Anda di halaman 1dari 6

BATAS LELAH #2

KABAR BUAT KOTA


Bangkutaman sudah menyelesaikan
videoklip mereka, Ode Buat Kota. Video
ini dikerjakan oleh Anggun Priambodo,
sutradara yang kami kenal dengan karya
fenomenalnya “train song’ dari band Lain
dan juga membuat beberapa karya videoklip
dari Teenage Death Star, Goodnight Electric
dan Zeke Khaseli. Ia juga vokalis dan kreator
dari band bernama Bandempo. Dalam
pengerjaannya, Anggun banyak dibantu oleh
beberapa rekan dari Ruang Rupa dan praktisi
video lainnya. Thanks for everyone and
thank you.| “Menjadi Manusia” –
kompilasi children of mercy. Children of
Mercy sendiri adalah yayasan yang
dikhususkan untuk merawat anak-anak yang
menderita Cyctic Fibrosis. Pada November
2010 kemarin, mereka membuat proyek
kompilasi buku dan CD yang diikuti oleh
band-band independen dari seluruh negara
di dunia. Dirilis di Beechfields Records,
Bangkutaman satu-satunya band yang
SEKAPUR SIRIH mewakili indonesia dalam kompilasi
mengampanyekan penggalangan dana
Salam! membantu anak-anak penderita penyakit
Kembali lagi di edisi kedua fanzine Batas Lelah. Cyctic Fibrosis ini. Berikut linknya:
sebuah fanzine yang membahas seluk beluk dari http://childernofmercybook.blogspot.com.Yan
g mau order bisa langsung kesini
band yang bernama bangkutaman. Band asal www.thebeechfields.com | Yang satu ini
Jogja yang sekarang hijrah ke Jakarta. Yang bener-bener kabar terbaru. Sebuah label
mengunyah semua jejak kehidupan ibukota dan indiepop asal Bangkok bernama SEAIndie
akan merilis sebuah EP [mini album] dari
dimuntahkannya kembali lewat album Ode Buat bangkutaman. SEAIndie adalah sebuah
Kota. Berisi 10 lagu, salah satu lagu yang ada netlabel D-I-Y [Do-It-Yourself] yang
dalam album ini, ada pada track ke-8 judulnya memfokuskan rilisannya kepada rilisan
indiepop dari berbagai negara. Maret nanti,
“Di Batas Lelah”, sebuah lagu yang ngomongin mereka akan merilis EP terbaru dari
tentang nikmatnya berakhir pekan setelah 5 hari bangkutaman. Sampai sekarang kami masih
menjalani rutininas yang bernama kerja. Karena mengumpulkan beberapa materi terbaik
yang akan dimasukkan dalam EP tersebut.
lagu ini berkesan, makanya kita bikin fanzine ini cek www.seaindie.com. Oiya, EP ini akan
dari lagu tersebut dan kita buang awalan di, jadi menjadi EP pertama kami yang dirilis oleh
hanya tinggal “batas lelah”. Edisi pertama terbit label luar Indonesia. Dan tenang saja, EP ini
akan gratis di unduh, lengkap dengan
bertepatan dengan launching album ode buat bookletnya. Tunggu saja tanggal mainnya.
kota, yakni 21 September, hari kamis, di Eastern
Promise, Kemang, Jakarta Selatan. Dari sini,
redaksi banyak menerima surat yang ingin BATAS LELAH
fanzine ini dikirim ke alamat mereka. Di edisi no. 2 / Maret 2011
pertama, memuat banyak tulisan, Beberapa kuis, Diterbitkan oleh 'Rekan'. Susunan Redaksi:
Rekan Wahyu Nugroho – Tata Letak: Rekan
cuma nggak ada yang bisa jawab dan lainnya. Wahyu Nugroho – Alamat Surat: jl. Semangka IX
Nah, di edisi kedua ini, kita akan sampaikan no.269 Depok Jaya 16432. Redaksi Menerima
banyak pernak pernik. Langsung aja tanpa basa- naskah berupa esai, ulasan dan foto. Kirimkan
langsung ke alamat surat atau boleh lewat
basi, lihat ke dalam. Selamat menikmati. email di bataslelah@gmail.com

Redaksi
FOKUS
yang semakin dianeksasi oleh pasar, dan Semestinya bila sejak awal Bangkutaman adalah
kehidupan di jalan yang relatif semrawut, adalah band yang vokal mereka sudah menulis lagu
beberapa di antaranya. tentang siapa yang bertanggung-jawab atas
berkembangnya kota Indonesia, terutama
Tempat berkumpul warga untuk berekreasi dan Jakarta, mereka sudah tentang topik lagu
bersosialisasi semakin minim. Kota-kota "Hilangkan". Sebagian besar kesalahan
Indonesia, terutama di pulau Jawa, memang perkembangan kota, dan juga seluruh aspek
mengenal konsep alun-alun, tetapi konsep kehidupan sosiokultural bangsa ini, adalah
tersebut berubah menjadi hanya tanah lapang pengambil dan pelaksana kebijakan negara yang
untuk kegiatan pemerintah atau pelaku bisnis. cenderung abai dan tidak konsisten menjalankan
Sedikit yang masih memberikan ruang bagi tugasnya. Rasa optimisme pada awal Reformasi
warga untuk berbagi dan berekspresi. Di kota- berubah menjadi kekecewaan luar biasa
kota yang lebih modern, konsep taman kota sekarang ini, apalagi mereka yang katanya wakil
hanyalah sebuah tempat yang bisa dipandang rakyat itu berencana membangun gedung baru
namun tidak bisa digunakan dengan bebas. Pada dengan terlalu banyak fasilitas rekreasinya.
titik ini mungkin bangku taman dalam arti yang
sebenarnya hanya menjadi hiasan tanpa bisa Lagu Coffee People berkisah tentang kehidupan
diakses oleh warga. Inilah ironi di sebuah kota. kota malam hari di mana orang dengan berbagai
Walau nama Bangkutaman dari band ini berasal profesi mesti "terjebak" di dalamnya. Pun
dari seringnya para personelnya melihat bangku dengan lagu Penat yang juga berbicara tentang
taman di kampus Sanata Darma Yogyakarta, masyarakat kota yang ingin menghilangkan
makna bangku taman bisa diperluas sebagai penat dengan menonton televisi, yang ternyata
tempat untuk bergerak secara sosial, bukan justru memperparah kepenatan. Kisah lain
hanya tempat berekreasi. tentang warga kota yang unik, yang tak
mungkin ditulis bila penulisnya tidak menjalani,
Lagu pertama, yang sekaligus menjadi judul adalah rasa lelah, kosong, sekaligus pasrah pada
album ini, Ode Buat Kota, adalah penggambaran kondisi adalah lagu Train Song.
yang bagus mengenai kota besar.Saya jadi
teringat dengan Matraman-nya The Upstairs, Lagu Alusi dan Di Batas Lelah masih berbicara
yang dapat merangkum penggambaran suasana tentang ironi kehidupan kota walau sebenarnya
di sebuah sudut Jakarta. Lagu itu telah menjadi juga bisa berlaku umum dalam kehidupan. Alusi
soundtrack saya untuk mengingat Jakarta dan bercerita tentang kehidupan antar manusia yang
sebentar lagi lagu ini juga menjadi pengingat dan semestinya semakin baik dengan mengelola
perasa yang bagus tentang Jakarta. Seperti yang konflik, sementara Di Batas Lelah berkisah
ditulis oleh Wahyu Nugroho di kisah lagu album tentang susahnya kita mengontrol kehidupan
FOKUS ini, ode adalah pujian sekaligus ironi. Sopir taksi kita di kota, terutama untuk kehidupan kerja.
Perubahan Itu Mungkin Dimulai dari Bangkutaman yang merasa kedinginan di taksinya sendiri, Dua lagu lain, Menjadi Manusia dan Catch Me
oleh Wisnu Martha Adiputra berebutan menaiki kendaraan umum, dan when I Fall menunjukkan bahwa walau
dinamika warga yang lain, termasuk di televisi. kehidupan kota itu berat dan membuat kita
Album yang sedang saya dengarkan dan coba penghuninya, dan kehidupan di kota yang mesti Kota yang berkembang menjadi tempat hidup hampir kalah, tetap ada optimisme di situ.
saya takar ini adalah salah satu dari dua album dengan sungguh dijalani karena terbatasnya yang tak nyaman juga dirasakan oleh pencerita Kesadaran kosmos bahwa kita adalah makhluk
yang membuat saya tergerak untuk menulis pilihan yang tersedia. yang memang tumbuh di kota tersebut... kecil dan tak berdaya, serta harapan untuk
lagi, mengomentari lagi musik Indonesia setelah saling membantuk ketika manusia lain "terjatuh"
sekitar sebulan vakum. Mendengarkan album Secara khusus lagu-lagu di album ini berbicara Di sinilah aku dibesarkan adalah harapan yang murni dan bukan untuk
"Ode buat Kota" oleh Bangkutaman ini tentang kota besar bernama Jakarta walau Di hamparan sungai yang kian hitam menunjukkan ironi.
mengingatkan saya pada album Arcade Fire sebenarnya bisa berlaku umum di banyak kota Di ujung jalan sempit yang terus tergenang
yang juga baru saja dirilis, the Suburbs. di Indonesia yang pertumbuhannya relatif tidak Di bawah jembatan ku bernyanyi riang Hal yang paling saya suka dari album ini adalah
Keduanya berbicara tentang kota dan warganya bisa dikendalikan oleh pihak-pihak berwenang fungsi maksimal sampul album dalam
yang resah namun harus tetap tinggal di mengurusnya, apalagi oleh warga biasa seperti Penggambaran yang bagus sekaligus memberikan tambahan informasi dan rasa
dalamnya. Perbedaannya, Arcade Fire bicara kita. Kota-kota di Indonesia adalah ironi. Awalnya menunjukkan bahwa untuk hidup di kota, dengan tulisan-tulisan yang bagus. Liner notes
dari sudut pandang masyarakat pinggiran kota berkembang dengan disambut oleh optimisme, bagaimana pun, hati mesti riang agar hidup kita yang bagus dari Harlan Boer dan tulisan-tulisan
melihat tempat hidupnya berubah, sekaligus lama-kelamaan perkembangan itu tidak bisa lagi sendiri tak mencekam. Kisah yang mirip namun pengantar lagu dari personelnya, membuat
"benturan" dengan masyarakat lain, warga kota ditata. Kota menjadi semacam makhluk buas lebih personal hadir pada lagu kedua, Jalan album ini lebih mengasyikkan untuk diakses.
pusat. Sementara Bangkutaman berbincang yang menggerus penghuninya. Ukurannya Pulang, tentang kembali pulang namun mesti Upaya seperti ini penting bagi pendengar seperti
tentang warga kota yang telah hidup di sederhana saja, kemanusiaan kita. Kota-kota kita terus berjuang. saya dalam upaya maksimalisasi pesan media
dalamnya sejak awal. Bangkutaman berbicara semakin kehilangan kemanusiaannya, fasilitas dan mengenal lebih dekat si penyampai pesan
tentang ironi perkembangan kota, keresahan publik yang minim, tempat berkumpul
FOKUS
WAWANCARA BATAS LELAH

atau apapun alasan dibalik kenapa kita bekerja,


selalu ada lelah di akhir semuanya. Tingtooong!!
Nulis "Di Batas Lelah" aja gimanaa.. Hehee

Jadi batas lelah bagi kamu itu seperti apa?


Batas lelah buat saya SEHARUSNYA sih nggak
ada..Bukankah kita sering mengalami saat²
dimana kita merasa begitu lelah tapi akhirnya
ada "hal" yang bisa menggantikan lelah itu
dengan energi baru? Aneh tapi nyata.. Keluarga
salah satunya, contoh: ungkapan klise "Cape
pulang kerja, eh liat senyum bayiku umur 2 bulan,
langsung ilang pegelnya. Atau saat bertemu
kawan, itu saya juga abis kerja rodi di kantor tapi
ga ngerasa cape samasekali! macem2 ya, kita
kan bisa merasa lelah dengan berbagai hal, saya
juga lelah dengan masyarakat kita yang "kejam"
Beberapa waktu lalu, bangkutaman menggelar
sampe akhirnya saya memilih untuk "tuli"
sayembara penulisan puisi yang berkaitan
dengan judul-judul lagu yang ada di dalam
Bagaimana kamu bekerja?
album ode buat kota. Ada banyak puisi yang
berangkat naik bis AC, pulang naik busway, in the
bagus, namun puisi dengan judul “batas lelah”
middle of the niiighhhttt... (oke! Saya akan bikin
dari rekan yang satu ini begitu menarik
busway song) Rumahnya di Pulomas, jadi
perhatian kami hingga akhirnya kami tertarik
Pulomas - Pondok Indah tiap hari.
untuk mencari tahu siapa sang pengarangnya.
Berikut hasil wawancara kami.
Kamu memang lahir dan besar di jkt?
Nama lengkap, umur, tinggal, kuliah/kerja? Benaar!! Lahir disini, besar disini, kuliah aja di
Saya Ananditha Mayasari, umur 25, dulu kuliah depok..Makanya saya suka lagu Ode Buat Kota,
di UI sekarang kerja di Wall Street Institute gimana ya.. Saya sebel sama orang2 yg tiap pagi
Saya masih melihat banyak penyanyi Indonesia merancang perubahan yang lebih baik bagi Pondok Indah sebagai Saya Educational siang sore tweet soal macet di jakarta.. Siapa yg
yang menganggap sampul album sebagai hal kehidupan bersama kita. Mungkin saja lewat Consultant, Sudah 2 taun. aneh sekarang?? Jadi cinta saya buat kota ini rada
yang sepele dengan mendesainnya asal-asalan ruang-ruang bebas di masyarakat seperti itu kita
buta sih, sesekali asik kalo travelling keluar kota,
dan dipenuhi dengan informasi "jualan" yang bisa mengingatkan pada pelaksana kepublikan Dari kapan nulis puisi? tapi saat di perjalanan balik (di kereta atau
merusak keseluruhan sampul album. untuk menjalankan tugasnya lebih baik lagi. Kalo nulis sajak sekitar SMP pesawat misalnya) rasanya kaya mau ketemu
Sementara itu, dari Bangkutaman yang satu ini
pacar yang abis ngambek, benci tapi rindu..
Album dari J.Irwin, W. Nugroho, dan D. Eryanto ini kita dihibur dan diberi harapan bahwa kita,
mengingatkan saya pada era britpop awal 1990- sebagai bagian dari masyarakat kota, bisa Gimana tertarik ikutan?
Itu mungkin mereka yang mau marah tapi
an yang dahulu terkadang masih dimasukkan berbuat lebih baik. Bahwa kita masih memiliki Gimana tertarik-nya? Hmm.. Baca sayembara di
malu di depan umum ...
dalam genre alternative, untuk harapan di tengah kehidupan sosial yang tak twitter :D intinya sih saya punya mental bounty
ya benar! Hehehehe Tapi kamu cinta sm jakarta
mengklasifikasikan aliran musik yang masih baru. kunjung membaik ini. hunter aka pemburu hadiah aka cinta gratisan.
kan? Atau lebih kaya ga ad pilihan?: Jadi lucu ya
Secara khusus, Bangkutaman dan album ini Tapi memang dasarnya saya suka se-album Ode
sebagai warga jakarta (ini bukan ceramah ya,
mengingatkan saya pada Stone Roses, terutama Selasa, 14 September 2010 Buat Kota, jadi rasanya pingin nulis soal itu,
bukan, dan saya gak kenal Foke) kalo tau macet,
pada lagu I Wanna be Adored, lagu pertama Makanya baru ngirim hari terakhir, karena
bawa mobil, jam-nya jam segitu terus yaaa.. Suck
mereka yang saya dengar dan ternyata menjadi Tentang penulis awalnya bingung mau nulis soal Ode Buat kota
it up man.. Cinta, rada buta cintanya, ga
lagu pertama yang dimainkan oleh Bangkutaman Wisnu Martha Adiputra adalah seorang Dosen (karena saya cinta kota saya), atau Coffee
beralasan, kota ini kotor, banyak orang jahat,
ketika para personelnya memutuskan bermusik. Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada dan People (karena saya makhluk begadangan
fasilitas gak memadai, jalan lewat gang kecil
Saya jadi sangat ingin mengakses koleksi Stone peneliti di PKMBP (Pusat Kajian Media dan sekaligus peminum kopi akut), atau Catch Me
kadang bikin nyali ciut.. Tapi kalo disuruh milih
Roses saya walau dahulu masih berformat kaset. Budaya Populer). When I fall yg kemungkinan saya tulis soal
someday mau meninggal dimana, ya disini.. :D Ya
persahabatan dan soal lagu yg reff-nya looping
intinya cinta Jakarta, dengan segala kelebihan
Sambil mendengarkan lagu-lagu di album ini, di kepala seharian. Tapi kebetulan itu di akhir
dan kekurangannya
saya membayangkan bila saja kita memiliki tahun dimana saya juga lagi ngos-ngosan kerja
taman-taman kota atau ruang publik (dalam sampe tiap pulang rasanya berantakan, cape,
Ok, thanks for writing us...
makna public sphere ataupun public space) yang jadi kepikiran ini semua buat apa sih,
Sama-sama. Sukses ya buat bangkutaman.
bagus tempat kita bisa berbagi dan berekspresi, penghidupan dunia ini kok ngejarnya gila banget
mungkin dari bangku-bangku taman kita bisa ya, walaupun kita kerja di bidang yg kita sukai
FOKUS
WAWANCARA
Udah nonton videoklip “Ode Buat Kota” nah, kali ini Batas Lelah akan berkenalan dengan sang
pembuat videoklip “Ode Buat Kota”, Anggun Priambodo. Bagaimana proses ide-nya dan bagaimana
teknis di lapangannya?

si bangkutaman. Nah, disitu lah momen gue ada kendala?


paling lama menatap cover lo. Ada jalanan Kelebihan footage adalah 2-3 kamera aja udah
apa yang menjadi ketertarikan mas bahkan udah jadi pembicaran umum bahkan kosong, trus ditambah gue inget besok lebaran, jadi. Itu juga ngeditnya jadi agak lama. Kendala
Anggun dalam membuat videoklip ini? sebelum ada album ode buat kota ini. Ya Dan semua berubah, hari itu juga sorenya gue lainnya paling kita nggak bisa mengcover sluruh
Ceritanya itu gue denger lagunya dulu sebelum macetnya lah, sikut-sikutannya lah, kota ini telfon Bin, untuk langsung ganti konsep Jakarta.
covernya. Dan jujur gue sendiri udah lama menurut gue udah nggak manusiawi. Jadi hilang, videoklip yang orang gila dengan konsep baru
banget ngga bikin videoklip. Kalo gue bikin itu nggak terkontrol, kemudian gue denger lagu itu yang terinspirasi dari cover bangkutaman. Saat teknis dengan banyak kamera ini udah
karena pertama, memang lagi nggak banyak ya nggak mungkin nggak ngomongin itu. Karena itu juga gue langsung ngobrolin konsep pernah lo lakuin sebelumnya?
musik yang muncul, nggak banyak orang yang setiap hari ngomongin majalah-masalah produksinya, bagaimana syutingnya, karena Hampir miripnya si di vlipnya pure saturday
nawarin ke gue. kalau pun ada, ujung-ujungnya kepenatan ini. Dari situ keluar lah cover. Gue besok lebaran. Dan juga karena foto itu juga “Spoken”. Banyak kamera, 1 obyek. Dulu lebih
pasti gue kenal. nggak banyak mikir waktu itu tentang paul, diambil timing-nya sama, pas lebaran juga. Dari parah lagi karena 35 kamera.
mengingat karyanya Paul gue udah pernah lihat. situ gue nyari tim produksi, pake kamera, siapa
sebelum ode buat kota ini bikin klipnya Lalu lanjut ke meeting kita sama Bin di Kedai. aja yang terlibat. Malam miting produksi, besok kesan bikin klip ini?
siapa? Dari situ gue masih berpegang dengan konsep syuting. Dan gue rasa konsep klinya pas sama Ini kerena banget, karena ini mirip banget sama
Sebelumnya Zeke. Karena setahun ini kan gue videoklip pertama. covernya. Hanya bisa dilakuin pas sekali yang kita temuin di sehari-hari. Ide ini nggak
nongkrong sama Bin dan Zeke terus. Lalu saat
setahun. sureal, ini real, Ini masalah pokok tinggal di kota
gue tahu Jangan Marah records mau rilis Sampai suatu hari sebelum lebaran gue lagi
bangkutaman, gue dengerin materinya dari Bin. ini. Dan ini lebih aktual. Sama kaya karyanya
ngopi bareng Ameng, Waktu itu kita lagi syuting sendiri makan waktu berapa jam? Paul yang jakarta kosong, kalo tiba-tiba
Gue terkejut dengan musiknya, kok jadi kaya ngobrolin White Shoes. Tapi album lo udah Gue nyampe Ruru [Ruang Rupa] jam 5.30. Jam 7 ditambahin teks, selesai. Kalo ini cuma jadi
gini. Kemudian Bin menjelaskan bahwa mereka keluar, udah di tangan. Trus kita cerita-cerita pas sholat ied, gue udah harus di jalan. 6.30 compile jakarta kosong, nggak bakal jadi apa-
jelas-jelas ngomongin kota. Ya udah, gue masalah cover white shoes juga covernya harus udah di lokasi. Bagian gue sepanjang apa, cuma jadi mimpi aja kapan Jakarta bisa jadi
pikirnya sih memang ini kota banyak banget isu bangkutmana. Nah, disitu gue paling lama Sudirman, Thamrin ke Kota. Ada 8 – 9 titiik. Keke kaya gini. Tapi begiti dikasih teks, langsung jadi
yang bisa diangkat.
dan Ameng di jl. Panjang, Pondok Indah. ada kesan yang beda, ada kesan penat disana,
Beberapa teman ada yang stand by di Blok M, kaya kaya lagu-nya bangkutaman yang
Singkat cerita, dari lagu itu ide pertama yang “KOTA INI MENGUBAH ATTITUDE Pang Pol, Fatmawati, ada yang di Matraman,
ada di kepala gue adalah adalah ide orang gila. ngobrolin kepenatan hidup di jakarta. Ini klip
ORANG.” Senen, ada yang di Tomang, Taman anggrek, yang paling berkesan menurut gue ini.
pemahamannya adalah bahwa Ini kota bikin kita - ANGGUN PRIAMBODO- selesai jam 9 pagi. Dari 6.30- 9.00 .
gila, Kota ini mengubah attitude orang. Hal itu
Bus Kota
Di bus kota, kita melihat beragam hal.
Kesesakan penumpang, kejenuhan, kemarahan,
ketenangan, penat, semua adalah melodi. Bus
KRL 640 jurusan pasar minggu-tanahabang menjadi
Kerela Listrik membawa warga jakarta, tak saksi terciptanya “ode buat kota” . W. Nugroho,
terkecuali bagi j.irwin dan w.nugroho melintas semasa masih tinggal dengan mertua di
dari satu stasiun ke stasiun lain, sampai kalibata, menggunakan bus ini sebagai
akhirnya mereka berhenti di stasiun yang dituju, transportasi yg membawanya ke tempat kerja.
untuk kemudian bergegas menuju kemacetan Selama perjalanan, kondisi bus, semua
jalan raya Jakarta ke tempat kerja mereka. Dan direkamnya. Termasuk lalu lintas jalan yg tak
sebaliknya pun sama, dari keruwetan jam pernah sepi [kecuali malam jam 12 ketika
pulang kerja, mereka berdua kembali menuju pulang lembur]. Peluhnya penumpang ya
stasiun untuk mencari kereta yang membawa peluhnya warga jakarta kebanyakan yg harus
mereka pulang ke rumah masing-masing. bergelut dgn realita yg kadang tak sesejuk AC di
Sebagai orang yang bekerja di Jakarta, taksi maupun di ruang kerja. Irwin juga
PERNAK PERNIK keberadaan kereta menjadi penting bagi mengabadikan bus dan pengalamannya dalam
OBYEK LIRIK BANGKUTAMAN mereka berdua. Hidup mereka terasa diatur “menjadi manusia”,
Jakarta punya segudang tempat dan cerita yang mana itu jadi obyek nyanyian satir oleh waktu, waktu jadwal kereta. Makin cepat
bangkutaman akan kota yang tercinta ini. mereka tepat waktu, makin tidak telat sampai di
kantor atau di rumah. Dari penat-lowongnya
gerbong kereta, begitu banyak lagu yg tercipta Berita di TV/koran
Acum melansir
di di dalamnya. Gerbong Ciujung malam yang
dingin memberi melodi segar “train song” dan “Penat” untuk koran
yang ia baca yg
“Coffee People” yang menarasikan antara
kereta dan orang-orang di dalamnya. “jakarta hanya memberitakan
berita-berita basi.
kecil” kalo kata irwin. Kereta memang salah
satu sumber transportasi terfavorit warga Televisi yang
jakarta sekaligus sumber inspirasi terbesar buat ditonton di kantor
bangkutaman. dan di rumah yang
Stasiun hanya menyilaukan
Stasiun jadi tempat umum bagi semua mata dengan
orang, semua pekerja jakarta, tak Gedung MPR sinetron, berita basi,
terkecuali bagi w.nugroho dan j.irwin Dua gedung yang jadi ajang saling adu etc.
yang kesehariannya menggunakan kekuatan. Dua kubu saling jotos, saling jegal.
tempat ini untuk menunggu kereta yang Dua kubu yang punya janji, mengumbar janji
menghantar mereka ke tempat kerja lebih tepatnya. Dari dua gedung yang sering Dufan Pinggiran kota
atau pulang ke rumah. Di stasiun, kami kami lewati, acum memunculkan lagu Seperti yang dijelaskan di liner notes album Tinggal di pinggiran kota adalah pengalaman
mendapat melodi-melodi bagus. Acum “hilangkan”. Dari dalam bus kota, w.nugroho ode buat kota, untuk kami, pekerja jakarta yang menyenangkan. Ada suasana kedamaian
mendapat jalan pulang, lagu yang melihat bagaimana gedung itu menjadi sumber yang butuh dua hari melepas lelah, dua dan kekeluargaan yang mungkin tidak dapat
bercerita tentang perjalanan pulang dari kemarahan, sumpah serapah. Ia berdiri kokoh, tempat terdekat ini adalah opsi paling ditemui. Tinggal di Rukun Tetangga. Tiap bulan
stasiun ke stasiun, depok ke gambir, namun di dalamnya nampak rapuh. mungkin, apalagi dedik, dramer kami yang selalu ada kumpul untuk sekedar kerjabakti atau
gambir ke depok. Irwin mendapat barusan punya anak. Melihat tempat-tempat syukuran. Sikap gotong royong jadi ciri yang tak
kerangka lirik dari train song, coffee ini sewaktu saya kecil dan sekarang ketika tergerus jaman. Gambaran ini memberikan
people, menjadi manusia. waktu luang adalah penting, “Batas Lelah” refleksi di diri acum, “Catch me When i Fall” pun
pun tercipta atas ruang-ruang ini. tercipta sebagai perayaan akan hal ini.
REKAN DAN KOTANYA
Di Batas Lelah dari #OBKQUIZ di twitter @bangkutaman. PERNAK PERNIK
oleh Ananditha Mayasari Apa aja sih barang-barang yang sering dibawa
JKT ada monas. temen gw yang katanya mau saat konser di luar kota. Berikut 5 diantaranya.
bunuh diri aja larinya ke monas buat Acum Irwin
Dimanakah batas yang seharusnya tak berbatas? menenangkan diri #OBKQUIZ @antaresbugi 1.Obat [dengan resep dokter] 1.Antangin
Kala matahari menghilang ditelan senja 2.Parfum 2.Duit
Waktu pengejaran penghidupan kian habis Jakarta punya Fauzie Bowo yang Oke, sangat 3.Parka 3.Handphone
Dan segala urusan keduniawian kita meredup usai ahli dalam berbagai bidang! "Ku bernyani untuk 4.walkman+kaset2 4.Snar Ekstra
Dia (Foke) yang merasa paling oke banget" 5.Koyo cabe 5.Tang
Lelah kah yang tersisa? #OBKQUIZ @arippirosa
Dedik Madava
Apakah yang kau pikirkan kala satu harimu lagi berakhir? Jepara itu perpaduan antara matahari terik 1.Topi 1.Jaket Adidas
Dalam detik hidup yang sirna termakan usia california dengan sudut-sudut kenangan kota 2. Kacamata 2.Kacamata Hitam
Dan ketakutan bermunculan bersama bulan cinta SMA ala Verona. #ngawur #OBKQUIZ 3.Handphone 3.Deodoran dan Minyak Wangi
Ketakutan menjadi tua dan sendirian @bramsyahwijaya 4. Snar drum 4.Kamera
Ketakutan akan kelaparan dan tak berkecukupan 5. Buku bacaan 5.Ransel pemberian nyokap
Jakarta : sekolah nyetir terbaik di dunia. Lulus
nyetir di jkt, survive nyetir di mana saja di
Apakah yang ia pikirkan kala hari ini selesai? dunia @bangkutaman #0BKQUIZ @lfiany
Pedagang asongan yang tak menjual sebatang rokok pun, PERNAK PERNIK
Tukang es yang meringis karena hujan tak kunjung reda @bangkutaman Jogjakarta: tentram,adem n Simak komentar mereka tentang ode buat kota.
Penjahit keliling yang tak terpanggil setelah berpeluh seharian ayem baik budaya n masyarakatnya sehingga
selalu rindu berada di kota ini One of the best releases of this year, Ode Buat Kota by
Lelah kah batasnya? #OBKQUIZ@HamoeSadja Jakarta-by-way-of-Yogyakarta band Bangkutaman, is a
Apa yang membuat kita merasa takut dan berbatas? @bangkutaman jakarta, cinta jakarta karena
biting social commentary on urban life backed by the
Apakah yang kita takuti tak pernah kita lihat? semua ketidaksempurnaanya #OBKQUIZ finest distillation of music by The Byrds and Velvet
Atau mungkin pernah kita rasakan, pernah menjatuhkan kita @astrips Underground.
Pernah menyakiti kita, mematikan orang – orang di sekitar kita - M. Taufiqurrahman, The Jakarta Post-
@bangkutaman Jatinangor, desa kota yang
Hingga kita berusaha berlari menggerus segala hanya sepanjang IPDN - UNPAD tapi Ode Buat Kota bagi saya bukan saja sekedar sebuah
Agar tak pernah lagi berjumpa dengan ketakutan menyimpan cerita disetiap sudut ruang
Yang ternyata tak berbatas #OBKQUIZ @puputkadrie
album, melainkan sebuah karya seni yang
eksistensinya layak mendapat apresiasi.
Di jalan pulang aku merenung dalam diam SIDOARJO. hanya dengan sebatang rokok dan Lafa Pratomo, IndieBandung
Di tengah orang – orang di batas lelah segelas kopi. kamipun menjadi saudara. :')
@bangkutaman #OBKQuiz @fandykodok Kalau dulu terdengar terlalu Madchester, sekarang
Pikiran mereka hanya dapat kutebak
Ketakutan tersirat dari tiap senyum getir yang berusaha mereka lontarkan Anda bisa mendengar psych pop, blues rock, dan 80's
SURABAYA kota yg keras ... kalo ga awas, pasti
kena libas #OBKQUIZ @woknugroho
Californian power pop gaya Amerika.
Apakah mereka memang takut? - Gembira Putra FHM Indonesia magazine
Atau aku hanya selalu melihat orang yang salah. @bangkutaman: Jakarta, airnya kadang
mencapai dada org dewasa jd tdk perlu takut Album yang menjadi cawan guna menampung
kekeringan #OBKQUIZ @wieawieth kegundahan personel Bangkutaman terhadap
Apakah yang mereka lihat kala menatap wajahku?
Samakah dengan apa yang kulihat pada mereka? topeng masyarakat kota yang egoistik, pola
bekasi, tidak kuat tinggal di jkt mulailah
beradaptasi di bekasi dulu, #OBKQUIZ
hidup robotik, rasa lelah dan penat pekerjaan,
Ketakutanku begitu sederhana @ariyanto99 ruwetnya transportasi urban, konflik warga,
Aku takut tidak bisa makan bulan depan komersialisasi industri budaya, hingga wajah
Aku takut jadi perawan tua yang mendekam sendirian tanpa kawan #OBKQUIZ iklim musik, seni, dan budaya di para pemimpin negeri yang penuh kemunafikan.
jogja hangat bgt. dr muda sampai tua ada - Grathia Pitaloka, Jurnal Nasional –
Aku takut tidak bisa sepintar kawan – kawanku yang sudah sekolah S2
segmentasi khas yg berjalan dinamis.@rlinggai
Aku lebih takut lagi akan sakit, dan aku lebih takut MATI
Tapi itulah kegamangan sesaat yang berganti seiring jaman

Bersama orang – orang yang berkata “aku menikmati kehidupan”


Di batas lelah, aku berusaha berdamai dengan waktu
Agar waktu yang tak berbatas tak lagi jadi batasku
Semoga ketakutan yang menghantui senja hari perlahan sirna
Seiring titik –titik kebahagiaan kecil yang hanya terlihat kala hati sedang cerah
Atau kehidupan terasa sedang aman
Hingga detik – detik menjelang akhirku di dunia dapat dirangkai menjadi cerita pendek yang tidak
heroik tapi menyenangkan
Hingga waktu bukanlah ketakutanku dan lelah bukanlah batasku.

Anda mungkin juga menyukai