A1b021306 - Ika Wardiatul Jannah
A1b021306 - Ika Wardiatul Jannah
NIM : A1B021306
1. A
2. D
3. D
4. C
5. D
6. A
7. B
8. D
9. D
10. C
11. D
12. A
13. A
14. D
15. B
1. Dalam penelitian kualitatif, "masalah" yang dimaksud dapat merujuk pada tantangan,
hambatan, atau kesulitan yang dihadapi oleh peneliti selama proses penelitian. Berikut adalah
alasan mengapa masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara:
a. Konteks Berubah: Penelitian kualitatif dilakukan di lingkungan sosial yang kompleks dan terus
berubah. Faktor-faktor seperti perubahan dalam budaya, nilai-nilai sosial, atau situasi politik
dapat mempengaruhi masalah yang dihadapi oleh peneliti. Oleh karena itu, masalah yang
muncul dalam suatu penelitian kualitatif mungkin tidak berlaku atau relevan di masa depan.
b Fokus Penelitian: Penelitian kualitatif biasanya memiliki fokus yang lebih mendalam pada
fenomena tertentu. Oleh karena itu, masalah yang dihadapi oleh peneliti dapat terkait dengan
hal-hal yang spesifik dan terbatas pada konteks penelitian tersebut. Setelah penelitian selesai
dan fokus berpindah ke topik lain, masalah tersebut mungkin tidak lagi relevan.
a. Pemahaman yang terbatas tentang fenomena yang diteliti, karena masalah yang muncul
menghambat peneliti dalam memperoleh pemahaman yang komprehensif.
Contoh kalimat: Masalah dalam pengumpulan data dapat mengakibatkan pemahaman yang
terbatas tentang persepsi dan pengalaman individu dalam konteks penelitian.
b. Keterbatasan data dalam penelitian kualitatif, yang dapat mempengaruhi analisis dan
interpretasi data serta keandalan kesimpulan yang dihasilkan.
Contoh kalimat: Masalah dalam wawancara dengan responden yang sulit diakses dapat
mengakibatkan data yang tidak lengkap atau tidak akurat, membatasi keandalan temuan
penelitian.
c. Gangguan pada proses penelitian secara keseluruhan, karena masalah yang tidak teratasi
dengan baik dapat menghabiskan waktu dan sumber daya peneliti.
Contoh kalimat: Masalah dalam merekrut peserta penelitian dapat menyebabkan penundaan
atau kesulitan dalam melaksanakan wawancara yang memadai, mempengaruhi kemajuan
penelitian secara keseluruhan.
d. Keterbatasan generalisasi temuan penelitian, karena masalah yang tidak dapat diatasi dapat
membatasi aplikabilitas temuan hanya pada konteks penelitian yang spesifik.
Contoh kalimat: Jika masalah metodologi yang muncul dalam penelitian kualitatif tidak dapat
diatasi, temuan penelitian hanya dapat diterapkan pada populasi atau situasi yang mirip dengan
konteks penelitian tersebut.
2. penelitian kualitatif, menentukan fokus penelitian secara holistik melibatkan tiga aspek
utama:
a. Aspek Tempat:
- Aspek tempat mengacu pada lokasi atau ruang di mana fenomena atau kegiatan yang diteliti
terjadi.
- Untuk menentukan fokus penelitian, peneliti perlu memilih tempat atau lingkungan yang
relevan dengan fenomena yang ingin diteliti.
- Pemilihan tempat dapat didasarkan pada karakteristik geografis, konteks budaya, atau aspek
lain yang terkait dengan tujuan penelitian.
b. Aspek Pelaku:
- Aspek pelaku berkaitan dengan individu, kelompok, atau organisasi yang terlibat dalam
fenomena atau kegiatan yang diteliti.
- Dalam menentukan fokus penelitian, peneliti perlu mengidentifikasi dan memilih pelaku yang
relevan dan memiliki keterkaitan dengan fenomena yang ingin diteliti.
- Pemilihan pelaku dapat didasarkan pada peran, pengalaman, atau karakteristik tertentu yang
relevan dengan tujuan penelitian.
c. Aspek Aktivitas:
- Aspek aktivitas mencakup kegiatan atau proses yang terjadi di tempat yang diteliti
melibatkan pelaku yang terlibat.
- Peneliti perlu memfokuskan penelitiannya pada aktivitas yang berkaitan dengan fenomena
yang diteliti, baik itu rutinitas sehari-hari, interaksi sosial, atau peristiwa yang signifikan.
- Pemilihan aktivitas dapat didasarkan pada relevansi, keunikannya, atau kepentingan bagi
pemahaman tentang fenomena yang diteliti.
Berikut adalah gambaran visual tentang cara menentukan fokus penelitian kualitatif yang
meliputi aspek tempat, pelaku, dan aktivitas:
Dalam memilih fokus penelitian kualitatif, penting untuk mempertimbangkan interaksi antara
ketiga aspek tersebut. Fokus yang dipilih harus mencerminkan hubungan yang saling
mempengaruhi antara tempat, pelaku, dan aktivitas dalam konteks fenomena yang diteliti.
a. Pemahaman Awal
Teori digunakan sebagai landasan awal dalam memahami fenomena yang diteliti. Teori
memungkinkan peneliti untuk mengembangkan kerangka pemikiran yang berisi konsep dan
hubungan antara variabel yang relevan dengan fenomena tersebut.
b. Pengarahan Penelitian
Teori memberikan kerangka pemikiran yang diperlukan dalam proses interpretasi dan analisis
data. Dengan menggunakan teori, peneliti dapat memahami dan menginterpretasikan temuan
penelitian secara lebih terperinci dan kontekstual. Teori juga membantu peneliti dalam
menghubungkan temuan dengan konsep-konsep yang ada dalam literatur.
a. Mendukung Penjelasan
Teori membantu peneliti dalam memberikan penjelasan dan pemahaman yang lebih dalam
tentang fenomena yang diteliti. Teori dapat menjelaskan hubungan antara variabel atau konsep
yang relevan dalam konteks penelitian.
Teori membantu peneliti dalam merancang strategi pengumpulan data yang sesuai dengan
pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian. Teori dapat memandu pemilihan metode
pengumpulan data yang tepat untuk memperoleh informasi yang relevan dan mendalam.
Teori dapat memberikan landasan komparatif yang berguna dalam membandingkan temuan
penelitian dengan penelitian sebelumnya. Dengan menggunakan teori yang ada, peneliti dapat
mengidentifikasi persamaan, perbedaan, atau pola yang muncul dalam temuan penelitian
mereka.
4. Ada beberapa perbedaan antara kegiatan yang dilakukan oleh seorang wartawan dan
kegiatan yang dilakukan oleh seorang peneliti kualitatif, meskipun keduanya melibatkan
wawancara dan pengamatan terhadap sumber beritanya. Berikut adalah beberapa perbedaan
tersebut:
a. Tujuan Penelitian:
- Peneliti Kualitatif: Tujuan peneliti kualitatif adalah memperoleh pemahaman yang mendalam
tentang fenomena yang diteliti dan mengembangkan teori baru atau memperkaya teori yang
sudah ada.
b. Metode Penelitian:
c. Sumber Data:
- Peneliti Kualitatif: Peneliti kualitatif cenderung mencari informasi dari berbagai sumber yang
relevan dengan fenomena yang diteliti, termasuk partisipan penelitian, dokumen, atau catatan
lapangan.
- Wartawan: Wartawan juga mencari informasi dari berbagai sumber, tetapi fokus utamanya
adalah pada sumber-sumber yang terkait langsung dengan berita yang sedang dikembangkan,
seperti narasumber, laporan resmi, atau peristiwa yang terjadi.
d. Objektivitas:
- Wartawan: Wartawan juga berupaya untuk memberikan berita yang obyektif, tetapi mereka
juga harus mempertimbangkan aspek subjektivitas dalam memilih, menulis, dan mengedit
berita.
e. Proses Publikasi:
- Peneliti Kualitatif: Peneliti kualitatif biasanya mempublikasikan hasil penelitian mereka dalam
bentuk artikel ilmiah atau laporan penelitian yang ditujukan kepada pembaca atau peneliti lain di
bidang yang sama.
- Wartawan: Wartawan mempublikasikan tulisan mereka dalam bentuk berita atau laporan
yang ditujukan kepada khalayak luas melalui media massa atau platform berita.
5. Dalam penelitian kualitatif, proses penentuan informan yang mewakili populasi yang diteliti
mengacu pada teknik pengambilan sampel nonprobabilitas yang disebut dengan "purposive
sampling" atau "sampling bertujuan". Teknik ini memungkinkan peneliti untuk memilih informan
yang dianggap paling relevan dan bermanfaat dalam mendapatkan pemahaman yang
mendalam tentang fenomena yang diteliti. Berikut adalah langkah-langkah dalam penggunaan
teknik purposive sampling:
a. Mendefinisikan Kriteria
- Peneliti harus mendefinisikan kriteria yang jelas untuk memilih informan. Kriteria ini
berkaitan dengan karakteristik, pengalaman, atau pengetahuan yang diinginkan untuk
memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian.
- Peneliti mengidentifikasi individu, kelompok, atau organisasi yang memenuhi kriteria yang
telah ditentukan. Potensial informan harus memiliki pemahaman yang dalam atau pengalaman
yang relevan terkait dengan fenomena yang diteliti.
c. Seleksi Informan
- Dari daftar potensial informan, peneliti memilih informan yang dianggap memiliki kontribusi
yang signifikan dalam memberikan wawasan dan pemahaman tentang fenomena yang diteliti.
- Seleksi informan didasarkan pada pertimbangan kualitatif, seperti pengetahuan yang luas,
pengalaman yang mendalam, perbedaan pandangan, atau variasi karakteristik yang diinginkan.
d. Konfirmasi Informan