Anda di halaman 1dari 17
TUGAS KELOMPOK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI (PERNIKAHAN DALAM ISLAM) NAMA ANGGOTA KELOMPOK : . ATIKA RAHMAYANTI . ATIQA REIHANA ATHALLA M ATTA KHAIRANI DWINTA AMANDA MAHARANI QOLBI ALI . RAHMA FAUZIAH : STEVINA ARINI PAWRYNS SMA NEGERI.1 PAYAKUMBUH TP. 2022/2023 0 Dipindai dengan CamScanner KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, khususnya bagi kami yang telah menyelesaikan laporan tentang "Pernikahan dalam Islam." Bersania proposil ini kami dodkan serioga Bapak/Tbu/Sdr/i dalam keadsaii setiat walafiat dati selalu dalam limpahan rahmat dan hidayah Allah SWT Aamiin Laporan ini dibuat atas kepentingan tugas dan penuntasan materi bagi nilai kami dan dibuat berdasarkan hasil dari pengamatan kami dalam pelaksanaan pernikahan menurut Islam. Kami juga menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, namun kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan laporan ini, oleh karena itu dengan rendah hati kami memohon maf sebesar besamya jika ada salah kata dalam penulisan dan penyusunan laporan ini. Demikian laporanl tugas pendidikan agama islam dan budi pekerti ini, kepada Bapak/Ibu/Sdr/i kami ucapkan terima kasih. Mengetahui, Nurhidayat,S.Ag Dipindai dengan CamScanner DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISL. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.. B, RUMUSAN MASALAH. . KEWAJIBAN DAN HAK SUAMI ISTRI. . HIKMAH PERNIKAHAN.. BAB III HASIL PENELITIAN A. TATACARA PELAKSANAAN NKAH. B. JADWAL PELAKSANAAN AKAD NIKAH DAN BIODATA. C. BIODATA. 1 SUAMI I ISTRI 1. WALINIKAH IV. MASKAWIN V. PPN/PEGHULU/PEMBANTU PPN YANG MEMERIKSA DOKUMENTER.. DAFTAR PUSTAKA.. A B. c. D. E. F, G. H. 2 > Dipindai dengan CamScanner BABI PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pernikahan merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan manusia. Pernikahan yang terjadi antara seorang pria dengan seorang wanita menimbulkan akibat Jahir maupun batin baik terhadap keluarga masing- masing masyarakat dan juga dengan harta kekayaan yang diperoleh diantara mereka baik sebelum maupun selamanya pernikahan berlangsung, Setiap mahluk hidup memiliki hak asasi untuk melanjutkan keturunannya melalui pemnikahan, yakni melalui budaya dalam melaksanakan suatu pernikahan yang dilakukan di Indonesia. Setiap orang atau pasangan (pria dengan wanita) jika sudah melakukan pernikahan maka terhadapnya ada ikatan kewajiban dan hak diantara mereka berdua dan anak-anak yang lahir dari pernikahan tersebut. Pemikahan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (selanjutnya disebut UU Pernikahan)1, bukan hanya merupakan suatu perbuatan perdata saja, akan tetapi juga merupakan suatu perbuatan keagamaan, karena sah atau tidaknya suatu pemikahan tolak ukurnya sepenuhnya ada pada hukum masing-masing agama dan kepercayaan yang dianutnya, Menurut Undang-Undang No, | tahun 1974 adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan Kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Proses pernikahan biasanya berlangsung pada seseorang mulai melewati pada tahapan remaja akhir sampai dewasa, Sebuah pemikahan akan menandakan mulai dewasanya seseorang di mata lingkungannya. Pernikahan itu sendiri berawal dari sebuah hubungan dan cinta, dan mulai adanya keinginan untuk mengikat atau berkomitmen. Harapan utama sebuah pernikahan adalah meraih kebahagiaan. Dengan perasaan kasih sayang yang dimiliki oleh masing-masing pasangan akan membuat sebuah hhubungan harmonis yang nantinya akan berakhir dengan sebuah kebahagiaan. Selain harapan akan kebahagiaan, dalam pernikahan juga terdapat berbagai harapan lain seperti; ‘meneruskan keturunan, membentuk keluarga harmonis, menjadikan pribadi yang lebih baik Pada saat ini, masih banyak orang dikalangan pelajar yang belum mengerti apa tujuan ‘menikah itu sebenamya, padahal dengan menikah itu dapat menghalalkan sesuatu dan ‘megurangi perbuatan zina, Ada juga orang yang mengerti apa tujuan dari pernikahan tetapi tidak mengetahui tatacaranya, Kebanyakan orang hanya mengandalkan sesuatu dari KUA saja. Maka dari itu, kami melakukan pengamatan bagaimana cara yang menikah dengan baik dan benar sesuai ajaran islam dan dapat mengetahui lebih dalam lagi mengenai tujuan dari pernikahan. Dipindai dengan CamScanner B, RUMUSAN MASALAH 1. Kenapa harus ada dilakukannya sebuah pernikahan? 2. ‘Bagaimana tatacara melakukan akad nikah yang baik dan benar dalam ajaran islam? c. TUJUAN 1. Untuk mengetahui mengapa sebuah pernikahana itu harus dilakukan 2. Mengetahui tatacara akad nikah 3. Mengkaji lebih dalam tentang suatu pemnikahan 4. Menambah ilmu pengetahuan D. MANFAAT 1. Dapat menambah ilrmu 2. Memperluas wawasan mengenai pernikahan 3. Mengetahui bagaimana pernikahan yang baik sesuai dengan islam Dipindai dengan CamScanner BABII TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI NIKAH ne 1. Makna Pernikahan Dalam Islam Kata nikah berasal dari bahasa Arab yang berarti (al-jam’u) atau "bertemu, berkumpul”, Menurut istilah, nikah ialah suatu ikatan lahir batin antara seorang laki- Jaki dan perempuan untuk hidup bersama dalam suatu rumah tanga melalui akad yang dilakukan menurut hukum syariat Islam, Dalam kompilasi hukum Islam (KHI) dijelaskan bahwa perkawinan adalah pemikahan, yaitu akad yang kuat atau mitsaqan ghalizhan untuk mentaati perintah Allah Swt. dan melaksanakannya merupakan ritual ibadah, Sementara itu, menurut Undang-undang No.1 Tahun 1974, tentang Perkawinan Pasal | dijelaskan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga yang kekal dan bahagia berdasarkan ke-Tuhanan Yang Maha Esa. Keinginan untuk menikah adalah fitrah manusia, Hal itu berarti sifat pembawaan manusia sebagai makhluk Allah Swt. Setiap manusia yang sudah dewasa dan sehat jasmani rohaninya pasti membutuhkan teman hidupyangberlainanjenis. Teman hidup yang dapat memenuhi kebutuhan biologis yang dapat dicintai dan mencintai, yang dapat mengasihi danNdikasihi, yang dapat diajak bekerja sama untuk mewujudkan. ketentraman, kedamaian dan kesejahteraan hidup berumah tangga. Rasulullah Saw. bersabda : eal §58 Jue AEE AN cons ah ta all ace BE ets eadaests Artinya : "Dari Abdullah bin Mas’ud RA Rasulullah Saw berkata kepada kami. Hai para pemuda, barangsiapa diantara kamu telah sanggup menikah, maka nikablah. Karena nikah itu dapat menundukkan mata dan memelihara faraj (kelamin) dan barang, siapa tidak sanggup maka hendaklah berpuasa karena puasa itu menjadi perisai (dapat melemahkan sahwat)”. (HR. Bukhari Muslim) .. Menurut Bahasa Nikah menurut bahasa berasal dari kata nakaha yankihu nikahan yang berarti kawin. dalam istilah nikah berarti ikatan suami istri yang sah yang menimbulkan akibat hukum dan hak serta kewajiban bagi suami isteri.1 Dalam buku figih wanita yang Dipindai dengan CamScanner dimaksud Nikah atau perkawinan adalah Sunnatullah pada hamba-hamba-Nya. Dengan perkawinan Allah menghendaki agar mereka mengemudikan bahtera kehidupan, Sunnatullah yang berupa perkawinan ini tidak hanya berlaku dikalangan manusia saja, tapi juga didunia binatang. B. HUKUM NIKAH Menurut sebagian besar ulama, hukum asal nikah adalah mubah dalam artian boleh dikerjakan dan boleh ditinggalkan. Meskipun demikian ditinjau dari segi kondisi orang, yang akan melakukan pernikahan, hukum nikah dapat berubah menjadi wajib, sunah, makruh, dan haram, Penjelasannya sebagi berikut a. Jaiz atau mubah, artinya dibolehkan dan inilah yang menjadi dasar hukum nikah. . Wajib, yaitu orang yang telah mampu/sanggup menikah. Bila tidak menikah, khawatir ia akan terjerumus ke dalam perzinaan c. Sunat, yaitu orang yang sudah mampu menikah, tetapi masih sanggup ‘mengendalikan dirinya dari godaan yang menjurus kepada perzinaan. . Makruh, yaitu orang yang akan melakukan pernikahan dan telah memiliki keinginan atau hasrat, tetapi ia belum mempunyai bekal untuk memberikan nafkah tanggungannya. ¢. Haram, yaitu orang yang akan melakukan pernikahan, tetapi ia mempunyai niat yang buruk, seperti niat menyakiti perempuan atau niat buruk lainnya C. TUJUAN NIKAH ‘Secara umum tujuan pernikahan menurut Islam adalah untuk memenuhi hajat manusia (pria terhadap wanita atau sebaliknya) dalam rangka mewujudkan rumah tangga yang bahagia, sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama Islam. Secara umum tujuan pernikahan dalam Islam dapat diuraikan sebagai berikut: a. Untuk memperoleh kebahagiaan dan ketenangan hidup (sakinah), Ketentraman dan kebahagiaan adalah idaman setiap orang, Nikah merupakan salah satu cara supaya, hidup menjadi bahagia dan tentram. Allah Swt. berfirman : ide ca pice tek 7 wehSaer| SCA j Si sle Sad ys Artinya :”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri- isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya. “Q'S. ar-Rum/ 30: 21) ‘Untuk membina rasa cinta dan kasih sayang. Nikah merupakan salah satu cara untuk membina kasih sayang antara suami, istri, dan anak. (lihat Q.S. ar- Rum/ 30; 21) hag By Sax Jats Artinya *"Dan Ja menjadikann di antaramu rasa kasih dan sayang.” (QS. ar- Rum/30 ; 21) ¢. Untuk memenuli kebutuhan seksual yang sah dan diridhai Allah Swt. s Dipindai dengan CamScanner d. Untuk melaksanakan Perintah Allah Swt. menikah merupakan pelaksanan perintah Allah Swt. Oleh karena itu menikah akan dicatat sebagai ibadah. Allah Swt., berfirman : Lal Si ole 6 LES6.. Artinya :” Maka nikahilah perempuan-perempuan yang kamu sukai”. (QS. an-Nisa’/4: 3) ¢. Mengikuti Sunah Rasulullah Saw. Rasulullah Saw. mencela orang yang hidup membujang dan beliau menganjurkan umatnya untuk menikah, Sebagaimana sabda beliau dalam haditsnya: L sap ae- “313 22 eZee ed eZ CK Get ag) Se BB ge oe 285 3 ge CB Artinya : “Nikah itu adalah sunahku, barang siapa tidak senang dengan sunahku, ‘maka bukan golonganku.” (HR. Bukhori dan Muslim) f. Untuk Memperoleh Keturunan yang Sah. Allah Swt. berfirman : (Al atch sy Stay Sel Artinya :” Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia.” (QS. al-Kahfi/ 18: 46) D. RUKUN NIKAH DAN SYARAT-SYARATNYA Sah atau tidaknya suatu pernikahan bergantung kepada terpenuhi atau tidaknya rukun serta syarat nikah. a. Calon Suami 1. Beragama Islam . Laki-laki yang tertentu . Bukan lelaki mahram dengan calon istri Mengetahui wali yang sebenarnya bagi akad nikah tersebut Bukan dalam ihram haji atau umroh Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan . Tidak mempunyai empat orang istri yang sah dalam suatu waktu 8, Mengetahui bahwa perempuan yang hendak dinikahi adalah sah dijadikan iste . Calon Istri 1. Beragama islam . Tidak terpaksa Bukan muhrim |. Tidak bersuami 5. Tidak senang dalam masa indah . Tidak sedang ihrom haji atau umroh s AAW ausen Dipindai dengan CamScanner 2 ‘Adanya Wali 1, Mukallaf (Islam, dewasa, sehat akal) 2. Tidak fasik 3, Lakislaki merdeka 4, Adil 5, Tidak sedang ihrom haji atau umroh 6. Tidak dibatasi kebebasannya ketimbang membelanjakan hartanya . Adanya dua Orang Saksi 1, Islam 2. Dewasa 3, Sehat akalnya 4, Tidak fasik 5, Hadir dalam akad nikah e, Adanya Ijab dan Qabul Dengan kata-kata “ nikah “ atau yang semakna dengan itu. Berurutan antara Hjab dan Qabul f. Syarat jab 1 2 Pernikahan nikah ini hendaklah tepat 2. Tidak boleh menggunakan perkataan sindiran 4 4. Tidak diikatkan dengan tempo waktu seperti mutaah(nikah kontrak atau Diucapkan oleh wali atau wakilnya pernikahan (ikatan suami istri) yang sah dalam tempo tertentu seperti yang dijanjikan dalam persetujuan nikah muataah) Tidak secara taklik(tidak ada sebutan prasyarat sewaktu ijab dilafalkan) g. Syarat Qobul 1. Ucapan mestilah sesuai dengan ucapan ijab NAWERLN . Tidak ada perkataan sindiran . Dilafalkan oleh calon suami atau wakilnya (atas sebab-sebab tertentu) Tidak diikatkan dengan tempo waktu seperti mutaah(seperti nikah kontrak) . Tidak secara taklik(tidak ada sebutan prasyarat sewaktu qobul dilafalkan) . Menyebut nama calon istri |. Tidak ditambahkan dengan perkataan lain E. MAHRAM ‘Menurut pengertian bahasa mahram berarti yang diharamkan, Menurut Istilah dalam ilmu fikih, mahram adalah wanita yang haram dinikahi, Penyebab wanita yang haram dinikahi ada empat macam yaitu: a, Wanita yang haram dinikahi karena keturunan 1)Tbu kandung dan seterusnya ke atas (nenek dari ibu dan nenek dari ayah) 2)anak perempuan kandung dan seterusnya ke bawah (cucu dan seterusnya) Dipindai dengan CamScanner 3)saudara perempuan sekandung, sebapak, atau seibu 4)saudara perempuan dari bapak 5)saudara perempuan dari ibu ‘6)anak perempuan dari saudara laki-laki dan seterusnya ke bawah 7yanak perempuan dari saudara perempuan dan seterusnya ke bawah - Wanita yang haram dinikahi karena hubungan sesusuan: 1) ibu yang menyusui. 2) saudara perempuan sesusuan Wanita yang haram dinikahi karena perkawainan 1) ibu dari istri (mertua) 2) anak tiri (anak dari istri dengan suami lain) apabila suami sudah kumpul dengan ibunya. 3) ibu tiri (istri dari ayah), baik sudah dicerai atau belum. Allah Swt. berfirman: He BY as BI Sv yssss; Artinya: “Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh)”. (Q'S, an-Nisa/4: 22) 4) Menantu (istri dari anak laki-laki), baik sudah dicerai maupun belum. 5) Wanita yang haram dinikahi karena mempunyai pertalian muhrim dengan istri Misalnya, haram melakukan poligami (memperistri sekaligus) terhadap dua orang bersaudara, perempuan dengan bibinya, seorang perempuan dengan kemenakannya. (lihat Q.S. an-Nisa/4:23) F, WALINIKAH Wali nikah dalam satu pernikahan dibagi menjadi dua: a. Wali nasab yaitu wali yang mempunyai pertalian darah dengan mempelai wanita yang. akan dinikahkan, Adapun susunan urutan wali nasab adalah sebagai berikut: 1) ayah kandung, (ayah tri tidak sah jadi wali) 2) kakek (ayah dari ayah mempelai perempuan) dan seterusnya ke atas 3). saudara laki-laki sekandung 4) saudara laki-laki seayah 5) anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung 6) anak laki-laki dari saudara laki-taki seayah 7) saudara laki-laki ayah yang seayah dengan ayah 8) anak laki-laki dari saudara laki-laki ayah yang sekandung dengan ayah 9) anak laki-laki dari saudara laki-laki ayah yang seayah dengan ayah Dipindai dengan CamScanner . Wali hakim, yaitu seorang kepala negara yang beragama Islam. Di Indonesia, ‘wewenang Presiden sebagai wali hakim dilimpahkan kepada pembantunya, yaitu menteri agama. Kemudian Menteri Agama mengangkat pembantunya untuk bertindak sebagai wali hakim, yaitu Kepala Kantor Urusan Agama Islam yang berada di setiap kKecamatan, Wali hakim bertindak sebagai wali nikah apabila memenuhi kondisi sebagai berikut. 1) Wali nasab benar-benar tidak ada, 2) Wali yang lebih dekat ( aqrab) tidak memenuhi syarat dan wali yang lebih jauh (ab’ad) tidak ada. 3) Wali agrab bepergian jauh dan tidak memberi kuasa kepada wali nasab urutan berikutnya untuk berindak sebagai wali nikah, 4) Wali nasab sedang berikhram haji atau umroh, 5) Wali nasab menolak bertindak sebagi wali nikah. 6) Wali yang lebih dekat masuk penjara sehingga tidak dapat berintak sebagai wali nikah. 7) Wali yang lebih dekat hilang schingga tidak diketahui tempat tinggalnya. 8) Wali hakim berhak untuk bertindak sebagai wali nikah, sesuai dengan sabda Rasulullah Saw. yang artinya "Dari Aisah r.a. berkata, Rasulullah Saw. bersabda : Tidak sahnikah seseorang kecuali dengan wali dan dua orang saksi yang adil, jika wali-wali itu menolak jadi wali nikah maka sulthan ( wali hakim) bertindak sebagai wali bagi orang yang tidak mempunyai wali”.(HR. Darulquthni) G. KEWAJIBAN DAN HAK SUAMI ISTRI ‘Agar tujuan pernikahan tereapai, suami itri harus melakukan kewajiban-kewajiban hidup berumah tangga dengan sebaik-baiknya dengan landasan niat ikhlas karena Allah Sw semata, Allah Sw. berfirman : oh Je gts a Jas w oa fe yatss Slag Artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, Karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain dan karena laki-laki telah menafkahkan sebagian dari harta mereka”. (Q.S. an-Nisa/4 : 34), Rasulullah SAW juga bersabda yang artinya: “Istri adalah penanggung jawab rumah tangga suami istri yang bersangkutan”. (HR. Bukhori Muslim). Kewajiban Suami Kewajiban suami yang terpenting adalah: 1) memberi nafkah, pakaian dan tempat tinggal kepada istri dan anak-anaknya sesuai dengan kemampuan yang diusahakan, 2) menggauli istri secara makruf, yaitu dengan cara yang layak dan patut misalnya dengan kasih sayang, menghargai, memperhatikan dan sebagainya. Dipindai dengan CamScanner 3) memimpin keluarga, dengan cara membimbing, memelihara semua anggota keluarga dengan penuh tanggung jawab. 4) membantu istri dalam tugas schari-hari, terutama dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang saleh Kewajiban Istri yang terpenting adalah 1) patuh dan tat pada suami dalam batas yang sesuai dengan ajaran Islam, perintah suami yang bertentangan dengan ajaran islam tidak wajib ditaati oleh seorang istri. 2) memelihara dan menjaga kehormatan diri dan keluarga serta harta benda suami. 3) mengatur rumah tangga dengan baik sesuai dengan fungsi ibu sebagai kepala rumah tangea, 4) memelihara dan mendidik anak terutama pendidikan agama. Allah swt. berfirman: Uy Sodas Sal 1S gal gal ls Artinya :”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. (QS. at-Tahrim/66 : 6) 5) Bersikap hemat, cermat, ridha dan syukur serta bijaksana pada suami. Hak Suami atas istri adalah: 1) ditaati dalam seluruh perkara kecuali maksiat. Sabda Rasulullah Saw: “Hanyalah ketaatan itu dalam perkara yang ma’ruf.” (HR. Bukhari dan Muslim). 2) dimintai izin oleh istri yang hendak keluar rumah. Istri tidak boleh keluar rumah kecuali seizin suami, 3) istri tidak boleh puasa sunnah kecuali dengan izin suaminya. Rasulullah Saw. bersabda: “Tidak boleh seorang istri puasa (sunnah) sementara suaminya ada di tempat kecuali dengan izin suaminya.” (HR. Bukhari dan Muslim). 4) mendapatkan pelayanan dari istrinya, 5) disyukuri kebaikan yang diberikannya,Istri harus mensyukuri atas setiap pemberian suaminya, Hak istriatas Suami adalah 1) mendapat mahar dari suaminya; 2) mendapat perlakuan yang patut dari suaminya, Rasulullah Saw. pun telah bersabda: “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya,” (HR. At-Tirmidzi) ‘mendapatkan nafkah , pakaian, dan tempat tinggal dari suaminya, 3) mendapat perlakuan adil, jika suami memiliki lebih dari satu ist “Siapa yang memiliki dua istri lalu ia condong (melebihkan secara lahiriah) kepada salah satunya maka ia akan datang pada hari kiamat nanti dalam keadaan satu sisi tubuhnya miring/lumpuh.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud); 4) mendapatkan bimbingan dari suaminya agar selalu tant kepada Allah Swt. Dipindai dengan CamScanner ez H. HIKMAH PERNIKAHAN 1, Pernikahan merupakan jalan keluar yang paling baik untuk memenuhi kebutuhan seksual. 2, Pemikahan merupakan jalan terbaik untuk memuliakan anak, memperbanyak keturunan, melestarikan hidup manusia, serta memelihara nasab. 3. Pernikahan menumbubkan naluri kebapakan dan keibuan yang menumbuhkan pula perasaan cinta dan kasih sayang. 4, Pemikahan menimbulkan sikap rajin dan sungguh-sungguh dalam bekerja karena adanya rasa tanggung jawab terhadap keluarganya, 5, Pemikahan akan mempererat tali kekeluargaan yang dilandasi rasa saling menyayangi sebagai modal kehidupan masyarakat yang aman dan sejahtera Dipindai dengan CamScanner BAB III HASIL PENELITIAN ‘A. TATACARA PERNIKAHAN MENURUT ISLAM 1, Pembukaan = ‘Akad nikah terlebih dahulu dibuka dengan sesi pembukaan yang dipandu oleh ‘pembawa acara (MC). Ini diawali dengan membaca basmalah dan doa agar acara berlangsung dengan lancar dan diberkahi oleh Allah SWT. . Pembacaan Ayat Suci Alquran Setelah acara dibuka, dilanjutkan dengan sesi pembacaan ayat suci Alquran Umumnya, pihak keluarga yang menentukan siapa orang yang akan membacakan Alquran. Biasanya membacakan ayat yang berhubungan dengan pernikahan dan ahli ‘melantunkan ayat suci dan bersuara merdu, Penerimaan dan Sambutan Biasanya, pihak keluarga laki-laki akan datang membawa seserahan. dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai