Kisi Kisi Biologi
Kisi Kisi Biologi
Dampak:
Penyebab:
1. Penebangan liar untuk membuka lahan atau menjual kayu secara ilegal.
2. Faktor alam, seperti iklim dan cuaca yang dapat memicu kebakaran hutan.
3. Tingginya kebutuhan manusia akan kertas.
2.Upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi kadar karbondioksida di daerah perkotaan
3. Penghijauan Kota: Meningkatkan jumlah taman, ruang terbuka hijau, dan area pepohonan di
daerah perkotaan dapat membantu menyerap CO2 dan mengurangi efek pulau panas
perkotaan. Pohon dan tanaman juga membantu menyaring partikel-partikel pencemar udara.
4. Efisiensi Energi Bangunan: Meningkatkan efisiensi energi bangunan melalui insulasi yang baik,
penggunaan sistem pemanas dan pendingin yang efisien, dan penerapan sumber energi
terbarukan seperti panel surya, dapat mengurangi penggunaan energi fosil dan emisi CO2.
2. Siklus Materi: Lingkungan yang seimbang adalah lingkungan yang memiliki siklus materi yang
berfungsi dengan baik. Siklus materi melibatkan perpindahan dan transformasi unsur-unsur
kimia seperti karbon, nitrogen, fosfor, dan air antara berbagai komponen ekosistem, seperti
tanah, tumbuhan, hewan, dan atmosfer. Siklus materi yang sehat penting untuk menjaga
ketersediaan sumber daya dan menjaga kualitas lingkungan.
3. Ketersediaan Sumber Daya: Lingkungan yang seimbang juga memastikan ketersediaan sumber
daya yang cukup untuk semua makhluk yang hidup di dalamnya. Sumber daya tersebut meliputi
air, udara bersih, pangan, tempat berlindung, dan habitat yang memadai. Jika ketersediaan
sumber daya terganggu, maka keselarasan ekosistem dapat terganggu dan menyebabkan
perubahan yang tidak diinginkan.
4. Stabilitas Ekosistem: Lingkungan yang seimbang ditandai dengan stabilitas ekosistem. Stabilitas
ekosistem berarti bahwa suatu ekosistem mampu bertahan dan pulih setelah mengalami
gangguan atau perubahan alami. Keberadaan interaksi yang saling mendukung antara
organisme, serta keseimbangan rantai makanan dan jaring-jaring makanan, merupakan faktor
penting dalam mencapai stabilitas ekosistem.
5. Keseimbangan Energi: Lingkungan yang seimbang juga memiliki keseimbangan energi. Energi
yang masuk ke dalam suatu ekosistem melalui proses fotosintesis oleh tumbuhan, kemudian
dialirkan melalui rantai makanan. Keseimbangan energi berarti bahwa jumlah energi yang
masuk sebanding dengan energi yang dikonsumsi dan digunakan oleh organisme di dalam
ekosistem. Jika terjadi ketidakseimbangan energi, hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan
populasi dan interaksi antar spesies.
1. Perubahan Iklim: Perubahan iklim alami, seperti fluktuasi suhu, pola curah hujan, dan tingkat
kelembaban, dapat mengakibatkan perubahan lingkungan yang signifikan.
2. Aktivitas Geologis: Aktivitas geologis seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, dan
pembentukan gunung baru dapat mempengaruhi secara drastis kondisi lingkungan di sekitarnya.
3. Erosi dan Pengerusan: Proses alami seperti erosi, pengerusan sungai, dan pembentukan
sedimentasi juga dapat mengubah kondisi lingkungan. Erosi dapat menghilangkan lapisan tanah
subur, mengubah aliran sungai, dan merusak habitat alami. Pengerusan sungai dapat mengubah
pola sungai, menciptakan banjir, dan mengancam kehidupan makhluk hidup di sekitarnya.
4. Kejadian Alam Ekstrem: Kejadian alam ekstrem seperti badai, banjir, kekeringan, dan angin
topan dapat menyebabkan perubahan drastis dalam lingkungan. Misalnya, banjir dapat merusak
tanaman, menghilangkan habitat, dan menyebabkan kehilangan kehidupan. Kekeringan dapat
mengeringkan sumber daya air, mengganggu ekosistem air, dan mempengaruhi kelangsungan
hidup organisme.
5. Perubahan Alamiah dalam Spesies dan Ekosistem: Proses alami dalam populasi dan interaksi
ekosistem juga dapat menyebabkan perubahan lingkungan. Misalnya, perubahan dalam
populasi spesies tertentu dapat mempengaruhi rantai makanan dan keanekaragaman hayati di
suatu wilayah. Ekosistem juga dapat mengalami perubahan saat spesies baru masuk atau
spesies yang ada mengalami kepunahan.
1. Efek Negatif pada Lingkungan: Polutan adalah zat atau substansi yang memiliki efek negatif pada
lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Efek negatif ini bisa mencakup
pencemaran air, udara, atau tanah, merusak ekosistem, mengurangi keanekaragaman hayati,
atau membahayakan kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
2. Keberadaan di Luar Batas Alamiah: Zat polutan umumnya hadir di lingkungan dalam konsentrasi
yang melebihi ambang batas alamiah atau toleransi ekosistem. Dalam kondisi normal,
lingkungan mampu menguraikan atau menetralkan zat-zat ini secara alami. Namun, ketika
konsentrasi polutan melebihi kapasitas pemulihan alami, maka dapat menyebabkan dampak
negatif yang signifikan.
3. Sifat Persisten atau Bioakumulatif: Beberapa polutan memiliki sifat persisten, artinya mereka
tidak mudah terurai oleh proses alami dan dapat bertahan dalam lingkungan untuk jangka
waktu yang lama. Selain itu, polutan yang bersifat bioakumulatif cenderung terakumulasi dalam
organisme hidup melalui rantai makanan dan dapat mencapai konsentrasi yang berbahaya.
4. Potensi Bahaya bagi Kesehatan Manusia: Polutan juga dapat dikategorikan berdasarkan potensi
bahaya yang ditimbulkannya terhadap kesehatan manusia. Beberapa polutan diketahui
menyebabkan gangguan pernapasan, kerusakan organ, penyakit kulit, atau bahkan kanker jika
terpapar dalam jumlah yang cukup.
1. Escherichia coli (E. coli): E. coli adalah bakteri yang biasanya hidup dalam usus manusia dan
hewan. Kehadiran E. coli dalam air dapat menjadi indikator adanya pencemaran feses manusia
atau hewan, yang menunjukkan adanya risiko terhadap kesehatan manusia.
2. Salmonella: Salmonella adalah genus bakteri yang menyebabkan penyakit saluran pencernaan
pada manusia dan hewan. Bakteri ini dapat ditemukan dalam air yang tercemar oleh limbah
hewan atau limbah manusia yang terinfeksi.
3. Enterococcus: Bakteri Enterococcus juga digunakan sebagai indikator adanya pencemaran feses
manusia atau hewan dalam air. Kehadiran tinggi enterococcus dalam air dapat mengindikasikan
adanya risiko penyakit terkait.
4. Coliform: Kelompok bakteri coliform mencakup berbagai jenis bakteri yang umumnya hidup di
usus manusia dan hewan. Kehadiran coliform dalam air dapat menjadi tanda adanya
pencemaran feses dan meningkatkan risiko penyakit terkait.
5. Virus Norovirus: Norovirus adalah virus yang dapat menyebabkan gastroenteritis atau flu perut
pada manusia. Virus ini dapat menyebar melalui air yang tercemar oleh tinja orang yang
terinfeksi.
1. pH: pH adalah ukuran tingkat keasaman atau kebasaan air. Rentang pH yang diinginkan untuk air
bersih biasanya antara 6,5 hingga 8,5. pH yang di luar rentang ini dapat menunjukkan adanya
pencemaran atau ketidakseimbangan dalam ekosistem perairan.
2. Kandungan Oksigen Terlarut: Kandungan oksigen terlarut mengukur jumlah oksigen yang ada
dalam air. Oksigen terlarut penting bagi kehidupan organisme air. Jumlah oksigen terlarut yang
rendah dapat menunjukkan adanya pencemaran atau degradasi ekosistem perairan.
3. BOD (Biochemical Oxygen Demand): BOD mengukur jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
organisme aerobik dalam proses dekomposisi bahan organik dalam air. BOD yang tinggi
menunjukkan adanya pencemaran organik yang signifikan dalam air.
4. COD (Chemical Oxygen Demand): COD mengukur jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi bahan-bahan kimia organik dan anorganik dalam air. Tingkat COD yang tinggi
dapat menunjukkan adanya pencemaran yang disebabkan oleh zat-zat kimia dalam air.
5. Kekeruhan: Kekeruhan mengukur tingkat kejernihan air. Kekeruhan tinggi dapat menunjukkan
adanya partikel-partikel tersuspensi seperti lumpur, sedimen, atau bahan padat lainnya yang
dapat mengganggu organisme air dan mempengaruhi penetrasi cahaya dalam air.
6. Kandungan Logam Berat: Logam berat seperti timbal, merkuri, kadmium, dan seng dapat
mencemari air dan sangat berbahaya bagi organisme hidup, termasuk manusia. Pengukuran
kandungan logam berat penting untuk mengidentifikasi adanya pencemaran oleh logam berat.
7. Kandungan Nutrien: Nutrien seperti nitrogen dan fosfor dapat menyebabkan eutrofikasi atau
pertumbuhan alga berlebihan dalam perairan. Kandungan nutrien yang tinggi dapat
menunjukkan adanya pencemaran oleh limbah pertanian atau limbah domestik.
9. Hasil pembakaran bahan bakar fosil yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan
1. Emisi Gas Rumah Kaca: Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan emisi gas rumah kaca,
termasuk karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrogen oksida (NOx). Emisi gas rumah
kaca ini bertanggung jawab atas pemanasan global dan perubahan iklim yang berdampak
negatif pada ekosistem dan kehidupan manusia.
2. Pencemaran Udara: Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan emisi polutan udara seperti
sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), karbon monoksida (CO), dan partikulat. Polutan-
polutan ini dapat menyebabkan pencemaran udara yang merugikan kualitas udara dan
kesehatan manusia, serta berkontribusi terhadap pembentukan kabut asap dan masalah
pernapasan.
3. Asap dan Debu: Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan asap dan debu yang terdiri dari
partikel-partikel padat yang terdispersi di udara. Partikel-partikel ini dapat mengendap di tanah
dan perairan, menyebabkan pencemaran tanah dan perairan serta membahayakan organisme
hidup dan keanekaragaman hayati.
4. Asam Hujan: Pembakaran bahan bakar fosil juga berkontribusi pada pembentukan asam hujan.
Emisi gas sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx) bereaksi dengan uap air di atmosfer
membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang kemudian jatuh ke bumi sebagai hujan asam.
Asam hujan dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman, perairan, dan infrastruktur.
‘’Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta
nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida’’
3. Hilangnya Keanekaragaman Hayati: Hutan adalah rumah bagi berbagai spesies tumbuhan dan
hewan yang bergantung pada lingkungan hutan untuk kelangsungan hidup mereka.
Pembentukan lahan perkebunan yang menggantikan hutan mengakibatkan hilangnya
keanekaragaman hayati yang berharga. Spesies-spesies langka atau endemik yang hanya ada di
hutan dapat terancam punah akibat kehilangan habitat alaminya.
1. Konsumsi Energi: Alat pendingin membutuhkan energi untuk beroperasi, terutama dalam
bentuk listrik. Konsumsi energi ini biasanya berasal dari pembangkit listrik yang menggunakan
bahan bakar fosil, seperti minyak bumi atau batu bara. Penggunaan alat pendingin yang luas
menyebabkan peningkatan permintaan energi listrik, yang dapat mengakibatkan emisi gas
rumah kaca dan kontribusi terhadap perubahan iklim.
2. Emisi Gas Rumah Kaca: Alat pendingin yang menggunakan refrigeran (bahan pendingin)
tertentu, seperti CFCs (chlorofluorocarbons) atau HFCs (hydrofluorocarbons), dapat
menyebabkan emisi gas rumah kaca. Refrigeran ini memiliki potensi pemanasan global yang
tinggi dan dapat berkontribusi pada perubahan iklim jika bocor ke atmosfer.
3. Depleksi Lapisan Ozon: Beberapa jenis refrigeran, seperti CFCs, telah terbukti menyebabkan
depleksi lapisan ozon di atmosfer. Lapisan ozon berfungsi melindungi Bumi dari radiasi
ultraviolet (UV) berbahaya. Penipisan lapisan ozon dapat meningkatkan risiko paparan UV
berlebihan, yang dapat menyebabkan kanker kulit, kerusakan mata, dan gangguan sistem
kekebalan tubuh.
(Limbah nonbiodegradabel adalah limbah yang tidak dapat diuraikan secara alami oleh organisme
pengurai dalam waktu yang wajar. Ini berarti bahwa limbah tersebut tidak dapat terurai menjadi bahan
yang lebih sederhana melalui proses biologi atau enzimatik.)
Contohnya:
1. Plastic
2. Logam berat
3. Bahan kimia berbahaya
4. Kaca
2. Pengelolaan Lahan: Pemerintah dapat melakukan pengelolaan yang efektif terhadap lahan
mangrove dengan mengidentifikasi kawasan yang penting untuk dilestarikan dan menjalankan
program restorasi dan rehabilitasi. Ini melibatkan pemantauan dan pengawasan terhadap
aktivitas manusia yang berpotensi merusak hutan mangrove, serta pengaturan penggunaan
lahan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
1. Pengurangan Emisi: Mengurangi emisi CO2 adalah langkah penting dalam mengurangi kadar
karbondioksida di udara. Hal ini dapat dilakukan dengan beralih ke sumber energi terbarukan
seperti energi surya dan angin, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, meningkatkan
efisiensi energi, dan mendorong transportasi berkelanjutan seperti penggunaan kendaraan
listrik atau transportasi umum.
2. Penghijauan dan Pemulihan Hutan: Pohon adalah penyerap alami karbon yang efektif melalui
proses fotosintesis. Penghijauan dan pemulihan hutan dapat membantu mengurangi kadar CO2
di atmosfer. Melalui penanaman lebih banyak pohon dan menjaga kelestarian hutan yang ada,
penyerapan CO2 dari udara dapat ditingkatkan.
3. Konservasi Tanah dan Pengelolaan Lahan: Praktik-praktik yang berkelanjutan dalam pengelolaan
lahan dapat membantu mengurangi emisi CO2 dan meningkatkan penyerapan karbon di tanah.
Ini termasuk pengurangan deforestasi, restorasi lahan gambut, pertanian berkelanjutan,
pengelolaan hutan yang berkelanjutan, dan praktik pengelolaan limbah yang tepat.
Setiap pabrik/kegiatan industri hendaknya memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Mengolah sampah organik (misalnya dibuat kompos) dan sampah anorganik (melalui daur
ulang)
1. Hari Bumi: Setiap tanggal 22 April, Hari Bumi dirayakan di seluruh dunia untuk meningkatkan
kesadaran tentang pentingnya menjaga dan melindungi lingkungan. Banyak kegiatan yang
terkait dengan daur ulang dilakukan pada Hari Bumi, seperti kampanye pengumpulan dan daur
ulang sampah, penanaman kembali, dan pembuatan kerajinan dari bahan daur ulang.
2. deforestasi
3. erosi tanah
4. perubahan iklim
Eutrofikasi adalah proses peningkatan konsentrasi nutrien, terutama nitrogen dan fosfor, di perairan
yang berlebihan. Hal ini menyebabkan pertumbuhan alga yang berlebihan dan memicu perubahan
ekosistem perairan. Beberapa penyebab utama terjadinya eutrofikasi adalah:
1. Pencemaran Limbah Pertanian: Penggunaan pupuk dalam pertanian yang berlebihan dan
penggunaan pestisida yang tidak terkendali dapat menyebabkan pencemaran nutrien ke dalam
perairan. Limbah pertanian yang mengandung fosfor dan nitrogen akan terbawa oleh aliran air
ke sungai, dan akhirnya mencapai dan memperkaya perairan.
2. Pencemaran Limbah Domestik: Limbah domestik, termasuk limbah dari rumah tangga, industri,
dan pemukiman, mengandung nutrien seperti fosfor dan nitrogen. Jika limbah ini tidak diolah
dengan baik melalui sistem pengolahan limbah, maka dapat mencemari perairan dan
menyebabkan eutrofikasi.
4. Pembuangan Limbah Industri: Beberapa industri, terutama industri kimia, pertambangan, dan
petrokimia, membuang limbah mereka ke perairan tanpa pengolahan yang memadai. Limbah
industri ini dapat mengandung nutrien berlebih yang dapat memicu eutrofikasi.
1. Hilangnya Habitat dan Keanekaragaman Hayati: Lahan hutan yang dibuka akan menyebabkan
hilangnya habitat alami bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan. Hewan-hewan yang
tergantung pada hutan untuk makanan, tempat berlindung, dan berkembang biak akan
kehilangan habitatnya, yang dapat mengancam keberadaan mereka. Selain itu, hilangnya hutan
juga mengakibatkan penurunan keanekaragaman hayati karena banyak spesies yang hanya
dapat hidup dalam ekosistem hutan tertentu.
2. Perubahan Iklim: Hutan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan iklim global.
Penebangan hutan menyebabkan pelepasan karbon yang tersimpan dalam biomasa hutan, yang
kemudian berkontribusi pada peningkatan emisi gas rumah kaca. Akibatnya, pembukaan lahan
hutan berdampak pada perubahan iklim yang lebih cepat dan intens, seperti pemanasan global
dan perubahan pola cuaca yang ekstrem.
3. Erosi Tanah dan Banjir: Lahan hutan memiliki tata air yang baik untuk menahan air hujan dan
mencegah erosi tanah. Namun, ketika hutan ditebang, tanah yang tidak terlindungi menjadi
rentan terhadap erosi. Air hujan yang jatuh langsung ke permukaan tanah tanpa perlindungan
vegetasi dapat mengikis lapisan tanah subur, menyebabkan erosi yang parah. Selain itu,
deforestasi juga meningkatkan risiko banjir karena hilangnya vegetasi penyerap air dan
pengurangan kemampuan hutan untuk menahan aliran air.
4. Penurunan Kualitas Tanah: Hutan menyediakan nutrisi bagi tanah melalui jatuhnya dedaunan
dan bahan organik yang terdekomposisi. Penebangan hutan dan pembukaan lahan akan
mengurangi pasokan bahan organik ke tanah, sehingga menyebabkan penurunan kesuburan dan
kualitas tanah. Tanah yang tidak subur akan sulit mendukung pertanian yang berkelanjutan,
mempengaruhi hasil panen dan keberlanjutan sistem pertanian.
( penipisan lapisan ozon. CFC adalah senyawa kimia yang banyak digunakan dalam berbagai produk
seperti pendingin udara, aerosol, busa poliuretan, dan peralatan elektronik. )
27.dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh alih fungsi lahan hutan dari perkebunan
(Kerusakan lingkungan akibat dari ekspansi lahan perkebunan sangat rentan terjadi, hal ini dikarenakan
proses pembersihan lahan kerap dilakukan dengan cara merusak dan membakar hutan. Asap dari
pembakaran lahan ini menghasilkan emisi gas rumah kaca yang dapat menyebabkan terjadinya
perubahan iklim yang cukup ekstrim. )
28.jenis limbah B3
29.Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kerusakan lingkungan akibat penebangan hutan secara liar
31.Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi limbah organik dan limbah anorganik
1. Daur Ulang dan Pengolahan Limbah Organik: Limbah organik seperti sisa makanan, daun, dan
limbah pertanian dapat diolah melalui komposting. Kompos dapat digunakan sebagai pupuk
organik untuk pertanian atau kebun. Selain itu, limbah organik juga dapat dimanfaatkan untuk
produksi biogas melalui proses pengolahan anaerobik.
2. Pengurangan Penggunaan Plastik Sekali Pakai: Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai
seperti kantong plastik, gelas plastik, dan sedotan plastik sangat penting untuk mengurangi
limbah anorganik. Mendorong penggunaan kantong kain atau tas yang dapat digunakan
berulang kali, menggunakan botol minum yang dapat diisi ulang, dan mengganti sedotan plastik
dengan sedotan berbahan ramah lingkungan dapat membantu mengurangi limbah plastik.
3. Daur Ulang dan Pengolahan Limbah Anorganik: Limbah anorganik seperti kertas, kardus, logam,
dan kaca dapat didaur ulang. Masyarakat dapat memisahkan limbah anorganik ini dengan benar
dan mengirimkannya ke fasilitas daur ulang yang sesuai. Selain itu, perlu juga ditingkatkan
sistem pengumpulan dan pemrosesan limbah anorganik yang efektif oleh pemerintah dan
lembaga terkait.
4. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat: Pendidikan dan kampanye kesadaran masyarakat tentang
pentingnya pengelolaan limbah sangat penting. Masyarakat perlu diberi informasi tentang cara
yang benar untuk memilah, mengelola, dan membuang limbah organik dan anorganik. Program
edukasi dapat dilakukan di sekolah, komunitas, dan melalui media sosial untuk meningkatkan
pemahaman dan partisipasi masyarakat dalam mengelola limbah dengan baik.
6. Kebijakan dan Regulasi yang Ketat: Pemerintah perlu mengimplementasikan kebijakan dan
regulasi yang ketat terkait pengelolaan limbah organik dan anorganik. Hal ini meliputi peraturan
tentang pemisahan limbah, pengumpulan limbah yang efektif, penggunaan bahan ramah
lingkungan, dan sanksi bagi pelanggaran terhadap peraturan tersebut.
( karena tumbuhan merupakan makhluk hidup yang mudah diuraikan oleh tanah )
( Kerugian ekonomi, kerugian ekologis, dampak politis, gangguan kesehatan, musnahnya flora dan
fauna, berdampak social )
( membatasi penggunaan bahan bakar fosil dan berfokus pada sumber energi yang lebih berkelanjutan
seperti tenaga surya dan angin. )
(Tumbuhan terancam mati akibat pengikisan jaringan epidermis. Sulfur dioksida dan nitrogen dioksida
mempunyai kadar asam tinggi. Hewan terancam mati akibat karbon dioksida yang berlebihan.
Menyebabkan berbagai macam penyakit. )
36.Usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran sungai di pemukiman yang
berdekatan dengan pabrik
( karena ulah manusia yang tidak ramah terhadap lingkungan Emisi nutrisi dari industry )
39.Salaah satu cara penanganan yang dapat dilakukan dalam penangani limbah padat
1. Penimbunan terbuka
2. Sanitary landfill
3. Membuat kompas padat
4. Melakukan daur ulang
5. Pengelohahan limbah padat dengan pembakaran
TETAP SEMANGAT WAHAI TEMAN-TEMAN KARENA BESOK SUDAH HARI AKHIR YANG DIMANA HARI
KEBEBASAN BUAT KITA….HAHAHHH….KAMIS KALIAN BISA TIDUR DENGAN TENANG GAK USAH BANGUN
JUGA GPP KOK SEMANGAT YAHH….MOGA HASILNYA MEMUASKAN. AAMINN….KEEP STRONG BESTIE