66-Article Text-643-1-10-20180828
66-Article Text-643-1-10-20180828
Halaman 69
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Halaman 70 Nur Istiqomah
yang berperan sebagai dasar adanya pengambilan kemudian mengalami revisi sebanyak dua kali
keputusan. Mengingat pentingnya Government pada tahun 2001 dan 2014.
Finance Statistics untuk analisis dan evaluasi Indonesia mengadaptasi GFSM dalam
kebijakan fiskal bagi keberlangsungan ekonomi di Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Indonesia, maka pemerintah harus benar-benar 275/PMK.05/2014 tentang Manual Statistik
mengimplementasikannya. Direktorat Jenderal Keuangan Pemerintah Indonesia. Indonesia
Perbendaharaan sebagai organisasi ingin penulis mengadaptasi GFSM dan revisinya meliputi
teliti dalam proses pengimplementasian penggunaan definisi, cakupan, kerangka analitis,
Government Finance Statistics dari pendekatan laporan dan indikator utama, serta
Teori Institusional-isomorphism. Tekanan-tekanan menyesuaikannya dengan kondisi dan kebutuhan
institusional-isomorphism menurut Di Maggio et al Pemerintah Indonesia. Beberapa pengaturan dalam
(1983) yang dibagi menjadi tiga yaitu coersive, Manual Statistik Keuangan Pemerintah Indonesia
mimetic, dan normative, yang mempengaruhi berbeda dengan GFSM 2014. Hal ini antara lain
pengambilan kebijakan dalam implementasi disebabkan perbedaan pengaturan dengan Standar
Government Finance Statistics di Indonesia menjadi Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan sistem
pertanyaan dalam penelitian ini. akuntansi pemerintah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Government Finance Statistics (GFS) atau
mengetahui tekanan-tekanan institusional dalam Statistik Keuangan Pemerintah menurut Peraturan
implementasi Government Finance Statistics. Menteri Keuangan Nomor 275/PMK.05/2014
Tujuan implementasi Government Finance Statistics tentang Manual Statistik Keuangan Pemerintah
secara khusus yang digunakan untuk analisis dan Indonesia didefinisikan sebagai “suatu sistem
evaluasi kebijakan fiskal. Selain itu, tujuan pelaporan yang menghasilkan data yang
penelitian ini juga sebagai tambahan literature komprehensif atas aktivitas ekonomi dan keuangan
penelitian yang bersifat multidisiplin terkait pemerintah dan sektor publik yang dilaksanakan
institusi dan Government Finance Statistics. dengan mengacu pada Manual Statistik Keuangan
Penelitian ini diharapkan mampu Pemerintah Indonesia”. Tujuan dan kegunaan GFS
memberikan kontribusi berupa saran-saran menurut PMK Nomor 275/PMK.05/2014 antara
perbaikan dan pengembangan implementasi lain adalah sebagai berikut:
Government Finance Statistics secara komprehensif. a. Digunakan untuk penyusunan kebijakan fiskal
Implementasi Government Finance Statistics juga dan analisis perkembangan operasi keuangan,
diharapkan sesuai dengan salah satu tujuannya posisi keuangan dan kondisi likuiditas sektor
sebagai analisis dan evaluasi kebijakan fiskal pemerintahan umum atau sektor publik secara
secara umum di Indonesia. konsisten dan sistematis.
b. Sebagai analisis pengaruh kebijakan fiskal
2. KERANGKA TEORI terhadap ekonomi, termasuk sumber daya
yang digunakan, beban pajak, kondisi
2.1. Government Finance Statistics keuangan, dan utang nasional.
Statistik keuangan pemerintah adalah “sebuah c. Sebagai analisis fiskal dan sektor publik dan
sistem pengumpulan data statistik keuangan sumbangannya terhadap perekonomian
mengenai kegiatan pemerintahan yang seperti permintaan, investasi dan tabungan
berhubungan dengan transaksi-transaksi keuangan agregat.
negara, dalam format yang sesuai untuk analisa d. Sebagai analisis efektivitas pengeluaran
ekonomi dan dapat diterima secara internasional”. terhadap pengentasan kemiskinan dan
(Nasution, 2004). Statistik keuangan pemerintah kesinambungan kebijakan fiskal.
menghasilkan jembatan untuk menerjemahkan Secara garis besar, GFS mencakup sektor
informasi akuntansi ke dalam bahasa yang lebih pemerintah umum dan korporasi publik yang
dimengerti dan sejalan dengan sistem statistik keduanya diperluas menjadi sektor publik. Sektor
makro ekonomi yang digunakan dalam ekonomi pemerintah umum terdiri dari unit pemerintah dan
dan statistik. semua non market institusi nirlaba yang
Menurut Organization for Economic Co- dikendalikan dan sebagian besar dibiayai unit
operation and Development (OECD), statistik pemerintah. Entitas tersebut merupakan residen
keuangan pemerintah adalah “an accounting perekonomian Indonesia dan merupakan unit
framework developed by the International Monetary institusi yang dikendalikan oleh pemerintah atau
Fund to provide guidelines for the compilation of bagian integral dari unit institusi pemerintah yang
fiscal accounts”. Dalam penerapan statistik mengendalikannya. Selain itu entitas tersebut
keuangan pemerintah yang disebut juga merupakan produsen non pasar juga bukan
Government Finance Statistics digunakan pedoman merupakan market establishment yang memenuhi
Government Finance Statistics Manual (GFSM) yang definisi unit institusi.
diterbitkan oleh International Monetary Fund. Definisi unit institusi menurut PMK Nomor
GFSM pertama kali diterbitkan pada tahun 1986 275/PMK.05/2014 tentang Manual Statistik
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Halaman 72 Nur Istiqomah
Keuangan Pemerintah Indonesia adalah sebagai fiskal, khususnya kinerja sektor pemerintah
berikut: umum dan sektor publik.
Entitas ekonomi yang mempunyai kemampuan Output penerapan GFS di Indonesia adalah
untuk memiliki aset, mengambil keputusan Laporan Statistik Keuangan Pemerintah yang
ekonomi dan melakukan aktivitas ekonomi selanjutnya disingkat LSKP. Menurut PMK Nomor
dengan tanggung jawab hukum, memunculkan 275/PMK.05/2014 LSKP adalah “laporan yang
atau mengambil alih kewajiban, melakukan disusun dalam rangka pengambilan kebijakan
kontrak dan komitmen masa depan, dan
fiskal dan makro ekonomi selama suatu periode
melakukan aktivitas/transaksi ekonomi dengan
entitas lainnya, serta mempunyai satu set akun
berdasarkan klasifikasi Statistik Keuangan
yang lengkap, termasuk neraca. Pemerintah. LSKP inilah nantinya yang menjadi
alat untuk menganalisis dan mengevaluasi
Sektor pemerintah umum terdiri dari kebijakan fiskal Indonesia.”
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Laporan Statistik Keuangan Pemerintah
Pemerintah pusat ini terdiri dari empat institusi menjawab kebutuhan perlunya konsolidasi fiskal
yaitu Kementerian Negara/Lembaga, Badan dan statistik keuangan pemerintah secara nasional.
Layanan Umum, Dana Jaminan Sosial, dan Lembaga Konsolidasi fiskal dan statistik keuangan
Non Struktural yang dibentuk karena urgensi pemerintah bermanfaat dalam menyediakan
terhadap suatu tugas khusus tertentu yang tidak informasi fiskal dan keuangan yang lebih
dapat diwadahi dalam bentuk kelembagaan komprehensif dan andal bagi pengambil kebijakan,
pemerintahan atau kelembagaan negara memberikan gambaran yang lebih komprehensif
konvensional. Lembaga Non Strutural dapat mengenai aktivitas pemerintahan, dan untuk
diklasifikasikan sebagai sektor pemerintah umum menilai kinerja fiskal pemerintah.
jika memenuhi karateristik dalam pengendalian
kebijakan maupun pembiayaan. 2.2. Teori Institusional
Teori institusional berhubungan dengan
Sektor korporasi publik menurut PMK Nomor
struktur sosial. “Teori institusional
275/PMK.05/2014 adalah “entitas-entitas yang
memperlihatkan bagaimana struktur seperti
merupakan residen perekonomian negara,
skema, aturan, norma, dan rutin menjadi bentuk
merupakan unit institusi yang dikendalikan oleh
yang bersifat otoritatif untuk terjadinya perilaku
pemerintah, dan merupakan produsen pasar.”
sosial”, (Scott, 2004, dalam Darono, 2013, 31). Jadi
Sektor korporasi publik terdiri dari Badan Usaha
dalam hal ini institusi bukan saja meliputi aturan,
Milik Negara/Daerah dan Bank Sentral. nilai, kebiasaan tertentu namun juga harus dilihat
GFS menurut GFSM edisi pertama tahun 1986 adanya tindakan yang terjadi dan bagaimana
yang diterbitkan oleh International Monetary Fund tindakan itu diulang atau direproduksi.
(IMF) berisi uraian atas sistem statistik makro “Teori institusional dalam studi organisasi
ekonomi, yang dirancang untuk mendukung dilengkapi dengan konsep isomorphism”.
analisis fiskal suatu negara. Sistem GFS (DiMaggio et al. 1983). Dalam hal ini dijelaskan
menggunakan prinsip-prinsip akuntansi dan bahwa unit analisis dalam teori institusional adalah
ekonomi dalam mengkompilasi data statistik dan organization field yaitu sekelompok organisasi
mempresentasikan data fiskal dalam kerangka yang secara keseluruhan membentuk suatu
kerja analitis yang mencakup pos-pos kehidupan institusional yang terdiri dari pemasok
penyeimbang yang tepat. utama, pelanggan, regulator atau pesaing.
Dalam penyusunan Laporan GFS Indonesia, Kemudian, organisasi selalu ingin atau dituntut
mengacu pada Manual Statistik Keuangan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Pemerintah Indonesia yang menurut PMK Nomor Proses ini disebut dengan isomorphism, yaitu suatu
275/PMK.05/2014 didefinisikan sebagai berikut: proses yang mengakibatkan suatu unit dalam
Manual dan pedoman yang menyediakan
organization field menirukan tindakan unit lain
kerangka konseptual dan pelaporan untuk
menghasilkan data yang komprehensif atas sehingga unit tersebut berada dalam situasi yang
aktivitas ekonomi dan keuangan pemerintah kurang lebih serupa. Isomorphism berkaitan
yang sejalan dengan standar internasional yang dengan institusionalisasi. Institusionalisasi adalah
digunakan dalam menyusun laporan ekonomi proses yang berkelanjutan. Sejalan dengan kondisi
dan statistik seperti Sistem Neraca ini, maka terjadi proses institusionalisasi,
Nasional (System of National Accounts - SNA), deinstitusionalisasi atau reinstitusionalisasi
Manual Neraca Pembayaran (The Balance of (Djamhuri et al, 2006).
Payments Manual), dan Manual Statistik Secara alamiah, status institusionalisasi hanya
Moneter dan Keuangan (The Monetary and
bersifat sementara karena organisasi kembali
Financial Statistics Manual), sebagai acuan
dalam melaksanakan Statistik Keuangan mendapatkan tekanan untuk melakukan
Pemerintah, sehingga data Statistik Keuangan institusionalisasi sesuai dengan tuntutan
Pemerintah dapat digunakan untuk perubahan yang ada. Jadi proses isomorphism itu
menganalisis dan mengevaluasi kebijakan bersifat gradual. Isomorphism muncul akibat dari
adanya berbagai tekanan institusional
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Nur Istiqomah
Halaman 73
(institutional pressures). Selanjutnya, tekanan fungsi organisasi dengan ukuran efisiensi.” Teori
institusional menurut DiMaggio et al. (1983) dapat itu mengabaikan kekuatan di luar organisasi yang
dikelompokkan menjadi tiga yaitu: non rasional seperti negara, norma-norma sosial,
tradisi, konvensi, yang membentuk organisasi itu.
2.2.1. Tekanan koersif (coercive pressures)
Scott (2001) mengatakan bahwa “institusi
Tekanan koersif menyebabkan isomorphism
berada pada lingkup struktur sosial, memiliki
yang merupakan proses penyesuaian menuju
elemen-elemen simbolis, aktifitas-aktifitas sosial,
kesamaan dengan cara pemaksaan. Tekanan
dan sumber daya material.” Keberadaan institusi
datang dari pengaruh politik dan masalah
diperlukan sebagai seperangkat proses yang
legitimasi. Misalnya, tekanan resmi datang dari
dicirikan dengan elemen-elemen regulatif,
peraturan pemerintah dan organisasi yang lebih
normatif, dan kultural-kognitif yang sarat dengan
tinggi agar bisa diakui.
perubahan. Meskipun unsur-unsur utama dari
2.2.2. Tekanan normatif (normative pressures) institusi adalah rules, norms, and cultural benefit,
Tekanan normatif sering diasosiasikan konsep institusi juga menyangkut asosiasi perilaku
dengan profesionalisasi yang muncul di bidang dan sumber daya material. Dengan demikian
tertentu. Norma atau sesuatu yang tepat bagi pengertian institusi ditentukan oleh batasan legal,
organisasi berasal dari pendidikan formal dan prosedural, moral dan kultural yang memiliki
sosialisasi pengetahuan formal itu di bidang legitimasi. Tidak hanya menyangkut property or
tertentu yang menyokong dan menyebarkan social order, tetapi juga sebagai proses
kepercayaan normatif itu. Ketika profesionalisme institusionalisasi maupun deinstitusionalisasi.
meningkat maka tekanan normatif juga meningkat. Adanya faktor tekanan dari luar tersebut
menjadi sebuah kontrol terhadap akses para aktor
2.2.3. Tekanan mimetik (mimetic pressure)
ke berbagai sumber daya, institusi atau pranata,
Tekanan mimetik menyebabkan isomorphism
yang mempengaruhi kinerja dengan berbagai cara.
yang merupakan proses di mana organisasi meniru
Sehingga bisa disimpulkan bahwa institusi adalah
organisasi lain yang berhasil dalam satu bidang,
batasan yang diciptakan oleh sebuah sistem sosial
meskipun orgaisasi peniru tidak tahu persis
yang memiliki kekuatan untuk mengontrol dan
mengapa mereka meniru, bukan karena dorongan
mengarahkan interaksi antar manusia melalui
supaya lebih efisien.
aturan formal seperti hukum dan undang-undang
Dalam kajian institusional terdapat adanya
maupun informal seperti budaya, tradisi, dan
istilah logika institusional. Logika institusional
norma di mana berlakunya akan bergantung pada
merupakan “suatu konstruksi sosial dari berbagai
kondisi sosial yang ada.
pola yang berkaitan dengan praktik, asumsi, nilai,
keyakinan dan aturan di mana para individu
memproduksi dan mereproduksi hal-hal yang 3. METODOLOGI PENELITIAN
nyata, mengorganisasikannya dalam ruang dan 3.1. Metode Kualitatif
waktu, dan menyajikannya menjadi suatu makna
dalam realitas sosial” (Thornton et al, 2008). Metode yang digunakan dalam tulisan ini
Logika institusional merupakan penghubung adalah metode kualitatif - naratif (analisis non-
antara agen individu dengan praktik-praktik dan hipotesis) yang dimulai dengan asumsi dan
struktur aturan institusional. Logika institutional penafsiran/teoretis yang membentuk atau
menjadikan para aktor dalam organisasi mempengaruhi studi tentang permasalahan riset
berperilaku dengan menggunakan pertimbangan yang terkait dengan makna yang dikenakan oleh
rasional. individu atau kelompok pada suatu permasalahan
Pemikir lainnya, John W. Meyer dan Brian sosial atau manusia (Creswell, 2014). Metode
Rowan (1977) dalam Amirya et al (2012) kualitatif dalam tulisan ini merupakan metode
memaparkan bahwa “banyak posisi, kebijakan, kualitatif non studi kasus karena penelitian ini
program dan prosedur organisasi modern tidak menggunakan kasus spesifik tetapi lebih
dipengaruhi oleh opini publik, pandangan kepada peristiwa secara umum. Penulis
konstituen, pengetahuan sah melalui sistem menggunakan metode kualitatif karena dalam
pendidikan, prestise sosial, hukum, dan penelitian yang dilakukan lebih memenuhi
pengadilan”. Jadi menurut pandangan tersebut karakteristik penelitian kualitatif. Karakteristik
pada intinya menjelaskan bahwa perilaku kualitatif tersebut menurut Bogdan dan Biklen
organisasi atau keputusan yang diambil oleh (1982) dalam Sugiyono (2014) adalah bersifat
organisasi dipengaruhi oleh institusi yang ada di deskriptif dan data yang terkumpul berbentuk
luar organisasi. Organisasi berupaya untuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan
menyesuaikan diri dengan tekanan dari luar untuk pada angka tetapi lebih menekankan makna atau
mempertahankan eksistensinya. Di Maggio et al data dibalik yang teramati.
(1983) berargumen bahwa “teori institusional Penelitian kualitatif ini lebih menekankan
mengkritik teori ekonomi dan kontingensi yang istilah transferability dibandingkan generalizability.
sangat rasional, yaitu menjelaskan struktur dan Artinya, sejauh mana temuan dari suatu penelitian
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Halaman 74 Nur Istiqomah
Studi dokumentasi dengan mengumpulkan Tabel IV.2 Peraturan Menteri Keuangan dan
data berupa peraturan yang meliputi undang- Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri
keuangan, dan peraturan direktur jenderal. Selain Nama Keterkaitan dengan Implementasi
peraturan juga dikumpulkan dokumen berupa Dokumen GFS
pemberitaan resmi, dan publikasi umum. Dalam PMK No. 238/PMK.05 Acuan pengembangan sistem
analisis dokumen penulis mengidentifkasi /2011 tentang Pedoman akuntansi berbasis akrual
keterkaitan antara organisasi dengan tekanan yang Umum Sistem Akuntansi pemerintah pusat dan pemerintah
melingkupinya dalam implementasi GFS di Pemerintah daerah.
Indonesia. Dalam Tabel IV.1 diuraikan peraturan
PMK No. Kelembagaan Kantor Wilayah DJPb
perundang-undangan yang mempunyai hierarki 169/PMK.05/2012 dalam penyusunan Laporan
dari yang paling tinggi. tentang Organisasi dan Konsolidasian Wilayah dan
Tata Kerja Instansi Laporan GFS.
Tabel IV.1 Undang-Undang dan Peraturan Vertikal Direktorat
Jenderal Perbendaharaan
Pemerintah
PMK No. Pedoman penyusunan Laporan
Keterkaitan dengan Implementasi 275/PMK.05/2014 GFS.
Nama Dokumen
GFS tentang Manual Statistik
Keuangan Pemerintah
Indonesia
Undang-Undang No. 1 Penjelasan umum mengamanatkan
Tahun 2004 tentang bahwa informasi statistik keuangan Perdirjen Pedoman pelaksanaan penyusunan
Perbendaharaaan pemerintah termuat dalam laporan Perbendaharaan No. laporan konsolidasian dan
Negara keuangan pemerintah. 41/PB/2013 tentang Laporan GFS tingkat wilayah.
Petunjuk Teknis
Penyusunan Laporan
Peraturan Pemerintah Basis akuntansi Cash Towards
Keuangan Pemerintah
No. 24 Tahun 2005 Accrual digunakan dalam
Konsolidasian Tingkat
tentang Standar penyusunan laporan keuangan
Wilayah dan Laporan
Akuntansi Pemerintah pemerintah. PSAP No. 11
Statistik Keuangan
(telah diganti dengan menyatakan adanya Laporan
Pemerintah Tingkat
PP No. 71 Tahun Keuangan Konsolidasian entitas yang
Wilayah pada Kantor
2010). dibiayai APBN, APBD dan pemisahan
Wilayah Direktorat
kekayaan dari anggaran tanpa
Jenderal Perbendaharaan
mengatur tentang Laporan Statistik.
tersebut belum terbit ketika Laporan Statistik kondisi fiskal, pengelolaan dan analisis
Keuangan Pemerintah mulai disusun. Selain perbandingan antar negara (cross country studies),
adanya overlap juga adanya preceding hierarki kegiatan pemerintahan, dan penyajian statistik
peraturan, yaitu peraturan direktur jenderal yang keuangan pemerintah. Jelas terlihat bahwa amanat
mendahului peraturan menteri keuangan di mana undang-undang tersebut memberikan tekanan
dalam hierarki peraturan adalah lebih rendah. kepada organisasi DJPb sebagai organisasi yang
Penerbitan Perdirjen Perbendaharaan Nomor mempunyai fungsi pelaporan keuangan
41/PB/2013 merupakan salah satu respon pemerintah untuk menyajikan data statistik
organisasi dalam menindaklanjuti Peraturan keuangan.
Menteri Keuangan Nomor 169/PMK.01/2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal 4.1.2. Pelaksanaan rekomendasi IMF atas basis
Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Walaupun standar pelaporan keuangan negara
pada substansinya, penyusunan Laporan Statistik menggunakan standar yang berlaku
Keuangan Tingkat Wilayah hanya merupakan internasional.
bagian dari Perdirjen Perbendaharaan Nomor Indonesia termasuk dalam anggota IMF. IMF
41/PB/2013 yang juga mengatur tentang laporan bertugas memantau perekonomian dan kebijakan
konsolidasian. keuangan negara anggotanya dan dunia. IMF
Sebagai bagian dari proses implementasi GFS sebagai organisasi dunia melakukan assessment
di Indonesia, pemerintah telah melakukan terhadap data keuangan Indonesia sebagai salah
kegiatan-kegiatan yang menuju implementasi lebih satu negara anggota pada tahun 2005 yang
komprehensif. Dokumentasi kegiatan yang berupa terpublikasi dalam “Indonesia: Report on the
pemberitaan pada website resmi organisasi baik Observance of Standards and Codes—Data Module,
dari Kementerian Keuangan maupun DJPb terdapat Response by the Authorities, and Detailed
pada Lampiran I dan Lampiran II penelitian ini. Assessments Using the Data Quality Assessment
Studi literatur dan telaah dokumen yang digunakan Framework”. Dalam publikasi tersebut ditemukan
dalam penelitian ini didukung dengan wawancara bahwa data keuangan Indonesia tidak memenuhi
semi terstruktur kepada informan-informan standar internasional yang dapat menyajikan data
terkait. Informan memberikan informasi, pendapat, keuangan regional dengan basis standar. Sehingga
tanggapan, dan pengalamannya masing-masing data keuangan Indonesia tidak dapat digunakan
sesuai dengan latar belakang tingkat jabatan dan secara optimal untuk kepentingan analisis ekonomi
fungsi kedudukan dalam organisasi. dunia, padahal praktik pelaporan statistikal telah
Respon organisasi Kementerian Keuangan c.q. diamanatkan Undang Undang Nomor 1 Tahun
Direktorat Jenderal Perbendaharaan sebagai akibat 2004. Pelaporan statistikal itu merupakan
dari adanya tekanan-tekanan institusional yang pelaporan berbasis internasional.
melingkupinya. Tekanan institusional tersebut Rekomendasi IMF terhadap assesment data
terbagi menjadi tiga, yaitu coersive pressure, keuangan Indonesia adalah sebagai berikut
mimetic pressure, dan normative pressure yang (diterjemahkan oleh penulis):
diuraikan pada subbab berikut. a. Menerapkan standar akuntansi pemerintah baru;
b. Memperkuat sistem pengelolaan saat ini untuk
4.1. Coersive Pressure
melacak secara efektif saldo kas pemerintah;
Implementasi GFS di Indonesia terkait dengan
c. Beralih secara bertahap ke sistem akuntansi
berbagai pihak baik dari dalam maupun luar
akrual;
institusi organisasi. Menurut identifikasi, coersive
d. Menyiapkan daftar semua sektor publik
pressure yang terjadi berasal dari organisasi lain
pemerintah pusat, yang diklasifikasikan sesuai
yang lebih tinggi baik dari dalam maupun dari luar
sektor institusional;
negeri. Tekanan institusional berupa coersive
e. Mengubah peraturan akuntansi untuk
pressure dihadapi organisasi sejak awal mula
memastikan bahwa unit pemerintah umum
implementasi hingga dalam perjalanan saat ini.
melaporkan semua transaksi dan saldo di mana
Berdasarkan hasil studi dokumentasi dan didukung
dapat dikontrol;
dengan wawancara, gejala coersive pressure dalam
f. Mengkompilasi dan mempublikasikan GFS untuk
implementasi GFS teridentifikasi beberapa, yaitu
sektor pemerintah umum dan subsektornya
sebagai berikut:
dalam jangka waktu enam bulan setelah akhir
periode referensi;
4.1.1. Amanat Undang Undang Nomor 1 Tahun
g. Mengatur perjanjian untuk mendapatkan data
2004 tentang Perbendaharaan Negara.
awal secara tepat waktu dari pemerintah daerah.
Pada penjelasan umum Undang Undang
h. Membuat prosedur kompilasi untuk statistik
Nomor 1 Tahun 2004 dijelaskan bahwa laporan
keuangan pemerintah pusat dan daerah;
keuangan pemerintah dapat menghasilkan statistik
i. Mengembangkan GFSM untuk operating
keuangan yang mengacu kepada manual
statement, statement of source and uses cash, dan
Government Finance Statistics sehingga dapat
(sebagian) neraca, sampai dengan data yang
memenuhi kebutuhan analisis kebijakan dan
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Halaman 78 Nur Istiqomah
paling terakhir dan mempublikasikan laporan mengimplementasikan GFSM pada tahun 2014
pada situs Kementerian Keuangan. dalam rangka menyempurnakan data keuangan
Pada rekomendasi tersebut jelas disebutkan yang terkait dengan Sectoral Account karena belum
bahwa implementasi GFS merupakan langkah yang memadai. Rekomendasi G20 terhadap Indonesia
direkomendasikan untuk memperbaiki pelaporan yang lebih spesifik adalah untuk
keuangan dengan terlebih dahulu mengubah mengimplementasikan GFSM 2014 baik tingkat
standar akuntansi pelaporan keuangan menjadi pusat maupun wilayah.
basis akrual. Dengan basis akrual, data keuangan
dapat diperbandingkan secara cross country studies 4.1.4. Kebutuhan lembaga rating (Moodys dan
dan disajikan menggunakan format yang standar S&P) dalam rangka ketersediaan data
internasional yaitu format GFS. Perubahan basis yang digunakan untuk menilai kapasitas
akuntansi menuju akrual dilakukan secara fiskal yang berkaitan dengan pemberian
bertahap. Pada masa transisi tersebut digunakan pinjaman dan pengambilan keputusan
basis akuntansi Cash Towards Accrual. Selain itu, investor.
publikasi GFS pun disebutkan pada rekomendasi Data GFS digunakan oleh lembaga rating
dalam jangka waktu enam bulan setelah periode dalam melakukan analisis kualitas dan
referensi (anggaran) yang menjadi sebuah tekanan kesinambungan kemampuan keuangan pemerintah
terhadap organisasi untuk bereaksi meresponnya. dalam rangka menilai dan memberikan rating
surat berharga suatu negara. Ketika lembaga rating
4.1.3. Pelaksanaan rekomendasi G20 dalam tersebut ke Indonesia, maka data yang berlaku
implementasi DGI (Data Gap Initiative) internasional adalah data yang mampu
agar data statistik keuangan menyediakan informasi yang dapat dibaca oleh
menggunakan Sectoral Account. orang asing dengan standar yang berlaku
Indonesia termasuk negara yang ikut dalam internasional. Seperti yang dijelaskan oleh CMP-1
forum negara G20. Rekomendasi yang diberikan dalam interviu bahwa lembaga rating yang datang
oleh G20 tersebut muncul setelah adanya evaluasi ke Indonesia untuk melakukan assesment
selama lima tahun dari tahun 2009 sampai dengan memerlukan data yang komprehensif. GFS dapat
2014 dalam publikasi seminar “The Joint FSB/IMF menyediakan data yang komprehensif dari
Global Conference” di Basel, Switzerland pada pemerintah pusat sampai dengan pemerintah
tanggal 25 s.d. 26 Juni 2014, pada website IMF. daerah, bahkan ke depan terdapat data BUMN dan
Rekomendasi tersebut dalam rangka BUMD. Hal tersebut tentunya akan lebih mudah
menyelesaikan masalah kesenjangan ketersediaan bagi lembaga rating untuk direct use daripada
data untuk keperluan analisis kebijakan fiskal dan mengkompilasi satu per satu. Data GFS akan
makro ekonomi. Rekomendasi G20 melibatkan memberikan gambaran secara lebih komprehensif
empat institusi pemerintah yang saling tentang kinerja dan kondisi keuangan pemerintah
berhubungan dalam menyelesaikan permasalahan secara internasional.
Sectoral Account seperti pada Gambar IV.3. Kebutuhan data berstandar internasional
tersebut mendukung assesment lembaga rating.
Gambar IV.3 Pengaturan Lembaga Pemerintah Tentu saja hal itu membuat tekanan kepada
dalam Penyelesaian Sectoral Account organisasi untuk mengimplementasikan GFS sesuai
standar internasional. Organisasi berperan dalam
menyediakan data dengan salah satu urgensi
kepentingan pihak di luar organisasi.
Indonesia, konsolidasi fiskal, dan statistik “Indonesia reports annual general government data
(Kemenkeu, 2015). Rekomendasi ini menjadi acuan and will compile quarterly general government data
Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian (flow data) presented under GFSM 2014 by 2016.
Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan Indonesia is in the process of reporting quarterly
untuk lebih komitmen terhadap perbaikan general government data and therefore it will meet
implementasi GFS. the proposed implementation target by 2016”.
Gejala-gejala adanya coercive pressure dalam Sebagai langkah lebih lanjut dalam
implementasi GFS di Indonesia yang telah menerapkan PMK 275/PMK.05/2014, Laporan GFS
diuraikan di atas mendapat respon dari organisasi. yang dihasilkan disampaikan kepada stakeholder
Respon tersebut dilakukan yang pertama, dan user GFS. Salah satunya kepada IMF dengan
diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 24 beberapa kondisi data yang relevan disampaikan
Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi seperti yang diinformasikan oleh informan CMP-1
Pemerintah yang diubah menjadi Peraturan bahwa Indonesia sebagai negara anggota IMF
Pemerintah No. 71 Tahun 2010. Peraturan mempunyai kewajiban untuk menyampaikan
turunannya adalah PMK No. 238/PMK.05/2011 laporan GFS . Akan tetapi, IMF tidak bisa
tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi memaksakan bentuk dan detail data yang akan
Pemerintah, PMK No. 169/PMK.05/2012 tentang disampaikan. Pemerintah Indonesia menyaring
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal data apa yang layak untuk disampaikan ke IMF dan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan, dan Perdirjen data yang digunakan hanya untuk kepentingan
Perbendaharaan No. 41/PB/2013 tentang internal pemerintah. Seperti data yang
Petunjuk Teknis Penyusunan Laporan Keuangan menyangkut keamanan negara terkait alutsista dan
Pemerintah Konsolidasian Tingkat Wilayah dan lain-lain tidak disampaikan kepada IMF.
Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Ketiga, diluncurkannya website resmi
Wilayah pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal www.gfs.djpb.kemenkeu.go.id pada akhir
Perbendaharaan. Desember 2015 berdasarkan pemberitaan resmi
Respon penerbitan peraturan merupakan pada website DJPb. Peluncuran website GFS ini
respon organisasi atas amanat Undang Undang merupakan respon dari rekomendasi G20 untuk
Nomor 1 Tahun 2004 dan respon atas coersive mempublikasikan data GFS pada website resmi
pressure dari organisasi yang lebih tinggi dalam hal Kementerian Keuangan. Walaupun laman GFS ini
ini IMF dan forum negara G20. Respon merupakan bagian dari laman utama DJPb dengan
kelembagaan Kantor Wilayah DJPb menjadi menjadikan menu di laman utama, sudah terlihat
instansi vertikal yang menyusun GFS tingkat bahwa website GFS menjadi bagian dari website
wilayah merupakan respon yang tertuang dalam Kementerian Keuangan.
rencana strategis Direktorat Jenderal Respon-respon yang dilakukan organisasi
Perbendaharaan melalui penajaman fungsi kantor dalam menghadapi tekanan institusional berupa
wilayah. Selain itu juga adanya penerbitan coersive pressure ini masih terdapat hambatan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor berupa peraturan teknis yang masih belum
169/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata terupdate dengan basis akuntansi akrual seperti
Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal keterangan informan CMP 1 bahwa akan dilakukan
Perbendaharaan. Pernyataan itu diperkuat dengan penyempurnaan PER-41/PB/2013 terkait
informasi dari informan FRM-1 bahwa terdapat isu petunjuk teknis penyusunan LKPK-TW dan LSKP-
mapping account yang jika dilakukan hanya TW pada Kanwil DJPb. Hal ini karena PER-
terpusat pada Direktorat Akuntansi dan Pelaporan 41/PB/2013 merupakan petunjuk teknis berbasis
Keuangan akan memerlukan waktu dan tenaga CTA. Selain itu akan dilakukan revisi PMK 238
yang banyak. Hal tersebut mendorong ide jika karena PMK tersebut disusun pada waktu BAS
Kantor Wilayah DJPb yang secara geografis lebih Pemerintah Pusat dan BAS Pemerintah Daerah
dekat dengan pemerintah daerah akan mudah belum selesai.
memperoleh data langsung dari sumbernya. Maka
4.2. Mimetic Pressure
dari itu, Kantor Wilayah DJPb diberikan tugas dan
Tekanan institusional mimetic pressure dalam
fungsi menyusun Laporan GFS Tingkat Wilayah.
implementasi GFS di Indonesia terlihat pada gejala
Kedua, diterbitkannya Peraturan Menteri
organisasi dalam melakukan sebuah kebijakan atau
Keuangan Nomor 275/PMK.05/2014 tentang
sebuah tindakan untuk meniru praktik sejenis pada
Manual Statistik Keuangan Pemerintah Indonesia
organisasi lain. Tindakan yang dilakukan
(Mansikapi). Mansikapi ini berdasar pada GFSM
organisasi ini mengindikasikan adanya kemiripan
2001 yang diterbitkan oleh IMF, sementara pada
dengan tidak mempertimbangkan apakah
saat diterbitkan peraturan tersebut, GFSM telah
organisasi membutuhkan atau tidak atas tindakan
direvisi menjadi GFSM 2014. Berdasarkan
tersebut.
publikasi seminar “The Joint FSB/IMF Global
Pada tahun 2011 saat implementasi GFS awal
Conference”, Indonesia sedang dalam proses
dilakukan, pelaporan keuangan Indonesia
implementasi menggunakan GFSM 2014 bahwa
mendapatkan apresiasi dari Kementerian Australia
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Halaman 80 Nur Istiqomah
melalui Government Partnership Fund (GPF) pada tahun-tahun selanjutnya meluas hingga ke
Finance Team Leader. Bahwa pelaporan tersebut Direktorat Jenderal Anggaran dalam
dapat menjadi inspirasi developing country dalam pengembangan Performance Based Budgeting dan
kapasitas pelaporan keuangan. Hal tersebut Medium Term Expenditure Framework. Selain itu
tentunya tidak terlepas dari usaha organisasi juga meluas kepada Direktorat Jenderal Kekayaan
melakukan best practice pada pelaporan keuangan Negara dalam isu mengenai asset management dan
seperti negara Australia yang sudah lebih maju. Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan dalam
Pernyataan tersebut disampaikan melalui transformasi kelembagaannya.
pemberitaan resmi pada website Kementerian Gejala mimetic pressure juga terlihat dalam
Keuangan. salah satu tujuan organisasi menyampaikan
Australia telah mengimplementasikan GFS laporan GFS kepada IMF, yaitu keinginan untuk
sebelum tahun 1986. Sedangkan, IMF membuat menampilkan keterbukaan informasi seperti yang
GFSM pertama kali pada tahun 1986. Hal tersebut dilakukan oleh negara lain. Organisasi juga ingin
menjadi salah satu pertimbangan organisasi melakukan keterbukaan informasi agar dapat
mengimplementasikan GFS dengan berkaca pada tampil sama dengan negara lain di dunia
Australia. Pernyataan ini diperkuat dengan internasional. Seperti yang disampaikan oleh
informasi yang disampaikan oleh informan CMP-1 informan FRM-1 bahwa Pemerintah Indonesia
bahwa Australia adalah salah satu negara terbaik ingin menjadi lebih transparan di dunia
penyusun laporan GFS sehingga mampu internasional. Sebagai contoh jika Amerika bisa
melakukan sharing tentang bagaimana pengalaman memberikan informasi banyak kepada dunia
mereka menyusun GFS. Australia sudah puluhan tentang negaranya, maka Indonesia juga bisa
tahun menyusun GFS. Bahkan sudah menyusun melakukan hal yang sama melalui data yang
GFS sebelum manual IMF terbit pada tahun 1986. dipublish oleh IMF, tentang GDP, budget, maupun
Hal tersebut menginspirasi untuk belajar dari publik sektornya.
pengalaman, pengetahuan, best practice yang bisa Respon organisasi dalam menghadapi tekanan
disharing oleh pihak luar. institusional mimetic pressure ini adalah dengan
DJPb melakukan kerjasama internasional melakukan capacity building, training, short course,
untuk menyempurnakan implementasi GFS baik lokakarya dan diklat. Respon yang dilakukan ini
dengan IMF maupun GPF. Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
menunjukan adanya pengaruh timbal balik konsepsi pemahaman metodologi GFS. Seperti
mengenai ketersediaan data yang saling yang ada pada pemberitaan resmi website
membutuhkan antara Pemerintah Indonesia Kementerian Keuangan bahwa telah dilakukan
dengan pihak luar tersebut. Kerjasama dengan kegiatan beberapa di antaranya seperti pada Tabel
Pemerintah Australia menunjukkan gejala adanya IV.3.
tekanan institusional mimetic pressure. Praktik Tabel IV.3 Respon Organisasi Terhadap Mimetic
implementasi GFS di Australia menjadi acuan Pressure
implementasi GFS di Indonesia. Dukungan yang Tempat dan
Nama
diberikan Pemerintah Australia melalui GPF ini Tanggal Narasumber
Kegiatan
berupa penyediaan dana pengembangan website Pelaksanaan
GFS, memberikan Shortcourse Accrual Accounting, Lokakarya 23 s.d. 25 GFS Expert dari IMF,
penyediaan dana pembuatan buku Accrual GFS September GPF, Perwakilan
Accounting Journey dan penerjemahan LKPP. 2013 Negara ASEAN yang
Hadirnya GPF dalam implementasi GFS di telah menerapkan GFS,
Indonesia merupakan kelanjutan dari pemberian Direktur Jenderal
hibah pada tsunami Aceh tahun 2004. Hibah Perbendaharaan,
bilateral tersebut merupakan hibah terbesar Direktur Akuntansi dan
Australia sepanjang sejarah negaranya. Dalam Pelaporan Keuangan,
rangka menjaga momentum tersebut maka dan para pejabat di
dibangun partnership yang sustainable melalui GPF lingkungan Ditjen
pada tahun 2007. Kerjasama internasional ini Perbendaharaan.
berakhir pada bulan Juni tahun 2017 tetapi ada Lokakarya 25 Juli 2016 IMF, Ditjen
kemungkinan dilakukan perpanjangan menurut SIRI Perbendaharaan, Ditjen
informasi hasil observasi lapangan penulis. Dalam Perimbangan
mendukung kegiatan operasionalnya, GPF Keuangan, Bank
mendirikan kantor sekretariat di lingkungan Indonesia, dan Badan
Kementerian Keuangan dengan menempatkan Pusat Statistik.
beberapa pemangku kepentingan dari Diklat GFS 26-29 Juli IMF, Ditjen
Kementerian Keuangan untuk mendampingi. Fokus 2016 Perbendaharaan, dan
GPF ini pada awalnya tentang pelaporan keuangan DJPPR
pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Tetapi Sumber: Diolah dari www.kemenkeu.go.id
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Nur Istiqomah
Halaman 81
dalam dokumen rencana strategis DJPb 2015-2019 mengimplementasikan GFS. Sinkronisasi informasi
sebagai berikut: mendorong dalam penggunaan informasi
Dalam rangka meningkatkan kinerja kantor vertikal akuntansi untuk kebijakan fiskal dan
di lingkungan Ditjen Perbendaharaan dan mempengaruhi kontribusi pemerintah dalam
mendukung terwujudnya tata kelola keuangan sektor perekonomian. Pernyataan tersebut
negara dan kekayaan negara secara profesional,
didukung dengan informasi dari informan CMP-1
produktif, transformatif sesuai dengan Transformasi
Kelembagaan Kementerian Keuangan, serta
bahwa dari negara G20 lahir kesepakatan bahwa
mendukung sinergi antar unit eselon I Kementerian masing-masing negara akan mendorong,
Keuangan telah dilaksanakan penataan Organisasi meminimalisasi data gap di dalam negara masing-
dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal masing sehingga ini akan mempermudah para
Perbendaharaan melalui PMK Nomor pengambil kebijakan mengambil kebijakan. IMF
169/PMK/2012 pada tanggal 6 November 2012. menggunakan data itu untuk melaksanakan
fungsinya sebagai lembaga yang memonitor
4.3.4. Penggunaan informasi akuntansi perekonomian dan moneter dunia.
pemerintah tidak sekedar sebagai 4.3.7. Whole government reporting sebagai
laporan pertanggungjawaban. bagian dari rencana strategis organisasi.
Gejala adanya normative pressure dalam Pemerintah Indonesia saat ini belum
implementasi GFS di Indonesia terlihat dalam mempunyai output yang mencerminkan kondisi
semangat penyusunan laporan keuangan keuangan pemerintah secara utuh. Utuh dalam arti
pemerintah untuk tujuan tidak sekedar laporan mencangkup pemerintah pusat dan pemerintah
pertanggungjawaban. Pernyataan ini didukung daerah menjadi kesatuan yang terintegrasi.
dengan informasi dari informan CMP-1 bahwa Rencana Strategis Direktorat Jenderal
laporan keuangan perlu lebih dari sekedar Perbendaharaan tahun 2015 – 2019
pertanggungjawaban, tetapi ada fungsi feed back mencantumkan langkah untuk melakukan
dan fungsi informasi dalam pengambilan konsolidasi APBN dan APBD. Pernyataan dari
keputusan. Maka dari itu dibentuk Subdirektorat informan CMP-1 membuktikan bahwa terdapat
Statistik dan Analisis Laporan Keuangan untuk gejala normative pressure ini pada tujuan
membuat analisis-analisis data yang sudah ada diimplementasikan GFS di Indonesia.
untuk kebutuhan pimpinan, di mana ada fungsi Implementasi GFS salah satunya untuk
pelaporan manajerial perbendaharaan. Di sisi lain, pengambilan keputusan dan kebijakan. Salah
informasi tersebut bisa disusun dalam bentuk satunya dengan laporan konsolidasian pemerintah
statistik yang bisa memenuhi kebutuhan- dan laporan GFS. Terkait dengan hal tersebut
kebutuhan tentang kebijakan fiskal dan kebutuhan Pemerintah Indonesia sudah menyusun laporan
Bank Indonesia, dan Badan Pusat Statistik untuk konsolidasi LKPP dengan 542 pemerintah daerah
menghitung kinerja ekonomi nasional. tahun 2015. Laporan tesebut merupakan whole
government reporting dan bertujuan untuk laporan
4.3.5. Keterbukaan data informasi keuangan pertanggungjawaban ke DPR dan DPRD. Dengan
negara dalam dunia internasional. laporan tersebut bisa dilihat kinerja dan kondisi
Keterbukaan informasi kepada dunia luar keuangan pemerintah secara keseluruhan dan
menjadi salah satu semangat implementasi GFS di secara akuntansi.
Indonesia. Keterbukaan informasi tersebut dapat Gejala-gejala normative pressure dalam
digunakan oleh negara lain dalam implementasi GFS mendapatkan respon oleh
mempertimbangkan kerjasama dengan Indonesia. organisasi DJPb. Respon organisasi adalah dengan
Pernyataan ini didukung dengan informasi dari menjadikan implementasi GFS dalam Rencana
informan FRM-1 bahwa dalam hubungan bilateral Strategis Direktorat Jenderal Perbendaharaan
dan multilateral, negara lain akan lebih memilih Tahun 2015-2019 dalam fungsi akuntansi dan
kepada negara yang terbuka, semakin jelas dan pelaporan keuangan. Respon lainnya yang telah
transparan, negara- negara semakin leluasa dilakukan organisasi adalah dengan pembentukan
berhubungan. Dengan pertukaran data GFS maka Tim Statistik Keuangan Pemerintah yang berasal
negara semakin terbuka. dari lingkup Kementerian Keuangan, Kementerian
Dalam Negeri, Kementerian Badan Usaha Milik
4.3.6. Mengingat pentingnya terdapat data yang
Negara, Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia.
valid dan komprehensif antar sektor
Selain itu, organisasi merespon dengan
untuk tujuan analisis dan evaluasi
memberdayakan Kantor Wilayah DJPb dengan
kebijakan fiskal.
diterbitkannya PMK 169/PMK.05/2012 yang
Data yang valid dan komprehensif antar sektor
didukung dengan pernyataan dari informan FRM-1
menjadi penting untuk keperluan internasional.
bahwa bagaimana jika di kanwil dilakukan
Selain itu kesesuaian atau sinkronisasi informasi
pemberdayaan. Hal tersebut dimitigasi apakah
sektor fiskal dan di sektor lain, baik sektor moneter
mereka mempunyai kompetensi terkait akuntansi
atau sektor riil menjadi langkah yang harus
yang digunakan untuk pondasi. Kompetensi dapat
ditempuh oleh organisasi dengan
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Nur Istiqomah
Halaman 83
dibentuk, yang utama adalah pemberian mandat LKPD. Pernyataan tersebut didukung dengan
terlebih dulu. informasi dari informan FRM-1 bahwa hal pertama
Pernyataan informan FRM-1 diperkuat dengan yang menjadi kendala adalah SDM. SDM pada saat
pernyataan dari CMP-1 bahwa diskusi itu yang paling bagus ada di KPPN daripada di
melembagakan kanwil dimulai ketika ada wacana kanwil, akan tetapi untuk menyusun Laporan GFS
untuk merevitalisasi fungsi kanwil sebagai di kanwil SDM diplanning dengan menempatkan
perwakilan Kementerian Keuangan di daerah. Pada SDM yang bagus.
waktu itu diidentifikasi fungsi-fungsi Kementerian Pernyatan tersebut diperkuat dengan
Keuangan dan kantor pusat apa saja yang bisa pernyataan CMP-2 bahwa SDM di kanwil adalah
dilakukan kanwil sebagai perwakilan Kementerian kurang. Di antara tujuh staf, lima diantaranya
Keuangan di daerah. Terkait dengan hal itu adalah berusia 55 tahun dengan kompetensi dasar Ms
fungsi pelaporan GFS. Mereka bisa berkontribusi Word padahal yang diperlukan adalah kompetensi
baik untuk penghitungan statistik wilayah sebagai dasar Ms Excell.
partner Pemda untuk mengambil kebijakan fiskal.
Salah satu data GFS akan dituangkan dalam bentuk b. Deadline
KFR yang saat penelitian ini disusun sedang Tugas dan fungsi Seksi Analisa, Statistik, dan
disempurnakan konsepnya menjadi konsep yang Penyusunan Laporan Keuangan tidak hanya
lebih komprehensif. menyusun laporan GFS saja tetapi juga menyusun
Gejala-gejala normative pressure yang muncul Laporan Kuasa BUN tingkat Wilayah. Dalam
direspon oleh organisasi DJPb. Ternyata, penyusunan laporan GFS, mengalami kendala
pelaksanaan implementasi GFS ini mengalami deadline penyusunan yang harus segera
berbagai kendala. Kendala yang terjadi salah disampaikan ke Direktorat APK dalam jangka
satunya adalah data pada laporan GFS memerlukan waktu yang telah ditentukan. Dalam menyusun
peningkatan dalam hal validitas, kredibilitas dan laporan GFS di tingkat wilayah perlu adanya
reliabilitas. Penggunaan data dan informasi GFS ketersediaan data LKPD dari pemerintah daerah di
sebagai analisis dan evaluasi kebijakan fiskal wilayah kerjanya. Pemerintah daerah dalam
memerlukan extra effort dari organisasi DJPb. wilayah kerja Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta
Laporan GFS yang ada pada saat ini belum hanya satu entitas pelaporan yaitu Pemerintah
digunakan secara optimal untuk kepentingan Provinsi DKI Jakarta. Akan tetapi, proses
internal Kementerian Keuangan. Sesuai dengan penyusunan LKPD lebih lama daripada
informasi dari salah satu pengguna informasi GFS penyusunan laporan GFS, hal tersebut
USR-1 bahwa implementasi GFS masih perlu mengakibatkan adanya kesulitan memperoleh data
ditingkatkan. USR-1 menjelaskan bahwa mereka tepat waktu. Keterlambatan penyelesaian LKPD
mengunakan data GFS sebagai analisis dan evaluasi beserta metadata mengakibatkan
kebijakan fiskal, tetapi dengan catatan bahwa terjadi keterlambatan penyampaian data dan
kualitas data harus ditingkatkan. Kalau tidak kualitas data pemerintah daerah yang tidak valid.
ditingkatkan, secara alamiah tidak akan digunakan Dengan demikian, hasil konsolidasi laporan sering
jika datanya tidak memenuhi syarat reliabilitas, tidak lengkap. Data yang tidak diperoleh secara
kredibilitas, dan validitas. Dalam membuat keseluruhan mengakibatkan laporan GFS yang
kebijakan harus dengan data yang lengkap, tersusun menjadi informasi parsial dan
kredibel, dan tidak hanya berasal dari satu sumber dipertanyakan validitasnya. Pernyataan tersebut
yang terlalu berisiko karena datanya mencangkup diperjelas dengan informasi langsung dari
nasional dan mempunyai dampak internasional. informan CMP-2 bahwa masalah time lag
penyusunan laporan GFS dengan penyusunan
Kendala-kendala yang dihadapi organisasi laporan Pemda sering tidak sinkron. Penyusunan
DJPb dalam implementasi GFS tersebut adalah GFS lebih dulu daripada penyusunan laporan
sebagai berikut: Pemda, sementara Pemda jika akan memberikan
a. Sumber daya manusia data harus di audit dulu oleh pengawas internal
Sumber daya manusia merupakan hal utama mereka. Jadi dalam penyusunan Laporan GFS
yang memerlukan perhatian dalam sebuah kanwil masih memakai angka prediksi yang
perencanaan strategis organisasi. Sumber daya menjadi tidak valid terutama untuk triwulanan.
manusia dalam implementasi GFS ini adalah
sumber daya manusia di Kanwil DJPb terutama c. Sistem informasi
pada Seksi Analisa, Statistik, dan Penyusunan Sistem informasi menjadi salah satu isu yang
Laporan Keuangan. Penelitian ini memotret paling mendominasi hambatan dalam
sumber daya manusia hanya sebatas pada Kanwil implementasi GFS di Indonesia, ketersediaan data
DJPb Provinsi DKI Jakarta sebagai penelitian awal yang terintegrasi antara pemerintah pusat dan
dalam implementasi GFS. Sumber daya manusia pemerintah daerah menjadi hal yang memerlukan
pada Kantor Wilayah DJPb Provinsi DKI Jakarta penyempurnaan. Kurang optimalnya pemanfaatan
dinilai kurang dalam melaksanakan tugas dan aplikasi akuntansi berbasis teknologi
fungsinya sebagai kontributor data, terutama data informasi dan belum seragamnya penggunaan
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Halaman 84 Nur Istiqomah
aplikasi sistem informasi akuntansi seperti SIPKD, antara informasi akuntansi pemerintah pusat dan
SIMDA, dan lainnya sehingga menjadi hambatan pemerintah daerah untuk mempermudah
untuk konsolidasi laporan GFS tingkat nasional. konsolidasi Laporan Government Finance Statistics,
Walaupun pada saat penelitian ini disusun sedang memperbaiki petunjuk teknis yang berkaitan
dikembangkan Sistem Informasi Republik dengan deadline penyusunan laporan GFS tingkat
Indonesia (SIRI) yang mengintegrasikan informasi wilayah sehingga data yang disampaikan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. SIRI merupakan data yang valid. Komitmen pimpinan
yang sedang disusun ini menurut informasi CMP-1 dan pejabat termasuk di dalamnya dukungan
baru bisa direalisasikan pada tahun 2020. Rencana politik dari kepala daerah dan DPRD juga
untuk mengembangkan Sistem Informasi diperlukan untuk merealisasikan pengembangkan
Keuangan Republik Indonesia untuk solusi bahwa basis data pengelolaan data keuangan pusat dan
saat ini masih menyusun manual dengan Ms Excell. daerah yang terintegrasi.
Dengan SIRI, data SIKD bisa langsung terproses
sehingga bisa menghasilkan laporan-laporan yang 6. IMPLIKASI DAN KETERBATASAN
dibutuhkan dan teknik-teknik yang klerikal dapat
dihilangkan. Hal tersebut membantu dalam fokus Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini
analisis data dan penggunaan data. masih terdapat banyak kekurangan. Kekurangan
tersebut tidak lain karena keterbatasan penelitian
5. KESIMPULAN DAN SARAN dalam penyusunannya. Keterbatasan berupa
kelengkapan data berupa statistik laporan-laporan
Hasil penelitian dari studi dokumentasi dan
GFS yang belum sepenuhnya diakses. Selain itu,
wawancara yang kemudian dianalisis
keterbatasan pada narasumber yang terlibat
menggunakan teknik intrepretatif menyimpulkan
langsung dalam implementasi GFS baik perumus
bahwa organisasi secara umum mengalami
kebijakan pada waktu GFS pertama kali muncul
tekanan-tekanan institusional dengan
pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004,
menunjukkan gejala normative pressure, mimetic
maupun penyusun di seluruh Kantor Wilayah DJPb.
pressure, dan coersive pressure. Jenis tekanan
Informasi dari Badan Kebijakan Fiskal belum dapat
institusional yang mendominasi implementasi
merepresentasikan posisi GFS dengan jelas sebagai
Government Finance Statistics di Indonesia adalah
analisis dan evaluasi kebijakan fiskal juga menjadi
normative pressure dan coersive pressure. Dominasi
keterbatasan penelitian ini. Keterbatasan-
tersebut menunjukkan bahwa penggunaan
keterbatasan itu menjadi beberapa kondisi yang
informasi GFS untuk analisis dan evaluasi
kebijakan fiskal di Indonesia belum memenuhi dipertimbangkan dalam penelitian ini.
ekspektasi yang diinginkan. Tidak terpenuhinya Penelitian ini adalah penelitian awal terkait
ekspektasi tujuan awal implementasi GFS secara implementasi GFS di Indonesia menggunakan Teori
normatif tersebut terkait dengan adanya coersive Institusional-Isomophism. Untuk keperluan
pressure. Beberapa coersive pressure berpengaruh penelitian selanjutnya saran-saran dari penulis
pada implementasi GFS yang dilaksanakan diantaranya adalah menggunakan lingkup
organisasi tidak hanya berfokus pada kebutuhan organisasi yang lebih luas yang melibatkan seluruh
internal Kementerian Keuangan dalam hal ini Kantor Wilayah DJPb di Indonesia sebagai objek
Badan Kebijakan Fiskal. penelitian untuk mendapatkan informasi yang
Tekanan institusional berupa coersive pressure, lebih komprehensif, menggali informasi dari
mimetic pressure dan normative pressure dalam pembuat kebijakan yang terlibat langsung di awal
implementasi GFS di Indonesia mendapatkan implementasi GFS di Indonesia sebagai
respon dari organisasi DJPb. Organisasi narasumber. Narasumber tersebut adalah pihak
menghadapi kendala dalam merespon tekanan- yang berada pada posisi jabatan dan kedudukan
tekanan institusional. Untuk meminimalisasi pengambil kebijakan ketika kebijakan
kendala tersebut saran untuk organisasi adalah implementasi GFS itu dibuat, menggali informasi
perlunya meningkatkan kapasitas SDM yang dari informan yang terlibat dalam tim pembuat
menguasai akuntansi dan teknologi informasi Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004. Informan ini
dalam jumlah yang memadai, peningkatan adalah pembuat kebijakan atau inisiator dibuatnya
kompetensi tenaga akuntansi yang menangani undang undang tersebut, selain itu menggunakan
pengelolaan keuangan daerah dan menguasai basis sumber data statistik deskriptif dengan
akuntansi akrual, komitmen aparatur pemerintah menganalisis laporan-laporan GFS secara lebih
pusat dan pemerintah daerah dalam upaya mendetail untuk mendapatkan informasi substansi
peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan. laporan GFS dalam evaluasi dan analisis kebijakan
fiskal, dan menggunakan metode penelitian mix
Dari sisi teknis juga perlu dilakukan methods dengan mengolah data kuantitatif dan
pengembangan teknologi khususnya kualitatif untuk mendapatkan hasil penelitian yang
aplikasi penatausahaan dan akuntansi yang lebih terukur.
mengakomodasi basis akrual dan yang terintegrasi
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Nur Istiqomah
Halaman 85
Codes—Data Module, Response by the Madjid, Noor Cholis. (2014). Asumsi Dasar Ekonomi
Authorities, and Detailed Assessments Using Makro, Langkah Awal Penyusunan APBN yang
the Data Quality Assessment Framework. Berkualitas. Majalah Edukasi Edisi 20 hal 32-
Washington, DC: International Monetary 35. Jakarta: BPPK.
Fund.
Mankiw, N. Gregory. (2011). Brief Principles of
http://www.imf.org/external/pubs/ft/scr/20
Macroeconomics. 6th edition. South Western
05/cr05255.pdf (diakses 26 Desember 2016).
Cengage Learning.
-------. (2010). Government Finance Statistics to http://libgen.in/book/index.php?md5=5d4af
Streghten Fiscal Analysis. Washington, DC: deaf416511021b5c7e6ce439a73 (diakses 16
International Monetary Fund. November 2016).
-------. (2013). Review of the Implementastion of Miles, M.B., dan Huberman, A. M. (1994).
Government Finance Statistics to Qualitative Data Analysis. California: SAGE
Strenghtehen Fiscal Analysis. Washington, DC: Publication.Inc.
International Monetary Fund.
Musgrave, Richard A. (1959). The Theory of Public
Johnston, Mel. (2013). Mimetic, Coersive and Finance: A Study in Public Economy. New
Normative Influence and the Decision of York: McGraw-Hill.
National Sport Organisation to Bid for World
Musgrave, Richard A., Peggy B. Musgrave. (1991).
Championship Events. Auckland: Auckland
Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek.
University of Technology.
Jakarta: Erlangga.
Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan
Nasution, Mulia P. (2004). Sistem Akuntansi
Badan Pusat Statistik. (2014). The Past Five
Pemerintahan. Makalah. Jakarta: Kementerian
Years of G20 DGI Implementation in
Keuangan.
Indonesia.
http://www.imf.org/external/np/seminars/e Nazir, Moh. (2014). Metode Penelitian. Jakarta:
ng/2014/dgi/pdf/e.pdf (diakses 26 Desember Ghalia Indonesia.
2016).
Scott, W.R. (2004). Institutional Theory:
Kementerian Keuangan. (2011a). Indonesia Bisa Contributing to a Theoritical Research
Jadi Inspirasi Dalam Pelaporan Keuangan Program, in K.G. Smith, dan M.A. Hitt (Eds.):
Negara Dan Akuntansi. Great Minds in Management: The Process of
http://kemenkeu.go.id/Berita/indonesia- Theory Development. Oxford: Oxford
bisa-jadi-inspirasi-dalam-pelaporan- University Press.
keuangan-negara-dan-akuntansi (diakses 23
------. (2001). Institutions and Organizations.
Desember 2016).
Thousand Oaks, California: SAGE Publishing.
------. (2011b). Pemerintah Terus Tingkatkan
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kapasitas Pelaporan Keuangan dan Akuntansi.
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
http://kemenkeu.go.id/Berita/pemerintah-
terus-tingkatkan-kapasitas-pelaporan- Sukirno, Sadono. (2004). Makroekonomi Teori
keuangan-dan-akuntansi (diakses 23 Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: PT
Desember 2016). Rajagrafindo Persada.
------. (2013). ASEAN dan Australia Sharing Tanzi, Vito. (1991). Public Finance in Developing
Penerapan Statistik Keuangan Pemerintah di Countries. Aldershot: Edwar Edgar.
Indonesia.
------. (2014). Budget, Institutions and Fiscal Policy.
http://kemenkeu.go.id/Berita/asean-dan-
Fiscal Policy Meeting Ministry of Finance and
australia-sharing-penerapan-statistik-
Getulio Vargas Foundation. Sao Paulo.
keuangan-pemerintah-di-indonesia (diakses
20 Desember 2016). Thornton, P.H., dan W. Ocasio. (2008). Institutional
Logics, in C.O. Royston Greenwood, Roy
------ (2014). Ditjen Perbendaharaan Siap Hadapi
Suddaby, Kerstin Sahlin-Andersson (Ed.): The
Tiga Agenda Besar 2014.
Sage Handbook of Organizational
http://kemenkeu.go.id/Berita/ditjen-
Institutionalism. Sage Publications.
perbendaharaan-siap-hadapi-tiga-agenda-
besar-2014 (diakses 23 Desember 2016). Uppal, J.S dan M. Suparmoko. (1986).
Intergovernmental Finance in Indonesia.
------. (2016). BPPK Selenggarakan Lokakarya SIRI
Jurnal Ekonomi Keuangan Indonesia Volume
dan Diklat GFS. http://kemenkeu.go.id/Berita-
XXXIV, No.4: 45-54.
Unit/bppk-selenggarakan-lokakarya-siri-dan-
diklat-gfs (diakses 20 Desember 2016).
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Nur Istiqomah
Halaman 87
Juni Publikasi seminar The Joint Rekomendasi ke-15 dan rekomendasi ke-17 menyebutkan
2014 FSB/IMNF Global Conference di bahwa dalam implementasi DGI terkait dengan Sectoral
Basel, Switzerland tanggal 25- Account sebagai salah satu langkahnya adalah implementasi
26 Juni 2014 dengan judul The GFSM 2014 oleh Kementerian Keuangan. Menunjukkan gejala
Past Five Years of G20 DGI coersive pressure.
Implementation in Indonesia
pada tautan
http://www.imf.org/external/
np/seminars/eng/2014/dgi/p
df/e.pdf
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Nur Istiqomah
Halaman 89
September Migrasi SAP CTA menuju Accrual pada Reformasi pengelolaan keuangan negara di
2011 tautan berita Indonesia yang terjadi di DJPb mengacu pada
http://kemenkeu.go.id/Berita/pemerinta international best practices. Penggunaan standar
h-terus-tingkatkan-kapasitas-pelaporan- akuntansi akrual merupakan langkah nyata dalam
keuangan-dan-akuntansi reformasi pengelolaan keuangan. Menunjukkan
adanya respon organisasi dalam menghadapi
gejala mimetic pressure.
Oktober ASEAN dan Australia Sharing Penerapan Kerjasama antara Kementerian Keuangan dengan
2013 Statistik Keuangan Pemerintah di IMF dan GPF diwujudkan dalam dilaksanakannya
Indonesia pada tautan berita Lokakarya GFS. Menunjukkan adanya gejala
http://kemenkeu.go.id/Berita/asean- mimetic pressure dan respon organisasi dalam
dan-australia-sharing-penerapan- menghadapi tekanan institusional tersebut.
statistik-keuangan-pemerintah-di-
indonesia
Januari Agenda besar DJPb tahun 2014 pada Implementasi GFS menjadi agenda besar kedua
2014 tautan berita yang dilakukan DJPb dengan bekerja sama
http://kemenkeu.go.id/Berita/ditjen- dengan para stakeholders. Menunjukkan adanya
perbendaharaan-siap-hadapi-tiga- respon organisasi dalam menghadapi gejala
agenda-besar-2014 normative pressure.
Juni 2015 Sinergi Entitas Pelaporan Keuangan pada Implementasi Sistem Akuntansi Berbasis Akrual
tautan berita pada pemerintah daerah untuk konsolidasian
http://www.djpbn.kemenkeu.go.id/porta data statistik keuangan pemerintah.
l/id/berita/128-regional/1704-jawa- Menunjukkan adanya respon organisasi dalam
barat-sinergikan-entitas-akuntansi- menghadapi gejala mimetic pressure
untuk-opini-
wtp.html?highlight=WyJnZnMiXQ==