BAB V - 2 - Perhitungan Gelagar Jembatan
BAB V - 2 - Perhitungan Gelagar Jembatan
Beban mati yang bekerja pada gelagar dapat dilihat pada tabel 5.3 di
bawah ini.
84
Untuk bentang panjang (65 m), perhitungan beban mati yang bekerja
pada gelagar adalah:
Gelagar 1 dan 7 atau gelagar exterior
Beban Mati Struktur (DC)
Tabel 5.4. Beban Mati dan Beban Mati Tambahan Pada Gelagar
Beban Mati
Beban Mati /
No Panjang Bentang Gelagar Tambahan / WDW
WDC(kN/m)
(kN/m)
exterior 28,35 1,922
1 Bentang Panjang (65 m)
interior 19,44 3,553
exterior 28,35 1,922
2 Bentang Pendek (40 m)
interior 19,44 3,553
b. Beban Hidup
Beban hidup yang bekerja pada gelagar merupakan beban lalu lintas
kendaraaan dan beban hidup pejalan kaki. Berdasarkan AASHTO LRFD
Bridge Design Specification beban hidup yang digunakan adalah beban
hidul HL-93 yang terdiri dari dua jenis beban kendaraan yaitu beban truk
seperti gambar 5.11 di bawah ini dan beban tandem dengan jarak antar
gandar sebesar 1200 mm dan beban masing-masing gandar sebesar 110 kN.
Selanjutnya beban kendaraan tersebut dikombinasikan dengan beban jalur
sebesar 9,3 N/mm.
Beban hidup pejalan kaki merupakan beban merata yang bekerja pada
trotoar sebesar 3,6 x 10-3 Mpa = 3,6 kN/m2 atau pada trotoar selebar 1,35 m
adalah sebesar:
Momen dan gaya geser akibat beban mati untuk bentang panjang (65m)
dapat dihitung dengan perhitungan sebagai berikut.
Gelagar Interior
Momen dan gaya geser akibat beban mati WDC = 19, 44 kN/m
Momen dan gaya geser akibat beban mati WDW = 3,553 kN/m
88
Gelagar Exterior
Momen dan gaya geser akibat beban mati WDC = 28,35 kN/m
Momen dan gaya geser akibat beban mati WDW = 1,922 kN/m
Untuk bentang pendek (40m) besarnya momen dan gaya geser yang
digunakan adalah sebagai berikut.
Gelagar Interior
Momen dan gaya geser akibat beban mati WDW = 3,553 kN/m
89
Gelagar Exterior
Momen dan gaya geser akibat beban mati WDW = 1,922 kN/m
Besarnya momen dan gaya geser akibat beban hidup dihitung dengan
menggunakan garis pengaruh dengan letak kendaraan yang diubah-ubah
untuk menghasilkan momen dan gaya geser terbesar. Garis pengaruh untuk
beban hidup kendaraan dapat dilihat pada bagian lampiran, baik untuk beban
hidup pada bentang panjang maupun bentang pendek.
a. Bentang Panjang (65 m)
Tabel 5.5 merupakan hasil perhitungan momen akibat beban tandem dan
tabel 5.6 merupakan hasil perhitungan momen akibat beban truk.
Gaya geser yang dihasilkan akibat beban hidup dapat dilihat pada
tabel 5.7 untuk beban tandem dan 5.8 untuk beban truk.
Tabel 5.8. Gaya Geser Akibat Beban Truk Berdasarkan Garis Pengaruh
Momen dan gaya geser akibat beban jalur, yaitu beban merata
sebesar 9,3 kN/m adalah:
( )
( )
94
Untuk beban hidup pejalan kaki pada gelagar exterior, yaitu beban
merata sebesar 4,86 kN/m adalah:
Tabel 5.9 merupakan hasil perhitungan momen untuk beban tandem dan
tabel 5.10 untuk momen hasil beban truk.
1 0.9 110 99
2 1.5 110 165
3 2.6 110 286
4 3.2 110 352
5 4.3 110 473
6 4.9 110 539
7 6 110 660
8 6.6 110 726
9 7.7 110 847
10 8.3 110 913
11 9.4 110 1034
12 10 110 1100
13 8.9 110 979
14 8.3 110 913
15 7.2 110 792
16 6.6 110 726
17 5.5 110 605
18 4.9 110 539
19 3.8 110 418
20 3.2 110 352
21 2.1 110 231
22 1.5 110 165
23 0.4 110 44
Momen Total 12958
95
Gaya geser yang dihasilkan akibat beban hidup dapat dilihat pada
tabel 5.11 untuk beban tandem dan 5.12 untuk beban truk.
Tabel 5.12. Gaya Geser Akibat Beban Truk Berdasarkan Garis Pengaruh
Reaksi titik A Reaksi titik B
No Tinggi Garis Beban Reaksi Tinggi Garis Beban Reaksi
Pengaruh (kN) (kN) Pengaruh (kN) (kN)
1 1.000 145 145 1.000 0 0
2 0.893 145 129.41 0.968 145 140.29
3 0.785 35 27.48 0.860 35 30.1
4 0.678 145 98.24 0.753 145 109.11
5 0.570 145 82.65 0.645 145 93.53
6 0.463 35 16.19 0.538 35 18.81
7 0.355 145 51.48 0.430 145 62.35
8 0.248 145 35.89 0.323 145 46.76
9 0.140 35 4.9 0.215 35 7.53
10 0.033 145 4.71 0.108 145 15.59
Reaksi total titik A 595.94 Reaksi total titik B 524.06
97
Momen dan gaya geser akibat beban jalur, yaitu beban merata
sebesar 9,3 kN/m adalah:
( )
( )
Untuk beban hidup pejalan kaki pada gelagar exterior, yaitu beban
merata sebesar 4,86 kN/m adalah:
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
Gelagar Exterior
Rumus yang digunakan dalam perhitungan faktor distribusi momen
didasarkan pada tipe dari struktur jembatan dan bentuk dari penampang
melintang (cross section) dari jembatan. Berdasarkan tabel 4.6.2.2.2d-1
AASHTO LRFD Bridge Design Specification (dapat dilihat pada bagian
lampiran) maka faktor distribusi momen dihitung dengan rumus:
Satu Pembebanan Jalur Rencana
1.25
0.95 1.80
0.60
0.5 P 0.5 P
0.35
1.15 2.20
Faktor
Faktor
No Gelagar Jumlah Pembebanan Jalur Distribusi
Distribusi
Pakai
Satu Jalur Rencana 0,3804
1 Gelagar Interior 0,5493
Dua atau Lebih Jalur Rencana 0,5493
Satu Jalur Rencana 0,341
2 Gelagar Exterior 0,492
Dua atau Lebih Jalur Rencana 0,492
100
( )
( )
Gelagar Exterior
Rumus yang digunakan dalam perhitungan faktor distribusi geser
didasarkan pada tipe dari struktur jembatan dan bentuk dari penampang
melintang (cross section) dari jembatan. Berdasarkan tabel 4.6.2.2.3b-1
AASHTO LRFD Bridge Design Specification (dapat dilihat pada bagian
lampiran) maka faktor distribusi momen dihitung dengan rumus:
Satu Pembebanan Jalur Rencana
Faktor
Faktor
No Gelagar Jumlah Pembebanan Jalur Distribusi
Distribusi
Pakai
Satu Jalur Rencana 0,6495
1 Gelagar Interior 0,7688
Dua atau Lebih Jalur Rencana 0,7688
Satu Jalur Rencana 0,341
2 Gelagar Exterior 0,551
Dua atau Lebih Jalur Rencana 0,551
(( ( ) )
(( ( ) )
(( ( ) )
(( ( ) )
(( ( ) )
(( ( ) )
(( ( ) )
(( ( ) )
(( ( ) )
(( ( ) )
(( ( ) )
103
(( ( ) )
(( ( ) )
(( ( ) )
(( ( ) )
(( ( ) )
(( ( ) )
(( ( ) )
Momen dan gaya geser terfaktor bentang pendek (40m) akibat beban
hidup dihitung dengan cara yang sama dengan perhitungan di atas dan
104
hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.15 untuk momen terfaktor dan 5.16 untuk
gaya geser terfaktor.
Tabel 5.16 Gaya Geser Tefaktor Beban Hidup Bentang Pendek (40m)
Gelagar Interior
Kombinasi momen:
( ) ( )
( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
Gelagar Exterior
Kombinasi momen:
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( ) ( )
( )
( ) ( )
106
( ) ( ) ( )
( )
( ) ( ) ( )
( )
( ) ( )
Tabel 5.18. Kombinasi Momen dan Gaya Geser Untuk Bentang Pendek
( ⁄√ ) ( ⁄√ )
√ ( )
( ⁄√ ( )) ( ⁄√ ( )
( )
( )
⁄ ⁄ ( )
( ) ( )
[( ) ( )]
[( ) ( )]
[ ]
( ) ( )
√ √
( ) ( )
√ √
√ √
Karena nilai λG< λp maka yang terjadi adalah keruntuhan akibat leleh,
[ ] * +
√
[ ] [ ]
√
√ √
√ √
√ √
112
Karena nilai λG< λp maka yang terjadi adalah keruntuhan akibat leleh,
( )
( )
Tebal badan, tw = 15 mm
Tebal sayap, tf = 60 mm
( )
( )
bf = 1200 mm
bf = 850 mm
tw = 20 mm
h = 2500 mm
tw = 15 mm
h = 1700 mm
tf = 80 mm
tf = 60 mm
a. Gelagar Interior
b. Gelagar Exterior
Nilai lebar efektif (be) yang digunakan dalam perhitungan adalah lebar
efektif pada gelagar interior yaitu be = 2200 mm.
2. PerhitunganProperti Penampang
( )
Momen dan gaya geser yang digunakan dalam perhitungan sama dengan
momen dan gaya geser yang sudah dihitung pada perhitungan dimensi gelagar,
hanya pada momen dan geser akibat beban mati DC perlu dilakukan
perhitungan ulang. Hal ini dikarenakan pada perhitungan sebelumnya beban
akibat berat sendiri gelagar dan beban akibat komponen tambahan (pengaku
dan cross-frame) belum dimasukkan, sehingga perlu dilakukan perhitungan
ulang dengan memasukkan kedua beban tersebut.
116
Gelagar Interior
Momen dan gaya geser akibat beban mati (DC)
Gelagar Exterior
Momen dan gaya geser akibat beban mati (DC)
Momen dan gaya geser yang digunakan dalam perhitungan sama dengan
momen dan gaya geser yang sudah dihitung pada perhitungan sebelumnya
yaitu pada tabel 5.5, 5.6, 5.7, dan 5.8 momen dan gaya geser maksimal akibat
beban hidup.
Faktor distribusi momen perlu dihitung ulang karena dimensi gelagar pelat
telah diperoleh dan karena pada perhitungan sebelumnya nilai Kg/L.ts3
diasumsikan sama dengan 1. Berikut adalah perhitungan faktor distribusi
momen.
( ( )√ )
( )
( )
Gelagar Interior
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
118
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
Gelagar Exterior
Satu Pembebanan Jalur Rencana
Gelagar Exterior
Karena telah diperoleh nilai faktor distribusi momen yang baru, maka
perlu dihitung ulang besarnya momen terfaktor akibat beban hidup.
Sedangkan untuk gaya geser terfaktor tidak perlu dilakukan perhitungan ulang
karena faktor distribusi gesernya tidak berubah, sehingga digunakan gaya
geser terfaktor sama dengan perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya.
a. Gelagar Interior
Momen Terfaktor
(( ( ) )
(( ( ) )
(( ( ) )
(( ( ) )
(( ( ) )
b. Gelagar Exterior
Momen Terfaktor
(( ( ) )
(( ( ) )
(( ( ) )
(( ( ) )
( ) ( )
( )
( ) ( ) ( )
b. Kombinasi Geser
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
122
( ) ( )
( ) ( )
( ) ( ) ( )
( )
( ) ( )
b. Kombinasi Geser
( ) ( ) ( )
( )
( ) ( ) ( )
( )
( ) ( )
a x C
tf PNA
y'
Letak garis netral dianggap berada pada sayap atas.Besar nilai x dapat
dihitung dengan menggunakan keseimbangan gaya-gaya yang terjadi yaitu
sebagai berikut:
( )
124
( )
( )
( ) ( ) ( )
( )
Hasil perhitungan properti potongan melintang gelagar baja pada saat aksi
komposit terjadi dapat dilihat pada tabel 5.20 di bawah ini, dengan nilai y
ditinjau dari bagian teratas sayap atas.
Jarak dari bagian teratas pelat sayap atas dengan bagian yang mengalami
tarik (y’) dapat dihitung sebagai berikut atau dapat dilihat pada gambar 5.15 di
bawah ini.
125
a x
C
tf
PNA
ds
dt
y'
Gambar 5.15. Jarak y’ dan Jarak Gaya Tekan Terhadap Pusat Gaya Tarik
( ) ( )
( ) ( )
126
√ √
√ √
( ⁄ )
Sehingga,
Untuk jarak antar stud dalam 1 baris digunakan jarak 150 mm.
Sehingga,
Jarak minimal antara stud terluar dengan pinggir sayap adalah 25 mm,
sehingga jarak antara stud terluar dengan pinggir sayap gelagar yang dipakai
adalah:
( )
( )
150 mm
22 mm 175 mm 300 mm
249 mm
1200 mm
9. Perencanaan Geser
√ √
√ √
( ) ( )
( )
( )
129
Sehingga;
( ) ( )
( )
( )
( ) ( )
√ √
√ √
130
Sehingga:
( ) ( )
( )
( )
( )
√ ( ) ]
[
( )
√ ( )
[ ]
Sehingga;
( )
( )
131
( ( ) )
( ( ) )
[ ( ) ]
[ ( ) ]
Potongan A-A
tp = 20 mm
Pot A-A
Pelat Badan
tw = 20 mm
bt = 300 mm transverse
intermediate
stiffeners
do = 6500 mm
tp = 20 mm
√ √
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.18 dan 5.19 di bawah.
Potongan A-A
Pot A-A tw = 20 mm
bt = 300 mm bearing
stiffeners
tp = 20 mm
bearing
stiffeners
Las Sudut
25 mm x 25 mm
25 mm
bt = 300 mm
Sehingga,
Karena reaksi yang terjadi lebih besar daripada gaya yang dihasilkan oleh
pengaku tumpuan, maka perlu ditambah jumlah pengaku tumpuan yang
dipasang seperti pada gambar 5.20 di bawah ini.
134
bearing stiffeners
Tengah-Tengah
Pelat Badan tw = 20 mm
bt = 300 mm
tp = 20 mm
( ) ( )
Sehingga,
( ) ( )
√ √
( ) ( )
135
Sehingga,
VB = 160 km/jam
PB = 0,0024 Mpa
V0 = 19,3 km/jam
Z0 = 2500 mm
( ) ( )
( ) ( )
136
( ) ( )
Sehingga:
Sehingga beban angin tidak mengontrol pada desain gelagar dan desain
gelagar untuk bentang panjang aman terhadap beban angin yang terjadi.
137
Untuk bentang pendek (40m) data-data dan hasil perhitungan untuk struktur
komposit adalah sebagai berikut:
Sehingga,
138
Sehingga,
Gambar 5.21 menunjukkan dimensi dan jarak antar pengaku antara yang
digunakan pada bentang pendek.
Potongan A-A
tp = 15 mm
Pot A-A
Pelat Badan
tw = 15 mm
bt = 200 mm transverse
intermediate
stiffeners
do = 2000 mm
tp = 15 mm
Gambar 5.21. Dimensi dan Jarak antar Pengaku Antara Bentang Pendek
Sehingga,
Gambar 5.22 menunjukkan dimensi dan jarak antar pengaku tumpuan yang
digunakan pada bentang pendek.
bearing stiffeners
Tengah-Tengah
Pelat Badan tw = 15 mm
bt = 200 mm
tp = 15 mm
Gambar 5.23 menunjukkan dimensi dan jarak antar shear connector pada satu
bagian yang digunakan pada bentang pendek.
140
150 mm
22 mm 175 mm 300 mm
125 mm
850 mm
Pada perencanaan sambungan baut pada pelat sayap, hanya akan diperlihatkan
perhitungan untuk bentang panjang saja, sedangkan untuk bentang pendek hanya
akan diperlihatkan hasil akhirnya karena perhitungan yang dilakukan
menggunakan cara yang sama. Berikut adalah data-data yang diperlukan dalam
perhitungan:
Tegangan leleh baja, Fy = 345 Mpa
Diameter baut, d = 22 mm
1. Gaya Desain
( )
( ( ) ) ( )
( )
Gaya desain yang digunakan pada pelat sambung sayap disamakan antara
sayap atas dan sayap bawah. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan
pemasangan pelat sambung dan tertukarnya jumlah baut yang digunakan
antara sayap atas dengan sayap bawah. Sehinggga besarnya gaya desain yang
digunakan merupakan gaya desain terbesar antara gaya yang terjadi pada
sayap atas dan sayap bawah.
[ ]
Berdasarkan cek terhadap geser dan tahanan tumpu baut, maka jumlah
baut yang digunakan adalah:
Jumlah baut yang digunakan untuk sayap atas dan sayap bawah:
( )
Digunakan 224 baut dengan jumlah baut pada satu sisi 112 baut.
Dicoba:
Pelat Badan
2500 x 20 mm
Persyaratan jarak baut dengan pinggir pelat untuk baut d=22 mm:
Dipakai, s = 75 mm
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.25 untuk jarak
antar baut pada pelat sambung luar dan gambar 5.26 untuk jarak antar baut
pelat sambng dalam.
146
50 mm 50 mm 50 mm 50 mm
7 x 75 mm 7 x 75 mm
75 mm
6 x 75 mm
1200 mm
150 mm
6 x 75 mm
75 mm
50 mm 50 mm 50 mm 50 mm
7 x 75 mm 7 x 75 mm
75 mm
590 mm 6 x 75 mm
65 mm
20mm
65 mm
590 mm 6 x 75 mm
75 mm
Karena terdapat 2 (dua) buah pelat sambung, sehingga gaya yang harus
Maka:
148
Karena terdapat 2 (dua) buah pelat sambung, sehingga gaya yang harus
Karena digunakan 7 baut pada 1 sisi maka lebar bersih pelat sambung,
( ) ( )
Maka:
Cek terhadap block shear ini dilakukan pada satu sisi pelat sambung,
sehingga besarnya gaya yang digunakan sebagai kontrol adalah:
1. Kasus 1
Patah yang terjadi pada kasus 1 ini dapat dilihat pada gambar 5.27 di
bawah ini.
50 mm 50 mm
7 x 75 mm
75 mm
6 x 75 mm
150 mm
6 x 75 mm
75 mm
[( ) ( ) ]
[( ) ( ) ( )]
151
( )
( )
2. Kasus 2
Patah yang terjadi pada kasus 2 ini dapat dilihat pada gambar 5.28 di
bawah ini.
50 mm 50 mm
7 x 75 mm
75 mm
6 x 75 mm
150 mm
6 x 75 mm
75 mm
[ ]
[( ) ( ) ]
[( ) ( ) ( )]
( )
( )
3. Kasus 3
Patah yang terjadi pada kasus 3 ini dapat dilihat pada gambar 5.29 di
bawah ini.
50 mm 50 mm
7 x 75 mm
75 mm
6 x 75 mm
150 mm
6 x 75 mm
75 mm
[ ]
[ ( )]
[[ ( )] ]
[[ ( )] ]
( )
( )
153
4. Kasus 4
Patah yang terjadi pada kasus 4 ini dapat dilihat pada gambar 5.30 di
bawah ini.
50 mm 50 mm
7 x 75 mm
75 mm
6 x 75 mm
150 mm
6 x 75 mm
75 mm
[ ]
[ ( )]
[( ) ]
[( ) ( )]
( )
( )
154
Cek terhadap block shear ini dilakukan pada satu sisi pelat sambung,
sehingga besarnya gaya yang digunakan sebagai kontrol adalah:
1. Kasus 1
Patah yang terjadi pada kasus 1 ini dapat dilihat pada gambar 5.31 di
bawah ini.
50 mm 50 mm
7 x 75 mm
75 mm
6 x 75 mm
65 mm
65 mm
6 x 75 mm
75 mm
[( ) ]
[( ) ( )]
2. Kasus 2
Patah yang terjadi pada kasus 2 ini dapat dilihat pada gambar 5.32 di
bawah ini.
50 mm 50 mm
7 x 75 mm
75 mm
6 x 75 mm
65 mm
65 mm
6 x 75 mm
75 mm
[ ]
[( ) ]
[( ) ( )]
( )
( )
156
3. Kasus 3
Patah yang terjadi pada kasus 3 ini dapat dilihat pada gambar 5.33 di
bawah ini.
50 mm 50 mm
7 x 75 mm
75 mm
6 x 75 mm
65 mm
65 mm
6 x 75 mm
75 mm
[ ]
[ ( )]
[( ) ]
[( ) ( )]
( )
( )
157
4. Kasus 4
Patah yang terjadi pada kasus 4 ini dapat dilihat pada gambar 5.34 di
bawah ini.
50 mm 50 mm
7 x 75 mm
75 mm
6 x 75 mm
65 mm
65 mm
6 x 75 mm
75 mm
[ ]
[ ( )]
[( ) ]
[( ) ( )]
( )
( )
158
Gambar 5.35 di bawah ini menunjukan hasil akhir sambungan sayap untuk
gelagar panjang. Jumlah baut dan tebal pelat sambung untuk sayap atas dan
sayap bawah disamakan untuk menghindari kesalahan dalam pemasangan
antara sayap atas dan sayap bawah.
Daerah Sambungan
Total 112 Baut
Jarak @ 75 mm
Pelat Sayap
Pelat Sambung Luar
1200 x 80 mm
1200 x 90 mm
Pelat Badan
2500 x 20 mm
Sambungan baut pada pelat sayap untuk bentang pendek (40 m) data-data
dan hasil perhitungan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Diameter baut, d = 22 mm
Daerah Sambungan
Total 70 Baut
Jarak @ 75 mm
Pelat Sayap Pelat Sambung Luar
850 x 60 mm 850 x 80 mm
Pelat Badan
1700 x 15 mm
Pada perencanaan sambungan baut pada pelat badan, hanya akan diperlihatkan
perhitungan untuk bentang panjang saja, sedangkan untuk bentang pendek hanya
akan diperlihatkan hasil akhirnya karena perhitungan yang dilakukan
menggunakan cara yang sama. Sambungan terletak pada jarak 12 meter dari
pinggir bentang.Berikut adalah data-data yang diperlukan dalam perhitungan:
Tegangan leleh baja, Fy = 345 Mpa
Diameter baut, d = 22 mm
Karena sambungan terletak pada jarak 12 meter dari ujung gelagar, maka
perlu dihitung besarnya gaya geser yang terjadi pada titik tersebut.
Perhitungan gaya geser dilakukan dengan menggunakan gaya pengaruh. Di
bawah ini gambar 5.37 menunjukkan garis pengaruh yang terjadi pada jarak
12 meter. Perhitungan gaya geser dilakukan baik akibat beban mati maupun
akibat beban hidup.
162
A B
12.00
65.00
GP Gaya Geser
Ra dan Rb
0,82
0,18
Perhitungan gaya geser akibat beban mati dilakukan baik untuk gelagar
interior maupun gelagar exterior. Di bawah ini adalah perhitungan gaya geser
maksimal untuk gelagar interior pada jarak bentang 12 meter:
Akibat beban mati DC = 38,687 kN/m.
[ ( )]
[ ( )]
Sedangkan untuk gaya geser maksimal gelagar exterior pada jarak bentang
12 meter dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini:
Akibat beban mati DC = 47,597 kN/m.
[ ( )]
[ ( )]
163
Hasil perhitungan gaya geser akibat beban hidup tandem dapat dilihat pada
tabel 5.21 di bawah ini. Dengan letak beban pada garis pengaruh dapat dilihat
pada bagian lampiran.
Rmaks Rmins
No Tinggi Garis Beban Reaksi Tinggi Garis Beban Reaksi
Pengaruh (kN) (kN) Pengaruh (kN) (kN)
1 0.820 110 90.20 0.180 110 19.80
2 0.801 110 88.16 0.147 110 16.17
3 0.767 110 84.41 0.129 110 14.19
4 0.749 110 82.37 0.096 110 10.56
5 0.715 110 78.63 0.078 110 8.58
6 0.696 110 76.58 0.045 110 4.95
7 0.662 110 72.84 0.027 110 2.97
8 0.644 110 70.80 Total Reaksi Minimal 77.22
9 0.610 110 67.05
10 0.591 110 65.01
11 0.557 110 61.27
12 0.538 110 59.23
13 0.504 110 55.48
14 0.486 110 53.44
15 0.452 110 49.70
16 0.433 110 47.65
17 0.399 110 43.91
18 0.381 110 41.87
19 0.347 110 38.12
20 0.328 110 36.08
21 0.294 110 32.34
22 0.275 110 30.29
23 0.241 110 26.55
24 0.223 110 24.51
25 0.189 110 20.76
26 0.170 110 18.72
27 0.136 110 14.98
28 0.118 110 12.93
164
Hasil perhitungan gaya geser akibat beban hidup truk dapat dilihat pada
tabel 5.22 di bawah ini. Dengan letak beban pada garis pengaruh dapat dilihat
pada bagian lampiran.
Rmaks Rmins
No Tinggi Garis Beban Reaksi Tinggi Garis Beban Reaksi
Pengaruh (kN) (kN) Pengaruh (kN) (kN)
1 0.820 145 118.90 0.180 145 26.10
2 0.753 145 109.25 0.116 35 4.04
3 0.687 35 24.04 0.051 145 7.40
4 0.620 145 89.96 Total Reaksi Minimal 37.54
5 0.554 145 80.31
6 0.487 35 17.06
7 0.421 145 61.02
8 0.354 145 51.37
9 0.288 35 10.07
10 0.221 145 32.08
11 0.155 145 22.43
12 0.088 35 3.09
13 0.022 145 3.14
Total Reaksi Maksimal = 622.74
165
Gaya geser maksimal untuk satu gelagar akibat beban jalur, yaitu beban
merata sebesar 9,3 kN/m adalah:
[ ( )]
Untuk beban hidup pejalan kaki pada gelagar exterior, yaitu beban merata
sebesar 4,86 kN/m adalah:
[ ( )]
(( ( ) )
(( ( ) )
(( ( ) )
166
(( ( ) )
(( ( ) )
b. Gelagar Exterior
(( ( ) )
(( ( ) )
(( ( ) )
(( ( ) )
a. Gelagar Interior
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
( )
b. Gelagar Exterior
( ) ( ) ( )
( )
( ) ( ) ( )
( )
( ) ( )
√ √
√ √
( ) ( )
( )
( )
Sehingga;
Maka:
169
Misal:
Maka:
( ) ( )
Digunakan:
Momen inersia =
[ ( ) ( )]
[ ( ) ( )]
( )
( )
Sehingga:
[ ( )]
[ ( )]
171
Sehingga:
( )
( )
Sehingga:
( )
( )
( )
( )
172
( )
( )
( )
( )
√( ) ( )
√( ) ( )
Sehingga:
[ ] [ ]
[ ] [ ]
173
Gambar 5.38 di bawah ini menunjukkan detail hasil sambungan baut pada
sayap dan badan dari gelagar panjang (65 m).
Pelat Badan
2500 x 20 Total 100 baut
Jarak @ 75
Sambungan baut pada pelat badan untuk bentang pendek (40 m) data-data
dan hasil perhitungan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tegangan leleh baja, Fy = 345 Mpa
Diameter baut, d = 22 mm
Detail sambungan baut pada bentang pendek (40m) dapat dilihat pada
gambar 5.39 di bawah ini.
Total 70 Baut
Jarak @ 75
Pelat Sayap Pelat Sambung Luar
850 x 60 850 x 80
( )
( )
( )
( )
⁄
Sehingga,
⁄ ⁄
178
( )
( )
( )
( )
⁄
Sehingga,
⁄ ⁄
179
Gambar 5.40 di bawah ini menunjukkan jarak antar pengaku dan dimensi
pengaku yang digunakan.
Potongan A-A
tp = 20 mm
Pot A-A
Pelat Badan
tw = 20 mm
bt = 300 mm transverse
intermediate
stiffeners
do = 6500 mm
tp = 20 mm
( )
( )
[ ( )] [ ( )]
Sehingga,
Hasil perhitungan dan data-data untuk sambungan las pada bentang pendek
dapat dilihat sebagai berikut:
Tinggi pelat badan, h = 1700 mm
Ketahan las per millimeter panjang pada sayap atas, R = 3278,71 N/mm
Sehingga,
⁄ ⁄
Ketahan las per millimeter panjang pada sayap bawah, R = 3278,71 N/mm
181
Sehingga,
⁄ ⁄
Sehingga,
182
Defleksi akibat beban hidup tandem (110 kN) + lane (9,3 N/mm) =
Defleksi akibat beban hidup tandem (110 kN) + lane (9,3 N/mm) =
184
Defleksi akibat beban hidup truk (145 kN) + lane (9,3 N/mm) =
Sehingga gelagar interior dan gelagar exterior untuk bentang pendek aman
terhadap defleksi yang terjadi.