Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM

BENGKEL LISTRIK SMT IV

DISUSUN OLEH :

CATUR SULIS TRIANTO

(3.31.21.0.04/LT-2A)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2023
LAPORAN PRAKTIKUM

BENGKEL LISTRIK SMT IV

Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktek Instalasi Listrik Industri

Teknik Listrik Semester Genap Tahun Akademik 2022/2023

Dosen Pengampu : Bapak Aji Hari Yadi, S.T, M.T

DISUSUN OLEH :

CATUR SULIS TRIANTO

(3.31.21.0.04/LT-2A)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua, sehingga saya dapat membuat laporan Praktek Instalasi Kerja Industri ini.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Praktek Instalasi Listrik Industri. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang instalasi listrik industri bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Dalam kesempatan ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Industri ini, di antaranya:

1. Bapak Aji Hari Yadi, S.T,M.T, selaku Dosen pengampu praktek bengkel.
2. Bapak Toolman Bengkel Listrik, yang telah membantu menyediakan perlengkapan
selama praktikum berlangsung.
3. Ayah dan Ibu, selaku orangtua yang selalu memberikan support dan do’a terbaiknya
kepada anaknya.
4. Rekan-rekan kelas LT-2A.

Walaupun demikian, saya berusaha dengan semaksimal mungkin demi kesempurnaan


penyusunan laporan ini baik dari hasil kegiatan belajar mengajar di kampus, maupun dalam
menunaikan praktik kerja di dunia industri. Saran dan kritik yang sifatnya membangun begitu
saya harapkan demi kesempurnaan dalam penulisan laporan berikutnya.

Akhir kata, saya berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat membantu
bagi kemajuan serta perkembangan Prodi Teknik Listrik Politeknik Negeri Semarang. Saya
ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu, semoga Allah Swt.
membalas semua kebaikan kalian. Aamiin.

Semarang, 22 Maret 2023

Catur Sulis Trianto


I. LATAR BELAKANG
Saat ini hampir semua alat-alat rumah tangga berupa barang elektronik, sehingga
membutuhkan listrik dalam penggunaannya. Kebutuhan sehari-hari yang sangat
bergantung pada listrik, menyebabkan persoalan listrik di dalam hunian pun perlu
diperhatikan dengan cermat. Salah-salah bisa berisiko pada konsleting listrik yang
berujung pada petaka.
Tak hanya dalam rumah tangga, instalasi listrik juga digunakan di berbagai tempat
termasuk di industri atau perusahaan. Berbeda dengan di rumah-rumah, tentunya di
sebuah industri atau perusahaan memiliki sistem instalasi yang agak rumit. Hal itu
dikarenakan dalam industri, instalasi tak hanya digunakan untuk sistem penerangan saja.
Tetapi instalasi listrik di industri juga digunakan sebagai line penghubung untuk mesin-
mesin itu di industri itu sendiri. Oleh karena itu, pastinya akan sangat berbeda
penggunaan, perakitan, dan penyambungan instalasi listrik antara di rumah dan di
sebuah industri.
Instalasi listrik memiliki pengertian sebagai sebuah perangkat yang dipergunakan
untuk mengalirkan energi listrik dari sumber listrik ke berbagai alat elektronik yang
memerlukan listrik. Kemudian, terdapat berbagai macam jenis sumber listrik. Sebut saja
aki, genset, baterai, solar cell, dan lainnya. Namun, sumber listrik yang umum
digunakan pada kebutuhan rumah tangga berasal dari pembangkit listrik yang dikelola
oleh PLN.
Berbeda dengan instalasi listrik untuk rumah tangga ataupun untuk penerangan di
fasilitas publik, yang biasanya menggunakan aliran listrik 1 fasa, di instalasi listrik
industri ternyata menggunakan beban yang lebih tinggi, sebab umumnya menggunakan
sampai 3 fasa. Hal ini tentu saja ditentukan dari beban aktivitas yang memerlukan listrik,
yang digunakan tiap harinya oleh industri tersebut. Namun memang jika untuk industri
dengan skala yang besar, dibutuhkan fasa listrik yang besar juga.

II. TUJUAN PRAKTIKUM


Adapun tujuan dari praktikum instalasi listrik industri ini adalah sebagai berikut.
1. Mampu membaca gambar kerja instalasi penerangan dan tenaga dengan benar.
2. Mampu melaksanakan pembongkaran, perakitan, pengawatan, dan pemasangan
panel distribusi dengan baik dan benar.
3. Mampu melaksanakan pembongkaran, perakitan, pengawatan, dan pemasangan
panel kontrol dengan baik dan benar.
4. Mampu melaksanakan pembongkaran, perakitan, pengawatan, dan pemasangan
panel penerangan dengan baik dan benar.
5. Mampu melaksanakan pemasangan instalasi penerangan tiga fasa dengan baik dan
benar.
6. Melaksanakan pemasangan instalasi tenaga tiga fasa dengan baik dan benar.
7. Mampu mengoperasikan pengujian instalasi listrik dengan baik dan benar.

III. TEORI DASAR


Dalam praktikum ini, penulis beracuan pada beberapa teori-teori yang sebelumnya
telah penulis dapatkan. Diantaranya adalah sebagai berikut.
3.1 Instalasi Tenaga Listrik
Instalasi tenaga listrik adalah pemasangan komponen-komponen peralatan
listrik untuk melayani perubahan energi listrik menjadi tenaga mekanis dan
kimia. Instalasi listrik yang lebih baik adalah instalasi yang aman bagi manusia
dan akrab dengan lingkungan sekitarnya.
Dalam Instalasi tenaga listrik, terdapat juga instalasi penerangan. Instalasi
penerangan merupakan suatu rangkaian beberapa komponen listrik dari sumber
ke beban yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya secara listrik, yang
terletak pada suatu tempat atau ruangan tertentu. Jenis instalasi ini berupa titik
cahaya sehingga terbentuklah suatu sistem yang mempunyai fungsi.

3.2 Penghantar Listrik/Kabel


Secara umum pengertian kabel adalah media penghantar tenaga listrik dari
sumber tegangan listrik keperalatan yang menggunakan tenaga listrik atau
menghubungkan suatu peralatan listrik ke peralatan listrik lainnya. Bahan dari
kabel ini beraneka ragam, khusus sebagai pengantar arus listrik, umumnya
terbuat dari tembaga dan umumnya dilapisi dengan pelindung.
Beberapa jenis kabel yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut.
a) Kabel NYA
Kabel jenis NYA adalah kabel dengan inti yang terbuat dari bahan
tembaga tunggal dan dilapisi bahan isolator PVC satu lapis. Kabel jenis ini
biasanya digunakan untuk instalasi di perumahan dan instalasi kabel udara.
Jika Anda ingin menggunakan kabel NYA, sebaiknya dilengkapi dengan
pelindung seperti pipa PVC. Tegangan nominal berkisar antara 400 - 690
(600)V.

Gambar kabel NYM

b) Kabel NYAF

Jenis kabel ini memiliki inti tembaga berserabut, dengan inti tunggal
berisolasi bahan isolator PVC satu lapis. Ini adalah kabel yang memiliki sifat
fleksibilitas yang tinggi karena inti tembaganya berbentuk serabut. Kabel
jenis ini cocok untuk instalasi pada panel listrik yang membutuhkan banyak
lekukan. Namun, kabel NYAF sebaiknya tidak digunakan di lingkungan
terbuka yang bersifat basah maupun kering karena mudah terkelupas.
Tegangan nominal berkisar antara 300 - 500 V.
c) Kabel NYM

Jenis kabel ini sering digunakan di rumah dan gedung, dengan inti kabel
yang terdiri dari satu sampai empat inti dan dilengkapi dengan lapisan isolasi
PVC. Keberadaan bahan isolasi membuat kabel bisa digunakan di daerah
kering ataupun basah, dan memiliki tingkat keamanan yang cukup baik.
Tegangan nominal berkisar antara 230 - 400 (300) V.
d) Kabel NYY

Jenis kabel ini memiliki inti tembaga berisolasi PVC. Kabel jenis NYY
dibuat untuk instalasi tetap yang ditanam di dalam tanah, atau kondisi di
lingkungan terbuka dengan tambahan perlindungan seperti duct, pipa PVC,
atau pipa besi. Yang perlu Anda ketahui, bahan isolator pada kabel ini
memiliki konstruksi yang lebih kuat sehingga harganya lebih mahal. Selain
itu, bahan isolator pada kabel jenis NYY biasanya dilengkapi dengan anti
gigitan tikus. Tegangan nominalnya berkisar antara 0.6 - 1 (1.2) kV.

3.3 Saklar
Saklar adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi untuk
memutuskan dan menyambungkan arus listrik pada perangkat, saklar listrik juga
familiar dengan istilah switch.
Tidak hanya berfungsi untuk memutuskan dan juga menyambungkan arus
listrik. Saklar listrik juga digunakan dengan tujuan lain. Diantaranya adalah
untuk memindahkan arus listrik dari satu konduktor pada konduktor yang lain.
Berikut adalah jenis-jenis saklar berdasarkan penggunaannya.
 Saklar dalam Instalasi Penerangan
a) Saklar Tunggal

Saklar tunggal adalah saklar yang terdiri dari hanya satu tuas dan
berfungsi menyalakan dan mematikan lampu dengan sekali tekan.
b) Saklar Tekan atau Saklar Bel

Saklar tekan atau saklar bel adalah perangkat / saklar sederhana


yang berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus
listrik dengan sistem kerja tekan unlock (tidak mengunci).
c) Saklar Tukar
Saklar tukar adalah saklar yang yang dapat digunakan untuk
menghidupkan dan mematikan lampu dari tempat yang berbeda.
Instalasi saklar tukar adalah penggunaan dua buah saklar untuk
meyalakan dan menghidupkan satu buah lampu dengan cara bergantian.

Wiring penggunaan saklar tukar

d) Saklar Impuls
Saklar impuls adalah salah satu jenis saklar yang bekerja
berdasarkan prinsip elektromagnetik dengan posisi saklar yang akan
berubah setiap impuls bekerja ketika ada tegangan yang masuk ke coil.
Dalam pengoperasiannya, saklar impuls harus dikombinasikan dengan
saklar tekan (push button). Saklar tekan adalah saklar yang dapat
menghubungkan dan memutuskan aliran listrik tanpa adanya
penguncian.
Gambar saklar impuls

 Saklar dalam Instalasi Tenaga


a) Push Button
Push button switch (saklar tombol tekan) adalah perangkat/saklar
sederhana yang berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan
aliran arus listrik dengan sistem kerja tekan unlock (tidak mengunci).
Sistem kerja unlock disini berarti saklar akan bekerja sebagai device
penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat tombol ditekan, dan
saat tombol tidak ditekan (dilepas), maka saklar akan kembali pada
kondisi normal.

Gambar push button

b) Selector Switch
Selector Switch atau biasa disebut dengan Rotary Switch adalah
saklar yang dioperasikan atau difungsikan dengan cara memutar. Saklar
ini digunakan untuk memilih satu dari dua atau lebih posisi. Ada yang
berlaku seperti toggle switch dimana selektor dapat berhenti pada satu
posisi, dan ada yang berlaku seperti push button, dimana setelah
melakukan pemilihan maka selector akan kembali ke posisi semula atau
posisi netral.

Gambar Selector Switch

3.4 Fitting
Fitting lampu adalah perangkat kelistrikan yang berfungsi sebagai dudukan
atau tempat meletakkan lampu. Pins juga akan sangat terbantu selama
pemasangan lampu karena alat ini akan melindungi tangan sehingga lebih aman
dan tidak tersengat listrik.

Gambar Fitting Lampu

3.5 Stop Kontak


Stop kontak adalah sebuah terminal yang berfungsi untuk menghubungkan
jalur listrik utama (main line) ke perangkat elektronik lainnya sehingga perangkat
elektronik tersebut dapat menerima arus listrik dan dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.
Gambar stop kontak

3.6 Kotak Hubung


Penyambungan atau pencabangan hantaran listrik pada instalasi dengan pipa
harus dilakukan dalam kotak hubung. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi
sambungan atau percabangan hantaran dari gangguan yang membahayakan. Pada
umumnya bentuk sambungan yang digunakan pada kotak sambung ialah
sambungan ekor babi (pig tail), kemudian setiap sambungan ditutup dengan las
dop setelah diisolasi.

Gambar kotak hubung

3.7 Sekring
Sekring (dari bahasa Belanda zekering) adalah suatu alat yang digunakan
sebagai pengaman dalam suatu rangkaian listrik apabila terjadi kelebihan muatan
listrik atau suatu hubungan arus pendek. Cara kerjanya apabila terjadi kelebihan
muatan listrik atau terjadi hubungan arus pendek, maka secara otomatis sekring
tersebut akan memutuskan aliran listrik dan tidak akan menyebabkan kerusakan
pada komponen yang lain.

Gambar sekring

3.8 MCB (Mini Circuit Breaker)


MCB merupakan komponen kelistrikan yang bertugas untuk memutus aliran
listrik ketika terjadi arus berlebih ataupun konsleting. Pemutusan alur listrik
dilakukan secara otomatis dan ditujukan untuk memberi keamanan terhadap
pemakai listrik dirumah, kantor maupun tempat lainnya.

Gambar MCB

3.9 TOR (Thermal Overload Relay)


Thermal overload relay sendiri merupakan sebuah komponen pengaman
pada kontaktor utama atau pelindung ketika terjadi arus berlebih yang bisa
mengakibatkan kerusakan pada suatu rangkaian motor listrik. Jika suatu arus
mengalir dalam sebuah panel listrik sangat besar, maka TOR ini akan
memberikan sinyal berupa perubahan posisi kontak NC-NO yang kemudian akan
diteruskan pada rangkaian listrik untuk memutus arus pada beban motor listrik.
Sistem kerja dari overload relay ialah menggunakan bimetal, yakni dua buah
metal atau logam yang mempunyai koefesien muai yang sangat berbeda dan
dipasangkan menjadi satu. Jika terjadi panas, logam-logam tersebut akan
mengalami lengkungan. Sehingga pemuaian logam tersebut bisa dimanfaatkan
untuk memutuskan sebuah arus listrik yang dialirkan ke sebuah motor jika terlalu
panas.

Gambar TOR

3.10 MC (Macnetic Contactor)

Kontaktor (Contactor / Magnetic Contactor) adalah alat elektrikal yang


bekerja dengan induksi elektromagnetik pada sebuah kumparan tembaga (coil)
yang dialirkan tenaga listrik sehingga menimbulkan medan magnet yang
menyebabkan kontak bantu NO (Normally Open) akan tertutup dan kontak bantu
NC (Normally Close) akan terbuka.
3.11 Motor Listrik

Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat ditemukan pada
peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot
debu.
Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik
asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC
berbasis metrik (milimeter), sedangkan motor listrik NEMA berbasis imperial
(inch), dalam aplikasi ada satuan daya dalam horsepower (HP) maupun kiloWatt
(kW).

3.12 Panel Instalasi Tenaga


a) Pengasutan Motor Listrik 3 Fasa secara Dirrect On-Line (DOL)
Pengasutan secara langsung (DOL) adalah metode pemberian tegangan
langsung dari sumber tegangan ke motor listrik melalui perangkat sakelar
listrik (magnetic contactor).
Jala-jala dengan tegangan rendah 380 V melalui pemutus rangkaian
atau kontaktor Q1 langsung terhubung dengan motor induksi. Sekering
berfungsi sebagai pengaman hubung singkat. Jika terjadi beban lebih
diamankan oleh relay pengaman beban lebih (overload relay).
Saat pemutus rangkaian/kontaktor di ON kan motor induksi akan
menarik arus starting antara 5 sampai 6 kali arus nominal motor. Untuk
motor induksi dengan daya kecil 5 KW, hubungan langsung (DOL) bisa
dipakai. Arus starting yang besar akan menyebabkan drop tegangan disisi
suply. Rangkaian jenis ini banyak dipakai untuk motormotor penggerak
mekanik seperti mesin bubut, mesin bor, mesin freis.
b) Pengasutan Motor Listrik 3 Fasa secara Star Delta (Bintang Segitiga)
Rangkaian star delta ialah sirkuit yang paling sering dipakai untuk
mengoperasikan motor tiga fasa karena memiliki cukup besar daya. Untuk
menggerakkan motor tersebut memang diperlukan daya awal yang besar,
serta dengan jenis rangkaian ini dimana rangkaian star dipakai hingga
semuanya menjadi stabil akan rangkaiannya dirubah jadi delta.
Rangkaian Star Delta banyak komponen konektor dan timer. Timer
tersebut dipakai untuk mengatur waktu berubahnya rangkaian dari star
menjadi rangkaian delta, yaitu diantara lima hingga sepuluh detik.
Kemudian ada yang namanya Termal Over-Load Relay atau disingkat TOR.
Guna dari TOR adalah untuk memotong rangkaian hingga motor menjadi
berhenti jika terjadi kelebihan beban.
Rangkaian Star Delta juga memiliki fungsi lainnya yaitu mengurangi
jumlah arus start disaat motor untuk pertama kalinya dihidupkan. Karena
fungsi inilah, star delta paling banyak digunakan pada sistem starting di
motor-motor listrik. Pemakaian rangkaian ini akan mengurangi lonjakan
arus listrik pada saat motor di starter. Prinsip kerjanya adalah dengan
membuat star awal menjadi tidak dikenakan tegangan secara penuh, yaitu
dengan cara dihubungkan dengan star. Kemudian saat motor telah berputar
serta arus menjadi menurun, fungsi timer pun berjalan yang akan
memindakan dengan otomatis rangkaian menjadi delta. Dengan berubahnya
menjadi delta, maka arus yang melalui motor akan menjadi penuh.
Sambungan STAR disusun dengan menyambungkan terminal X, Y, Z
(atau U2, V2, W2) menjadi satu titik. Biasanya sambungan STAR jika motor
akan diberikan sumber tegangan yang lebih tinggi. Sedangkan untuk
mendapat untuk mendapatka motor dengan supley tegangan yang lebih
rendah menggunakan sambungan DELTA (Δ), sambungan ini didapat
dengan cara menyambungkan terminal U1-W2, V1-U2, W1-V2.

Sebelum melakukan sambungan STAR atau DELTA (Δ), perhatikan


terlebih dahulu Name Plate motor tersebut. Misalnya jika suatu motor pada
name plate tertulis Δ/220V, artinya bahwa pada tegangan supley 220VAC,
3 phasa motor tersebut harus disusun sambungan DELTA (Δ). Jika disusun
dengan sambungan STAR(Y) maka tegangan yang sesuai adalah 380V.

c) Pengasutan Motor Listrik 3 Fasa Dahlander (Dua Kecepatan)


Motor Dahlander adalah motor induksi rotor sangkar 3 fasa yang
mempunyai lilitan untuk dua kecepatan. Motor ini mempunyai lilitan yang
disusun demikian rupa sehingga jumlah kutub dapat diubah dengan
membalik arus pada lilitannya. Jumlah kutub dapat dipotong setengah
dengan merubah polaritas pasangan kutub. Oleh karena itu perbandingan
perubahan kecepatan motor ini selalu 1 : 2 (misal: 2 dan 4 kutub)
sehingga kecepatannya juga terbatas berbanding 2 : 1. Seperti 1500/750
rpm atau 1500/3000 rpm.
Adanya lilitan yang terpisah menyebabkan motor ini mempunyai
ukuran yang jauh lebih besar. Hal ini akan terlihat apabila dibandingkan
dengan motor 3 fasa lain yang hanya mempunyai 1 putaran dengan daya
yang sama. Pada motor dahlander kecepatan tinggi hubungan yang
digunakan adalah hubungan bintang (Y). Dan untuk kecepatan rendah
hubungan yang digunakan adalah hubungan delta (D).
Pada kecepatan rendah, kumparan-kumparan motor dihubungkan
seri-delta dan pada kecepatan tinggi dihubungkan paralel-bintang. Torsi
motor ini tetap, pada kecepatan tinggi dayanya meningkat sebanding
dengan kecepatan putar motor. Semakin sedikit jumlah kutubnya maka
semakin tinggi tingkat kecepatan putar pada motor ini.

Untuk starter motor Dahlander low speed digunakan hubungan seri-


delta. Sumber L1 masuk ke terminal 1U, sumber L2 masuk ke terminal 1V
dan sumber L3 masuk ke terminal 1W. Dapat dilihat dari tiap phasa
terdapat dua belitan yang terhubung secara seri yang akan menghasilkan
dua pasang kutub. Penjelasannya yaitu, arus listrik masuk dari L1
menuju terminal 1U memberikan arus pada koil pertama, kemudian arus
masuk ke koil kedua secara seri, dan arus keluar melalui terminal 1V yang
terhubung dengan L2, sehingga terbentuk dua pasang kutub.
Untuk starter motor Dahlander highspeed digunakan hubungan
paralel-bintang. SumberL1 masuk keterminal 2U, sumber L2 masuk
keterminal 2V dan sumber L3 masukke terminal 2W. Sementara
ujungterminal 1U, 1V, dan 1W dihubungsingkatkan.Dapat dilihat dari
tiap phasa terdapat dua belitan yang terhubung secara paralelyang
akan menghasilkan satu pasang kutub. Penjelasannya yaitu, arus listrik
masuk dari L2 menuju terminal 2V memberikan arus pada koil pertama
dan koil kedua secara parallel dan arus keluar melalui terminal 1U
dan 1V yang terhubung dengan L1, sehingga terbentuk satu pasang kutub
saja.

IV. ALAT DAN KOMPONEN PRAKTIKUM


a) Instalasi Penerangan
 Alat

No. Nama Alat Jumlah

1. Tang Kombinasi 1 Buah


2. Tang Pembulat 1 Buah
3. Tang Lancip 1 Buah
4. Tang Potong 1 Buah
5. Obeng ( + ) Besar, Kecil 1 Buah
6. Obeng ( - ) Besar, Kecil 1 Buah
7. Penggaris 1 Buah
8. Cutter 1 Buah
9. Palu 1 Buah
10. Multimeter 1 Buah
11. Tespen 1 Buah
 Komponen

No. Nama Komponen Jumlah

1. MCB 3 Fasa 1 Buah

2. MCB 1 Fasa 1 Buah

3. Fuse Sekring 3 Buah

4. Magnetic Kontaktor 1 Buah

5. Saklar Impuls 1 Buah

6. Terminal Kabel 4 Pin 1 Buah

7. Box Panel 1 Buah

8. Saklar Tekan 2 Buah

9. Saklar Tunggal 1 Buah

10. Saklar Tukar 2 Buah

11. Stop Kontak 2 Buah

12. Stop Kontak 3 Phase 1 Buah

13. Kotak Hubung 2 Buah

14. Fitting Lampu 6 Buah

15. Roset Kayu 4 Buah

16. Kotak Tanam 8 Buah

17. Lampu Pijar 6 Buah

18. Kabel NYA 1,5 Mm2,Warna Merah

19. Kabel NYA 1,5 Mm2,Warna Kuning

20. Kabel NYA 1,5 Mm2,Warna Hitam

21. Kabel NYA 1,5 Mm2,Warna Biru

22. Kabel NYA 1,5 Mm2,Warna Kuning – Hijau


b) Instalasi Tenaga
 Alat

No. Nama Alat Jumlah

1. Tang Kombinasi 1 Buah


2. Tang Pembulat 1 Buah
3. Tang Lancip 1 Buah
4. Tang Potong 1 Buah
5. Obeng ( + ) Besar, Kecil 1 Buah
6. Obeng ( - ) Besar, Kecil 1 Buah
7. Penggaris 1 Buah
8. Cutter 1 Buah
9. Palu 1 Buah
10. Multimeter 1 Buah
11. Tespen 1 Buah

 Komponen

No. Nama Komponen Jumlah

1. Box panel 1 buah

2. MCB 3 phase 6 buah

3. Magnetic Kontaktor 7 buah

4. Thermal Overload Relay 4 buah

5. Kontak Timer 1 buah

6. Stop Kontak 3 phase 1 buah

7. Push Button NO 3 buah

8. Push Button NC 2 buah

9. Limit Switch 2 buah

10. Kontak Bantu NO 1 buah


11. Saklar Selector 2 buah

12. Lampu Indikator 3 buah

13. Kontak Hubung 1 buah

Kabel NYM atau NYY 5 x 2,5 mm2,warna


14.
standar

Kable NYM atau NYY 4 x 2,5 mm2,warna


15.
standar

Kabel NYM atau NYY 3 x 2,5 mm2,warna


16.
standar

17. Kabel NYAF 1,5 mm2,warna merah

18. Kabel NYAF 1,5 mm2,warna kuning

19. Kabel NYAF 1,5 mm2,warna hitam

20. Kabel NYAF 1,5 mm2,warna biru

21. Pipa PVC

22. Klem PVC

23. Kabel Tray

24. Motor Listrik


V. GAMBAR KERJA
a) Instalasi Penerangan
DIAGRAM PANEL PENERANGAN

F1 F2 F3 MCB MCB

SC1 SC2
K2

1 3 5 K2
K1
2 4 6

L1 L2 L3

L1 L2
(C) (C)

R S T N PE
b) Instalasi Tenaga
Instalasi tenaga sesuai dengan perancangan peralatan dan diagram rangkaian.
DIAGRAM PANEL UTAMA

L1 L2 L3 N PE L1 L2 L3 N PE L1 L2 L3 N PE L1 L2 L3 N PE L1 L2 L3 N PE L1 L2 L3 N PE

STAR
DELTA
RANGKAIAN DOL IN
Rangkaian Kontrol : Rangkaian Daya :

MCB

1 3 5

K1

2 4 6

3~

RANGKAIAN DOL OUT


Rangkaian Kontrol : Rangkaian Daya :

MCB

1 3 5

K1

2 4 6

3~
RANGKAIAN DALAM
MODUL STAR DELTA

Rangkaian Kontrol : Rangkaian Daya :


R

MCB

1 3 5 1 3 5 1 3 5
K1 K3 K2

3~
RANGKAIAN TWO SPEED
VI. LANGKAH KERJA
a) Panel Utama
1. Gunakan pakaian pelindung sesuai dengan K3 kerja
2. Lakukan pengecekan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Pastikan sumber tegangan dalam keadaan OFF
4. Pahami gambar kerja rangkaian dengan jelas
5. Mulai pengerjaan jobsheet dengan memasang komponen - komponen
6. Rangkailah panel utama sesuai gambar diagram panel utama
7. Setelah panel utama selesai, lakukan pengecekan dengan alat tester dengan baik
dan benar
8. Hubungkan panel utama ke panel penerangan dan beban

b) Panel Penerangan dan Instalasi Penerangan


1. Gunakan pakaian pelindung sesuai dengan K3 kerja
2. Lakukan pengecekan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Pastikan sumber tegangan dalam keadaan OFF
4. Pahami gambar kerja rangkaian dengan jelas
5. Mulai perngerjaan jobsheet dengan memasang komponen – komponen
6. Rangkailah panel penerangan sesuai gambar diagram panel penerangan
7. Rangkailah Instalasi Penerangan sesuai gambar Instalasi Penerangan
8. Setelah panel penerangan dan Instalasi Penerangan selesai, lakukan pengecekan
dengan alat tester dengan baik dan benar
9. Hubungkan panel penerangan ke panel utama

c) Rangkaian Direct On – Line ( IN dan OUT )


1. Gunakan pakaian pelindung sesuai dengan K3 kerja
2. Lakukan pengecekan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Pastikan sumber tegangan dalam keadaan OFF
4. Pahami gambar kerja rangkaian dengan jelas
5. Mulai pengerjaan jobsheet dengan memasang komponen – komponen
6. Merangkai Rangkaian Kontrol dan Daya Direct On-Line sesuai dengan gambar
rangkaian Direct On-Line
7. Setelah panel penerangan dan Instalasi Penerangan selesai, lakukan pengecekan
dengan alat tester dengan baik dan benar
8. Hubungkan Rangkaian Direct On-Line ke panel utama

d) Rangkaian Star-Delta
1. Gunakan pakaian pelindung sesuai dengan K3 kerja
2. Lakukan pengecekan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Pastikan sumber tegangan dalam keadaan OFF
4. Pahami gambar kerja rangkaian dengan jelas
5. Mulai perngerjaan jobsheet dengan memasang komponen – komponen
6. Merangkai Rangkaian Kontrol dan Daya Star-Delta sesuai dengan gambar
rangkaian Star-Delta
7. Setelah panel penerangan dan Instalasi Penerangan selesai, lakukan pengecekan
dengan alat tester dengan baik dan benar
8. Hubungkan Rangkaian Star-Delta ke panel utama

e) Rangkaian Two Speed


1. Gunakan pakaian pelindung sesuai dengan K3 kerja
2. Lakukan pengecekan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Pastikan sumber tegangan dalam keadaan OFF
4. Pahami gambar kerja rangkaian dengan jelas
5. Mulai pengerjaan jobsheet dengan memasang komponen – komponen
6. Merangkain Rangkaian Kontrol dan Daya Two Speed sesuai dengan gambar
rangkaian Two Speed
7. Setelah rangkaian Two Speed selesai, lakukan pengecekan dengan alat tester
dengan baik dan benar
8. Hubungkan Rangkaian Two Speed ke panel utama
VII. HASIL PRAKTIKUM
Dari berbagai ujicoba dan perakitan sesuai langkah kerja yang telah dilaksanakan,
penulis mendapatkan hasil sebagai berikut.
a) Instalasi Penerangan
Grup A
Kondisi Keadaan STK A
No
Saklar Tukar 1 Saklar Tukar 2 Lampu A (Volt)

1. 1 1 OFF 220 V

2. 1 2 ON 220 V

3. 2 1 ON 220 V

4. 2 2 OFF 220 V

Grup B

No. Kondisi Saklar STK B (Volt)

1. 0 0 Volt

2. 1 220 Volt

Grup C
Kondisi

Push Button Lampu C


Sumber Saklar
PLN 1 2 Impuls L1 L2 L3

0 - - - 0 0 0

1 - - - 0 0 0

1 ✔ - ✔ 1 1 1

1 - ✔ ✔ 1 1 1

Keterangan :
0 : Mati 1 : Nyala ✔: Berfungsi - : Tidak Berfungsi
b) Instalasi Tenaga
DOL IN (Dalam)

Kondisi Keadaan
No.
PB START PB STOP Q13 M13

1 0 1 OFF STOP

2 1 0 ON RUN

DOL OUT (Luar)

Kondisi Keadaan
No.
PB START PB STOP TOR Q14 M13 H17 H18

1. 0 1 0 OFF STOP OFF OFF

2. 1 0 0 ON RUN ON OFF

3. 0 0 1 OFF STOP OFF ON

Motor Two Speed

Kondisi Selector Switch Keadaan


No.
A 0 B Q27 M27

1. 0 1 0 OFF STOP

2. 1 0 0 ON RUN 1 Speed

3. 0 0 1 ON RUN 2 Speed
Motor Star Delta

Keadaan
No. Kondisi
Q20 E20

1. START ON RUN

2. STOP OFF OFF

VIII. TROUBLE SHOOTING


a) Tujuan
1. Untuk melatih mahasiswa mengembangkan pemikiran analisa terhadap suatu
permasalahan yang mungkin terjadi pada rangkaian yang berhubungan dengan
instalasi listrik.
2. Untuk mengantisipasi atau sebagai bekal mahasiswa di lapangan apabila
menemui suatu permasalahan atau trouble shooting.

b) Peralatan yang dibutuhkan


1. Tespen
2. Multimeter
3. Obeng (+) dan obeng (-)
4. Tang potong dan tang pengupas
5. Tang pembulat

c) Trouble Shooting
 Adapun langkah penyelesaian trouble shooting sebagai berikut :
1. Mengecek fungsi rangkaian per-grup untuk mengetahui letak trouble pada
rangkaian.
2. Menggunakan multimeter untuk mengecek setiap sambungan pada
rangkaian untuk mengetahui posisi trouble.
3. Melakukan Perbaikan dari hasil analisa yang telah digunakan.
 Adapun trouble shooting yang terjadi adalah :
1. Kabel netral panel penerangan yang tidak terpasang dengan baik dengan
panel utama
2. Lampu A pada instalasi penerangan tidak dapat menyala
3. Kabel netral pada kontaktor rangkaian Two Speed terputus
4. Rangkaian motor Star Delta tidak berfungsi dengan baik
 Cara mengatasi trouble shooting yang terjadi :
1. Mengecek kembali sambungan kabel netral dari panel penerangan ke panel
utama. Apabila kabel belum terpasang dengan baik dapat dikencangkan
kembali menggunakan obeng.
2. Setelah dilakukan pengecekan sambungan kabel, diketahui bahwa kabel
netral Lampu A yang terlepas dengan fitting lampunya. Oleh karena itu,
dilakukan pengencangan kembali kabel netral dengan fitting lampu Lampu
A.
3. Dikarenakan kabel netral yang terputus, maka dilakukan penyambungan
dengan menggunakan terminal. Dan setelah itu disambungkan kembali ke
coil netral kontaktor rangkaian Two Speed
4. Menyambung kabel keluaran modul star delta U,V,W dan X,Y,Z sesuai
dengan gambar rangkaian
 Pada saat dilakukan tes fungsi setelah trouble shooting :
1. Pastikan kabel netral panel penerangan sudah terpasang dengan baik di
panel utama
2. Pastikan kabel netral pada fitting lampu A sudah terpasang dengan baik
3. Pastikan kontaktor pada rangkaian Two Speed sudah tersambung dengan
kabel netral
4. Pastikan kabel keluaran modul Star Delta terpasang sesuai dengan gambar
rangkaian
IX. KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah praktikum dilaksanakan, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan.
Diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Instalasi Penerangan dan Instalasi Tenaga dikendalikan oleh beberapa komponen
yang bersumber utama di panel utama.
2. Pembagian grup masing–masing berada di panel utama sehingga ketika terjadi
trip di salah satu group tidak memengaruhi grup yang lain.
3. Dengan memahami gambar kerja dengan baik dan benar sehingga dapat
menganalisis instalasi tersebut ketika terjadi trouble shooting.
4. Direct On-Line starter yaitu metode starting motor dengan memberikan tegangan
penuh dari jala-jala langsung. Starter jenis ini biasanya digunakan untuk motor-
motor listrik yang berukuran kecil.
5. Pengasutan Star-Delta ialah starting yang menggunakan 2 metode starting yaitu
Star dan Delta. Dalam pemasangan rangkaian ini harus berhati-hati karena
startingnya membutuhkan daya yang lebih besar dan pemahaman tentang
kontaktor dan motor starter.
6. Pengasutan dua kecepatan motor yang digunakan pada rangkaian dua kecepatan
yaitu motor induksi rotor sangkar 3 fasa yang mempunyai lilitan untuk dua
kecepatan. Motor ini mempunyai lilitan yang disusun demikian rupa sehingga
jumlah kutub dapat diubah dengan membalik arus pada lilitannya.

Tentunya tak hanya kesimpulan yan penulis sajikan setelah praktikum berlangsung.
Tetapi disini penulis juga akan memberikan beberapa saran. Diantaranya adalah sebagai
berikut.
1. Sebelum memasang alat-alat dan komponen, lakukan pengecekan terlebih
dahulu. Apakah alat dan komponen tersebut masih bisa digunakan atau tidak.
2. Pada saat merangkai rangkaian instalasi penerangan dan instalasi tenaga pastikan
terpasang sesuai dengan gambar kerja dengan benar. Hal itu sangatlah penting
untuk menghindari adanya gangguan-gangguan saat bekerja.
3. Bertanggung jawab terhadap material dan peralatan yang dipinjam.
X. DOKUMENTASI
a) Instalasi Penerangan

b) Instalasi Tenaga
DOL IN (Dalam)

DOL OUT (Luar)


TWO SPEED

STAR DELTA (Dengan Modul)


c) Lain-lain

Anda mungkin juga menyukai