LP Anemia
LP Anemia
Pathway Anemia
Depresi
sumsum tulang
kongenital atau
Eritrosit
Perdarahan masif asam folat akibat obat -
obatan
Kehilangan
Umur eritrosit
bahan baku
pendek akibat
hemopoetik
darah merah
darah berkurang
Gastrointestinal kardiovaskuler
6. Manifestasi klinis
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan gejala yang
berhubungan dengan anemia. Faktor tersebut antara lain kecepatan anemia,
kronisital anemia, kebutuhan metabolik pasien, gangguan fisik (misalnya
penyakit jantung atau paru), serta gambaran umum dari kondisi yang
menyebabkan anemia.
Secara umum, semakin cepat anemia berkembang, semakin parah gejalan
nya. Orang yang biasanya sangat aktif atau memiliki tuntutan signifikan terhadap
kehidupan mereka cenderung memiliki gejala yang lebih tinggi daripada orang
yang lebih banyak duduk. Beberapa anemia oleh sebagai kelainan lain yang tidak
diakibatkan oleh anemia namun secara inheren dikaitkan dengan penyakit
tertentu (Sugeng Jitowiyono, 2018)
7. Penatalaksanaan Anemia
Penatalaksanaan Anemia menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) yang dapat
dilakukan pada pasien Anemia adalah sebagai berikut:
a. Transplantasi sel darah merah
b. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi
c. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah
d. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan
oksigen
e. Obati penyebab perdarahan abnormal (bila ada)
f. Diet kaya besi yag mengandung daging dan sayuran hijau
8. Komplikasi Anemia’
Komplikasi anemia menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) adalah:
a. Kelelahan berat, bila anemia cukup parah seseorang mungkin merasa sangat
lelah sehingga tidak bisa menyelesaikan tugas sehari – hari.
b. Komplikasi kehamilan, wanita hamil dengan anemia defisiensi folat mungkin
lebih cenderung mengalami komplikasi, seperti kelahiran prematur.
c. Masalah jantung, anemia dapat menyebabkan detak jantung cepat atau ireguler
(aritmia). Bila seseorang menderita anemia, jantung harus memompa lebih
banyak darah untuk mengimbangi kekurangan
oksigen dalam darah. Hal ini menyebabkan jantung membesar atau gagal
jantung.
d. Kematian¸beberapa anemia turunan, seperti anemia sel sabit, bisa
menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Kehilangan banyak darah
dengan cepat mengakibatkan anemia akut dan berat dan bisa berakibat fatal.
B. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia
Sekitar tahun 1950, Abraham Maslow seorang psikolog dari Amerika
mengembangkan teori tentang kebutuhan dasar manusia yang lebih dikenal dengan
istilah Hierarki Kebutuhan Dasar Maslow. Hierarki tersebut meliputi lima kategori
kebutuhan dasar. Yakni:
1. Kebutuhan fisiologis (physiologic Needs) pada manusia memiliki delapan macam
kebutuhan yaitu, kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan cairan dan
elektrolit, kebutuhan makanan, kebutuhan eliminasi urine dan alvi, kebutuhan
istirahat dan tidur, kebutuhan aktivitas, kebutuhan kesehatan temperature tubuh,
dan kebutuhan seksual.
2. Kebutuhan keselamatan dan rasa aman (safety and Security Needs) kebutuhan
keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah aman dan berbagai aspek, baik
fisiologis, maupun psikologis. Kebutuhan ini meliputi:
a. Kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaan, dan infeksi.
b. Bebas dari rasa takut dan kecemasan
c. Bebas dari perasaan terancam karena pengalaman yang baru atau asing
3. Kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki, (love and Belonging Needs).
Kebutuhan ini meliputi, memberi dan menerima kasih sayang, perasaan dimiliki
dan hubungan yang berarti dengan orang lain, kehangatan, persahabatan,
mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok dan lingkungan sosial.
4. Kebutuhan harga diri (Self-Esteem Needs) kebutuhan ini meliputi, perasaan tidak
bergantung pada orang lain, kompeten, dan penghargaan terhadap diri sendiri dan
orang lain.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (Need for Self Actualization) kebutuhan ini meliputi,
dapat mengenal diri sendiri dengan baik (mengenal dan memahami potensi diri),
belajar memahami kebutuhan diri sendiri, tidak emosional, mempunyai dedikasi
yang tinggi, kreatif, dan mempunyai kepercayaang diri yang tinggi, dan
sebagainya.
Konsep Hierarki diatas menjelaskan bahwa manusia senantiasa berubah, dan
kebutuhan nya pun terus berkembang. Jika seseorang merasakan kepuasan, ia akan
menikmati kesejahteraan dan bebas untuk berkembang menuju potensi yang lebih
besar. Sebaliknya, jika proses pemenuhan kebutuhan itu terganggu, akan timbul suatu
kondisi patologis. Dalam konteks homeostasis, suatu persoalan atau masalah dapat
dirumuskan sebagai hal yang menghalangi terpenuhi nya kebutuhan, dan kondisi
tersebut lebih lanjut dapat mengancam homeostasis fisiologis maupun psikologis
seseorang. Karenanya, dengan memahaminya konsep kebutuhan dasar Maslow, akan
diperoleh persepsi yang sama bahwa akan beralih ke tingkat kebutuhan yang lebih
tinggi, kebutuhan dasar dibawahnya harus terpenuhi lebih dulu.
Pada konsep darah dijelaskan bahwa darah adalah suatu jaringan tubuh yang
terdapat dalam pembuluh darah yang berwarna merah. Warna merah itu keadaaan nya
tidak tetap tergantung pada banyak nya oksigen dan karbondioksida di dalamnya.
Darah memiliki fungsi seperti, sebagai alat pengukur oksigen, sebagai pertahanan
tubuh terhadap serangan penyakit dan racun pada tubuh dan sebagairegulasi untuk
mempertahankan ph dan konsentrasi elektrolit, dalam pembentukan darah
memerlukan bahan – bahan seperti vitamin B12, asam folat, zat besi, cobalt,
magnesium, tembaga (Cu), senk (Zn), asam amino, vitamin C dan B kompleks.
Kekurangan salah satu unsur atau bahan pembentukan sel darah merah
mengakibatkan penurunan produksi atau Anemia (Wijaya & Putri, 2013).
Maka dari itu, pasien anemia akan terjadi gangguan kebutuhan cairan dan
gangguan kebutuhan cairan dan gangguan sirkulasi. Pada pasien anemia cairan
Ekstraseluler (CES) merupakan cairan yang terdapat di luar sel dan menyusun sekitar
30% dari total cairan tubuh. CES meliputi cairan intravaskular, cairan intertisial, dan
cairan transeluler. Cairan interstitial terdapat dalam ruang antar sel, plasma darah,
cairan serebrol spinal, limfe, serta cairan rongga dan sendi. Pada gangguan oksigen
dan pertukaran gas pasien anemia akan kekurangan oksigen yang
menimbulkandampak yang bermakna, salah satunya adalah penderita akan
mengalamidyspnea (sesak nafas), gangguan oksigenasi, perubahan nutrisi, sukar tidur
istirahat tidak nyaman, pusing mudah lelah. Karena adanya gangguan Kebutuhan
oksigen dan pertukaran gas menyebabkan kurangnya suplai oksigen ke bagian –
bagian tubuh sehingga mempengaruhi mobilisasi pasien yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan fisiologinya yaitu kebutuhan aktivitas (Mubarak & Chayatin,
2008).
Menurut (Hidayat & Uliyah, 2014) Proses penyakit dapat mempengaruhi fungsi
system tubuh, lalu pada tingkat energi dijelaskan bahwa energi adalah sumber untuk
melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat melakukan mobilitas dengan baik,
dibutuhkan energi yang cukup, dan pada usia dan status perkembangan terdapat
perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda. Hal ini dikarenakan
kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia.
Perencanaan adalah membantu klien untuk mengurangi keletihan, mencapai atau mempertahankan nutrisi yang adekuat,
mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat, mematuhi terapi yang telah di programkan, dan agar tidak mengalami komplikasi (Padila, 2012).
Tabel 2.1
Rencana keperawatan menurut (Moorhead, S., Johnson, M., & Maas, 2016) & (Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J.,
& Wagner, 2016)
1 2 3 4
1 Perfusi perifer tidak efektif Perfusi jaringan: perifer (407:447) Perawatan sirkulasi: (4066:391)
berhubungan dengan penurunan
konsentrasi hemoglobin
1. Pengisian kapiler jari 1. Lakukan penilaian yang komprehensif pada sirkulasi perifer
2. Suhu kulit ujung kaki (CRT)
DO:
3. Kekuatan denyut nadi 2. Inspeksi kulit apakah terdapat luka tekan dan jaringan yang tidak
1. Pengisian kapiler > 3 detik 4. Nilai rata – rata tekanan darah utuh
5. Muka pucat 3. Mengintruksikan klien untuk merubah posisi setiap 2 jam sekali
|1 2 3 4
2. Nadi perifer menurun atau Status sirkulasi (401:561) 4. Intruksikan klien mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi
tidak teraba sirkulasi darah
3. Akral teraba dingin 1. Tekanan darah sistol dan diastol
4. Warna kulit pucat 2. Kelelahan 5. Pertahankan status hidrasi untuk menurunkan virkositas darah
5. Turgor kulit menurun 3. Pingsan
Manajemen Cairan (4120:157)
5. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan
klien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan. Menurut (Arif Muttaqin, 2009)