LN-3 - Komunikasi Profesional Dan Komunikasi Organisasi
LN-3 - Komunikasi Profesional Dan Komunikasi Organisasi
COMM6265
Business Ethics and Communication
Week ke-3
1
COMM6265 – Business Ethics and Communication
LEARNING OUTCOMES
Di akhir sesi ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. menjelaskan konsep dasar, prinsip, dan nilai-nilai etika dalam bisnis dan komunikasi
interpersonal dalam konteks bisnis dan profesional.
2. mengidentifikasi masalah dan dilema etika yang muncu dari berbagai perspektif dan
kepentingan pemangku kepentingan (stakeholders) yang disajikan melalui contoh-contoh
dan studi kasus
OUTLINE MATERI:
2
COMM6265 – Business Ethics and Communication
ISI MATERI
1. Proses Komunikasi dan Komunikasi dalam Manajemen
1.1 Proses Komunikasi
Komunikasi adalah proses mentransfer informasi dan makna antara pengirim dan penerima,
menggunakan satu atau lebih media dan saluran komunikasi. Inti dari komunikasi adalah berbagi
data, informasi, wawasan, dan inspirasi dalam pertukaran yang menguntungkan Anda dan orang-
orang yang berkomunikasi dengan Anda. Berbagi ini dapat terjadi dalam berbagai cara, baik itu
yang sukses ataupun yang gagal, misalnya transfer informasi yang sederhana dan berhasil,
negosiasi di mana pengirim dan penerima mencapai makna yang disepakati, atau upaya yang gagal
di mana penerima membuat pesan yang berbeda dari yang dimaksudkan pengirim. Gambar berikut
akan menjelaskan proses dasar komunikasi.
Dalam kondisi komunikasi apa pun, pesan dapat terganggu oleh berbagai hambatan
komunikasi. Hambatan ini termasuk kebisingan atau noise dan gangguan, pesan yang bertumpuk,
filter yang menyaring konten informasi, dan gangguan saluran atau channel.
3
COMM6265 – Business Ethics and Communication
1.3 Komunikasi dalam Pengembangan Karir
Meningkatkan keterampilan komunikasi adalah langkah terpenting karier individu. Orang
yang memiliki ide-ide terbaik di dunia tapi jadi percuma karena tidak dapat mengungkapkannya
dengan jelas dan persuasif. Beberapa pekerjaan, seperti penjualan dan dukungan pelanggan,
terutama tentang berkomunikasi. Dalam bidang-bidang seperti teknik atau keuangan, karyawan
sering perlu berbagi gagasan kompleks dengan eksekutif, pelanggan, dan kolega, dan kemampuan
untuk terhubung dengan orang-orang di luar bidang bisa sama pentingnya dengan keahlian teknis.
Jika kita memiliki dorongan kewirausahaan, dia perlu berkomunikasi dengan berbagai audiens —
mulai dari investor, bankir, dan regulator pemerintah hingga masyarakat umum, pelanggan, dan
mitra bisnis.
Sifat pekerjaan yang berubah juga memberi tekanan baru pada keterampilan komunikasi.
Banyak perusahaan sekarang menambah tenaga kerja permanen mereka dengan kontraktor
independen yang dibawa untuk waktu yang singkat atau bahkan hanya satu proyek. Oleh karena
itu, persaingan dan nilai tawar professional juga semakin ketat. Kemampuan komunikasi yang baik
untuk bernegosiasi akan menentukan posisi pekerjaan dan perkembangan karir.
4
COMM6265 – Business Ethics and Communication
6. Memberikan peringatan tentang potensi masalah, mulai dari kenaikan biaya bisnis
hingga masalah keamanan kritis
7. Pengambilan keputusan yang lebih kuat berdasarkan informasi yang tepat waktu dan
andal
8. Strategi pemasaran yang lebih jelas dan lebih persuasif
9. Keterlibatan karyawan yang lebih tinggi dengan pekerjaan mereka, yang mengarah pada
kepuasan karyawan yang lebih tinggi dan turnover karyawan yang lebih rendah
5
COMM6265 – Business Ethics and Communication
4. Kemampuan untuk menjelaskan sesuatu yang kompleks dengan istilah sederhana sangat
berharga. Hal ini bisa terjadi ketika seorang manajer melatih karyawan baru atau
mengajukan rencana bisnis kepada investor.
5. Klarifikasi ekspektasi dan tanggung jawab dengan jelas. Buat pesan untuk menghasilkan
respons spesifik dari khalayak tertentu. Jika perlu, jelaskan apa yang Anda harapkan dari
audiens atau apa yang dapat Anda lakukan untuk mereka.
6. Tawarkan argumen dan rekomendasi yang meyakinkan dan persuasif. Perlihatkan
kepada pembaca Anda secara tepat bagaimana mereka akan mendapat manfaat dengan
menanggapi seperti yang Anda inginkan.
6
COMM6265 – Business Ethics and Communication
2. Berkomunikasi Secara Profesional
Profesionalisme adalah kualitas kinerja tingkat tinggi dan komitmen untuk melakukan
sebuah pekerjaan dengan tujuan dan kebanggaan. Ini berarti melakukan lebih dari sekadar
melakukan pekerjaan di jam kerja dan mendapatkan gaji. Seorang professional sejati akan
berusaha untuk melampaui ekspektasi dan berkomitmen untuk membuat kontribusi yang berarti.
Profesionalisme dapat didefinisikan ke dalam enam karakter, yaitu: berusaha untuk unggul, dapat
diandalkan dan bertanggung jawab, menjadi team player, menunjukkan etika baik, membuat
keputusan etis, dan mempertahankan pandangan positif. Keenam karakter tersebut digambarkan
dalam diagram berikut.
Pesan kunci yang diperoleh dari diagram di atas adalah karakter-karakter profesionalisme
ini bergantung pada komunikasi yang efektif. Misalnya, untuk menjadi team player, Anda harus
bisa berkolaborasi, menyelesaikan konflik, dan berinteraksi dengan berbagai macam kepribadian.
Tanpa keterampilan komunikasi yang kuat, Anda tidak akan dapat melakukan sesuai potensi Anda,
dan orang lain tidak akan mengenali Anda sebagai profesional yang diinginkan.
Selanjutnya kita akan membahas tentang apa ekspektasi perusahaan terhadap pegawainya
dan pentingnya mengadopsi strategi audience-centered dalam berkomunikasi.
7
COMM6265 – Business Ethics and Communication
2.1 Ekspektasi Perusahaan
Perusahaan mengharapkan karyawannya untuk menjadi kompeten di berbagai tugas
komunikasi. Keterampilan ini juga akan meningkatkan peluang untuk karir yang baik dan
meningkat. Beberapa hal yang berkaitan dengan keterampilan komunikasi professional dijelaskan
dalam poin berikut.
• Keterampilan untuk mengenali kebutuhan informasi, menggunakan teknik pencarian yang
efisien untuk menemukan sumber informasi yang dapat diandalkan (terutama dari sumber
online), dan menggunakan informasi yang dikumpulkan secara etis; kumpulan
keterampilan ini sering disebut sebagai digital information literacy.
• Keterampilan mengorganisir ide dan informasi secara logis, terstruktur, dan tuntas.
• Keterampilan mengungkapkan ide dan informasi secara koheren, persuasif, dan singkat.
• Keterampilan mendengarkan aktif atau active listening.
• Keterampilan berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda latar belakang budaya dan
pengalaman.
• Keterampilan untuk berkomunikasi sesuai dengan aturan tata bahasa yang berlaku,
misalnya menggunakan ejaan kata, tanda baca, dan grammar yang tepat, baik dalam
komunikasi lisan maupun tulisan.
• Keterampilan untuk berkomunikasi dengan sikap sopan santun (well mannered) yang
mencerminkan etika bisnis, bahkan ketika berurusan dengan situasi yang tidak
menyenangkan.
• Keterampilan berkomunitas dengan etika dan empati, bahkan ketika harus menyampaikan
berita yang tidak menyenangkan kepada orang lain.
• Keterampilan menggunakan waktu dan resources dengan efisien.
• Keterampilan berpikir kritis untuk mengevaluasi informasi secara menyeluruh dan objektif
agar mencapai kesimpulan yang logis dan memberikan solusi atau rekomendasi yang tepat.
8
COMM6265 – Business Ethics and Communication
pada kebutuhan mereka — yang, pada gilirannya, membuat lebih mudah bagi mereka untuk
mendengarkan pesan Anda, memahaminya, dan merespons secara positif.
9
COMM6265 – Business Ethics and Communication
3. Struktur Komunikasi dalam Organisasi
Dalam organisasi bisnis, efektivitas sistem komunikasi tergantung pada sejauh mana
informasi yang diperlukan (untuk pengambilan keputusan) mencapai orang yang bersangkutan
(orang yang membutuhkan informasi itu) pada waktu yang tepat (ketika informasi itu diperlukan).
Jaringan informasi harus mendukung fungsi manajemen secara keseluruhan dengan
mengintegrasikan dan mengoordinasikan tenaga kerja untuk mencapai tujuan organisasi.
Oleh karena itu, setiap organisasi
menciptakan jaringan untuk informasi untuk
melewati berbagai tingkat otoritas dan
kepala dan unit fungsional. Alur komunikasi
mengikuti struktur organisasi. Dalam
praktik sebenarnya, informasi melewati
piramida organisasi seperti yang
ditunjukkan pada gambar berikut.
10
COMM6265 – Business Ethics and Communication
3.2 Komunikasi Horizontal
Juga dikenal sebagai komunikasi antar kolega yang sejajar, komunikasi horizontal
biasanya diperlukan dalam organisasi karena pertimbangan lokasi geografis divisi dan basis
fungsional pembagian kerja.
Dalam pengaturan besar, divisi mungkin didasarkan pada area geografis. Misalnya, di Tata
Steel (Jamshedpur, india) yang menempati area wilayah yang sangat luas, sehingga beberapa divisi
menempati kantor di gedung dan lokasi berbeda. Masing-masing divisi kontak dengan yang divisi
lain melalui seminar, presentasi, dan pertemuan eksekutif. Divisi-divisi ini berkomunikasi di
antara mereka sendiri untuk berbagi informasi dan saling membantu sebagai anggota yang setara
dari organisasi yang sama. Dengan demikian, komunikasi membantu mempertahankan rasa
persatuan di antara berbagai divisi dalam organisasi.
Biasanya, organisasi bisnis dan industri dibagi berdasarkan fungsi yang berbeda seperti
produksi, pemasaran, keuangan, personel, dan pelatihan dan pengembangan. Semua divisi
berfungsi secara independen namun tetap terhubung satu sama lain melalui komunikasi peer-group
dan informasi alur kerja. Dengan pertumbuhan teknologi dan meningkatnya ukuran organisasi,
meluasnya produksi barang dan jasa perlu dikoordinasikan melalui saluran komunikasi horizontal.
Dari tahap pemilihan bahan baku hingga produk jadi, banyak proses dilibatkan dalam
menyelesaikan tugas produksi yang diberikan. Pada setiap tahap proses produksi, pekerjaan
kelompok kerja tergantung pada waktu dan bentuk pekerjaan yang diterima dari kelompok kerja
sebelumnya. Setiap gangguan dalam alur kerja mempengaruhi kinerja pada tahap produksi
berturut-turut. Alur kerja dalam suatu perusahaan dapat dikelola dengan mantap hanya melalui
komunikasi horizontal antara bagian-bagian yang terhubung langsung.
11
COMM6265 – Business Ethics and Communication
3.4 Jalur Komunikasi Formal
Jalur komunikasi formal terdiri dari alur komunikasi secara hubungan hierarki/struktur,
hubungan fungsional, dan hubungan antar staf.
Hubungan garis merujuk pada garis otoritas yang menetapkan jalur komunikasi dari
pengawas ke bawahan dan sebaliknya. Semua komunikasi, perintah, dan instruksi resmi berpindah
dari atasan ke bawahan. Demikian pula, semua tindak lanjut dan compliance serta informasi
pelaksanaan dan laporan bergerak ke atas, dari bawahan ke penyelia dan eksekutif. Biasanya,
semua organisasi bersikeras mengikuti rantai otoritas normal dari satu posisi ke posisi berikutnya.
Jika komunikasi dalam bentuk surat, rantai otoritas ini ditunjukkan dengan menulis kode saluran
yang tepat di awal surat. Jika komunikasi dilakukan secara lisan, pesan tersebut disampaikan
kepada orang yang berada di atas atau di bawah dalam garis saluran tersebut, tergantung dari tujuan
pesannya.
Hubungan antar staf termasuk komunikasi yang mendukung manajemen lini, pemasaran,
dan produksi. Mereka tidak punya otoritas eksekutif dalam lini komunikasi ini. Komunikasi yang
berkaitan dengan personel, hubungan masyarakat, administrasi, atau keuangan adalah bagian dari
hubungan staf.
Grapevines
Secara teoritis, jaringan komunikasi formal mungkin cukup memadai untuk memenuhi
kebutuhan pertukaran informasi dalam suatu organisasi. Tetapi, dalam kehidupan nyata, ini jarang
terjadi. Seringkali, karyawan merasa tidak mendapat informasi yang memadai dalam sistem
formal. Mereka mungkin curiga bahwa manajemen menggunakan saluran formal untuk
12
COMM6265 – Business Ethics and Communication
menyembunyikan pesan yang sebenarnya. Akibatnya, karyawan memodifikasi metode
komunikasi formal dengan memasukkan sistem komunikasi informal, grapevines atau ruang gosip.
Grapevines dapat menciptakan masalah dalam sistem informasi dan komunikasi organisasi,
yaitu sebagai berikut:
• Versi berita tidak resmi, apa pun dasarnya, lebih mudah dipercaya orang.
• Berita melalui grapevines menyebar dengan cepat dan tidak terkendali.
• Biasanya informasi di grapevines akan terdistorsi dan dibesar-besarkan — hasil dari ‘filter’
yang kadang tidak berlaku.
Biasanya, manajemen memandang grapevines secara negatif karena merusak kerahasiaan,
kebenaran, dan akurasi informasi yang beredar lebih banyak dibandingkan dengan informasi yang
ada dalam komunikasi formal. Namun, terkadang manajemen dapat memanfaatkan grapevines,
misalnya untuk mempelajari terlebih dahulu reaksi dan tanggapan karyawan terhadap skema atau
perubahan yang diusulkan. Dalam situasi seperti itu, sebelum secara resmi mengumumkan
perubahan tersebut, manajer dapat dengan sengaja merilis informasi yang belum resmi ke dalam
group chat grapevines dan mencatat umpan balik dan tanggapan yang diterima.
13
COMM6265 – Business Ethics and Communication
4. Berkomitmen pada Etika dalam Komunikasi
Komunikasi beretika atau komunikasi etis adalah proses komunikasi dan transfer informasi
yang relevan, benar, dan tidak menipu atau memanipulasi dengan cara apapun. Sebaliknya,
komunikasi yang tidak etis dapat mendistorsi kebenaran atau memanipulasi. Jenis-jenis
komunikasi tidak etis adalah komunikasi yang mengandung plagiarisme, mengurangi informasi
yang penting dan wajib diketahui oleh audiens, mengurangi atau menambahkan quote atau
omongan sumber informasi, salah menginterpretasikan angka atau data, memanipulasi visual, dan
tidak menghormati privasi dan keamanan dari informasi tersebut.
14
COMM6265 – Business Ethics and Communication
1. Sudahkah Anda mendefinisikan situasi dengan adil dan akurat?
2. Apa niat Anda mengkomunikasikan pesan ini?
3. Apa dampak pesan ini terhadap orang-orang yang menerimanya atau yang mungkin
terpengaruh olehnya?
4. Apakah pesan akan memberikan lebih banyak manfaat daripada kerugian?
5. Apakah keputusan yang sekarang Anda buat masih relevan di waktu dan tempat yang
berbeda?
15
COMM6265 – Business Ethics and Communication
SIMPULAN
Komunikasi adalah proses mentransfer informasi dan makna antara pengirim dan penerima,
menggunakan satu atau lebih media dan saluran komunikasi. Inti dari komunikasi adalah berbagi
data, informasi, wawasan, dan inspirasi dalam pertukaran yang menguntungkan Anda dan orang-
orang yang berkomunikasi dengan Anda. Meningkatkan keterampilan komunikasi adalah langkah
terpenting karier individu. Orang yang memiliki ide-ide terbaik di dunia tapi jadi percuma karena
tidak dapat mengungkapkannya dengan jelas dan persuasif.
Hasil penelitian Henry Mintzberg dari Massachusetts Institute of Technology menjelaskan
manajer memerlukan keterampilan komunikasi yang efektif untuk berperan dalam situasi
hubungan interpersonal, menyampaikan informasi (informational), dan membuat keputusan
(decisional). Komunikasi yang efektif memperkuat hubungan antara perusahaan dan semua
pemangku kepentingannya: pelanggan, karyawan, pemegang saham, pemasok, kompetitor,
masyarakat, pemerintah, dan dunia bisnis secara keseluruhan. Untuk membuat upaya komunikasi
berjalan seefektif mungkin, fokus untuk menjadikannya praktis, faktual, ringkas, jelas, dan
persuasif perlu dilakukan.
Profesionalisme dapat didefinisikan ke dalam enam karakter, yaitu: berusaha untuk unggul,
dapat diandalkan dan bertanggung jawab, menjadi team player, menunjukkan etika baik, membuat
keputusan etis, dan mempertahankan pandangan positif.
Pendekatan audience-centered melibatkan pemahaman dan penghormatan terhadap audiens
komunikasi dan melakukan segala upaya untuk menyampaikan pesan komunikasi dengan cara
yang bermakna bagi mereka. Proses komunikasi melalui sikap ini direncakan dengan matang
sehingga bisa mendorong Anda untuk mengurangi bias. Pemrosesan makna adalah proses mental
yang sangat dipengaruhi oleh persepsi individu dan bias yang dimiliki. Persepsi atau sudut
pandang dan bias didapatkan dari pengaruh budaya, pengalaman, dan kepercayaan. Persepsi juga
bisa menjadi kolektif, artinya persepsi tersebut didapatkan dari interaksi dalam kelompok dan
bagaimana kelompok tersebut secara kolektif memandang dan berpendapat tentang sesuatu.
Jalur komunikasi formal terdiri dari alur komunikasi secara hubungan hierarki/struktur,
hubungan fungsional, dan hubungan antar staf. Komunikasi informal dalam suatu organisasi
biasanya mengalir melalui obrolan dan grapevines.
Komunikasi beretika atau komunikasi etis adalah proses komunikasi dan transfer informasi
yang relevan, benar, dan tidak menipu atau memanipulasi dengan cara apapun. Sebaliknya,
komunikasi yang tidak etis dapat mendistorsi kebenaran atau memanipulasi.
Jika tidak ada pedoman yang jelas, pertanyaan-pertanyaan berikut dapat membantu
mengecek etika komunikasi bisnis Anda: (1) Sudahkah Anda mendefinisikan situasi dengan adil
dan akurat? (2) Apa niat Anda mengkomunikasikan pesan ini? (3) Apa dampak pesan ini terhadap
orang-orang yang menerimanya atau yang mungkin terpengaruh olehnya? (4) Apakah pesan akan
memberikan lebih banyak manfaat daripada kerugian? (5) Apakah keputusan yang sekarang Anda
buat masih relevan di waktu dan tempat yang berbeda?
16
COMM6265 – Business Ethics and Communication
DAFTAR PUSTAKA
1. Bovée, C. L., & Thill, J. V. (2018). Business Communication Today (14th ed.). Upper
Saddle River, NJ: Pearson. Chapter 1.
2. Chaturvedi, P. D. (2017). Business communication: Skills, concepts, and applications
(3rd ed.). Delhi: Pearson. Chapter 10.
3. Wheeler, S. K. (2018). Harry Potter and the First Order of Business: Using Simulation to
Teach Social Justice and Disability Ethics in Business Communication. Business and
Professional Communication Quarterly, 81(1), 85-99. doi:10.1177/2329490617748691.
4. Mayhew, R. (2019, February 11). What Are Key Principles of Ethical Communication?
Retrieved June 26, 2020, from https://bizfluent.com/info-8406730-key-principles-ethical-
communication.html
17
COMM6265 – Business Ethics and Communication