Anda di halaman 1dari 38

1

DASAR-DASAR

TRANSFER
PRICING
Prinsip Kewajaran & Kelaziman Usaha
s e r t a
METODE PENENTUAN HARGA TRANSFER
INILAH EMPAT HAL DASAR
YANG PERLU DIKETAHUI :

Transfer Arm's Hubungan Metode


Pricing Length Istimewa Transfer
Principle Pricing
DEFINISI TRANSFER PRICING

Determination of price for transaction with related party

Penetapan harga atas transaksi (antara lain penyerahan


barang berwujud, barang tidak berwujud, atau penyediaan
jasa) antar pihak yang memiliki hubungan istimewa.

Istilah Transfer Pricing disebut juga Penentuan Harga Transfer


diatur dalam UU PPh
pasal 18 ayat (4)

hubungan istimewa
WAJIB Transaksi Afiliasi LAWAN
PAJAK rupiah TRANSAKSI

Pihak Afiliasi

ILUSTRASI Transfer
PENENTUAN Price Transfer
Pricing
HARGA TRANSFER Document
TIPE TRANSAKSI AFILIASI

Transaksi Afiliasi meliputi:


 Penjualan, pembelian, pengalihan, serta pemanfaatan harta berwujud
(Barang Dagangan, Aktiva Tetap)
 Pemanfaatan dan Pengalihan harta tidak berwujud (Intangible Property)
 Transaksi pemberian jasa intra-grup (intra-group services)
 Peminjaman Uang & Pembayaran Bunga
 Penyerahan/perolehan instrumen keuangan seperti saham dan obligasi
 Restrukturisasi Bisnis
 Cost Contribution Arrangement
 Lain-Lain
DASAR HUKUM
Legal Basis of Transfer Pricing

UU PPh domestik &


pasal 18 ayat (3) internasional

UU PPN
pasal 2 ayat (1) domestik

P3B / internasional
Tax Treaty (berlaku khusus bagi pihak
article 9 (1) resident negara mitra P3B)
PETUNJUK PELAKSANAAN
Application Guidelines & References

PMK-213 PER-43/2010 jo.


PER-32/2011 SE-50
/PMK.03
/PJ/2013
/2016
PER-22/PJ/2013

OECD United Nation Putusan


Transfer Practical Pengadilan
Pricing Manual on Pajak,
Guidelines Transfer Pricing literatur, dsb
KETENTUAN DOMESTIK

Penentuan Harga Transfer dalam UU PPh

Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali


besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang
sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak
bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib
Pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang
tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa dengan menggunakan
metode perbandingan harga antara pihak yang independen, metode
harga penjualan kembali, metode biaya-plus, atau metode lainnya.

UU Pajak
Penghasilan
pasal 18 ayat (3)
KETENTUAN DOMESTIK

Penentuan Harga Transfer dalam UU PPN

Dalam hal harga jual atau Penggantian dipengaruhi oleh hubungan


istimewa, maka Harga Jual atau Penggantian dihitung atas dasar
harga pasar wajar pada saat penyerahan Barang Kena Pajak atau
Jasa Kena Pajak itu dilakukan.

UU Pajak
Pertambahan Nilai
pasal 2 ayat (1)
KETENTUAN INTERNASIONAL

Arm’s Length Principle

“ … in either case conditions are made or imposed between


the two enterprises in their commercial or financial relations
which differ from those which would be made between
independent enterprises, then any profits which would, but
for those conditions, have accrued to one of the enterprises,
but, by reason of those conditions, have not so accrued,
may be included in the profits of that enterprise and
taxed accordingly …”

P3B /
Tax Treaty
article 9 (1)
ARM’S LENGTH PRINCIPLE
PRINSIP KEWAJARAN & KELAZIMAN USAHA
Definisi menurut PMK-213/PMK.03/2016
Prinsip yang mengatur bahwa dalam hal kondisi dalam transaksi
yang dilakukan antara para pihak yang mempunyai Hubungan
Istimewa sama atau sebanding dengan kondisi dalam transaksi yang
dilakukan antara para pihak yang tidak mempunyai Hubungan
Istimewa yang dijadikan sebagai pembanding, maka harga atau laba
dalam transaksi yang dilakukan antara para pihak yang mempunyai
Hubungan Istimewa dimaksud harus sama dengan atau berada
dalam rentang harga atau rentang laba dalam transaksi yang
dilakukan antara para pihak yang tidak mempunyai Hubungan
Istimewa yang dijadikan sebagai pembanding.
Peraturan
Menteri
Keuangan
213/PMK.03/2016
ARM’S LENGTH PRINCIPLE
PENENTUAN NILAI WAJAR
Nilai suatu transaksi afiliasi disebut nilai yang wajar :
Apabila kondisi (keadaan) antara transaksi afiliasi dengan transaksi antar pihak independen
sebanding, maka harga atau laba dalam transaksi yang dilakukan antara pihak yang
mempunyai hubungan istimewa sama dengan atau berada dalam rentang harga atau
laba dalam transaksi yang dilakukan antara pihak independen yang menjadi pembanding

Jika kondisi transaksi afiliasi berbeda dengan kondisi antar pihak yang independen, maka
dapat dilakukan penyesuaian untuk menghilangkan pengaruh yang material atau
signifikan dari perbedaan kondisi tersebut terhadap harga atau laba.

Kondisi Sama → Harga Sama

Kondisi Beda → Harga Beda


( Nilai Beda Kondisi = Nilai Beda Harga )
CONTOH SKEMA TRANSAKSI

biaya pengangkutan dan asuransi barang → Rp 100.000 / unit

distributor
Y afiliasi
CIF
Rp 2.000.000 apakah
Rp 2 juta
Z perusahaan
manufaktur merupakan
arm’s length
FOB price ?
Rp 2.000.000
A distributor
independen
CONTOH SKEMA TRANSAKSI

ADJUSTMENT for DIFFERENCE to Increase Comparability Level

Harga Jual Transaksi Pembanding 2.000.000


Penyesuaian untuk meningkatkan Kesebandingan
karena perbedaan kondisi transaksi :
 Fungsi Pengangkutan dan Asuransi 100.000

Harga Jual Sebanding dari Perusahaan Pembanding


Setelah Penyesuaian (arm’s length price) 2.100.000

Harga Transaksi Afiliasi Cfm. WP 2.000.000


Koreksi Harga Transaksi Afiliasi karena
penerapan prinsip kewajaran 100.000
ARM’S LENGTH PRICE

“an expected formula applied on determining related party transaction’s price”

Sebuah rumus perhitungan yang diterapkan untuk menentukan harga


transaksi dari pihak afiliasi :

Arm’s value of any


Length independent party
or differences on
transaction’s price
Price conditions

mencerminkan harga transaksi mengakomodasi fleksibilitas


ideal dari pihak yang memiliki kondisi dari transaksi pihak yang
hubungan istimewa memiliki hubungan istimewa
PENERAPAN PRINSIP ALP

Kapan Transaksi dianggap SEBANDING ?


transaksi yang dilakukan antara Wajib Pajak dengan pihak yang
mempunyai Hubungan Istimewa dianggap sebanding dengan
transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang tidak mempunyai
Hubungan Istimewa dalam hal :
1. tidak terdapat perbedaan kondisi yang material atau signifikan
yang dapat mempengaruhi harga atau laba dari transaksi yang
diperbandingkan; atau
2. terdapat perbedaan kondisi, namun dapat dilakukan penyesuaian
untuk menghilangkan pengaruh yang material atau signifikan dari
perbedaan kondisi tersebut terhadap harga atau laba

PER-32
/PJ/2011
PENERAPAN PRINSIP ALP

Konsensus Internasional mengenai COMPARABLE

To be comparable means: that none of the differences (if any) between


the situations being compared, could materially affect the conditions
being examined in the methodology (e.g. price or margin),
or
The reasonably accurate adjustments can be made to eliminate the
effect of any such differences.

OECD Transfer Pricing


Guidelines 2017
(Glossary)
PENERAPAN PRINSIP ALP

Faktor-Faktor Kesebandingan, antara lain:


1. Ketentuan kontraktual antara pihak-pihak yang bertransaksi
2. Hasil analisis mengenai fungsi yang dilakukan, aset yang
digunakan dan risiko bisnis yang melekat pada masing-masing
pihak yang terlibat dalam transaksi
3. Karakteristik dari produk/jasa yang ditransaksikan
4. Keadaan ekonomi di tempat pihak yang bertransaksi berdomisili
5. Strategi bisnis perusahaan dalam transaksi

OECD
Transfer
PER-32 Pricing
/PJ/2011 Guidelines
PENERAPAN PRINSIP ALP

Tahapan penerapan Prinsip Kewajaran


dan Kelaziman Usaha (typical process)
1. mengidentifikasi Pihak Afiliasi dan Transaksi Afiliasi;
2. melakukan analisis untuk memahami kondisi dan karakteristik Transaksi Afiliasi
serta pihak-pihak yang melakukan Transaksi Afiliasi;
3. memilih dan menentukan pihak yang diuji;
4. menentukan kriteria pencarian data pembanding;
5. mencari data calon pembanding;
6. memilih dan menentukan indikator tingkat laba;
7. memilih dan menentukan metode Penentuan Harga Transfer;
8. melakukan analisis kesebandingan dan memilih data pembanding;
9. menerapkan metode Penentuan Harga Transfer dan menentukan nilai
Transaksi Afiliasi yang wajar.
DOKUMEN TRANSFER PRICING

Transfer Pricing Document (TP-Doc)


Dokumen Penentuan Harga Transfer adalah dokumen yang
diselenggarakan oleh Wajib Pajak sebagai dasar penerapan
Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Penentuan Harga
Transfer yang dilakukan oleh Wajib Pajak

Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan


Transfer Pricing Documentation terdapat dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.03/2016

Peraturan
Menteri
Keuangan
213/PMK.03/2016
kondisi tahun pajak sebelumnya

Nilai Peredaran bruto


> Rp50 Miliar ? YA
TIDAK

Transaksi Afiliasi barang


berwujud > Rp20 Miliar ? YA
TIDAK

Transaksi Afiliasi jasa, bunga,


barang tak berwujud, atau WAJIB TP-Doc
transaksi afiliasi lainnya > YA (Dokumen Induk
Rp5 Miliar ? & Dokumen
YA TIDAK Lokal)
yang mencakup
kondisi Wajib Pajak Pihak afiliasi berada di negara semua Transaksi
tahun melakukan yang tarif pajaknya di bawah
YA Afiliasi
berjalan transaksi afiliasi ? tarif pajak Indonesia ?

TIDAK TIDAK

TIDAK TIDAK WAJIB


MEMBUAT membuat
TP-Doc TP-Doc Peraturan
Menteri
Keuangan
213/PMK.03/2016
KEWAJIBAN PENERAPAN ALP

PMK-213/2016 pasal 2 ayat (6)

Dalam hal Wajib Pajak memiliki Transaksi Afiliasi namun


tidak diwajibkan untuk menyelenggarakan dan
menyimpan Dokumen Penentuan Harga Transfer, Wajib
Pajak tetap diwajibkan untuk menerapkan Prinsip
Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi Afiliasi
tersebut sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang perpajakan

Peraturan
Menteri
Keuangan
213/PMK.03/2016
DEFINISI HUBUNGAN ISTIMEWA

Hubungan Istimewa merupakan hubungan antara Wajib


Pajak dengan pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal
18 ayat (4) Undang-Undang Pajak Penghasilan atau Pasal
2 ayat (2) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai

UU PPh
pasal 18 ayat (4)

UU PPN
pasal 2 ayat (2)
HUBUNGAN ISTIMEWA
Pasal 18 ayat (4) UU Pajak Penghasilan
PENJELASAN

Hubungan istimewa di antara Wajib Pajak dapat terjadi karena


ketergantungan atau keterikatan satu dengan yang lain disebabkan:
a. kepemilikan atau penyertaan modal; atau
b. adanya penguasaan melalui manajemen atau penggunaan teknologi

Selain karena hal tersebut, hubungan istimewa di antara Wajib Pajak


orang pribadi dapat pula terjadi karena adanya hubungan darah
atau perkawinan

UU PPh
pasal 18 ayat (4)
HUBUNGAN ISTIMEWA
Pasal 18 ayat (4) UU PPh
huruf a
Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak
langsung paling rendah 25% pada Wajib Pajak lain; hubungan
antara Wajib Pajak dengan penyertaan paling rendah 25% pada
dua Wajib Pajak atau lebih atau hubungan di antara dua Wajib
Pajak atau lebih yang disebut terakhir

INTINYA : hubungan kepemilikan atau penyertaan modal

UU PPh
pasal 18 ayat (4)
huruf a
HUBUNGAN ISTIMEWA
Pasal 18 ayat (4) UU PPh
huruf b
Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua atau
lebih Wajib Pajak berada di bawah penguasaan yang sama
baik langsung maupun tidak langsung

Hubungan istimewa dianggap ada apabila satu atau lebih


perusahaan berada di bawah penguasaan yang sama, demikian
juga hubungan di antara beberapa perusahaan yang berada
dalam penguasaan yang sama tersebut

UU PPh
pasal 18 ayat (4)
huruf b
HUBUNGAN ISTIMEWA
Pasal 18 ayat (4) UU PPh
huruf c
terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda
dalam garis keturunan lurus dan/atau ke samping satu derajat

sedarah lurus satu derajat → ayah, ibu, dan anak


sedarah ke samping satu derajat → saudara (kakak/adik)
semenda lurus satu derajat → mertua, anak angkat
semenda ke samping satu derajat → ipar

UU PPh
pasal 18 ayat (4)
huruf c
HUBUNGAN ISTIMEWA
Pasal 2 ayat (2) UU Pajak Pertambahan Nilai :
Hubungan istimewa dianggap ada apabila :
a) Pengusaha mempunyai penyertaan langsung atau tidak langsung sebesar 25% (dua
puluh lima persen) atau lebih pada Pengusaha lain, atau hubungan antara Pengusaha
dengan penyertaan 25% (dua puluh lima persen) atau lebih pada dua pengusaha
atau lebih, demikian pula hubungan antara dua Pengusaha atau lebih yang
disebut terakhir; atau
b) Pengusaha menguasai Pengusaha lainnya atau dua atau lebih Pengusaha berada di
bawah penguasaan Pengusaha yang sama baik langsung maupun tidak langsung;
atau
c) Terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan
lurus satu derajat dan/atau ke samping satu derajat.

UU PPN
pasal 2 ayat (2)
METODE TRANSFER PRICING

Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali


besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang
sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak
bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib
Pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak
dipengaruhi oleh hubungan istimewa dengan menggunakan metode
perbandingan harga antara pihak yang independen, metode harga
penjualan kembali, metode biaya-plus, atau metode lainnya.

Terdapat berbagai metode


penentuan harga transfer yang
dapat digunakan
UU Pajak
Penghasilan
pasal 18 ayat (3)
JENIS METODE

Berdasarkan UU PPh, jenis metode penentuan harga transfer


yang dapat diterapkan yaitu:

1. Metode Perbandingan Harga antara Pihak yang Independen


(Comparable Uncontrolled Price/CUP)
2. Metode Harga Penjualan Kembali (Resale Price Method/RPM)
3. Metode Biaya-Plus (Cost Plus Method/CPM)
4. Metode Lainnya, misalnya:
 Metode Pembagian Laba (Profit Split Method/PSM)
 Metode Laba Bersih Transaksional (Transactional Net
Margin Method/TNMM)
 dan sebagainya
DIAGRAM PENGGOLONGAN
METODE TRANSFER PRICING

Compared Account Transfer Pricing Methodology

Price CUP PSM other

Gross Profit CPM RPM PSM other

Net Operating TN
Profit MM PSM other

Metode PSM dan metode jenis lain meliputi


ketiga area Compared Account dalam diagram ini
PENERAPAN METODE

Dalam menerapkan metode Penentuan Harga Transfer yang paling


sesuai, wajib diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Keunggulan dan kelemahan setiap metode transfer pricing
2. Karakter transaksi dan karakter usaha pihak-pihak yang
melakukan transaksi
3. Ketersediaan data pembanding yg relevan dan andal
4. Derajat kesebandingan antara transaksi afiliasi dengan
transaksi pembanding

PER-32
/PJ/2011
To protect the
interest of Indonesia,
for the benefit of
Indonesians.
TERIMA KASIH
Pajak Kita untuk Kita

Anda mungkin juga menyukai