ABSTRAK: Pertumbuhan kendaraan khususnya sepeda motor yang tinggi berkisar 23%-30%
pertahun serta proporsi sepeda motor yang mencapau 50%-73% di dalam komposisi lalu lintas
pada ruas-ruas jalan perkotaan memberikan fenomena tersendiri bagi lalu lintas perkotaan.
Pengguna kendaraan roda dua yang lebih memprioritaskan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)
yang usianya merupakan usia labil dimana pada usia tersebut banyak memberikan kontribusi
dari korban kecelakaan sepeda motor. Berdasarkan fakta tersebut, tim pelaksana merasa perlu
untuk melakukan kegiatan ini yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan siswa tentang
keselamatan berlalu lintas serta menumbuhkan kesadaran akan berkendaraan yang
mengutamakan keselamatan pengguna jalan. Metode pengabdian ini dilakukan dalam 3 sesi.
Pada sesi pertama, peserta diberikan preetest mengenai pengetahuan keselamatan berlalu lintas.
Selanjutnya, pada sesi kedua peserta diberikan pengetahuan mengenai kesalamatan berlalu lintas
dan tanya jawab, kemudian pada sesi ketiga peserta diberikan posttest setelah diberi materi
sosialisasi keselamatan berlalu lintas. Kemudian, berdasarkan hasil tes didapatkan terdapat
kenaikan jumlah soal yang dijawab benar oleh peserta dengan jumlah persentase kenaikan rata-
rata sekitar 50% dan berdasarkan hasil kuesiner yang didapat mengenai pelaksanaan
kegiatan pengabdian ini peserta sosialisasi sangat antusias dalam mengikuti sosialisasi ini dan
merasa materi sosialisasi ini sangat penting dan bermanfaat bagi mereka.Dari hasil kuesioner
yang didapat hampir rata-rata memilih point penting dan sangat penting.
Pendahuluan
Penyebab kecelakaan di Indonesia disebabkan oleh tiga faktor yaitu penyebab dari
faktor manusia (human error); Jalan dan lingkungan; serta faktor kendaraan. Dari ketiga
faktor tersebut yang menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan yaitu dari faktor
manusia (human error) (Occupational Safety and Health Administration, Revisi 2000).
Salah satu jenis kendaraan yang berpotensi sangat besar terhadap kecelakaan adalah
kendaraan roda dua khususnya sepeda motor. Kasus kecelakaan lalu lintas merupakan
keadaan serius yang menjadi masalah kesehatan di Negara maju maupun berkembang. Di
Negara berkembang seperti Indonesia, perkembangan ekonomi dan industri memberikan
dampak kecelakaan lalu lintas yang cenderung meningkat.Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas dapat dikategorikan sebagai faktor
manusia (pengemudi), faktor kendaraan, faktor jalan dan faktor lingkungan.
Sepeda motor didalam interaksinya berlalu lintas dikenal memiliki mobilitas yang
tinggi. Manuver pergerakannya yang sangat fleksibel memiliki keleluasaan yang tinggi
untuk bergerak untuk memanfaatkan ruang kosong yang mungkin dapat dilalui. Pada
kenyataannya, pergerakan kendaraan roda dua ini tidak mengenal “first in first out” ketika
berada didalam antrian. Kemudian, di dalam pergerakannya, sepeda motor cenderung
tidak mengikuti lajur yang sama. Perilaku pergerakan seperti ini ditemukan hampir di
setiap ruas jalan di perkotaan di Indonesia khusunya di kota Pekanbaru. Akibatnya selain
mengganggu pergerakan kendaraan lain, khususnya kendaraan bermotor roda empat, juga
sangat berpotensi menimbulkan konflik lalu lintas yang tidak jarang berujung menjadi
sebuah kecelakaan lalu lintas. Selain itu kota pekanbaru yang merupakan kota yang sangat
pesat perkembangan kendaraannya membuat banyak jalan-jalan yang ada di kota
pekanbaru menjadi daerah rawan kecelakaan
Pertumbuhan kendaraan khususnya sepeda motor yang tinggi berkisar 23%-30%
pertahun serta proporsi sepeda motor yang mencapai 50%-73% di dalam komposisi lalu
lintas pada ruas-ruas jalan perkotaan dewasa ini memberikan fenomena tersendiri bagi
lalu lintas perkotaan (Ditjen Hubdat, 2014). Pengaruh paling menonjol dari kondisi
tersebut antara lain meningkatnya kecelakaan lalu lintas serta menurunnya pelayanan
jalan. Korban kecelakaan berdasarkan usia yang memiliki jumlah terbanyak yaitu pada
usia 16-25 tahun dimana pada usia tersebut merupakan usia labil dalam emosi. Dan
jumlah korban kecelakaaan berdasarkan pendidikan yang paling banyak pada pelajar
Sekolah Menengah Atas (SMA). Selain itu juga banyak pelajar yang belum usia untuk
mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM) sudah diperbolehkan mengendarai kendaraan
bermotor.
Dalam pendidikan dan kurikulum yang diajarkan disekolah tidak ada
menyinggung mengenai tata cara berlalu lintas kepada pengguna kendaraan
bermotor. Untuk itu pengetahuan ini perlu diberikan agar para siswa Sekolah
Menengah Atas (SMA) dapat mengetahui dan meningkatkan kesadaran akan
berkendaraan yang aman dan selamat. Untuk itu perlu adanya sosialisasi
keselamatan lalu lintas dan mengenai tata cara penanganan dan penanggulangan
terjadinya kecelakan lalu lintas serta aturan dan ketentuan hukum yang mengatur dan
berlaku saat ini.
Metode
Mengumpulkan data
B. Soal Posttest
Soal Posttest yang diberikan kepada peserta sebanyak 10 (sepuluh) soal pilihan
ganda dengan rincian sebagai berikut:
C. Kuesioner
Kuesioner yang diberikan kepada peserta sebanyak 5 (lima) pertanyaan dengan
hasil sebagai berikut:
Pembahasan
Soal preetest dan soal posttest memiliki bentuk soal yang sama namun urutannya
sedikit berbeda.Sehingga berdasarkan hasil dapat dilihat pada gambar berikut:
Berdasarkan hasil persentase yang didapat dari soal preetest dan posttest dapat
dijelaskan bahwa persentase nilai benar pada soal posttest mengalami peningkatan
sehingga dapat diartikan pelajar setelah diberikan sosialisasi dapat menjawab dengan benar
soal-soal yang diberikan pada soal posttest. Sehingga dapat diartikan hasil yang dicapai
pada kegiatan sosialisasi ini berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan pelajar
terhadap keselamatan lalu lintas untuk kendaraan roda dua dan harapannya siswa-
siswa sadar dan dapat menjadi pelopor dalam keselamatan berlalu lintas dan dapat
membudayakan keselamatan sebagai kebutuhan. Berikut grafik hasil
Berdasarkan hasil kuesioner mengenai kejelasan materi menunjukkan
bahwa dalam memberikan materi, pemateri cukup jelas dan dimengerti oleh
peserta karena komposisi materi yang diberikan sangat jelas dan mengacu pada aturan
dan petunjuk yang berlaku. Selain itu saat memberikan materi juga dibarengi dengan
memutar video mengenai keselamatan lalu lintas dan ini membut peserta tidak merasa
jenuh dan mengantuk.
Berdasarkan hasil kuesioner yang didapat mengenai pentingnya sosialisasi
dilakukan menunjukkan bahwa peserta sosialisasi merasa penting sosialisasi ini dilakukan
karena memang dalam kurikulum yang ada disekolah tidak ada sedikitpun menyinggung
soal keselamatan lalulintas selain itu juga ekstrakurikuler yang ada disekolah tidak semua
sekolah memiliki ekstrakurikuler Patroli Keamanan Sekolah yang salah satu tugasnya yaitu
mengenai penertiban kendaraan saat jam pulang dan jam pergi sekolah. Sehingga pemateri
memberikan gambaran bahwasanya ini dapat dijadikan rekomendasi untuk guru ataupun
ketua OSIS.
Berdasarkan hasil kuesioner yang didapat mengenai penguasaan penyampaian
materi sosialisasi oleh pemateri menunjukkan bahwa peserta sosialisasi memberikan respon
bahwasanya materi yang disampaikan dikuasai benar oleh pemateri ini terlihat dari
banyaknya peserta yang bertanya dan ditambah lagi bahwasanya dalam kegiatan
pengabdian ini semua orang dalam tim memiliku bidang ilmu yang sesuai dengan
pendidikannya yaitu berkonsentrasi pada transportasi selain itu juga memiliki
sertifikat keahlian dalan keselamatan jalan.
Berdasarkan hasil kuesioner yang didapat mengenai nilai manfaat yang diberikan
kepada peserta sosialisasi menunjukkan bahwa nilai manfaat yang diberikan kepada
peserta sosialisasi sangat tinggi karena materi yang diberikan kepada peserta sangat
bermanfaat disebabkan pada kurikulum tidak pernah diberikan materi tersebut. Sehingga
peserta merasa sosialisasi ini sangat bermanfaat bagi peserta. Berdasarkan hasil kuesioner
yang didapat mengenai cara penyampaian materi oleh pemateri kepada peserta
sosialisasi dapat diartikan bahwasanya cara penyampaian materi oleh pemateri
sangat menarik karena pada saat penyampaian materi tidak hanya ceramah saja namun
juga diputar video mengenai keselamatan lalulintas dan juga dilakukan diskusi Tanya
jawab antara peserta dan pemateri sehingga suasana saat sosialisasi terasa hidup.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari kegiatan Sosialisasi Keselamatan Lalu
Lintas Pada Kendaraan Bermotor Roda Dua Untuk Pelajar Sekolah Menengah Atas ini
yaitu:
1. Secara umum sosialisasi ini memberikan pengetahuan bagi para siswa-siswi, ini
terlihat dari hasil preetest dan posttestnya bahwasanya terjadi peningkatan
persentase jumlah soal yang dijawab benar pada soal posttest.
2. Antusiasme dari siswa-siswi sangat tinggi ini terlihat dari hasil kuesioner
bahwasanya sosialisasi ini sangat penting dan bermanfaat bagi mereka
3. Proses berjalannya kegiatan ini cukup kondusif ini terlihat dari diskusi yang
dilakukan saat sosialisasi terjadi dua arah dan materi yang disampaikan diselingi
dengan pemutaran video sehingga membuat siswa-siswi tidak bosan
Saran
Adapun saran-saran dari kegiatan ini adalah sebagai berikut Perlu ditindaklanjuti dan
dikembangkan pelatihan yang serupa untuk program lain berdasarkan kebutuhan
lapangan.
1. Perlu adanya media lain yang lebih menarik selain video misalnya metode
pembelajaran yang lain.
2. Perlu adanya kerjasama dengan pihak Polantas agar dapat memberikan
kontribusi kerjasama untuk mendatangnya sehingga dapat meningkatkan materi
ke level yang lebih
Daftar Pustaka
Ditjen Hubdat. (2014). Data Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas. Jakarta: Departemen
Perhubungan.
Hinze, J., and Bren, K. (1997). “The Causes of Trenching Related Fatalities and Injuries,”
Proceedings of Construction Congress V: Managing Engineered
Construction in Expanding Global Markets, ASCE, pp 389-398.
King, R.W. and Hudson, R. (1985). “Construction Hazard and Safety Handbook: Safety.”
Butterworths, England.