Reinstra PC Ipnu & Ippnu Batang
Reinstra PC Ipnu & Ippnu Batang
(Desain ini adalah program jangka panjang yang diharapkan sebagai reinstra lima tahun kedepan organisasi)
IDEOLOGISASI
A. Gambaran Umum
B. Strategi Ideologisasi
a. Umum
b. Pengurus Ranting
c. Pengurus Komisariat
BAB II
PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS
A. Gambaran Umum
Sebagai warga Nahdliyin yang mempunyai visi besar dalam merawat bangsa dan
negara ini perangkat spiritual juga mutlak harus dibangun. Spiritual yang dipahami
tidak sesempit pada keagamaan saja tetapi lebih dari itu spiritual harus berimplikasi
positif pada kebiasaan hidup sehari-hari. Artinya spiritual tidak hanya bicara pada hal
yang trasenden saja namun spiritual mampu membentuk etos kerja dan kedisiplinan
kader seperti yang diperintahkan oleh Tuhan. Pengembangan spiritual kader
meniscayakan kesadaran berke-Tuhanan yang tinggi kemudian mampu
mengejawantahkan dalam kehidupan sosial sehari-hari. Seperti moral, etika, etos
kerja, kedisilpinan, kasih sayang dan semangat untuk selalu menjadi manusia yang
beradab. Sehingga iklim yang terbangun dalam warga pergerakan adalah iklim yang
religius (bukan pada pemaknaan simbol) dan humanis. Religius sesuai dengan nilai
Islam Ahlusunnah Wal Jamaah. Humanis sebagai representasi dari kesadaran berke-
Tuhanan yang diejawantahkan dalam perilaku saling asah, asih dan asuh (bukan
perilaku saling menegasikan).
Untuk menumbuhkan spiritualitas dalam diri kader maka diperlukan usaha bersama
disetiap level kepengurusan. Pertama, penanaman kesadaran ketuhanan yang kuat
dalam diri kader IPNU&IPPNU. Kedua, pemahaman tentang perilaku hidup sesuai
dengan ajaran agama Islam. Ketiga, mendorong pada pola hidup disiplin dan beretos
kerja tinggi. Maka ketiga cara tersebut diaplikasikan bersama mulai dari cabang
samapi ranting dengan menggunakan pendekatan ajaran agama yang tertuang dalam
kitab-kitab karya para „alim ulama.
B. Strategi Pengembangan Spiritualitas
1. Bagi pengurus ranting/Komisariat/PAC wajib untuk menanamkan nilai-nilai
agama melalui kajian-kajian kitab Risalah Aswaja,Tauhid, Fiqih dasar serta kitab
Akhlak dengan mengundang seorang Kyai dan/atau narasumber yang
berkompeten untuk membedah kitab tersebut. Korelasinya adalah kader IPNU-
IPPNU punya landasan yang kuat baik dalam perilaku agama maupun perilaku
sosial (hal ini dilaksanakan dalam bentuk selpanan tematik).
2. Bagi pengurus cabang wajib untuk menanamkan etos kerja yang tinggi dalam diri
kader melalui kajian-kajian kitab tasawuf dengan mengundang seorang Kyai
dan/atau narasumber yang berkompeten untuk membedah kitab tersebut.
3. Bagi pengurus Ranting/Komisariat/PAC/PC wajib mengamalkan amaliah-amaliah
Nahdliyah sebagai bentuk implementasi kader Nahdliyin
BAB III
PENGEMBANGAN INTELEKTUAL
A. Gambaran Umum
Ke-NU-an dan Ke-Aswaja- a) yan fi al-Nahy ‘an Muqatha’at al□ Arham wa al-
an Aqarib wa al-Ikhwan.
b) Muqaddimah al-Qanun al-Asasi li Jam’iyyat
Nahdlatul Ulama.
c) Risalah fi Ta’kid al-Akhdzi bi Mazhab al□ A’immah al-
Arba’ah.
d) Mawaidz.
e) Arba’ina Haditsan Tata’allaqu bi Mabadi’ Jam’iyyat
Nahdlatul Ulama.
f) Al-Nur al-Mubin fi Mahabbati Sayyid al Mursalin.
g) Al-Tanbihat al-Wajibat liman Yushna’ al□ Maulid bi
al-Munkarat.
h) Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim fi ma Yanhaju Ilaih
al-Muta’allim fi Maqamati Ta’limihi.
i) Risalah Ahl al-Sunnah wa al-Jamaah fi Hadits al-
Mauta wa Syuruth al-Sa’ah wa Bayani Mafhum al-
Sunnah wa al-Bid’a
A. Pendidikan Formal
1. Latihan Kadeer Muda (LAKMUD)
C. Pendidikan In Formal
1. Membuat forum kajian-kajian kaderisasi yang mampu menumbuhkan
nalar kritis kader
3. Pengurus Cabang
A. Pendidikan Formal
1. LAKUT (Latinan kader utama)
B. Pendidikan non-Formal
1. Latin/latpel
BAB IV
A. Gambaran Umum
BAB V
A. Gambaran Umum
PENGURUS CABANG
MENTORING
PENGETAHUAN
INDUK
MENTORING
PENGETAHUAN
PENGURUS
MATERI
RANTING/KOMISARIAT
LAKMUD
MENTORING
PENGETAHUAN
KADER/ANGGOTA DOKTRIN
Sistem mentoring seperti ini menuntut setiap kader untuk aktif baik yang dimentori maupun
yang menjadi mentor. Sistem akan berhenti ketika keduanya saling menunggu untuk respon.
Maka yang paling memungkinkan agar sistem berjalan dengan baik adalah mentor fokus pada
kader sasaran tidak boleh berganti-ganti. Lebih banyak kader yang dimentori lebih baik tetapi
tetap dan kontinu pengawalanya.
B. Bentuk Pendampingan
Bentuk pendampingan tersebut bisa berupa :
1. dukungan personil,
2. tenaga pendamping,
3. relawan atau
4. pihak lain yang memberikan penerangan, dukungan teknis, dan penyadaran.
C. Fungsi Pendamping /Mentor
Adapun Fungsi Pendamping sebagai berikut
1. Pendampingan dilakukan dengan memberikan pengawasan, pengarahan, dan
bimbingan yang bersifat memahami, memengaruhi, mengajak, dan
memberdayakan anggota dan kader.
2. Pendampingan dilakukan oleh pengurus IPPNU setempat kepada kelompok
kecil anggota dan kader secara berkesinambungan dengan menggunakan strategi
dan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhandan konteks daerah yang
bersangkutan.
D. Tugas pendamping /Mentor
Adapun tugas pendamping adalah:
1. Pemimpin (Leader). Dalam fungsi ini, tugas seorang pendamping antara lain ialah
menjadi model (uswah), melakukan mediasi dan negosiasi, membangun
kesepahaman bersama, dan mengelola sumberdaya bersama.
2. Penguatan (capacity building). Fungsi ini berkaitan dengan pendidikan dan
pelatihan guna memperkuat kapasitas komunitas.
3. Perlindungan (protection). Fungsi ini berkaitan dengan interaksi antara
pendamping dengan lembaga- lembaga eksternal atas nama dan demi kepentingan
komunitas dampingannya. Seorang pendamping dapat bertugas mencari sumber-
sumber, melakukan pembelaan (advocacy), menggunakan media, meningkatkan
hubungan masyarakat, dan membangun jaringan kerja.
4. Pendukungan (mobilization). Fungsi mobilisasi dalam konteks ini berkaitan dengan
fungsi pendamping yang dituntut tidak hanya mampu menjadi manajer perubahan
yang mengorganisasi kelompok, melainkan pula mampu melaksanakan tugas-tugas
teknis sesuai dengan berbagai keterampilan dasar: seperti melakukan analisis
sosial, mengelola dinamika kelompok, menjalin relasi (public relation),
bernegosiasi dan berkomunikasi
E. STRATEGI PENGEMBANGAN KADER
pengembangan kader merupakan bentuk program pelatihan pengembangan,
pelatihan pelatihan khusus dalam struktur kaderisasi formal, serta berbagai kegiatan
kaderisasi non-formal dan in- formal yang didesain untuk pengembangan kapasitas
dan keahlian kader
1. Program pengembangan dikelompokkan ke dalam dua orientasi sebagaimana
berikut:
a) Mempersiapkan jenjang pendidikan dan pelatihan kader yang lebih tinggi;
b) Mengembangkan kompetensi dan potensi khusus anggota dan kader.
2. Program pengembangan diorientasikan untuk mempersiapkan anggota/kader
dalam jenjang pelatihan kader yang lebih tinggi, dilakukan dalam bentuk:
a) Diskusi atau kajian tematik;
b) Pendidikan atau pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga atau banom
Nahdlatul Ulama.
3. Program pengembangan diorientasikan untuk mengembangkan kompetensi dan
potensi khusus anggota dilakukan dalam bentuk:
a) Perekrutan pada lembaga tertentu;
b) Pendidikan atau pelatihan sesuai dengan kebutuhan atau potensi kader.
F. Penyelenggara Mentoring
Penyelenggara Mentoring ini adalah Pimpinan Cabang atau pimpinan anak cabang
Pimpinan Komisariat atau Pimpinan Ranting. Penanggungjawab proses Mentoring
adalah bidang kaderisasi Pengurus Cabang. Dalam pelaksanaannya, bidang kaderisasi
Pengurus Cabang memiliki kewenangan untuk mengkoordinasi dan mengawasi proses
Mentoring.
G. Kelompok dan peserta mentoring
3. Kelompok Mentoring pasca lakmud idealnya berjumlah 2-3 anak yang didampingi
oleh kadeer pasca lakud atau PAC setempat
I. Kegiatan Mentoring
4. Riset terhadap isu-isu strategis yang dikembangkan menjadi tulisan dalm bentuk
essay, jurnal atau makalah
5. Kegiatan yang bersifat hobby dan peminatan anggota
1. Evaluasi secara berkala kegiatan dan progress kegiatan mentoring oleh pengurus
cabang
2. Publik Speaking