468 1913 1 SP
468 1913 1 SP
Intisari
Masalah utama dalam sistem pendingin air dalam unit pembangkit listrik panas bumi meliputi korosi, deposit
dan slime (lendir). Korosi dapat memperpendek umur pakai peralatan sistem pendingin air karena terjadi penurunan
efisiensi operasi, kebocoran dan polusi. Masalah-masalah tersebut, terjadi sangat komplek dan banyak faktor
penyebabnya. Di sisi lain, sebagian besar sistem air pendingin di industri mengandung komponen baja karbon yang
mudah terkorosi. Untuk mengetahui nilai laju korosi baja karbon pada unit pembangkit listrik panas bumi maka
dilakukan uji simulasi menggunakan sistem resirkulasi air terbuka. Proses simulasi dilakukan dengan metode
interval test dan berdasarkan standar NACE RP0775. Laju korosi baja tersebut diukur dengan metode pengurangan
berat. Morfologi permukaan dan komposisi produk korosi dikarakterisasi menggunakan scanning electron
microscopy (SEM), X-ray diffractometer (XRD) dan energy dispersive spectroscopy (EDS). Nilai laju korosi baja
karbon hasil uji simulasi selama 1, 3 dan 4 minggu masing-masing sebesar 2,29 mmpy; 1,23 mmpy; dan 0,93 mmpy.
Terjadi penurunan laju korosi jika waktu simulasi diperpanjang akibat terbentuknya lapisan pasif pada permukaan
baja. Sementara itu, parameter air yang paling dominasi dalam simulasi ini adalah dissolved oxygen (DO).
Perubahan DO sangat mempengaruhi kecepatan laju korosi. Berdasarkan morfologi produk korosi, serangan korosi
terjadi secara lokal yang sebarannya merata. Produk korosi berupa senyawa oksida dalam bentuk Fe3O4, FeOOH dan
Fe2O3.
Kata Kunci: Baja karbon, Korosi, NACE RP0775, Pengurangan berat, Simulasi.
Abstract
The main problem in cooling water systems in geothermal power plant units is supported by corrosion, deposits,
and slime. Corrosion can shorten the life of cooling water system equipment due to a decrease in operating
efficiency, leakage, and pollution. These problems, occur very complex and many causes. On the other hand, most
cooling water systems in the industry contain carbon steel components that are easily corroded. To determine the
value of the corrosion rate of carbon steel in a geothermal power plant, a simulation test using an open recirculating
system was carried out. The simulation process is done by an interval test method and based on NACE RP0775
standard. The corrosion rate of those steel was determined by weight loss method. The Morphology of surface and
composition of corrosion products are characterized using scanning electron microscopy (SEM), X-ray
diffractometer (XRD) and energy dispersive spectroscopy (EDS). The corrosion rate values of carbon steel from the
simulation results for 1, 3 and 4 weeks were 2.29 mmpy; 1.23 mmpy; and 0.93 mmpy, respectively. There is a
decrease in the corrosion rate of the simulation time is extended, because of passive film layers on the steel surface.
Meanwhile, the most dominant water parameters in this simulation are dissolved oxygen (DO). The change of DO
greatly affect the corrosion rate of carbon steel. Based on the product morphology of corrosion, corrosion attacks
occur locally. Corrosion products form oxide compounds in the form of Fe3O4, FeOOH, and Fe2O3.
Keywords: Carbon steel, Corrosion, NACE RP0775, Simulation test, Weigh loss.
3600
3200
FeKa
OKa
2800
2400
2000
Counts
1600
SiKa PKa
FeKb
1200
FeKesc
CKa
800
400
0
0.00 3.00 6.00 9.00 12.00 15.00 18.00 21.00
keV
Gambar 13. Hasil Karakterisasi EDAX produk korosi pada Perbesaran 200x.
Berdasarkan Gambar 13, dapat diketahui Data yang diperoleh dari hasil XRD berupa
bahwa produk korosi spesimen baja mengandung spektrum yang menyatakan intensitas sebagai
unsur besi, karbon dan oksigen. Adapun fungsi dari 2θ sebagai sudut difraksi.
perbandingan persentase komposisi kimia unsur Difraktogram XRD hasil eksperimen dicocokkan
penyusunnya, yaitu 74,35 % Fe, 5,31 % C, dan dengan difraktogram data standar. Setelah
19,12 % O2. Sebaran unsur dominan besi dan dilakukan pencocokan diperoleh oksida-oksida
oksigen terdapat pada seluruh permukaan yang terbentuk pada permukaan spesimen baja
spesimen sebagaimana diperlihatkan dalam foto berupa oksida Fe3O4, FeOOH dan Fe2O3.
hasil mapping pada Gambar 14.
IV. KESIMPULAN
Perilaku korosi baja karbon pada uji
simulasi pipa untuk unit penukar panas
tergantung banyak faktor. Hasil sementara nilai
laju korosi spesimen baja karbon pada uji
simulasi sistem resirkulasi air terbuka selama 1, 3
dan 4 minggu masing-masing sebesar 2,29 mmpy;
1,23 mmpy; dan 0,93 mmpy. Terjadi penurunan
laju korosi jika waktu simulasi diperpanjang
akibat terbentuknya lapisan pasif pada
permukaan baja. Sementara itu, parameter air
yang paling dominasi dalam simulasi ini adalah
dissolved oxygen (DO) dan suhu. Perubahan DO
dan suhu sangat mempengaruhi kecepatan
terbentuknya produk korosi. Berdasarkan
morfologi produk korosi, serangan korosi terjadi
secara lokal yang sebarannya merata. Produk
korosi berupa senyawa oksida dalam bentuk
Fe3O4, FeOOH dan Fe2O3.
100
Fe2 O3
Fe3 O4; Fe2 O3
Fe2 O3; Fe H O2
Fe2 O3
Fe2 O3
Fe3 O4
Fe2 O3
Fe2 O3
Fe2 O3
Fe2 O3
Fe2 O3