Gelombang Cahaya
Gelombang Cahaya
A. Interferensi
Interferensi adalah gabungan dua gelombang atau lebih. Cahaya merupakan gelombang
yaitu gelombang elektromagnetik. Interferensi cahaya bisa terjadi jika ada dua atau lebih
berkas sinar yang bergabung. Jika cahayanya tidak berupa berkas sinar maka
interferensinya sulit diamati. Beberapa contoh terjadinya interferensi cahaya dapat kalian
perhatikan pada penjelasan berikut.
Perhatikan Gambar di atas, dua berkas cahaya koheren dilewatkan pada celah ganda
kemudian dapat mengenai layar. Pada layar itulah tampak pola garis-garis terang. Pola
garis-garis terang dan gelap inilah bukti bahwa cahaya dapat berinterferensi.
Interferensi cahaya terjadi karena adanya beda fase cahaya dari kedua celah
tersebut. Berkas cahaya dari S1 dan S2 yang sampai pada layar terlihat berbeda lintasan
sebesar ΔS = d sin θ. Perbedaan panjang lintasan inilah yang dapat menimbulkan fase
antara dua berkas cahaya tersebut berbeda. Interferensi akan saling menguatkan jika
berkas cahaya sefase dan saling melemahkan jika berlawanan fase. Sefase berarti berbeda
sudut fase Δθ = 0, 2π, 4π, ..... Sedangkan berlawanan fase berarti berbeda sudut
fase Δθ = π, 3π, 5π, ... . Syarat ini dapat dituliskan dengan beda lintasan seperti persamaan
berikut.
Interfensi maksimum : d sin ϴ = m ⋋
1
Interfensi minimum :d sin ϴ = (m - 2 )
Dengan: d = jarak antar celah (m)
sin ϴ = tg ϴ
berarti selisih lintasannya memenuhi hubungan berikut.
dy
D sin ϴ = l
1. Celah Tunggal
Cobalah kalian buat suatu celah sempit dan lewatkan sinar monokromatik pada celah
itu maka saat dibelakangnya dipasang layar akan tampak pola interferensi pada layar. Pola
interferensi pada difraksi celah tunggal ini terlihat adanya garis-garis gelap. Sedangkan pola
terangnya lebar. Terang pusat akan melebar setengah bagian lebih lebar pada kedua sisi.
Dari kejadian ini dapat dituliskan syarat-syarat interferensi sebagai berikut.
1
Interferensi maksimum : 2nd = (m + 2 )
Interferensi minimum : 2nd = m . ⋋
Kisi difraksi disebut juga celah majemuk yaitu celah-celah sempit yang tertata
rapi dengan jarak yang cukup dekat. Pada kisi ini biasanya tertulis data N garis/cm.
Dari nilai N ini dapat ditentukan jarak antara celah (d) dengan hubungan sebagai
berikut.
1
d= N
Jika cahaya melawati celah majemuk (kisi) maka cahaya itu akan mengalami difraksi
atau pelenturan. Bukti difraksi pada kisi ini dapat dilihat dari pola-pola interferensi
yang terjadi pada layar yang dipasang dibelakangnya. Pola interferensi yang
dihasilkan memiliki syarat-syarat seperti pada celah ganda percobaan Young. Syarat
interferensi tersebut dapat dilihat pada persamaan berikut.
Ketika gelombang cahaya belum terpolarisasi, arah getar gelombang ada yang
vertikal dan horisontal, tetapi ketika gelombang cahaya sudah terpolarisasi arah
getar gelombang hanya ada yang vertikal saja.