Laporan Praktikum Teknik Biokimia Acara 2
Laporan Praktikum Teknik Biokimia Acara 2
Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 1 dari 57
Disusun oleh:
Nama : Siti Muyassaroh
NIM : 21/476579/BI/10730
Gol(Hari)/Kelompok : IV (Rabu) / 2
Asisten : Nudia Mufidah Azasi
LABORATORIUM BIOKIMIA
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 2 dari 57
2022
I. TUJUAN
Tujuan dilakukan praktikum Acara 2,3, dan 4 ini adalah untuk
mempelajari cara membuat larutan berbagai konsentrasi dan mempelajari sifat-
sifat kelarutan HNO3, NaOH, dan gelatin. Selain itu, untuk mempelajari
pembuatan buffer fosfat pH 7 dan 7,5 dari larutan stock dan mengukur pH
secara kolorimetri dan potensiometri.
Kedua, mol merupakan jumlah suatu bahan dalam gram dibagi masa
molekulnya (Skoog et al., 2014). Ketiga, Molalitas yaitu jumlah mol suatu
larutan per-massa pelarutnya (Skoog et al., 2014). Keempat, persen yang
menyatakan jumlah massa atau volume bahan dalam 100 gram atau 100 ml
larutan (Skoog et al., 2014). Berikut merupakan rumus konsentrasi dalam
persen:
Kelima adalah Parts per million (ppm) yang sering digunakan untuk
menyatakan konsentrasi pada larutan yang sangat encer (Skoog et al., 2014).
Berikut merupakan rumus untuk menyatakan konsentrasi dalam ppm:
kertas indicator. Metode dengan alat ini simple tetapi kurang akurat (Gangurde
et al., 2016). Kemungkinan error akan terjadi karena konsentrasi garam atau
karena suhu yang memengaruhi pengukuran (Gangurde et al., 2016). Selain
kedua alat diatas, adapun cara lainnya untuk mengukur pH yaitu dengan
indicator warna. Indikator warna merupakan asam lemah. Indikator warna yang
biasanya digunakan adalah phenol red atau phenolphthalein. Prinsip indikator
warna adalah terjadinya perubahan pH yang ditandai dengan perubahan warna.
Prinsip tersebut mirip dengan indicator universal (Puri, 2018).
Pemanfaatan larutan buffer dalam kehidupan ini sangat beragam.
Aplikasi pemanfaatannya antara lain sebagai pengontrol pH dalam darah yaitu
sekitar 7,4; pengontrol pH lambung yaitu sekitar 1,5 dan pengontrol pH kelenjar
saliva/air liur (Chang and Goldsby, 2013). Selain itu sebagai pengontrol pH
obat-obatan dan kosmetik yang digunakan sehari-hari. Dalam bidang
lingkungan, larutan buffer sering digunakan sebagai pengontrol pH limbah
industry yang dibuang ke lingkungan agar lingkungannya tidak tercemar (Chang
and Goldsby, 2013). Berdasarkan pengaplikasian larutan buffer diatas, pH juga
begitu penting kehadirannya di dalam kehidupan. Oleh karena itu, kita perlu
mengetahui kadar pH suatu bahan dan larutan karena hal itu ada kaitannya
dengan pH tubuh agar mekanisme dalam tubuh kita mampu berjalan dengan
baik dan sesuai serta terkontrol sehingga menyebabkan seluruh aktivitas sel dan
sistem organ dalam tubuh mampu bekerja secara optimal dan sesuai (Chang and
Goldsby, 2013).
III. METODE
A. Bahan
Praktikum eksperimental di laboratorium untuk acara ini
memiliki tiga rangkaian besar percobaan yaitu pembuatan reagen,
pembuatan buffer dan pengukuran pH dimana masing-masing
percobaan tersebut membutuhkan bahan yanga berbeda-beda. Pada
pembuatan reagen diperlukan bahan berupa pellet NaOH; HNO3
pekat; gelatin; akuades; Sodium dihydrogen fosfat monohidrat 0,2 M
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 6 dari 57
B. Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum eksperimental di
laboratorium dibagi menjadi dua yaitu alat untuk percobaan
pembuatan reagen serta pembuatan buffer, dan alat untuk pengukuran
pH larutan. Pada percobaan pembuatan reagen dan buffer, alat yang
dibutuhkan antara lain timbangan analitik untuk menimbang sampel
dalam gram, gelas beker untuk menampung akuades dan sampel,
labu ukur untuk wadah homogenisasi, pipet ukur untuk mengambil
sampel larutan HNO3 pekat, lampu spiritus untuk memanaskan
gelatin, penjepit kayu, tabung reaksi, korek api, botol stock untuk
mewadahi larutan stock, corong untuk memindahkan bahan pada
tabung mulut kecil, propipet untuk dipasangkan dengan pipet ukur
dan pengaduk untuk mengaduk larutan dalam gelas beker. Adapun
pada percobaan pengukuran pH yang membutuhkan alat-alat berupa
indicator universal dan pH meter yang digunakan sebagai alat ukur
pH, gelas beker untuk menampung akuades dan sampel, dan botol
cuci akuades yang berfungsi sebagai tempat mencuci elektroda yang
berisi akuades.
C. Cara Kerja
Pada praktikum eksperimental di laboratorium, cara kerja dibagi
menjadi 4 tahapan besar percobaan yaitu:
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 7 dari 57
1. Pembuatan Reagen 1
Langkah kerja yang dilakukan pada percobaan pembuatan reagen
1 dibagi menjadi 3 tahapan yaitu tahapan pembuatan larutan NaOH
2%, tahap pembuatan larutan HNO3 dan tahapan pembuatan larutan
gelatin 1%. Pada tahapan pembuatan larutan NaOH 2% diawali
dengan 1 gr pellet NaOH ditimbang dengan timbangan analitik
kemudian dimasukkan ke dalam gelas beker. Pada gelas beker
tersebut ditambahkan 30 mL akuades kemudian diaduk. Selanjutnya,
larutan yang telah homogen dipindahkan ke dalam labu ukur 50 ml
dengan bantuan corong gelas, kemudian ditambah akuades hingga
tanda batas. Berikutnya dilakukan penggojokan pada labu ukur
dengan cara bagian mulut labu ukur ditutup, lalu digojok 3 kali
dengan penggojokan 180 derajat. Terakhir, larutan dimasukkan ke
dalam botol stock.
Selanjutnya pada tahapan pembuatan larutan HNO3 10 % diawali
dengan sebanyak 30 ml akuades disiapkan pada gelas beker.
Selanjutnya, gelas beker dibawa ke lemari asam untuk ditambahkan
sebanyak 5 mL HNO3 pekat dengan pipet ukur, kemudian diaduk
hingga homogen. Setelah itu, larutan dipindahkan ke labu ukur 50
mL dengan bantuan corong gelas dan ditambah akuades hingga tanda
batas, kemudian dilanjutkan dengan penggojokan 180 derajat.
Terakhir, larutan disimpan pada botol stock.
Tahapan selanjutnya adalah percobaan pembuatan larutan gelatin
1% yang diawali dengan 0,5 gr serbuk gelatin ditimbang kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya, ditambah
kedalamnya 30 mL akuades dengan pipet ukur, kemudian diaduk
hingga homogen. Setelah itu, lampu spirtus dinyalakan dan larutan
dipanasakan hingga larut dalam tabung reaksi dengan bantuan
penjepit kayu. Setelah terlarut, larutan dituang ke dalam labu ukur 50
mL dengan bantuan corong gelas kemudian ditambah akuades hingga
mendekati tanda batas. Beberapa tetes akuades ditambahkan dengan
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 8 dari 57
2. Pembuatan Reagen 2
Pada percobaan pembuatan reagen 2 ini dilakukan dua tahapan
yaitu pembuatan larutan stock NaH2PO4.H2O 0,2 M dan pembuatan
larutan stock Na2HPO4.2H2O 0,2 M. Pada pembuatan larutan stock
NaH2PO4.H2O 0,2 M diawali dengan natrium dihydrogen fosfat
(NaH2PO4) ditimbang sebanyak 2,76 gr dengan timbangan analitik,
kemudian hasil dimasukkan dalam gelas beker 100 mL. Selanjutnya,
ditambahkan akuades kedalamnya sebanyak 50 mL dengan pipet
ukur, kemudian diaduk hingga homogen. Setelah itu, larutan
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan akuades
hingga miniskus tepat ditanda batas. Terakhir, labu ukur ditutup
kemudian larutan digojok. Larutan yang telah homogen disimpan ke
dalam botol stock berlabel untuk digunakan pada pembuatan buffer.
Selanjutnya untuk pembuatan larutan stock Na2HPO4.2H2O 0,2 M
diawali dengan dinatrium hydrogen fosfat (Na 2HPO4) ditimbang
sebanyak 3,56 gr dengan timbangan analitik, kemudian hasil
dimasukkan dalam gelas beker 100 mL. Selanjutnya, ditambahkan
akuades kedalamnya sebanyak 50 mL dengan pipet ukur, kemudian
diaduk hingga homogen. Setelah itu, larutan dimasukkan ke dalam
labu ukur 100 mL dan ditambahkan akuades hingga miniskus tepat
ditanda batas. Terakhir, labu ukur ditutup kemudian larutan digojok.
Larutan yang telah homogen disimpan ke dalam botol stock berlabel
untuk digunakan pada pembuatan buffer.
4. Pengukuran pH
Pada percobaan pengukuran pH ini dilakukan dua cara
pengukuran yaitu pengukuran pH secara kolorimetri dan secara
potensiometri. Pada percobaan pengukuran pH secara kolorimetri
diawli dengan larutan sampel disiapkan terlebih dahulu pada gelas
beker. Setelah itu, kertas indicator universal diambil sebanyak 1 atau
2 lembar, kemudian dicelupkan ke dalam sampel selama 3 detik lalu
diangkat. Kertas indicator didiamkan selama 30 detik dan hasil
perubahan warna pada kertas dapat dibandingkan dengan data warna
pH di kemasan produk kertas indicator universal.
Selanjutnya adalah percobaan pengukuran pH secara
potensiometri yang dilakukan dengan menggunakan pH-meter.
Langkah kerja diawali dengan pH meter dinyalakan 5 menit sebelum
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 10 dari 57
D. Bagan Alir
Pada praktikum ini dibuat cara kerja berupa bagan alir yaitu sebagai
berikut.
1. Pembuatan Reagen NaOH 2%
1 Larutan NaOH 2%
NaOH 2% 50 ml
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 15 dari 57
HNO3 10% 50 ml
3 Larutan Gelatin 1%
Gelatin 1% 50 ml
0,2 M NaH2PO4.H2O
100 ml
0,2 M
Na2HPO4.2H2O 100
ml
B. Pembahasan
Berdasarkan praktikum eksperimental yang dilakukan di
laboratorium, maka diperoleh hasil dari kedua percobaan yaitu percobaan
pembuatan reagen, pembuatan larutan buffer/dapar dan pengukuran pH
secara kolorimetri dan potensiometri. Percobaan pertama yaitu pembuatan
reagen 1 dan reagen 2 dimana masing-masing memiliki komponen yang
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 17 dari 57
berbeda. Pada pembuatan reagen 1 terdiri dari larutan NaOH 2%, HNO3
10%, dan larutan Gelatin 1%, sedangkan pada pembuatan reagen 2 terdiri
dari larutan stock NaH2PO4.H2O 0,2 M dan larutan Na2HPO4.2H2O 0,2 M.
Tahap pertama adalah pembuatan larutan NaOH 2% dimana
bertujuan untuk mempelajari cara pembuatan suatu reagen dari bahan
padatan, serbuk, dan pellet. Dasar reaksi percobaan ini adalah reaksi
hidrolisis dan pengenceran. Mekanisme terjadinya hidrolisis yaitu ketika
pellet NaOH 1 gram ditambah dengan akuades, maka pellet tersebut akan
terlarut. Ketika reagen dipindahkan ke labu ukur kemudian ditambah
akuades hingga batas, maka terjadi proses pengenceran sehingga
menurunkan konsentrasi NaOH dalam akuades. Oleh karena itu, semakin
banyak pelarut yang digunakan dalam pengenceran, maka konsentrasi
sebuah larutan semakin menurun (Ball and Key, 2014).
Pada percobaan pembuatan reagen NaOH 2% ini digunakan bahan-
bahan berupa pellet NaOH sebagai sampel sekaligus zat terlarut serta
akuades sebagai zat pelarut. NaOH merupakan padatan yang memiliki sifat
basa yang mampu membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan
dalam air (Reliantari et al., 2017). Selain itu, NaOH memiliki sifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara luar (Reliantari
et al., 2017). Adanya sifat tersebut menyebabkan pellet NaOH harus segera
dilarutan agar tidak memengaruhi beratnya. NaOH juga bersifat higroskopi,
artinya mudah menyerap air sehingga harus habis setelah ditimbang dan
digunakan (Reliantari et al., 2017). Selain bahan, adapun perlakuan yang
dilakukan selama percobaan yaitu diantaranya pengadukan dengan
pengaduk untuk membantu pellet terlarut dalam akuades. Selain itu,
pelarutan NaOH menggunakan gelas beker supaya proses pelarutannya
lebih mudah. Selanjutnya, penggojokan pada larutan dalam labu ukur
dengan posisi 180º agar larutan menjadi homogen. Pada percobaan ini, labu
ukur digunakan untuk pengenceran sebab dia hanya memiliki satu skala
tunggal sehingga akurat. Selain itu, agar proses homogenisasi lebih mudah.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 18 dari 57
ditambahkan dengan air, maka akan terjadi reaksi hidrasi yang melibatkan
pelepasan ion dari sampel. Selanjutnya, sampel NaH2PO4 dan Na2HPO4
yang telah larut ditambahkan dengan akuades hingga 100 ml yang
menyebabkan konsentrasi larutan turun. Hal tersebut disebut dengan proses
pengenceran (Ball and Key, 2014).
Pada percobaan ini dibutuhkan bahan-bahan berupa serbuk NaH 2PO4
dan Na2HPO4 sebagai sampel terlarut dan akuades sebagai zat pelarut.
Adapun perlakuan yang dilakukan pada percobaan ini yaitu pengadukan
sampel serbuk pada air agar menjadi terlarut. Selain itu dilakukan
penggojokan dengan posisi 180º pada labu ukur agar larutan homogen.
Perlu diperhatikan bahwa pembuatan larutan NaH2PO4 dan Na2HPO4 harus
segera dilakukan karena keduanya bersifat higroskopis.
Berdasarkan hasil pada table 1 mengenai volume reagen yang
dibuat, maka diperoleh hasil yang sudah sesuai yaitu terbentuk larutan
NaH2PO4.H2O 0,2 M sebanyak 100 ml yang dibuat dengan 2,76 gram
NaH2PO4 dan larutan Na2HPO4.2H2O 0,2 M sebanyak 100 ml yang dibuat
dengan 3,56 gram Na2HPO4.
Percobaan dari acara selanjutnya yaitu pembuatan larutan dapar atau
buffer fosfat. Tujuan percobaan ini yaitu untuk membuat larutan buffer
fosfat pH 7 dan pH 7,5 dari larutan stok yang telah dibuat sebelumnya.
Dasar reaksinya yaitu reaksi antara asam lemah dan garamnya. Mekanisme
reaksi yang terjadi yaitu asam lemah dari sodium dihidrogen fosfat
monohidrat akan bereaksi secara langsung dengan garam sodium hidrogen
fosfat dihidrat dan jumlah mol asam lemah akan tersisa pada akhir reaksi
yang mengakibatkan buffer bersifat asam.
Pada percobaan pembuatan buffer fosfat pH 7 dan 7,5 dibutuhkan
larutan NaH2PO4.H2O sebagai asam lemah serta larutan Na2HPO4.2H2O
sebagai basa konjugasi atau garamnya. Selain itu, dibutuhkan akuades untuk
mengencerkan larutan sehingga didapatkan sejumlah larutan yang
diinginkan. Pada percobaan ini dilakukan pengadukan bahan agar terlarut,
penggojokan larutan pada labu ukur agar larutan homogen, penggunaan
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 21 dari 57
V. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan
bahwa pembuatan reagen dari padatan, serbuk, maupun zat pekat telah sesuai
dengan yang diinginkan. Pada pembuatan reagen NaOH 2% perlu dilarutkan,
sedangkan pada pembuatan HNO3 10% diberikan akuades terlebih dahulu
kemudian HNO3, dan Gelatin 1% yang perlu dipanaskan. Pada percobaan
pembuatan larutan buffer stock juga berhasil dilakukan dan hasilnya sesuai yaitu
masing-masing larutan sebanyak 100 ml. Selain itu, diketahui dua metode
pengukuran pH secara kolorimetri dan potensiometri dimana potensiometri lebih
akurat. Namun pada percobaan pengukuran pH buffer fosfat, sebagian besar
hasil potensiometri menggunakan pH meter kurang akurat bahkan selisihnya
jauh dengan pH acuan, sedangkan pada kolorimetri dengan indicator universal
memiliki hasil yang akurat pada pengukuran pH 7 dan kurang akurat pada pH
7,5.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BIOKIMIA Revisi 00
LABORATORIUM BIOKIMIA Halaman 25 dari 57