomi. Hal ini
perkataan lain harus memenuhi penting, mengingat bahwa perlindungan
persyaratan keamanan pangan. Produk konsumen haruslah menjadi salah satu
pangan yang dikonsumsi masyarakat pada perhatian yang utama karena berkaitan
dasarnya melalui suatu mata rantai proses erat dengan kesehatan dan keselamatan
yang meliputi produksi, penyimpanan, masyarakat sebagai konsumen.20
pengangkutan, peredaran hingga tiba di Pemberlakuan sanksi pidana untuk
tangan konsumen. Agar keseluruhan mata pengamanan peredaran makanan dan
rantai tersebut memenuhi persyaratan minuman merupakan upaya hukum untuk
keamanan, mutu dan gizi pangan, maka mencegah terjadinya perbuatan-perbuatan
perlu diwujudkan suatu sistem pengaturan, yang merugikan masyarakat atau
pembinaan dan pengawasan yang efektif di konsumen dalam mengkonsumsi makanan
bidang keamanan, mutu dan gizi pangan.17 dan minuman yang beredar di pasaran
Ketidakseimbangan posisi antara serta bertujuan untuk memberikan efek
produsen dan konsumen sangat perlu jera bagi pelaku tindak pidana apabila
18
Ibid, hal. 173.
17 19
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Ibid, hal. 174.
20
Konsumen, Op.Cit, Hal. 171. Ibid.
120
Lex Crimen Vol. IV/No. 1/Jan-Mar/2015
122