KEBIJAKAN PELAPORAN PELANGGARAN
(Whistle Blowing Policy)
KOMIDA
KSP MITRA DHUAFA
Kantor Pusat
Jl. Raya Lenteng Agung Km 3 No.10, Lenteng Agung,
Jagakarsa, Jakarta Selatan
Telp/Fax: 021-7804452
E-mail: sokretariat@mitradhuafa.comBABI
Kebijakan Umum
1.1 Pendahuluan
KSP Mitra Dbuafa, yang selanjutnya disebut ‘KOMIDA’ menyadari arti
pentingnya Kebijakan Pelaporan Pelanggaran (Whistle Blowing Policy atau
WBP) untuk menunjang implementasi Good Corporate Governance (GCG) yang
dilakukan oleh KOMIDA. Dengan adanya WBP ini diharapkan dapat
memberikan manfaat terhadap KOMIDA yang antara lain adalah :
a. Media penyampaian informasi penting dan kritis bagi KOMIDA kepada
pihak yang harus segera menanganinya secara aman;
b. Membangun keengganan untuk melakukan pelanggaran, dengan semakin
meningkatnya kesediaan untuk melaporkan;
c. Memberikan mekanisme deteksi dini (early warning system) atas
kemungkinan terjadinya masalah akibat suatu pelanggaran;
4d. Memberikan kesempatan untuk menangani masalah pelanggaran secara
internal terlebih dahulu, sebelum meluas menjadi masalah pelanggaran
yang bersifat public;
e. Mengurangi risiko yang dihadapi KOMIDA, akibat dari pelanggaran baik
dari segi keuangan, operasi, hukum, keselamatan kerja, dan reputasi;
f Mengurangi biaya dalam menangani akibat dari terjadinya pelanggaran;
Meningkatkan reputasi KOMIDA di mata pemangku kepentingan
" (Stakeholders), regulator, dan masyerakat umum; den
h. Memberikan masukan kepada Manajemen untuk melihat lebih jauh area
kritikal dan proses kerja yang memiliki kelemahan pengendalian internal,
serta untuk merancang tindakan perbaikan yang diperlukan.
1.2 Tujuan Kebijakan
Kebijakan ini bertujuan untuk :
1. Menyediakan peraturan tertulis yang bersama dengan Kode Etik
Perusahaan berfungsi mencegah timbulnya risiko finansial dan reputasi
karena kasus fraud, tindakan melanggar etika serta pelanggaran lain yang
merugikan KOMIDA
Mengatur dan mengadministrasikan mekanisme pelaporan internal untuk
mencegah dan menangani pelanggaran secara efektif dan efisien sehingga
kasus pelanggaran tidak meluas menjadi kasus publik yang merugikan
reputasi KOMIDA.
3. Mendorong peran serta karyawan dan pihak internal dan pihak eksternal
untuk menjaga aset KOMIDA dari kerugian karena pelanggaran.
1.3 Ruang Lingkup Kebijakan
1. Kebijakan ini berlaku untuk seluruh karyawan (karyawan tetap dan
karyawan kontrak) serta anggota.
2. Kebijakan ini merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan
dengan kebijakan Kode Etik, Prosedur Kedisiplinan & Sanksi Terhadap
Pelanggaran.BAB IT
Kerangka Kerja Pelaporan Pelanggaran
2.1 Definisi Whistle Blowing
Whistle Blowing (pelaporan pelanggaran) adalah pengungkapkan tindakan
pelanggaran atau perbuatan yang dapat merugikan KOMIDA, yang dilakukan
oleh karyawan sehingga dapat diambil tindakan atas pelanggaran tersebut.
Pelaporan pelanggaran disampaikan melalui jalur yang aman kepada Whistle
Blower Officer
2.2 Kategori Pelanggaran yang dapat dilaporkan
Kategori pelanggaran yang dapat dilaporkan adalah :
1) Korupsi;
2) Kecurangan (Fraud);
Terkait dengan tindakan yang dilakukan secara sengaja dengan maksud
untuk mengambil keuntungen pribadi atau pihak lain dengan cara yang
melanggar peraturan KOMIDA;
3) Gratifikasi;
4) Perbuatan melanggar hukum (termasuk pencurian, kekerasan terhadap
anak, pelecchan, diskriminasi, penggunaan narkoba, perbuatan kriminal
lainnya);
5) Tindakan melanggar etika dan moral;
6) Benturan kepentingan;
7} Melanggar Standar Operasional Prosedur; dan
8) Tindakan yang membahayakan keselamatan dan lingkungan kerja,
membahayakan keamanan KOMIDA, termasuk membahayakan aset pihak
ketiga/ anggota.
Laporan yang dapat ditindaklanjuti adalah laporan yang termasuk dalam
Kategori diatas terjadi paling lama 2 (dua) tahun sebelum tanggal laporan.
Pelaporan harus dilakukan dengan itikad baik dan bukan merupakan suatu
keluhan pribadi karyawan atas suatu kebijakan tertentu (grievance) ataupun
didasari kehendak buruk / fitnah.
Pelaksanaan WB ini akan dimonitor langsung oleh Direktur Utama selaku
Penanggung Jawab Utama dan menjadi salah satu mekanisme pembinaan
kepada seluruh jajaran Divisi, Kantor Regional maupun Kantor Cabang.
2.3 Pihak Pelapor Whistle Blower
Pihak yang dapat melakukan Whistle Blower adalah :
1. Pihal internal, meliputi seluruh karyawan
2, Pihak eksternal, meliputi cks karyawan, anggota, konsultan dan pihak
eksternal lain.
Setiap pelapor diharapkan bisa memberikan bukti data, informasi atau
indikasi awal atas terjadinya pelanggaran sehingga kasus yang dilaporkan
dapat ditelusuri dan ditindaklanjuti. Laporan yang kurang lengkap akan
dimintakan informasi tambahan kepada pelapor melalui jalur yang aman.2.4 Mekanisme Penyampaian Pelaporan
2.4.1 Sarana Pelaporan
Lembaga menyediakan sarana pelaporan khusus yang dapat digunakan
sebagai media penyampaian laporan yaitu sebagai berikut:
a, Surat tertulis dalam amplop tertutup dengan mencantumkan
tulisan pada amplop “confidential/rahasia” yang ditujukan kepada
Direktur Utama.
b. Pesan singkat/SMS (Short Message Service) atau Aplikasi WA
(Whatsapp)/Telegram melalui nomor 0858 1378 4704;
c. Melalui email
japor.WBP(@gmail.com
2.4.2 Kriteria Pelaporan
Pelapor wajib menyampaikan indikasi pelanggaran sccara jelas yang
dapat dipertanggungjawabkan, dengan isi laporan minimal memuat :
a. Kategori Pelanggaran yang dilaporkan;
b. Pihak yang terlibat;
c. Waktu terjadinya pelanggaran;
d. Tempat terjadinya pelanggaran;
¢. Bagaimana kejadiannya;
f Bukti pelanggaran;
g. Identitas pelapor (nama, alamat, nomor HP, unit kerja pelapor)
Pelapor dapat memberikan informasi tambahan apabila diminta untuk
memenuhi kelengkapan awal indikasi pelanggaran yang terjadi.
Adapun bentuk pelaporan dapat dibuat sesederhana mungkin namun
mengandung informasi yang lengkap seperti kategori diatas.
2.4.3 Pihek yang dapat menerima informasi indikesi pelanggeran
Demi menjaga kerahasiaan informasi, maka pihak-pihak yang dapat
menerima informasi terkait adanya indikasi pelanggaran perlu dibatasi,
adapun pihak yang dapat menerima infomasi yaitu:
a. Penanggung Jawab WB)
b. Direksi Lainnya;
c. Komite WBP;
d. Pengelola WBP; dan
¢. Manajer Divisi terkait yang ditunjuk.
2.4.4 Kerahasiaan dan Perlindungan Pelapor
a. Lembaga memberikan perlindungan kerahasiaan terhadap identitas
pelapor dengan tidak menyampaikan identitas pelapor ke pihale
manapun baik internal maupun eksternal.
Lembaga merahasiakan informasi yang dilaporkan dan hanya akan
menggunakan informasi tersebut sebagai sumber informasi awal
dalam proses investigasi tanpa mengungkapkan identitas Pelapor.
Sehubungan dengan itu, hendaknya pelapor dapat
menginformasikan identitas berupa nama dan unit kerja cabangnya,Karena hal tersebut dapat memudahkan dalam melakukan
komunikasi untuk tindak lanjut atas pelaporan.
b. Perlindungan atas ‘tindakan balasan? dari pihak terlapor atau
Lembaga:
i, Perlindungan dari tekanan, penundaan kenaikan jabatan,
pemecatan, gugatan hukum, harta benda, hingga tindakan fisi
Perlindungan ini tidak hanya pelapor tetapi dapat diperluas
hingga ke anggota keluarga pelapor.
ii. Dalam hal Pelapor mendapatkan ancaman terhadap pekerjaan,
fisik, renumerasi maupun fasilitas pekerjaan yang diterima dari
pihak Lembaga maka Pelapor dapat menyampaikan permohonan
perlindungan kepada penanggung jawab WBP (Direktur Utama
atau Direktur lainnya yang ditunjuk) melalui Pengelola WBP.
ifi, Permintaan perlindungan tersebut dapa disampaikan melalui
surat maupun email.
iv, Bentuk perlindungan —disesuaikan dengan _bentuk
ancaman/tindakan balasan yang diterima. Pemberian
perlindungan dilakukan dengan tetap memperhatikan azas
kerahasiaan dan ketentuan terkait yang berlaku.
v. Perlindungan tidak diberikan kepada pelapor yang terbukti
melakukan pelaporan palsu dan/atau fitnah atau tidak
melakukan kewajiban dalam menjaga kerahasiaan identitas diri
dan laporannya. Atas pelapor yang melakukan laporan palsu
dan atau fitnah dan juga terlibat dalam pelanggaran dapat
dikenakan sanksi sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Adapun alur mekanisme pelaporan whistleblowing dapat lebih dijelaskan
seperti chart yang dapat digambarkan pada Lampiran 1. Mekanisme
Pelaporan Whistleblowing
2.5 Tindak Lanjut Penanganan Laporan
Laporan tindakan pelanggaran akan ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Adapun mekanisme penanganan laporan adalah scbagai
berikut
i
Pelapor menyampaikan laporan pengaduan pelanggaran melalui sarana
WB yang telah ditetapkan oleh Lembaga.
Laporan pengaduan dilakukan seleksi dan verifikasi untuk membuktikan
laporan yang disampaikan dapat ditindaklanjuti serta untuk
mengumpulkan bukti awal yang cukup dan memadai.
. Setiap laporan pelanggaran yang masuk akan didokumentasikan oleh
Pengelola WB dan dilaporkan kepada Penanggung Jawab WB sccara
berkala atas semua pelaporan termasuk progress tindak lanjutnya.
Pihak-pihak yang dilibatkan dalam penanganan tindak lanjut (sebagai tim
pemeriksa) yaitu:
a. Internal Audit
D. Divisi HRD
c. Divisi OperasionalBAB IT
‘Tugas dan Tanggung Jawab Pihak Terkait
1.1 Penanggung Jawab Whistle Blowing
Penanggung jawab Whistle Blowing atau selanjutnya disebut Penanggung
Jawab WB pada KOMIDA adalah Direktur Utama. Dalam pelaksanaan
tugasnya sebagai Penanggung Jawab WB, Direktur Utama dapat menunjuk
orang/pihak sebagai Komite Whistle Blowing maupun Pengelola Whistle
Blowing/ Whistle Blowing Officer untuk membentu dalam pengambilan
keputusan maupun pengelolaan pada dokumentasi dan administrasi WB.
1.2 Komite Whistle Blowing
Komite Whistle Blowing atau selanjutnya disebut Komite WB adalah sejumlah
orang/pihak yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas monitoring serta
pembentuk tim pemeriksa di lingkungan Lembaga. Dalam menjalankan
fungsinya Komite WB memiliki kode etik dalam hal menjaga kerahasiaan
pelapor dan laporannya sebelum ataupun setelah adanya tindak lanjut.
Pembahasan Kode Etik Komite WB akan dibuat dalam ketentuan tersendiri
secara terpisah dari ketentuan ini.
1.3 Whistle Blowing Officer/Pengelola WB
Dalam kebijakan ini penerima laporan adalah WB Officer yang ditunjuk olch
Penanggung Jawab Utama. Officer ini bertanggung jawab terutama untuk
melakukan administrasi pelaporan, monitor penyelesaian laporan serta
menjaga kerahasiaan identitas Pelapor dan Terlapor. Pelanggaran terhadap
kerahasiaan tersebut dikategorikan sebagai pelanggaran ketentuan KOMIDA
schingga dapat dikenakan sanksi.
Kriteria WB Officer adalah sebagai berikut :
a, Mempunyai integritas
b. Mampu berkomunikasi dengan baik dan dapat menjaga rahasia yang
dipercayakan,
c. Mampu bersikap tegas dan obyektif.
Whistie Blowing Officer mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Menerima laporan adanya pelanggaran dari media yang tersedia
2. Melakukan identifikasi awal dengan melakukan komunikasi dengan
pelapor dan mendapatkan bukti awal jika ada.
3. Bila laporan tersebut masuk kategori jenis pelanggaran, WB Officer harus
menyampaikan informasi mengenai pelanggaran kepada internal audit.
4, Memberikan informasi kepada pelapor bahwa laporannya telah diterima,
maksimal 1 minggu sejak tanggal laporan,
5. Melakukan administrasi penerimaan laporan dengan baik dan rahasia.1.4 Pemimpin Unit Kerja (Manajer Divisi, Manajer Regional /Koordinator
Cabang/Manajer Cabang)
Dalam rangka efektivitas pengimplementasian Kebijakan Pelaporan
Pelanggaran ini, diminta kepada seluruh pemimpin unit kerja untuk
memperhatikan dan melakukan hal-hal sebagai berikut
a, Meningkatkan pemahaman terhadap kode etik perusahaan dan membina
iklim keterbukaan di linglungan kerja masing-masing.
b. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman yang Iuas kepada karyawan
mengenai manfaat den pentingnya pelaksanaan WB, mekanisme
pelaporan pelanggaran berupa saluran komunikasi yang dapat digunakan
oleh seluruh karyawan KOMIDA dan jaminan kerahasiaan pelapor.
c. Mensosialisasikan Kebijakan WB kepada setiap insan Lembaga baik dari
pihak internal maupun eksternal,
Disetujui dan disahkan di: Jakarta
1 Februari 2022Lampiran 1.
‘Mekanisme Pelaporan WEP
Pelapor
Pengelola WBP
Tim Pemeriksa,
Komite WBP
Penanggung
_Jawab
‘Saran pelaporen:
4. SuratTertuis
2. Pesan Singkat
{AWATTelegram ke
‘omor 0858 1378
4708
Email:
laporWEP@gmail
com
kriteria petaporan:
1. Kategori
pelanggaran
Pak yang terlibat
Wald kefadian
“Tempot kejacian
Bagaimana
kejadiannya
‘Bukfi pelanggaran
Identitas pelapor
(cama, alamat.No
HPUnit keria
Meaiaan
rekaptias
laporan yang
terkumpl
‘Menunjuk tin penelusuran
diniatas indias|
pelanggeran untule
Pengumpulan data
pendukcung
Metakukan
pengkajan dart
laporan
indicat
pelanggaran
yang
‘isampsikan
smemialul
kecukupan
‘Meiskuken pemeriksaan
asus audit Khusus eesual
ui yang valid
‘Laporan hasil pemerksaan
“Tidak terbuktinvo
faporan tidak vali
‘Menurjuictim
pemeriksa atas
pelerggrane |
yang vais
Menetima:
Fekapituasi
laporan dan hasit
pnelusuran
Terkatt incest
polanggaran dan
‘memberikan
Fekomendasi
pemeriksaan
‘aut erhadap
asus yang
Pelaku yang terbuitt
‘melakuken pelanggaran
‘kan dberkan sans
‘sesual peraturan disiptin
yang beriaku molali Divisi
RO
‘Menerima hesil
emeriksaan
ddan tindadlanjut
pamberian