Anda di halaman 1dari 1

Struktur dasar punden berundak ditemukan pada situs-situs purbakala dari periode kebudayaan 

Megalit-
Neolitikum pra-Hindu-Buddha masyarakat Austronesia, meskipun ternyata juga dipakai pada bangunan-bangunan
dari periode selanjutnya, bahkan sampai periode Islam masuk di Nusantara. Persebarannya tercatat di kawasan
Nusantara sampai Polinesia,[1] meskipun di kawasan Polinesia tidak selalu berupa undakan, dalam struktur yang
dikenal sebagai marae oleh orang Maori. Masuknya agama-agama dari luar sempat melunturkan praktik
pembuatan punden berundak pada beberapa tempat di Nusantara, tetapi terdapat petunjuk adanya adopsi unsur
asli ini pada bangunan-bangunan dari periode sejarah berikutnya, seperti terlihat pada Candi Borobudur, Candi
Ceto, dan Kompleks Pemakaman Raja-raja Mataram di Imogiri.

Anda mungkin juga menyukai