Anda di halaman 1dari 8

LK 0.

1 : Lembar Kerja Belajar Mandiri


NAMA : RINA YULIATI
NO UKG :

Judul Modul Modul 1 Bahasa Indonesia


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Kegiatan Belajar 1: Ragam Teks dan Satuan
Bahasa Pembentuk Teks
2. Kegiatan Belajar 2: Struktur, Fungsi, dan Kaidah
Kebahasaan Teks Fiksi
3. Kegiatan Belajar 3: Struktur, Fungsi, dan Kaidah
Kebahasaan Teks Nonfiksi
4. Kegiatan Belajar 4: Apreasiasi dan Kreasi Sastra
Anak

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Garis besar materi yang Kegiatan Belajar 1: Ragam Teks dan Satuan
dipelajari Bahasa Pembentuk Teks
 Ragam teks adalah pengelompokkan teks
berdasarkan isi dan bentuk teks di antaranya
macam-macam atau jenis-jenis teks yang terdiri
atas teks faktual, teks cerita, teks tanggapan,
dan teks normatif.
Ragam Teks ada 3 jenis yaitu:
1. Teks faktual
a) Teks deskripsi
b) Teks prosedur
2. Teks tanggapan
a) Teks ekspsisi
b) Teks eksplanasi
3. Teks cerita
a) Teks cerita ulang
b) Anekdot
c) Eksemplum
4. Normatif
 Satuan Bahasa Pembentuk Teks adalah kalimat
dan paragraf
 Klasifikasi kalimat Berdasarkan jumlah
klausanya, kalimat dibedakan menjadi kalimat
tunggal, kalimat bersusun, dan kalimat
majemuk.
 Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari
satu klausa bebas. Contoh: Dia datang dari
Bandung. Nenekku masih sehat.
 Kalimat bersusun adalah kalimat yang terjadi
dari satu klausa bebas dan sekurang-kurangnya
satu kalimat terikat.Contoh:
- Kalau Dina menangis, Edo pun ikut
menangis.
- budi tidak pergi ke sekolah karena sedang
sakit.
 Kalimat majemuk adalah kalimat yang terjadi
dari beberapa klausa bebas yang disebut juga
sebagai kaliat setara. Contoh:
- Dina membuka jendela kamar lalu
membersihkan tempat tidur.
- Aldo hobi bermain bola dan sering
menciptakan gol.
 Berdasarkan struktur klausanya, kalimat
dibedakan menjadi:
1) Kalimat Lengkap (mengandung klausa
lengkap.Sekurang kurangnya terdapat unsur
objek dan predikat) Contoh: Ibu guru
mengajar bahasa Indonesia di depan kelas.
2) Kalimat Tidak Lengkap (kalimat yang hanya
terdiri dari subjek saja, predikat saja, objek
saja, atau keterangan saja). Contoh: Selamat
Pagi! Silakan antre!
 Berdasarkan amanat wacana, kalimat
dibedakan menjadi:
1) Kalimat deklaratif (kalimat yang
mengandung intonasi deklaratif) Contoh: Gaji
guru honor tidak dinaikan.
2) Kalimat introgatif (kalimat yang mengandung
intonasi introgatif, yang dalam ragam tulis
biasanya diberi tanda Tanya). Contoh:
Apakah Saudara seorang guru?
3) Kalimat imperative (kalimat kalimat yang
mengandung intonasi imperatif Atau tanda
seru). Contoh: Berikan hadiah ini kepada
temanmu!
 Berdasarkan pembentukan kalimat dari klausa
inti dan perubahannya, kalimat dibedakan
menjadi kalimat inti dan kalimat noninti.
a. Kalimat Inti (kalimat yang dibentuk dari
klausa inti yang lengkap, bersifat deklaratif,
aktif, netral, atau firmatif.Biasanya disebut
kalimat dasar). Contoh:
a) FN + FV : Bapak datang
b) (FN + FV + FN: Ibu membeli sayur
c) FN + FN : Ayah guru.
b. Kalimat Noninti
Kalimat ini dapat diubah menjadi kaliat
noninti dengan berbagai proses transforasi;
pemasifan, pengingkaran, penanyaan,
pemerintahan, pelepasan, dan penembahan.
Contoh:
1. Buku dibaca oleh Alya.
2. Alya tidak membaca buku.
Berdasarkan jenis klausa, kalimat dibedakan
atas kalimat verbal dan kalimat nonverbal.
a) Kalimat verbal Kalimat verbal adalah
kalimat yang dibentuk dari klausa verbal.
Contoh:
1) Alya menulis surat,
2) Surat ditulis Alya.
b) Kalimat nonverbal adalah kalimat yang
dibentuk oleh klausa nonverbal sebagai
kontituen dasarnya. Contoh:
1) Nenekku pensiunan guru.
2) Mereka di kamar depan.
 Berdasarkan fungsi kalimat sebagai pembentuk
paragrap, kalimat dibedakan atas:
a) Kalimat Bebas (kalimat yang mempunyai
potensi untuk menjadi ujaran lengkap, atau
kalimat yang dapat memulai
sebuahparagrap, wacana tanpa konteks lain
yang memberi penjelasan)
b) Kalimat Terikat (kalimat yang tidak dapat
berdiri sendiri sebagai ujaran lengkap).
Contoh: Sekarang di Riau sukar mencari
terubuk (1). Jangankan ikannya, telurnya
pun sangat sukar diperoleh (2). Kalau pun
bisa diperoleh, harganya melambung
selangit (3). Makanya, ada kecemasan
masyarakat nelayan di sana bahwa terubuk
yang spesifik itu akan punah (4).
Paragraf
Paragraf adalah satuan gagasan di dalam bagian
suatu wacana, yang dibentuk oleh kalimat-kalimat
yang saling berhubungan dalam mengusung satu
kesatuan pokok pembahasan terdiri dari kalimat
utama dan kalimat penjelas. Berikut adalah Unsur-
unsur paragrap
Unsur-unsur paragrap yaitu:
 Gagasan utama merupakan kalimat utama
 Gagasan penjelas merupakan kalimat penjelas
 Ciri-ciri Paragraf yang Baik
1. Kepaduan Paragraf Kepaduan paragraf
adalah keeratan ataupun kekompakan
hubungan antarunsur-unsur paragraf, baik
itu antarkalimat utama dengan kalimat
penjelasnya ataupun antarkalimat penjelas
itu sendiri.
2. Kepaduan Bentuk Kepaduan bentuk dalam
suatu paragraf dapat dilakukan dengan cara-
cara berikut.
 Penggunaan konjungsi
 Pengulangan kata atau frasa.
 Pemakaian kata ganti atau kata yang
sama maknanya
 Pemakaian kata yang berhiponimi,
yakni kata yang merupakan bagian
dari kata lainnya Kesatuan paragraf
Kesatuan paragraf adalah bagian
karangan yang terdiri dari beberapa
kalimat yang berkaitan secara utuh,
padu, dan membentuk satu kesatuan
pikiran.
3. Kelengkapan Paragraf yang baik harus
memiliki unsur-unsur paragraf yang lengkap
seperti gagasan pokok, kalimat utama, dan
kalimat penjelas.
4. Ketepatan Pemilihan Kata
 Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan letak kalimat
utamanya, paragraf dibedakan menjadi lima
yaitu paragraf deduktif, induktif, kombinasi,
deskriptif, dan narasi. (Kosasih & Hermawan,
2012)
Jenis Paragraf Letak Kalimat Utama
Deduktif Diawal
Induktif Diakhir
Kombinasi Diawal dan diakhir
Deskriktif Tidak memiliki
kalimat utama ,
gagasan pokok
tersebar
Naratif Tidak memiliki
kalimat utama ,
gagasan pokok
tersebar
Kegiatan Belajar 2: Struktur, Fungsi, dan Kaidah
Kebahasaan Teks Fiksi
 Teks fiksi adalah teks yang berisi kisahan atau
cerita yang dibuat berdasarkan imajinasi
pengarang yang diolah berdasarkan
pengalaman, tafsiran, wawasan, dan
penilaiannya terhadap berbagai peristiwa, baik
peristiwa nyata maupun peristiwa hasil rekaan
dan Teks fiksi dinikmati pembaca sebagai
sarana hiburan
 Teks fiksi terdiri dari cerita rakyat, cerita fantasi,
cerita pendek, cerita inspiratif, puisi rakyat,
puisi baru, dan drama.
 ungsi teks nonfiksi : eksplorasi, informasi,
persuasi, perbandingan, juga mendeskripsikan
suatu fakta-fakta keilmuan
 Perwatakan dalam teks fiksi adalah
karakteristik dari tokoh dalam cerita dan
penyampaian perwatakan tokoh tergantung
pada pengarangnya.
 Alur dalam teks fiksi adalah rangkaian peristiwa
dalam cerita yang terhubung secara kasual
 Alur cerita terdiri dari beberapa tahap.
a) Tahap pengenalan (Eksposition atau
Orientasi)
b) Tahap pemunculan konflik (Rising action)
c) Tahap konflik memuncak (Turning point atau
Klimaks)
d) Tahap konflik menurun (Antiklimaks)
e) Tahap penyelesaian (Resolution)
 Latar merupakan salah satu unsur yang turut
membangun isi dari sebuah cerita. Sebuah
cerita harus jelas tempat, ruang, dan suasana
cerita itu berlangsung.
 Amanat adalah suatu pesan yang disampaikan
oleh penulis kepada pembaca melalui sebuah
tulisan atau cerita.
 Struktur Teks fiksi
 Orientasi, berisi pengenalan tema, tokoh, dan
latar
 Komplikasi, berisi cerita tentang masalah
yang dialami tokoh utama. Pada bagian ini
peristiwa-peristiwa di luar nalar ini biasanya
terjad
 bagian ini peristiwa-peristiwa di luar nalar ini
biasanya terjadi.
 Resolusi, merupakan bagian penyelesaian
dari masalah yang dialami tokoh.
 Kaidah Kebahasaan Teks fiksi:
a. Menggunakan kata-kata yang menyatakan
urutan waktu.
b. Menggunakan kata kerja tindakan.
c. Menggunakan kata kerja yang
menggambarkan sesuatu yang dipikirkan
atau
d. dirasakan para tokohnya.
e. Menggunakan kata-kata yang
menggambarkan keadaan atau sifat
tokohnya.
f. Menggunakan dialog
 Teks fiksi terdiri atas cerita rakyat, cerita
fantasi, cerita pendek, cerita inspiratif, puisi
rakyat, puisi baru, dan drama. Secara garis
besar, cerita rakyat terbagi menjadi beberapa
jenis.
1. Mite, yakni cerita tentang suatu kepercayaan,
misalnya tentang para dewa.
2. Sage, yakni cerita tentang kehidupan raja
dan kepahlawanan.
3. Legenda, yakni cerita asal-usul suatu tempat,
binatang, dan benda-benda lainnya.
4. Fabel, yakni cerita yang bertokohkan
binatang.
5. Selain itu, ada pula cerita yang berkaitan
dengan adat-istiadat ataupun kehidupan
masyarakatnya sehari-hari. Misalnya di
daerah Sunda dikenal cerita Si Kabayan, di
daerah Minang, cerita Si Malinkundang
Kegiatan Belajar 3: Struktur, Fungsi, dan Kaidah
Kebahasaan Teks Nonfiksi
 Teks nonfiksi adalah karya seni yang sifatnya
berdasarkan fakta dan kenyataan serta ada
kebenaran di dalamnya berdasarkan fakta dan
kenyataan yang ditulis berdasarkan kajian
keilmuan dan atau pengalaman yang bersifat
informative
 Tahapan Menulis Teks Nonfiksi
1. Tahap pramenulis, pada tahap ini penulis
menemukan ide gagasan yang akan
dituangkan, menentukan judul karangan,
menentukan tujuan, memilih bentuk atau
jenis tulisan, membuat kerangka dan
mengumpulkan bahan-bahan.
2. Tahap menulis, pada tahap ini penulis mulai
menjabarkan ide kedalam bentuk tulisan
3. Merevisi, pada tahap ini dilakukan koreksi
terhadap keseluruhan karangan.
4. Mengedit, pada tahap ini diperlukan format
baku yang akan menjadi acuan,
5. Mempublikasikan, yakni menyampaikan
hasil tulisan kepada publik dalam bentuk
cetakan, noncetakan, atau kedua-duanya.
 Teks nonfiksi yang dipelajari di Sekolah Dasar
ialah:
1) Teks deskriptif yang mendeskripsikan benda
atau tempat
2) Teks eksplanasi yang bertujuan untuk
memberikan informasi
3) Teks prosedur/arahan/petunjuk untuk
membuat atau melakukan sesuatu
4) Teks laporan sederhana hasil pengamatan
siswa dalam pembelajaran
5) Teks tanggapan, ucapan terima kasih, dan
perimntaan maaf
6) Teks cerita pengalaman pribadi dan buku
harian
7) Teks paparan iklan.
Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks
Nonfiksi
1. Struktur Esai
2. Struktur Reviu Buku/Bab Buku/Artikel
 Pendahuluan, yang berisiidentifikasi bukuatau
bab buku, atau artikel (penulis, judul, tahun
publikasi, dan informasi lain yang dianggap
penting).
 Ringkasan atau uraian pendek mengenaiisi
argumen dari buku/bab buku/artikel.
 Inti reviu, berupa inti pembahasan buku/bab
buku/artikel yang merupakan analisis kritis
dari aspek pokok yang dibahas dalam
buku/bab buku/ artikel itu.
 Simpulan, yang berisi evaluasi ringkas atas
kontribusi buku/bab buku/artikel 3. Kaidah
Kebahasaan Reviu Buku/Bab Buku/Artikel
 Penggunaan istilah
 Penggunaan sinonim dan antonym
 Penggunaan frasa kata benda (nomina)
 Penggunaan frase kata kerja (verba)
 Penggunaan kata ganti (pronomina)
 Penggunaan kata hubung (konjungsi) 4.
Struktur artikel ilmiah
3. Struktur artikel ilmiah

Artikel Basis Penelitian Artikel Berbasis Kajian


Pustaka

1 Abstrak 1 Abstrak

2 Pendahuluan 2 Pendahuluan

3 Metode Penilaian 3 Konsep A

4 Temuan Penilaian 4 Konsep B

5 Pembahasan 5 Konsep C….dst

6 Kesimpulan,Rekomendasi, 6 Kesimpulan, Rekomendasi,


Implikasi Implikasi
Kaidah Kebahasaan Artikel Ilmiah

1. Bahasa yang taat asas baik dalam hal teknik


penulisannya (ejaan), kata dan pilihan
katanya, susunan kalimatnya, paragrafnya,
serta unsur makna yang terkandung dalam
bahasa tersebut
2. Titik pSaudarang kebahasaan harus taat
asas pula, baik dalam ragam dan modus
maupun mengenai kata diri dan kata ganti
diri.
3. Istilah yang digunakan haruslah istilah
keilmuan sehingga berbeda dengan istilah
sastra dan istilah umum lainnya
4. Hindari bahasa yang telah usang, kolot, dan
basi
5. Hindari bahasa yang ekstrem, berlebihan, dan
haru
6. . Bahasa yang digunakan lebih menekankan
pada aspek komunikasi dengan pikiran
daripada perasaan
7. Kalimat dan alinea sebagaiknya sedang, tidak
terlalu pendek dan tidak terlalu panjang.

Kegiatan Belajar 4: Apreasiasi dan Kreasi Sastra


Anak

 Hakikat Sastra Anak : jenis penulisan kreatif


dan imajinatif yang khusus untuk dibaca dan
menghibur anak-anak.
 Hakikat Apresiasi Reseptif dan
Ekspresif/Produktif
 Apresiasi Sastra Reseptif : kegiatan
mengapresiasi dengan teori resepsi pada
sebuah karya.
 Apresiasi Sastra Ekspresi/ Produktif :
kegiatan mengapresiasi karya sastra yang
menekankan pada proses kreatif dan
penciptaan.
 Pendekatan Dalam Mengapresiasi Sastra
Anak  Pendekatan Emotif : pendekatan
yang berusaha menemukan unsur-unsur
emosi atau perasaan pembaca
 Pendekatan Didaktis : pendekatan yang
berusaha menemukan dan memahami
gagasan, tanggapan, evaluatif maupun
sikap
 Pendekatan Analitis : pendekatan yang
berupaya membantu pembaca memahami
gagasan, cara pengarang menampilkan
gagasan, sikap pengarang, unsur
intrinsik, dan hubungan antara elemen
 Perkembangan Kemampuan Mengapresiasi
Sastra Anak
 Usia 1-2 tahun: rima permainan, macam-
macam tindakan
 Usia 2-7 tahun: anak mampu memahami
struktur cerita: secara simbolik melalui
bahasa, permainan dan gambar
 Usia 7-11 tahun (operasi konkret)
 Usia 11-13 tahun ke atas (operasi formal)
 Unsur Instrinsik Puisi adalah Tema, Rasa, Nada,
Amanat, Diksi (Pilihan kata), Imajeri Pusat
pengisahan atau titik pandarang, Gaya bahasa,
Ritme atau irama, Rima atau sajak,
 Unsur Intrinsik Prosa adalah Plot atau alur
cerita,Penokohan,Latar atau setting,Tema,Pesan
atau amanat,Sudut pandang,Konflik
 Unsur Instrinsik Drama
 Unsur pertunjukan
(Pemain,Pentas,Sutradara,Penonton)
 Unsur cerita (Perwatakan atau karakter
tokoh, Dialog, Latar, Alur)
 Jenis- Jenis Sastra Anak di SD adalah Buku
Bergambar, Fiksi Realistik (Realistic Fiction),
Fiksi Sejarah, Fiksi Ilmu (Science Fiction), Cerita
Fantasi, Biografi, Puisi
 Pembelajaran Sastra Anak di SD adalah
Pembelajaran memgarah abad ke-21
mencerminkan empat hal yakni; (1) kemampuan
berpikir kritis (critical thinking skill), (2)
kreativitas (creativity), (3) komunikasi
(communication), dan (4) kolaborasi
(collaboration).
 Strategi Pembelajaran Sastra di SD. Bentuk
strategi yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran sastra anak di sekolah dasar
adalah sebagai berikut: Bercerita, Berbicara,
Bercakap-cakap, Mengungkapkan pengalaman,
Membacakan puisi, Mengarang terikat & bebas,
Menulis narasi, deskripsi, eksposisi &
argumentasi, Menulis berdasarkan
gambar/visual, Mendramatisasikan karya
sastra.

2 Daftar materi yang sulit 1. Karakteristik ragam teks


dipahami di modul ini 2. eks nonfiksi secara teoritis dan secara praktis
3. Kajian media secara linguistic
3 Daftar materi yang sering 1. Terdapat banyak salah ketik pada materi di modul ini
mengalami miskonsepsi sehingga membuat bingung
2. Imajeri pada unsur intrinsik puisi

Anda mungkin juga menyukai