Anda di halaman 1dari 6

SPESIFIKASI TEKNIS

1. RINGKASAN : 1.1. Uraian berbagai pekerjaan yang termasuk dalam


PEKERJAAN spesifikasi ini adalah sebagaimana yang tercantum di
dalam BQ ( Bill Of Quantity ).

2. MOBILISASI : 2.1. Mobilisasi meliputi pekerjaan persiapan yang


diperlukan untuk persiapan pengelolaan pekerjaan /
penyelesaian pekerjaan.
2.2. Penyedia jasa harus mengerahkan pekerja yang
cukup dan terlatih.
2.3. Penyedia jasa harus menggunakan kendaraan yang
kapasitas angkut sesuai kelas jalan, untuk
menghindari kerusakan jalan dan bertanggung jawab
atas kerusakan pada jalan / jembatan yang digunakan
angkutan proyek tersebut serta mendapat persetujuan
direksi.
2.4. Mobilisasi alat berat dari dan menuju lokasi
pekerjaan harus menghindari kerusakan jalan.
2.5. Penyedia jasa harus menyiapkan lapangan / lahan
untuk kegiatan pelaksanaan proyek harus memenuhi
sbb :
a.Memahami persyaratan peraturan pemerintah /
direksi.
b. Mengadakan konsultasi dengan direksi
untuk pembuatan lokasi kantor Direksi.
c.Mencegah suatu polusi terhadap lingkungan,
sebagai akibat dari operasi pelaksanaan.
2.6. Mobilisasi mencakup setelah selesai pekerjaan, yang
meliputi pembongkaran semua instalasi plant, serta
bahan yang ada.

3. PENGUJIAN : 3.1. Penyedia jasa harus menyelenggarakan pengujian


LAPANGAN bahan untuk pengendalian mutu sesuai dengan
spesifikasi dan menurut perintah Direksi.
3.2. Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas
bahan di lapangan dan di desain campuran harus
direkam dengan baik dan dilaporkan pada direksi,
hal tersebut untuk menjamin kualitas konstruksi.
3.3. Semua biaya pengujian ditanggung oleh penyedia
jasa.

4. PEKERJAAN : 4.1. Uraian menjamin kwalitas pekerjaan, ukuran - ukuran


PERSIAPAN dan penampilan yang benar, penyedia jasa harus
menyediakan staf teknik ahli yang cocok
sebagaimana yang ditentukan dan memuaskan
direksi.
4.2. Penyedia jasa harus mempelajari gambar kontrak dan
pengukuran serta mencocokan bersama-sama di
lapangan dengan direksi.
4.3. Patok  peil ( BM ) dari bowplank ditentukan di
lapangan bersama - sama direksi dan patok duga
tersebut tidak boleh berubah selama pekerjaan
berlangsung dan jika terjadi revisi perubahan /
koreksi atau penggantian ukuran dicatat dan
disetujui oleh direksi.
4.4. Gambar rencana proyek merupakan bagian tak
terpisah dari dokumen kontrak dan gambar-gambar
tersebut adalah gambar yang paling akhir setelah
diadakan perubahan-perubahan dan merupakan
patokan pelaksanaan pekerjaan.
4.5. Tidak dibenarkan penyedia jasa menarik keuntungan
dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan
pada gambar atau perbedaan tertentu antara gambar
rencana dan isi spesifikasi teknis ini.
4.6. Apabila ternyata terdapat kekurangan dalam hal yang
meragukan, penyedia jasa diharuskan mengajukan
secara tertulis, dan direksi akan mengoreksi dan
menjelaskan gambar tersebut untuk kelengkapan apa
yang telah disebutkan dalam spesifikasi teknis.
Penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar
rencana akan ditentukan oleh direksi dan akan
disampaikan pada penyedia jasa secara tertulis.
4.7. Penyedia jasa menyiapkan gambar kerja dan disimpan
yang baik, dapat dibaca dan sudah mengalami revisi
akhir yang menunjukan perbedaan antara gambar
rencana dan gambar kerja.
4.8. Ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran
sebenarnya, jika tidak ada kesamaan ukuran dan
gambar maka segera minta pertimbangan para ahli
atau direksi untuk menetapkan yang benar.
4.9. Jika diperlukan untuk melindungi bahan bangunan
dari cuaca dan kerusakan dapat membuat gudang
material.
4.10. Patok bouwplank / profil harus dibuat dengan kayu
yang kokoh tidak goyah dan tidak berubah selama
pekerjaan berlangsung.

5. PENGENDALIAN : 5.1. Penyedia jasa harus menjamin penuh terhadap


LINGKUNGAN pengendalian pengaruh lingkungan yang
berhubungan dengan polusi lingkungan dan
perlindungan lahan serta lintasan air disekitarnya.
5.2. Penyedia jasa tidak boleh menggunakan kendaraan
yang memancarkan suara keras, berisik ( gaduh )
khususnya untuk daerah rawan, seperti dekat rumah
sakit.
5.3. Untuk mencegah debu selama musim kering
penyedia jasa harus melakukan penyiraman secara
teratur. dan untuk kendaraan angkut yang
mengeluarkan debu harus menutupi dengan terpal.
5.4. Pengedropan material untuk pelaksanaan proyek,
penyedia jasa harus mengatur sedemikian rupa
sehingga, tidak mengganggu kelancaran lalu-lintas
dan pada pelaksanaan kerja dipasang tanda papan
rambu-rambu kerja yang dapat dipindah-pindahkan.

6. STANDAR RUJUKAN : 6.1. Peraturan-peraturan dan standart yang dijadikan


acuan dalam dokumen kontrak akan membentuk
persyaratan kwalitas untuk berbagai jenis pekerjaan
yang harus dilaksanakan beserta cara-cara yang
dipergunakan untuk pengujian yang memenuhi
persyaratan ini.
6.2. Jaminan kualitas selama pengadaan bahan material,
Penyedia jasa harus bertanggungjawab untuk semua
pengujian bahan yang diperlukan dalam pekerjaan
bahwa bahan tersebut memenuhi persyaratan khusus.

6.3. Direksi teknik mempunyai wewenang untuk


menolak semua bahan-bahan pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan yang ditentukan tanpa
konpensasi penyedia jasa.
6.4. Standart-standart yang dipakai yang menjadi acuan
namun tidak terbatas pada standart tersebut di bawah
ini :
 S.S.I.  ASTM
 PUBI 1982  BS
 PBI 1971  MPBJ
 PPBBI 1984  AV 1941
 AASHTO  PKKI 1961

7. BAHAN DAN : 7.1. Bahan yang digunakan harus memenuhi sbb :


PENYIMPANANNYA a. Memenuhi standart dan spesifikasi yang dapat
dipakai .
b. Untuk kekuatan bahan, ukuran, buatan, tipe dan
kualitas harus seperti yang dicantumkan dalam
gambar rencana, spesifikasi dan atau yang
disetujui secara tertulis oleh direksi teknik.
c. Semua produksi harus baru dan untuk bahan
tanah urug, pasir agregat harus diperoleh dari
suatu sumber yang disetujui.
7.2. Penyedia jasa harus memberikan contoh bahan untuk
mendapatkan persetujuan. Contoh tersebut harus
disertai informasi lokasi sumber untuk mendapatkan
persetujuan direksi.
7.3. Penumpukan bahan bangunan agregat di drop /
ditumpuk terpisah. Sedemikian rupa sehingga tidak
akan terjadi percampuran antara fraksi satu dengan
yang lain serta tidak menimbulkan kemacetan lalu
lintas.
7.4. Penyimpanan bahan aspal harus diatur dengan rapi
dan terhindar dari kebocoran. ( tidak berserakan
sepanjang jalan ).
7.5. Semen PC dipakai dari portland yang memenuhi
syarat yang ditetapkan dalam Peraturan Semen
Indonesia.
7.6. Agregat harus batu hitam pecah mesin mutu keras
bersifat kekal bersih tidak mengandung bahan yang
merusakan, kwalitas beton agregat dalam segala hal
harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam PBI
1971.
7.7. Air untuk adukan spasi / merawat beton harus air
yang bersih tidak asin, bebas minyak, asam alkali
dan bahan organik, sebaiknya air yang dipakai bersih
dapat diminum.
7.8. Baja tulangan dari baja lunak polos atau diprofilkan
dengan tegangan leleh 2.400 kg/cm2. Untuk U 24
dalam hal ini bahan tersebut dan cara
pembengkokannya harus memenuhi ketentuan PBI
1971 ( NI - 2 ).
7.9. Kawat bendrat harus kawat baja lunak tidak berkarat
dan tidak kena bahan tahan karat dan harus sesuai
dengan PBI 1971 ( NI - 2 ) dan disetujui direksi.
7.10. Kayu cetakan beton harus kayu tahun yang baik,
lurus dan mudah dibongkar, tebal papan minimal 2
cm.
7.11. Batu bata merah harus memenuhi S.11-0021-78 dan
jika direndam air masih utuh, permukaan rata, padat
bebas dari retakan.

7.12. Batu belah yang digunakan harus batu hasil


pecahan / belahan yang berukuran 15/20 cm
berkwalitas baik, tidak poros dan bersih dari segala
kotoran.
7.13. Pasir yang digunakan pasir hitam terdiri dari butir-
butir tajam dan keras yang mempunyai sifat kekal
serta bersih dari bahan organik. Pasir tidak boleh
mengandung lumpur lebih dari 5 %, ukuran pasir
harus memenuhi syarat :
 Sisa diatas ayakan 4 mm min 2 %.
 Sisa diatas ayakan 1 mm min 10 %.
 Sisa diatas ayakan 0,25 mm min 80 - 95 %.
7.14. Baja untuk konstruksi bangunan dengan mutu BI 34.
7.15. Batu bahan untuk slitlaag harus batu hitam terdiri
dari agregat pokok, pengunci, dan agregat penutup
yang bersih, keras, mempunyai bidang pecah
bersudut dan bersih dari lempung atau bahan organis
lainnya.
7.16. Pasir urug dapat menggunakan pasir lokal yang
kwalitasnya baik tidak mengandung lumpur serta
bahan organik lainnya.
7.17. Sirtu harus berkwalitas baik yaitu sirtu yang diambil
dari sungai dan diayak serta dicuci sehingga bahan
tersebut bersih dari lumpur.
7.18. Grosok sebagai bahan tabur penutup pekerjaan jalan
aspal harus mempunyai butir yang sama yaitu
maksimal 1 cm dan min 1/2 cm dan harus bersih dari
segala kotoran dan lumpur.
7.19. Kapur harus mempunyai sifat mudah larut dalam air
dengan tidak mengandung kerikil sisa tidak terbakar
disetujui oleh direksi.
7.20. Pipa leoning jembatan dengan pipa galvanis yang
memenuhi standart.

8. PEKERJAAN HARIAN : 8.1. Operasi pekerjaan harian harus dilaksanakan sesuai


dengan ketentuan-ketentuan dari bab-bab yang
terkait pada spesifikasi ini yang menentukan
penempatan bahan, finishing pekerjaan-pekerjaan
serta pengujian / test mutu pekerjaan, pemeliharaan
pekerjaan.
8.2. Dalam hal ini pekerjaan yang diperlukan harus
dilaksanakan atas dasar pekerjaan harian yang tidak
ditentukan dimanapun pada spesifikasi ini, maka
pekerjaan harus dilaksanakan sebagaimana
diperintahkan dan harus disetujui oleh direksi tehnis,
semua pekerjaan harian tersebut menjadi tanggung
jawab sepenuhnya penyedia jasa.

9. PEKERJAAN TANAH : 9.1. Semua pekerjaan tanah dikerjakan sesuai dengan


GALIAN / URUGAN letak, elevasi, kemiringan dan penampang yang
diminta dalam gambar dengan memperhatikan ruang
kerja dan ukuran pasangan.
9.2. Jika galian tanah terdapat akar-akar jasat dll, harus
dibersihkan dan dibuang ke tempat lain.
9.3. Semua galian tanah harus dilaksanakan sesuai
dengan yang disyaratkan dan ditentukan dari
gambar-gambar pelaksanaan. Baik panjang, dalam,
kemiringannya, sehingga tidak akan mengganggu
pekerjaan pasangan.
9.4. Jika pada waktu penggalian terdapat tanah gembur
atau batuan, maka tanah / batuan tersebut harus
dibuang kemudian diganti dengan urugan pasir
sehingga rata permukaannya.
9.5. Penyedia jasa harus menjaga agar semua galian tidak
tergenang air yang timbul dari hujan, air tanah dan
sebab-sebab lain dengan jalan memompa.
9.6. Sebelum pekerjaan pasangan batu dilaksanakan
dasar galian harus keadaan kering waterpas ( peil )
dan harus disetujui direksi teknik.
9.7. Pekerjaan timbunan harus dilaksanakan setelah
mendapatkan persetujuan teknik, bahan timbunan
adalah bahan yang ditunjukan oleh direksi dan harus
dipadatkan selapis demi selapis, jika bahan timbunan
kering harus diberi air secukupnya. Bila keadaan
memungkinkan pemadatan harus dilakukan dengan
stamper atau alat lain yang disyahkan oleh direksi,
tebal lapisan  20 cm.
9.8. Urugan pasir alas bangunan harus dipadatkan dan
ditambah air secukupnya. Jika terdapat tanah gembur
harus dibuang dan diganti dengan pasir dan
dipadatkan, kwalitas pasir harus sesuai dengan pasal
7.16, tebal urugan pasir lihat gambar bestek.
9.9. Menghurug kembali alur galian dengan memakai
tanah galian yang baik, dan dilakukan selapis demi
selapis ( tebal lapisan 20 cm ) dengan alat pemadat
yang disyahkan oleh direksi. Jika urugan setelah
dipadatkan tanah turun kembali, harus diulang
berkali-kali sehingga permukaan tanah yang diminta
pada gambar rencana terpenuhi. Kwalitas tanah urug
harus bersih dari bahan-bahan organik atau kotoran
lain. Sisa tanah harus dibuang / dibersihkan sesuai
dengan petunjuk direksi.

10. PEKERJAAN LAIN- : 30.1. Syarat-syarat uuntuk pekerjaan lain-lain yang belum
LAIN tercantum didalam uraian diatas akan diatur dan
ditentukan lebih lanjut sesuai dengan persyaratan
teknis yang berlaku.
30.2. Syarat-syarat ini berlaku untuk pekerjaan yang
tercantum didalam uraian pekerjaan yang ada.
30.3. Meskipun sudah ada pengawas dan unsur-unsur
lainnya semua penyimpangan bestek dan gambar
menjadi tanggung jawab penyedia jasa, untuk itu
penyedia jasa harus menyelesaikan pekerjaan sesuai
bestek.
30.4. Selama masa pemeliharaan penyedia jasa wajib
merawat, mengamankan dan memperbaiki segala
kerusakan yang timbul, sehingga sebelum
penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan telah
benar-benar sempurna.

Anda mungkin juga menyukai