Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN TERHADAP KEJADIAN KAMBUH ULANG ASMA PADA PENDERITA ASMA DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS NARMADA KOTA NARMADA TAHUN 2015

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN TERHADAP KEJADIAN KAMBUH ULANG ASMA


PADA PENDERITA ASMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NARMADA KOTA
NARMADA TAHUN 2015

Siska Dwi Safitri


Universitas Qomarul Huda Badaruddin
Korespondensi penulis : siskasdss@gmail.com

ABSTRAK
Asma merupakan penyakit paru dengan karakteristik obstruksi saluran nafas yang reversible.
Obstruksi saluran nafas ini memberikan gejala asma seperti batuk, mengi dan sesak nafas.
Penyempitan saluran napas ini dapat terjadi secara bertahap, perlahan-lahan dan bahkan menetap
dengan pengobatan tetapi dapat pula terjadi secara mendadak, sehingga menimbulkan kesulitan
bernapas akut. Tahun 2014 jumlah pasien penderita asma yang datang ke Puskesmas Narmada
sebanyak 1392 penderita.
Tujuan penelitian untuk mengetahuinya Hubungan Faktor makanan terhadap kejadian kambuh Ulang
Asma Pada Penderita Asma Di Wilayah Kerja Puskesmas Narmada Kota Narmada Tahun 2015.
Penelitian Deskriptif Analitik ini dengan pendekatan Desain Penelitian Cross Sectional, dan teknik
pengambilan sampel adalah dengan teknik Total Sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 95
orang penderita asma yang diambil di Wilayah kerja Puskesmas. Data diperoleh dengan kuesioner di
analisis secara Univariat dan Bivariat menggunakan Chi-Square.
Berdasarkan Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara Faktor Makanan
terhadap kejadian kambuh ulang asma (p-value= 0,014). Yang beresiko terhadap faktor makanan 75
(78,9%) dan yang mengalami kambuh ulang 73 (76,8).
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor makanan berpengaruh terhadap kejadian
kambuh ulang asma pada penderita asma. Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat bagi seluruh
masyarakat Di wilayah kerja Puskesmas Narmada, yaitu untuk mendapatkan informasi tentang faktor
yang mempengaruhi kambuh ulang asma.

Kata kunci : Asma Bronkial, Faktor Makanan, Kambuh Ulang Asma.

RELATIONSHIP DIETARY FACTORS ASSOCIATED WITH RECURRENT ASTHMA IN


PUSKESMAS NARMADA IN NARMADA CITY 2015
ABSTRACT
Asthma is lung disease charaeterized by reversible airway obstruction the airway obstruction make a
asthma symptoms such as cough, wheezing, and hard to breath. Asthma effects the airway
constriction which call with asthma attacks. However, the asthma attacks could be gradually, slowly or
severe and happend in suddenly. In 2014 there are 1392 people who come to Puskesmas Narmada
in Narmada because of asthma attacks.
This research is aim to Find Relationship Dietary Factors Associated with recurrent asthma in
Puskesmas Narmada in Narmada city 2015.the method used in this research is Descritive analytic
with croos sectional design approach. The sample is taking by using total sampling the simple is 95
people which in taken from patient who get asthma in Puskesmas Narmada in Narmada. Data
obtained by filling a questionaire as a collect tool then analysis by univariate and bivariate using chi-
square.
Based on analysis that shows there is a relationship between dietary factors with recurrent asthma (p-
value=0,014) with dietary risk factors 75(78,9%) and people who have recurrent asthma 73(76,8%).
Finally from this research we can get the conclusion that there is a relationship between diestary
factors with recurrent asthma in patient with asthma. Hopefully ,this research can give benefit to the
people especially the community around Puskesmas Narmada to get information about the factors
which can contribute to recurrent asthma.

Keywords : Bronchial asthma, dietary factors, relapse again.

299
SCIENTIA JOURNAL Vol. 4 No. 04 Maret 2016
UNIVERSITAS QOMARUL
HUDA BADARUDDIN
HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN TERHADAP KEJADIAN KAMBUH ULANG ASMA PADA PENDERITA ASMA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS NARMADA KOTA NARMADA TAHUN 2015

PENDAHULUAN jumlah besar. Namun alergi makanan ini


Penyakit asma masih menjadi juga umumya akan hilang ketika beranjak
masalah kesehatan masyarakat di dunia dewasa. Bahan makanan yang dapat
maupun di Indonesia. Insidensi, menyababkan serangan asma seperti
prevalensi dan keparahan asma susu, gandum, kedelai, telur, kacang-
semuanya meningkat, dengan asma pada kacangan dan ikan. Sehingga perlu
usia anak-anak menjadi lebih sering dibiasakan membaca label kemasan
dijumpai, estimasi mengenai hal ini makanan (Hadibroto, 2006).
bervariasi karena angka insidennya akan Adapun komplikasi yang dapat
meningkat, tetapi selama lima belas tahun ditimbulkan bila tidak ditangani, dapat
anngka tahunan yang tercatat timbul penyakit lain seperti : stenosis
menunjukkan kasus baru telah meningkat trakea, karsinoma bronkus, poliarteritis
sebanyak 70%. Saat ini asma tercatat nodosa. Adapun komplikasi asma yaitu
sebagai penyakit kronik tersering pada Pneumothorak, Pneumodiastinum dan
anak-anak, dengan estimasi prevalensi emfisema subkutis, Atelektasis,
antara 8-14% (Francis, 2008). Aspergilosis bronkopulmoner alergik,
Asma merupakan penyakit paru Gagal napas, Bronkitis, Fraktur iga.
dengan karakteristik obstruksi saluran (Sudoyo, 2009).
nafas yang reversible. Obstruksi saluran Global Initiative For Asthma (GINA)
nafas ini memberikan gejala asma seperti memperkirakan bahwa hampir 300 juta
batuk, mengi dan sesak nafas. orang diseluruh dunia menderita asma.
Penyempitan saluran napas ini dapat Pada sepuluh tahun terakhir, telah terjadi
terjadi secara bertahap, perlahan-lahan peningkatan tajam insiden asma di afrika
dan bahkan menetap dengan pengobatan selatan dan negara-negara di Eropa
tetapi dapat pula terjadi secara Timur,termasuk kawasan Baltik, terutama
mendadak, sehingga menimbulkan pada anak dan geriatri. Meskipun
kesulitan bernapas akut (Sudoyo, 2009). demikian, data ini mungkin tidak valid,
Adapun faktor penyebab asma data yang sudah di standarisasi masih
kekambuhan asma adalah latihan berlebih belum ditemukan di banyak negara
atau alergi terhadap binatang berbulu, lainnya di Afrika, Asia dan Amerika
debu, jamur, polusi, asap rokok, infeksi selatan serta beberapa data di beberapa
virus, asap, parfum, jenis makanan negara barat mungkin sudah lama. Selain
tertentu ( terutama zat yang ditambahkan itu, juga ada data yang memberi kesan
kedalam makanan ) dan perubahan cepat bahwa apabila suatu negara pola
suhu ruangan (Astuti, 2010). hidupnya semakin mengikut budaya barat,
Kekambuhan penyakit asma maka insidensi asma akan meningkat,
bronkial dapat diatasi dengan melakukan data ini akan membuat para peneliti
pencegahan dengan Penghindaran membuat hipotesi bahwa prevalensi asma
terhadap makanan-makanan yang dapat meningkat secara global dengan
mempunyai tingkat alergi tinggi. Orang tua penambahan 100 juta orang yang di
terutama ibu dianjurkan tidak merokok diagnosis asma pada tahun 2025 ( Clark,
untuk mencegah infeksi saluran napas. 2013).
Tindakan pencegahan pada anak yang Di seluruh dunia, terjadi 180.000
telah terkena, misalnya dengan kematian akibat asma setiap tahunnya.
menghindarkan factor pencetus, alergen WHO melaporkan sebagian besar
makanan, bahan yang dihirup, bahan kematian akibat asma terjadi di negara
iritan, infeksi virus/bacterial, hindari latihan dengan pendapatan rendah dan rendah-
fisik berat, perubahan cuaca dan emosi menengah. Angka kematian asma di
sebagai factor pencetus. Penggunaan seluruh dunia mengalami kenaikan sejak
obat-obatan untuk mengurangi serangan tahun 1980an (Clark, 2013 ).
asma (Fadhli, 2010). Menurut data studi Survey
Alergi pada makanan tertentu Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun
sangat umum pada penderita asma. 2007 di berbagai propinsi di Indonesia,
Sistem pencernaan menyerap partikel- asma menduduki urutan kelima dari
partikel protein penyebab alergi dalam sepuluh penyebab kesakitan (morbiditas)
300
SCIENTIA JOURNAL Vol. 4 No. 04 Maret 2016
UNIVERSITAS QOMARUL
HUDA BADARUDDIN
HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN TERHADAP KEJADIAN KAMBUH ULANG ASMA PADA PENDERITA ASMA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS NARMADA KOTA NARMADA TAHUN 2015

bersama-sama dengan Odem paru, Penderita Asma di Wilayah Kerja


bronkopneumononia, bronkitis kronik, Puskesmas Narmada Kota Narmada
emfisema, Asma. Bronkitis kronik, dan tahun 2015”.
emfisema sebagai penyebab kematian Tujuan dari penelitian ini untuk
(mortalitas) keempat di Indonesia atau diketahuinya Hubungan Faktor makanan
sebesar 5,6%. Lalu, dilaporkan prevalensi Terhadap Kejadian Kambuh Ulang Asma
asma di seluruh Indonesia sebesar 13 per di Wilayah Kerja Puskesmas Narmada
1.000 penduduk. Sedangkan Penelitian Kota Narmada tahun 2015 .
multisenter di beberapa pusat pendidikan
di Indonesia mengenai prevalensi asma METODE PENELITIAN
pada anak usia 13-14 tahun menghasilkan Jenis penelitian ini adalah
angka prevalensi di Palembang 7,4%; di penelitian deskriptif Analitik dengan
Jakarta 5,7%; dan di Bandung 6,7% ( menggunakan metode cross sectional
Depkes RI, 2007 ). untuk mengetahui Hubungan Faktor
penyakit yang disebabkan oleh makanan terhadap kejadian Kambuh
tubuh adalah Gen yang ada di tubuh kita. Ulang Asma pada penderita asma di
Gen ini menunjukkan sifat bawaan Wilayah Kerja Puskesmas Narmada Kota
seseorang. Artinya, penyakit yang ada di Narmada tahun 2015. Populasi penelitian
tubuhnya, ada dengan sendirinya karena ini yaitu seluruh penderita asma bronkial
bawaan. Maksud dari bawaan tersebut sebanyak 95 orang dengan teknik
adalah penyakit asma yang diderita pengambilan Total sampling sebanyak 95
seseorang, ia bawa dari orangtuanya. Ini orang. Penelitian ini dilakukan Tanggal 12
berarti menunjukkan bahwa penyebab - 15 di Wilayah kerja Puskesmas Narmada
penyakit asma dari dalam tubuh Kota Narmada dilaksanakan pada bulan
merupakan keturunan atau penyakit Agustus tahun 2015. Pengumpulan data
bawaan. Memang sudah banyak kasus dengan menggunakan kuesioner.
terjadi dimana seorang anak lahir dengan Selanjutnya dianalisis secara univariat
membawa penyakit asma dari salah satu dan bivariat.
orangtuanya.Untuk itu, perlu bagi semua Jenis penelitian yang digunakan
orangtua untuk memperhatikan penyakit- adalah penelitian Deskriptif analitik
penyakit apa saja yang ada pada dirinya. dengan menggunakan rancangan
Kemudian berusaha sebisa mungkin studi cross sectional. Pendekatan ini
untuk menyembuhkannya (Mario, 2015 ). bersifat sesaat pada waktu tertentu
Prevalensi penyakit alergi semakin
dan tidak diikuti secara terus menerus
meningkat. Manifestasi pertama dan
tersering dari Atopic march adalah DA, dalam kurun waktu tertentu. (
yang bila tidak diatasi secara tepat akan notoatmodjo, 2010)
berlanjut menjadi rinitis alergika atau
asma sebesar 80%. Dermatitis atopik
umumnya berhubungan dengan reaksi
alergi yang diperantarai immunoglobulin E
(IgE) terutama alergi makanan, namun
masih banyak perdebatan mengenai hal
ini. Prevalensi alergi makanan pada
pasien DA berkisar antara 33%-63%
(Pediantri, 2011).
Berdasarkan data yang diperoleh
dari Puskesmas Narmada Kota Narmada
pada bulan Mei Tahun 2015 kasus lama
asma bronkial 95 kasus dan baru 34
kasus.
Berdasarkan dari fenomena diatas
penulis tertarik meneliti tentang
“Hubungan Faktor makanan terhadap
kejadian Kambuh Ulang Asma Pada
301
SCIENTIA JOURNAL Vol. 4 No. 04 Maret 2016
UNIVERSITAS QOMARUL
HUDA BADARUDDIN
HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN TERHADAP KEJADIAN KAMBUH ULANG ASMA PADA PENDERITA ASMA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS NARMADA KOTA NARMADA TAHUN 2015

HASIL DAN PEMBAHASAN Grafik 2.


Karakteristik Responden Distribusi Frekuensi Responden
Tabel 1 Penderita Asma Berdasarkan
Distribusi Frekuensi Konsumsi Makanan Di Wilayah Kerja
Berdasarkan Karateristik Responden Puskesmas Narmada Kota Narmada
Penderita Asma DiWilayah Kerja tahun 2015
Puskesmas Narmada Kota Narmada
Tahun 2015

Karateristik Jumlah 90.00%


responden
Laki-laki 49 orang 80.00%

Perempuan 46 orang 70.00%

Umur 15- 75 tahun 60.00%

50.00%
Berdasarkan tabel diatas karateristik
40.00%
Responden 95 Responden Penderita
Asma Di Wilayah Kerja Puskesmas 30.00%
Narmada Kota Narmada, jenis kelamin
laki- laki sebanyak 49 orang dan 20.00%
perempuan sebanyak 46 orang dan Umur
dari Usia 15 10.00%
– 75 Tahun responden yang diteliti. 0.00%
Analisis Univariat
Gambaran antara faktor makanan
dengan kambuh ulang asma pada
penderita asma
Dari hasil penelitian yang dilakukan
terhadap responden 95 orang tentang beresiko
pertanyaan faktor makanan terbagi
menjadi 2 kategori, yaitu tidak beresiko tidak
dan beresiko, untuk melihat distribusi beresiko
responden berdasarkan faktor makanan
dapat dilihat pada tabel berikut : Berdasarkan grafik diatas dari
responden penderita Asma yang
mengkonsumsi susu kaleng 56 (58,9%)
responden yang beresiko susu kaleng,
yang tidak beresiko susu kaleng 39
(41,1%) responden. Responden yang
beresiko makanan laut 73 (76,8%)
responden, 22 (23,2%) responden tidak
beresiko dengan makanan laut.
Responden yang beresiko minuman soda
64 (67,4%) responden, 31 (32,6%)
responden tidak beresiko oleh minuman
bersoda. Responden yang beresiko
mengkonsumsi telor 66 (69,5%)
responden, 29 (30,5%) responden tidak
beresiko mengkonsumsi telor. Responden
yang beresiko dengan kacang-kacangan
81 (85,3%) responden, 14 (14,7%)
responden yang tidak beresiko dengan
302
SCIENTIA JOURNAL Vol. 4 No. 04 Maret 2016
UNIVERSITAS QOMARUL
HUDA BADARUDDIN
HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN TERHADAP KEJADIAN KAMBUH ULANG ASMA PADA PENDERITA ASMA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS NARMADA KOTA NARMADA TAHUN 2015

kacang-kacangan. Responden yang Tabel 2 Hubungan antara faktor


beresiko dengan makanan makanan terhadap kejadian kambuh
kemasan(instan) 62 (65,3%) responden, ulang asma pada penderita asma di
responden yang tidak beresiko kacang- wilayah kerja puskesmas Narmada
kacangan yaitu 33 (34,7%) responden. tahun 2015 (n: 95)
Faktor Asma bronchial Jumlah P-
makanan Kambuh Tidak Valu
Gambaran kambuh ulang asma e
kambuh
pada penderita asma di wilayah kerja
puskemas Narmada tahun 2015 ml ml ml
Dari hasil penelitian yang Beresiko
dilakukan terhadap 95 responden tentang 3 0,7 2 9,3 5 00 ,014
pertanyaan kambuh ulang terbagi menjadi Tidak
beresiko 0 00,0 0 00
2 kategori yaitu kambuh asma dengan Jumlah
tidak kambuh. Untuk melihat distribusi 3 6,8 2 3,2 5 00
responden berdasarkan pertanyaan dapat
dilihat pada tabel berikut : Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat
hasil analisis Hubungan antara faktor
Grafik .3 makanan terhadap kejadian kambuh
Distribusi frekuensi Kambuh ulang asma pada penderita asma
Ulang Asma Pada Penderita Asma di diperoleh hasil uji statistik nilai P value=
Wilayah Kerja Puskesmas 0,014, maka dapat disimpulkan bahwa
Narmada tahun 2015 secara statistik pada p-value <0,05 ada
hubungan yang signifikan antara faktor
100.00%
76.80% makanan dengan kejadian kambuh ulang
asma pada penderita asma.
50.00% Upaya untuk mencegah menyebab
23.20% kambuh ulang asma adalah memberikan
penyuluhan dan konseling kesehatan
0.00% pada penderita asma agar menghindari
kambuh tidak kambuh
faktor makanan yang menyebabkan
kambuh ulang asma dengan memberikan
Berdasarkan grafik diatas diketahui brosur, pamflet ataupun penyuluhan
dari 95 responden 73 (76,4%) responden terhadap faktor makanan.
mengalami kambuh ulang asma bronkial Faktor lain yang menyebabkan
sedangkan 22 (23,2%) responden tidak kambuh ulang asma Menurut Hadibroto
mengalami kambuh ulang asma bronkial. (2006), adalah sebagai berikut;Perubahan
Analisis Bivariat cuaca dan suhu udara; Penderita asma
Hubungan antara faktor makanan tidak bisa menghindari perubahan cuaca
terhadap kejadian kambuh ulang asma atau suhu udara menjadi dingin secara
pada penderita asma mendadak, termasuk ruangan ber AC
Hasil analisis Hubungan yang disetel sangat dingin; Polusi udara
antara faktor makanan terhadap kejadian polusi udara bisa berasal dari asap pabrik,
kambuh ulang asma pada penderita asma bengkel, pembakaran sisa atau sampah
dapat dilihat pada tabel berikut : industry;Asap rokok adalah alergen yang
kuat. Asap tangan kedua telah terbukti
sangat memici timbulnya gejala asma;
Infeksi saluran pernapas Kadang-kadang
infeksi bisa menjadi pemicu asma. Infeksi
sinusi adalah salah satunya; Stress dan
kecemasan dapat memicu terjadinya
serangan asma; Olahraga yang
berlebihan; Penderita asma tidak harus
terhambat dalam kegiatan olehraga
selama problemnya dapat diatasi; Alergen

303
SCIENTIA JOURNAL Vol. 4 No. 04 Maret 2016
UNIVERSITAS QOMARUL
HUDA BADARUDDIN
HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN TERHADAP KEJADIAN KAMBUH ULANG ASMA PADA PENDERITA ASMA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS NARMADA KOTA NARMADA TAHUN 2015

yang dihirup sekitar 75-80% penderita Fadhli, Aulia. (2010). Buku Pintar
asma golongan muda adalah karena Kesehatan Anak. Yogyakarta:
alergi terhadap inhalan ini. Pustaka Anggrek.

Faktor makanan (Bahan makanan) Hadibroto, Iwan. (2006). Asma. Jakarta:


Zat yang menimbulkan reaksi PT Gramedia Pustaka Utama.
alergi dinamakan alergen, yang dapat
masuk kedalam tubuh melalui makanan francis (2008). Ilmu Penyakit Dalam.
dan minuman, hirupan, suntikan, atau Jakarta:Rineka cipta
tempelan. Contoh alergen yang berupa
makanan yaitu susu, telur, kacang- Sudoyo., (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit
kacangan, coklat, dan ikan laut. Dalam, Jilid 1, Jakarta:Interna
Menurut asumsi peneliti, bahwa publishing
responden yang mempunyai asma
bronkial yang beresiko terhadap faktor Mario, (2015). Ilmu penyakit dalam.
makanan memiliki resiko besar terhadap Jakarta : rineka cipta
kejadian kambuh ulang asma,
dibandingkan dengan responden yang Notoatmodjo (2010). Metodologi penelitian
tidak beresiko terhadap faktor makanan. kesehatan. Jakarta : rikena cipta.
Apa bila salah satu respoden beresiko
terhadap faktor makanan akan berakibat Pediantri, (2011) diagnosisi dan
lebih berbahaya asma yang kambuh ulang tatalaksana asma bronkial.
akan semakin parah dan semakin Yogyakarta : EGC
mengalami kambuh yang berulang.

SIMPULAN
Sebagian besar responden
penderita asma bronkial yang beresiko
terhadap Faktor Makanan sebanyak 75
(78,9%) responden penderita asma
bronkial di Wilayah Kerja Puskesmas
Narmada Kota Narmada tahun 2015;
Sebagian besar responden yang
mengalami kambuh ulang asma sebanyak
73 (76,8%) responden penderita asma
bronkial di Wilayah Puskesmas Narmada
kota Narmada tahun 2015; Adanya
hubungan yang bermakna antara Faktor
Makanan terhadap kejadian kambuh
ulang Asma padapenderita asma di
wilayah kerja puskesmas Narmada (p-
value=0,014).

DAFTAR PUSTAKA
Astuti. (2010). Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Nuha Medika

Clark, Margaret Varnell (2013). Asma .


Jakarta : EGC.
Depkes RI (2007). PHARMACEUTICAL
CARE UNTUK PENYAKIT ASMA
http://binfar.kemkes.go.id/v2/wpc
ontent/uploads/2014/02/PC_ASM
A.pdf diakses 23 juni 2015

304
SCIENTIA JOURNAL Vol. 4 No. 04 Maret 2016
UNIVERSITAS QOMARUL
HUDA BADARUDDIN
HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN TERHADAP KEJADIAN KAMBUH ULANG ASMA PADA PENDERITA ASMA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS NARMADA KOTA NARMADA TAHUN 2015

305
SCIENTIA JOURNAL Vol. 4 No. 04 Maret 2016
UNIVERSITAS QOMARUL
HUDA BADARUDDIN

Anda mungkin juga menyukai