Anda di halaman 1dari 13

KISI KISI BIOLOGI (SAT)

1.Penyebab dan dampak penggundulan hutan

Dampak:

1. Mengangu siklus air


2. Kebakaran huan
3. Matinya flora dan fauna
4. Berkurangnya pasokan air
5. Pemanasan global
6. Rendahnya kualitas udara

Penyebab:

1. Penebangan liar untuk membuka lahan atau menjual kayu secara ilegal.
2. Faktor alam, seperti iklim dan cuaca yang dapat memicu kebakaran hutan.
3. Tingginya kebutuhan manusia akan kertas.

2.Upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi kadar karbondioksida di daerah perkotaan

1. Transportasi Berkelanjutan: Mendorong penggunaan transportasi berkelanjutan seperti


berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan transportasi umum dapat mengurangi emisi CO2
dari kendaraan bermotor. Selain itu, pengembangan infrastruktur untuk mendukung mobilitas
berkelanjutan seperti jalur sepeda dan trotoar yang aman juga harus diprioritaskan.

2. Transportasi Publik yang Efisien: Meningkatkan efisiensi transportasi publik dengan


mengurangi konsumsi bahan bakar dan mengganti kendaraan dengan yang lebih ramah
lingkungan, seperti bus listrik atau kereta api listrik, dapat membantu mengurangi emisi CO2.

3. Penghijauan Kota: Meningkatkan jumlah taman, ruang terbuka hijau, dan area pepohonan di
daerah perkotaan dapat membantu menyerap CO2 dan mengurangi efek pulau panas
perkotaan. Pohon dan tanaman juga membantu menyaring partikel-partikel pencemar udara.

4. Efisiensi Energi Bangunan: Meningkatkan efisiensi energi bangunan melalui insulasi yang baik,
penggunaan sistem pemanas dan pendingin yang efisien, dan penerapan sumber energi
terbarukan seperti panel surya, dapat mengurangi penggunaan energi fosil dan emisi CO2.

5. Pengelolaan Limbah yang Efektif: Memperbaiki sistem pengelolaan limbah di daerah


perkotaan, termasuk daur ulang, kompos, dan pengurangan limbah, dapat mengurangi emisi
metana (CH4), yang merupakan gas rumah kaca lebih kuat dari CO2.

3.Syarat suatu lingkungan dapat dikatakan seimbang

beberapa syarat berikut:

1. Keanekaragaman Hayati: Lingkungan yang seimbang memiliki keanekaragaman hayati yang


tinggi. Hal ini mencakup keberadaan beragam spesies hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme
yang hidup dalam suatu ekosistem. Keanekaragaman hayati penting untuk menjaga
keseimbangan ekosistem dan menjalankan fungsi-fungsi ekologis yang berkelanjutan.

2. Siklus Materi: Lingkungan yang seimbang adalah lingkungan yang memiliki siklus materi yang
berfungsi dengan baik. Siklus materi melibatkan perpindahan dan transformasi unsur-unsur
kimia seperti karbon, nitrogen, fosfor, dan air antara berbagai komponen ekosistem, seperti
tanah, tumbuhan, hewan, dan atmosfer. Siklus materi yang sehat penting untuk menjaga
ketersediaan sumber daya dan menjaga kualitas lingkungan.

3. Ketersediaan Sumber Daya: Lingkungan yang seimbang juga memastikan ketersediaan sumber
daya yang cukup untuk semua makhluk yang hidup di dalamnya. Sumber daya tersebut meliputi
air, udara bersih, pangan, tempat berlindung, dan habitat yang memadai. Jika ketersediaan
sumber daya terganggu, maka keselarasan ekosistem dapat terganggu dan menyebabkan
perubahan yang tidak diinginkan.

4. Stabilitas Ekosistem: Lingkungan yang seimbang ditandai dengan stabilitas ekosistem. Stabilitas
ekosistem berarti bahwa suatu ekosistem mampu bertahan dan pulih setelah mengalami
gangguan atau perubahan alami. Keberadaan interaksi yang saling mendukung antara
organisme, serta keseimbangan rantai makanan dan jaring-jaring makanan, merupakan faktor
penting dalam mencapai stabilitas ekosistem.

5. Keseimbangan Energi: Lingkungan yang seimbang juga memiliki keseimbangan energi. Energi
yang masuk ke dalam suatu ekosistem melalui proses fotosintesis oleh tumbuhan, kemudian
dialirkan melalui rantai makanan. Keseimbangan energi berarti bahwa jumlah energi yang
masuk sebanding dengan energi yang dikonsumsi dan digunakan oleh organisme di dalam
ekosistem. Jika terjadi ketidakseimbangan energi, hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan
populasi dan interaksi antar spesies.

4.Faktor alam yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan lingkungan

1. Perubahan Iklim: Perubahan iklim alami, seperti fluktuasi suhu, pola curah hujan, dan tingkat
kelembaban, dapat mengakibatkan perubahan lingkungan yang signifikan.
2. Aktivitas Geologis: Aktivitas geologis seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, dan
pembentukan gunung baru dapat mempengaruhi secara drastis kondisi lingkungan di sekitarnya.
3. Erosi dan Pengerusan: Proses alami seperti erosi, pengerusan sungai, dan pembentukan
sedimentasi juga dapat mengubah kondisi lingkungan. Erosi dapat menghilangkan lapisan tanah
subur, mengubah aliran sungai, dan merusak habitat alami. Pengerusan sungai dapat mengubah
pola sungai, menciptakan banjir, dan mengancam kehidupan makhluk hidup di sekitarnya.
4. Kejadian Alam Ekstrem: Kejadian alam ekstrem seperti badai, banjir, kekeringan, dan angin
topan dapat menyebabkan perubahan drastis dalam lingkungan. Misalnya, banjir dapat merusak
tanaman, menghilangkan habitat, dan menyebabkan kehilangan kehidupan. Kekeringan dapat
mengeringkan sumber daya air, mengganggu ekosistem air, dan mempengaruhi kelangsungan
hidup organisme.
5. Perubahan Alamiah dalam Spesies dan Ekosistem: Proses alami dalam populasi dan interaksi
ekosistem juga dapat menyebabkan perubahan lingkungan. Misalnya, perubahan dalam
populasi spesies tertentu dapat mempengaruhi rantai makanan dan keanekaragaman hayati di
suatu wilayah. Ekosistem juga dapat mengalami perubahan saat spesies baru masuk atau
spesies yang ada mengalami kepunahan.

5.Kriteria suatu zat dikatakan sebagai polutan

1. Efek Negatif pada Lingkungan: Polutan adalah zat atau substansi yang memiliki efek negatif pada
lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Efek negatif ini bisa mencakup
pencemaran air, udara, atau tanah, merusak ekosistem, mengurangi keanekaragaman hayati,
atau membahayakan kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

2. Keberadaan di Luar Batas Alamiah: Zat polutan umumnya hadir di lingkungan dalam konsentrasi
yang melebihi ambang batas alamiah atau toleransi ekosistem. Dalam kondisi normal,
lingkungan mampu menguraikan atau menetralkan zat-zat ini secara alami. Namun, ketika
konsentrasi polutan melebihi kapasitas pemulihan alami, maka dapat menyebabkan dampak
negatif yang signifikan.

3. Sifat Persisten atau Bioakumulatif: Beberapa polutan memiliki sifat persisten, artinya mereka
tidak mudah terurai oleh proses alami dan dapat bertahan dalam lingkungan untuk jangka
waktu yang lama. Selain itu, polutan yang bersifat bioakumulatif cenderung terakumulasi dalam
organisme hidup melalui rantai makanan dan dapat mencapai konsentrasi yang berbahaya.

4. Potensi Bahaya bagi Kesehatan Manusia: Polutan juga dapat dikategorikan berdasarkan potensi
bahaya yang ditimbulkannya terhadap kesehatan manusia. Beberapa polutan diketahui
menyebabkan gangguan pernapasan, kerusakan organ, penyakit kulit, atau bahkan kanker jika
terpapar dalam jumlah yang cukup.

6.Akibat limbah organik mencemari perairan

1. Penurunan Kualitas Air


2. Pertumbuhan Alga Berlebihan
3. Pencemaran Biologis
4. Gangguan Terhadap Kehidupan Air
5. Menurunkan Nilai Estetika dan Kegunaannya

7.Mikroorganisme yang ditemukan dalam air tercemar

1. Escherichia coli (E. coli): E. coli adalah bakteri yang biasanya hidup dalam usus manusia dan
hewan. Kehadiran E. coli dalam air dapat menjadi indikator adanya pencemaran feses manusia
atau hewan, yang menunjukkan adanya risiko terhadap kesehatan manusia.

2. Salmonella: Salmonella adalah genus bakteri yang menyebabkan penyakit saluran pencernaan
pada manusia dan hewan. Bakteri ini dapat ditemukan dalam air yang tercemar oleh limbah
hewan atau limbah manusia yang terinfeksi.
3. Enterococcus: Bakteri Enterococcus juga digunakan sebagai indikator adanya pencemaran feses
manusia atau hewan dalam air. Kehadiran tinggi enterococcus dalam air dapat mengindikasikan
adanya risiko penyakit terkait.

4. Coliform: Kelompok bakteri coliform mencakup berbagai jenis bakteri yang umumnya hidup di
usus manusia dan hewan. Kehadiran coliform dalam air dapat menjadi tanda adanya
pencemaran feses dan meningkatkan risiko penyakit terkait.

5. Virus Norovirus: Norovirus adalah virus yang dapat menyebabkan gastroenteritis atau flu perut
pada manusia. Virus ini dapat menyebar melalui air yang tercemar oleh tinja orang yang
terinfeksi.

6. Cryptosporidium: Cryptosporidium adalah parasit protozoa yang dapat menyebabkan infeksi


usus pada manusia dan hewan. Parasit ini dapat ditemukan dalam air yang tercemar oleh tinja
hewan atau manusia yang terinfeksi.

8.Parameter kimia untuk menguji kualitas air

1. pH: pH adalah ukuran tingkat keasaman atau kebasaan air. Rentang pH yang diinginkan untuk air
bersih biasanya antara 6,5 hingga 8,5. pH yang di luar rentang ini dapat menunjukkan adanya
pencemaran atau ketidakseimbangan dalam ekosistem perairan.
2. Kandungan Oksigen Terlarut: Kandungan oksigen terlarut mengukur jumlah oksigen yang ada
dalam air. Oksigen terlarut penting bagi kehidupan organisme air. Jumlah oksigen terlarut yang
rendah dapat menunjukkan adanya pencemaran atau degradasi ekosistem perairan.
3. BOD (Biochemical Oxygen Demand): BOD mengukur jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
organisme aerobik dalam proses dekomposisi bahan organik dalam air. BOD yang tinggi
menunjukkan adanya pencemaran organik yang signifikan dalam air.
4. COD (Chemical Oxygen Demand): COD mengukur jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi bahan-bahan kimia organik dan anorganik dalam air. Tingkat COD yang tinggi
dapat menunjukkan adanya pencemaran yang disebabkan oleh zat-zat kimia dalam air.
5. Kekeruhan: Kekeruhan mengukur tingkat kejernihan air. Kekeruhan tinggi dapat menunjukkan
adanya partikel-partikel tersuspensi seperti lumpur, sedimen, atau bahan padat lainnya yang
dapat mengganggu organisme air dan mempengaruhi penetrasi cahaya dalam air.
6. Kandungan Logam Berat: Logam berat seperti timbal, merkuri, kadmium, dan seng dapat
mencemari air dan sangat berbahaya bagi organisme hidup, termasuk manusia. Pengukuran
kandungan logam berat penting untuk mengidentifikasi adanya pencemaran oleh logam berat.
7. Kandungan Nutrien: Nutrien seperti nitrogen dan fosfor dapat menyebabkan eutrofikasi atau
pertumbuhan alga berlebihan dalam perairan. Kandungan nutrien yang tinggi dapat
menunjukkan adanya pencemaran oleh limbah pertanian atau limbah domestik.

9. Hasil pembakaran bahan bakar fosil yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan

1. Emisi Gas Rumah Kaca: Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan emisi gas rumah kaca,
termasuk karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrogen oksida (NOx). Emisi gas rumah
kaca ini bertanggung jawab atas pemanasan global dan perubahan iklim yang berdampak
negatif pada ekosistem dan kehidupan manusia.

2. Pencemaran Udara: Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan emisi polutan udara seperti
sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), karbon monoksida (CO), dan partikulat. Polutan-
polutan ini dapat menyebabkan pencemaran udara yang merugikan kualitas udara dan
kesehatan manusia, serta berkontribusi terhadap pembentukan kabut asap dan masalah
pernapasan.

3. Asap dan Debu: Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan asap dan debu yang terdiri dari
partikel-partikel padat yang terdispersi di udara. Partikel-partikel ini dapat mengendap di tanah
dan perairan, menyebabkan pencemaran tanah dan perairan serta membahayakan organisme
hidup dan keanekaragaman hayati.

4. Asam Hujan: Pembakaran bahan bakar fosil juga berkontribusi pada pembentukan asam hujan.
Emisi gas sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx) bereaksi dengan uap air di atmosfer
membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang kemudian jatuh ke bumi sebagai hujan asam.
Asam hujan dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman, perairan, dan infrastruktur.

10Penyebab terjadinya hujan asam

‘’Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta
nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida’’

11.Dampak pembentukan lahan perkebunan di area hutan

1. Deforestasi: Pembentukan lahan perkebunan sering melibatkan penebangan pohon dan


penghilangan vegetasi hutan yang ada. Ini menyebabkan deforestasi yang mengakibatkan
hilangnya habitat alami untuk berbagai spesies flora dan fauna. Hilangnya hutan juga
berkontribusi pada hilangnya keragaman hayati dan mengancam kelestarian ekosistem hutan.

2. Kerusakan Ekosistem: Pembentukan lahan perkebunan sering melibatkan penggundulan lahan


yang luas, pembersihan vegetasi, dan pemindahan tanah. Ini mengganggu ekosistem alami dan
merusak lingkungan hidup organisme yang tinggal di dalamnya. Hilangnya fungsi ekosistem yang
kompleks seperti siklus air, penyimpanan karbon, dan pengendalian erosi dapat berdampak
negatif pada lingkungan secara keseluruhan.

3. Hilangnya Keanekaragaman Hayati: Hutan adalah rumah bagi berbagai spesies tumbuhan dan
hewan yang bergantung pada lingkungan hutan untuk kelangsungan hidup mereka.
Pembentukan lahan perkebunan yang menggantikan hutan mengakibatkan hilangnya
keanekaragaman hayati yang berharga. Spesies-spesies langka atau endemik yang hanya ada di
hutan dapat terancam punah akibat kehilangan habitat alaminya.

12.Dampak penggunaan alat pendingin terhadap lingkungan

1. Konsumsi Energi: Alat pendingin membutuhkan energi untuk beroperasi, terutama dalam
bentuk listrik. Konsumsi energi ini biasanya berasal dari pembangkit listrik yang menggunakan
bahan bakar fosil, seperti minyak bumi atau batu bara. Penggunaan alat pendingin yang luas
menyebabkan peningkatan permintaan energi listrik, yang dapat mengakibatkan emisi gas
rumah kaca dan kontribusi terhadap perubahan iklim.

2. Emisi Gas Rumah Kaca: Alat pendingin yang menggunakan refrigeran (bahan pendingin)
tertentu, seperti CFCs (chlorofluorocarbons) atau HFCs (hydrofluorocarbons), dapat
menyebabkan emisi gas rumah kaca. Refrigeran ini memiliki potensi pemanasan global yang
tinggi dan dapat berkontribusi pada perubahan iklim jika bocor ke atmosfer.

3. Depleksi Lapisan Ozon: Beberapa jenis refrigeran, seperti CFCs, telah terbukti menyebabkan
depleksi lapisan ozon di atmosfer. Lapisan ozon berfungsi melindungi Bumi dari radiasi
ultraviolet (UV) berbahaya. Penipisan lapisan ozon dapat meningkatkan risiko paparan UV
berlebihan, yang dapat menyebabkan kanker kulit, kerusakan mata, dan gangguan sistem
kekebalan tubuh.

13.Limbah yang bersifat nonbiodegradiable

(Limbah nonbiodegradabel adalah limbah yang tidak dapat diuraikan secara alami oleh organisme
pengurai dalam waktu yang wajar. Ini berarti bahwa limbah tersebut tidak dapat terurai menjadi bahan
yang lebih sederhana melalui proses biologi atau enzimatik.)

Contohnya:

1. Plastic
2. Logam berat
3. Bahan kimia berbahaya
4. Kaca

14.Langkah yang dilakukan pemerintah untuk mencegah kerusakan hutan mangrove

1. Perlindungan Hukum dan Kebijakan: Pemerintah dapat mengeluarkan undang-undang,


peraturan, dan kebijakan yang secara khusus melindungi hutan mangrove. Hal ini termasuk
penentuan kawasan konservasi, pengaturan izin penggunaan lahan, dan larangan aktivitas yang
merusak hutan mangrove, seperti penebangan ilegal, perburuan liar, atau perikanan yang
merusak.

2. Pengelolaan Lahan: Pemerintah dapat melakukan pengelolaan yang efektif terhadap lahan
mangrove dengan mengidentifikasi kawasan yang penting untuk dilestarikan dan menjalankan
program restorasi dan rehabilitasi. Ini melibatkan pemantauan dan pengawasan terhadap
aktivitas manusia yang berpotensi merusak hutan mangrove, serta pengaturan penggunaan
lahan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

15.Upaya yang dilakukan untuk mengurangi kadar karbondioksida di udara

1. Pengurangan Emisi: Mengurangi emisi CO2 adalah langkah penting dalam mengurangi kadar
karbondioksida di udara. Hal ini dapat dilakukan dengan beralih ke sumber energi terbarukan
seperti energi surya dan angin, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, meningkatkan
efisiensi energi, dan mendorong transportasi berkelanjutan seperti penggunaan kendaraan
listrik atau transportasi umum.

2. Penghijauan dan Pemulihan Hutan: Pohon adalah penyerap alami karbon yang efektif melalui
proses fotosintesis. Penghijauan dan pemulihan hutan dapat membantu mengurangi kadar CO2
di atmosfer. Melalui penanaman lebih banyak pohon dan menjaga kelestarian hutan yang ada,
penyerapan CO2 dari udara dapat ditingkatkan.

3. Konservasi Tanah dan Pengelolaan Lahan: Praktik-praktik yang berkelanjutan dalam pengelolaan
lahan dapat membantu mengurangi emisi CO2 dan meningkatkan penyerapan karbon di tanah.
Ini termasuk pengurangan deforestasi, restorasi lahan gambut, pertanian berkelanjutan,
pengelolaan hutan yang berkelanjutan, dan praktik pengelolaan limbah yang tepat.

4. Pengembangan Teknologi Penangkapan Karbon: Teknologi penangkapan dan penyimpanan


karbon (Carbon Capture and Storage, CCS) dapat digunakan untuk menangkap CO2 dari sumber-
sumber emisi besar, seperti pembangkit listrik tenaga batu bara atau pabrik industri, dan
menyimpannya secara aman dalam reservoir bawah tanah.

16.Usaha yang dilakukan untuk mencegah pencemaran air

 Menggunakan detergen secukupnya

 Memisahkan sampah organik dan sampah anorganik

 Menggunakan pupuk dan pestisida secukupnya

 Memilih pupuk dan pestisida dengan bahan yang cepat terurai

 Setiap pabrik/kegiatan industri hendaknya memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

17.Usaha yang dilakukan untuk mencegah pencemaran tanah


 Memisahkan sampah organik dan sampah anorganik

 Mengolah sampah organik (misalnya dibuat kompos) dan sampah anorganik (melalui daur
ulang)

 Mengurangi penggunaan bahan-bahan yang non-biodegradable

 Menggunakan pupuk dan pestisida secukupnya

 Memilih pupuk dan pestisida dengan bahan yang cepat terurai

 Setiap pabrik/kegiatan industri hendaknya memiliki Instalasi Pengolahan Limbah

18. Manfaat metode pengolahan limbah menggunakan IPAL

1.mengurangi pencemaran air

2.mengurangi dampak ekosistem air

3.mencegah penyakit dan kontaminasi

19.Contoh peristiwa yang menerapkan prinsip Recycle

1. Hari Bumi: Setiap tanggal 22 April, Hari Bumi dirayakan di seluruh dunia untuk meningkatkan
kesadaran tentang pentingnya menjaga dan melindungi lingkungan. Banyak kegiatan yang
terkait dengan daur ulang dilakukan pada Hari Bumi, seperti kampanye pengumpulan dan daur
ulang sampah, penanaman kembali, dan pembuatan kerajinan dari bahan daur ulang.

20.Perubahan lingkungan yang terjadi karena penebangan hutan

1. hilangnya keanekaragaman hayati

2. deforestasi

3. erosi tanah

4. perubahan iklim

5 hilangnya sumber mata air

21.Tindakan untuk melestarikan hutan mangrove

1. Penghentian Penebangan: Melindungi hutan mangrove membutuhkan penghentian


penebangan ilegal dan pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Pemerintah dan lembaga terkait
perlu memberlakukan kebijakan dan regulasi yang melindungi hutan mangrove dari penebangan
yang tidak berkelanjutan.
2. Rehabilitasi dan Penanaman Mangrove: Melakukan program rehabilitasi dan penanaman
mangrove yang aktif dapat membantu memulihkan dan memperluas hutan mangrove yang
rusak atau hilang. Kegiatan ini dapat melibatkan masyarakat setempat, organisasi lingkungan,
dan pemerintah untuk bekerja sama dalam penanaman bibit mangrove di area yang
terdegradasi

22.Penyebab terjadinya Eutrofikasi

Eutrofikasi adalah proses peningkatan konsentrasi nutrien, terutama nitrogen dan fosfor, di perairan
yang berlebihan. Hal ini menyebabkan pertumbuhan alga yang berlebihan dan memicu perubahan
ekosistem perairan. Beberapa penyebab utama terjadinya eutrofikasi adalah:

1. Pencemaran Limbah Pertanian: Penggunaan pupuk dalam pertanian yang berlebihan dan
penggunaan pestisida yang tidak terkendali dapat menyebabkan pencemaran nutrien ke dalam
perairan. Limbah pertanian yang mengandung fosfor dan nitrogen akan terbawa oleh aliran air
ke sungai, dan akhirnya mencapai dan memperkaya perairan.

2. Pencemaran Limbah Domestik: Limbah domestik, termasuk limbah dari rumah tangga, industri,
dan pemukiman, mengandung nutrien seperti fosfor dan nitrogen. Jika limbah ini tidak diolah
dengan baik melalui sistem pengolahan limbah, maka dapat mencemari perairan dan
menyebabkan eutrofikasi.

3. Pembangunan dan Urbanisasi: Pembangunan perkotaan dan urbanisasi dapat menyebabkan


peningkatan aliran air permukaan yang membawa nutrien dari lahan yang ditanami pupuk dan
limbah domestik ke perairan. Peningkatan jumlah permukaan yang tertutup beton dan
pengurangan vegetasi juga mengurangi kemampuan alami lingkungan untuk menyerap dan
memproses nutrien secara alami.

4. Pembuangan Limbah Industri: Beberapa industri, terutama industri kimia, pertambangan, dan
petrokimia, membuang limbah mereka ke perairan tanpa pengolahan yang memadai. Limbah
industri ini dapat mengandung nutrien berlebih yang dapat memicu eutrofikasi.

23.Karakteristik air yang tercemar

1. Bau dan rasa yang tidak biasa perubahan warna


2. keluhan
3. tingkat pH yang tidak normal
4. kandungan zat tercemar
5. hilangnya kehidupan organisme
6. tidak memenuhi standar kualitas air

24.Aktivitas manusia yang dapat meningkatkan keanekaragaman hayati

1. Melakukan penghijauan atau reboisasi.


2. Melindungi dan menjaga habitat di hutan.
3. Menerapkan sistem tebang pilih.
4. Menerapkan sistem tebang-tanam.
5. Melakukan penebangan secara konservatif.
6. Mencegah kebakaran hutan.
7. Tidak mencoret-coret pohon di hutan.
8. Tidak membuang sampah di hutan.

25.Akibat pembukaan lahan hutan untuk pemukiman dan pertanian

1. Hilangnya Habitat dan Keanekaragaman Hayati: Lahan hutan yang dibuka akan menyebabkan
hilangnya habitat alami bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan. Hewan-hewan yang
tergantung pada hutan untuk makanan, tempat berlindung, dan berkembang biak akan
kehilangan habitatnya, yang dapat mengancam keberadaan mereka. Selain itu, hilangnya hutan
juga mengakibatkan penurunan keanekaragaman hayati karena banyak spesies yang hanya
dapat hidup dalam ekosistem hutan tertentu.

2. Perubahan Iklim: Hutan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan iklim global.
Penebangan hutan menyebabkan pelepasan karbon yang tersimpan dalam biomasa hutan, yang
kemudian berkontribusi pada peningkatan emisi gas rumah kaca. Akibatnya, pembukaan lahan
hutan berdampak pada perubahan iklim yang lebih cepat dan intens, seperti pemanasan global
dan perubahan pola cuaca yang ekstrem.

3. Erosi Tanah dan Banjir: Lahan hutan memiliki tata air yang baik untuk menahan air hujan dan
mencegah erosi tanah. Namun, ketika hutan ditebang, tanah yang tidak terlindungi menjadi
rentan terhadap erosi. Air hujan yang jatuh langsung ke permukaan tanah tanpa perlindungan
vegetasi dapat mengikis lapisan tanah subur, menyebabkan erosi yang parah. Selain itu,
deforestasi juga meningkatkan risiko banjir karena hilangnya vegetasi penyerap air dan
pengurangan kemampuan hutan untuk menahan aliran air.

4. Penurunan Kualitas Tanah: Hutan menyediakan nutrisi bagi tanah melalui jatuhnya dedaunan
dan bahan organik yang terdekomposisi. Penebangan hutan dan pembukaan lahan akan
mengurangi pasokan bahan organik ke tanah, sehingga menyebabkan penurunan kesuburan dan
kualitas tanah. Tanah yang tidak subur akan sulit mendukung pertanian yang berkelanjutan,
mempengaruhi hasil panen dan keberlanjutan sistem pertanian.

26.Peristiwa yang terjadi akibat CFC secara berlebihan

( penipisan lapisan ozon. CFC adalah senyawa kimia yang banyak digunakan dalam berbagai produk
seperti pendingin udara, aerosol, busa poliuretan, dan peralatan elektronik. )

27.dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh alih fungsi lahan hutan dari perkebunan

(Kerusakan lingkungan akibat dari ekspansi lahan perkebunan sangat rentan terjadi, hal ini dikarenakan
proses pembersihan lahan kerap dilakukan dengan cara merusak dan membakar hutan. Asap dari
pembakaran lahan ini menghasilkan emisi gas rumah kaca yang dapat menyebabkan terjadinya
perubahan iklim yang cukup ekstrim. )
28.jenis limbah B3

1. limbah B3 sumber tidak spesifik,


2. limbah B3 spesifik umum,
3. limbah B3 spesifik khusus dan limbah B3 kadaluarsa.

29.Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kerusakan lingkungan akibat penebangan hutan secara liar

1. Penegakan hukum dan pengawasan


2. perlindungan hutan dan kawasan konservasi
3. peningkatan kesadaran kolaborasi antara pemerintah LSM dan swasta
4. perluasan restorasi hutan

30.Usaha untuk mengatasi pencemaran air ( no. 16 )

31.Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi limbah organik dan limbah anorganik

1. Daur Ulang dan Pengolahan Limbah Organik: Limbah organik seperti sisa makanan, daun, dan
limbah pertanian dapat diolah melalui komposting. Kompos dapat digunakan sebagai pupuk
organik untuk pertanian atau kebun. Selain itu, limbah organik juga dapat dimanfaatkan untuk
produksi biogas melalui proses pengolahan anaerobik.

2. Pengurangan Penggunaan Plastik Sekali Pakai: Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai
seperti kantong plastik, gelas plastik, dan sedotan plastik sangat penting untuk mengurangi
limbah anorganik. Mendorong penggunaan kantong kain atau tas yang dapat digunakan
berulang kali, menggunakan botol minum yang dapat diisi ulang, dan mengganti sedotan plastik
dengan sedotan berbahan ramah lingkungan dapat membantu mengurangi limbah plastik.

3. Daur Ulang dan Pengolahan Limbah Anorganik: Limbah anorganik seperti kertas, kardus, logam,
dan kaca dapat didaur ulang. Masyarakat dapat memisahkan limbah anorganik ini dengan benar
dan mengirimkannya ke fasilitas daur ulang yang sesuai. Selain itu, perlu juga ditingkatkan
sistem pengumpulan dan pemrosesan limbah anorganik yang efektif oleh pemerintah dan
lembaga terkait.

4. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat: Pendidikan dan kampanye kesadaran masyarakat tentang
pentingnya pengelolaan limbah sangat penting. Masyarakat perlu diberi informasi tentang cara
yang benar untuk memilah, mengelola, dan membuang limbah organik dan anorganik. Program
edukasi dapat dilakukan di sekolah, komunitas, dan melalui media sosial untuk meningkatkan
pemahaman dan partisipasi masyarakat dalam mengelola limbah dengan baik.

5. Penggunaan Teknologi Ramah Lingkungan: Pengembangan dan penerapan teknologi ramah


lingkungan dalam pengolahan limbah juga dapat membantu mengatasi limbah organik dan
anorganik. Misalnya, penggunaan sistem pengolahan air limbah yang efisien dan ramah
lingkungan, penggunaan teknologi daur ulang yang canggih, dan penggunaan teknologi
pengomposan yang modern.

6. Kebijakan dan Regulasi yang Ketat: Pemerintah perlu mengimplementasikan kebijakan dan
regulasi yang ketat terkait pengelolaan limbah organik dan anorganik. Hal ini meliputi peraturan
tentang pemisahan limbah, pengumpulan limbah yang efektif, penggunaan bahan ramah
lingkungan, dan sanksi bagi pelanggaran terhadap peraturan tersebut.

32.Alasan sisa sisa tumbuhan dapat dimanfaatkan menjadi kompos

( karena tumbuhan merupakan makhluk hidup yang mudah diuraikan oleh tanah )

33.Dampak akibat pembukaan lahan hutan

( Kerugian ekonomi, kerugian ekologis, dampak politis, gangguan kesehatan, musnahnya flora dan
fauna, berdampak social )

34.Kegiatan untuk mengurangi terjadinya hujan asam

( membatasi penggunaan bahan bakar fosil dan berfokus pada sumber energi yang lebih berkelanjutan
seperti tenaga surya dan angin. )

35.Dampak terjadinya hujan asam

(Tumbuhan terancam mati akibat pengikisan jaringan epidermis. Sulfur dioksida dan nitrogen dioksida
mempunyai kadar asam tinggi. Hewan terancam mati akibat karbon dioksida yang berlebihan.
Menyebabkan berbagai macam penyakit. )

36.Usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran sungai di pemukiman yang
berdekatan dengan pabrik

1. Melakukan pengolahan limbah dengan benar.


2. Menggunakan bahan - bahan yang ramah lingkungan.
3. Tidak membuang sampah di sungai atau sumber air lainnya.
4. Menggunakan detergen yang ramah lingkungan.
5. Rutin melakukan upaya pembersihan sumber air.
6. Menanam pohon di setiap lahan yang tersedia.

37.Tujuan pengamatan biologis untuk mengetahui kualitas air

( bertujuan unuk mengeahui kandungan mikroorganisme dalam air )

38.Penyebab penurunan populasi tumbuhan air akibat Eutrofikasi

( karena ulah manusia yang tidak ramah terhadap lingkungan Emisi nutrisi dari industry )

39.Salaah satu cara penanganan yang dapat dilakukan dalam penangani limbah padat

1. Penimbunan terbuka
2. Sanitary landfill
3. Membuat kompas padat
4. Melakukan daur ulang
5. Pengelohahan limbah padat dengan pembakaran

40.Kegiatan yang menerapkan langkah Reuse


1. Menggunakan botol plastik bekas untuk media tanam;
2. Menggunakan cup kopi plastik untuk tempat pensil;
3. Menggunakan kertas bolak balik untuk buku catatan/notes;
4. Menggunakan kertas bekas sebagai amplop atau pembungkus;
5. Menggunakan amplop berulang;

TETAP SEMANGAT WAHAI TEMAN-TEMAN KARENA BESOK SUDAH HARI AKHIR YANG DIMANA HARI
KEBEBASAN BUAT KITA….HAHAHHH….KAMIS KALIAN BISA TIDUR DENGAN TENANG GAK USAH BANGUN
JUGA GPP KOK SEMANGAT YAHH….MOGA HASILNYA MEMUASKAN. AAMINN….KEEP STRONG BESTIE

Anda mungkin juga menyukai