Anda di halaman 1dari 93

ANEMIA

Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa


mampu menjelaskan

•Definisi anemia
•Klasifikasi anemia
•Jenis pemeriksaan laboratorium yang diperlukan
dan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
hasil pemeriksaan
•Tujuan dan manfaat melakukan pemeriksaan
laboratorium
• Anemia:
Penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah
eritrosit dibawah nilai normal individu sehat, pada umur,
jenis kelamin, ras yang sama dan dalam kondisi lingkungan
yang serupa

• Perlu dilihat:
 Kondisi hamil (fisiologik)
 Perdarahan akut
 Over hidrasi dari kelainan jantung & ginjal
Kriteria Anemia (WHO)
- ♂ dewasa: <13g/dL
- ♀ dewasa: <12g/dL
- ♀ hamil: <11g/dL
- Anak 6-14 th: <12g/dL
- Anak 6 bl-6 th: <11g/dL

Berdasarkan berat ringannya, anemia dapat diklasifikasikan


(Depkes RI, 2000):
1. Hemoglobin < 8 gr/dl: anemia berat
2. Hemoglobin 8 – 10 gr/dl: anemia sedang
3. Hemoglobin 10 – 11 gr/dl: anemia ringan
Klasifikasi
Berdasarkan patogenesisnya anemia dapat digolongkan dalam
tiga kelompok:
1.Berkurangnya produksi sel darah merah
 Defisiensi nutrisi: malabsorpsi, diet
 Kerusakan pada sumsum tulang: anemia aplastik, leukemia
 Anemia penyakit kronik
 Kadar hormon yang rendah:
 Eritopoietin
 Thyroid
 Androgen
2. Peningkatan penghancuran sel darah merah
A. Kelainan intrakorpuskuler
 Membrane :
- spherocytosis herediter
- ovalocytosis herediter
 Enzyme :
- Defisiensi G-6PD
- Defisiensi Piruvat Kinase
 Hemoglobin :
- Thalassemia
- Hemoglobinopathies
B. Kelainan extrakorpuskuler
 Mekanikal:
Mikroangiopati hemolitik anemia
 Chemical
Gas arsenik
 Infeksi :
- Clostridium tetani
- Malaria
 Antibodies :
- SLE
 Hypersplenism

3.Kehilangan darah
 Perdarahan akut:
 Luka trauma
 Perdarahan pada waktu operasi
 Melahirkan
 Perdarahan kronik:
 CA pada GIT
 Tumor kandung kencing
 Haemorrhoid
 Haid yang berlebihan
Pem. Laboratorium untuk Anemia:
 Utama:
– Pemeriksaan darah: lengkap
– Morfologi darah tepi
– Hitung retikulosit
– Nilai eritrosit rata-rata: VER, HER dan KHER
– Pemeriksaan sumsum tulang
– Evaluasi status besi
Ferritin, Serum Iron, Total iron Binding Capasity, Saturasi transferin

 Pemeriksaan tambahan:
– Urinalisis
– Feses rutin
– Bilirubin Indirek
– Faal ginjal
– Faal hati
PEMERIKSAN NER

• Volume Eritrosit Rata-rata (VER)


Mean Corpuscular Volume (MCV)

• Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (HER)


Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)

• Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit rata-rata (KHER)


Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC)
Volume Eritrosit Rata-rata (VER)
Mean Corpuscular Volume (MCV)
MCV : volume rata-rata sebuah eritrosit

Data yang diperlukan :


a. Nilai Hematokrit (%): ratio volume eritrosit terhadap total
volume darah yang ditentukan oleh
pemisahan eritrosit dari plasma
b. Jumlah Eritrosit (juta/uL)

Rumus:
hematokrit
VER = ------------- X 10 (fL)
eritrosit

Nilai Rujukan: 82-92 fL


Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (HER)
Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)

MCH: banyaknya Hb per eritrosit

Data yang diperlukan:


a. Kadar Hb (g/dL)
b. Jumlah Eritrosit (juta/uL)

Rumus:
Hb
HER = ------------- X 10 (pg)
eritrosit

Nilai Rujukan: 27-31 pg


Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (KHER)
Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC)

MCHC: kadar hemoglobin yang didapat per eritrosit

Data yang diperlukan:


a. Kadar Hb (g/dL)
b. Nilai Hematokrit (%)

Rumus:
Hb
KHER = ------------- X 100 (%)
Ht

Nilai Rujukan: 32-37 %


Contoh I

• Kadar Hb: 13,5 g/dL


• Ht: 40%
• Jumlah Eritrosit: 4,5 juta/uL

VER: (40/4,5) X 10 Fl = 89 fL
HER: (13,5/4,5) X 10 pg = 30 pg
KHER: (13,5/40) X 100% = 33,8%

Kesan:
Morfologi eritrosit normositik normokrom
Normositik normokrom Mikrositik hipokrom

Makrositik normokrom
Contoh II

• Kadar Hb: 9 g/dL


• Ht: 32%
• Jumlah Eritrosit: 4,5 juta/uL

VER: (32/4,5) X 10 FL = 71 fL
HER: (9/4,5) X 10 pg = 20 pg
KHER: (9/32) X 100% = 28,1%

Kesan:
Morfologi eritrosit mikrositik hipokrom
Pemeriksaan Sumsum Tulang
•Kepadatan sel (Cellularity)
•Aktivitas eritropoiesis
 Dominasi sel, kelainan morfologi,
gangguan pematangan inti

•Aktivitas granulopoiesis
 Dominasi sel, kelainan morfologi,
gangguan pematangan inti

•Aktivitas trombopoiesis

•Hemosiderin sumsum tulang (Pewarnaan Biru Prussia)


 Pada anemia defisiensi besi hemosiderin
sumsum tulang berkurang/kosong
Hiperseluler Hiposeluler

normoseluler
Evaluasi status besi

 Serum Iron /Kadar besi serum

 Total Iron Binding Capasity (TIBC) /


Daya Ikat Besi Total (DIBT)

 Saturasi transferin
SI / TIBC x 100

 Kadar feritin serum


Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar besi serum

•Pemasukan, pengeluaran, penggunaan zat besi

•Usia

•Jenis kelamin

•Waktu pengambilan sampel


kadar besi serum lebih tinggi pada waktu pagi hari
Kadar besi serum menurun pada keadaan:

Fisiologik
•Kehamilan
•Neonatus umur 2-3 bulan
•Haid

Patologik
•Anemia defisiensi besi
•Penyakit menahun
•Keganasan
•Dan lain-lain
Daya Ikat Besi Total (DIBT)
Total Iron Binding Capasity (TIBC)

• Mengukur banyaknya besi yang dapat diikat


transferin bila serum dijenuhkan dengan besi.
• Pada keadaan normal rasio SI : TIBC = 1 : 3
• TIBC dapat meningkat atau menurun
fisiologik / patologik

Normal Defisiensi besi

UIBC UIBC meningkat

SI SI menurun
TIBC meningkat

Fisiologik
•Kehamilan
•Penggunaan pil K.B

Patologik
•Anemia defisiensi besi
SI menurun
TIBC meningkat
TIBC menurun

Fisiologik
•Neonatus

Patologik
•Infeksi kronis atau akut
•Hipoproteinemia: Sindroma nefrotik, Peny. hati
•Hemosiderosis, hemokromatosis
•Anemia sideroblastik
•Anemia hemolitik: Talasemia, Hb varian
•Anemia pernisiosa
Kadar Ferritin Serum

 Merupakan indikator awal


untuk mendeteksi defisiensi besi

 Nilai rujukan
Wanita: 10-200 ng/mL
Pria: 30-300 ng/mL
ANEMIA DEFISIENSI FE
Setelah mempelajari topik ini mahasiswa mampu
menjelaskan:

•Penyebab anemia defisiensi besi

•Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan untuk


menegakkan diagnosis,termasuk interpretasi hasil pemeriksaan
dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
Metabolisme Fe

• Fe dalam makanan terdapat dalam bentuk:


- Besi non heme (Ferri) dalam sayuran
- Besi heme (Ferro) terutama pada daging merah

• Absorpsi melalui duodenum dan sedikit melalui jejunum, kompleks


Ferri akan dipecah dan Ferri direduksi menjadi Ferro, HCL dan
vitamin C membantu menstabilkan bentuk Ferro supaya lebih
mudah diabsorpsi

• Fe diangkut dalam darah berikatan dengan transferrin

• Kelebihan besi akan berikatan dengan apoferritin membentuk


Ferritin
Metabolisme besi

Zat besi
Fe+++ Fe-heme
Dalam makanan

HCL
Fe+++
lambung
Ferritin
Vit C
usus Fe++ Hemosiderin
Myoglobin
Transferin
Sintesa Hb
( sumsum tulang )
33
Fe+3 direduksi menjadi Fe+2 oleh Vit C dan ferrireduktase apikal membran. Fe+2 kemudian
akan masuk masuk ke enterosit melalui divalent metal-ion transporter DMT1
Sedang besi heme dapat diambil melalui endositosis, dan besi dibebaskan dalam endosom.
Fe+2 selanjutnya akan melalui membran basolateral membran enterosit masuk dalam
aliran darah dengan perantara ferroportin
Clincal hematology
ENTEROSIT

Fe++ Fe+++

Ferritin Fe++ Fe heme


•Fe disimpan di hati, RES dan otot
•Transferin yang mengandung Fe
akan terikat pada reseptor
Transferin
Transferin di hati.
Fe+++ HEPATOSIT Transferin •Reseptor transferin kemudian
Fe+++ Mengalami endositosis
•Suasana asam endosom akan
Ferritin feroxidase menyebabkan Fe dilepaskan dari
Fe++ transferin
•Fe+++ direduksi menjadi Fe++
Fe+++ •Fe++ akan keluar dari endosom
Fe++ •Fe kemudian disimpan dalam
bentuk Feritin
Fe++
Fe+++ •Fe kemudian akan dilepaskan
kedalam aliran darah dan akan
Endosom dirubah menjadi Fe+++ dengan
Perantaraan feroxidase

Komplek transferin – Reseptor transferin kembali


ke permukaan hepatosit, dan transferin dilepaskan
kembali ke dalam aliran darah
Metabolisme besi

Faktor yang mempermudah penyerapan Faktor yang mengurangi penyerapan

1. Bentuk Ferro 1. Bentuk Ferri


2. Asam HCL 2. Alkali antasida
3. Vitamin C 3. Fosfat
4. Defisiensi Fe 4. Kelebihan besi
5. Eritropoiesis bertambah 5. Eritropoiesis berkurang
6. Kehamilan 6. Infeksi
7. Haemokromatosis primer 7. Teh
Kebutuhan Fe

Hemoglobin Fe Produksi eritrosit


Kehilangan eritrosit 2310 mg (66%) harian
harian

Kehilangan Fe Fe kembali ke
harian 18.5 – 21 mg SST 18.5 – 21 mg

Fe dari fagosit

Absorpsi Fe
Plasma/ transport Fe Kehilangan Fe
1-2 mg/ hari
35 mg (1%) 1-2 mg/ hari

Fe jaringan
1050 mg (33%)
Defisiensi Fe
• Mula mula cadangan Fe dalam bentuk ferritin dan hemosiderin
di makrofag dan sumsum tulang yang akan menurun lebih
dahulu sebelum anemia terjadi

Normal Def Fe Laten Anemia def Fe

Besi eritrosit & indeks

Gudang besi
Makrofag & SST

+++++++ 0 0
Hasil pemeriksaan laboratorium pada defisiensi Fe

Kimia darah
•Kadar Ferritin menurun
•Kadar SI menurun
•Kadar TIBC Meningkat
•Saturasi Transferin menurun
Defisiensi Fe Kadar Ferritin Saturasi Transferin Kadar Hemoglobin
Tahap
I Menurun Normal Normal
II Menurun Menurun Normal
III Menurun Menurun Menurun
Derajat Defisiensi Besi

PRELATEN LATEN LANJUT


Besi serum kurang ( ANEMIA)
Besi serum masih normal
Feritin kurang
Feritin kurang
Belum anemia Besi serum rendah
Belum anemia
Feritin sangat kurang
Timbul gejala

41
FAKTOR PENYEBAB DEFISIENSI FE

INTAKE KURANG
Gizi buruk

ABSORBSI KURANG
Diare KEBUTUHAN MENINGKAT
Sindr malabsorbsi Pertumbuhan
Prematuritas, hamil

SINTESA BERKURANG PENGELUARAN MENINGKAT


Perdarahan uterus, GIT (Ca,
Kongenital hipo-
Wasir, cacing,gastrektomi, dll)
transferinemia

42
Pemeriksaan Laboratorium
• Darah lengkap
Kadar hemoglobin, hematokrit, eritrosit, leukosit dan trombosit
Hitung retikulosit, gambaran darah tepi

•Kimia Darah
Serum Iron, TIBC, Saturasi Transferin dan Ferritin

•Sumsum Tulang
Cadangan besi

•Urinalisis
Mencari adanya perdarahan pada traktus urinarius

•Analisis Tinja
Mencari adanya perdarahan pada GIT

•Pemeriksaan lain: Faal ginjal, hati, kelenjar tiroid


Hasil pemeriksaan laboratorium pada defisiensi Fe

Darah lengkap
• Hemoglobin menurun
• Eritrosit menurun
• Leukosit (mungkin ada leukopenia)
• Trombosit meningkat (terutama bila ada perdarahan)
• Gambaran darah tepi
Eritrosit hipokrom mikrositer, anisositosis dan poikilositosis
sel pensil (+)
Eritrosit: mikrositik hipokrom, anisositosis dan
poililositosis (sel pensil)
Gambaran darah tepi anemia defisiensi Fe
Hasil pemeriksaan laboratorium pada defisiensi Fe

Sum sum tulang

•Kepadatan sel meningkat (hiperseluler)


•Aktivitas eritropoiesis meningkat
•Dominasi metarubrisit dengan sitoplasma sedikit dan berwarna
lebih biru
•Cadangan besi (Hemosiderin): menurun atau kosong
ANEMIA MEGALOBLASTIK
Setelah mempelajari topik ini mahasiswa mampu
menjelaskan:

•Penyebab anemia megaloblastik


•Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan untuk
menegakkan diagnosis, termasuk interpretasI hasil pemeriksaan
dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
Penyebab anemia megaloblastik

1. Defisiensi vit B12


2. Defisiensi Folat
3. Drug induced
4. Kongenital (Jarang dijumpai)
5. Di Guglielmo Syndrome
Reaksi biokimia dari asam folat dan vitamin B12

D UMP dTMP dTTP DNA

Dihydrofolate
N5N10 Methylene THF
Glycine Serine hydroxymethyl
Transferase, Vit B6
Serine NADPH
Tetrahydrofolate (THF)
Dihydrofolate reductase

Methionine Vitamin B12


Methionine synthase
Homocysteine
Dekonyugasi, reduksi
N5 –methyl THF Folat makanan
Metilasi
Reaksi biokimia dari asam folat dan vitamin B12

• Defisiensi vitamin B12 menyebabkan metilasi dari homosistein


terganggu yang juga berakibat pada berkurangnya pembentukan
Tetrahydrofolate (THF)

• Berkurangnya THF menyebabkan defisiensi N5N10 Methylene THF

• N5N10 Methylene THF merupakan koenzim yang diperlukan untuk


pembentukan dTTP yang merupakan suatu nukleotida DNA

Keterangan:
dTTP = Deoxythymidine 5’-triphosphate
Proses Absorpsi Vitamin B12

• Vitamin B12 banyak didapatkan pada daging, susu dan telur


• Makanan yang dicernakan di lambung pada pH rendah akan
melepaskan vitamin B12
• Vitamin B12 kemudian akan berikatan dengan protein R-binder
yang di hasilkan oleh lambung
• Di duodenum enzim protease pankreas akan merusak R-binding
protein
• Vitamin B12 kemudian berikatan dengan Intrinsic factor (IF)
yang dihasilkan oleh sel parietal lambung, yang tahan terhadap
enzim protease pankreas
• Kompleks IF-vitamin B12 kemudian melewati jejunum dan akan
berikatan dengan reseptor IF di ileum
• Vitmin B12 kemudian akan melewati mukosa dan diikat oleh
transkobalamin dan dibawa ke jaringan
Duodenum

jejunum

ileum
Proses Absorpsi Vitamin B12
Penyebab defisiensi folat

• Asupan yang kurang


• Kebutuhan yang meningkat
Berhubungan dengan pergantian sel yang cepat (thalassemia,
leukemia, sickle cell, Ca metastase, kehamilan, masa
pertumbuhan)
• Malabsorpsi : ileitis
• Obat: terapi antikoagulan jangka lama, kontrasepsi oral,
Fenobarbital, Fenitoin
Penyebab defisiensi vitamin B12

• Malabsorpsi:
Anemia Pernisiosa (defsiensi intrinsik Factor)
Gastrektomi, Crohn’s disease, pengangkatan ileum,
insufisiensi pankreas, divertikulitis, obat (omeprazole,
neomycin, cochicine)
• Defisiensi nutrisi:
Vegetarian, wanita hamil dengan asupan kurang
Malnutrisi
• Kompetisi biologi
adanya parasit di usus halus: Diphyllobothrium latum
Hasil laboratorium anemia megaloblastik

Darah lengkap
• Anemia
• Leukopenia dengan netropenia
• Trombositopenia
• Hitung retikulosit relative biasanya normal
• Makrositosis (MCV >100 fL)
• MCH meningkat
• MCHC normal
Pada defisiensi Vit B12, makrositosis akan terjadi lebih dahulu
selama beberapa bulan sampau tahun sebelum timbul anemia
Hasil laboratorium anemia megaloblastik

Gambaran darah tepi


• Macroovalosit
• Howel – Jolly bodies
• Hypersegmentasi netrofil
• Giant platelet bisa ditemukan terutama pada keadaan
trombositopenia
• Shift to the left ringan dengan netrofil batang hipogranuler
dapat ditemukan
В12-deficiency anemia – blood
Hasil laboratorium anemia megaloblastik

Sum sum tulang

• Hiperplasia eritroid
• Inti megaloblastik pada semua sel
• Cadangan besi normal atau meningkat
Hasil laboratorium anemia megaloblastik
Kimia darah
• Bilirubin indirek meningkat
• Fe serum meningkat
• LDH meningkat
• Kadar Vitamin B12 menurun dan asam folat menurun

Urine
• Metilmalonat urine meningkat (defisiensi Vit B12)
• FIGLU urine meningkat (defisiensi asam folat)

Pemeriksaan lain
• Tes schiling abnormal
• Antibodi terhadap sel lambung, faktor intrinsik
Tes Schilling

Tujuan:
Menilai kemampuan usus untuk menyerap vit. B12

Cara:
• Pemberian vit. B12 dihentikan selama 3 hari
• Diberikan suntikan vit. B12 1000 ug tanpa label secara
intramuskular terlebih dahulu
• Kemudian diberikan vit. B12 0.5 – 1 g yang sudah dilabel
dengan radioaktif per oral
• Dalam 24 jam diperiksa kadar vit. B12 radioaktif dalam urin.
Penilaian Tes Schilling

Normal:
Kadar vit. B12 radioaktif dalam urin 24 jam terdapat 7-30%
dosis vit. B12 oral.

Pada gangguan absorpsi usus atau defisiensi faktor intrinsik


didapatkan kadar vit. B12 dalam urin < 7 %.
Cara membedakan gangguan absorpsi usus dari
defisiensi faktor intrinsik

Dilakukan tes Schilling ulang dengan pemberian faktor intrinsik


Penilaian :
• Kadar vit. B12 dalam urin 24 jam > 7 % menandakan defisiensi
faktor intrinsik
• Kadar vit. B12 dalam urin 24 jam < 7 % menandakan gangguan
absorpsi usus.
ANEMIA PASCA PERDARAHAN
Setelah mempelajari topik ini mahasiswa mampu
menjelaskan

• Patogenesis anemia pasca perdarahan

• Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan guna menegakkan


diagnosis, pemantauan, interpretasi hasil pemeriksaan dan faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
Perdarahan akut

• Perdarahan akut dan masif tidak segera menimbulkan anemia


• Tubuh akan menyesuaikan diri dengan cara:
- Meningkatkan denyut jantung
- Memelihara sirkulasi di daerah paling vital
- Memperbesar volume darah dalam sirkulasi dengan
mengurangi cairan ekstravaskuler
• Akibat penyesuaian volume darah maka akan timbul anemia,
karena cairan ekstravaskuler yang masuk dalam sirkulasi akan
mengencerkan sel - sel darah. (48 – 72 jam setelah perdarahan)
Hasil pemeriksaan laboratorium pada perdarahan akut

• Leukosit meningkat ( 10.000 – 30.000/mm3 ) - Terjadi


beberapa
• Granulosit meningkat jam
- Disebabkan
• Trombosit meningkat ( 600.000 – 800.000/mm3 )
aktivitas SST
meningkat
• Retikulosit meningkat dalam waktu 24 jam mencapai puncak
pada hari ke 7 sampai 10, retikulosit kembali normal dalam 30
hari bila tidak ada perdarahan lebih lanjut

• Ureum meningkat -Bila terjadi pada perdarahan lumen usus


• Bilirubin meningkat -Akibat penghancuran ertrosit dan hemoglobin
Tindakan

• Pulihkan volume darah


Berikan plasma expanders

• Transfusi darah dilakukan bila kadar Hb < 7 g/dL

• Pemberian 1 unit Packed Red Cells (PRC)


 Dapat meningkatkan Ht 3% atau
 Dapat meningkatkan kadar Hb 1 g/dL
Perdarahan kronik

• Perdarahan kecil dan terus menerus, baisanya tanpa diketahui


• Banyak terjadi dalam saluran pencernaan
- Tukak lambung
- Gastritis minum akohol, salisilat
- Neoplasma

• Penyebab lain: Mesntruasi berlebihan, perdarahab pasca menopause


berlebih, kehamilan berulang kali

• Biasanya tidak menunjukkan gejala, Tidak terjadi penyesuaian volume


darah

• Pada perdarahan yang terus menerus, Fe akan ikut keluar sehingga


berkibat defisiensi Fe
Hasil pemeriksaan laboratorium pada perdarahan kronik

• Kadar hemoglobin menurun


• Eritrosit menurun
• Trombosit meningkat
• Retikulosit rendah
• SI menurun
• TIBC meningkat
• Ferritin menurun
ANEMIA APLASTIK
Setelah mempelajari topik ini mahasiswa mampu
menjelaskan:

•Penyebab anemia aplastik

•Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan guna menegak-


kan diagnosis, interpretasi hasil pemeriksaan dan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
Anemia aplastik

Kelainan hematopoiesis
Berkurangnya sel-sel eritroid, granulositik,
megakariositik
Digantikan oleh jaringan lemak di dalam
sumsum tulang
Pansitopenia pada darah tepi
Biopsi sumsum tulang menunjukkan
keadaan hiposelularitas
Etiologi anemia aplastik

Didapat (>95%)
Idiopatik atau primer (40%-70%)
Sekunder
Zat kimia
Obat
Radiasi
Infeksi
Penyebab lainnya
Kongenital (<5%)
Fanconi’s anemia
Dyskeratosis Congenital
Penyebab anemia aplastik sekunder

Bahan kimia
Benzene
Insektisida
Obat pembasmi rumput-rumputan
Obat
Kloramfenikol
Fenilbutazone
Anti kejang
Sulfonamide
Emas
Kemoterapi
Radiasi

Infeksi
Hepatitis
Virus Epstein – Barr
Cytomegalovirus
Penyebab lainnya
Kehamilan
Malnutrisi
Disfungsi imunologi
Penicillin

Tetracycline

Aspirin

Quinacrine

Sulfonamd

Mepazine

Pot Perchlr

Gold

Benzene

Solvents

Mepheny

Insecticides

Phenylbtz

Chloramph

0 45 90 135 180 225 270 315 360 405


Number of cases

Only drug administered


Administered with another drug not known to be toxic
Administered with another drug to be toxic
PATOFISIOLOGI

• Defisiensi microenvironment
Lingkungan di dalam sumsum tulang tidak memungkinkan untuk
proliferasi dan diferensiasi dari sel induk hematopoietik untuk menjadi
sel matang Untuk proliferasi dan diferensiasi diperlukan sitokin dan
faktor pertumbuhan yang dihasilkan oleh microenvironment sumsum
tulang. Disini dianggap bahwa sistem vaskuler yang terdiri dari
jaringan adventisia tidak memadai, disebut juga defisiensi microenvironment

• Defisiensi stem cell


Sebagian besar hasil penelitian menunjukkan bahwa defisiensi pada stem cell
merupakan penyebab utama terjadinya anemia aplastik.
PATOFISIOLOGI
Penyebab defisiensi stem cell

Idiopatik

Mekanisme autoimun
respon imun berlebihan merusak sel induk hematopoietik
sumsum tulang

Efek toksik secara langsung terhadap sumsum tulang

Kerusakan sumsum tulang karena kelainan kongenital


Kerusakan stem cell karena mekanisme imun

Aktivasi limfosit T sitotoksik memegang peranan penting, Sel ini bekerja dengan
mengeluarkan interferon gamma dan TNF.
Interferon gamma dan TNF kemudian mengaktifkan reseptor interferon
gamma, reseptor TNF dan reseptor Fas pada sel hematopoiesis
Aktivasi lebih lanjut reseptor Fas oleh Fas ligand menyebabkan apoptosis pada sel
sasaran.
Interferon juga meningkatkan produksi nitric oxide (NO) yang akan menyebabkan
efek toksik terhadap sel-sel lainnya
Bahan kimia dan fisik yang dihubungkan dengan terjadinya pansitopenia dan
hipoplasia sumsum tulang

Bahan yang sering menyebabkan pansitopenia dan hipoplasia sumsum tulang jika
diberikan dalam dosis yang cukup
Radiasi
Benzene dan derivatifnya
Kemoterapi

Bahan yang kadang – kadang menyebabkan pansitopenia dan hipoplasia sumsum


tulang

Tipe obat  20 kasus dilaporkan 1 / sedikit kasus dilaporkan


Antimikroba Kloramfenikol Penisilin, tetrasiklin
Streptomycin, amphotericin
Sulfonamide
Anti kejang Methylphenylethylhydantoin Methylphenylhydantoin
Trimethadione Diphenylhydantoin

Analgesik Fenilbutazone Asam asetil salisilat


Indomethazine

Anti diabetes Tolbutamide, klorpropamide

Insektisida Parathion
Chlorphenothane

Lain – lain Acetazolamide, Colchine


Anemia aplastik kongenital

Fanconi’s anemia
Autosomal resesif
Penyakit ini ditandai
- Pansitopenia progresif
- kelainan tulang rangka, hiperpigmentasi kulit,
kelainan ginjal dan traktus urinarius, retardasi mental,
microcephaly dan pertumbuhan yang terhambat
- hapus darah tepi anemia normokrom normositer
- Sumsum tulang hipoplasia
Gambaran klinis

Gejala:
Sesak nafas
Palpitasi
Kelemahan
Perdarahan
Infeksi
Pemeriksaan fisik:
pucat
petekie, ekimosis, perdarahan mukosa
infeksi
Anemia aplastik dapat ditetapkan jika
memenuhi  2 kriteria :

1. Hb < 10 g / dL
2. Jumlah trombosit < 50.000 / L
3. Jumlah netrofil < 1500 / L
Klasifikasi anemia aplastik
Anemia aplastik berat  Selularitas sumsum tulang < 25%
 2 / 3 kriteria dibawah ini:
Netrofil < 500 / L
Trombosit < 20.000 / L
Retikulosit < 1%

Anemia aplastik sangat berat Seperti kriteria anemia aplastik berat


tetapi netrofil < 200 / L

Anemia aplastik ringan Pasien tidak memenuhi kriteria untuk


anemia aplastik berat atau sangat berat
Pemeriksaan laboratoium untuk anemia aplastik

Test Tujuan
Complete blood counts Menentukan beratnya sitopenia
Sediaan hapus darah tepi Diagnosis banding terhadap
penyebab sitopenia lain &
keganasan
Jumlah retikulosit Menetapkan regenerasi SST yang
menurun
Pemeriksaan sumsum tulang Diagnosis banding terhadap
penyebab sitopenia lain &
leukemia
Test biokimia Fungsi hati, fungsi ginjal
Kultur Mencari kemungkinan infeksi
Test serologi Mencari kemungkinan infeksi
Diagnosis
CBC : Pansitopenia
Retikulosit : < 1%
SHDT :
Eritrosit : Normokrom normositer
Leukosit : tidak ditemukan sel
abnormal
Trombosit: GiantThrombocyte
jarang ditemukan
Untuk konfirmasi : pemeriksaan sumsum tulang

Anda mungkin juga menyukai