Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

TUGAS HUKUM AGRARIA


Dosen pengampu : Ahmad Nailul Author, M.H

Oleh:
IQBAL BURHANUDIN
RAMA MAULANA MARASABESSY
NURUSOBAH SYARIFUL WAFA
AHMAD WILDAN BAIHAQI
MUKHAMMAD FANANI
MUHAMMAD RIZKI SYARIFUDDIN

FAKULTAS SYARIAH
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas analisis kami.
Makalah ini telah kami susun dengan segenap ilmu yang kami peroleh dari institut
kesilaman abdullah faqih (INKAFA). Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih
kepada pihak yang telah turut andil dalam tugas ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini diberi nilai yang sepantasnya, dan
semoga tugas ini bermanfaat bagi generasi setelah saya. Aaamiin

Gresik 09 Desember 2022

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
Bab 1 : PENDAHULUAN..................................................................................................4
1. Latar belakang Masalah...........................................................................................4
2. Rumusan Masalah....................................................................................................4
METODE PENELITIAN....................................................................................................5
Bab 2 : PEMBAHASAN.....................................................................................................5
A. Materi.......................................................................................................................5
Bab 3 : PENUTUP...............................................................................................................6
SARAN DAN KESIMPULAN...........................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................7
LAMPIRAN .......................................................................................................................8

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Sengketa tanah adalah sengketa yang timbul karena adanya konflik kepentingan atas
tanah. Sengketa tanah tidak dapat dihindari dizaman sekarang. Hal tersebut menuntut
perbaikan dalam bidang penataan dan penggunaan tanah untuk kesejahteraan masyarakat dan
yang terutama kepastian hukum didalamnya. Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah
untuk penyelesaian sengketa tanah dengan cepat guna menghindari penumpukan sengketa
tanah, yang mana dapat merugikan masyarakat karena tanah tidak dapat digunakan karena
tanah tersebut dalam sengketa1
Upaya penyelesaian hukum mengenai perselisihan atau sengketa tanah diatur dalam
Perpres No. 20/2015 tentang Badan Pertanahan Nasional (BPN) Pasal 3 angka 3 dan 4
tersebut menyatakan bahwa Kepala BPN mempunyai tugas melakukan kebijakan di bidang
penetapan hak tanah, pendaftaan tanah, dan pemberdayaan masyarakat serta di bidang
pengaturan, penataan, dan pengendalian kebijakan pertanahan. Mengingat negara Indonesia
adalah negara hukum, maka segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
sebagian warga negara harus mengikuti hukum yang berlaku2
Seperti halnya yang terjadi dalam kasus kali ini, pihak penggugat yaitu Naikson
mengajukan tuntutannya terhadap sebidang tanah garapan yang terletak di daerah Jl. Matal
kelurahan Sabaru, Kecamatan Sebangau Kota Palangka Raya Prov. Kalimantan Tengah, asal
usul tanah milik Naikson tersebut berasal dari garapan Naikson sendiri yang dibantu
oleh Pahan (Adik Ipar Naikson) sejak tahun 1993 dan hingga sekarang sebagaian dari tanah
garapan tersebut masih ada dan tidak pernah dialihkan /dan atau diperjual belikan kepada
pihak lain, ironisnya diatas bidang tanah milik Naikson yang berada di sebelah barat
berukuran 200 m x 90 m dipecah menjadi 4 bidang oleh Agustupel tanpa sepengetahuan
Naikson dan telah diterbitkan Sertifikat Hak Milik.
Dalam kasus ini, Naikson mengajukan tuntutannya ke Pengadilan Negeri Palangka Raya
mengenai penerbitan Sertifikat Hak Milik sebanyak 4 bidang yang dilakukan oleh Agustupel
dan Netanya, akan tetapi hasil putusan Pengadilan Negeri Palangka Raya membuat Naikson
harus pulang dengan tangan kosong, dan menanggung biaya sidang, pasalnya Pengadilan
Negeri Palangka Raya memberhentikan kasus ini karena tidak berwenang dalam kasus ini,
pokok masalahnya adalah sengketa tentang Kepemilikan Atas Tanah yang dimaksud oleh
Naikson mengalami kekeliruan, karena sejatinya kasus ini adalah kasus Sengketa Tata Usaha
Negara dan bukan sengketa tentang Kepemilikan Atas Tanah.

2. RUMUSAN MASALAH

1
Digilib.unila.ac.id.>pendahuluan
2
Ibid

4
1. Apa hal yang menarik dari putusan tersebut, sehingga anda menggunakan putusan
tersebut?
2. Jenis hak atas tanah apa yang ada di dalam kasus tersebut? Berikan dasar hukumnya!
3. Apa yang diinginkan oleh para pihak atau apa yang dtuangkan dalam petitum
gugatan?
4. Bukti apa dan saksi yang diberikan para pihak dalam mempertahankan dalil-dalilnya?
5. Bagaimana pertimbangan hakim terhadap pokok perkara?
6. Bagaimana amar putusanya?
7. Apakah anda setuju dengan outusan tersebut? Berikan argumentasi anda beserta dasar
hukumnya!

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah metode
penelitian Kualitatif yang dimana sumber penelitian itu sendiri berdasarkan apa yang
terpapar di dalam laman internet yang memuat tentang kasus kasus yang terjadi. Sehingga
asumsi asumsi yang tercantum di dalam ini murni dari apa yang kami telaah dan kami
pelajari dari beberapa sumber terkait.
BAB 2
PEMBAHASAN

1. Apa hal yang menarik dari putusan tersebut, sehingga anda menggunakan
putusan tersebut?
Dari yang telah kami simpulkan bersama rekan kerja kelompok, putusan ini membahas
tentang penggugat yaitu saudara Naikson yang sebagian tanahnya itu di akuisisi oleh
beberapa pihak hingga dibuatkan Surat Hak Milik atas tanah tersebut, namun nahas gugatan
yang diajukan oleh Naikson itu berbuntut kekalahan telak, karena apa yang menjadi masalah
oleh Naikson di Pengadilan Negeri Palangka Raya adalah Sengketa Tata Usaha Negara yang
dimana yang berwenang dalam hal ini adalah Pengadilan Tata Usaha Negara, sedangkan
yang diajukan oleh Naikson adalah Sengketa Kepemilikan Atas Tanah.
.

2. Jenis hak atas tanah apa yang ada di dalam kasus tersebut? Berikan dasar
hukumnya!
Naikson awalnya memiliki satu bidang tanah garapan yang terletak di Jl. Matal kelurahan
sabaru, Kecamatan Sebangau Kota Palangka Raya Prov. Kalimantan Tengah dengan ukuran
sebagaimana tersebut. Kemudian tanah tersebut sebagian oleh Naikson dijual kepada
Agustupel. Pada tanggal 5 Februari 2014 Naikson pindah ke Kalimantan Timur untuk
bekerja, namun bukan berarti Naikson tidak pernah membersihkan dan merawat tanah
garapannya tersebut, karena sewaktu-waktu Naikson datang untuk menengok dan

5
membersihkan tanahnya. Dengan tujuan agar tanahnya tetap terawat hingga tidak ada orang
yang mengganggu dan mengakui tanah tersebyt sebagai miliknya.
Klimaks permasalahan adalah ketika dalam masa-masa sepinggal Naikson ke Kalimantan
untuk bekerja tanah miliknya diakuisi oleh Agustupel. Tanah tersebut dipecah menjadi empat
bidang, yaitu dua bidang atas nama Agustupel dan dua bidang atas nama Netanya. Bahkan
atas tanah-tanah tersebut dikeluarkan SHM oleh Sendong S. Lambung.
Berdasarkan penjelasan Badan Pertanahan Nasional (BPN), surat oper alih garapan
maupun surat jual beli tanah garapan tidak serta-merta menentukan kepemilikan lahan
seseorang apalagi mendirikan bangunan atau memperjualbelikan. Dengan demikian
kepemilikan hak atas tanah termasuk tanah garapan tetap mengacu kepada sertifikat atau izin
yang dikeluarkan oleh BPN. Seperti Sertifikat Hak Milik (SHM), Sertifikat Hak Guna
Bangunan (SHGB), Sertifikat Hak Guna Usaha (SHGU), dan Sertifikat Hak Pakai (SHP).
Terutama karena dari namanya sebagai garapan tentu otomatis bukan pemilik dan tidak
diperkenankan membangun atau menjualbelikan.
Hak atas tanah yang ada dalam kasus ini adalah Hak Guna Bangunan Berdasarkan Pasal
35 ayat 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria (UUPA), HGB adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan bangunan
atas tanah yang bukan miliknya sendiri, dengan jangka waktu paling lama 30 tahun.

3. Apa yang diinginkan oleh para pihak atau apa yang dtuangkan dalam petitum
gugatan?
Naikson dalam petitumnya menginginkan hal hal yang dituangkan di dalam petitum
gugatan yaitu :
I. Mengabulkan gugatan untuk seluruhnya
Naikson dan Agustupel beserta Netanya menginginkan petitum keduanya
dikabulkan oleh pihak persidangan

II. Menyatakan sebidang tanah garapan yang dikuasai oleh Agustupel dan Netanya
adalah sah milik Naikson
Naikson kekeh dengan petitumnya tentang kepemilikan sebidang tanah di
sebangau, Palangka Raya

III. Menyatakan tidak sah jual beli yang dilakukan oleh Agustupel dan Netanya
terhadap bidang tanah
Petitium Naikson berisi tentang sebidang tanah yang diperjual belikan di oleh
Agustupel dan Netanya dibatalakna, karena Naikson merasa dirugikan oleh kedua
pihak tersebut
IV. Menyatakan perbuatan Agustupel dan Netanya adalah perbuatan melawan hukum
Petitium Naikson berisi tentang permohonan Naikson kepada Peradilan Negeri
Palangka Raya untuk menyatakan Agustupel dan Netanya berasalah atas
perbuatan yang telah dilakukan

4. Bukti apa dan saksi yang diberikan para pihak dalam mempertahankan dalil-
dalilnya?

6
Bukti yang dimiliki Naikson sebagai penggugat bahwa asal usul tanah tersebut berasal
dari garapan yang dibantu oleh adik ipar Naikson yaitu Pahan, dan tercantum di dalam
Surat Keterangan Menggarap Tanah No. 415/04/I/KL-SBR/IV/2019 tanggal 6 April 2019
Sedangkan Saksi yang dimiliki Naikson yaitu Adik iparnya sendiri yaitu Pahan
Sedangkan Agustupel dan Netanya mempunyai Surat Hak Milik yang menjadi bukti kuat
atas tanah yang di sengketakan.

5. Bagaimana pertimbangan hakim terhadap pokok perkara?


Hakim di peradilan Negeri Palangka Raya memutuskan beberapa pokok perkara dan
saya rangkum di bawah ini

Dalam kasus ini hakim Peradilan Negeri Palangka Raya menimbang beberapa hal
yaitu:
I. Mengabulkan eksepsi absolut Turut Tergugat II
Yang artinya pihak Agustupel dan Netanya berhasil memenangkan persidangan di
dalam duduk perkara di atas
II. Menyatakan Pengadilan Negeri Palangka Raya tidak berwenang secara absolut untuk
menangani kasus ini
Karena pernyataan hakim memuat bahwasanya duduk perkara di atas adalah sengketa
tentang Administrasi Negara sehingg pihak Peradilan Negeri tidak punya weweang
sepenuhnya atas duduk perkara tersebut
III. Menyatakan Perkara ini Dihentikan
Pihak Peradilan Negeri Palangka Raya memutuskan bahwasanya duduk perkara
tentang sengketa tanah dihentikan karena alasan Peradilan Negeri tidak mempunyai
weweang yang absolut
IV. Membebankan biaya perkara kepada naikson sebagai pihak penggugat
V. Maksudnya biaya persidangan seperti biaya administrasi atau kendaraan untuk
menjemput kedua belah pihak atau segala bentuk administrasi dibebankan kepada
Naikson

6. Bagaimana amar putusanya?


Amar putusan dalam perkara ini adalah tidak dapat diterima karena gugatan error in
person, Naikson sebagai penggugat dinyatakan tidak mempunyai hak untuk menggugat
perkara yang disengketakan
Alasan kuat kenapa amar putusan tersebut ditolak oleh pengadilan negeri Palangka Raya
adalah karena pihak Naikson
Menurut • Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H. menyatakan:
"Maka oleh karena itu Penggugat harus merumuskan petitum dengan jelas dan tegas
("een duidelijke en bepaalde conclusie', pasal 8 Rv). Tuntutan yang tidak jelas atau tidak
sempurna dapat berakibat tidak diterimanya tuntutan tersebut.
Demikian pula gugatan yang berisi pernyataan-pernyataan yang bertentangan satu
sama lain, yang disebut "obscuur libel" (gugatan yang tidak jelas dan tidak dapat dijawab
dengan mudah oleh pihak Tergugat sehingga menyebabkan ditolaknya gugatan)

7
berakibat tidak diterimanya gugatan tersebut. Bagaimana dengan apa yang dinamakan
"obscuur libel"? Arti obscuur libel itu sendiri adalah "tulisan yang tidak terang". Adapun
yang dimaksud adalah gugatan yang berisi pernyataan-pernyataan yang bertentangan
satu sama lain (Stein, 1973:94). Pada umumnya gugatan yang mengandung obscuur libel
berakibat tidak dapat diterimanya gugatan.3
7. Apakah anda setuju dengan putusan tersebut? Berikan argumentasi anda
beserta dasar hukumnya!
Indonesia adalah negara hukum yang dimana segala bentuk perbuatan rakyatnya diatur
oleh hukum yang berlaku di Indonesia, sehingga dalam hal ini Lembaga Yudikatif seperti
Mahkamah Konstutusi, Mahkamah Agung, dan Peradilan di bawahnya berweang untuk
mengatur dan menyelenggarakan persidangan.
Dalam duduk perkara Sengketa Tanah yang saya analisis kali ini Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Palangka Raya telah melakukan pertimbangan berdasarkan wewenang
dan hukum-hukum yang berlaku, sehingga apa yang diputuskan tidak dapat diganggu gugat.
Adapun putusan Hakim berkekuatan hukum tetap (Inkracht).

KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 3
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

3
berjudul "Hukum Acara Perdata Indonesia", Edisi ke lima, Penerbit Liberty Yogyakarta, tahun 1998 halaman
42

Anda mungkin juga menyukai