Oleh:
Juli 2021
ANALISIS KEEFEKTIFAN PADA MESIN CURING GUNA MENGOPTIMALKAN OUTPUT
YANG DIHASILKAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan ini peneliti menyatakan bahwa tugas akhir yang kami kumpulkan ini
adalah murni hasil karya peneliti sendiri dan sejauh pengetahuan terbaik peneliti,
di dalamnya tidak terdapat materi yang pernah dipublikasikan atau ditulis oleh
orang lain sebelumnya, tidak juga terdapat materi yang pernah mendapatkan
penghargaan atau digunakan untuk mendapat gelar akademik atau diploma di
institusi pendidikan lainnya, kecuali yang dinyatakan di dalam tugas akhir ini.
Penguji I Penguji II
Nama Nama
NIP. NIP.
Disetujui
Kaprodi Teknik Elektronika
Diketahui
Direktur Politeknik Gajah Tunggal
ii
Calvin Wahyu Saputra & Fandy Gunawan
ANALISIS KEEFEKTIFAN PADA MESIN CURING GUNA MENGOPTIMALKAN OUTPUT
YANG DIHASILKAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)
INTISARI
Oleh
Plant D&K PT. Kakak Adik merupakan plant yang memproduksi ban mobil
berpenumpang. Dalam memproduksi ban tersebut terdapat proses curing, yaitu
proses masak ban setengah jadi (green tire) menjadi ban jadi (tire). Namun masih
terdapat loss time di area tersebut, salah satu faktornya ialah akibat downtime.
Downtime untuk mesin curing terjadi selama 13.507.024 menit pada periode
bulan Januari hingga Maret 2021.
Oleh karena itu dilakukan analisa menggunakan metode Overall Equipment
Effectiveness (OEE). Data yang diambil ialah data berdasarkan barcode system
curing PT. Kakak Adik periode bulan 1 Januari 2021 hingga 31 Maret 2021.
Berdasarkan perhitungan yang didapat menunjukkan nilai OEE yang
diperoleh ialah sebesar 69,55%. Berdasarkan six big losses, penyebab losses
tertinggi ialah equipment failure losses dengan 16,91 %. Kemudian faktor utama
yang menjadi penyebab dari rendahhya nilai OEE berdasarkan diagram fishbone
ialah faktor machine (mesin), faktor material dan faktor environment
(lingkungan).
Kata Kunci: Overall Equipment Effectiveness; Six Big Losses; FishBone Diagram
iii
Calvin Wahyu Saputra & Fandy Gunawan
ANALISIS KEEFEKTIFAN PADA MESIN CURING GUNA MENGOPTIMALKAN OUTPUT
YANG DIHASILKAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)
ABSTRAK
Oleh
Plant D&K PT. Kakak Adik is a plant that produces passenger car tires. In
producing these tires, there is a curing process, namely the process of cooking
semi-finished tires (green tires) into finished tires (tire). However, there is still
loss time in this area, one of the factors is due to downtime. Downtime for the
curing machine occurred for 13,507,024 minutes in the period from January to
March 2021.
Therefore, an analysis was carried out using the Overall Equipment
Effectiveness (OEE) method. The data taken is data based on the barcode curing
system of PT. Kakak Adik from January 1, 2021 to March 31, 2021.
Based on the calculations obtained, the average OEE value obtained is
69,55%. Based on the six big losses, the cause of the highest losses is equipment
failure losses with 16.91%. Then the main factors that cause the low OEE value
based on the fishbone diagram are machine factors, material factors and
environmental factors.
iv
Calvin Wahyu Saputra & Fandy Gunawan
ANALISIS KEEFEKTIFAN PADA MESIN CURING GUNA MENGOPTIMALKAN OUTPUT
YANG DIHASILKAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)
© Copyright 2021
oleh Calvin Wahyu Saputra dan Fandy Gunawan
Hak cipta dilindungi
v
Calvin Wahyu Saputra & Fandy Gunawan
ANALISIS KEEFEKTIFAN PADA MESIN CURING GUNA MENGOPTIMALKAN OUTPUT
YANG DIHASILKAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)
LEMBAR PERSEMBAHAN
vi
Calvin Wahyu Saputra & Fandy Gunawan
ANALISIS KEEFEKTIFAN PADA MESIN CURING GUNA MENGOPTIMALKAN OUTPUT
YANG DIHASILKAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)
PENGHARGAAN
vii
Calvin Wahyu Saputra & Fandy Gunawan
ANALISIS KEEFEKTIFAN PADA MESIN CURING GUNA MENGOPTIMALKAN OUTPUT
YANG DIHASILKAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)
Penulis
viii
Calvin Wahyu Saputra & Fandy Gunawan
ANALISIS KEEFEKTIFAN PADA MESIN CURING GUNA MENGOPTIMALKAN OUTPUT
YANG DIHASILKAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
INTISARI...............................................................................................................iii
ABSTRAK..............................................................................................................iv
LEMBAR PERSEMBAHAN.................................................................................vi
PENGHARGAAN.................................................................................................vii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi
DAFTAR TABEL..................................................................................................xii
BAB 1 – PENDAHULUAN....................................................................................1
I.1 Latar Belakang..........................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
I.2 Batasan Masalah........................................................................................2
I.4 Tujuan Penelitian.......................................................................................3
I.5 Manfaat Penelitian.....................................................................................3
BAB 2 – TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................5
II.1 Kajian Sebelumnya....................................................................................5
II.2 Landasan Teori..........................................................................................6
II.2.1 Pengertian Ban...................................................................................6
II.2.2 Proses Pembuatan Ban.......................................................................7
II.2.3 Mesin Curing....................................................................................10
II.2.4 Overall Equipment Effectiveness (OEE).........................................10
II.2.5 Six Big Losses...................................................................................12
II.2.6 Alat Pemecahan Masalah.................................................................14
BAB 3 – METODOLOGI KAJIAN......................................................................18
III.1 Alur Penelitian.........................................................................................18
III.1 Studi Literatur......................................................................................19
III.1.2 Perumusan masalah..........................................................................20
III.1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................20
III.1.4 Pengumpulan Data...........................................................................20
III.1.5 Pengolahan Data.............................................................................21
III.1.6 Analisis Data....................................................................................21
III.1.7 Kesimpulan dan Saran.....................................................................21
III.2 Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir............................................................22
ix
Calvin Wahyu Saputra & Fandy Gunawan
ANALISIS KEEFEKTIFAN PADA MESIN CURING GUNA MENGOPTIMALKAN OUTPUT
YANG DIHASILKAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)
DAFTAR GAMBAR
xi
Calvin Wahyu Saputra & Fandy Gunawan
ANALISIS KEEFEKTIFAN PADA MESIN CURING GUNA MENGOPTIMALKAN OUTPUT
YANG DIHASILKAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)
DAFTAR TABEL
xii
Calvin Wahyu Saputra & Fandy Gunawan
ANALISIS KEEFEKTIFAN PADA MESIN CURING GUNA MENGOPTIMALKAN OUTPUT
YANG DIHASILKAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)
BAB 1 – PENDAHULUAN
1
Calvin Wahyu Saputra & Fandy Gunawan
ANALISIS KEEFEKTIFAN PADA MESIN CURING GUNA MENGOPTIMALKAN OUTPUT
YANG DIHASILKAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)
2
4. Produk ban yang dihasilkan diasumsikan memiliki size yang sama dan waktu
pemasakan yang sama.
5. Penyelesaian masalah difokuskan pada nilai OEE saja.
6. Penyelesaian masalah dibatasi sampai dengan penentuan usulan rencana
pengoptimalan output mesin dari diagram fishbone.
7. Dalam penentuan item yang digunakan pada diagram fishbone, tidak semua
item harus digunakan.
3. Bagi Mahasiswa
Memperdalam pengetahuan mahasiswa tentang pentingnya sebuah
keefektifan mesin guna mengurangi losses yang terjadi di suatu perusahaan.
3. Calendering
Proses selanjutnya setelah pencampuran adalah mengubah adonan
tersebut menjadi lembaran tipis setebal 1,2 mm. Adonan ini khusus
sehingga dihasilkanlah lapisan dalam yang mempunyai pori-pori rapat agar
udara tidak bisa menembusnya. Selain inner liner, pada bagian gril ini juga
dibuat lapisan lain seperti lapisan belt yaitu berupa senyawa yang dilapisi
kawat baja dengan komposisi baja yang bervariasi sesuai dengan kekuatan
ban yang diinginkan, kemudian ada juga merupakan mesin calendering
untuk memproduksi plycord, yaitu membuat lembaran seperti anyaman
benang polyester yang dilapisi dengan senyawa kemudian disilangkan
untuk menambah kekuatan.
4. Bead
Proses pembuatan Bead, yaitu bagian ban yang berupa lingkaran
kawat yang dilapisi dengan compound hasil mixing. Proses ini terdiri dari
2 tahap yaitu:
a. Bead Forming
Proses pelapisan kawat dengan compound yang selanjutnya
dibentuk menjadi lingkaran dengan ukuran yang sesuai dengan
spesifikasinya. Material yang dipakai adalah kawat high carbon steel
dengan diameter 0,95 mm serta compound.
b. Bead Finishing
Proses kelanjutan dari bead forming untuk membuat bead
yang dapat dipakai.
5. Bias Cutting
Proses bias cutting adalah proses pemotongan treatment dari proses
calendaring secara diagonal dengan sudut tertentu menjadi lembaran yang
disebut ply dengan lebar sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
Proses pemotongannya membentuk sudut 60°. Ply yang telah dipotong
dengan lebar dan sudut tertentu disambung ujungnya dengan ujung ply
berikutnya menjadi lembaran, kemudian digulung dengan linen.
6. Building
Proses building adalah proses pembentukan bagian-bagian ban,
yaitu: bead, ply, sidewall, dan tread. Hasil dari proses building adalah
ban setengah jadi (green tire).
7. Curing
Proses curing merupakan proses pemasakan green tire menjadi
sebuah tire. Proses ini berlangsung di dalam cetakan/mold. Sebelum
proses curing green tire akan mengalami suatu proses yang disebut
Green tire Inside Painting (GIP), yaitu proses penyemprotan silicon
pada bagian green tire untuk mencegah melekatnya green tire dengan
bladder saat proses curing berlangsung.
Selama proses curing, green tire dimasak dengan panas yang
berasal dari uap atau steam dan berlangsung dalam waktu yang telah
ditentukan. Setelah curing, selesai ban mengalami proses PCI (Post Cure
Inflation), yaitu pendinginan ban.
8. Final Inspection
Pada akhir dari pembuatan ban adalah proses final inspection yang
terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Trimming, yaitu proses pemotongan rambut-rambut pada ban.
b. Checking, yaitu pemeriksaan yang dilakukan pada ban yang telah
diproduksi secara visual untuk mengetahui cacat yang ada pada
produk yang disebabkan oleh proses produksi yang tidak
sempurna
c. Static Balance yaitu pemeriksaan titik terendah pada ban yang
nantinya akan dipasang pada valve.
d. Dynamic Balance, yaitu pemeriksaan keseimbangan bila ban
dipasang pada mobil yang sedang berjalan.
e. Uniformiy Test, yaitu proses untuk mengetahui keseragaman
struktur lapisan-lapisan penyusun ban.
Selanjutnya ban akan ditentukan statusnya oleh Departemen
Quality Control yang bertanggung jawab di bagian final inspection.
1. Perhitungan Availability
Availability( Ketersediaan) merupakan tingkatan pengoperasian
sesuatu mesin ataupun system. Standar nilai availability ialah 90%.
2. Perhitungan Performance Rate
Performance rate merupakan tingkatan kinerja yang diberikan oleh
sesuatu mesin ataupun sistem saat melaksanakan perintah yang ditentukan.
Standar nilai performance rate ialah 95%.
3. Perhitungan Quality Rate
Quality rate merupakan perbandingan antara kualitas produk yang
dihasilkan dengan standar produk yang sudah ditetapkan.. Standar nilai
quality rate adalah 99%.
4. Perhitungan Overall Equipment Effectiveness
OEE akan memberikan presentase tentang seberapa efektif dan
produktifnya suatu mesin. Standar nilai OEE adalah 85%.
II.2.4.1 Availability
Availability merupakan suatu pengukuran yang memperlihatkan
ketersediaan
waktu yang ada buat menjalankan mesin. Availability memperhitungkan
bermacam peristiwa yang bisa menghambat proses produksi yang telah
ditargetkan. Dalam mencari nilai availability dibutuhkan data operation time,
yakni waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi suatu mesin dalam
menciptakan produk. Nilai operation time didapatkan dengan mengurangkan nilai
loading time atau banyaknya waktu yang ada untuk mesin mrnghasilkan produk
dengan waktu downtime. Kemudian running time atau jumlah jam kerja produksi
dikurangi dengan planned down time akan menghasilkan loading time (Arifianto,
2018).
operation time
availability= ×100 %...............................................................(2.1)
loadingtime
...........................................................................................................................
Quality rate membandingkan jumlah produk yang bagus atau tidak cacat
dibagi dengan jumlah seluruh produksi. Produk yang bagus tersebut didapatkan
dengan cara jumlah produksi dikurang jumlah produk cacat atau defect.
Kemudian diganti ke dalam bentuk persentase (Arifianto, 2018).
jumlah produksi−produk defect
quality rate= × 100 %...................................(2.3)
jumlah produksi
Losses yang diakibatkan sebab kinerja mesin lebih lamban dari yang
sepatutnya. Persamaan yang dipakai ialah :
6. Yield/scrap Losses
Mulai
Studi Literatur
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Mengetahui tingkat efektifitas mesin-mesin curing di Plant D PT. Kakak
Adik?
Mengetahui faktor-faktor yang penyebab keefektifan mesin.
Menentukan usulan rencana pengoptimalan output mesin.
Pengumpulan Data
Data Primer
Data Sekunder
Rencana Perbaikan
B
Gambar 1. Alur Penelitian
19
Calvin Wahyu Saputra & Fandy Gunawan
ANALISIS KEEFEKTIFAN PADA MESIN CURING GUNA MENGOPTIMALKAN OUTPUT
YANG DIHASILKAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)
20
Analisis Penelitian
Analisis OEE (Overall Equipment Effectivenes)
Analisis Fishbone
Selesai
Data tersebut di dapatkan dari hasil kajian yang dilakukan oleh penulis saat
melakukan kegiatan magang di PT. Kakak Adik.
Data tersebut di dapatkan dari hasil kajian yang dilakukan penulis saat
melakukkan kegiatan magang di PT. Kakak Adik.
Berikut ini merupakan cara perhitungan quality rate untuk bulan januari
2021menggunakan persamaan 2.3 :
4134440
equpment failure losses= ×100 %
26248432
up and adjustment losses dibutuhkan loading time pada tabel 6 dan data set up
time pada tabel 14 di bawah ini :
Tabel 14. Data Set Up Time
Set Up Time
No Bulan
(time)
1 Januari 229440
2 Februari 191602
3 Maret 207440
Data tersebut didapatkan melalui kajian yang dilakukan oleh penulis.
Kemudian data-data tersebut dimasukkan ke dalam persamaan 2.6. Berikut ini
merupakan cara perhitungan set up and adjustment losses untuk periode bulan
januari 2021 :
set up time
set up∧adjustment losses= ×100 %
loading time
229440
set up∧adjustment losses= × 100 %
26248432
set up∧adjustment losses=0 .87 %
Sedangkan untuk perhitungan nilai set up and adjustment losses bulan
Februari hingga Maret 2021 akan disajikan pada tabel berikut :
Tabel 15. Hasil Perhitungan Set Up and Adjustment Losses
Set Up and
No Bulan
Adjustment Losses
1 Januari 0.87%
2 Februari 0.75%
3 Maret 0.74%
Data tersebut menunjukkan bahwa nilai idling and minor stopage losses
periode bulan Januari memiliki presentase tertinggi, sedangkan periode bulan
Februari memiliki presentase terendah.
bekerja lebih lambat dari yang seharusnya. Untuk mendapatkan nilai reduced
speed losses dibutuhkan data operation time dan loading time pada tabel , data
produksi pada tabel 8 serta waktu ideal cycle time dalam 1 kali pemasakan tire
selama 16 menit/unit.
1 Januari 13.00%
Februar
2 12.52%
i
3 Maret 13.26%
Data tersebut menunjukkan bahwa nilai defect losses periode bulan Februari
memiliki presentase terendah, sedangkan periode bulan Maret memiliki
presentase tertinggi.
1 Januari 0.70%
Februar
2 0.68%
i
3 Maret 0.70%
Data tersebut menunjukkan bahwa nilai scrap losses periode bulan Januari
hingga bulan Maret memiliki presentase yang hampir sama.
IV.3 Analisa
Pada bagian akan dilakukan pembahasan mengenai analisa terhadap nilai
overall equipment effectiveness (OEE) dan six big losses.
Availability
90.00% 84.25% 81.66% 83.37%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00% 0.00%
0.00%
Januari Februari Maret
Performance Rate
90.00% 83.39% 83.85% 83.88%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00% 0.00%
0.00%
Januari Februari Maret
Dari gambar grafik diatas, dapat diketahui bahwa nilai performance rate
periode bulan Januari hingga Maret 2021 stabil di angka 83%. Namun, secara
keseluruhan nilai tersebut masih belum memenuhi standar performance rate yaitu
sebesar 95%.
Quality Rate
120.00%
99.00% 99.01% 99.00%
100.00%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
0.00%
Januari Februari Maret
Dari gambar grafik diatas, dapat diketahui bahwa nilai quality rate tertinggi
periode Januari hingga Maret 2021 stabil di angaka 99%. Kemudian secara
keseluruhan nilai quality rate yang didapat sudah memenuhi standar yaitu sebesar
99%.
Faktor terbesar yang berpengaruh pada nilai OEE di bulan Januari ialah
akibat nilai equipment failure loseses yang tinggi dengan 15,75%. Equipment
failure losses berpengaruh langsung terhadap nilai availability. Data hasil
perhitungan dari bulan Februari 2021 ditampilkan pada diagram pareto di bawah
ini :
perhitungan dari bulan Maret 2021 ditampilkan pada diagram pareto di bawah
ini :
Machine
Unloader problem
Segment
Problem Squeeze problem
Internal pressure
Topring problem
problem Nilai
OEE
Rendah
Suhu tinggi No spare part
PLN off
Spare part
Ruangan gelap
Spare part ad a di plant lain
Environment Material
ment
2. Material
Permasalahan terhadap ketersediaan spare part mesin sering kali
menjadi penghambat engineer dalam menyelesaikan pekerjaannya dalam
memperbaiki mesin. Tak jarang, seorang engineer membutuhkan waktu
yang lama untuk mendapatkan spare part tersebut, hal itu disebabkan
karena stok spare part yang dibutuhkan di gudang kosong. Ataupun stok
di spare part tersebut ada, namun tidak ada di gudang plant tersebut
melainkan berada di plant lain. Untuk mengambil spare part tersebut di
plant lain membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena waktu
perjalanan yang harus di tempuh. Berikut ini terdapat data losstime akibat
ketidaktersediaan spare part. Data tersebut merupakan data hasil observasi
selama dilakukan magang di PT. Kakak Adik :
Tabel 23. Data No Sparepart
Waktu
Problem
(dalam menit)
No Spare Part 426449.6
Dapat di lihat bahwa waktu mesin berhenti karena spare part tidak
tersedia cukup tinggi.
3. Environment
Environment atau lingkungan menjadi faktor selanjutnya yang
mempengaruhi nilai OEE. Hal pertama yang menjadi penyebab ialah suhu
udara yang tinggi ada di area curing, hal ini tidak di pungkiri lagi karena
curing adalah tempat untuk memasak tire yang menggunakan temperatur
tinggi dari steam untuk proses pemasakan. Suhu yang tinggi menyebabkan
para karyawan yang bekerja menjadi lebih mudah lelah. Kemudian
penyebab lainnya ialah ruangan yang cukup gelap, terutama ketika para
engineer harus memperbaiki problem yang mengharuskan mereka masuk
ke sela-sela mesin. Lalu yang tak jarang menjadi penyebab lainnya ialah
karena PLN off atau mati listrik. Hal tersebut sangat berpengaruh karena
jika PLN off otomatis proses produksi harus berhenti sementara, untuk
kemudian sumber listrik diganti dengan generator sembari menungu listrik
kembali hidup. Berikut adalah data dimana environment mempengaruhi
nilai OEE yang ada :
Tabel 24. Data Environment
Waktu
Problem
(dalam menit)
PLN OFF 195540.49
Faktor environment juga tak kalah berpengaruh, yang menjadi sorotan dalam
faktor ini ialah PLN off, suhu yang panas serta ruangan yang gelap. Tak dapat
dipungkiri hal tersebut terjadi karena mesin curing merupakan mesin yang
digunakan untuk proses pemasakan tire, sehingga suhu ruangan pun tinggi.
Kemudian ruangan yang gelap disebabkan oleh banyaknya mesin yang terdapat di
area curing dan juga mesin mesin tersebut saling berdekatan. Jadi ketika terjadi
kerusakan pada mesin dan mengharuskan seorang engineer untuk masuk ke
bagian belakang mesin, headlamp flashlight sangat dibutuhkan. Headlamp
flashlight merupakan lampu yang dapat diletakkan pada bagian kepala sehingga
seorang engineer dapat dengan bebas bergerak sambil mendapat pencahayaan dari
senter headlamp ini. Karena untuk saat ini, para engineer sering kali
menggunakan senter di handphone (hp) mereka masing-masing. Hal tersebut tentu
berisiko terjadi kerusakan pada hp jika terjatuh ke bawah mesin. Oleh karena itu,
diharapkan perusahaan dapat menyediakan headlamp flashlight agar dapat
mempermudah pekerjaan engineer dan mempercepat waktu pengerjaan kerusakan
mesin.
BAB 5 – PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat kesimpulan sebagai
berikut :
1. Presentase nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) mesin curing PT.
Kakak Adik ialah 69,55%.
2. Berdasarkan six big losses, penyebab losses tertinggi ialah equipment
failure losses dengan 16,91%.
3. Dari analisis yang dilakukan dengan diagram fishbone, diketahui bahwa
faktor utama yang menjadi penyebab dari rendahhya nilai OEE,
diantaranya ialah faktor machine (mesin), faktor material dan faktor
environment (lingkungan).
V.2 Saran
Berikut ini terdapat beberapa saran yang diberikan untuk perusahaan
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan :
1. Perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan peralatan dan juga
perlengkapan yang dibutuhkan oleh tim engineering agar kegiatan
maintenance berjalan dengan lancar.
2. Jika perusahaan telah melakukan improvisasi terhadap masalah yang ada,
maka harus dilakukan kembali perhitungan OEE untuk mengetahui apakah
improvisasi tersebut berhasil atau tidak.
46
Calvin Wahyu Saputra & Fandy Gunawan
ANALISIS KEEFEKTIFAN PADA MESIN CURING GUNA MENGOPTIMALKAN OUTPUT
YANG DIHASILKAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)
GLOSARIUM
47
Calvin Wahyu Saputra & Fandy Gunawan
ANALISIS KEEFEKTIFAN PADA MESIN CURING GUNA MENGOPTIMALKAN OUTPUT
YANG DIHASILKAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)
DAFTAR RUJUKAN
48
Calvin Wahyu Saputra & Fandy Gunawan
ANALISIS KEEFEKTIFAN PADA MESIN CURING GUNA MENGOPTIMALKAN OUTPUT
YANG DIHASILKAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)
Biodata Penulis 1
49
Calvin Wahyu Saputra & Fandy Gunawan
ANALISIS KEEFEKTIFAN PADA MESIN CURING GUNA MENGOPTIMALKAN OUTPUT
YANG DIHASILKAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)
Biodata Penulis 2
50
Calvin Wahyu Saputra & Fandy Gunawan