Batas Lelah 2
Batas Lelah 2
Redaksi
FOKUS
yang semakin dianeksasi oleh pasar, dan Semestinya bila sejak awal Bangkutaman adalah
kehidupan di jalan yang relatif semrawut, adalah band yang vokal mereka sudah menulis lagu
beberapa di antaranya. tentang siapa yang bertanggung-jawab atas
berkembangnya kota Indonesia, terutama
Tempat berkumpul warga untuk berekreasi dan Jakarta, mereka sudah tentang topik lagu
bersosialisasi semakin minim. Kota-kota "Hilangkan". Sebagian besar kesalahan
Indonesia, terutama di pulau Jawa, memang perkembangan kota, dan juga seluruh aspek
mengenal konsep alun-alun, tetapi konsep kehidupan sosiokultural bangsa ini, adalah
tersebut berubah menjadi hanya tanah lapang pengambil dan pelaksana kebijakan negara yang
untuk kegiatan pemerintah atau pelaku bisnis. cenderung abai dan tidak konsisten menjalankan
Sedikit yang masih memberikan ruang bagi tugasnya. Rasa optimisme pada awal Reformasi
warga untuk berbagi dan berekspresi. Di kota- berubah menjadi kekecewaan luar biasa
kota yang lebih modern, konsep taman kota sekarang ini, apalagi mereka yang katanya wakil
hanyalah sebuah tempat yang bisa dipandang rakyat itu berencana membangun gedung baru
namun tidak bisa digunakan dengan bebas. Pada dengan terlalu banyak fasilitas rekreasinya.
titik ini mungkin bangku taman dalam arti yang
sebenarnya hanya menjadi hiasan tanpa bisa Lagu Coffee People berkisah tentang kehidupan
diakses oleh warga. Inilah ironi di sebuah kota. kota malam hari di mana orang dengan berbagai
Walau nama Bangkutaman dari band ini berasal profesi mesti "terjebak" di dalamnya. Pun
dari seringnya para personelnya melihat bangku dengan lagu Penat yang juga berbicara tentang
taman di kampus Sanata Darma Yogyakarta, masyarakat kota yang ingin menghilangkan
makna bangku taman bisa diperluas sebagai penat dengan menonton televisi, yang ternyata
tempat untuk bergerak secara sosial, bukan justru memperparah kepenatan. Kisah lain
hanya tempat berekreasi. tentang warga kota yang unik, yang tak
mungkin ditulis bila penulisnya tidak menjalani,
Lagu pertama, yang sekaligus menjadi judul adalah rasa lelah, kosong, sekaligus pasrah pada
album ini, Ode Buat Kota, adalah penggambaran kondisi adalah lagu Train Song.
yang bagus mengenai kota besar.Saya jadi
teringat dengan Matraman-nya The Upstairs, Lagu Alusi dan Di Batas Lelah masih berbicara
yang dapat merangkum penggambaran suasana tentang ironi kehidupan kota walau sebenarnya
di sebuah sudut Jakarta. Lagu itu telah menjadi juga bisa berlaku umum dalam kehidupan. Alusi
soundtrack saya untuk mengingat Jakarta dan bercerita tentang kehidupan antar manusia yang
sebentar lagi lagu ini juga menjadi pengingat dan semestinya semakin baik dengan mengelola
perasa yang bagus tentang Jakarta. Seperti yang konflik, sementara Di Batas Lelah berkisah
ditulis oleh Wahyu Nugroho di kisah lagu album tentang susahnya kita mengontrol kehidupan
FOKUS ini, ode adalah pujian sekaligus ironi. Sopir taksi kita di kota, terutama untuk kehidupan kerja.
Perubahan Itu Mungkin Dimulai dari Bangkutaman yang merasa kedinginan di taksinya sendiri, Dua lagu lain, Menjadi Manusia dan Catch Me
oleh Wisnu Martha Adiputra berebutan menaiki kendaraan umum, dan when I Fall menunjukkan bahwa walau
dinamika warga yang lain, termasuk di televisi. kehidupan kota itu berat dan membuat kita
Album yang sedang saya dengarkan dan coba penghuninya, dan kehidupan di kota yang mesti Kota yang berkembang menjadi tempat hidup hampir kalah, tetap ada optimisme di situ.
saya takar ini adalah salah satu dari dua album dengan sungguh dijalani karena terbatasnya yang tak nyaman juga dirasakan oleh pencerita Kesadaran kosmos bahwa kita adalah makhluk
yang membuat saya tergerak untuk menulis pilihan yang tersedia. yang memang tumbuh di kota tersebut... kecil dan tak berdaya, serta harapan untuk
lagi, mengomentari lagi musik Indonesia setelah saling membantuk ketika manusia lain "terjatuh"
sekitar sebulan vakum. Mendengarkan album Secara khusus lagu-lagu di album ini berbicara Di sinilah aku dibesarkan adalah harapan yang murni dan bukan untuk
"Ode buat Kota" oleh Bangkutaman ini tentang kota besar bernama Jakarta walau Di hamparan sungai yang kian hitam menunjukkan ironi.
mengingatkan saya pada album Arcade Fire sebenarnya bisa berlaku umum di banyak kota Di ujung jalan sempit yang terus tergenang
yang juga baru saja dirilis, the Suburbs. di Indonesia yang pertumbuhannya relatif tidak Di bawah jembatan ku bernyanyi riang Hal yang paling saya suka dari album ini adalah
Keduanya berbicara tentang kota dan warganya bisa dikendalikan oleh pihak-pihak berwenang fungsi maksimal sampul album dalam
yang resah namun harus tetap tinggal di mengurusnya, apalagi oleh warga biasa seperti Penggambaran yang bagus sekaligus memberikan tambahan informasi dan rasa
dalamnya. Perbedaannya, Arcade Fire bicara kita. Kota-kota di Indonesia adalah ironi. Awalnya menunjukkan bahwa untuk hidup di kota, dengan tulisan-tulisan yang bagus. Liner notes
dari sudut pandang masyarakat pinggiran kota berkembang dengan disambut oleh optimisme, bagaimana pun, hati mesti riang agar hidup kita yang bagus dari Harlan Boer dan tulisan-tulisan
melihat tempat hidupnya berubah, sekaligus lama-kelamaan perkembangan itu tidak bisa lagi sendiri tak mencekam. Kisah yang mirip namun pengantar lagu dari personelnya, membuat
"benturan" dengan masyarakat lain, warga kota ditata. Kota menjadi semacam makhluk buas lebih personal hadir pada lagu kedua, Jalan album ini lebih mengasyikkan untuk diakses.
pusat. Sementara Bangkutaman berbincang yang menggerus penghuninya. Ukurannya Pulang, tentang kembali pulang namun mesti Upaya seperti ini penting bagi pendengar seperti
tentang warga kota yang telah hidup di sederhana saja, kemanusiaan kita. Kota-kota kita terus berjuang. saya dalam upaya maksimalisasi pesan media
dalamnya sejak awal. Bangkutaman berbicara semakin kehilangan kemanusiaannya, fasilitas dan mengenal lebih dekat si penyampai pesan
tentang ironi perkembangan kota, keresahan publik yang minim, tempat berkumpul
FOKUS
WAWANCARA BATAS LELAH