Makalah Menganalisi Buku Non Fiksi
Makalah Menganalisi Buku Non Fiksi
Buku nonfiksi adalah buku yang dibuat atas dasar fakta atau hal yang benar-benar terjadi
dalam kehidupan sehari-hari. Buku nonfiksi merupakan buku yang berisi kejadian sebenarnya
dan bersifat informatif. Dalam buku nonfiksi, membutuhkan pengamatan dan data dalam
pembuatannya, sehingga dapat dipertanggungjawabkan isinya. Bahasa yang digunakan
biasanya bahasa denotatif atau bahasa sebenarnya, jadi pembaca dapat langsung memahami
maksud dari isi buku. Buku nonfiksi dibuat berdasarkan pengamatan dan data maka isi dari
buku tersebut harus memiliki fakta-fakta. Oleh karena itu, buku nonfiksi sering dijadikan
sumber informasi oleh para pembaca.
2. Ciri-Ciri Nonfiksi
Catatan itu perlu kita tindak lanjuti dengan menyusunnya kembali sehingga dapat
digunakan untuk kepentingan-kepentingan lainnya, misalnya untuk membuat bahan laporan
atau ulasan buku. Catatan tersebut dapat pula digunakan sebagai sarana untuk memahami
kembali isi suatu buku dengan mudah.
Penyusunan catatan isi buku dapat kita susun dalam bentuk kerangka biasa, seperti yang
dipaparkan terdahulu, yakni berupa urutan bab dan butir-bagian penting lainnya yang disusun
secara vertikal. Cara ini sering disebut dengan catatan yang bersifąt konvensional. Bentuk
catatan ini cenderung bersifat kaku dan kurang menarik.
Bentuk catatan lainnya dapat berbentuk peta pikiran (mind mapping). Dengan peta
pikiran, ide-ide penting dari suatu buku dapat kita gambarkan dengan mengikuti alur berpikir
kita sendiri. Hubungan antara gagasan yang satu dengan yang lainnya dapat mudah
dijelaskan; demikian pula kaitan antara gagasan utama dengan cabang-cabangnya yang
berupa gagasan-gagasan khususnya; dapat kita jelaskan kembali secara lebih mudah dan
cepat. Peta pikiran juga membantu visualisasi atau gambaran kita terhadap suatu konsep yang
di dalamnya dapat dibantu bentuk benda, garis, dan warna benda-benda. Misalnya, konsep
lautan dapat digambarkan dengan air berwarna biru atau ikan-ikan; konsep kapal juga dapat
divisualisasikan dengan gambar kapalnya secara langsung. Hal itu menjadikan catatan kita.
tentang isi buku menjadi lebih kreatif dan lebih menarik.
Adapun hubungan antarbutir catatan itu dapat disusun dengan berbagai pola. Pola yang
dimaksud adalah pola umum-khsusus, kausalitas, alaupun kronologis. Pola-pola tersebut
mungkin pula merupakan campuran antarberbagai pola.
1. Umum-khusus merupakan pola hubungan yang sangat lazim antara pokok gagasan dengan
cabang-cabang bawahnya, misalnya, gagasan pokok perairan. Gagasan tersebut dibuat cabang
yang lebih khusus ke dalam sungal, danau, laut, dan samudra.
2. Kausalitas merupakan pola hubungan yang disusun menurut urutan kelogisan. Misalnya,
wilayah laut Indonesia kaya. Akibatnya, banyak negara yang ingin berusaha untuk ikut
memanfaatkannya. Akibatnya pula, bangsa Indonesia harus memiliki sumber daya manusia
yang bisa memanfaatkannya secara optinmal dan bisa bersaing dengan sumber daya dari
asing.
3. Kronologis merupakan pola hubungan yang disusun menurut urutan waktu. Pola ini lebih
tepat digunakan dalam menyusun pokok-pokok buku cerita, misalnya, buku biografi dan
buku sejarah.
4. Pola campuran merupakan gabungan beberapa pola, misalnya pola kausalitas digabungkan
dengan pola umum-khusus.
wawasan kita tentang keragaman isi suatu buku menjadi bertambah. Meskipun temanya
sama, kita dapat mengetahui perbedaan-perbedaan yang mungkin kita temukan di dalamnya,
misalnya, pada aspek-aspek berikut.
1. Isi
Ketika berhadapan dengan banyak buku, tentunya cukup menyita waktu. Oleh karena itu,
perlu ada teknik membaca yang benar-benar efektif. Salah satu teknik membaca efektif
dikenal dengan SQ3R. Sesuai dengan namanya, teknik membaca ini terdiri atas lima langkah,
yakni melakukan survei (Survey), membuat pertanyaan-pertanyaan tentang perkiraan isi
bacaan (question), melakukan kegiatan membaca (read), menceritakan kembali apa yang
telah dibaca (recite), dan meninjau ulang hasil kegiatan membaca sebelumnya (review).
1) Survey artinya meninjau, meneliti, menjajaki, yakni membaca butir- butir permulaan
buku, seperti halaman Judul, kata pengantar, daftar isi, judul bab/subbab, indeks,
glosarium, dan lain-lain. Butir- butir tersebut dibaca dengan teknik membaca sekilas
(skimming), yaitu membaca dengan cepat untuk mengetahui gambaran umum isi
buku atau butir buku secara menyeluruh dan bersifat umum. Dengan demikian, dalam
waktu yang relatif singkat, pembaca akan segera mengetahui apakah buku itu cocok
dengan tujuannya, apakah buku tersebut berisi informasi-informasi yang
diperlukannya atau tidak, Jika ya, pembaca akan meneruskan kegiatannya untuk
membaca dan mempelajari buku tersebut. Jika tidak, dia akan segera berhenti dan
menggantinya dengan buku lain yang lebih relevan.
2) Question (bertanya), yakni mempertanyakan hal-hal terkait dengan yang diperkirakan
muncul dalam bacaan. Pembaca harus merumuskan pertanyaan-pertanyaan sebagai
informasi fokus sebelum memulai kegiatan membaca. Pertanyaan-pertanyaan ini akan
memandu pembaca pada saat dia melakukan aktivitas membaca yang sesungguhnya.
Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sebelum kegiatan membaca dapat digali dari
prediksi-prediksi pembaca pada saat melakukan survey Pertanyaan dapat juga muncul
karena dorongan/hasrat ingin tahu tentang sesuatu hal yang diduga jawabannya akan
diperoleh melalui bacaan tersebut. Membaca dengan maksud untuk dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan biasanya lebih sungguh-sungguh dan cermat daripada
membaca hanya sekadar untuk membaca.
3) Read (membaca). Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan pada
tahap question, pembaca melakukan kegiatan membaca yang sesungguhnya pada
tahap berikutnya. Membaca dilakukan dengan fleksibel, tidak harus membaca dengan
kecepatan yang sama. Hal ini disesuaikan dengan tujuan membaca dan karakteristik
bahan bacaan yang dihadapinya. Inilah yang oleh para ahli membaca disebut sebagai
"fleksibilitas baca".
4) Recite (menceritakan kembali). Setelah pembaca merasa yakin bahwa sejumlah
pertanyaan yang dirumuskan sebelum kegiatan membaca dilakukan telah terpenun
dan informasi-informasi yang diperlukarn telah diperoleny tahap selanjutnya adalah
menceritakan kembali isi bacaan yang telah dibaca. Kegiatan menceritakan kembali
isl bacaan ini biasanya disertai dengan pembuatan ikhtisar atau peta pikiran. Ikhtisar
bacaan dapat dibuat dengan ketentuan:
(a) ikhtisar dibuat dengan menggunakan kata-kata sendi"
(b) ikhtisar dibuat secara singkat, padat, dan jelas yang mencakup butir-butir penting
isi bacaan;
(c) kegiatan ini dilakukan tidak berbarengan dengan kegiatan lain, misalnya, mencatat
sambil membaca atau mencatat sambil membuka-buka kemba halaman bacaan.
5) Review (meninjau kembali). Kegiatan meninjau kembali dimaksudkan untuk
memeriksa ulang butir- butir yang telah dibaca dan dipahami pembaca sebelum
meneruskan kegiatan bacanya pada bacaan atau mungkin bab lain. Meninjau ulang
dapat dilakukan dengan melihat-lihat butir- butir tertentu yang dianggap perlu untuk
sekadar menyegarkan kembali ingatan terhadap bacaan yang telah dibaca. Butir- butir
tersebut dapat berupa judul-judul dan subjudul, diagram-diagram, grafik-grafik,
gambar-gambar, dan memeriksa kembali pertanyaan-pertanyaan, baik yang telah
tersedia dalam bacaan tersebut maupun pertanyaan- pertanyaan yang telah
dirumuskan pada tahap question.
Apakah yang disebut dengan buku nonfiksi? Pada kesempatan ini Kalian akan
mempelajari apa buku nonfiksi itu sebelum masuk pada pengertian buku nonfiksi. Pengertian
nonfiksi adalah suatu tulisan yang isinya bukanlah imajinasi atau rekaan penulisnya. Dengan
kata lain, tulisan nonfiksi adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya faktual atau berdasarkan
kenyataan dan mengandung kebenaran (fakta) di dalamnya. Apa itu buku nonfiksi atau buku
pengayaan? Nonfiksi adalah sebuah tulisan atau karangan yang dihasilkan dalam bentuk
cerita nyata. Atau, cerita kehidupan sehari-hari yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
Fungsi dari buku nonfiksi diantaranya adalah untuk mengisi waktu luang, sarana
pengembangan diri, mencegah kepikunan, menambah konsentrasi, dan menambah wawasan.
Apa yang dimaksud dengan buku nonfiksi? Buku nonfiksi merupakan buku yang berisi
kejadian sebenarnya dan bersifat informatif. Dalam buku nonfiksi, membutuhkan
pengamatan dan data dalam pembuatannya sehingga dapat
dipertanggungjawabkan isinya. Bahasa yang digunakan biasanya bahasa
denotatif atau bahasa sebenarnya sehingga pembaca dapat langsung memahami
maksud dari isi buku. Buku nonfiksi dibuat berdasarkan pengamatan dan data
maka isi dari buku tersebut harus memiliki fakta-fakta. Oleh karena itu, buku
nonfiksi sering dijadikan sumber informasi oleh para pembaca. Biasanya, cerita-
cerita nonfiksi melihat sebuah momentum atau kejadian yang penting dan
menarik, kemudian diangkat kembali dengan mengutamakan nilai-nilai penting
di dalamnya. Cerita nonfiksi yang kemudian dibukukan terdiri dari berbagai
jenis.
pada urutan pertama ada buku biografi. Buku biografi ini merupakan buku
yang berisi riwayat hidup seseorang, contohnya yang sering sekali kita temui
yaitu tentang riwayat hidup pahlawan atau tokoh-tokoh berpengaruh.
selanjutnya buku itu ditulis untuk mendokumentasikan peristiwa penting yang
dialami oleh seseorang tersebut. Buku biografi ini tentunya ditulis agar para
pembaca dapat terinspirasi dari peristiwa yang dialami oleh orang tersebut.
buku biografi dapat disebut juga buku autobiografi atau memoirs. Jika kalian
membaca artikel ini, kemungkinan kalian baru memulai perjalanan penerbitan
kalian. Jadi, penerbit tidak akan mengejar kalian untuk menerbitkan cerita
kalian (yaitu autobiografi). Akan tetapi, menulis biografi (kisah hidup orang
lain) jelas merupakan suatu pilihan. Jika kalian mengenal orang-orang sukses
yang telah membuat kalian dalam bidang pekerjaan mereka, kalian memiliki
keterampilan menulis untuk menjadikan kisah mereka menjadi hidup. Kalian
harus mempertimbangkan untuk menulis buku biografi atau memoar seseorang
yang menjalani kehidupan yang diinginkan pembaca.
Pikirkan semua buku yang kalian baca di sekolah atau di kampus kamu.
Kalian tidak punya pilihan dalam memilih apa yang kalian baca, bukan?
Apakah itu terkait dengan sains, seni, teknik, medis, matematika atau lembaga
pendidikan mendikte silabus dan buku teks yang direkomendasikan. Di sekolah
dan kampus lain, ratusan ribu siswa melakukan hal yang sama persis.
Bayangkan jumlah salinan yang terjual untuk buku-buku itu. Namun tidak
semua buku akademik masuk ke dalam kategori bacaan wajib. Ada penerbit
yang fokus pada buku-buku akademik.
Contohnya, buku pelajaran untuk anak sekolah. Kajian buku pelajaran itu masih
bersifat umum. Jadi, buku pelajaran memerlukan buku pendamping untuk
menjelaskan buku utama karena ada beberapa bagian dari buku utama yang
tidak dijelaskan secara lengkap dalam buku utama.
sedangkan untuk mengenal buku lebih cepat ada buku-buku yang telah
direplikasi (dituliskan berupa replika dan contoh) yang lebih padat dalam
bentuk rersensi buku nonfiksi. Sebagai bahan bacaan dilampirkan contoh
resensi buku yang sudah menjadi replika.
Identitas Buku
Penerbit: Perigee
Sinopsis Buku
Sejak awal peradaban, lebih banyak pikiran dicurahkan untuk memahami Tuhan
dibanding topik lainnya. Namun tak seorang pun dapat memahaminya.
Akhirnya buku kecil ini berhasil menjelaskan dalam sekali perjalanan naik
taksi.
Isi Resensi:
Dalam bukunya yang berisi filosofi ketuhanan menurutnya ini, Paul Arden tidak
berusaha memberitahu mana agama yang benar dan salah. Ia lebih menekankan
pada kepercayaan akan masing-masing orang di muka bumi, tentang bagaimana
kepercayaan itu memengaruhi kepribadian dan tingkah laku.
Kelebihan Buku:
Paul Arden bisa membawakan karya ini dengan bahasa yang mudah dimengerti
beserta ilustrasi-ilustrasinya. Meskipun ia memberikan pandangan
pribadinya,tapitidak ada kesan memojokkan kepercayaan tertentu, melainkan
seolah Arden mengajak kita semua untuk saling menghormati dan menghargai
perbedaan.
Kekurangan Buku:
Meskipun judulnya seolah memberi kesan bahwa buku ini bisa dimengerti
dalam sekali perjalanan taksi, tapi sebenarnya tidak semudah itu. Buku ini
merupakan buku filosofi yang perlu dibaca oleh orang berpikiran terbuka dan
perlu analisa lebih lanjut tentang apa yang dibaca.
C. Rangkuman
Buku nonfiksi merupakan buku yang berisi kejadian sebenarnya dan bersifat
informatif. Dalam buku nonfiksi, membutuhkan pengamatan dan data dalam
pembuatannya sehingga dapat dipertanggungjawabkan isinya. Dasar
penulisannya adalah fakta yang dapat diidentikkan dengan karya ilmiah.