Anemia Lain - Dr. RICHARD
Anemia Lain - Dr. RICHARD
•Definisi anemia
•Klasifikasi anemia
•Jenis pemeriksaan laboratorium yang diperlukan
dan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
hasil pemeriksaan
•Tujuan dan manfaat melakukan pemeriksaan
laboratorium
• Anemia:
Penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah
eritrosit dibawah nilai normal individu sehat, pada umur,
jenis kelamin, ras yang sama dan dalam kondisi lingkungan
yang serupa
• Perlu dilihat:
Kondisi hamil (fisiologik)
Perdarahan akut
Over hidrasi dari kelainan jantung & ginjal
Kriteria Anemia (WHO)
- ♂ dewasa: <13g/dL
- ♀ dewasa: <12g/dL
- ♀ hamil: <11g/dL
- Anak 6-14 th: <12g/dL
- Anak 6 bl-6 th: <11g/dL
Pemeriksaan tambahan:
– Urinalisis
– Feses rutin
– Bilirubin Indirek
– Faal ginjal
– Faal hati
PEMERIKSAN NER
Rumus:
hematokrit
VER = ------------- X 10 (fL)
eritrosit
Rumus:
Hb
HER = ------------- X 10 (pg)
eritrosit
Rumus:
Hb
KHER = ------------- X 100 (%)
Ht
VER: (40/4,5) X 10 Fl = 89 fL
HER: (13,5/4,5) X 10 pg = 30 pg
KHER: (13,5/40) X 100% = 33,8%
Kesan:
Morfologi eritrosit normositik normokrom
Normositik normokrom Mikrositik hipokrom
Makrositik normokrom
Contoh II
VER: (32/4,5) X 10 FL = 71 fL
HER: (9/4,5) X 10 pg = 20 pg
KHER: (9/32) X 100% = 28,1%
Kesan:
Morfologi eritrosit mikrositik hipokrom
Pemeriksaan Sumsum Tulang
•Kepadatan sel (Cellularity)
•Aktivitas eritropoiesis
Dominasi sel, kelainan morfologi,
gangguan pematangan inti
•Aktivitas granulopoiesis
Dominasi sel, kelainan morfologi,
gangguan pematangan inti
•Aktivitas trombopoiesis
normoseluler
Evaluasi status besi
Saturasi transferin
SI / TIBC x 100
•Usia
•Jenis kelamin
Fisiologik
•Kehamilan
•Neonatus umur 2-3 bulan
•Haid
Patologik
•Anemia defisiensi besi
•Penyakit menahun
•Keganasan
•Dan lain-lain
Daya Ikat Besi Total (DIBT)
Total Iron Binding Capasity (TIBC)
SI SI menurun
TIBC meningkat
Fisiologik
•Kehamilan
•Penggunaan pil K.B
Patologik
•Anemia defisiensi besi
SI menurun
TIBC meningkat
TIBC menurun
Fisiologik
•Neonatus
Patologik
•Infeksi kronis atau akut
•Hipoproteinemia: Sindroma nefrotik, Peny. hati
•Hemosiderosis, hemokromatosis
•Anemia sideroblastik
•Anemia hemolitik: Talasemia, Hb varian
•Anemia pernisiosa
Kadar Ferritin Serum
Nilai rujukan
Wanita: 10-200 ng/mL
Pria: 30-300 ng/mL
ANEMIA DEFISIENSI FE
Setelah mempelajari topik ini mahasiswa mampu
menjelaskan:
Zat besi
Fe+++ Fe-heme
Dalam makanan
HCL
Fe+++
lambung
Ferritin
Vit C
usus Fe++ Hemosiderin
Myoglobin
Transferin
Sintesa Hb
( sumsum tulang )
33
Fe+3 direduksi menjadi Fe+2 oleh Vit C dan ferrireduktase apikal membran. Fe+2 kemudian
akan masuk masuk ke enterosit melalui divalent metal-ion transporter DMT1
Sedang besi heme dapat diambil melalui endositosis, dan besi dibebaskan dalam endosom.
Fe+2 selanjutnya akan melalui membran basolateral membran enterosit masuk dalam
aliran darah dengan perantara ferroportin
Clincal hematology
ENTEROSIT
Fe++ Fe+++
Kehilangan Fe Fe kembali ke
harian 18.5 – 21 mg SST 18.5 – 21 mg
Fe dari fagosit
Absorpsi Fe
Plasma/ transport Fe Kehilangan Fe
1-2 mg/ hari
35 mg (1%) 1-2 mg/ hari
Fe jaringan
1050 mg (33%)
Defisiensi Fe
• Mula mula cadangan Fe dalam bentuk ferritin dan hemosiderin
di makrofag dan sumsum tulang yang akan menurun lebih
dahulu sebelum anemia terjadi
Gudang besi
Makrofag & SST
+++++++ 0 0
Hasil pemeriksaan laboratorium pada defisiensi Fe
Kimia darah
•Kadar Ferritin menurun
•Kadar SI menurun
•Kadar TIBC Meningkat
•Saturasi Transferin menurun
Defisiensi Fe Kadar Ferritin Saturasi Transferin Kadar Hemoglobin
Tahap
I Menurun Normal Normal
II Menurun Menurun Normal
III Menurun Menurun Menurun
Derajat Defisiensi Besi
41
FAKTOR PENYEBAB DEFISIENSI FE
INTAKE KURANG
Gizi buruk
ABSORBSI KURANG
Diare KEBUTUHAN MENINGKAT
Sindr malabsorbsi Pertumbuhan
Prematuritas, hamil
42
Pemeriksaan Laboratorium
• Darah lengkap
Kadar hemoglobin, hematokrit, eritrosit, leukosit dan trombosit
Hitung retikulosit, gambaran darah tepi
•Kimia Darah
Serum Iron, TIBC, Saturasi Transferin dan Ferritin
•Sumsum Tulang
Cadangan besi
•Urinalisis
Mencari adanya perdarahan pada traktus urinarius
•Analisis Tinja
Mencari adanya perdarahan pada GIT
Darah lengkap
• Hemoglobin menurun
• Eritrosit menurun
• Leukosit (mungkin ada leukopenia)
• Trombosit meningkat (terutama bila ada perdarahan)
• Gambaran darah tepi
Eritrosit hipokrom mikrositer, anisositosis dan poikilositosis
sel pensil (+)
Eritrosit: mikrositik hipokrom, anisositosis dan
poililositosis (sel pensil)
Gambaran darah tepi anemia defisiensi Fe
Hasil pemeriksaan laboratorium pada defisiensi Fe
Dihydrofolate
N5N10 Methylene THF
Glycine Serine hydroxymethyl
Transferase, Vit B6
Serine NADPH
Tetrahydrofolate (THF)
Dihydrofolate reductase
Keterangan:
dTTP = Deoxythymidine 5’-triphosphate
Proses Absorpsi Vitamin B12
jejunum
ileum
Proses Absorpsi Vitamin B12
Penyebab defisiensi folat
• Malabsorpsi:
Anemia Pernisiosa (defsiensi intrinsik Factor)
Gastrektomi, Crohn’s disease, pengangkatan ileum,
insufisiensi pankreas, divertikulitis, obat (omeprazole,
neomycin, cochicine)
• Defisiensi nutrisi:
Vegetarian, wanita hamil dengan asupan kurang
Malnutrisi
• Kompetisi biologi
adanya parasit di usus halus: Diphyllobothrium latum
Hasil laboratorium anemia megaloblastik
Darah lengkap
• Anemia
• Leukopenia dengan netropenia
• Trombositopenia
• Hitung retikulosit relative biasanya normal
• Makrositosis (MCV >100 fL)
• MCH meningkat
• MCHC normal
Pada defisiensi Vit B12, makrositosis akan terjadi lebih dahulu
selama beberapa bulan sampau tahun sebelum timbul anemia
Hasil laboratorium anemia megaloblastik
• Hiperplasia eritroid
• Inti megaloblastik pada semua sel
• Cadangan besi normal atau meningkat
Hasil laboratorium anemia megaloblastik
Kimia darah
• Bilirubin indirek meningkat
• Fe serum meningkat
• LDH meningkat
• Kadar Vitamin B12 menurun dan asam folat menurun
Urine
• Metilmalonat urine meningkat (defisiensi Vit B12)
• FIGLU urine meningkat (defisiensi asam folat)
Pemeriksaan lain
• Tes schiling abnormal
• Antibodi terhadap sel lambung, faktor intrinsik
Tes Schilling
Tujuan:
Menilai kemampuan usus untuk menyerap vit. B12
Cara:
• Pemberian vit. B12 dihentikan selama 3 hari
• Diberikan suntikan vit. B12 1000 ug tanpa label secara
intramuskular terlebih dahulu
• Kemudian diberikan vit. B12 0.5 – 1 g yang sudah dilabel
dengan radioaktif per oral
• Dalam 24 jam diperiksa kadar vit. B12 radioaktif dalam urin.
Penilaian Tes Schilling
Normal:
Kadar vit. B12 radioaktif dalam urin 24 jam terdapat 7-30%
dosis vit. B12 oral.
Kelainan hematopoiesis
Berkurangnya sel-sel eritroid, granulositik,
megakariositik
Digantikan oleh jaringan lemak di dalam
sumsum tulang
Pansitopenia pada darah tepi
Biopsi sumsum tulang menunjukkan
keadaan hiposelularitas
Etiologi anemia aplastik
Didapat (>95%)
Idiopatik atau primer (40%-70%)
Sekunder
Zat kimia
Obat
Radiasi
Infeksi
Penyebab lainnya
Kongenital (<5%)
Fanconi’s anemia
Dyskeratosis Congenital
Penyebab anemia aplastik sekunder
Bahan kimia
Benzene
Insektisida
Obat pembasmi rumput-rumputan
Obat
Kloramfenikol
Fenilbutazone
Anti kejang
Sulfonamide
Emas
Kemoterapi
Radiasi
Infeksi
Hepatitis
Virus Epstein – Barr
Cytomegalovirus
Penyebab lainnya
Kehamilan
Malnutrisi
Disfungsi imunologi
Penicillin
Tetracycline
Aspirin
Quinacrine
Sulfonamd
Mepazine
Pot Perchlr
Gold
Benzene
Solvents
Mepheny
Insecticides
Phenylbtz
Chloramph
• Defisiensi microenvironment
Lingkungan di dalam sumsum tulang tidak memungkinkan untuk
proliferasi dan diferensiasi dari sel induk hematopoietik untuk menjadi
sel matang Untuk proliferasi dan diferensiasi diperlukan sitokin dan
faktor pertumbuhan yang dihasilkan oleh microenvironment sumsum
tulang. Disini dianggap bahwa sistem vaskuler yang terdiri dari
jaringan adventisia tidak memadai, disebut juga defisiensi microenvironment
Idiopatik
Mekanisme autoimun
respon imun berlebihan merusak sel induk hematopoietik
sumsum tulang
Aktivasi limfosit T sitotoksik memegang peranan penting, Sel ini bekerja dengan
mengeluarkan interferon gamma dan TNF.
Interferon gamma dan TNF kemudian mengaktifkan reseptor interferon
gamma, reseptor TNF dan reseptor Fas pada sel hematopoiesis
Aktivasi lebih lanjut reseptor Fas oleh Fas ligand menyebabkan apoptosis pada sel
sasaran.
Interferon juga meningkatkan produksi nitric oxide (NO) yang akan menyebabkan
efek toksik terhadap sel-sel lainnya
Bahan kimia dan fisik yang dihubungkan dengan terjadinya pansitopenia dan
hipoplasia sumsum tulang
Bahan yang sering menyebabkan pansitopenia dan hipoplasia sumsum tulang jika
diberikan dalam dosis yang cukup
Radiasi
Benzene dan derivatifnya
Kemoterapi
Insektisida Parathion
Chlorphenothane
Fanconi’s anemia
Autosomal resesif
Penyakit ini ditandai
- Pansitopenia progresif
- kelainan tulang rangka, hiperpigmentasi kulit,
kelainan ginjal dan traktus urinarius, retardasi mental,
microcephaly dan pertumbuhan yang terhambat
- hapus darah tepi anemia normokrom normositer
- Sumsum tulang hipoplasia
Gambaran klinis
Gejala:
Sesak nafas
Palpitasi
Kelemahan
Perdarahan
Infeksi
Pemeriksaan fisik:
pucat
petekie, ekimosis, perdarahan mukosa
infeksi
Anemia aplastik dapat ditetapkan jika
memenuhi 2 kriteria :
1. Hb < 10 g / dL
2. Jumlah trombosit < 50.000 / L
3. Jumlah netrofil < 1500 / L
Klasifikasi anemia aplastik
Anemia aplastik berat Selularitas sumsum tulang < 25%
2 / 3 kriteria dibawah ini:
Netrofil < 500 / L
Trombosit < 20.000 / L
Retikulosit < 1%
Test Tujuan
Complete blood counts Menentukan beratnya sitopenia
Sediaan hapus darah tepi Diagnosis banding terhadap
penyebab sitopenia lain &
keganasan
Jumlah retikulosit Menetapkan regenerasi SST yang
menurun
Pemeriksaan sumsum tulang Diagnosis banding terhadap
penyebab sitopenia lain &
leukemia
Test biokimia Fungsi hati, fungsi ginjal
Kultur Mencari kemungkinan infeksi
Test serologi Mencari kemungkinan infeksi
Diagnosis
CBC : Pansitopenia
Retikulosit : < 1%
SHDT :
Eritrosit : Normokrom normositer
Leukosit : tidak ditemukan sel
abnormal
Trombosit: GiantThrombocyte
jarang ditemukan
Untuk konfirmasi : pemeriksaan sumsum tulang