Anda di halaman 1dari 8

Khutbah Jum’at ini disponsori oleh:

Tadabbur Publishing

1
Al-Qur’an adalah Nasehat yang Paling Agung

‫ قَيَما لَيُ حن َذ َر ََبحسا َش َديدا َم حن لَ ُدنحهُ َويُبَ َشَر‬،‫تاب َوََلح َحَي َع حل لَهُ َع َوجا‬ َ ََ َ ََ ‫ح‬
َ ‫اْلَ حم ُد هّلِل الهذي أَنح َزَل َعلى َعحبده الحك‬
‫ث لَيُ حخ َر َج‬ َ ‫ص َلةُ وال هس َلم علَى الحمب عو‬
‫ َوال ه َ ُ َ َ ح ُ ح‬،‫ني فيه أَبَدا‬
َ َ َ‫ ماكَث‬،‫ات أَ هن ََلم أَجرا حسنا‬
َ َ َ ‫ُح ح‬
َ ‫اْل‬َ‫ص‬ ‫ين يَ حع َملُو َن ال ه‬ َ ‫الحمؤَمنَ ه‬
َ ‫ني الذ‬ َ ‫ُح‬
‫ص َحابََه َوَم حن تَبَ َع ُه حم‬ ََ َ َ َ‫اب للاَ الحمحب‬َ َ‫ات إَ َل الن وَر بَ َكت‬ َ ‫النهاس َمن الظلُم‬
‫صلهى للاُ َعلَحيه َو َسله َم َو َعلَى آله َوأَ ح‬ َ ‫ نَبَيَنَا ُمَ همد‬،‫ني‬ ُ ‫ح‬ َ َ َ
َ ‫بََحسان إَ َل ي وَم‬
:‫ َوبَ حع ُد‬،‫الديح َن‬ ‫َح‬ َ‫ح‬
‫ال َعهز َم حن‬ َ َ‫ث ق‬ َ
ُ ‫ فَ َق حد فَ َاز الح ُم حؤَمنُ حو َن الح ُمته ُق حو َن َححي‬،‫ أُحو َص حي نَ حف َس حي َوإَ هّي ُك حم بَتَ حق َوى للا‬،‫ني‬ ََ
َ ‫فَيَا َم حع َشَر الح ُم حسلم ح‬
:‫قَائَل‬

)102 :‫اّلِلَ َح هق تُ َقاتََه َوال َتَُوتُ هن إَال َوأَنحتُ حم ُم حسلَ ُمو َن (آل عمران‬
‫ين َآمنُوا اته ُقوا ه‬ َ‫ه‬
َ ‫َّيأَي َها الذ‬

‫ث َمحن ُه َما َر َجاال َكثَريا‬ َ ‫ّيأَي ها النهاس اته ُقوا ربه ُكم اله َذي خلَ َق ُكم َمن نَ حفس و‬
‫اح َدة َو َخلَ َق َمحن َها َزحو َج َها َوبَ ه‬ َ ‫َ ح ح‬ ُ َ ُ َ َ
َ ‫األر َح َام إَ هن ه‬ َ َ َ ‫َونَ َساء َواته ُقوا ه‬
)1 :‫اّلِلَ َكا َن َعلَحي ُك حم َرقيبا } (النساء‬ ‫اّلِلَ الهذي تَ َساءَلُو َن به َو ح‬

‫صلَ حح لَ ُك حم أ حَع َمالَ ُك حم َويَ حغ َف حر لَ ُك حم ذُنُوبَ ُك حم َوَم حن يُ َط َع ه‬


َ‫اّلِل‬
َ ‫ين َآمنُوا اته ُقوا ه‬
‫اّلِلَ َوقُولُوا قَ حوال َسديدا *يُ ح‬
َ‫ه‬
َ ‫َّيأَي َها الذ‬
)71 -70 :‫َوَر ُسولَهُ فَ َق حد فَ َاز فَ حوزا َع َظيما (األحزاب‬

Jamaah shalat Jum’ah arsyadakumullah....,


Tidak ada kata yang patut kita ucapkan kecuali puji syukur kita kehadirat Allah atas
seluruh nikmat yang Dia karuniakan kepada kita semua. Kita bersyukur kepada Allah atas
nikmat kesehatan; nikmat keamanan; nikmat kemudahan dalam melakukan amal-amal
ketaatan; nikmat ditutupi dosa-dosa kita dari pandangan manusia; nikmat diberinya
kecukupan; nikmat diturunkannya Al-Qur’an; begitu pula kita bersyukur atas nikmat iman
yang menjadi sebab kita memperoleh kebahagiaan dan keberuntungan di dunia dan di akhirat.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi
wasallam yang telah mengeluarkan manusia dari kegelapan-kegelapan kepada cahaya dengan
perantara Al-Qur’an, begitu pula shalawat dan salam semoga tercurah kepada keluarga
beliau, para shahabat dan siapapun yang mengikuti sunah beliau hingga hari kiamat kelak.
Kemudian khatib menasehatkan dan mewasiatkan diri khatib pribadi dan para jamaah
sekalian agar kita senantiasa meningkatkan kualitas takwa kita kepada Allah. Karena ia
adalah sebaik-baik bekal ketika kita meninggalkan dunia fana ini untuk bertemu dengan
Allah. Allah Ta’ala berfirman,

‫َوتَ َزهو ُدوا فََإ هن َخ ح َري الهز َاد الته حقوى‬

2
“Dan berbekallah kalian, karena sebaik-baik adalah ketakwaan.” (Al-Baqarah: 197).
Sebagaimana dalam perjalanan di dunia kita membutuhkan bekal, maka begitu pula
dengan perjalanan ke kampung akhirat, maka kita membutuhkan bekal. Bekal itu adalah
takwa.
Jamaah shalat Jum’ah rahimakumullah....,
Seorang muslim membutuhkan nasehat untuk menyucikan jiwanya, dan menguatkan
langkah kakinya untuk senantiasa istiqamah dalam meniti jalan Allah yang lurus. Tetapi
sekalipun ia mendengarkan banyak nasehat, ia tidak akan pernah mendapatkan nasehat yang
lebih dahsyat daripada nasehat-nasehat yang tercantum dalam Al-Qur’an. Dan Allah
mengingatkan bahwa ayat-ayat Al-Qur’an mengandung nasehat. Sebagaimana dalam
firman-Nya,
ََ َ َ َ َ َ
َ ‫هاس قَ حد جاءَتح ُك حم َم حوعظَة م حن َربَ ُك حم َوشفاء لما َِف الص ُدوَر َوُهدى َوَر حْحَة ل حل ُم حؤمن‬
‫ني‬ ُ ‫ّي أَي َها الن‬
“Wahai manusia! Sungguh telah datang kepadamu nasehat dari Rabbmu, penyembuh
bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman.” (Yunus: 57).
Ayat di atas menyeru kepada seluruh manusia bahwa sungguh telah datang kepada
mereka nasehat dari Rabb mereka; yang telah mencipta mereka, memenuhi kebutuhan
mereka, memberikan petunjuk kepada mereka. Maka, nasehat-nasehat yang datang dari Rabb
mereka ini menunjukkan bahwa nasehat-nasehat ini merupakan puncak nasehat yang paling
sempurna. Karena Allah adalah Rabb mereka, dan paling tahu tentang bagaimana cara
‘menyentuh’ hati mereka.
Sehingga, dengan demikian, maka nasehat-nasehat Al-Qur’an adalah nasehat yang
paling agung secara mutlak. Syaikh Abdullah bin Muhammad bin Abdul Wahhab
rahimahumallah berkata, “Aku tidak melihat nasehat yang lebih agung daripada nasehat-
nasehat Al-Qur’an. Telah disebutkan bahwa ada seseorang yang meminta sebuah nasehat
kepada saudaranya (seiman), lalu saudaranya balik bertanya, “Apakah kamu membaca Al-
Qur’an?”, dan ketika ia menjawab, “Iya.”, saudaranya pun memberikan petuahnya, “Apabila
Al-Qur’an tidak bisa menasehatimu, maka selain Al-Qur’an tidak akan mampu
menasehatimu.”
Oleh karenanya, sudah seyogianya kita mengambil manfaat dari nasehat-nasehat yang
Allah abadikan dalam Al-Qur’an. Karena ia adalah nasehat-nasehat pilihan dari Ar-Rahman
kepada seluruh manusia, baik yang muslim maupun yang kafir, baik yang mukmin maupun
yang munafik, baik kaum lelaki maupun kaum perempuan, baik para pemuka maupun rakyat
jelata.
Jamaah shalat Jum’ah rahimakumullah....,
Nasehat-nasehat Al-Qur’an adalah nasehat-nasehat yang paling menyentuh, paling
membekas dan paling menggetarkan hati. Hal ini dikarenakan nasehat-nasehat Al-Qur’an
berisi peringatan sekaligus kabar gembira, menakut-nakuti sekaligus memancarkan harapan,
mengancam sekaligus memberi janji. Ia menghadirkan rasa takut kepada siksa Allah
sekaligus memunculkan rasa harap terhadap ampunan dan pahala dari Allah Ta’ala.

3
Nasehat-nasehat Al-Qur’an inilah yang dahulu menjadikan kepribadian Umar bin
Khattab yang begitu keras menjadi lunak. Yaitu, tatkala mendengar permulaan surah Thaha,
beliau kemudian memutuskan masuk Islam. Begitu pula, ketika menjadi khalifah, tatkala
beliau mendengar seorang lelaki dang membaca surah Ath-Thur dalam shalat malamnya, dan
ia sampai pada ayat, “Inna adzaba rabbika lawaqi’, ma lahu min dafi’” (Sesungguhnya
adzab Rabbmu pasti terjadi, tidak seorang pun yang dapat menolaknya.” )Ath-Thur: 7-8),
Umar berkata, “Sumpah, demi Rabb Ka’bah, ini benar.” Kemudian beliau pulang ke rumah
dan sakit selama satu bulan. Orang-orang menjenguknya, tapi tidak tahu apa sebab sakitnya.
Padahal, sakitnya hanyalah karena mendengar nasehat-nasehat Al-Qur’an yang menggetarkan
sukma, dan menimbulkan rasa takut terhadap siksa Allah Ta’ala.
Nasehat-nasehat Al-Qur’an ini pulalah yang menjadi seorang Fudhail bin Iyadh
kemudian bertaubat. Di mana pada mulanya beliau adalah seorang perampok yang sangat
ditakuti oleh para kafilah yang melewati daerah kekuasaannya. Hingga suatu malam, ketika
malam sudah gulita, beliau mendengar satu ayat yang dibaca oleh seseorang. Ayat tersebut
berbunyi,

‫تاب َم حن قَ حب ُل‬ َ َ‫ه‬ َ َ َ ُ‫أَََل َيح َن لَله َذين آمنوا أَ حن ََتحشع قُل‬
َ ‫اّلِل وما نََزَل َمن ح‬
َ ‫ين أُوتُوا الحك‬
َ ‫اْلَق َوال يَ ُكونُوا َكالذ‬ َ َ ‫وُبُحم لذ حك َر ه‬
ُ ََ َُ َ َ‫ح‬
َ ‫وُبم وَكثَري َمحن هم‬
‫فاس ُقو َن‬ ‫ُح‬ ‫طال َعلَحي َه ُم حاأل ََم ُد فَ َق َس ح‬
َ ‫ت قُلُ ُُح‬ َ َ‫ف‬
“Belumkah tiba waktunya bagi orang-orang yang beriman agar hati mereka tunduk
mengingat Allah dan kebenaran yang turun.”
Maka, ketika mendengar ayat ini, Fudhail berujar, “Tentu wahai Rabbku, sekarang
sudah tiba saatnya.” Dan sejak saat itu pula, Fudhail menyatakan bertaubat kepada Allah, dan
menjadikan taubatnya untuk tinggal di dekat Baitul Haram.
Hingga akhirnya orang yang dahulu merupakan mantan perampok, Fudhail bin Iyadh
berubah menjadi seorang salaf yang mulia. Sampai-sampai Ibrahim bin Al-Asy’ats berkata,
“Aku tidak pernah melihat seseorang di mana di dalam hatinya Allah lebih agung dari
segalanya daripada Fudhail. Apabila ia mengingat Allah, atau Allah disebut di sisinya, atau ia
mendengar Al-Qur’an, tampaklah pada dirinya ketakutan dan kesedihan. Dan kedua matanya
berlinang air mata dan menangis, hingga orang-orang yang melihatnya merasa iba dan
kasihan kepadanya.”

‫ وتقبل للا مين‬،‫ابرك للا يل ولكم ِف القرآن الكرمي ونفعين وإّيكم مبا فيه من اآلّيت والذكر اْلكيم‬
.‫ إنه هو الغفور الرحيم‬،‫ واستغفر للا يل ولكم ولسائر املسلمني من كل ذنب فاستغفروه‬،‫ومنكم تلوته‬

4
Khutbah Kedua:

‫ ونشهد أن ال إله إال للا وحده ال‬،‫ ونشكره وقد أتذن ابلزّيدة ملن شكر‬،‫حنمد للا ْحدا كثريا كما أمر‬
،‫ الشافع املشفع ِف احملشر‬،‫ ونشهد أن ممدا عبده ورسوله سيد البشر‬،‫شريك له ولو كره ذلك من أشرك به وكفر‬
.‫ وسلم تسليما كثريا‬،‫وصلى للا عليه وعلى آله وأصحابه خري صحب ومعشر‬

‫ أوصي نفسي وإّيكم بتقوى للا فقد فاز من اتقى حيث قال جل وعل ِف كتابه الكرمي بعد‬،‫فيا عباد للا‬
:‫أن أعوذ ابهلل من الشيطان الرجيم‬

)102 :‫اّلِلَ َح هق تُ َقاتََه َوال َتَُوتُ هن إَال َوأَنحتُ حم ُم حسلَ ُمو َن (آل عمران‬
‫ين َآمنُوا اته ُقوا ه‬ َ‫ه‬
َ ‫َّيأَي َها الذ‬
Jamaah shalat Jum’ah yahdikumullah....,
Allah Ta’ala berfirman,
ََ َ َ َ َ َ
َ ‫هاس قَ حد جاءَتح ُك حم َم حوعظَة م حن َربَ ُك حم َوشفاء لما َِف الص ُدوَر َوُهدى َوَر حْحَة ل حل ُم حؤمن‬
‫ني‬ ُ ‫ّي أَي َها الن‬
“Wahai manusia! Sungguh telah datang kepadamu nasehat dari Rabbmu, penyembuh
bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman.” (Yunus: 57).
Di antara keajaiban Al-Qur’an yang paling menakjubkan dan paling banyak menarik
perhatian adalah bahwa nasehat-nasehatnya memiliki pengaruh dahsyat yang membuat jiwa
tunduk saat mendengarkannya; nasehat-nasehatnya mampu melembutkan hati dan
menggerakkan jiwa; nasehat-nasehatnya mampu mengubah kepribadian, cara pandang dan
interaksi kita dengan Allah dan dengan sesama.
Di dalam bukunya, At-Thariq ila Al-Qur’an, Syakh Ibrahim As-Sakran menceritakan
sebuah kisah tentang seorang pemuda yang berubah kepribadiannya setelah diperdengarkan
satu ayat Al-Qur’an.
Syaikh Ibrahim As-Sakran mengisahkan bahwa ada seorang pemuda yang
mengadukan perihal kedua orangtuanya kepada seseorang, lalu ia berusaha menasehatinya
dengan perkataan-perkataan yang memikat hatinya, agar si pemuda bisa diyakinkan tentang
pentingnya menghormati dan menghargai kedua orangtuanya, apapun yang telah mereka
lakukan untuknya.
Tetapi ternyata si pemuda semakin membantah dan mengatakan kata-kata yang kasar.
Ia tersulut emosi dan mengeluarkan kata-kata yang penuh dengan amarah. Hingga akhirnya,
si penasehat ini kemudian berinisiatif membacakan satu nasehat dari ayat Al-Qur’an kepada
pemuda ini. Dan nasehat Al-Qur’an itu berbunyi,

‫صغَريا‬ َ ‫ض ََلُما جناح الذ َل َمن الهر حْحََة وقُل ر‬


َ ‫ب حارْحَح ُهما َكما ربه‬ َ ‫و‬
َ ‫ياِن‬ َ َ‫َ ح‬ َ َ َ ‫اخف ح‬
‫َ ح‬
“Rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah, ‘Wahai Rabbku, kasihilah keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku sewaktu kecil.’” (Al-Isra’: 24(.

5
Tahukah kita dampak dari satu nasehat agung dari ayat Al-Qur’an di atas? Pemuda ini
langsung berubah sikapnya, kepribadiannya dan tutur katanya.
Lihatlah! Betapa ajaibnya pengaruh nasehat Al-Qur’an. Betapa pemuda yang awalnya
kasar dan tidak bisa dinasehati dengan kata-kata manusia, ia berubah seketika ketika
diperdengarkan nasehat dari Al-Qur’an. Ia langsung terdiam dan mendengarkan nasehat Al-
Qur’an dengan seksama, hatinya tunduk dengan sihirnya, sampai-sampai nada suaranya pun
berubah seketika. Ya Allah! Betapa satu nasehat dari ayat Al-Qur’an bisa menggerakkannya
sedemikian rupa. Tidakkah kita mengambil pelajaran?
Semoga Allah menjadikan hati-hati kita cinta kepada Al-Qur’an dan mengambil
nasehat-nasehatnya yang menakjubkan. Karena kita tidak akan pernah mendapatkan nasehat
yang lebih menyentuh, menggetarkan hati, mampu menjadikan air mata menetes dan
mengubah kepribadian seseorang melebihi nasehat-nasehat dari Al-Qur’an.
Mari kita akhiri khutbah ini dengan berdoa kepada Allah agar mengaruniakan hati
yang sehat, yang dengannya kita tidak akan pernah kenyang dalam membaca firman-firman
Allah yang penuh dengan nasehat.

‫اْلَ حم ُد َك َما يَحن بَغَي َلََل َل‬ َ َ َ ‫ح‬


‫ك ح‬ َ َ‫ َّي َربهنَا ل‬،ُ‫ ْحَحدا يُ َو َاِف نَ َع َمهُ َويُ َكاف ُئ َم َزيح َده‬،‫اْلَ حم ُد هلل ْحَحدا َكثَ حريا طَيَبا ُمبَ َاركا فحي َه‬
.‫ك‬ َ َ‫ك َو َع َظحي َم ُس حلطَان‬َ ‫َو حج َه‬
‫ َوَاب َرحك َعلَى ُمَ همد‬،‫ت َعلَى إَبح َر َاهحي َم َو َعلَى َآل إَبح َر َاهحي َم‬ َ ‫صلهحي‬
َ
َ ‫ص َل َعلَى ُمَ همد َو َعلَى آل ُمَ همد َك َما‬ َ ‫الله ُه هم‬
.‫ْححيد ََمحيد‬ ََ ‫ك‬ َ َ َ
َ ‫ني إَنه‬ َ ‫ت َعلَى إَبح َراهحي َم َو َعلَى َآل إَبح َراهحي َم َِف الح َعالَم ح‬ َ
َ ‫َو َعلى آل ُمَ همد َك َما َاب َرحك‬
‫ك َرُؤحوف َرَححيم‬ ََ َ َ‫ربهنَا ا حغ َفر لَنَا وََلخوانَنَا اله َذين سب ُقو َن َابحَل حي‬
َ ‫ان َوَال َحت َع حل َِف قُلُ حوبَنَا َغ ًل للهذيح َن َآمنُ حوا َربهنَا إَنه‬ ‫ح َ ََ ح‬ َ‫ح َ ح‬ َ
‫َربهنَا ا حغ َف حر لَنَا َولََوالَ َديحنَا َو حارْحَح ُه حم َك َما َربه حو َن َصغَارا‬
َ ‫اْل‬ َ َ
‫اس َريح َن‬َ‫َربهنَا ظَلَ حمنَا أَنح ُف َسنَا َوإَ حن ََلح تَ حغف حر لَنَا َوتَ حرْحَحنَا لَنَ ُك حونَ هن م َن ح‬
‫ الله ُه هم ذَكَ حرَن َمحنهُ َما نَ َسحي نَا َو َعلَ حمنَا َمحنهُ َما َج َه حلنَا‬،‫اج َع حلهُ لَنَا إََماما َونُ حورا َوُهدى َوَر حْحَة‬ َ
‫الله ُه هم حارْحَحنَا َابلح ُق حرآن َو ح‬
‫ني‬ َ ‫ واجع حله لَنَا ح هجة ّي ر ه‬،‫اف النه ها َر‬
َ ‫ب الح َعالَم ح‬ َ َ ُ ُ َ ‫آنءَ اللهحي َل َوأَطحَر َ َ َ ح‬ َ ُ‫َو حارُزقح نَا تََل َوتَه‬

َ َ‫ بََر حْحَت‬،‫اب غُ ُم حوَمنَا‬


‫ك َّي أَحر َح َم‬ َ
ُ ‫اج َع َل الح ُق حرآ َن َربَحي َع قُلُ حوبَنَا َونُ حوَر‬
َ ‫ص ُد حوَرَن َو َج َلءَ ُهُحومنَا َو َذ َه‬ ‫ َّي َربهنَا ح‬،....‫الله ُه هم‬
َ ََ
َ ‫ني َوَّي أَ حكَرَم حاألَ حكَرم ح‬
‫ني‬ َ ‫الهراْح ح‬
َ
‫ال حيَا َن َوَزيَحنهُ َِف قُلُ حوبَنَا َوَك َرحه إَلَحي نَا الح ُك حفَر َوالح ُف ُس حو َق َوالحع ح‬
‫صيَا َن‬ َ‫ب إَلَحي نَا ح‬ َ
‫الله ُه هم َحب ح‬
َ ‫اشنَا وأَصلَح لَنَا‬
‫آخَرتَنَا الهَت‬ َ َ َ‫اللهه هم أَصلَح لَنا َدي ن نا اله َذي هو َعصمةُ أَم َرن وأ‬
‫ان ال َت فحي َها َم َع ُ َ ح ح‬ َ َ‫صل حح لَنَا ُدنحي‬‫َُ ح َ ح َ َ ح‬ َ َ‫ُ ح ح َ ح‬
‫احة لَنَا َم حن ُك َل َشر‬ َ
َ ‫ت َر‬ ‫ َو ح‬،‫اْلَيَا َة َزَّي َدة لَنَا َِف ُك َل َخ حري‬
َ ‫اج َع َل الح َم حو‬ ‫اج َع َل ح‬
‫ َو ح‬،‫اد َن‬
ُ ‫فحي َها َم َع‬

6
‫ك َم حن‬ ‫اْل َاَتََة ون عوذُ بَك َمن سوَء ح َ‬
‫الَنهةَ َونَعُ حوذُ بَ َ‬
‫اك َو ح‬
‫ضَ‬ ‫اْلَاَتََة‪ ،‬الله ُه هم إَ هن نَ حسأَلُ َ‬
‫ك َر َ‬ ‫ك ُح حس َن حَ َ َ ُ ح َ ح ُ ح‬ ‫الله ُه هم إَ هن نَ حسأَلُ َ‬
‫ك َوالنها َر‬‫َس َخ َط َ‬
‫اْل َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫اس َريح َن‬‫َربهنَا ظَلَ حمنَا أَنح ُف َسنَا َوإَ حن ََلح تَ حغف حر لَنَا َوتَ حرْحَحنَا لَنَ ُك حونَ هن م َن حَ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َربهنَا آتنَا َِف الدنحيَا َح َسنَة َوَِف حاآلخَرةَ َح َسنَة َوقنَا َع َذ َ‬
‫اب النها َر‬

‫ني‪ ،‬أَقَحي ُموا ال ه‬


‫ص َل َة ‪.....‬‬ ‫َ‬ ‫اْلم ُد هللَ ر َ‬
‫ب الح َعالَم ح َ‬ ‫َ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ك َر َب الحعهزةَ َع هما يَص ُف حو َن َو َس َلم َعلَى الح ُم حر َسل ح َ‬
‫ني َو حَ ح‬ ‫ُسحب َحا َن َربَ َ‬

‫‪7‬‬
Materi Khutbah Jum’at di atas diambil dari materi dalam Kultum Spesial
Tadabbur.

Anda mungkin juga menyukai