Anda di halaman 1dari 11

KLIPING

HAK ASASI MANUSIA (HAM)

Untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pendidikan Kewarganegaraan”


Dosen pengampu: Sugiyarto, M.Pd

Disusun oleh:

FERRY MARCH AJI SAPUTRA


19.02.0292

PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI RAKAYASA OTOMOTIF


POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN
TEGAL
2023
Nama : Ferry March Aji Saputra
Notar : 19.02.0292
Kelas : TRO-A Dewasa
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan.
Tugas : Mengidentifikasi masalah beserta pembahasannya tentang tema
Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.

1. Pengertian HAM dan pelanggaran HAM.

• Pengertian Hak Asasi Manusia, berdasarkan Undang – Undang

Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

(HAM) Pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa: Hak Asasi Manusia adalah

seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia

sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya

yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,

hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta

perlindungan harkat dan martabat manusia .

• Pengertian Pelanggaran hak asasi manusia, berdasarkan Undang –

Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia (HAM) Pasal 1 ayat 6 menyebutkan bahwa: setiap perbuatan

seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik

disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian, membatasi, dan

atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang

yang dijamin oleh Undang-undang ini, dan tidak mendapatkan, atau


dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil

dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

2. Identifikasi masalah tentang Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.

1) Masalah Perdagangan manusia di Kota Batam, Provinsi Kepulauan

Riau.
Kasus perdagangan manusia (human trafficking), sering terjadi

Indonesia khusus nya di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau

dikarenakan Kota Batam sebagai gerbang pintu Internasional menuju ke

singapura, Malaysia, dan negara lainnya.

Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mendefinisikan trafficking sebagai:

Perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan, atau penerimaan

seseorang, dengan ancaman, atau penggunaan kekerasan, atau

bentukbentuk pemaksaan lain, penculikan, penipuan, kecurangan,

penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, atau memberi atau

menerima bayaran atau manfaat.


2) Masalah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua

KKB adalah singkatan dari Kelompok Kriminal Bersenjata. Kelompok

ini sebelumnya dikenal dengan nama Organisasi Papua Merdeka (OPM),


yang mana kelompok ini menginginkan Papua lepas dari Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Indonesia kini tengah digegerkan dengan berbagai aksi pelanggaran

Hak Asasi Manusia yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata

(KKB) di Papua. Aksi pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan oleh

kelompok kriminal bersenjata (KKB) telah banyak memakan korban baik

dari masyarakat sipil maupun dari kalangan TNI – Polri. Pemerintah

melalui Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko

Polhukam) Prof. Mahfud MD menyatakan bahwa Kelompok Kriminal

Bersenjata di Papua sebagai teroris. Pernyataan tersebut tentunya bukan

tanpa alasan, pemerintah menyatakan kelompok kriminal bersenjata di

Papua sebagai teroris atas dasar sejumlah tindakan kekerasan dan

penyerangan yang dilakukan oleh kelompok tersebut.

Berdasarkan riset Gugus Tugas PPPK Fisipol UGM (Universitas Gajah

Mada) bahwa selama retang sepuluh tahun sejak 2010 hingga 2020,

pelaku kekerasan di Papua paling banyak dilakukukan oleh Kelompok

Kriminal Bersenjata (KKB) dengan sejumlah 118 kasus, dibandingkan

oleh TNI sejumlah lima belas kasus dan POLRI sejumlah tiga belas kasus.

Berdasarkan hasil riset yang sama, mereka yang menjadi korban

meninggal dari tindak kekerasan yang terjadi dengan total 356 orang

adalah masyarakat sipil serta TNI dan Polri sebanyak sembilan puluh tiga

persen, sisanya sebanyak tujuh persen adalah anggota Kelompok

Kriminal Bersenjata (KKB).


Melihat fakta – fakta diatas, bukan tanpa alasan pemerintah

memberikan lebel teroris pada kelompok kriminal bersenjata di Papua.

Menurut Prof Mahfud MD selaku Menko Polhukam, pemerintah

menganggao bahwa organisasi dan orang – orang di Papua yang

melakukan kekerasan masif diaktegorikan sebagai teroris. Sampai saat

ini, aksi KKB Papua masih sulit diberantas karena mereka dibekali senjata

layaknya angkatan perang sehingga dibutuhkan prosedur khusus untuk

menanganinya.

3) Kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Josua Hutabarat oleh


Ferdy sambo cs.
Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J meninggal setelah

dibunuh oleh Ferdy Sambo dan Richard Eliezer di Perumahan Dinas

Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat, 8 Juli 2022. Versi awal

kasus ini, pihak Sambo menyebut terjadi saling tembak di rumah

dinas eks Kadiv Propam Polri itu. Motifnya, Brigadir J dituduh

melecehkan Putri Candrawathi, istri Sambo. Namun, kebenaran dari

kasus tersebut mulai terungkap. Tak ada peristiwa tembak-

menembak, dan pelecehan seksual yang dituduhkan pada Brigadir J.

3. Pembahasan masalah yang saya ambil adalah masalah pada nomor 1


yaitu masalah perdagangan manusia (human trafficking).

a) Faktor penyebab terjadinya perdagangan manusia.

− Kemisikinan, Karena keadaan demikian itu yang membuat orang

terdesak atau mendapat tekanan, terutama tekanan ekonomi dan

tekanan sosial. kemiskinan menempatkan orang dalam kesulitan

yang dapat menimbulkan keputusasaan, membuat mereka semakin

rentan terhadap eksploitasi dari pihak lain, seperti misalnya pelaku

trafficking.

− Perubahan globalisasi dunia, Indonesia tidak luput dari pengaruh

keterbukaan dan kemajuan di berbagai aspek teknologi, politik,

ekonomi, dan sebagainya. Berkaitan dengan perkembangan tersebut

Indonesia menjadi sasaran perdangangan seks terhadap perempuan

dan anak perempuan.


b) Bentuk-bentuk perdagangan manusia.

− Kerja Paksa Seks & Eksploitasi seks, baik di luar negeri maupun di

wilayah Indonesia. Dalam banyak kasus, perempuan dan anak-anak

dijanjikan bekerja sebagai buruh migran, PRT, pekerja restoran,

penjaga toko, atau pekerjaanpekerjaan tanpa keahlian tetapi

kemudian dipaksa bekerja pada industri seks saat mereka tiba di

daerah tujuan.

− Pembantu Rumah Tangga (PRT), baik di luar ataupun di wilayah

Indonesia. PRT baik yang di luar negeri maupun yang di Indonesia

di trafik ke dalam kondisi kerja yang sewenang-wenang termasuk:

jam kerja wajib yang sangat panjang, penyekapan ilegal, upah yang

tidak dibayar atau yang dikurangi.

− Pengantin Pesanan, terutama di luar negeri. Beberapa perempuan

dan anak perempuan yang bermigrasi sebagai istri dari orang

berkebangsaan asing, telah ditipu dengan perkawinan. Dalam kasus

semacam itu, para suami mereka memaksa istri-istri baru ini untuk

bekerja untuk keluarga mereka dengan kondisi mirip perbudakan

atau menjual mereka ke industri seks.

− Trafficking/penjualan Bayi, baik di luar negeri ataupun di Indonesia.

Beberapa buruh migran Indonesia (TKI) ditipu dengan perkawinan

palsu saat di luar negeri dan kemudian mereka dipaksa untuk

menyerahkan bayinya untuk diadopsi illegal.

c) Cara mengatasi perdagangan manusia.


Menurut Kanwil Kementerian Hukum dan Ham Provinsi Kepuauan

Riau. Berikut adalah beberapa Langkah yag diambil untuk mengatasi

perdagangan manusia yaitu:

− Peningkatan kesadaran dan edukasi: Dalam memerangi

perdagangan manusia, sangat penting untuk meningkatkan

kesadaran masyarakat tentang bahaya perdagangan manusia,

bagaimana cara menghindarinya, dan tanda-tanda yang harus

diwaspadai. Pendidikan dan kampanye kesadaran harus

diselenggarakan di sekolah-sekolah, tempat kerja, pusat

perbelanjaan, dan komunitas lokal.

− Penguatan hukum dan penegakan hukum: Hukum yang ketat dan

efektif harus diterapkan untuk menghukum para pelaku

perdagangan manusia. Selain itu, penegakan hukum yang kuat juga

diperlukan untuk menangkap, memproses dan mengadili para pelaku

kejahatan tersebut.

− Perlindungan dan rehabilitasi korban: Korban perdagangan manusia

membutuhkan perlindungan dan rehabilitasi yang tepat dan

memadai. Program rehabilitasi harus mencakup bantuan medis,

psikologis, dan pendidikan untuk membantu korban untuk pulih dari

trauma dan memulai kehidupan yang baru.

− Kerjasama internasional: Kepri perlu bekerja sama dengan negara-

negara tetangga dalam memerangi perdagangan manusia.

Koordinasi antara lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah,


dan lembaga internasional harus ditingkatkan untuk memastikan

penanganan yang efektif dari perdagangan manusia.

− Pemberdayaan ekonomi: Program pemberdayaan ekonomi harus

dilakukan untuk mencegah korban dari menjadi sasaran

perdagangan manusia. Program ini dapat mencakup pelatihan

keterampilan, bantuan modal, dan pembangunan infrastruktur yang

meningkatkan aksesibilitas pekerjaan dan usaha.

− Pencegahan: Langkah-langkah preventif harus diambil untuk

mencegah terjadinya perdagangan manusia di masa depan. Ini dapat

mencakup kampanye edukasi di media sosial, pengawasan dan

pengawasan ketat terhadap tempat-tempat di mana perdagangan

manusia mungkin terjadi, dan program-program yang

mempromosikan kesetaraan gender dan hak asasi manusia.

− Tindakan-tindakan ini harus dilakukan secara terintegrasi dan

berkelanjutan untuk mengatasi masalah perdagangan manusia yang

marak di kepulauan Riau

Anda mungkin juga menyukai