Anda di halaman 1dari 5

1. Faktor2 apa yang mempengaruhi keberhasilan proses pelatihan dan pengembangan?

a. Participation atau partisipasi merupakan keterlibatan seorang peserta dalam

kegiatan secara aktif dan secara langsung.

b. Repetition adalah melakukan atau mengatakan secara berulangulang dalam

usaha menanamkan ide dalam ingatan seseorang.

c. Relevance, pelatihan mempunyai arti atau manfaat yang sangat penting pada

seseorang.

d. Transference artinya adanya kesesuaian antara pelatihan dengan pekerjaan

yang dilakukan sehari-hari oleh pegawai.

e. Feedback merupakan pemberian informasi atas perkembangan kemajuan yang

telah dicapai oleh peserta pelatihan, mana yang perlu diperbaiki atau

dipertahankan.

2. Bagaimana strategi pengembangan agar kedepannya kebutuhan tenaga kesehatan di

sarana pelayanan kesehatan masyarakat terpenuhi?

Strategi pengembangan SDM kesehatan dapat dilakukan dengan :

 Penguatan regulasi

 Peningkatan perencanaan tenaga Kesehatan

 Peningkatan pendidikan tenaga Kesehatan

 Peningkatan pendayagunaan tenaga Kesehatan

 Pembinaan dan pengawasan mutu tenaga Kesehatan

 Penguatan sumber daya

Semua strategi diatas bertujuan agar seluruh penduduk memperoleh akses terhadap

tenaga kesehatan yang berkualitas.

3. Apa manfaat nyata dari program pelatihan?

 Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas ;


 Mengurangi waktu pembelajaran yang diperlukan karyawan untuk mencapai

standar kerja yang dapat diterima. ;

 Membentuk sikap, loyalitas, dan kerja sama yang lebih menguntungkan ;

 Memenuhi kebutuhan perencanaan sumber daya manusia ;

 Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja ;

 Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi.

4. Komponen-komponen apa yang harus ada pada pelatihan dan pengembangan?

 Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat diukur

 Para pelatih (trainer) harus memiliki kualifikasi yang memadai

 Materi latihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang

hendak dicapai.

 Metode pelatihan dan pengembangan harus sesuai dengan tingkat kemampuan

pegawai yang menjadi peserta.

 Peserta pelatihan dan pengembangan (trainee) harus memenuhi persyaratan

yang ditentukan.

5. Bagaimana Tahap-tahapan suatu pelatihan?

Program pelatihan mempunyai tiga tahap aktivitas yaitu :

a. Analisis Kebutuhan Pelatihan (need assessment / need analysis)

Tujuan analisis kebutuhan pelatihan adalah mengumpulkan informasi untuk

menentukan dibutuhkan atau tidaknya program pelatihan. Analisis kebutuhan

merupakan proses penetuan kebutuhan pelatihan yang dilakukan secara

sistematis dan objektif dengan melakukan tiga tipe analisis, yaitu :

1) Analisis organisasional, yaitu mencoba menjawab pemasalahan

mengenai penekanan pelatihan yang seharusnya dilakukan dan faktor-

faktor yang mempengaruhi.


2) Analisis kekaryawanan, yaitu mencoba memecahkan permasalahan

mengenai apa yang seharusnya dipelajari dalam pelatihan sehingga para

peserta pelatihan dapat menjalankan tugasnya dengan memuaskan.

3) Analisis individu, yaitu berusaha menjawab permasalahan mengenai

siapa yang membutuhkan pelatihan dalam organisasi dan tipe-tipe

khusus pelatihan yang dibutuhkan.

b. Pengembangan Program Pelatihan (development)

Tujuannya adalah untuk merancang lingkungan pelatihan dan metode-metode

pelatihan yang dibutuhkan guna mencapai tujuan pelatihan.

c. Evaluasi Program Pelatihan (evaluation)

Tujuannya adalah untuk menguji dan menilai apakah program-program

pelatihan yang telah dijalani, secara efektif mampu mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Efektivitas pelatihan dapat dievaluasi dengan menggunakan

indikator-indikator sebagai berikut :

1) Reaksi peserta terhadap isi dan proses pelatihan

2) Proses pembelajaran

3) Perubahan perilaku pegawai

4) Peningkatan produktivitas kerja

5) Efektivitas biaya

6. Kira-kira bagaiman Metode Pelatihan yang harus dilakukan ?

Menurut Arif Yusuf Hamali (2018), metode pelatihan diklasifikasikan menjadi dua

kategori, yaitu:

a. Informational methods, yaitu metode yang menggunakan pendekatan satu arah,

dimana informasi disampaikan kepada peserta pelatihan oleh para pelatih.

Metode ini cocok untuk mengajarkan materi faktual, keterampilan, dan sikap.
b. Experimental methods, yaitu metode yang mengutamakan komunikasi yang

luwes, fleksibel, lebih dinamis baik dengan instruktur maupun sesama peserta

dan langsung menggunakan alat yang tersedia. Metode ini digunakan untuk

mengajarkan kemampuan kognitif dan fisikal serta kecakapan.

7. Mohon di jelaskan metode pelatihan berdasarkan sumbernya!

Metode pelatihan dibagi menjadi dua kategori, yaitu :

a. In-house atau on-site training, berupa pelatihan di tempat kerja (on the job

training), seminar atau lokakarya, instruksi lewat media dan instruksi berbasis

komputer.

b. External atau outside training, terdiri dari kursus, seminar dan lokakarya yang

diselenggarakan oleh asosiasi professional dan lembaga pendidikan.

Menurut Jucius (1970), metode pelatihan meliputi :

a. On-the-job training (latihan di tempat kerja)

b. Vestibule training

c. Apprenticeship training (magang)

d. Internship training

e. Learner training

f. Outside course

g. Retraining and upgrading

Menurut Byars dan Rue (2000) metode pelatihan dibagi menjadi :

a. On-the-job training, yaitu dilakukan pada waktu jam kerja berlangsung, baik

secara formal maupun informal. Meliputi understudy assignment, coaching,

experience, job rotation, special project and committee.


b. Off-the-job training, yaitu pelatihan dan pengembangan yang dilakukan secara

khusus di luar pekerjaan. Meliputi classroom training, lecturer, case study,

role playing, university and professional association seminars.

8.

Anda mungkin juga menyukai