Anda di halaman 1dari 11

Makalah

ANALISIS KANDUNGAN PROTEIN TOTAL IKAN KAKAP MERAH DAN IKAN


KERAPU BEBEK

GURU PEMBIMBING

Ratno Budiyanto, M.Si

DISUSUN OLEH

Shafiatus shofa

IST2103013

PRODI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI ANNUQAYAH


GULUK-GULUK SUMENEP

2022-2023

BAB I

PENDAHULUAN

Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh karena zat ini di
samping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai pembangun dan
pengatur. Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O dan N yang
tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat ( F. G. Winarno, 2004).

Ikan merupakan salah satu sumber protein yang sangat dibutuhkan oleh manusia, karena
kandungan proteinnya tinggi, mengandung asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh.
Ikan kakap merah adalah salah satu jenis ikan konsumsi yang mempunyai potensi cukup besar
untuk dikembangkan Karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Ikan kerapu bebek
memiliki 15 general l yang terdiri atas 159 spesies. Satu diantaranya adalah ikan kerapu bebek (
lutjanus campechanus ) dan ikan kerapu bebek ( cromileptes altivelis ). Berdasarkan hasil
penelitian tentang analisis kandungan protein total ikan kakap merah dan ikan kerapu bebek
maka dapat diambil kesimpulan yaitu rata-rata jumlah protein tertinggi terdapat pada daging ikan
kerapu bebek yakni 43,08% Dan terendah pada daging ikan kakap merah yakni 15,61%.

Protein merupakan makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel dan penyusun
lebih dari setengah berat kering pada hampir semua organisme. Asam amino, unit struktur
protein, dan peptida sederhana, yang terdiri dari beberapa asam amino yang digabungkan oleh
ikan peptida. Struktur protein yang terdiri dari polipeptida yang mempunyai rantai yang amat
panjang, tersusun atas banyak unit asam amino ( Albert L. Lehninger, 1982)

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil dan pembahasan tentang analisis kandungan protein total ikan kakap
merah dan ikan kerapu bebek?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk memperoleh gambaran terkait kandungan protein total ikan kakap merah dan
ikan kakap kerapu menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB II

Protein berasal dari bahasa Yunani proteios yang berarti barisan pertama atau utama
(Jons J. Berzelius 1938). Merupakan makromolekul terbanyak yang dapat ditemui dalam
sel hidup. Protein dapat diisolasi dari seluruh sel dan bagian sel. Disamping itu protein
mempunyai peranan biologi yang sangat beragam, sebagai zat pembentuk, transpor,
katalisator reaksi biokimia, hormon, racun, dan masih banyak yang lainnya. Seluruh
protein baik yang diisolasi dari bakteri maupun dari sel hewan tingkat tinggi dibangun
oleh 20 macam asam amino yang sama. Asam-asam amino ini dihubungkan satu dengan
yang lainnya melalui ikatan kovalen, ikatan peptida, dengan urutan yang khas. Komposisi
rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam protein ialah sebagai berikut : Karbon 50%,
hydrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%, belerang 0-3%, dan fosfor 0-3%. Dengan
berpedoman pada kadar nitrogen sebesar 16%, dapat dilakukan penentuan kandungan
protein dalam suatu bahan makanan.
Ikan merupakan salah satu sumber protein yang sangat dibutuhkan oleh manusia,
karena kandungan proteinnya, mengandung asam amino esensial yang diperlukan oleh, di
samping, nilai biologisnya mencapai 90%, dengan jaringan pengikat sedikit sehingga
mudah dicerna. Hal penting adalah harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan
sumber protein lain. Ikan juga dapat digunakan sebagai bahan-bahan obat-obatan, pakan
ternak, dan lainnya. Kandungan kimia, ukuran, dan nilai gizinya tergantung pada jenis,
umur kelamin, tingkat kematangan, dan kondisi tempatnya ( Rabuatul Adawyah,2007).

Hasil perikanan merupakan sumber daya alam yang sangat besar manfaatnya untuk
kehidupan manusia. Manfaat tersebut diantaranya sebagai sumber energi, membantu
pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, memperkuat daya tahan tubuh, juga memperlancar
proses fisiologis dalam tubuh.

Asam Amino
Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino
yang terapat sebagai komponen protein mempunyai gugus NH2 pada atom karbon α dari
posisi gugus –COOH. asam amino dapat ditemukan pada keadaan bebas atau sebagai
rantai linear pada peptuda dan protein.
Bila suatu protein dihidrolisis dengan asam, alkali atau enzim maka akan
dihasilkan campuran asam asam amino. Asam amino terdiri dari sebuah gugus amino,
karboksil, atom hydrogen, dan gugus R yang terikat pada atom C yang dikenal sebagai
karrbon alpha (Cα), serta gugus R merupakan rantai cabang. Asam amino dalam kondisi
netral berada dalam bentuk ion dipolar atau disebut juga ion zwitter. Pada asam amino
yang dipolar, gugus amino mendapat tambahan sebuah proton dan gugus karboksil
terdisosiasi.

Derajat ionisasi dari asam amino sangat dipengaruhi oleh pH. Pada pH yang
rendah misalnya pada pH 1, gugus karboksinya tidak terdisosiasi, sedangkan gugus
aminonya menjadi ion. Pada pH yang tinggi misalnya pH 11, karboksilatnya terdisosiasi
sedang gugus aminonya tidak. Asam amino yang ada pada adalah semua asam amino
kecuali tryptophan. Dan memiliki kandungan asam amino yang rendah seperti metionin,
cystine, tyrosin karena asam amino ini telah terdedegradasi

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan


pendekatan eksperimen laboratorium yang bertujuan untuk memperoleh gambaran terkait
kandungan protein ikan kakap merah dan ikan kerapu. Dalam penelitian ini objek yang
digunakan adalah kadar protein total ikan kakap merah dan ikan kerapu yang diperoleh melalui
metode semi mikro kjeldahl. Adapun prosedur analisisnya adalah sebagai berikut:

1. Timbang seksama 0,51 gram cuplikan, masukkan ke dalam labu kjeldahl 100
ml.

2. Tambahkan 2 gram campuran Selena dan 25 ml H²SO⁴ pekat.

3. Panaskan di atas pemanas listrik atau api pembakar sampai mendidih dan
larutan menjadi jernih ke hijau hijauan (sekitar 2 jam).

4. Biarkan dingin kemudian encerkan dan masukkan ke dalam labu ukur 100 ml
tepatkan sampai tanda garis.
5. Pipet 5 ml larutan dan masukkan ke dalam alat penyuling, tambahkan 5 ml
NaOH 30% dan beberapa tetes indikator pp.

6. Sulingkan selama kurang lebih 10 menit sebagai penampung gunakan 10 ml


larutan asam borat 2% yang telah dicampur indikator.

7. Bila si ujung pendingin dengan air suling

8. Titrasi dengan larutan HCl 0,01 N

9. Kerjakan penetapan blangko

Desain penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif yaitu analisis


kadar protein kasar (metode semi mikro kjeldahl), maka perhitungannya adalah sebagai
berikut:

Kadar protein: v¹ - v² x N x 0,014 x fk x fp

W
Keterangan: w = bobot cuplikan atau sampel

V¹ = volume HCL 0,01 N yang dipergunakan Penataran contoh

V² = volume hcn yang dipergunakan penitaran blanko

N = normalitas

Fk = faktor konversi untuk protein dan makanan secara umum = 6,25

Fp = faktor pengenceran
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat terlihat bahwa jumlah protein
daging ikan kerapu bebek memiliki protein bermutu tinggi dan daging ikan kakap merah
memiliki jumlah protein bermutu rendah. Hasil pemeriksaan kandungan protein total ikan kakap
merah dan ikan kerapu bebek dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah protein yang paling banyak adalah daging
ikan kerapu bebek memiliki rata-rata jumlah tertinggi yaitu (43,08%) dan daging ikan kakap
merah menunjukkan rata-rata jumlah terendah yaitu: (15,61%). Protein daging ikan kakap merah
(pada ulangan pertama jumlah protein yaitu 15,75%, pada ulangan kedua jumlah protein yaitu
15,30%, dan pada ulangan ketiga jumlah protein yaitu 15,80%, sedangkan protein daging ikan
kerapu bebek (pada ulangan pertama jumlah protein yaitu 42,41%, pada ulangan kedua jumlah
protein yaitu 43,65%, dan pada ulangan ketiga jumlah protein yaitu 43,19%.
Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa ikan kerapu bebek memiliki kandungan
protein bermutu tinggi yaitu dikarenakan daging ikan kerapu bebek mengandung semua jenis
asam amino esensial terdapat pada daging ikan. Diantaranya terdapat 20 asam amino penyusun
protein yang merupakan zat nutrisi esensial yang di perlukan tubuh. Kualitas protein didasarkan
pada kemampuannya untuk menyediakan nitrogen dan asam amino bagi pertumbuhan,
pertahanan dan memperbaiki jaringan tubuh. Menurut Anonim.
Secara umum kualitas protein daging ikan tergantung pada karakteristik berikut: (1)
Digestibilitas protein (untuk dapat digunakan oleh tubuh, asam amino harus dilepaskan dari
komponen lain makanan dan dibuat agar dapat diabsorpsi. Jika komponen yang tidak dapat
dicerna mencegah proses ini asam amino yang penting hilang bersama feses). Komposisi asam
amino seluruh asam amino yang digunakan dalam sintesis protein tubuh harus tersedia pada saat
yang sama agar jaringan yang baru dapat terbentuk. Dengan demikian makanan harus
menyediakan setiap asam amino dalam jumlah yang mencukupi untuk membentuk asam amino
lain yang dibutuhkan
Kandungan asam amino esensial dan non esensial dalam daging ikan kerapu bebek dapat
dilihat pada tabel 4.2 berikut:
.
Ikan kakap merah memiliki kandungan protein bermutu rendah yaitu dikarenakan daging ikan
kakap merah tidak mengandung atau mengandung dalam jumlah kurang satu atau lebih asam
amino esensial. Diantaranya terdapat asam amino alanin, isoleusin dan metionin pada daging
ikan kakap merah.

BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis kandungan protein total ikan kakap merah
dan ikan kerapu bebek, maka dapat diambil kesimpulan yaitu rata-rata jumlah protein tertinggi
terdapat pada daging ikan kerapu bebek yakni 43,08% dan terendah pada daging ikan kakap
merah yakni 15,61% dengan menggunakan analisis kuantitatif HPLC.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim “Sumber Protein Dan Kualitas Protein” (http://www.diwarta.com di akses tgl 8


Maret 2013).

kordik H.Ghufran, 1997. Budidaya Air Payau, Dahara Prize: Semarang

Lehninger L Albert, 1982. Dasar-dasar biokimia. PT Gelora Aksara Pratama: Jakarta

Muhamad Wirahadikusumah, 1977. Biokimia Protein, enzim dan asam nukleat. Penerbit ITB:
Bandung

Murniyanti dkk, 2000.Pendinginan pembekuan dan pengawetan ikan. Kanisus:


Yogyakarta.

Adawyah Rabiatul, 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara: Jakarta

Koolman,J dan Heinrich,K.1995.Biokimia.germany:Hipokrates.

Anonim “ Taksonomi Ikan Kerapu Bebek” (http://maritim.biogspot.com html diakses


pada 13 April 2012)

Anda mungkin juga menyukai