Binder 9
Binder 9
id
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN SKRIPSI
Pembimbing Utama
Nama : Suyatmi, dr., Mbiomed.Sci
NIP : 19720105 200112 2 001 ( ______________________ )
Pembimbing Pendamping
Nama : Andri Iryawan, dr., MS. Sp And
NIP : 195311231 985030 1 006 ( ______________________ )
Penguji Utama
Nama : Much. Arief TQ, dr., MS
NIP : 19500913 198003 1 002 ( ______________________ )
Penguji Pendamping
Nama : Mujosemedi, Drs., MSc
NIP : 19600530 198903 1 001 ( ______________________ )
Surakarta,
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Methods: This research was experimental laboratory and post test only control group
design. Animal tests using mice 28 male Swiss Webster strain were divided into 4
groups: control group and treatment groups I-III (KP I-III). In the first three days of
KP I-III given aspirin 84mg/kg body weight and 0.25 ml distilled water while the KP
II and III were given the mungbeans with graded doses (0.05 g and 0.1 g / 20g BW).
On day 4 to day-to-6 in a row of aspirin in KP I-III was stopped. On the KP I still be
given 0.25 ml distilled water while in the KP II and III still be given the mungbeans.
On day-7 mice were sacrificed and stomach was taken for making preparations. The
data obtained were analyzed statistically by Kruskal-Wallis using SPSS for Windows
Release 17.
Results: This study viewed from the observation of microscopic structure of the
stomach of mice in the entire field of view which comes from the minor curvature. In
the control group obtained results largely normal, while in the KP I shows heavy
damage. In the KP II and III showed normal circumstances and the minor damage
that showed repair of microscopic evidence. The result of Kruskal-Wallis test statistic
is significant in the presence of significance differences between the four study
groups p = 0.000 (p <0.050). The result of Mann-Whitney statistical test showed
histological improvement as seen by comparison between each two groups, where the
KK-KP I, I-KP KP II, & III KP I-KP and the results differ significantly in KK-KP II,
KP KK-III, & KP KP II-III results are not significantly different.
v
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PRAKATA
Segala puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan hidayah-Nya dalam menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh
Pemberian Kacang Hijau (Phaseolus radiatus) terhadap Perbaikan Gambaran
Histologis Mukosa Lambung Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Aspirin”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini tidak lepas dari kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. A. A. Subijanto, dr., MS., selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Muthmainah, dr., MKes., selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Suyatmi, dr., Mbiomed.Sci, selaku pembimbing utama yang telah berkenan
meluangkan waktu memberikan bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis.
4. Andri Iryawan, dr., MS. Sp And, selaku pembimbing pendamping atas segala
bimbingan, arahan, dan waktu yang telah beliau luangkan bagi penulis.
5. Much. Arief TQ., dr., MS., selaku penguji utama yang telah berkenan menguji
dan memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.
6. Mujosemedi, Drs., MSc, selaku anggota penguji yang telah memberikan saran
untuk memperbaiki kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
7. Hendra Kusnoto, Drs. dan Elly Zandra, selaku orang tua penulis yang telah
memberikan doa, memfasilitasi dan memotivasi dengan penuh kasih sayang.
8. Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, para
dosen beserta segenap staf.
9. Tim Skripsi, Perpustakaan FK UNS yang banyak membantu dalam penyelesaian
skripsi dan sebagai salah satu tempat mencari referensi.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang turut membantu
penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian dan
penyusunan skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
demi perbaikan selanjutnya. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.
vi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
PRAKATA ........................................................................................................ vi
BAB I. PENDAHULUAN
c. Morfologi .................................................................................. 6
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Lambung ..................................................................................... 12
1) Tunika Mukosa.................................................................... 13
3. Aspirin ........................................................................................ 18
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Simpulan ......................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................49
LAMPIRAN.......................................................................................... ............ 52
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
ilmu pengobatan sekarang ini merupakan salah satu kelompok obat yang
banyak diresepkan dan juga digunakan tanpa resep dokter (Wilmana & Gan,
2007). Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) digunakan secara umum dan luas
adalah suatu jenis obat dari keluarga salisilat yang sering digunakan sebagai
analgesik (terhadap rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik, antikoagulan dan
Tidak ada satupun OAINS yang sama sekali aman, bahkan aspirin
yang merupakan obat yang cukup efektif, mempunyai efek samping yang
lebih sering muncul dan lebih berbahaya jika diberikan dalam dosis yang
berlebihan (Nasution, 1992). Efek samping yang paling sering terjadi adalah
2010). Gejala lain yang diakibatkan oleh aspirin antara lain dispepsia, nyeri
epigastrium, indigesti, heart burn (rasa seperti terbakar), nausea dan vomitus
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
iritan yang terdapat dalam makanan, bahkan yang dihasilkan oleh lambung
itu, diperlukan suatu zat yang dapat memperbaiki atau bahkan mencegah
kerusakan lambung akibat OAINS. Zat yang dibutuhkan tidak harus obat,
tetapi dapat juga dengan memanfaatkan bahan alami dari alam misalnya
kacang-kacangan.
lambung adalah kacang hijau. Kacang hijau atau Phaseolus radiatus berasal
tinggi sebanyak 24%. Selain itu kacang hijau juga merupakan sumber mineral
penting, antara lain; kalsium dan fosfor yang sangat diperlukan tubuh untuk
lemak tak jenuh sehingga aman dikonsumsi oleh orang yang memiliki
masalah kelebihan berat badan. Manfaat kacang hijau cukup banyak, salah
obat maag oleh sebagian masyarakat. Akan tetapi, hal ini masih berupa
lainnya adalah histidin, dan beta karoten sebagai antioksidan, zat besi yang
berperan dalam pembentukan sel darah merah, berbagai anti inflamasi seperti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
kacang hijau juga terdapat serat, pektin, piridoksin, dsb yang mempunyai
pemberian aspirin.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
mencit yang terpapar aspirin, dan apakah dengan peningkatan dosis kacang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian
1. Aspek teoritis
2. Aspek aplikatif
penelitian lebih lanjut dari kacang hijau untuk memperbaiki sel epitel
mukosa lambung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
masyarakat Indonesia. Asal usul kacang hijau diduga dari kawasan India
mungo di India atau disebut kacang hijau India. Kacang hijau dibawa
masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, oleh pedagang Cina dan
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
masyarakat Indonesia. Asal usul kacang hijau diduga dari kawasan India
mungo di India atau disebut kacang hijau India. Kacang hijau dibawa
masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, oleh pedagang Cina dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
Kingdom: Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi: Angiospremae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Leguminales
Famili : Leguminosae
Genus : Phaseolus
b. Nama Asing
c. Morfologi
akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Perakaran tanaman kacang
Daun tanaman ini tumbuh majemuk, tiga helai anak per daun
(Soeprapto, 1993).
Bunga kacang hijau tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
hijau, tetapi ada juga yang berwarna kuning, cokelat, atau berbintik-
terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kulit biji (10%), kotiledon (88%),
dengan bobot per butir sekitar 0,5 mg – 0,8 mg atau berat per 1000
(Rukmana, 1997).
(Yartati, 2005).
2005).
(Duke, 2010).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
ulserasi.
(Mahmud, 2006).
2. Lambung
Bagian tengah atau utama lambung adalah korpus. Lapisan otot polos di
fundus dan di korpus relatif lebih tipis, tetapi bagian bawah lambung,
b. Lapisan Lambung
1) Tunika Mukosa
2) Tunika Submukosa
2002).
3) Tunika Muskularis
tiga lapis dan bukan dua lapis otot polos. Lapisan yang paling
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
4) Tunika Serosa
c. Kelenjar Lambung
1) Kelenjar Kardia
namun juga terdapat di saluran nafas dan tempat lain tubuh. Sel-
terdiri dari 3 rintangan yakni lapisan pre epitel, sel epitel permukaan
dan sub epitel (Tarigan, 2006). Selain itu, beberapa hal yang penting
regenerasi yang tinggi ini membuat epitel lambung yang rusak selalu
Usman, 1991)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
memacu sekresi sel parietal untuk mengeluarkan HCl. Dalam hal ini,
3. Aspirin
obatan ini dengan steroid, yang juga memiliki khasiat serupa. NSAID
dan duodenum, renal blood flow dan aktifitas koagulasi. Jika aktifitas
COX-1 ini dihambat oleh OAINS maka muncul risiko efek samping
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
(Simon, 2001).
jalur COX-1. Aspirin memiliki sifat unik dibandingkan dengan yang lain
vasomotor, poliposis nasal dan asma akut sering mengalami reaksi ini.
(C4 dan D4). Zat-zat ini dapat mencetuskan bronkospasme. Pasien yang
dan anion terkait asam tersebut tetap menyatu sehingga tidak larut dalam
(Valle, 2005). Aspirin juga merupakan asam larut lemak sehingga dapat
(Tarigan, 2006).
antiulcer pada pektin dan piridoksin juga antihistamin dari oleic acid dan
linoleic acid. Selain itu, efek antioksidan dan pro-kolagen dari ascorbic-
acid dan efek mukogenik dari beta karoten menambah proteksi sel-sel
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Pemikiran
Asam arakhidonat
Aspirin,
COX-1 & COX-2
Prostaglandin
Direct toxic
cellular
HCl ↑ injury
Mucus ↓
α-linoleic
acid Refluk lambung ↑Keasaman
lambung
β karoten
Pengeluaran
histamin (reaksi
inflamasi)
Kacang Oleic
hijau acid,
Linoleic Sebukan sel2
acid radang & limfosit
Ascorbic
acid Inflamasi
Pektin,
piridoksin Rusaknya lamina propria
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
C. Hipotesis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Subjek Penelitian
24
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Subjek Penelitian
sebanyak 9 ekor mencit (n > 6), dan jumlah kelompok mencit ada 4
D. Teknik Sampling
diperoleh dengan mengambil begitu saja subjek penelitian yang ditemui dari
E. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian ini adalah the post test only control group design
(Taufiqqurohman, 2003).
KK O0
Sampel Bandingkan
Mencit KP I O1 dengan uji
36 ekor statistik
KP II O2
KP III O3
Keterangan :
KP III = Kelompok perlakuan III yang diberi aspirin dan kacang hijau dosis
II.
diberikan kacang hijau dosis I yaitu 0,05 gr/20 grBB mencit pada
diberikan kacang hijau dosis II yaitu 0,10 gr/20 grBB mencit pada
3. Variabel luar
Variasi genetik, jenis kelamin, umur, suhu udara, berat badan, dan jenis
mencit.
hijau yang bagus bewarna hijau dan masih segar yang bisa didapatkan di
air kemudian ditimbang dan diberikan secara per oral dengan sonde
sehingga untuk 0,05 gr didapatkan 0,25 ml larutan kacang hijau dan dosis
pada mencit KP2 1 jam setelah pemberian aspirin pada hari ke 1-3
pada mencit KP3 1 jam setelah pemberian aspirin pada hari ke 1-3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
variabel terikat adalah skala ordinal. Dicari pada semua bagian mukosa di
kurvatura minor.
a. Variasi genetik
b. Jenis kelamin
c. Umur
d. Suhu udara
e. Berat badan
f. Jenis makanan
Makanan yang diberikan berupa pellet dan minuman dari air PAM.
perlakuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
b. Timbangan hewan.
c. Timbangan obat.
e. Sonde lambung.
i. Kamera digital
a. Aspirin.
c. Aquades.
d. Air PAM.
f. Kacang hijau
I. Cara Kerja
hijau yang bagus berwarna hijau dan masih segar yang bisa didapatkan di
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
UNS.
tepung kacang hijau yang digunakan untuk manusia adalah satu sendok
makan (15 ml) atau 18 gr untuk manusia dengan berat badan 70 kg. Nilai
Jadi, dalam penelitian ini dipakai dua dosis kacang hijau, yaitu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
mencit adalah 0,14. Jadi, dosis untuk mencit adalah 0,14 x 600 = 84
peroral adalah 1,7 mg/20 gr berat badan mencit. Jumlah yang diberikan
3. Persiapan mencit
4. Pengelompokan Subjek
hari ke-13
commit
aquades 0,25 ml to pada
perhari user hari ke-1 hingga ke-3 perlakuan
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
dosis I yaitu 0,05 gr/20grBB mencit pada hari ke-1 hingga ke-3
dosis II yaitu 0,10 gr/20grBB mencit pada hari ke-1 hingga ke-
5. Penelitian Pendahuluan
yang digunakan untuk penelitian ini tidak termasuk dengan mencit yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
berat.
UNS selama 7 hari serta diberi makan dan minum secara ad libitum dan
perhari selama 3 hari dimulai dari hari pertama hingga hari ke-3 perlakuan
perlakuan.
peroral 2 jam setelah makan di siang hari dan 1 jam kemudian diberikan
kacang hijau 0,05 gr/20grBB 1x/hari diberikan sejak hari pertama hingga
dan 1 jam kemudian diberikan kacang hijau 0,10 gr/20grBB sejak hari
berat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
Diadaptasikan selama 7 hari, dengan pemberian pakan dan air minum dari PAM
Dilanjutkan hingga hari ke-13 penelitian, kemudian hewan dikorbankan dan dibuat preparat
7. Pengukuran hasil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
kerusakan ringan, berat, ataukah normal yang dilihat pada seluruh lapang
perlakuan I, kelompok perlakuan II, dan kelompok perlakuan III dapat dilihat
4 normal
3 kerusakan ringan
kerusakan berat
2
0
kontrol KP I KP II KP III
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
kerusakan ringan, berat, ataukah normal yang dilihat pada seluruh lapang
perlakuan I, kelompok perlakuan II, dan kelompok perlakuan III dapat dilihat
4 normal
3 kerusakan ringan
kerusakan berat
2
0
kontrol KP I KP II KP III
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
Keterangan :
dan aquades 0,25 ml perhari pada hari ke-1 hingga ke-3 perlakuan
perlakuan
0,25 ml/20 grBB mencit pada hari ke-1 hingga ke-3 perlakuan dan
ke-6 perlakuan
0,5 ml/20 grBB mencit pada hari ke-1 hingga ke-3 perlakuan dan
ke-6 perlakuan
normal dan tiga preparat dengan kerusakan ringan. Pada kelompok perlakuan
berat. Sedangkan pada kelompok perlakuan II dan III, selain diberikan aspirin
commit
juga diberikan kacang hijau to user
dengan dosis bertingkat, sehingga terjadi
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
tiga preparat dalam keadaan normal serta empat preparat dengan kerusakan
ringan, dan kelompok perlakuan III satu preparat dalam keadaan normal,
B. Analisis Data
data yang didapat merupakan data kategorikal dengan skala ordinal dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
Maka hasil dari pasangan kelompok tersebut adalah signifikan yang berarti
pasangan kelompok tersebut tidak signifikan yang berarti tidak ada perbedaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PEMBAHASAN
perlakuan II (KP-II), dan kelompok perlakuan III (KP-III). Dari 36 mencit yang
diberi diet standar, aquades 0,2 ml dan 0,25 ml peroral/mencit selama 6 hari
mencit serta aquades 0,25 ml perhari pada hari ke-1 hingga ke-3 perlakuan
dilanjutkan dengan aquades 0,25 ml pada hari ke-4 hingga ke-6 perlakuan.
perhari kemudian 1 jam setelah itu diberikan kacang hijau dosis I yaitu 0,05 gr/20
grBB mencit pada hari ke-1 hingga ke-3 perlakuan dan dilanjutkan pemberian
kacang hijau 0,05 gr/20 grBB pada hari ke-4 hingga ke-6 perlakuan. Kelompok
perlakuan III diberi diet standar dan aspirin 84 mg/kgBB mencit perhari serta 1
jam kemudian diberikan kacang hijau dosis II yaitu 0,10 gr/20 grBB mencit pada
hari ke-1 hingga ke-3 perlakuan dan dilanjutkan pemberian kacang hijau 0,10
aspirin. Pada kelompok kontrol, hanya tiga ekor dari tujuh ekor mencit yang
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
BAB V
PEMBAHASAN
perlakuan II (KP-II), dan kelompok perlakuan III (KP-III). Dari 36 mencit yang
diberi diet standar, aquades 0,2 ml dan 0,25 ml peroral/mencit selama 6 hari
mencit serta aquades 0,25 ml perhari pada hari ke-1 hingga ke-3 perlakuan
dilanjutkan dengan aquades 0,25 ml pada hari ke-4 hingga ke-6 perlakuan
perhari kemudian 1 jam setelah itu diberikan kacang hijau dosis I yaitu 0,05 gr/20
grBB mencit pada hari ke-1 hingga ke-3 perlakuan dan dilanjutkan pemberian
kacang hijau 0,05 gr/20 grBB pada hari ke-4 hingga ke-6 perlakuan. Kelompok
perlakuan III diberi diet standar dan aspirin 84 mg/kgBB mencit perhari serta 1
jam kemudian diberikan kacang hijau dosis II yaitu 0,10 gr/20 grBB mencit pada
hari ke-1 hingga ke-3 perlakuan dan dilanjutkan pemberian kacang hijau 0,10
aspirin. Pada kelompok kontrol, hanya tiga ekor dari tujuh ekor mencit yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
Hal ini disebabkan pada kelompok kontrol hanya diberikan aquadest dan tidak
diberikan zat perusak (aspirin). Hal ini sesuai dengan keadaan normal lambung.
Dalam keadaan normal, sawar lambung memungkinkan sedikit difusi balik ion
H+. Selain itu, kerusakan lambung dapat pula disebabkan oleh proses penyondean
dikarenakan aspirin merupakan asam asetilsalisilat yaitu asam lemah yang secara
sehingga tidak larut dalam kondisi asam dari lambung dan menyebabkan
absorbsinya di tunda (Valle, 2005). Selain itu, aspirin merupakan asam yang larut
regenerasi sel epitel mukosa lambung dan sekresi mukus berperan sebagai
mg/kgBB mencit perhari kemudian 1 jam setelah itu diberikan kacang hijau dosis
I yaitu 0,25 ml/20 grBB mencit pada hari ke-1 hingga ke-3 perlakuan dan
dilanjutkan pemberian kacang hijau 0,25 ml pada hari ke-4 hingga ke-6 perlakuan
terlihat kerusakan ringan pada empat ekor mencit dan tiga ekor sisanya dalam
keadaan normal. Pemberian aspirin dosis 84mg/KgBB dalam waktu 1 jam dapat
memperlihatkan kerusakan ringan hingga sedang pada mukosa lambung. Hal ini
sudah diuji dalam uji pendahuluan dimana dua ekor mencit diet standar diberi
aspirin dosis 84mg/KgBB. Satu ekor mencit dikorbankan setelah 1 jam pemberian
aspirin dah satu ekor lagi dikorbankan setelah 2 jam pemberian aspirin. Mencit
berat. Pemberian kacang hijau setelah 1 jam pemberian aspirin terbukti dapat
regenerasi epitel lambung. Selain dengan cara vasodilatasi, dapat juga dengan
efek antiinflamasi oleic acid, dan linoleic acid yang menghambat pengeluaran
histamin, serta asam askorbat menghambat rusaknya lamina propria. Zat- zat
hijau tanpa pemberian aspirin pada hari perlakuan ke-4 hingga ke-6 bertujuan
serta 1 jam kemudian diberikan kacang hijau dosis II yaitu 0,5 ml/20 grBB mencit
pada hari ke-1 hingga ke-3 perlakuan dan dilanjutkan pemberian kacang hijau 0,5
ml pada hari ke-4 hingga ke-6 perlakuan. Dosis kacang hijau yang diberikan pada
kelompok ini dua kali lipat dosis pemakaian awal. Hasilnya, dari sampel tujuh
ringan. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan dosis tidak memberikan efek
dan apabila terdapat perbedaan yang signifikan dilanjutkan dengan uji Mann-
bermakna antara keempat kelompok perlakuan (p<0,05). Dari hasil uji Mann-
Whitney terdapat beberapa hasil uji dimana hasil uji kelompok kontrol dengan
signifikan. Perbedaan ini terjadi karena kerusakan mukosa lambung derajat berat
pada kelompok perlakuan I yang meluas. Hal ini terjadi karena kerusakan yang
kelompok perlakuan II (aspirin dan kacang hijau dosis 0,25 ml) berbeda signifikan
pemberian aspirin pada kelompok perlakuan I merusak total sel-sel epitel mukosa
perlakuan III (aspirin dan kacang hijau dosis 0,5 ml) yang menunjukkan
perlakuan III tidak berbeda signifikan. Hal ini dikarenakan pada kelompok
perlakuan II diantara tujuh ekor mencit, mukosa lambung pada tiga ekor mencit
berhasil diperbaiki hingga normal sedangkan empat ekor lainnya hanya dapat
III yang memakai dosis dua kali lipatnya terdapat seekor mencit yang mukosa
lambungnya normal dan sisanya berderajat kerusakan ringan. Hasil yang tidak
signifikan ini menunjukkan kedua dosis kacang hijau yang dipakai dapat
Dalam perbandingan ini juga memperlihatkan bahwa dosis pertama (kacang hijau
0,25 ml/20g BB mencit) yang efektif untuk perbaikan mukosa lambung mencit.
perlakuan II (diberi aspirin kemudian kacang hijau setelah 1 jam) tidak signifikan.
Hal ini disebabkan pemberian aspirin 84mg/KgBB merusak sel-sel epitel mukosa
lambung kemudian segera diperbaiki dengan pemberian kacang hijau 0,25 ml/20g
mencit oleh kacang hijau berhasil mendekati normal seperti layaknya kelompok
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
kontrol. Begitu pula hasil uji antara kelompok kontrol dengan kelompok
perlakuan III yang tidak signifikan. Hasil ini juga dipengaruhi oleh waktu paparan
antara aspirin yang dipaparkan 3 hari dan kacang hijau yang diberikan selama 6
hari. Oleh karena itu, proses perbaikan mendekati normal sehingga hasilnya tidak
signifikan.
Dari hasil dan analisis data yang dilakukan pada penelitian ini dapat
histologis mukosa lambung pada mencit yang dipapar aspirin. Kacang hijau dalam
dua dosis yang diujikan mampu memperbaiki mukosa lambung setara dengan
keadaan semula walaupun pemberian kacang hijau dengan dosis bertingkat tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB VI
A. Simpulan
B. Saran
dalam kehidupan.
commit to user
48