Anda di halaman 1dari 22

INDONESIAN TREASURY REVIEW

JURNAL PERBENDAHARAAN, KEUANGAN NEGARA DAN KEBIJAKAN PUBLIK

ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE STATISTICS DI


INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Nur Istiqomah
Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Alamat Korespondensi: astrasima@gmail.com

INFORMASI ARTIKEL ABSTRACT


Implementation Governmet Finance Statistics in Indonesia is one of the
Diterima Pertama organization’s response to the mandate of Law No. 1 year of 2004. As
05 Mei 2017 stipulated by that, the Government Financial Statements that is prepared
can produce financial statistik. One of the function of the Government
Finance Statistics is to analyze and evaluate fiscal policy. DJPB as an
Dinyatakan Diterima organization that compile report as a constituent of the government's
30 Juli 2018 financial statements need to respond to this implementation. To realize the
implementation of the Government Finance Statistics, organizations
KATA KUNCI: affected by the environment in which is located, so that the organization
Government Finance Statistics, Teori strives to be similar to the environment that is called isomorphism.
Institusional, Kebijakan Fiskal, Isomorphism, Isomorphism occurred because of institutional pressures that influence
Organisasi, Keuangan Pemerintah. organizational decision making. This study aims to determine the
institutional pressures that affect decision making in impelemntasi GFS in
Indonesia. The institutional pressure is divided of three to coersive pressure,
KLASIFIKASI JEL: mimetic pressure and normative pressure. The methodology used in this
E14, H5 study is qualitative methods with intrepretatif techniques through
institutional theory approach. The results of this study concluded that the
organization experience symptoms that responded isomorphism according
to the kind of pressure that appears. So that the organization mapped the
pressures that affect the decision making of implementation GFS in
Indonesia that have appropriate expectations for the purpose of analysis
and evaluation of fiscal policy in accordance with Law No. 1 of 2004.
ABSTRAK
Implementasi Governmet Finance Statistics di Indonesia merupakan salah
satu langkah organisasi dalam merespon amanat Undang-Undang No. 1
Tahun 2004. Sesuai amanat undang-undang tersebut bahwa laporan
keuangan Pemerintah yang disusun dapat menghasilkan statistik
keuangan. Salah satu fungsi Government Finance Statistics adalah untuk
menganalisis dan mengevaluasi kebijakan fiskal. Direktorat Jenderal
Perbendaharaan sebagai organisasi yang melakukan tugasnya sebagai
penyusun laporan keuangan pemerintah perlu merespon implementasi
ini. Untuk mewujudkan implementasi Government Finance Statistics,
organisasi dipengaruhi oleh lingkungan di mana berada, sehingga
organisasi berupaya menjadi mirip dengan lingkungannya inilah yang
disebut dengan isomorphism. Di Maggio et al (1983) dalam Amirya et al
(2012). Isomorphism terjadi karena adanya tekanan-tekanan institusional
yang memengaruhi pengambilan keputusan dalam organisasi. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui tekanan-tekanan institusional yang
memengaruhi pengambilan keputusan dalam implementasi GFS di
Indonesia. Tekanan tersebut dibagi tiga menjadi coersive pressure,
mimetic pressure dan normative pressure. Metodologi yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik
intrepretatif melalui pendekatan teori institusional. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa organisasi DJPb mengalami gejala-gejala
isomorphism yang direspon akibat tekanan yang muncul. Organisasi
menjadi terpetakan akan tekanan-tekanan yang mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan implementasi GFS di Indonesia yang menjadi
latar belakang implementasi GFS yang belum sesuai ekpektasi untuk
tujuan analisis dan evaluasi kebijakan fiskal sesuai dengan Undang-
Undang No 1 Tahun 2004. Implementasi GFS dilaksanakan untuk
pemenuhan tujuan lain akibat jenis tekanan institusional tertentu yang
mendominasi.

Halaman 69
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Halaman 70 Nur Istiqomah

1. PENDAHULUAN dari tindakan masing-masing terhadap


keseluruhan masyarakat (Suparmoko, 1986).
Penjelasan Undang- Undang Nomor 1 Tahun Secara umum, kebijakan fiskal bertujuan
2004 tentang Perbendaharaan Negara untuk memelihara stabilitas ekonomi. Dengan
mengamanatkan bahwa laporan keuangan demikian, pendapatan nasional secara nyata terus
pemerintah dapat menghasilkan statistik meningkat. Peningkatan tersebut sesuai dengan
keuangan. Statistik keuangan tersebut mengacu penggunaan sumber daya faktor-faktor produksi
kepada manual Government Finance Statistics (GFS) dan efektivitas kegiatan masyarakat. Penggunaan
sehingga dapat memenuhi kebutuhan analisis sumber daya tersebut tidak mengabaikan
kebijakan dan kondisi fiskal, pengelolaan dan redistribusi pendapatan atau kekayaan dan upaya
analisis perbandingan antar negara (cross country kesempatan kerja. Guna memelihara stabilitas
studies), kegiatan pemerintahan, dan penyajian ekonomi tersebut, maka digunakan Government
statistik keuangan pemerintah. Penyusunan Finance Statistics sebagai salah satu alat analisis
Laporan Government Finance Statistics merupakan kebijakan fiskal. Penerapan Government Finance
salah satu upaya untuk mewujudkan Statistics di negara-negara yang telah
transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan menggunakannya sebagai analisis dan evaluasi
keuangan negara. kebijakan fiskal dapat membantu mengoptimalkan
Sejak penerapan Government Finance jalan keluar permasalahan ekonomi suatu negara.
Statistics tahun 2011 sampai dengan tahun 2014, Penelitian yang dilakukan Jaruphan
basis akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Wanitthanankun, (2014) menyimpulkan bahwa
laporan keuangan pemerintah adalah basis pemerintahan memenuhi syarat Fiscal
akuntansi Cash Towards Accrual. Sedangkan Transparancy Code dalam berbagai aspek dan
Laporan Government Finance Statistics melebihi kriteria dalam beberapa hal, indeks
menggunakan basis akuntansi akrual dalam analisis, dan manajemen risiko fiskal berada di
penyusunannya. Basis akuntansi akrual baru bawah ukuran dasar. Adapun dampak fiskal atas
diberlakukan pada tahun pelaporan 2015 di perubahan yang mungkin terjadi dalam variabel
Indonesia. Selain itu, sejak reformasi pengelolaan ekonomi makro, utang pemerintah eksplisit secara
keuangan negara digulirkan, pemerintah telah hukum maupun perjanjian, dan utang implisit yang
melakukan upaya-upaya penyusunan Laporan mungkin menjadi beban bagi pemerintah, harus
Government Finance Statistics meskipun laporan ditelusuri, dievaluasi, serta diawasi secara ketat.
tersebut masih bersifat parsial dan belum Government Finance Statistics yang telah
terintegrasi dengan Sistem Akuntansi diterapkan di Indonesia memerlukan respon dari
Pemerintahan. Penyusunan Laporan Government Pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia
Finance Statistics dan proses mapping akun dalam hal ini adalah Kementerian Keuangan
dilakukan secara manual menggunakan microsoft melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan
excel. Sedangkan statistik keuangan pemerintah sebagai organisasi eselon I. Carruthers (1995)
adalah “sebuah sistem pengumpulan data statistik dalam Amirya et al (2012) mengatakan bahwa
keuangan mengenai kegiatan pemerintahan yang “suatu organisasi dalam studi ahli institusionalisme
berhubungan dengan transaksi-transaksi keuangan menyatakan bahwa institusionalisme berkaitan
negara, dalam format yang sesuai untuk analisa dengan struktur organisasi yang dipengaruhi oleh
ekonomi dan dapat diterima secara internasional”. lingkungan sosial di mana berada.” Meyer dan
(Nasution, 2004). Rowan (1977, 53) dalam Amirya et al (2012)
Sistem Government Finance Statistics mengatakan “kesuksesan organisasi bergantung
merupakan suatu sistem pelaporan yang pada faktor-faktor lain (terutama legitimasi) selain
menghasilkan data yang komprehensif atas koordinasi yang efisien dan pengendalian kegiatan
aktivitas ekonomi dan keuangan pemerintah. produktif.” Djamhuri (2009) dalam Amirya et al
Selain itu juga menghasilkan data sektor publik (2012) mengemukakan “guna memperoleh
yang dilaksanakan dengan mengacu pada Manual legitimasi, sebuah organisasi berupaya untuk
Statistik Keuangan Pemerintah Indonesia. Dengan melembagakan unsur-unsur lingkungan (ide,
demikian, data statistik keuangan pemerintah logika, praktik, teknik dan kebiasaan) ke dalam
dapat digunakan untuk menganalisis dan organisasi, sehingga unsur-unsur lingkungan
mengevaluasi kebijakan fiskal, khususnya kinerja menjadi bagian dari lembaga organisasi tersebut.”
sektor pemerintah umum dan sektor publik. Salah satunya, organisasi berupaya menjadi mirip
Pada awalnya, kebijakan fiskal hanya (isomorphism) dengan lingkungan kelembagaan.
mengarah pada situasi bagaimana menghadapi Peristiwa isomorphism terjadi karena adanya
masalah pengangguran. Setelah Perang Dunia II tekanan-tekanan institusional yang mempengaruhi
kebijakan fiskal digunakan untuk mengatasi pengambilan keputusan organisasi dalam
keadaan inflasi. Dalam kebijakan fiskal terkandung pengimplementasian Government Finance Statistics
anggapan yang pasti bahwa sebenarnya rumah di Indonesia. Tekanan instistusional yang
tangga negara atau pemerintah tidak dapat melingkupi organisasi terdapat dalam lingkungan
disamakan dengan para individu dan pengaruhnya
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Nur Istiqomah
Halaman 71

yang berperan sebagai dasar adanya pengambilan kemudian mengalami revisi sebanyak dua kali
keputusan. Mengingat pentingnya Government pada tahun 2001 dan 2014.
Finance Statistics untuk analisis dan evaluasi Indonesia mengadaptasi GFSM dalam
kebijakan fiskal bagi keberlangsungan ekonomi di Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Indonesia, maka pemerintah harus benar-benar 275/PMK.05/2014 tentang Manual Statistik
mengimplementasikannya. Direktorat Jenderal Keuangan Pemerintah Indonesia. Indonesia
Perbendaharaan sebagai organisasi ingin penulis mengadaptasi GFSM dan revisinya meliputi
teliti dalam proses pengimplementasian penggunaan definisi, cakupan, kerangka analitis,
Government Finance Statistics dari pendekatan laporan dan indikator utama, serta
Teori Institusional-isomorphism. Tekanan-tekanan menyesuaikannya dengan kondisi dan kebutuhan
institusional-isomorphism menurut Di Maggio et al Pemerintah Indonesia. Beberapa pengaturan dalam
(1983) yang dibagi menjadi tiga yaitu coersive, Manual Statistik Keuangan Pemerintah Indonesia
mimetic, dan normative, yang mempengaruhi berbeda dengan GFSM 2014. Hal ini antara lain
pengambilan kebijakan dalam implementasi disebabkan perbedaan pengaturan dengan Standar
Government Finance Statistics di Indonesia menjadi Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan sistem
pertanyaan dalam penelitian ini. akuntansi pemerintah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Government Finance Statistics (GFS) atau
mengetahui tekanan-tekanan institusional dalam Statistik Keuangan Pemerintah menurut Peraturan
implementasi Government Finance Statistics. Menteri Keuangan Nomor 275/PMK.05/2014
Tujuan implementasi Government Finance Statistics tentang Manual Statistik Keuangan Pemerintah
secara khusus yang digunakan untuk analisis dan Indonesia didefinisikan sebagai “suatu sistem
evaluasi kebijakan fiskal. Selain itu, tujuan pelaporan yang menghasilkan data yang
penelitian ini juga sebagai tambahan literature komprehensif atas aktivitas ekonomi dan keuangan
penelitian yang bersifat multidisiplin terkait pemerintah dan sektor publik yang dilaksanakan
institusi dan Government Finance Statistics. dengan mengacu pada Manual Statistik Keuangan
Penelitian ini diharapkan mampu Pemerintah Indonesia”. Tujuan dan kegunaan GFS
memberikan kontribusi berupa saran-saran menurut PMK Nomor 275/PMK.05/2014 antara
perbaikan dan pengembangan implementasi lain adalah sebagai berikut:
Government Finance Statistics secara komprehensif. a. Digunakan untuk penyusunan kebijakan fiskal
Implementasi Government Finance Statistics juga dan analisis perkembangan operasi keuangan,
diharapkan sesuai dengan salah satu tujuannya posisi keuangan dan kondisi likuiditas sektor
sebagai analisis dan evaluasi kebijakan fiskal pemerintahan umum atau sektor publik secara
secara umum di Indonesia. konsisten dan sistematis.
b. Sebagai analisis pengaruh kebijakan fiskal
2. KERANGKA TEORI terhadap ekonomi, termasuk sumber daya
yang digunakan, beban pajak, kondisi
2.1. Government Finance Statistics keuangan, dan utang nasional.
Statistik keuangan pemerintah adalah “sebuah c. Sebagai analisis fiskal dan sektor publik dan
sistem pengumpulan data statistik keuangan sumbangannya terhadap perekonomian
mengenai kegiatan pemerintahan yang seperti permintaan, investasi dan tabungan
berhubungan dengan transaksi-transaksi keuangan agregat.
negara, dalam format yang sesuai untuk analisa d. Sebagai analisis efektivitas pengeluaran
ekonomi dan dapat diterima secara internasional”. terhadap pengentasan kemiskinan dan
(Nasution, 2004). Statistik keuangan pemerintah kesinambungan kebijakan fiskal.
menghasilkan jembatan untuk menerjemahkan Secara garis besar, GFS mencakup sektor
informasi akuntansi ke dalam bahasa yang lebih pemerintah umum dan korporasi publik yang
dimengerti dan sejalan dengan sistem statistik keduanya diperluas menjadi sektor publik. Sektor
makro ekonomi yang digunakan dalam ekonomi pemerintah umum terdiri dari unit pemerintah dan
dan statistik. semua non market institusi nirlaba yang
Menurut Organization for Economic Co- dikendalikan dan sebagian besar dibiayai unit
operation and Development (OECD), statistik pemerintah. Entitas tersebut merupakan residen
keuangan pemerintah adalah “an accounting perekonomian Indonesia dan merupakan unit
framework developed by the International Monetary institusi yang dikendalikan oleh pemerintah atau
Fund to provide guidelines for the compilation of bagian integral dari unit institusi pemerintah yang
fiscal accounts”. Dalam penerapan statistik mengendalikannya. Selain itu entitas tersebut
keuangan pemerintah yang disebut juga merupakan produsen non pasar juga bukan
Government Finance Statistics digunakan pedoman merupakan market establishment yang memenuhi
Government Finance Statistics Manual (GFSM) yang definisi unit institusi.
diterbitkan oleh International Monetary Fund. Definisi unit institusi menurut PMK Nomor
GFSM pertama kali diterbitkan pada tahun 1986 275/PMK.05/2014 tentang Manual Statistik
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Halaman 72 Nur Istiqomah

Keuangan Pemerintah Indonesia adalah sebagai fiskal, khususnya kinerja sektor pemerintah
berikut: umum dan sektor publik.
Entitas ekonomi yang mempunyai kemampuan Output penerapan GFS di Indonesia adalah
untuk memiliki aset, mengambil keputusan Laporan Statistik Keuangan Pemerintah yang
ekonomi dan melakukan aktivitas ekonomi selanjutnya disingkat LSKP. Menurut PMK Nomor
dengan tanggung jawab hukum, memunculkan 275/PMK.05/2014 LSKP adalah “laporan yang
atau mengambil alih kewajiban, melakukan disusun dalam rangka pengambilan kebijakan
kontrak dan komitmen masa depan, dan
fiskal dan makro ekonomi selama suatu periode
melakukan aktivitas/transaksi ekonomi dengan
entitas lainnya, serta mempunyai satu set akun
berdasarkan klasifikasi Statistik Keuangan
yang lengkap, termasuk neraca. Pemerintah. LSKP inilah nantinya yang menjadi
alat untuk menganalisis dan mengevaluasi
Sektor pemerintah umum terdiri dari kebijakan fiskal Indonesia.”
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Laporan Statistik Keuangan Pemerintah
Pemerintah pusat ini terdiri dari empat institusi menjawab kebutuhan perlunya konsolidasi fiskal
yaitu Kementerian Negara/Lembaga, Badan dan statistik keuangan pemerintah secara nasional.
Layanan Umum, Dana Jaminan Sosial, dan Lembaga Konsolidasi fiskal dan statistik keuangan
Non Struktural yang dibentuk karena urgensi pemerintah bermanfaat dalam menyediakan
terhadap suatu tugas khusus tertentu yang tidak informasi fiskal dan keuangan yang lebih
dapat diwadahi dalam bentuk kelembagaan komprehensif dan andal bagi pengambil kebijakan,
pemerintahan atau kelembagaan negara memberikan gambaran yang lebih komprehensif
konvensional. Lembaga Non Strutural dapat mengenai aktivitas pemerintahan, dan untuk
diklasifikasikan sebagai sektor pemerintah umum menilai kinerja fiskal pemerintah.
jika memenuhi karateristik dalam pengendalian
kebijakan maupun pembiayaan. 2.2. Teori Institusional
Teori institusional berhubungan dengan
Sektor korporasi publik menurut PMK Nomor
struktur sosial. “Teori institusional
275/PMK.05/2014 adalah “entitas-entitas yang
memperlihatkan bagaimana struktur seperti
merupakan residen perekonomian negara,
skema, aturan, norma, dan rutin menjadi bentuk
merupakan unit institusi yang dikendalikan oleh
yang bersifat otoritatif untuk terjadinya perilaku
pemerintah, dan merupakan produsen pasar.”
sosial”, (Scott, 2004, dalam Darono, 2013, 31). Jadi
Sektor korporasi publik terdiri dari Badan Usaha
dalam hal ini institusi bukan saja meliputi aturan,
Milik Negara/Daerah dan Bank Sentral. nilai, kebiasaan tertentu namun juga harus dilihat
GFS menurut GFSM edisi pertama tahun 1986 adanya tindakan yang terjadi dan bagaimana
yang diterbitkan oleh International Monetary Fund tindakan itu diulang atau direproduksi.
(IMF) berisi uraian atas sistem statistik makro “Teori institusional dalam studi organisasi
ekonomi, yang dirancang untuk mendukung dilengkapi dengan konsep isomorphism”.
analisis fiskal suatu negara. Sistem GFS (DiMaggio et al. 1983). Dalam hal ini dijelaskan
menggunakan prinsip-prinsip akuntansi dan bahwa unit analisis dalam teori institusional adalah
ekonomi dalam mengkompilasi data statistik dan organization field yaitu sekelompok organisasi
mempresentasikan data fiskal dalam kerangka yang secara keseluruhan membentuk suatu
kerja analitis yang mencakup pos-pos kehidupan institusional yang terdiri dari pemasok
penyeimbang yang tepat. utama, pelanggan, regulator atau pesaing.
Dalam penyusunan Laporan GFS Indonesia, Kemudian, organisasi selalu ingin atau dituntut
mengacu pada Manual Statistik Keuangan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Pemerintah Indonesia yang menurut PMK Nomor Proses ini disebut dengan isomorphism, yaitu suatu
275/PMK.05/2014 didefinisikan sebagai berikut: proses yang mengakibatkan suatu unit dalam
Manual dan pedoman yang menyediakan
organization field menirukan tindakan unit lain
kerangka konseptual dan pelaporan untuk
menghasilkan data yang komprehensif atas sehingga unit tersebut berada dalam situasi yang
aktivitas ekonomi dan keuangan pemerintah kurang lebih serupa. Isomorphism berkaitan
yang sejalan dengan standar internasional yang dengan institusionalisasi. Institusionalisasi adalah
digunakan dalam menyusun laporan ekonomi proses yang berkelanjutan. Sejalan dengan kondisi
dan statistik seperti Sistem Neraca ini, maka terjadi proses institusionalisasi,
Nasional (System of National Accounts - SNA), deinstitusionalisasi atau reinstitusionalisasi
Manual Neraca Pembayaran (The Balance of (Djamhuri et al, 2006).
Payments Manual), dan Manual Statistik Secara alamiah, status institusionalisasi hanya
Moneter dan Keuangan (The Monetary and
bersifat sementara karena organisasi kembali
Financial Statistics Manual), sebagai acuan
dalam melaksanakan Statistik Keuangan mendapatkan tekanan untuk melakukan
Pemerintah, sehingga data Statistik Keuangan institusionalisasi sesuai dengan tuntutan
Pemerintah dapat digunakan untuk perubahan yang ada. Jadi proses isomorphism itu
menganalisis dan mengevaluasi kebijakan bersifat gradual. Isomorphism muncul akibat dari
adanya berbagai tekanan institusional
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Nur Istiqomah
Halaman 73

(institutional pressures). Selanjutnya, tekanan fungsi organisasi dengan ukuran efisiensi.” Teori
institusional menurut DiMaggio et al. (1983) dapat itu mengabaikan kekuatan di luar organisasi yang
dikelompokkan menjadi tiga yaitu: non rasional seperti negara, norma-norma sosial,
tradisi, konvensi, yang membentuk organisasi itu.
2.2.1. Tekanan koersif (coercive pressures)
Scott (2001) mengatakan bahwa “institusi
Tekanan koersif menyebabkan isomorphism
berada pada lingkup struktur sosial, memiliki
yang merupakan proses penyesuaian menuju
elemen-elemen simbolis, aktifitas-aktifitas sosial,
kesamaan dengan cara pemaksaan. Tekanan
dan sumber daya material.” Keberadaan institusi
datang dari pengaruh politik dan masalah
diperlukan sebagai seperangkat proses yang
legitimasi. Misalnya, tekanan resmi datang dari
dicirikan dengan elemen-elemen regulatif,
peraturan pemerintah dan organisasi yang lebih
normatif, dan kultural-kognitif yang sarat dengan
tinggi agar bisa diakui.
perubahan. Meskipun unsur-unsur utama dari
2.2.2. Tekanan normatif (normative pressures) institusi adalah rules, norms, and cultural benefit,
Tekanan normatif sering diasosiasikan konsep institusi juga menyangkut asosiasi perilaku
dengan profesionalisasi yang muncul di bidang dan sumber daya material. Dengan demikian
tertentu. Norma atau sesuatu yang tepat bagi pengertian institusi ditentukan oleh batasan legal,
organisasi berasal dari pendidikan formal dan prosedural, moral dan kultural yang memiliki
sosialisasi pengetahuan formal itu di bidang legitimasi. Tidak hanya menyangkut property or
tertentu yang menyokong dan menyebarkan social order, tetapi juga sebagai proses
kepercayaan normatif itu. Ketika profesionalisme institusionalisasi maupun deinstitusionalisasi.
meningkat maka tekanan normatif juga meningkat. Adanya faktor tekanan dari luar tersebut
menjadi sebuah kontrol terhadap akses para aktor
2.2.3. Tekanan mimetik (mimetic pressure)
ke berbagai sumber daya, institusi atau pranata,
Tekanan mimetik menyebabkan isomorphism
yang mempengaruhi kinerja dengan berbagai cara.
yang merupakan proses di mana organisasi meniru
Sehingga bisa disimpulkan bahwa institusi adalah
organisasi lain yang berhasil dalam satu bidang,
batasan yang diciptakan oleh sebuah sistem sosial
meskipun orgaisasi peniru tidak tahu persis
yang memiliki kekuatan untuk mengontrol dan
mengapa mereka meniru, bukan karena dorongan
mengarahkan interaksi antar manusia melalui
supaya lebih efisien.
aturan formal seperti hukum dan undang-undang
Dalam kajian institusional terdapat adanya
maupun informal seperti budaya, tradisi, dan
istilah logika institusional. Logika institusional
norma di mana berlakunya akan bergantung pada
merupakan “suatu konstruksi sosial dari berbagai
kondisi sosial yang ada.
pola yang berkaitan dengan praktik, asumsi, nilai,
keyakinan dan aturan di mana para individu
memproduksi dan mereproduksi hal-hal yang 3. METODOLOGI PENELITIAN
nyata, mengorganisasikannya dalam ruang dan 3.1. Metode Kualitatif
waktu, dan menyajikannya menjadi suatu makna
dalam realitas sosial” (Thornton et al, 2008). Metode yang digunakan dalam tulisan ini
Logika institusional merupakan penghubung adalah metode kualitatif - naratif (analisis non-
antara agen individu dengan praktik-praktik dan hipotesis) yang dimulai dengan asumsi dan
struktur aturan institusional. Logika institutional penafsiran/teoretis yang membentuk atau
menjadikan para aktor dalam organisasi mempengaruhi studi tentang permasalahan riset
berperilaku dengan menggunakan pertimbangan yang terkait dengan makna yang dikenakan oleh
rasional. individu atau kelompok pada suatu permasalahan
Pemikir lainnya, John W. Meyer dan Brian sosial atau manusia (Creswell, 2014). Metode
Rowan (1977) dalam Amirya et al (2012) kualitatif dalam tulisan ini merupakan metode
memaparkan bahwa “banyak posisi, kebijakan, kualitatif non studi kasus karena penelitian ini
program dan prosedur organisasi modern tidak menggunakan kasus spesifik tetapi lebih
dipengaruhi oleh opini publik, pandangan kepada peristiwa secara umum. Penulis
konstituen, pengetahuan sah melalui sistem menggunakan metode kualitatif karena dalam
pendidikan, prestise sosial, hukum, dan penelitian yang dilakukan lebih memenuhi
pengadilan”. Jadi menurut pandangan tersebut karakteristik penelitian kualitatif. Karakteristik
pada intinya menjelaskan bahwa perilaku kualitatif tersebut menurut Bogdan dan Biklen
organisasi atau keputusan yang diambil oleh (1982) dalam Sugiyono (2014) adalah bersifat
organisasi dipengaruhi oleh institusi yang ada di deskriptif dan data yang terkumpul berbentuk
luar organisasi. Organisasi berupaya untuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan
menyesuaikan diri dengan tekanan dari luar untuk pada angka tetapi lebih menekankan makna atau
mempertahankan eksistensinya. Di Maggio et al data dibalik yang teramati.
(1983) berargumen bahwa “teori institusional Penelitian kualitatif ini lebih menekankan
mengkritik teori ekonomi dan kontingensi yang istilah transferability dibandingkan generalizability.
sangat rasional, yaitu menjelaskan struktur dan Artinya, sejauh mana temuan dari suatu penelitian
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Halaman 74 Nur Istiqomah

tertentu dapat ditransfer ke setting (situasi) lain.


Pendekatan yang digunakan adalah dengan
Gambar III.2 Menentukan Jenis Tekanan
pendekatan teori institusional. Penelitian ini
Institusional
merupakan penelitian multiparadigma, yaitu
penelitan yang terkait beberapa disiplin ilmu.
Mengidentifikasi tekanan-tekanan institusional
dalam organisasi yang berupa pengembangan Implementa
suatu kerangka kerja yang diharapkan dapat si GFS
digunakan ke setting organisasi yang berbeda.
Kerangka kerja ini utamanya diharapkan dapat
digunakan untuk mengidentifikasi dan merespon
berbagai tekanan institusional yang muncul dalam
implementasi Government Finance Statistics.
Adapun kerangka berpikirnya adalah seperti pada
Gambar III.1 dan Gambar III.2. Gambar III.1 Tekanan
menunjukkan langkah awal dalam Intitusional
mengidentifikasi tekanan-tekanan institusional
yang melingkupi implementasi Government Finance
Statistics di Indonesia.
Gambar III.1 Alur Identifikasi Tekanan
Institusional
Coersive Mimetic
Normative
pressure pressure
pressure
Tujuan GFS
IMF
menurut GFSM
menerbitkan
sebagai analisis
GFSM
dan evaluasi
diadaptasi
kebijakan fiskal
menjadi
Mansikapi
Isomor
phism

3.2. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini penulis menggunakan
DJPb data sekunder. Data sekunder berupa jurnal, buku,
menerbitkan
peraturan peraturan, dan literatur lain yang terkait dengan
tentang objek penelitian. Untuk mendukung data tersebut,
Implemen
Organisasi
tasi GFS dalam penelitian ini juga dilakukan wawancara
Tata Kerja
Instansi
kepada pihak-pihak terkait. Teknik pengumpulan
Vertikal data dilakukan dengan dua cara yaitu:
3.2.1. Teknik Dokumentasi dan Kepustakaan
(Library Research)
Teknik dokumentasi berupa pengumpulan
BKF data melalui intrepretasi dokumen-dokumen
sebagai tertulis. Intrepretasi ini dilakukan dengan
salah satu membaca dan menganalisis informasi pelaksanaan
user
Kantor laporan
implementasi Government Finance Statistics berupa
Wilayah GFS laporan-laporan yang telah diterbitkan, data-data
DJPb untuk fisik maupun elektronik yang tersedia, artikel-
menyusun analisis artikel, peraturan perundang-undangan, dan
GFS kebijakan
tingkat fiskal berbagai sumber lain. Dari dokumen-dokumen
wilayah yang diterbitkan diidentifikasi berdasarkan
Laporan GFS sumber perolehan data.
dihasilkan
berpedoman 3.2.2. Teknik wawancara kepada informan
pada (Interview Research)
Mansikapi Informan dalam penelitian ini berasal dari
dan Perdirjen
Perbendahara
pihak-pihak yang terjun langsung atau praktisi di
an lapangan dan terkait langsung dengan objek yang
diobservasi. Wawancara dilakukan dengan tanya
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Nur Istiqomah
Halaman 75

jawab langsung tentang implementasi Government 3.3. Teknik Analisis Data


Finance Statistics di Indonesia. Wawancara Dalam penelitian ini penulis menggunakan
dilakukan berpedoman pada pertanyaan yang telah teknik analisis data model Miles dan Hubberman.
disiapkan oleh peneliti dan bersifat semi Analisis data dalam penelitian dilakukan pada saat
terstruktur, dan tidak menutup kemungkinan pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai
dalam pelaksanaan di lapangan peneliti pengumpulan data. Pada saat wawancara, peneliti
mengajukan pertanyaan-pertanyaan baru yang sudah melakukan analisis terhadap jawaban
terkait dengan permasalahan yang diteliti jika responden baik dari gerak tubuh, mimik wajah,
diperlukan. Potensial informan yang berkenan maupun nada suara. Bila jawaban responden
terlibat dalam penelitian ini diuraikan dalam Tabel setelah dianalisis belum memuaskan maka peneliti
III.1. melanjutkan pertanyaan lagi sampai diperoleh data
Tabel III.1. Informan Penelitian yang kredibel. Miles and Hubberman (1984) dalam
Jabatan
Kapasitas Kode
Ekspektasi Sugiyono (2014) mengemukakan bahwa “aktivitas
Informan dan Informasi dalam data kualitatif dilakukan secara interaktif
Peran Identifikasi
Instansi
dan berlangsung secara terus-menerus sampai
Kepala Former FRM-1 Mengetahui
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.”
Subbagian tujuan Analisis data pada penelitian ini juga
Pengembangan organisasi menggunakan model analisis kebijakan
Organisasi, DJPb melembagakan interpretatif. Seperti disampaikan Issac (2011)
instansi
penyusun GFS
dalam Creswell (2009), bahwa “interpretasi
berfokus pada penelitian yang mengungkapkan
Kepala Former CMP-1 Mengetahui pemaknaan oleh praktisi, yang dapat digunakan
Subdirektorat dan tujuan untuk menganalisis permasalahan yang menjadi
Statistik dan Compiler organisasi fokus penelitian.” Tujuannya, untuk memahami
Analisis Laporan mengimpleme
Keuangan, DJPb ntasikan GFS
permasalahan manusia dengan mengartikan yang
dan proses diinterpretasikan oleh para praktisi. Praktisi dalam
pelaksanaanny penelitian ini adalah pihak pengelola organisasi
a dan perumus kebijakan. Cara ini juga dapat
menginterpretasikan suatu fenomena dari kejadian
Kepala Seksi Compiler CMP-2 Mengetahui yang tersembunyi di belakang fenomena tersebut
Analisa, Statistik proses
dan Penyusunan implementasi (Guba dan Lincoln, 1994). Aktivitas dalam analisis
Laporan GFS tingkat data terdiri dari tiga, yaitu data reduction, data
Keuangan, DJPb wilayah display, dan conclusion drawing/verification seperti
pada Gambar III.3.
Kepala Pusat User USR-1 Mengetahui Gambar III.3 Komponen Analisis Data
Kebijakan fungsi GFS
Ekonomi Makro, sebagai
BKF analisis dan
evaluasi
kebijakan
fiskal

Sumber : Diolah dari berbagai sumber

Wawancara dilakukan dalam suasana formal


berlokasi di kantor masing-masing informan.
Wawancara dilakukan secara langsung bertatap
muka dan menggunakan alat perekaman selama Sumber: Sugiyono. 2014.
sesi berlangsung. Wawancara menggunakan
panduan wawancara berisi tujuan dan poin-poin 4. HASIL PENELITIAN
pertanyaan dalam wawancara seperti pada Dalam proses pengumpulan data, penelitian
Lampiran III yang telah disampaikan sebelumnya ini mengumpulkan dokumen-dokumen dan hasil
kepada informan melalui media elektronik (e-mail) wawancara yang digunakan untuk
khusus untuk USR-1. Informan pada Tabel III.1 mengidentifikasi adanya tekanan institusional yang
merupakan pihak yang memahami dan terlibat mengakibatkan terjadinya isomorphism.
langsung dalam implementasi GFS di Indonesia. Identifikasi tekanan institusional dalam dokumen
Melalui wawancara semi terstruktur yang yang terkait implementasi GFS maupun wawancara
dilakukan peneliti, informasi yang berkembang semi terstruktur yang dapat memberikan informasi
dari jawaban informan menjadi pertanyaan baru secara eksplisit maupun implisit dibahas pada sub-
yang peneliti ajukan untuk menekankan hal-hal sub-bab lebih lanjut.
yang potensial menjawab penelitian ini.
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Halaman 76 Nur Istiqomah

Studi dokumentasi dengan mengumpulkan Tabel IV.2 Peraturan Menteri Keuangan dan
data berupa peraturan yang meliputi undang- Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri
keuangan, dan peraturan direktur jenderal. Selain Nama Keterkaitan dengan Implementasi
peraturan juga dikumpulkan dokumen berupa Dokumen GFS
pemberitaan resmi, dan publikasi umum. Dalam PMK No. 238/PMK.05 Acuan pengembangan sistem
analisis dokumen penulis mengidentifkasi /2011 tentang Pedoman akuntansi berbasis akrual
keterkaitan antara organisasi dengan tekanan yang Umum Sistem Akuntansi pemerintah pusat dan pemerintah
melingkupinya dalam implementasi GFS di Pemerintah daerah.
Indonesia. Dalam Tabel IV.1 diuraikan peraturan
PMK No. Kelembagaan Kantor Wilayah DJPb
perundang-undangan yang mempunyai hierarki 169/PMK.05/2012 dalam penyusunan Laporan
dari yang paling tinggi. tentang Organisasi dan Konsolidasian Wilayah dan
Tata Kerja Instansi Laporan GFS.
Tabel IV.1 Undang-Undang dan Peraturan Vertikal Direktorat
Jenderal Perbendaharaan
Pemerintah
PMK No. Pedoman penyusunan Laporan
Keterkaitan dengan Implementasi 275/PMK.05/2014 GFS.
Nama Dokumen
GFS tentang Manual Statistik
Keuangan Pemerintah
Indonesia
Undang-Undang No. 1 Penjelasan umum mengamanatkan
Tahun 2004 tentang bahwa informasi statistik keuangan Perdirjen Pedoman pelaksanaan penyusunan
Perbendaharaaan pemerintah termuat dalam laporan Perbendaharaan No. laporan konsolidasian dan
Negara keuangan pemerintah. 41/PB/2013 tentang Laporan GFS tingkat wilayah.
Petunjuk Teknis
Penyusunan Laporan
Peraturan Pemerintah Basis akuntansi Cash Towards
Keuangan Pemerintah
No. 24 Tahun 2005 Accrual digunakan dalam
Konsolidasian Tingkat
tentang Standar penyusunan laporan keuangan
Wilayah dan Laporan
Akuntansi Pemerintah pemerintah. PSAP No. 11
Statistik Keuangan
(telah diganti dengan menyatakan adanya Laporan
Pemerintah Tingkat
PP No. 71 Tahun Keuangan Konsolidasian entitas yang
Wilayah pada Kantor
2010). dibiayai APBN, APBD dan pemisahan
Wilayah Direktorat
kekayaan dari anggaran tanpa
Jenderal Perbendaharaan
mengatur tentang Laporan Statistik.

Sumber: Diolah dari berbagai sumber


Peraturan Pemerintah Basis akuntansi yang digunakan
No. 71 Tahun 2010 adalah basis akrual. Penjelasan Pasal
tentang Standar 6 Ayat 2 menyebutkan bahwa Peraturan-peraturan yang menjadi landasan
Akuntansi Pemerintah Pedoman Umum Sistem Akuntansi organisasi dalam implementasi GFS di Indonesia
Pemerintahan digunakan dalam
secara timeline terdapat lag antara peraturan yang
rangka mewujudkan konsolidasi
fiskal dan statistik keuangan mempunyai hierarki lebih tinggi dengan hierarki di
pemerintah secara nasional. bawahnya. Pertama, terbitnya Peraturan
Sumber: Diolah dari berbagai sumber Pemerintah No 71 tahun 2010 terkait dengan basis
akuntansi akrual mempunyai jarak 6 tahun dengan
Undang-undang dan peraturan peraturan yang melandasinya, yaitu Undang-
pemerintah yang menjadi pedoman dalam Undang No 1 Tahun 2004. Selama enam tahun
pelaksanaan implementasi GFS di Indonesia penyusunan laporan keuangan pemerintah yang
diterbitkan peraturan turunannya pada level seharusnya memuat informasi statistik keuangan
Kementerian Keuangan sebagai organisasi yang seperti amanat UU No 1 Tahun 2004 mengalami
menjalankan fungsi pelaporan keuangan kendala. Kendala tersebut adalah penggunaan
pemerintah. Tabel IV. 2 menunjukkan uraian basis akuntansi Cash Towards Accrual yang tidak
keterkaitan antara implementasi GFS dengan selaras dengan basis akuntansi yang seharusnya
peraturan pada level Kementerian Keuangan. digunakan dalam penyusunan informasi statistik
keuangan yaitu basis akuntansi akrual. Selain itu,
tidak ada standar yang mengatur Laporan Statistik
Keuangan Pemerintah. Kedua, Perdirjen
Perbendaharaan Nomor 41/PB/2013 terkait
dengan petunjuk teknis penyusunan laporan
statistik keuangan pemerintah tingkat wilayah
terbit terlebih dahulu daripada Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 275/PMK.05/2014. Penyusunan
Laporan Statistik Keuangan Pemerintah pada
dasarnya berpedoman pada Manual Statistik
Keuangan Pemerintah Indonesia, tetapi peraturan
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Nur Istiqomah
Halaman 77

tersebut belum terbit ketika Laporan Statistik kondisi fiskal, pengelolaan dan analisis
Keuangan Pemerintah mulai disusun. Selain perbandingan antar negara (cross country studies),
adanya overlap juga adanya preceding hierarki kegiatan pemerintahan, dan penyajian statistik
peraturan, yaitu peraturan direktur jenderal yang keuangan pemerintah. Jelas terlihat bahwa amanat
mendahului peraturan menteri keuangan di mana undang-undang tersebut memberikan tekanan
dalam hierarki peraturan adalah lebih rendah. kepada organisasi DJPb sebagai organisasi yang
Penerbitan Perdirjen Perbendaharaan Nomor mempunyai fungsi pelaporan keuangan
41/PB/2013 merupakan salah satu respon pemerintah untuk menyajikan data statistik
organisasi dalam menindaklanjuti Peraturan keuangan.
Menteri Keuangan Nomor 169/PMK.01/2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal 4.1.2. Pelaksanaan rekomendasi IMF atas basis
Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Walaupun standar pelaporan keuangan negara
pada substansinya, penyusunan Laporan Statistik menggunakan standar yang berlaku
Keuangan Tingkat Wilayah hanya merupakan internasional.
bagian dari Perdirjen Perbendaharaan Nomor Indonesia termasuk dalam anggota IMF. IMF
41/PB/2013 yang juga mengatur tentang laporan bertugas memantau perekonomian dan kebijakan
konsolidasian. keuangan negara anggotanya dan dunia. IMF
Sebagai bagian dari proses implementasi GFS sebagai organisasi dunia melakukan assessment
di Indonesia, pemerintah telah melakukan terhadap data keuangan Indonesia sebagai salah
kegiatan-kegiatan yang menuju implementasi lebih satu negara anggota pada tahun 2005 yang
komprehensif. Dokumentasi kegiatan yang berupa terpublikasi dalam “Indonesia: Report on the
pemberitaan pada website resmi organisasi baik Observance of Standards and Codes—Data Module,
dari Kementerian Keuangan maupun DJPb terdapat Response by the Authorities, and Detailed
pada Lampiran I dan Lampiran II penelitian ini. Assessments Using the Data Quality Assessment
Studi literatur dan telaah dokumen yang digunakan Framework”. Dalam publikasi tersebut ditemukan
dalam penelitian ini didukung dengan wawancara bahwa data keuangan Indonesia tidak memenuhi
semi terstruktur kepada informan-informan standar internasional yang dapat menyajikan data
terkait. Informan memberikan informasi, pendapat, keuangan regional dengan basis standar. Sehingga
tanggapan, dan pengalamannya masing-masing data keuangan Indonesia tidak dapat digunakan
sesuai dengan latar belakang tingkat jabatan dan secara optimal untuk kepentingan analisis ekonomi
fungsi kedudukan dalam organisasi. dunia, padahal praktik pelaporan statistikal telah
Respon organisasi Kementerian Keuangan c.q. diamanatkan Undang Undang Nomor 1 Tahun
Direktorat Jenderal Perbendaharaan sebagai akibat 2004. Pelaporan statistikal itu merupakan
dari adanya tekanan-tekanan institusional yang pelaporan berbasis internasional.
melingkupinya. Tekanan institusional tersebut Rekomendasi IMF terhadap assesment data
terbagi menjadi tiga, yaitu coersive pressure, keuangan Indonesia adalah sebagai berikut
mimetic pressure, dan normative pressure yang (diterjemahkan oleh penulis):
diuraikan pada subbab berikut. a. Menerapkan standar akuntansi pemerintah baru;
b. Memperkuat sistem pengelolaan saat ini untuk
4.1. Coersive Pressure
melacak secara efektif saldo kas pemerintah;
Implementasi GFS di Indonesia terkait dengan
c. Beralih secara bertahap ke sistem akuntansi
berbagai pihak baik dari dalam maupun luar
akrual;
institusi organisasi. Menurut identifikasi, coersive
d. Menyiapkan daftar semua sektor publik
pressure yang terjadi berasal dari organisasi lain
pemerintah pusat, yang diklasifikasikan sesuai
yang lebih tinggi baik dari dalam maupun dari luar
sektor institusional;
negeri. Tekanan institusional berupa coersive
e. Mengubah peraturan akuntansi untuk
pressure dihadapi organisasi sejak awal mula
memastikan bahwa unit pemerintah umum
implementasi hingga dalam perjalanan saat ini.
melaporkan semua transaksi dan saldo di mana
Berdasarkan hasil studi dokumentasi dan didukung
dapat dikontrol;
dengan wawancara, gejala coersive pressure dalam
f. Mengkompilasi dan mempublikasikan GFS untuk
implementasi GFS teridentifikasi beberapa, yaitu
sektor pemerintah umum dan subsektornya
sebagai berikut:
dalam jangka waktu enam bulan setelah akhir
periode referensi;
4.1.1. Amanat Undang Undang Nomor 1 Tahun
g. Mengatur perjanjian untuk mendapatkan data
2004 tentang Perbendaharaan Negara.
awal secara tepat waktu dari pemerintah daerah.
Pada penjelasan umum Undang Undang
h. Membuat prosedur kompilasi untuk statistik
Nomor 1 Tahun 2004 dijelaskan bahwa laporan
keuangan pemerintah pusat dan daerah;
keuangan pemerintah dapat menghasilkan statistik
i. Mengembangkan GFSM untuk operating
keuangan yang mengacu kepada manual
statement, statement of source and uses cash, dan
Government Finance Statistics sehingga dapat
(sebagian) neraca, sampai dengan data yang
memenuhi kebutuhan analisis kebijakan dan
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Halaman 78 Nur Istiqomah

paling terakhir dan mempublikasikan laporan mengimplementasikan GFSM pada tahun 2014
pada situs Kementerian Keuangan. dalam rangka menyempurnakan data keuangan
Pada rekomendasi tersebut jelas disebutkan yang terkait dengan Sectoral Account karena belum
bahwa implementasi GFS merupakan langkah yang memadai. Rekomendasi G20 terhadap Indonesia
direkomendasikan untuk memperbaiki pelaporan yang lebih spesifik adalah untuk
keuangan dengan terlebih dahulu mengubah mengimplementasikan GFSM 2014 baik tingkat
standar akuntansi pelaporan keuangan menjadi pusat maupun wilayah.
basis akrual. Dengan basis akrual, data keuangan
dapat diperbandingkan secara cross country studies 4.1.4. Kebutuhan lembaga rating (Moodys dan
dan disajikan menggunakan format yang standar S&P) dalam rangka ketersediaan data
internasional yaitu format GFS. Perubahan basis yang digunakan untuk menilai kapasitas
akuntansi menuju akrual dilakukan secara fiskal yang berkaitan dengan pemberian
bertahap. Pada masa transisi tersebut digunakan pinjaman dan pengambilan keputusan
basis akuntansi Cash Towards Accrual. Selain itu, investor.
publikasi GFS pun disebutkan pada rekomendasi Data GFS digunakan oleh lembaga rating
dalam jangka waktu enam bulan setelah periode dalam melakukan analisis kualitas dan
referensi (anggaran) yang menjadi sebuah tekanan kesinambungan kemampuan keuangan pemerintah
terhadap organisasi untuk bereaksi meresponnya. dalam rangka menilai dan memberikan rating
surat berharga suatu negara. Ketika lembaga rating
4.1.3. Pelaksanaan rekomendasi G20 dalam tersebut ke Indonesia, maka data yang berlaku
implementasi DGI (Data Gap Initiative) internasional adalah data yang mampu
agar data statistik keuangan menyediakan informasi yang dapat dibaca oleh
menggunakan Sectoral Account. orang asing dengan standar yang berlaku
Indonesia termasuk negara yang ikut dalam internasional. Seperti yang dijelaskan oleh CMP-1
forum negara G20. Rekomendasi yang diberikan dalam interviu bahwa lembaga rating yang datang
oleh G20 tersebut muncul setelah adanya evaluasi ke Indonesia untuk melakukan assesment
selama lima tahun dari tahun 2009 sampai dengan memerlukan data yang komprehensif. GFS dapat
2014 dalam publikasi seminar “The Joint FSB/IMF menyediakan data yang komprehensif dari
Global Conference” di Basel, Switzerland pada pemerintah pusat sampai dengan pemerintah
tanggal 25 s.d. 26 Juni 2014, pada website IMF. daerah, bahkan ke depan terdapat data BUMN dan
Rekomendasi tersebut dalam rangka BUMD. Hal tersebut tentunya akan lebih mudah
menyelesaikan masalah kesenjangan ketersediaan bagi lembaga rating untuk direct use daripada
data untuk keperluan analisis kebijakan fiskal dan mengkompilasi satu per satu. Data GFS akan
makro ekonomi. Rekomendasi G20 melibatkan memberikan gambaran secara lebih komprehensif
empat institusi pemerintah yang saling tentang kinerja dan kondisi keuangan pemerintah
berhubungan dalam menyelesaikan permasalahan secara internasional.
Sectoral Account seperti pada Gambar IV.3. Kebutuhan data berstandar internasional
tersebut mendukung assesment lembaga rating.
Gambar IV.3 Pengaturan Lembaga Pemerintah Tentu saja hal itu membuat tekanan kepada
dalam Penyelesaian Sectoral Account organisasi untuk mengimplementasikan GFS sesuai
standar internasional. Organisasi berperan dalam
menyediakan data dengan salah satu urgensi
kepentingan pihak di luar organisasi.

4.1.5. Pelaksanaan rekomendasi Badan


Anggaran DPR RI dalam upaya perbaikan
pengelolaan keuangan negara.
Dalam publikasi berita resmi pada website
Kementerian Keuangan pada acara Rapat Kerja
Menteri Keuangan dengan Badan Anggaran DPR RI
pada tanggal 31 Agustus 2015 menyebutkan 8
rekomendasi dan kesepakatan terkait dengan hasil
pembahasan/pembicaraan tingkat I RUU tentang
Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN
Tahun Anggaran 2014 (RUU P2 APBN TA 2014).
Rekomendasi ke-6 menyebutkan bahwa
Sumber: www.imf.org
pemerintah agar menerapkan dan menyusun
statistik keuangan pemerintah
Pada Gambar IV.3 terlihat bahwa Kementerian
(Government Finance Statistics) yang mengacu
Keuangan beserta semua unit dibawahnya
pada Manual Statistik Keuangan Pemerintah
berperan sebagai institusi yang
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Nur Istiqomah
Halaman 79

Indonesia, konsolidasi fiskal, dan statistik “Indonesia reports annual general government data
(Kemenkeu, 2015). Rekomendasi ini menjadi acuan and will compile quarterly general government data
Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian (flow data) presented under GFSM 2014 by 2016.
Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan Indonesia is in the process of reporting quarterly
untuk lebih komitmen terhadap perbaikan general government data and therefore it will meet
implementasi GFS. the proposed implementation target by 2016”.
Gejala-gejala adanya coercive pressure dalam Sebagai langkah lebih lanjut dalam
implementasi GFS di Indonesia yang telah menerapkan PMK 275/PMK.05/2014, Laporan GFS
diuraikan di atas mendapat respon dari organisasi. yang dihasilkan disampaikan kepada stakeholder
Respon tersebut dilakukan yang pertama, dan user GFS. Salah satunya kepada IMF dengan
diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 24 beberapa kondisi data yang relevan disampaikan
Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi seperti yang diinformasikan oleh informan CMP-1
Pemerintah yang diubah menjadi Peraturan bahwa Indonesia sebagai negara anggota IMF
Pemerintah No. 71 Tahun 2010. Peraturan mempunyai kewajiban untuk menyampaikan
turunannya adalah PMK No. 238/PMK.05/2011 laporan GFS . Akan tetapi, IMF tidak bisa
tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi memaksakan bentuk dan detail data yang akan
Pemerintah, PMK No. 169/PMK.05/2012 tentang disampaikan. Pemerintah Indonesia menyaring
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal data apa yang layak untuk disampaikan ke IMF dan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan, dan Perdirjen data yang digunakan hanya untuk kepentingan
Perbendaharaan No. 41/PB/2013 tentang internal pemerintah. Seperti data yang
Petunjuk Teknis Penyusunan Laporan Keuangan menyangkut keamanan negara terkait alutsista dan
Pemerintah Konsolidasian Tingkat Wilayah dan lain-lain tidak disampaikan kepada IMF.
Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Ketiga, diluncurkannya website resmi
Wilayah pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal www.gfs.djpb.kemenkeu.go.id pada akhir
Perbendaharaan. Desember 2015 berdasarkan pemberitaan resmi
Respon penerbitan peraturan merupakan pada website DJPb. Peluncuran website GFS ini
respon organisasi atas amanat Undang Undang merupakan respon dari rekomendasi G20 untuk
Nomor 1 Tahun 2004 dan respon atas coersive mempublikasikan data GFS pada website resmi
pressure dari organisasi yang lebih tinggi dalam hal Kementerian Keuangan. Walaupun laman GFS ini
ini IMF dan forum negara G20. Respon merupakan bagian dari laman utama DJPb dengan
kelembagaan Kantor Wilayah DJPb menjadi menjadikan menu di laman utama, sudah terlihat
instansi vertikal yang menyusun GFS tingkat bahwa website GFS menjadi bagian dari website
wilayah merupakan respon yang tertuang dalam Kementerian Keuangan.
rencana strategis Direktorat Jenderal Respon-respon yang dilakukan organisasi
Perbendaharaan melalui penajaman fungsi kantor dalam menghadapi tekanan institusional berupa
wilayah. Selain itu juga adanya penerbitan coersive pressure ini masih terdapat hambatan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor berupa peraturan teknis yang masih belum
169/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata terupdate dengan basis akuntansi akrual seperti
Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal keterangan informan CMP 1 bahwa akan dilakukan
Perbendaharaan. Pernyataan itu diperkuat dengan penyempurnaan PER-41/PB/2013 terkait
informasi dari informan FRM-1 bahwa terdapat isu petunjuk teknis penyusunan LKPK-TW dan LSKP-
mapping account yang jika dilakukan hanya TW pada Kanwil DJPb. Hal ini karena PER-
terpusat pada Direktorat Akuntansi dan Pelaporan 41/PB/2013 merupakan petunjuk teknis berbasis
Keuangan akan memerlukan waktu dan tenaga CTA. Selain itu akan dilakukan revisi PMK 238
yang banyak. Hal tersebut mendorong ide jika karena PMK tersebut disusun pada waktu BAS
Kantor Wilayah DJPb yang secara geografis lebih Pemerintah Pusat dan BAS Pemerintah Daerah
dekat dengan pemerintah daerah akan mudah belum selesai.
memperoleh data langsung dari sumbernya. Maka
4.2. Mimetic Pressure
dari itu, Kantor Wilayah DJPb diberikan tugas dan
Tekanan institusional mimetic pressure dalam
fungsi menyusun Laporan GFS Tingkat Wilayah.
implementasi GFS di Indonesia terlihat pada gejala
Kedua, diterbitkannya Peraturan Menteri
organisasi dalam melakukan sebuah kebijakan atau
Keuangan Nomor 275/PMK.05/2014 tentang
sebuah tindakan untuk meniru praktik sejenis pada
Manual Statistik Keuangan Pemerintah Indonesia
organisasi lain. Tindakan yang dilakukan
(Mansikapi). Mansikapi ini berdasar pada GFSM
organisasi ini mengindikasikan adanya kemiripan
2001 yang diterbitkan oleh IMF, sementara pada
dengan tidak mempertimbangkan apakah
saat diterbitkan peraturan tersebut, GFSM telah
organisasi membutuhkan atau tidak atas tindakan
direvisi menjadi GFSM 2014. Berdasarkan
tersebut.
publikasi seminar “The Joint FSB/IMF Global
Pada tahun 2011 saat implementasi GFS awal
Conference”, Indonesia sedang dalam proses
dilakukan, pelaporan keuangan Indonesia
implementasi menggunakan GFSM 2014 bahwa
mendapatkan apresiasi dari Kementerian Australia
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Halaman 80 Nur Istiqomah

melalui Government Partnership Fund (GPF) pada tahun-tahun selanjutnya meluas hingga ke
Finance Team Leader. Bahwa pelaporan tersebut Direktorat Jenderal Anggaran dalam
dapat menjadi inspirasi developing country dalam pengembangan Performance Based Budgeting dan
kapasitas pelaporan keuangan. Hal tersebut Medium Term Expenditure Framework. Selain itu
tentunya tidak terlepas dari usaha organisasi juga meluas kepada Direktorat Jenderal Kekayaan
melakukan best practice pada pelaporan keuangan Negara dalam isu mengenai asset management dan
seperti negara Australia yang sudah lebih maju. Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan dalam
Pernyataan tersebut disampaikan melalui transformasi kelembagaannya.
pemberitaan resmi pada website Kementerian Gejala mimetic pressure juga terlihat dalam
Keuangan. salah satu tujuan organisasi menyampaikan
Australia telah mengimplementasikan GFS laporan GFS kepada IMF, yaitu keinginan untuk
sebelum tahun 1986. Sedangkan, IMF membuat menampilkan keterbukaan informasi seperti yang
GFSM pertama kali pada tahun 1986. Hal tersebut dilakukan oleh negara lain. Organisasi juga ingin
menjadi salah satu pertimbangan organisasi melakukan keterbukaan informasi agar dapat
mengimplementasikan GFS dengan berkaca pada tampil sama dengan negara lain di dunia
Australia. Pernyataan ini diperkuat dengan internasional. Seperti yang disampaikan oleh
informasi yang disampaikan oleh informan CMP-1 informan FRM-1 bahwa Pemerintah Indonesia
bahwa Australia adalah salah satu negara terbaik ingin menjadi lebih transparan di dunia
penyusun laporan GFS sehingga mampu internasional. Sebagai contoh jika Amerika bisa
melakukan sharing tentang bagaimana pengalaman memberikan informasi banyak kepada dunia
mereka menyusun GFS. Australia sudah puluhan tentang negaranya, maka Indonesia juga bisa
tahun menyusun GFS. Bahkan sudah menyusun melakukan hal yang sama melalui data yang
GFS sebelum manual IMF terbit pada tahun 1986. dipublish oleh IMF, tentang GDP, budget, maupun
Hal tersebut menginspirasi untuk belajar dari publik sektornya.
pengalaman, pengetahuan, best practice yang bisa Respon organisasi dalam menghadapi tekanan
disharing oleh pihak luar. institusional mimetic pressure ini adalah dengan
DJPb melakukan kerjasama internasional melakukan capacity building, training, short course,
untuk menyempurnakan implementasi GFS baik lokakarya dan diklat. Respon yang dilakukan ini
dengan IMF maupun GPF. Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
menunjukan adanya pengaruh timbal balik konsepsi pemahaman metodologi GFS. Seperti
mengenai ketersediaan data yang saling yang ada pada pemberitaan resmi website
membutuhkan antara Pemerintah Indonesia Kementerian Keuangan bahwa telah dilakukan
dengan pihak luar tersebut. Kerjasama dengan kegiatan beberapa di antaranya seperti pada Tabel
Pemerintah Australia menunjukkan gejala adanya IV.3.
tekanan institusional mimetic pressure. Praktik Tabel IV.3 Respon Organisasi Terhadap Mimetic
implementasi GFS di Australia menjadi acuan Pressure
implementasi GFS di Indonesia. Dukungan yang Tempat dan
Nama
diberikan Pemerintah Australia melalui GPF ini Tanggal Narasumber
Kegiatan
berupa penyediaan dana pengembangan website Pelaksanaan
GFS, memberikan Shortcourse Accrual Accounting, Lokakarya 23 s.d. 25 GFS Expert dari IMF,
penyediaan dana pembuatan buku Accrual GFS September GPF, Perwakilan
Accounting Journey dan penerjemahan LKPP. 2013 Negara ASEAN yang
Hadirnya GPF dalam implementasi GFS di telah menerapkan GFS,
Indonesia merupakan kelanjutan dari pemberian Direktur Jenderal
hibah pada tsunami Aceh tahun 2004. Hibah Perbendaharaan,
bilateral tersebut merupakan hibah terbesar Direktur Akuntansi dan
Australia sepanjang sejarah negaranya. Dalam Pelaporan Keuangan,
rangka menjaga momentum tersebut maka dan para pejabat di
dibangun partnership yang sustainable melalui GPF lingkungan Ditjen
pada tahun 2007. Kerjasama internasional ini Perbendaharaan.
berakhir pada bulan Juni tahun 2017 tetapi ada Lokakarya 25 Juli 2016 IMF, Ditjen
kemungkinan dilakukan perpanjangan menurut SIRI Perbendaharaan, Ditjen
informasi hasil observasi lapangan penulis. Dalam Perimbangan
mendukung kegiatan operasionalnya, GPF Keuangan, Bank
mendirikan kantor sekretariat di lingkungan Indonesia, dan Badan
Kementerian Keuangan dengan menempatkan Pusat Statistik.
beberapa pemangku kepentingan dari Diklat GFS 26-29 Juli IMF, Ditjen
Kementerian Keuangan untuk mendampingi. Fokus 2016 Perbendaharaan, dan
GPF ini pada awalnya tentang pelaporan keuangan DJPPR
pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Tetapi Sumber: Diolah dari www.kemenkeu.go.id
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Nur Istiqomah
Halaman 81

Respons organisasi dalam organisasi dengan lahirnya organisasi DJPb sebagai


mengimplementasikan GFS merupakan reaksi yang unit Eselon I di Kementerian Keuangan.
ditimbulkan dari adanya tekanan institusional Reformasi hukum dan reformasi organisasi di
mimetic pressure diperkuat dengan informasi dari dalamnya memuat pertanggungjawaban
informan CMP-1 bahwa akan dilaksanakan pengelolaan keuangan negara harus menyediakan
peningkatan kapasitas berupa workshop dan data statistik keuangan. Seperti yang disampaikan
training setiap tahun. Training yang dilaksanakan oleh CPM-1 dalam interviu bahwa pengaturan
di Gadog, Bogor menggandeng BPPK dengan mengenai GFS ada di Undang Undang No. 1 tahun
menghadirkan narasumber langsung dari IMF. Hal 2004 tentang Perbendaharaaan Negara dan di
tersebut dilakukan setiap 2 sampai 3 tahun sekali dalam penjelasan itu disebutkan bahwa laporan
untuk meningkatkan pemahaman atas konsepsi keuangan perlu disusun salah satunya dapat
dan metodologi GFS. Selain itu juga ada TOT menyajikan statistik keuangan pemerintah yang
berkala menggandeng BPPK yang bertujuan supaya mengacu pada manual statistik keuangan
kanwil bisa memahami juknis atau teknik pemerintah. Dari tahun 2004 ada beberapa UU P2
penyusunan laporan GFS. Short course kerjasama APBN yang juga kembali mengatur mengenai GFS
dengan Universitas Brawijaya untuk memperkaya itu antara lain UU P2 APBN No. 23 tahun 2009
dari sisi konsepsi akuntansi sebagai data dukung kemudian diatur kembali di UU P2 APBN No. 24
GFS dan konsepsi GFS dari sisi teoritis juga pernah tahun 2015.
dilakukan. UU P2 APBN merupakan undang-undang
Selain itu, respon organisasi adalah dengan tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban
melakukan migrasi Standar Akuntansi Pemerintah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Dalam
berbasis Cash Towards Accrual menjadi basis UU P2 APBN pada dua tahun anggaran tersebut
Accrual. Migrasi basis akuntansi sebagai langkah diatur mengenai implementasi GFS sebagai bagian
reformasi pengelolaan keuangan negara yang dari pertanggungjawaban yang mencerminkan
dibuktikan dengan adanya perubahan peraturan prinsip good governance.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005
menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 4.3.2. Mewujudkan visi DJPb untuk menjadi
2010. pengelola perbendaharaan negara yang
unggul di tingkat dunia.
4.3. Normative Pressure
Adaptasi dan publikasi GFS yang dilakukan
Jenis tekanan institusional yang ketiga adalah
pemerintah merupakan langkah yang ditempuh
normative pressure. Gejala yang terlihat dalam
untuk terlibat dalam dunia internasional seperti
implementasi GFS di Indonesia ada beberapa
yang disampaikan oleh FRM-1 dalam interviu
diantaranya adalah sebagai berikut:
bahwa Pemerintah Indonesia mengadopsi dan
mempublikasi GFS karena ingin masuk ke kancah
4.3.1. Penyelarasan perangkat organisasi oleh
internasional meskipun pada tahun itu belum
Kementerian Keuangan sebagai institusi
punya visi misi baru menjadi pengelola kelas dunia,
pengelola fiskal demi terwujudnya good
sebenarnya dengan mengadopsi GFS membuktikan
governance.
kita mencoba melangkah ke kelas dunia.
DJPb terbentuk dari kelanjutan lahirnya paket
Undang-Undang Keuangan Negara yang terdiri atas
4.3.3. Penajaman fungsi Kantor Wilayah DJPb
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang
sebagai unit representasi Kementerian
Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 tahun
Keuangan di daerah dalam bidang fiskal.
2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan
Kantor Wilayah DJPb terdiri dari 33 satuan
Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang
kerja tersebar di seluruh Indonesia mempunyai
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
fungsi sebagai unit instansi yang merupakan
Keuangan Negara. Cikal bakal DJPb pada saat itu
representasi Kementerian Keuangan di daerah.
tercermin pada Direktorat Jenderal Anggaran
Bidang yang menjadi fungsi Kantor Wilayah DJPb
dengan karakteristik fungsi ordonatur dan
adalah fungsi bidang fiskal yang terdiri dari fungsi
otorisasi serta kewenangan yang sangat luas
pembinaan keuangan pusat dan daerah, fungsi
(Kemenkeu, 2015). Kewenangan debt management,
analisis belanja pemerintah dan fungsi konsolidasi
asset management, budget planning and execution
APBN dan APBD dalam Laporan GFS. Berdasarkan
yang menjadi satu, memunculkan paradigma baru
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
bahwa pembagian wewenang dan mekanisme
169/PMK.05/2012 tentang Organisasi dan Tata
check and balance adalah penting dalam
Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
pengelolaan keuangan negara. Pengelolaan
Perbendaharaan tersebut diantaranya mengatur
keuangan negara yang mencerminkan good
tugas dan fungsi kantor wilayah dalam penyusunan
governance meliputi pengelolaan yang transparan,
laporan GFS pada Pasal 20 ayat 3.
efektif, efisien dan dapat dipertanggungjawabkan.
Latar belakang diterbitkannya PMK Nomor
Dari hal tersebutlah yang memunculkan reformasi
169/PMK.05/2012 ini adalah seperti yang tertuang
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Halaman 82 Nur Istiqomah

dalam dokumen rencana strategis DJPb 2015-2019 mengimplementasikan GFS. Sinkronisasi informasi
sebagai berikut: mendorong dalam penggunaan informasi
Dalam rangka meningkatkan kinerja kantor vertikal akuntansi untuk kebijakan fiskal dan
di lingkungan Ditjen Perbendaharaan dan mempengaruhi kontribusi pemerintah dalam
mendukung terwujudnya tata kelola keuangan sektor perekonomian. Pernyataan tersebut
negara dan kekayaan negara secara profesional,
didukung dengan informasi dari informan CMP-1
produktif, transformatif sesuai dengan Transformasi
Kelembagaan Kementerian Keuangan, serta
bahwa dari negara G20 lahir kesepakatan bahwa
mendukung sinergi antar unit eselon I Kementerian masing-masing negara akan mendorong,
Keuangan telah dilaksanakan penataan Organisasi meminimalisasi data gap di dalam negara masing-
dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal masing sehingga ini akan mempermudah para
Perbendaharaan melalui PMK Nomor pengambil kebijakan mengambil kebijakan. IMF
169/PMK/2012 pada tanggal 6 November 2012. menggunakan data itu untuk melaksanakan
fungsinya sebagai lembaga yang memonitor
4.3.4. Penggunaan informasi akuntansi perekonomian dan moneter dunia.
pemerintah tidak sekedar sebagai 4.3.7. Whole government reporting sebagai
laporan pertanggungjawaban. bagian dari rencana strategis organisasi.
Gejala adanya normative pressure dalam Pemerintah Indonesia saat ini belum
implementasi GFS di Indonesia terlihat dalam mempunyai output yang mencerminkan kondisi
semangat penyusunan laporan keuangan keuangan pemerintah secara utuh. Utuh dalam arti
pemerintah untuk tujuan tidak sekedar laporan mencangkup pemerintah pusat dan pemerintah
pertanggungjawaban. Pernyataan ini didukung daerah menjadi kesatuan yang terintegrasi.
dengan informasi dari informan CMP-1 bahwa Rencana Strategis Direktorat Jenderal
laporan keuangan perlu lebih dari sekedar Perbendaharaan tahun 2015 – 2019
pertanggungjawaban, tetapi ada fungsi feed back mencantumkan langkah untuk melakukan
dan fungsi informasi dalam pengambilan konsolidasi APBN dan APBD. Pernyataan dari
keputusan. Maka dari itu dibentuk Subdirektorat informan CMP-1 membuktikan bahwa terdapat
Statistik dan Analisis Laporan Keuangan untuk gejala normative pressure ini pada tujuan
membuat analisis-analisis data yang sudah ada diimplementasikan GFS di Indonesia.
untuk kebutuhan pimpinan, di mana ada fungsi Implementasi GFS salah satunya untuk
pelaporan manajerial perbendaharaan. Di sisi lain, pengambilan keputusan dan kebijakan. Salah
informasi tersebut bisa disusun dalam bentuk satunya dengan laporan konsolidasian pemerintah
statistik yang bisa memenuhi kebutuhan- dan laporan GFS. Terkait dengan hal tersebut
kebutuhan tentang kebijakan fiskal dan kebutuhan Pemerintah Indonesia sudah menyusun laporan
Bank Indonesia, dan Badan Pusat Statistik untuk konsolidasi LKPP dengan 542 pemerintah daerah
menghitung kinerja ekonomi nasional. tahun 2015. Laporan tesebut merupakan whole
government reporting dan bertujuan untuk laporan
4.3.5. Keterbukaan data informasi keuangan pertanggungjawaban ke DPR dan DPRD. Dengan
negara dalam dunia internasional. laporan tersebut bisa dilihat kinerja dan kondisi
Keterbukaan informasi kepada dunia luar keuangan pemerintah secara keseluruhan dan
menjadi salah satu semangat implementasi GFS di secara akuntansi.
Indonesia. Keterbukaan informasi tersebut dapat Gejala-gejala normative pressure dalam
digunakan oleh negara lain dalam implementasi GFS mendapatkan respon oleh
mempertimbangkan kerjasama dengan Indonesia. organisasi DJPb. Respon organisasi adalah dengan
Pernyataan ini didukung dengan informasi dari menjadikan implementasi GFS dalam Rencana
informan FRM-1 bahwa dalam hubungan bilateral Strategis Direktorat Jenderal Perbendaharaan
dan multilateral, negara lain akan lebih memilih Tahun 2015-2019 dalam fungsi akuntansi dan
kepada negara yang terbuka, semakin jelas dan pelaporan keuangan. Respon lainnya yang telah
transparan, negara- negara semakin leluasa dilakukan organisasi adalah dengan pembentukan
berhubungan. Dengan pertukaran data GFS maka Tim Statistik Keuangan Pemerintah yang berasal
negara semakin terbuka. dari lingkup Kementerian Keuangan, Kementerian
Dalam Negeri, Kementerian Badan Usaha Milik
4.3.6. Mengingat pentingnya terdapat data yang
Negara, Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia.
valid dan komprehensif antar sektor
Selain itu, organisasi merespon dengan
untuk tujuan analisis dan evaluasi
memberdayakan Kantor Wilayah DJPb dengan
kebijakan fiskal.
diterbitkannya PMK 169/PMK.05/2012 yang
Data yang valid dan komprehensif antar sektor
didukung dengan pernyataan dari informan FRM-1
menjadi penting untuk keperluan internasional.
bahwa bagaimana jika di kanwil dilakukan
Selain itu kesesuaian atau sinkronisasi informasi
pemberdayaan. Hal tersebut dimitigasi apakah
sektor fiskal dan di sektor lain, baik sektor moneter
mereka mempunyai kompetensi terkait akuntansi
atau sektor riil menjadi langkah yang harus
yang digunakan untuk pondasi. Kompetensi dapat
ditempuh oleh organisasi dengan
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Nur Istiqomah
Halaman 83

dibentuk, yang utama adalah pemberian mandat LKPD. Pernyataan tersebut didukung dengan
terlebih dulu. informasi dari informan FRM-1 bahwa hal pertama
Pernyataan informan FRM-1 diperkuat dengan yang menjadi kendala adalah SDM. SDM pada saat
pernyataan dari CMP-1 bahwa diskusi itu yang paling bagus ada di KPPN daripada di
melembagakan kanwil dimulai ketika ada wacana kanwil, akan tetapi untuk menyusun Laporan GFS
untuk merevitalisasi fungsi kanwil sebagai di kanwil SDM diplanning dengan menempatkan
perwakilan Kementerian Keuangan di daerah. Pada SDM yang bagus.
waktu itu diidentifikasi fungsi-fungsi Kementerian Pernyatan tersebut diperkuat dengan
Keuangan dan kantor pusat apa saja yang bisa pernyataan CMP-2 bahwa SDM di kanwil adalah
dilakukan kanwil sebagai perwakilan Kementerian kurang. Di antara tujuh staf, lima diantaranya
Keuangan di daerah. Terkait dengan hal itu adalah berusia 55 tahun dengan kompetensi dasar Ms
fungsi pelaporan GFS. Mereka bisa berkontribusi Word padahal yang diperlukan adalah kompetensi
baik untuk penghitungan statistik wilayah sebagai dasar Ms Excell.
partner Pemda untuk mengambil kebijakan fiskal.
Salah satu data GFS akan dituangkan dalam bentuk b. Deadline
KFR yang saat penelitian ini disusun sedang Tugas dan fungsi Seksi Analisa, Statistik, dan
disempurnakan konsepnya menjadi konsep yang Penyusunan Laporan Keuangan tidak hanya
lebih komprehensif. menyusun laporan GFS saja tetapi juga menyusun
Gejala-gejala normative pressure yang muncul Laporan Kuasa BUN tingkat Wilayah. Dalam
direspon oleh organisasi DJPb. Ternyata, penyusunan laporan GFS, mengalami kendala
pelaksanaan implementasi GFS ini mengalami deadline penyusunan yang harus segera
berbagai kendala. Kendala yang terjadi salah disampaikan ke Direktorat APK dalam jangka
satunya adalah data pada laporan GFS memerlukan waktu yang telah ditentukan. Dalam menyusun
peningkatan dalam hal validitas, kredibilitas dan laporan GFS di tingkat wilayah perlu adanya
reliabilitas. Penggunaan data dan informasi GFS ketersediaan data LKPD dari pemerintah daerah di
sebagai analisis dan evaluasi kebijakan fiskal wilayah kerjanya. Pemerintah daerah dalam
memerlukan extra effort dari organisasi DJPb. wilayah kerja Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta
Laporan GFS yang ada pada saat ini belum hanya satu entitas pelaporan yaitu Pemerintah
digunakan secara optimal untuk kepentingan Provinsi DKI Jakarta. Akan tetapi, proses
internal Kementerian Keuangan. Sesuai dengan penyusunan LKPD lebih lama daripada
informasi dari salah satu pengguna informasi GFS penyusunan laporan GFS, hal tersebut
USR-1 bahwa implementasi GFS masih perlu mengakibatkan adanya kesulitan memperoleh data
ditingkatkan. USR-1 menjelaskan bahwa mereka tepat waktu. Keterlambatan penyelesaian LKPD
mengunakan data GFS sebagai analisis dan evaluasi beserta metadata mengakibatkan
kebijakan fiskal, tetapi dengan catatan bahwa terjadi keterlambatan penyampaian data dan
kualitas data harus ditingkatkan. Kalau tidak kualitas data pemerintah daerah yang tidak valid.
ditingkatkan, secara alamiah tidak akan digunakan Dengan demikian, hasil konsolidasi laporan sering
jika datanya tidak memenuhi syarat reliabilitas, tidak lengkap. Data yang tidak diperoleh secara
kredibilitas, dan validitas. Dalam membuat keseluruhan mengakibatkan laporan GFS yang
kebijakan harus dengan data yang lengkap, tersusun menjadi informasi parsial dan
kredibel, dan tidak hanya berasal dari satu sumber dipertanyakan validitasnya. Pernyataan tersebut
yang terlalu berisiko karena datanya mencangkup diperjelas dengan informasi langsung dari
nasional dan mempunyai dampak internasional. informan CMP-2 bahwa masalah time lag
penyusunan laporan GFS dengan penyusunan
Kendala-kendala yang dihadapi organisasi laporan Pemda sering tidak sinkron. Penyusunan
DJPb dalam implementasi GFS tersebut adalah GFS lebih dulu daripada penyusunan laporan
sebagai berikut: Pemda, sementara Pemda jika akan memberikan
a. Sumber daya manusia data harus di audit dulu oleh pengawas internal
Sumber daya manusia merupakan hal utama mereka. Jadi dalam penyusunan Laporan GFS
yang memerlukan perhatian dalam sebuah kanwil masih memakai angka prediksi yang
perencanaan strategis organisasi. Sumber daya menjadi tidak valid terutama untuk triwulanan.
manusia dalam implementasi GFS ini adalah
sumber daya manusia di Kanwil DJPb terutama c. Sistem informasi
pada Seksi Analisa, Statistik, dan Penyusunan Sistem informasi menjadi salah satu isu yang
Laporan Keuangan. Penelitian ini memotret paling mendominasi hambatan dalam
sumber daya manusia hanya sebatas pada Kanwil implementasi GFS di Indonesia, ketersediaan data
DJPb Provinsi DKI Jakarta sebagai penelitian awal yang terintegrasi antara pemerintah pusat dan
dalam implementasi GFS. Sumber daya manusia pemerintah daerah menjadi hal yang memerlukan
pada Kantor Wilayah DJPb Provinsi DKI Jakarta penyempurnaan. Kurang optimalnya pemanfaatan
dinilai kurang dalam melaksanakan tugas dan aplikasi akuntansi berbasis teknologi
fungsinya sebagai kontributor data, terutama data informasi dan belum seragamnya penggunaan
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Halaman 84 Nur Istiqomah

aplikasi sistem informasi akuntansi seperti SIPKD, antara informasi akuntansi pemerintah pusat dan
SIMDA, dan lainnya sehingga menjadi hambatan pemerintah daerah untuk mempermudah
untuk konsolidasi laporan GFS tingkat nasional. konsolidasi Laporan Government Finance Statistics,
Walaupun pada saat penelitian ini disusun sedang memperbaiki petunjuk teknis yang berkaitan
dikembangkan Sistem Informasi Republik dengan deadline penyusunan laporan GFS tingkat
Indonesia (SIRI) yang mengintegrasikan informasi wilayah sehingga data yang disampaikan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. SIRI merupakan data yang valid. Komitmen pimpinan
yang sedang disusun ini menurut informasi CMP-1 dan pejabat termasuk di dalamnya dukungan
baru bisa direalisasikan pada tahun 2020. Rencana politik dari kepala daerah dan DPRD juga
untuk mengembangkan Sistem Informasi diperlukan untuk merealisasikan pengembangkan
Keuangan Republik Indonesia untuk solusi bahwa basis data pengelolaan data keuangan pusat dan
saat ini masih menyusun manual dengan Ms Excell. daerah yang terintegrasi.
Dengan SIRI, data SIKD bisa langsung terproses
sehingga bisa menghasilkan laporan-laporan yang 6. IMPLIKASI DAN KETERBATASAN
dibutuhkan dan teknik-teknik yang klerikal dapat
dihilangkan. Hal tersebut membantu dalam fokus Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini
analisis data dan penggunaan data. masih terdapat banyak kekurangan. Kekurangan
tersebut tidak lain karena keterbatasan penelitian
5. KESIMPULAN DAN SARAN dalam penyusunannya. Keterbatasan berupa
kelengkapan data berupa statistik laporan-laporan
Hasil penelitian dari studi dokumentasi dan
GFS yang belum sepenuhnya diakses. Selain itu,
wawancara yang kemudian dianalisis
keterbatasan pada narasumber yang terlibat
menggunakan teknik intrepretatif menyimpulkan
langsung dalam implementasi GFS baik perumus
bahwa organisasi secara umum mengalami
kebijakan pada waktu GFS pertama kali muncul
tekanan-tekanan institusional dengan
pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004,
menunjukkan gejala normative pressure, mimetic
maupun penyusun di seluruh Kantor Wilayah DJPb.
pressure, dan coersive pressure. Jenis tekanan
Informasi dari Badan Kebijakan Fiskal belum dapat
institusional yang mendominasi implementasi
merepresentasikan posisi GFS dengan jelas sebagai
Government Finance Statistics di Indonesia adalah
analisis dan evaluasi kebijakan fiskal juga menjadi
normative pressure dan coersive pressure. Dominasi
keterbatasan penelitian ini. Keterbatasan-
tersebut menunjukkan bahwa penggunaan
keterbatasan itu menjadi beberapa kondisi yang
informasi GFS untuk analisis dan evaluasi
kebijakan fiskal di Indonesia belum memenuhi dipertimbangkan dalam penelitian ini.
ekspektasi yang diinginkan. Tidak terpenuhinya Penelitian ini adalah penelitian awal terkait
ekspektasi tujuan awal implementasi GFS secara implementasi GFS di Indonesia menggunakan Teori
normatif tersebut terkait dengan adanya coersive Institusional-Isomophism. Untuk keperluan
pressure. Beberapa coersive pressure berpengaruh penelitian selanjutnya saran-saran dari penulis
pada implementasi GFS yang dilaksanakan diantaranya adalah menggunakan lingkup
organisasi tidak hanya berfokus pada kebutuhan organisasi yang lebih luas yang melibatkan seluruh
internal Kementerian Keuangan dalam hal ini Kantor Wilayah DJPb di Indonesia sebagai objek
Badan Kebijakan Fiskal. penelitian untuk mendapatkan informasi yang
Tekanan institusional berupa coersive pressure, lebih komprehensif, menggali informasi dari
mimetic pressure dan normative pressure dalam pembuat kebijakan yang terlibat langsung di awal
implementasi GFS di Indonesia mendapatkan implementasi GFS di Indonesia sebagai
respon dari organisasi DJPb. Organisasi narasumber. Narasumber tersebut adalah pihak
menghadapi kendala dalam merespon tekanan- yang berada pada posisi jabatan dan kedudukan
tekanan institusional. Untuk meminimalisasi pengambil kebijakan ketika kebijakan
kendala tersebut saran untuk organisasi adalah implementasi GFS itu dibuat, menggali informasi
perlunya meningkatkan kapasitas SDM yang dari informan yang terlibat dalam tim pembuat
menguasai akuntansi dan teknologi informasi Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004. Informan ini
dalam jumlah yang memadai, peningkatan adalah pembuat kebijakan atau inisiator dibuatnya
kompetensi tenaga akuntansi yang menangani undang undang tersebut, selain itu menggunakan
pengelolaan keuangan daerah dan menguasai basis sumber data statistik deskriptif dengan
akuntansi akrual, komitmen aparatur pemerintah menganalisis laporan-laporan GFS secara lebih
pusat dan pemerintah daerah dalam upaya mendetail untuk mendapatkan informasi substansi
peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan. laporan GFS dalam evaluasi dan analisis kebijakan
fiskal, dan menggunakan metode penelitian mix
Dari sisi teknis juga perlu dilakukan methods dengan mengolah data kuantitatif dan
pengembangan teknologi khususnya kualitatif untuk mendapatkan hasil penelitian yang
aplikasi penatausahaan dan akuntansi yang lebih terukur.
mengakomodasi basis akrual dan yang terintegrasi
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Nur Istiqomah
Halaman 85

PENGHARGAAN Isomorphism and Collective Rationality in


Organizational Fields. American Sociological
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih Review Vol 48: 147-160.
kepada para pihak yang telah memberikan
kontribusi berupa sumbang saran dan kontribusi Direktorat Jenderal Perbendaharaan. (2015a).
lainnya terhadap penyelesaian penulisan Delapan Rekomendasi untuk Pemerintah
penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu per Dalam Perbaikan Pengelolaan Keuangan
satu. Ucapan terima kasih kepada pembimbing Negara dan Kualitas LKPP.
penulis Bapak Acwin Hendra Saputra yang http://www.djpbn.kemenkeu.go.id/portal/id
membimbing dari awal dalam penulisan ini. Segala /berita/129-nasional/1772-delapan-
isi, pemikiran, dan hasil penelitian yang terdapat rekomendasi-untuk-pemerintah-dalam-
dalam penelitian ini adalah sepenuhnya tanggung rangka-perbaikan-pengelolaan-keuangan-
jawab penulis termasuk error yang kemungkinan negara-dan-peningkatan-kualitas-
terjadi. Hasil penelitian bukan merupakan lkpp.html?highlight=WyJnb3Zlcm5tZW50Iiwi
representasi dari organisasi di mana penulis ZmluYW5jZSIsInN0YXRpc3RpY3MiLCJnb3Zlc
berasal. m5tZW50IGZpbmFuY2UiLCJnb3Zlcm5tZW50I
GZpbmFuY2Ugc3RhdGlzdGljcyIsImZpbmFuY2
DAFTAR PUSTAKA Ugc3RhdGlzdGljcyJd (diakses 23 Desember
2016).
Akbar, Rusdi. (2012). Institusional Isomorphism
dalam Akuntabilitas Kinerja Sektor Publik di -------. (2015b). Jawa Barat Sinergikan Entitas
Indonesia. http://feb.ugm.ac.id/id/riset-dan- Akuntansi Untuk Opini WTP.
publikasi/artikel-dosen/1185-institutional- http://www.djpbn.kemenkeu.go.id/portal/id
isomorphism-dalam-akuntabilitas-kinerja- /berita/128-regional/1704-jawa-barat-
sektor-publik-di-indonesia.html (diakses 15 sinergikan-entitas-akuntansi-untuk-opini-
Desember 2016). wtp.html?highlight=WyJnZnMiXQ== (diakses
23 Desember 2016).
Amirya, Mirna., Ali Djamhuri, dan Unti Ludigdo.
(2012). Pengembangan Sistem Anggaran dan -------. (2016). GFS: Lebih dari Sekedar Laporan
Akuntansi Badan Layanan Umum Universitas Konsolidasian.
Brawijaya: Perspektif Institusionalis. Jurnal http://www.djpbn.kemenkeu.go.id/portal/id
Akuntansi Multiparadigma 3 Vol 3: 334-501. /berita/berita/berita-nasional/2406-gfs-
lebih-dari-sekedar-laporan-
Barton, Allan. (2011). Why Governments Should konsolidasian.html?highlight=WyJnZnMiXQ==
Use the Government Finance Statistics (diakses 23 Desember 2016).
Accounting System. ABACUS Vol 47 No 4:
411:445. Djamhuri, A. dan Mahmudi. (2006). New Public
Management, Accounting Reform, and
Creswell, Jhon W. (2009). Research Design: Institutional Perspective of Public Sector
Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Accounting in Indonesia. Jakarta: Jurnal Bisnis
Approaches. California: SAGE Publication. dan Akuntansi Vol 8: 3.
-------. 2014. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset: Dziobek, Caludia. (2013). Recent Improvements to
Memilih di antara lima pendekatan Edisi 3. the Government Finance Statistics Yearbook
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Database in Response to Analytical Needs. IMF
Darono, Agung. (2012). Penggunaan Teori Working Paper: International Monetary Fund.
Institusional dalam Penelitian Teknologi Frumkin, Peter., dan Joseph Galaskiewicz.
Informasi dan Komunikasi di Indonesia. Institutional Isomorphism and Public Sector
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi. Organization. Journal of Public Administration
https://www.researchgate.net/publication/3 Theory.
05477957 (diakses 18 Desember 2016).
Fuad, Noor., Subkhan, dan Insyafiah. (2006).
-------. 2016. Information Integration in Public Government Finance Statistics beserta
Finance Management: An Institutional Politic Ilustrasi Penerapannya di Indonesia. Jakarta:
Perpective. Jakarta: IRSA. LPKPAP.
Darono, Agung., Lukito Edi Nugroho, dan Warsun Guba, Egon G., dan Yvonna S. Lincoln. (1994).
Najib. (2013). Tinjauan Intrepretatif Terhadap Competing Paradigms in Qualitative Research,
Aspek-Aspek Institusional dalam Implementasi dalam Norman K. Denzim and Yvonna S.
Layanan Elektronik: Studi Kasus PT. XYZ. Lincoln. Handbook of Qualitative Research.
JNTETI Vol 2: 29 – 36. California: Sage Publications.
DiMaggio, Paul J., dan W.W. Powell. (1983). The International Monetary Fund. (2005). Indonesia:
Iron Cage Revisited: Institutional Report on the Observance of Standards and
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Halaman 86 Nur Istiqomah

Codes—Data Module, Response by the Madjid, Noor Cholis. (2014). Asumsi Dasar Ekonomi
Authorities, and Detailed Assessments Using Makro, Langkah Awal Penyusunan APBN yang
the Data Quality Assessment Framework. Berkualitas. Majalah Edukasi Edisi 20 hal 32-
Washington, DC: International Monetary 35. Jakarta: BPPK.
Fund.
Mankiw, N. Gregory. (2011). Brief Principles of
http://www.imf.org/external/pubs/ft/scr/20
Macroeconomics. 6th edition. South Western
05/cr05255.pdf (diakses 26 Desember 2016).
Cengage Learning.
-------. (2010). Government Finance Statistics to http://libgen.in/book/index.php?md5=5d4af
Streghten Fiscal Analysis. Washington, DC: deaf416511021b5c7e6ce439a73 (diakses 16
International Monetary Fund. November 2016).
-------. (2013). Review of the Implementastion of Miles, M.B., dan Huberman, A. M. (1994).
Government Finance Statistics to Qualitative Data Analysis. California: SAGE
Strenghtehen Fiscal Analysis. Washington, DC: Publication.Inc.
International Monetary Fund.
Musgrave, Richard A. (1959). The Theory of Public
Johnston, Mel. (2013). Mimetic, Coersive and Finance: A Study in Public Economy. New
Normative Influence and the Decision of York: McGraw-Hill.
National Sport Organisation to Bid for World
Musgrave, Richard A., Peggy B. Musgrave. (1991).
Championship Events. Auckland: Auckland
Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek.
University of Technology.
Jakarta: Erlangga.
Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan
Nasution, Mulia P. (2004). Sistem Akuntansi
Badan Pusat Statistik. (2014). The Past Five
Pemerintahan. Makalah. Jakarta: Kementerian
Years of G20 DGI Implementation in
Keuangan.
Indonesia.
http://www.imf.org/external/np/seminars/e Nazir, Moh. (2014). Metode Penelitian. Jakarta:
ng/2014/dgi/pdf/e.pdf (diakses 26 Desember Ghalia Indonesia.
2016).
Scott, W.R. (2004). Institutional Theory:
Kementerian Keuangan. (2011a). Indonesia Bisa Contributing to a Theoritical Research
Jadi Inspirasi Dalam Pelaporan Keuangan Program, in K.G. Smith, dan M.A. Hitt (Eds.):
Negara Dan Akuntansi. Great Minds in Management: The Process of
http://kemenkeu.go.id/Berita/indonesia- Theory Development. Oxford: Oxford
bisa-jadi-inspirasi-dalam-pelaporan- University Press.
keuangan-negara-dan-akuntansi (diakses 23
------. (2001). Institutions and Organizations.
Desember 2016).
Thousand Oaks, California: SAGE Publishing.
------. (2011b). Pemerintah Terus Tingkatkan
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kapasitas Pelaporan Keuangan dan Akuntansi.
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
http://kemenkeu.go.id/Berita/pemerintah-
terus-tingkatkan-kapasitas-pelaporan- Sukirno, Sadono. (2004). Makroekonomi Teori
keuangan-dan-akuntansi (diakses 23 Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: PT
Desember 2016). Rajagrafindo Persada.
------. (2013). ASEAN dan Australia Sharing Tanzi, Vito. (1991). Public Finance in Developing
Penerapan Statistik Keuangan Pemerintah di Countries. Aldershot: Edwar Edgar.
Indonesia.
------. (2014). Budget, Institutions and Fiscal Policy.
http://kemenkeu.go.id/Berita/asean-dan-
Fiscal Policy Meeting Ministry of Finance and
australia-sharing-penerapan-statistik-
Getulio Vargas Foundation. Sao Paulo.
keuangan-pemerintah-di-indonesia (diakses
20 Desember 2016). Thornton, P.H., dan W. Ocasio. (2008). Institutional
Logics, in C.O. Royston Greenwood, Roy
------ (2014). Ditjen Perbendaharaan Siap Hadapi
Suddaby, Kerstin Sahlin-Andersson (Ed.): The
Tiga Agenda Besar 2014.
Sage Handbook of Organizational
http://kemenkeu.go.id/Berita/ditjen-
Institutionalism. Sage Publications.
perbendaharaan-siap-hadapi-tiga-agenda-
besar-2014 (diakses 23 Desember 2016). Uppal, J.S dan M. Suparmoko. (1986).
Intergovernmental Finance in Indonesia.
------. (2016). BPPK Selenggarakan Lokakarya SIRI
Jurnal Ekonomi Keuangan Indonesia Volume
dan Diklat GFS. http://kemenkeu.go.id/Berita-
XXXIV, No.4: 45-54.
Unit/bppk-selenggarakan-lokakarya-siri-dan-
diklat-gfs (diakses 20 Desember 2016).
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Nur Istiqomah
Halaman 87

Wahyuni, Tri Ersa. (2012). Discussion on


Indonesia-IFRS Convergence.
http://ersatriwahyuni.blogspot.co.id/2012/0
9/the-use-of-institutional-theory-in-ifrs.html
(diakses 15 Desember 2016).
Wanitthanankun, Jarupan. (2014). Government
Finance Statistics for Fiscal Transparency and
Sustainability: A Case Study of Thailand.
Bangkok: Bank of Thailand.
Weber, Kristen. dan Sarah Morrison. (2015). The
Institutional Analysis: Uncovering Pathways
to Improving Public Systems and Intervention
for Children and Families. Washington, DC:
Center for the Study of Social Policy.
Wiest, Benoit. dan Pokar Khemani. (2007). How to
Check Integrity of Fiscal Data. http://blog-
pfm.imf.org/pfmblog/2016/11/how-to-
check-integrity-of-fiscal-data-.html (diakses
18 Desember 2016).
Wuryanto, Puput. (2015). Relevansi Penerapan
Government Finance Statistics (GFS) dalam
Menilai Kebijakan Fiskal. Jurnal BPPK Volume
8: 53-76.
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Halaman 88 Nur Istiqomah

Hasil Studi Intrepretasi Dokumentasi Publikasi Resmi Internasional

Waktu Deskripsi Publikasi Hasil Intrepretasi terkait Implementasi GFS


Juli Report on the Observance of Implementasi GFS tercantum dalam rekomendasi IMF dengan
2005 Standards and Codes (ROSC)— latar belakang bahwa statistik keuangan merupakan mandat
Data Module of Indonesia pada dari UU Nomor 1 2004 yang harus dilaksanakan dan
tautan dipublikasikan pada website resmi Kementerian Keuangan.
http://www.imf.org/external/ Menunjukkan gejala coersive pressure.
pubs/ft/scr/2005/cr05255.pd
f

Juni Publikasi seminar The Joint Rekomendasi ke-15 dan rekomendasi ke-17 menyebutkan
2014 FSB/IMNF Global Conference di bahwa dalam implementasi DGI terkait dengan Sectoral
Basel, Switzerland tanggal 25- Account sebagai salah satu langkahnya adalah implementasi
26 Juni 2014 dengan judul The GFSM 2014 oleh Kementerian Keuangan. Menunjukkan gejala
Past Five Years of G20 DGI coersive pressure.
Implementation in Indonesia
pada tautan
http://www.imf.org/external/
np/seminars/eng/2014/dgi/p
df/e.pdf
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Nur Istiqomah
Halaman 89

Hasil Studi Intrepretasi Dokumentasi Publikasi Resmi Nasional

Waktu Deskripsi Publikasi Hasil Intrepretasi terkait Implementasi GFS


Agustus Rencana Strategis Direktorat Jenderal Penyempurnaan Laporan Statistik Keuangan
2015 Perbendaharaan tahun 2015-2019 pada Pemerintah Indonesia melalui sistem Information
tautan Technology yang terintegrasi antara akuntansi
http://www.djpbn.kemenkeu.go.id/publi pusat dan daerah. Menunjukkan adanya respon
kasi/ppid/i_c_renstra_djpbn.pdf organisasi dalam menghadapi normative pressure.
September Indonesia bisa menjadi inspirasi dunia Kerjasama Kementerian Keuangan Indonesia
2011 dalam pelaporan keuangan pada tautan dengan Kementerian Keuangan Australia sejak
berita 2007 tentang peningkatan
http://kemenkeu.go.id/Berita/indonesia kapasitas pelaporan keuangan negara dan
-bisa-jadi-inspirasi-dalam-pelaporan- akuntansi termasuk didalamnya kerjasama dalam
keuangan-negara-dan-akuntansi implementasi GFS. Menunjukkan adanya respon
organisasi dalam menghadapi mimetic pressure.

September Migrasi SAP CTA menuju Accrual pada Reformasi pengelolaan keuangan negara di
2011 tautan berita Indonesia yang terjadi di DJPb mengacu pada
http://kemenkeu.go.id/Berita/pemerinta international best practices. Penggunaan standar
h-terus-tingkatkan-kapasitas-pelaporan- akuntansi akrual merupakan langkah nyata dalam
keuangan-dan-akuntansi reformasi pengelolaan keuangan. Menunjukkan
adanya respon organisasi dalam menghadapi
gejala mimetic pressure.
Oktober ASEAN dan Australia Sharing Penerapan Kerjasama antara Kementerian Keuangan dengan
2013 Statistik Keuangan Pemerintah di IMF dan GPF diwujudkan dalam dilaksanakannya
Indonesia pada tautan berita Lokakarya GFS. Menunjukkan adanya gejala
http://kemenkeu.go.id/Berita/asean- mimetic pressure dan respon organisasi dalam
dan-australia-sharing-penerapan- menghadapi tekanan institusional tersebut.
statistik-keuangan-pemerintah-di-
indonesia
Januari Agenda besar DJPb tahun 2014 pada Implementasi GFS menjadi agenda besar kedua
2014 tautan berita yang dilakukan DJPb dengan bekerja sama
http://kemenkeu.go.id/Berita/ditjen- dengan para stakeholders. Menunjukkan adanya
perbendaharaan-siap-hadapi-tiga- respon organisasi dalam menghadapi gejala
agenda-besar-2014 normative pressure.
Juni 2015 Sinergi Entitas Pelaporan Keuangan pada Implementasi Sistem Akuntansi Berbasis Akrual
tautan berita pada pemerintah daerah untuk konsolidasian
http://www.djpbn.kemenkeu.go.id/porta data statistik keuangan pemerintah.
l/id/berita/128-regional/1704-jawa- Menunjukkan adanya respon organisasi dalam
barat-sinergikan-entitas-akuntansi- menghadapi gejala mimetic pressure
untuk-opini-
wtp.html?highlight=WyJnZnMiXQ==

Agustus Rekomendasi Badan Anggaran DPR RI Rekomendasi ke-6 menyebutkan bahwa


2015 kepada pemerintah dalam perbaikan pemerintah agar menerapkan dan menyusun
pengelolaan keuangan pada tautan berita statistik keuangan pemerintah (Government
http://www.djpbn.kemenkeu.go.id/porta Finance Statistics). Menunjukkan adanya gejala
l/id/berita/129-nasional/1772-delapan- coersive pressure.
rekomendasi-untuk-pemerintah-dalam-
rangka-perbaikan-pengelolaan-
keuangan-negara-dan-peningkatan-
kualitas-
lkpp.html?highlight=WyJnb3Zlcm5tZW5
0IiwiZmluYW5jZSIsInN0YXRpc3RpY3Mi
LCJnb3Zlcm5tZW50IGZpbmFuY2UiLCJnb
3Zlcm5tZW50IGZpbmFuY2Ugc3RhdGlzd
GljcyIsImZpbmFuY2Ugc3RhdGlzdGljcyJd
ANALISIS IMPLEMENTASI GOVERNMENT FINANCE Indonesian Treasury Review Vol.3, No.2,2018, Hal.69-90
STATISTICS DI INDONESIA: PENDEKATAN TEORI INSTITUSIONAL
Halaman 90 Nur Istiqomah

Waktu Deskripsi Publikasi Hasil Intrepretasi terkait Implementasi GFS


Januari Launching Website GFS pada tautan Keterbukaan data publikasi tampil pada menu
2016 berita utama website resmi Direktorat Jenderal
http://www.djpbn.kemenkeu.go.id/porta Perbendaharaan www.gfs.djpbn.kemenkeu.go.id .
l/id/berita/berita/berita-nasional/2406- Menunjukkan adanya respon organisasi dalam
gfs-lebih-dari-sekedar-laporan- menghadapi gejala coersive pressure.
konsolidasian.html?highlight=WyJnZnMi
XQ==
Agustus Penyelenggaraan Diklat GFS oleh BPPK Narasumber pada Diklat GFS berasal dari IMF,
2016 pada tautan berita DJPb dan DJPPR sebagai praktisi langsung
http://kemenkeu.go.id/Berita- implementasi GFS. Menunjukkan adanya respon
Unit/bppk-selenggarakan-lokakarya-siri- organisasi dalam menghadapi gejala mimetic
dan-diklat-gfs pressure.
Sumber: Diolah dari berbagai sumber

Anda mungkin juga menyukai