Anda di halaman 1dari 4

Nama : Owen N Huwae

Nim : 201997011

TUGAS RANGKUMAN MATERI

PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL SERTA PELAKSANAAN REKLAMASI


DAN PERMASALAHANNYA

LATAR BELAKANG

Wilayah pantai Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa- jasa lingkungan yang sangat
penting untuk dikembangkan (ekosistem pantai )

Diperkirakan 60% atau 150 juta dari penduduk Indonesia bermukim di wilayah pesisir.

Diperkirakan 80% lokasi industri di Indonesia terletak di wilayah pesisir, karena akses
transportasinya lebih mudah ke pusat perdagangan.

Pemanfaatan sumberdaya alam di wilayah pesisir telah menimbulkan ancaman kelestarian


ekosistem yang sangat kritis. Sebaliknya, ada beberapa wilayah, potensi sumberdaya belum
dimanfaatkan secara optimal.

PERMASALAHAN DI WP-3-K

- DEGRADASI EKOSISTEM DAN SDA


42% terumbu karang rusak berat

29% rusak,

23% baik

dan hanya 6 % sangat baik

Kerusakan 40% hutan mangrove

Berkurangnya stok sumberdaya ikan

- KERAWANAN BENCANA ALAM

Abrasi. erosi, tsunami, perubahan iklim , dll.

- PENCEMARAN LAUT DAN PESISIR


Akibat aktivitas di daratan maupun di laut
- PENGELOLAAN KONSERVASI LAUT BELUM OPTIMAL
Punahnya sejumlah spesies SDI
Eksploitasi sumber daya kurang sesuai daya dukung lingkungan
- KETIDAKPASTIAN DAN KEKOSONGAN HUKUM
Konflik antar beberapa produk hokum
- KONFLIK PEMANFAATAN RUANG
- KEBIJAKAN MASIH BERSIFAT SEKTORAL
- KURANG KETERPADUAN
- RENDAHNYA KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA
- LEMAH PERANAN MASYARAKAT ADAT
ANCAMAN BENCANA DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

BENTUK ANCAMAN BENCANA (AKIBAT ALAM DAN MANUSIA) :


• GEMPA BUMI DAN TSUNAMI
• SEA LEVEL RISE (KENAIKAN PARAS MUKA AIR LAUT)
• ABRASI PANTAI
• BANJIR
• BADAI/ANGIN TOPAN TROPIS

EROSI DAN ABRASI


Pengaruh alam
• Pengaruh pengikisan pantai
oleh ombak
• Perpindahan sedimen/material pantai

Pengaruh manusia
• Penebangan hutan mangove
• Pengaruh adanya bangunan pantai yang menjorok ke laut (jetty, breakwater, groin,
reklamasi)
• Penambangan material pantai
• Pengaruh pembuatan pemecah
gelombang lepas pantai
• Pengaruh pembuatan seawall

Oleh karena itu dibuat dasar hukum wp3k


Yang pertama UU 26 / 2007 tentang Penataan Ruang
Yang kedua UU 27 / 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil

TUJUAN UU PWP-3-K
• melindungi, mengonservasi, merehabilitasi, memanfaatkan, dan memperkaya Sumber Daya
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta sistem ekologisnya secara berkelanjutan;.
• menciptakan keharmonisan dan sinergi antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam
pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
• memperkuat peran serta masyarakat dan lembaga pemerintah serta mendorong inisiatif
masyarakat dalam pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil agar tercapai
keadilan, keseimbangan, dan keberkelanjutan.
meningkatkan nilai sosial, ekonomi, dan budaya Masyarakat melalui peran serta masyarakat
dalam pemanfaatan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

REHABILITASI
Rehabilitasi dilakukan dengan cara:
a. pengayaan sumber daya hayati;
b. perbaikan habitat;
c. perlindungan spesies biota laut agar tumbuh dan berkembang secara alami;
d. ramah lingkungan
Rehabilitasi dilakukan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dan/atau setiap Orang
yang secara langsung atau tidak langsung memperoleh manfaat dari Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil.
SEMPADAN PANTAI
PENGERTIAN SEMPADAN PANTAI
Dalam UU No 27/2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil,
disebutkan bahwa sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian yang lebarnya
proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, minimal 100 (seratus) meter dari titik
pasang tertinggi ke arah darat.

FUNGSI KAWASAN SEMPADAN PANTAI


Kawasan Sempadan Pantai dapat dimanfaatkan untuk kegiatan:
- ruang terbuka hijau;
- pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk mencegah bencana pesisir;
- kegiatan rekreasi, wisata bahari dan eko-wisata;
- penelitian dan pendidikan; dan
- kepentingan adat dan kearifan lokal. pertahanan dan keamanan; perhubungan; atau
komunikasi

RENCANA PENGELOLAAN TELUK AMBON DALAM


Latar belakang
• Menindaklanjuti implementasi Ambon Waterfront City, dimana Teluk Ambon Dalam (TAD)
merupakan salah satu lokasi prioritas untuk dikembangkan
• Mewujudkan salah satu amanat UU No 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Pulau – Pulau Kecil, yaitu untuk menyusun Rencana Zonasi, termasuk Rencana Zonasi
Rinci
• Secara mikro, Teluk Ambon Dalam (TAD) merupakan wilayah pesisir yang rentan akan
degradasi lingkungan dan merupakan wilayah dengan ‘tekanan’ yang tinggi akibat lokasinya
yang tertutup, sehingga dibutuhkan penataan ruang yang selaras antara aspek konservasi
dan ekonomi
• Menghindari terjadinya konflik pemanfaatan ruang di kawasan Teluk Ambon Dalam (TAD)
dan mengoptimalkan potensi sumberdaya yang terdapat di Teluk Ambon Dalam (TAD)

Permasalahan Lingkungan
• Sedimentasi akibat aktivitas pembukaan lahan, serta curah hujan yang tinggi , rata – rata
penumpukkan sedimen 24 mm/th
• Sampah dan limbah rumah tangga
• Degradasi mangrove, terumbu karang dan lamun akibat proses sedimentasi dan pembukaan
lahan oleh masyarakat
• Intrusi air laut di beberapa titik, seperti di Paso dan Lateri
• Terdapat beberapa spot limbah minyak dari kapal – kapal yang masuk ke Teluk Ambon
Dalam

REKLAMASI dalam UU No 27 tahun 2007


Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh Orang dalam rangka meningkatkan manfaat
sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara
pengurugan, pengeringan lahan atau drainase

Reklamasi dibutuhkan karena


- keterbatasan lahan untuk pengembangan Kawasan dan pembangunan.
- Perlu lahan untuk greenbelt atau pelindung pantai
- Perlindungan dataran rendah pasir
- Mengatasi subsidence
- Mengatasi kenaikan paras muka air laut
- Mengisi lahan yang hilang

Anda mungkin juga menyukai