TUGAS KELOMPOK
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
(PERNIKAHAN DALAM ISLAM)
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
. ATIKA RAHMAYANTI
. ATIQA REIHANA ATHALLA M
ATTA KHAIRANI
DWINTA AMANDA
MAHARANI QOLBI ALI
. RAHMA FAUZIAH
: STEVINA ARINI
PAWRYNS
SMA NEGERI.1 PAYAKUMBUH
TP. 2022/2023
0
Dipindai dengan CamScannerKATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, khususnya
bagi kami yang telah menyelesaikan laporan tentang "Pernikahan dalam Islam."
Bersania proposil ini kami dodkan serioga Bapak/Tbu/Sdr/i dalam keadsaii setiat walafiat dati
selalu dalam limpahan rahmat dan hidayah Allah SWT Aamiin
Laporan ini dibuat atas kepentingan tugas dan penuntasan materi bagi nilai kami dan dibuat
berdasarkan hasil dari pengamatan kami dalam pelaksanaan pernikahan menurut Islam.
Kami juga menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, namun
kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga
dapat menyelesaikan laporan ini, oleh karena itu dengan rendah hati kami memohon maf
sebesar besamya jika ada salah kata dalam penulisan dan penyusunan laporan ini.
Demikian laporanl tugas pendidikan agama islam dan budi pekerti ini, kepada
Bapak/Ibu/Sdr/i kami ucapkan terima kasih.
Mengetahui,
Nurhidayat,S.Ag
Dipindai dengan CamScannerDAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..
DAFTAR ISL.
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..
B, RUMUSAN MASALAH.
. KEWAJIBAN DAN HAK SUAMI ISTRI.
. HIKMAH PERNIKAHAN..
BAB III HASIL PENELITIAN
A. TATACARA PELAKSANAAN NKAH.
B. JADWAL PELAKSANAAN AKAD NIKAH DAN BIODATA.
C. BIODATA.
1 SUAMI
I ISTRI
1. WALINIKAH
IV. MASKAWIN
V. PPN/PEGHULU/PEMBANTU PPN YANG MEMERIKSA
DOKUMENTER..
DAFTAR PUSTAKA..
A
B.
c.
D.
E.
F,
G.
H.
2
>
Dipindai dengan CamScannerBABI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pernikahan merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan manusia.
Pernikahan yang terjadi antara seorang pria dengan seorang wanita menimbulkan akibat
Jahir maupun batin baik terhadap keluarga masing- masing masyarakat dan juga dengan
harta kekayaan yang diperoleh diantara mereka baik sebelum maupun selamanya
pernikahan berlangsung,
Setiap mahluk hidup memiliki hak asasi untuk melanjutkan keturunannya melalui
pemnikahan, yakni melalui budaya dalam melaksanakan suatu pernikahan yang dilakukan
di Indonesia. Setiap orang atau pasangan (pria dengan wanita) jika sudah melakukan
pernikahan maka terhadapnya ada ikatan kewajiban dan hak diantara mereka berdua dan
anak-anak yang lahir dari pernikahan tersebut.
Pemikahan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
(selanjutnya disebut UU Pernikahan)1, bukan hanya merupakan suatu perbuatan perdata
saja, akan tetapi juga merupakan suatu perbuatan keagamaan, karena sah atau tidaknya
suatu pemikahan tolak ukurnya sepenuhnya ada pada hukum masing-masing agama dan
kepercayaan yang dianutnya,
Menurut Undang-Undang No, | tahun 1974 adalah ikatan lahir batin antara seorang
pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan Kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Proses pernikahan biasanya berlangsung pada seseorang mulai melewati pada tahapan
remaja akhir sampai dewasa, Sebuah pemikahan akan menandakan mulai dewasanya
seseorang di mata lingkungannya. Pernikahan itu sendiri berawal dari sebuah hubungan
dan cinta, dan mulai adanya keinginan untuk mengikat atau berkomitmen.
Harapan utama sebuah pernikahan adalah meraih kebahagiaan. Dengan perasaan
kasih sayang yang dimiliki oleh masing-masing pasangan akan membuat sebuah
hhubungan harmonis yang nantinya akan berakhir dengan sebuah kebahagiaan. Selain
harapan akan kebahagiaan, dalam pernikahan juga terdapat berbagai harapan lain seperti;
‘meneruskan keturunan, membentuk keluarga harmonis, menjadikan pribadi yang lebih
baik
Pada saat ini, masih banyak orang dikalangan pelajar yang belum mengerti apa tujuan
‘menikah itu sebenamya, padahal dengan menikah itu dapat menghalalkan sesuatu dan
‘megurangi perbuatan zina, Ada juga orang yang mengerti apa tujuan dari pernikahan
tetapi tidak mengetahui tatacaranya, Kebanyakan orang hanya mengandalkan sesuatu dari
KUA saja.
Maka dari itu, kami melakukan pengamatan bagaimana cara yang menikah dengan
baik dan benar sesuai ajaran islam dan dapat mengetahui lebih dalam lagi mengenai
tujuan dari pernikahan.
Dipindai dengan CamScannerB, RUMUSAN MASALAH
1. Kenapa harus ada dilakukannya sebuah pernikahan?
2. ‘Bagaimana tatacara melakukan akad nikah yang baik dan benar dalam ajaran islam?
c. TUJUAN
1. Untuk mengetahui mengapa sebuah pernikahana itu harus dilakukan
2. Mengetahui tatacara akad nikah
3. Mengkaji lebih dalam tentang suatu pemnikahan
4. Menambah ilmu pengetahuan
D. MANFAAT
1. Dapat menambah ilrmu
2. Memperluas wawasan mengenai pernikahan
3. Mengetahui bagaimana pernikahan yang baik sesuai dengan islam
Dipindai dengan CamScannerBABII
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI NIKAH
ne
1. Makna Pernikahan Dalam Islam
Kata nikah berasal dari bahasa Arab yang berarti (al-jam’u) atau "bertemu,
berkumpul”, Menurut istilah, nikah ialah suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-
Jaki dan perempuan untuk hidup bersama dalam suatu rumah tanga melalui akad yang
dilakukan menurut hukum syariat Islam,
Dalam kompilasi hukum Islam (KHI) dijelaskan bahwa perkawinan adalah
pemikahan, yaitu akad yang kuat atau mitsaqan ghalizhan untuk mentaati perintah
Allah Swt. dan melaksanakannya merupakan ritual ibadah, Sementara itu, menurut
Undang-undang No.1 Tahun 1974, tentang Perkawinan Pasal | dijelaskan bahwa
perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai
suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga yang kekal dan bahagia berdasarkan
ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
Keinginan untuk menikah adalah fitrah manusia, Hal itu berarti sifat pembawaan
manusia sebagai makhluk Allah Swt. Setiap manusia yang sudah dewasa dan sehat
jasmani rohaninya pasti membutuhkan teman hidupyangberlainanjenis. Teman hidup
yang dapat memenuhi kebutuhan biologis yang dapat dicintai dan mencintai, yang
dapat mengasihi danNdikasihi, yang dapat diajak bekerja sama untuk mewujudkan.
ketentraman, kedamaian dan kesejahteraan hidup berumah tangga. Rasulullah Saw.
bersabda :
eal §58 Jue AEE AN cons ah ta all ace BE
ets eadaests
Artinya : "Dari Abdullah bin Mas’ud RA Rasulullah Saw berkata kepada kami. Hai
para pemuda, barangsiapa diantara kamu telah sanggup menikah, maka nikablah.
Karena nikah itu dapat menundukkan mata dan memelihara faraj (kelamin) dan barang,
siapa tidak sanggup maka hendaklah berpuasa karena puasa itu menjadi perisai (dapat
melemahkan sahwat)”. (HR. Bukhari Muslim)
.. Menurut Bahasa
Nikah menurut bahasa berasal dari kata nakaha yankihu nikahan yang berarti kawin.
dalam istilah nikah berarti ikatan suami istri yang sah yang menimbulkan akibat
hukum dan hak serta kewajiban bagi suami isteri.1 Dalam buku figih wanita yang
Dipindai dengan CamScannerdimaksud Nikah atau perkawinan adalah Sunnatullah pada hamba-hamba-Nya.
Dengan perkawinan Allah menghendaki agar mereka mengemudikan bahtera
kehidupan, Sunnatullah yang berupa perkawinan ini tidak hanya berlaku dikalangan
manusia saja, tapi juga didunia binatang.
B. HUKUM NIKAH
Menurut sebagian besar ulama, hukum asal nikah adalah mubah dalam artian boleh
dikerjakan dan boleh ditinggalkan. Meskipun demikian ditinjau dari segi kondisi orang,
yang akan melakukan pernikahan, hukum nikah dapat berubah menjadi wajib, sunah,
makruh, dan haram,
Penjelasannya sebagi berikut
a. Jaiz atau mubah, artinya dibolehkan dan inilah yang menjadi dasar hukum nikah.
. Wajib, yaitu orang yang telah mampu/sanggup menikah. Bila tidak menikah,
khawatir ia akan terjerumus ke dalam perzinaan
c. Sunat, yaitu orang yang sudah mampu menikah, tetapi masih sanggup
‘mengendalikan dirinya dari godaan yang menjurus kepada perzinaan.
. Makruh, yaitu orang yang akan melakukan pernikahan dan telah memiliki keinginan
atau hasrat, tetapi ia belum mempunyai bekal untuk memberikan nafkah
tanggungannya.
¢. Haram, yaitu orang yang akan melakukan pernikahan, tetapi ia mempunyai niat yang
buruk, seperti niat menyakiti perempuan atau niat buruk lainnya
C. TUJUAN NIKAH
‘Secara umum tujuan pernikahan menurut Islam adalah untuk memenuhi hajat manusia
(pria terhadap wanita atau sebaliknya) dalam rangka mewujudkan rumah tangga yang
bahagia, sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama Islam. Secara umum tujuan
pernikahan dalam Islam dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Untuk memperoleh kebahagiaan dan ketenangan hidup (sakinah), Ketentraman dan
kebahagiaan adalah idaman setiap orang, Nikah merupakan salah satu cara supaya,
hidup menjadi bahagia dan tentram. Allah Swt. berfirman :
ide ca pice tek 7
wehSaer| SCA j Si sle Sad ys
Artinya :”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri- isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya. “Q'S. ar-Rum/ 30: 21)
‘Untuk membina rasa cinta dan kasih sayang. Nikah merupakan salah satu cara untuk
membina kasih sayang antara suami, istri, dan anak. (lihat Q.S. ar- Rum/ 30; 21)
hag By Sax Jats
Artinya *"Dan Ja menjadikann di antaramu rasa kasih dan sayang.”
(QS. ar- Rum/30 ; 21)
¢. Untuk memenuli kebutuhan seksual yang sah dan diridhai Allah Swt.
s
Dipindai dengan CamScannerd. Untuk melaksanakan Perintah Allah Swt. menikah merupakan pelaksanan perintah
Allah Swt. Oleh karena itu menikah akan dicatat sebagai ibadah. Allah Swt.,
berfirman :
Lal Si ole 6 LES6..
Artinya :” Maka nikahilah perempuan-perempuan yang kamu sukai”.
(QS. an-Nisa’/4: 3)
¢. Mengikuti Sunah Rasulullah Saw.
Rasulullah Saw. mencela orang yang hidup membujang dan beliau menganjurkan
umatnya untuk menikah, Sebagaimana sabda beliau dalam haditsnya:
L sap ae- “313 22 eZee ed eZ CK
Get ag) Se BB ge oe 285 3 ge CB
Artinya : “Nikah itu adalah sunahku, barang siapa tidak senang dengan sunahku,
‘maka bukan golonganku.” (HR. Bukhori dan Muslim)
f. Untuk Memperoleh Keturunan yang Sah. Allah Swt. berfirman :
(Al atch sy Stay Sel
Artinya :” Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia.”
(QS. al-Kahfi/ 18: 46)
D. RUKUN NIKAH DAN SYARAT-SYARATNYA
Sah atau tidaknya suatu pernikahan bergantung kepada terpenuhi atau tidaknya rukun
serta syarat nikah.
a. Calon Suami
1. Beragama Islam
. Laki-laki yang tertentu
. Bukan lelaki mahram dengan calon istri
Mengetahui wali yang sebenarnya bagi akad nikah tersebut
Bukan dalam ihram haji atau umroh
Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan
. Tidak mempunyai empat orang istri yang sah dalam suatu waktu
8, Mengetahui bahwa perempuan yang hendak dinikahi adalah sah dijadikan iste
. Calon Istri
1. Beragama islam
. Tidak terpaksa
Bukan muhrim
|. Tidak bersuami
5. Tidak senang dalam masa indah
. Tidak sedang ihrom haji atau umroh
s
AAW
ausen
Dipindai dengan CamScanner2
‘Adanya Wali
1, Mukallaf (Islam, dewasa, sehat akal)
2. Tidak fasik
3, Lakislaki merdeka
4, Adil
5, Tidak sedang ihrom haji atau umroh
6. Tidak dibatasi kebebasannya ketimbang membelanjakan hartanya
. Adanya dua Orang Saksi
1, Islam
2. Dewasa
3, Sehat akalnya
4, Tidak fasik
5, Hadir dalam akad nikah
e, Adanya Ijab dan Qabul
Dengan kata-kata “ nikah “ atau yang semakna dengan itu. Berurutan antara Hjab dan
Qabul
f. Syarat jab
1
2
Pernikahan nikah ini hendaklah tepat
2. Tidak boleh menggunakan perkataan sindiran
4
4. Tidak diikatkan dengan tempo waktu seperti mutaah(nikah kontrak atau
Diucapkan oleh wali atau wakilnya
pernikahan (ikatan suami istri) yang sah dalam tempo tertentu seperti yang
dijanjikan dalam persetujuan nikah muataah)
Tidak secara taklik(tidak ada sebutan prasyarat sewaktu ijab dilafalkan)
g. Syarat Qobul
1. Ucapan mestilah sesuai dengan ucapan ijab
NAWERLN
. Tidak ada perkataan sindiran
. Dilafalkan oleh calon suami atau wakilnya (atas sebab-sebab tertentu)
Tidak diikatkan dengan tempo waktu seperti mutaah(seperti nikah kontrak)
. Tidak secara taklik(tidak ada sebutan prasyarat sewaktu qobul dilafalkan)
. Menyebut nama calon istri
|. Tidak ditambahkan dengan perkataan lain
E. MAHRAM
‘Menurut pengertian bahasa mahram berarti yang diharamkan, Menurut Istilah dalam
ilmu fikih, mahram adalah wanita yang haram dinikahi, Penyebab wanita yang haram
dinikahi ada empat macam yaitu:
a, Wanita yang haram dinikahi karena keturunan
1)Tbu kandung dan seterusnya ke atas (nenek dari ibu dan nenek dari ayah)
2)anak perempuan kandung dan seterusnya ke bawah (cucu dan seterusnya)
Dipindai dengan CamScanner3)saudara perempuan sekandung, sebapak, atau seibu
4)saudara perempuan dari bapak
5)saudara perempuan dari ibu
‘6)anak perempuan dari saudara laki-laki dan seterusnya ke bawah
7yanak perempuan dari saudara perempuan dan seterusnya ke bawah
-
Wanita yang haram dinikahi karena hubungan sesusuan:
1) ibu yang menyusui.
2) saudara perempuan sesusuan
Wanita yang haram dinikahi karena perkawainan
1) ibu dari istri (mertua)
2) anak tiri (anak dari istri dengan suami lain) apabila suami sudah kumpul dengan
ibunya.
3) ibu tiri (istri dari ayah), baik sudah dicerai atau belum. Allah Swt. berfirman:
He BY as BI Sv yssss;
Artinya: “Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh
ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya
perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang
ditempuh)”. (Q'S, an-Nisa/4: 22)
4) Menantu (istri dari anak laki-laki), baik sudah dicerai maupun belum.
5) Wanita yang haram dinikahi karena mempunyai pertalian muhrim dengan istri
Misalnya, haram melakukan poligami (memperistri sekaligus) terhadap dua
orang bersaudara, perempuan dengan bibinya, seorang perempuan dengan
kemenakannya. (lihat Q.S. an-Nisa/4:23)
F, WALINIKAH
Wali nikah dalam satu pernikahan dibagi menjadi dua:
a. Wali nasab yaitu wali yang mempunyai pertalian darah dengan mempelai wanita yang.
akan dinikahkan, Adapun susunan urutan wali nasab adalah sebagai berikut:
1) ayah kandung, (ayah tri tidak sah jadi wali)
2) kakek (ayah dari ayah mempelai perempuan) dan seterusnya ke atas
3). saudara laki-laki sekandung
4) saudara laki-laki seayah
5) anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung
6) anak laki-laki dari saudara laki-taki seayah
7) saudara laki-laki ayah yang seayah dengan ayah
8) anak laki-laki dari saudara laki-laki ayah yang sekandung dengan ayah
9) anak laki-laki dari saudara laki-laki ayah yang seayah dengan ayah
Dipindai dengan CamScanner. Wali hakim, yaitu seorang kepala negara yang beragama Islam. Di Indonesia,
‘wewenang Presiden sebagai wali hakim dilimpahkan kepada pembantunya, yaitu
menteri agama. Kemudian Menteri Agama mengangkat pembantunya untuk bertindak
sebagai wali hakim, yaitu Kepala Kantor Urusan Agama Islam yang berada di setiap
kKecamatan, Wali hakim bertindak sebagai wali nikah apabila memenuhi kondisi
sebagai berikut.
1) Wali nasab benar-benar tidak ada,
2) Wali yang lebih dekat ( aqrab) tidak memenuhi syarat dan wali yang lebih jauh
(ab’ad) tidak ada.
3) Wali agrab bepergian jauh dan tidak memberi kuasa kepada wali nasab urutan
berikutnya untuk berindak sebagai wali nikah,
4) Wali nasab sedang berikhram haji atau umroh,
5) Wali nasab menolak bertindak sebagi wali nikah.
6) Wali yang lebih dekat masuk penjara sehingga tidak dapat berintak sebagai wali
nikah.
7) Wali yang lebih dekat hilang schingga tidak diketahui tempat tinggalnya.
8) Wali hakim berhak untuk bertindak sebagai wali nikah, sesuai dengan sabda
Rasulullah Saw. yang artinya "Dari Aisah r.a. berkata, Rasulullah Saw. bersabda :
Tidak sahnikah seseorang kecuali dengan wali dan dua orang saksi yang adil, jika
wali-wali itu menolak jadi wali nikah maka sulthan ( wali hakim) bertindak
sebagai wali bagi orang yang tidak mempunyai wali”.(HR. Darulquthni)
G. KEWAJIBAN DAN HAK SUAMI ISTRI
‘Agar tujuan pernikahan tereapai, suami itri harus melakukan kewajiban-kewajiban
hidup berumah tangga dengan sebaik-baiknya dengan landasan niat ikhlas karena Allah
Sw semata, Allah Sw. berfirman :
oh Je gts a Jas w oa fe yatss Slag
Artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, Karena Allah telah
melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain dan karena laki-laki telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka”. (Q.S. an-Nisa/4 : 34),
Rasulullah SAW juga bersabda yang artinya: “Istri adalah penanggung jawab rumah
tangga suami istri yang bersangkutan”. (HR. Bukhori Muslim).
Kewajiban Suami
Kewajiban suami yang terpenting adalah:
1) memberi nafkah, pakaian dan tempat tinggal kepada istri dan anak-anaknya sesuai
dengan kemampuan yang diusahakan,
2) menggauli istri secara makruf, yaitu dengan cara yang layak dan patut misalnya
dengan kasih sayang, menghargai, memperhatikan dan sebagainya.
Dipindai dengan CamScanner3) memimpin keluarga, dengan cara membimbing, memelihara semua anggota keluarga
dengan penuh tanggung jawab.
4) membantu istri dalam tugas schari-hari, terutama dalam mengasuh dan mendidik
anak-anaknya agar menjadi anak yang saleh
Kewajiban Istri yang terpenting adalah
1) patuh dan tat pada suami dalam batas yang sesuai dengan ajaran Islam, perintah
suami yang bertentangan dengan ajaran islam tidak wajib ditaati oleh seorang istri.
2) memelihara dan menjaga kehormatan diri dan keluarga serta harta benda suami.
3) mengatur rumah tangga dengan baik sesuai dengan fungsi ibu sebagai kepala rumah
tangea,
4) memelihara dan mendidik anak terutama pendidikan agama. Allah swt. berfirman:
Uy Sodas Sal 1S gal gal ls
Artinya :”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka”. (QS. at-Tahrim/66 : 6)
5) Bersikap hemat, cermat, ridha dan syukur serta bijaksana pada suami.
Hak Suami atas istri adalah:
1) ditaati dalam seluruh perkara kecuali maksiat. Sabda Rasulullah Saw: “Hanyalah
ketaatan itu dalam perkara yang ma’ruf.” (HR. Bukhari dan Muslim).
2) dimintai izin oleh istri yang hendak keluar rumah. Istri tidak boleh keluar rumah
kecuali seizin suami,
3) istri tidak boleh puasa sunnah kecuali dengan izin suaminya. Rasulullah Saw.
bersabda: “Tidak boleh seorang istri puasa (sunnah) sementara suaminya ada di
tempat kecuali dengan izin suaminya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
4) mendapatkan pelayanan dari istrinya,
5) disyukuri kebaikan yang diberikannya,Istri harus mensyukuri atas setiap pemberian
suaminya,
Hak istriatas Suami adalah
1) mendapat mahar dari suaminya;
2) mendapat perlakuan yang patut dari suaminya, Rasulullah Saw. pun telah bersabda:
“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan
sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya,” (HR. At-Tirmidzi)
‘mendapatkan nafkah , pakaian, dan tempat tinggal dari suaminya,
3) mendapat perlakuan adil, jika suami memiliki lebih dari satu ist “Siapa yang
memiliki dua istri lalu ia condong (melebihkan secara lahiriah) kepada salah satunya
maka ia akan datang pada hari kiamat nanti dalam keadaan satu sisi tubuhnya
miring/lumpuh.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud);
4) mendapatkan bimbingan dari suaminya agar selalu tant kepada Allah Swt.
Dipindai dengan CamScannerez
H. HIKMAH PERNIKAHAN
1, Pernikahan merupakan jalan keluar yang paling baik untuk memenuhi kebutuhan
seksual.
2, Pemikahan merupakan jalan terbaik untuk memuliakan anak, memperbanyak
keturunan, melestarikan hidup manusia, serta memelihara nasab.
3. Pernikahan menumbubkan naluri kebapakan dan keibuan yang menumbuhkan pula
perasaan cinta dan kasih sayang.
4, Pemikahan menimbulkan sikap rajin dan sungguh-sungguh dalam bekerja karena
adanya rasa tanggung jawab terhadap keluarganya,
5, Pemikahan akan mempererat tali kekeluargaan yang dilandasi rasa saling menyayangi
sebagai modal kehidupan masyarakat yang aman dan sejahtera
Dipindai dengan CamScannerBAB III
HASIL PENELITIAN
‘A. TATACARA PERNIKAHAN MENURUT ISLAM
1, Pembukaan
=
‘Akad nikah terlebih dahulu dibuka dengan sesi pembukaan yang dipandu oleh
‘pembawa acara (MC). Ini diawali dengan membaca basmalah dan doa agar acara
berlangsung dengan lancar dan diberkahi oleh Allah SWT.
. Pembacaan Ayat Suci Alquran
Setelah acara dibuka, dilanjutkan dengan sesi pembacaan ayat suci Alquran
Umumnya, pihak keluarga yang menentukan siapa orang yang akan membacakan
Alquran. Biasanya membacakan ayat yang berhubungan dengan pernikahan dan ahli
‘melantunkan ayat suci dan bersuara merdu,
Penerimaan dan Sambutan
Biasanya, pihak keluarga laki-laki akan datang membawa seserahan. dilanjutkan