Anda di halaman 1dari 43

PERKEMBANGAN

STANDAR AKUNTANSI
SEKTOR PUBLIK

M. DJASULI
 InternationalFederation of Accountants-
Public Sector Committee(IFAC-PSC)
merupakan suatu lembaga yang
didirikan di Munich pada tahun 1977
tcrdiri atas organisasi akuntan
internasional yang telah menerbitkan
International Public Sector Accounting
Standards (IPSAS).
PSC
• Aktivitas public sector committees (PSC's)
difokuskan pada pengembangan IPSASs
untuk pelaporan keuangan bagi
pemerintah dan entitas sektor publik
lainnya.
Tugas PSC meliputi:
• menyusun standar akuntansi dan auditing,
• menyusun dan mcngoordinasikan program
untuk memajukan Pendidikan dan
penelitian, dan
 Tujuan standar ini adalah untuk
menggambarkan tujuan umum laporan
keuangan yang disajikan untuk memastikan
bahwa laporan keuangan dapat
diperbandingkan.

IPSAS 2: Cash Flow Statements (Laporan Arus


Kas)
 Tujuan IPSAS 2 adalah memenuhi kebutuhan
informasi tentang perubahan kas dan ekuivalen
kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan.
IPASAS 3 : Net Surplus or Deficit for the Period, Fundamental
Errors and Changes in Accounting Policies (Surplus atau
Defisit Bersih untuk Periode Berjalan, Analisis
Kesalahan, dan Perubahan dalam Kebijakan Akuntansi)

 Tujuan standart ini adalah menentukan klasifikasi, pengungkapan,


dan perlakuan akuntansi dari item-item yang pasti dalam pelaporan
keuangan sehingga semua entitas menyiapkan dan menyajikan item-
item pada suatu dasar yang konsisten.

IPSAS 4: The Effect of Changes in Foreign Exchange


Rates (Pengaruh Perubahan dalam Tingkat Pertukaran
Asing)
 IPSAS 4 mengatur mengenai akuntansi untuk transaksi mata uang
asing dan operasi asing. Standar ini menetapkan kebutuhan untuk
menentukan tingkat pertukaran sekaligus mengakui transaksi dan
saldo.
 Standar ini menentukan perlakuan akuntansi untuk biaya
pinjaman.

IPSAS 6: Consolidated Financial Statement and


Accounting for Controlled Entities
(Laporan Keuangan Konsolidasi dan
Akuntansi untuk Entitas yang
Dikendalikan)
 Dalam IPSAS 6 disebutkan bahwa suatu entitas yang menyiapkan
dan menyajikan laporan keuangan dengan dasar akrual harus
menetapkan standar ini dalam menyiapkan dan menyajikan
laporan keuangan terkonsolidasi.
IPSAS 7: ACCOUNTING FOR INVESTMENTS IN ASSOCIATES (AKUNTANSI UNTUK INVESTASI DALAM
ASOSIASI)

 IPSAS 7 ini mengatur akuntansi untuk investasi


dalam asosiasi. Akuntansi investasi dalam asosiasi
dicatat dengan menggunakan metode biaya (cost
method) atau metode ekuitas (equity method).

IPSAS 8: Financial Reporting of Interest in Joint Ventures (Laporan Keuangan


atas Kepentingan dalam Usaha Bersama)
 Joint venture adalah rencana ikatan antara 2 (dua)
pihak atau lebih yang merupakan komite untuk
melakukan suatu aktivitas pengendalian bersama.
Demi kepentingan bersama dalam mengendalikan
operasi secara bersama, venturer harus mengakui
laporan keuangan terpisah dan secara konsekuen
mengonsolidasikan laporan keuangan
IPSAS 9: Revenue form Exchange (Pendapatan
dari Pertukaran)

 Entitas yang menyajikan laporan keuangan dengan dasar akrual


harus menerapkan standar ini yaitu untuk pendapatan yang
timbul dari transaksi pertukaran.

IPSAS 10: Financial Reporting in Hyperinflationary


Economies (Pelaporan Keuangan dalam
Ekonomi Hiperinflasi)
 Standar ini menggambarkan karakteristik ekonomi hiperinflasi
dan mengatur pelaporan keuangan dalam kondisi ekonomi
hiperinflasi.
 Standar ini mendefinisikan kontrak konstruksi,
menetapkan keperluan pengakuan pendapatan dan
biaya yang timbul dari kontrak, serta
mengidentifikasikan pengungkapan yang diperlukan.

IPSAS 12: Inventories (Persediaan)


 Standar ini mendefinisikan persediaan, menetapkan
ukuran .yang diperlukan untuk persediaan menurut
sistem biaya historis dan mengungkapkan apa yang
diperlukan.
 Entitas yang menyajikan laporan keuangan
dengan dasar akrual harus menerapkan standar ini
dalam akuntansi umtuk kontrak sewa.

IPSAS 14: Events After the Reporting Date


(Kejadian Sesudah Tanggal
Pelaporan)
 Standar ini menetapkan kebutuhan perlakuan
peristiwa yang pasti terjadi setelah pelaporan dan
membedakan antara kejadian yang dapat
disesuaikan dan kejadian yang tidak dapat
disesuaikan.
IPSAS 15: FINANCIAL INSTRUMENTS: DISCLOSURE AND
PRESENTATION (INSTRUMEN KEUANGAN :
PENGUNGKAPAN DAN PENYAJIAN)
 Standar ini menetapkan kebutuhan untuk
pengungkapan instrumen neraca, laporan posisi
keuangan, dan klasifikasi instrumen keuangan,
seperti aktiva keuangan, kewajiban atau ekuitas.

IPSAS 16: Investment Property (Investasi Properti)


 Standar ini menetapkan perlakuan akuntansi dan
pengungkapan yang berhubungan dengan investasi
properti. Hal ini memberikan penerapan nilai wajar
atau biaya historis.
 Laporan keuangan yang disajikan dengan
menggunakan dasar akrual harus menerapkan
IPSAS 17.

IPSAS 18: Segment Reporting (Pelaporan Segmen)


 Standar ini menetapkan pelaporan informasi keuangan
tentang aktivitas yang dapat dibedakan atas entitas
pemerintah atau entitas sektor publik untuk mengevaluasi
kineria entitas masa lalu dalam mencapai tujuan entitas dan
membuat keputusan tentang alokasi sumber daya masa yang
akan datang.
IPSAS 19: Provisions, Contingent Liabilities and Contingent
Assets (Pencadangan, Kewajiban Tidak Pasti, dan
Aktiva Tidak Pasti)
 Standar ini mendefinisikan provisions, kewajiban kontinjen, dan
aktiva kontinjen sekaligus mengidentifikasikan provisions yang
harus diukur, diakui, dan diungkapkan.

IPSAS 20: Related Party Disclosures (Pengungkapan


yang Berhubungan dengan Pihak Ketiga)
 Standar ini mengungkapkan hubungan dengan pihak ketiga
mengenai hubungan pengendalian dan pengungkapan informasi
transaksi antara entitas dengan pihak ketiga.
 Standar ini menetapkan prosedur suatu
entitas untuk menentukan apakah
aktiva yang menghasilkan nonkas
diturunkan nilainya dan untuk menjamin
bahwa penurunan kerugian diakui.
Definisi
 Governmental Accounting Standards
Boards adalah pihak independen yang
diberi wewenang merumuskan standar
akuntansi pemerintahan
 Standar ini menetapkan laporan keuangan
dasar dan informasi tambahan yang
dibutuhkan.
LAPORAN KEUANGAN LENGKAP
Laporan keuangan lengkap atau dikenal dengan
nama Comprehensive Annual Financial Report
(CAFR) dibagi dalam 3 bagian yaitu:

• Bagian pendahuluan

• Bagian keuangan

• Bagian statistik
Laporan Keuangan Dasar dan Informasi Tambahan

A.Management’s Discussion and Analysis (MD&A),


mengenalkan laporan keuangan dasar dan
memberikan pandangan analisis atas aktivitas
keuangan pemerintah.
B. Laporan Keuangan Dasar, meliputi laporan aktiva
bersih, laporan aktivitas, laporan dana, catatan atas
laporan keuangan, dan informasi tambahan.
1. Governmental-Wide Financial Statements

memisahkan kolom untuk aktivitas pemerintah


dan aktivitas bisnis, yang mengonsolidasikan
kedua jenis aktivitas tersebut dan terdapat kolom
tambahan yang menyajikan informasi unit
komponen entitas dari serangkaian ekonomi
pemerintah.
2. Major Fund Financial Statements (Laporan
Keuangan Dana Utama)

Terdiri atas tiga kategori utama yaitu:


 Dana Pemerintah, merupakan laporan
neraca, laporan pendapatan, biaya dan
perubahan dalam saldo dana.
 Dana Pemilik, merupakan laporan neraca,
laporan pendapatan, biaya dan
perubahan dalam aktiva bersih, serta
laporan arus kas.
 Fiduciary Funds, merupakan laporan
fiduciary aktiva bersih sekaligus laporan
perubahan fiduciary aktiva bersih.
3.Notes to the Financial Statements

Merupakan catatan atas laporan keuangan


memberikan informasi penting kepada
pemahaman para pemakai atas laporan
keuangan dasar. Catatan atas laporan
keuangan meliputi daftar atau rencana
perubahan aktiva modal dan perubahan
kewajiban jangka panjang.
C. Informasi Tambahan yang
Diharuskan (RSI)

merupakan laporan daftar atau


rencana perbandingan
anggaran untuk disajikan
sebagai RSI selama data yang
lain yang dibutuhkan oleh
pernyataan GASB sebelumnya
belum terpenuhi.
D. Aspek Penting dari MD&A
(Management Discussion and Analysis)

MD&A menyajikan tujuan dan analisis


yang dapat dibaca dengan mudah
mengenai aktivitas keuangan pemerintah
berdasarkan fakta-fakta yang diketahui,
keputusan-keputusan, atau mengenai
kondisi saat ini.
MD&A harus juga membandingkan
arus tahun lalu sebagai dasar luas
informasi pemerintahan
STANDART AKUNTANSI
PEMERINTAHAN (SAP)
DEFINISI KOMITE SAP

 Untuk memecahkan berbagai kebutuhan baik pemerintahan

pusat maupun daerah di Republik Indonesia diperlukan standar

akuntansi pemerintah yang kredibel dan di bentuk oleh sebuah

komite SAP.

 Komite Sap adalah sebuah cerita panjang seiring dengan

perjalanan reformasi keuangan di Indonesia.


 Penyajian laporan keuangan

 Laporan arus kas.

 Koreksi surplus defisit, kesalahan fundamental, dan

perubahan kebijakan akuntansi.

 Dampak perubahan nilai tukar mata uang luar negeri.

 Kos pinjaman.

 Laporan keuangan konsolidasi dan entitas kendalian.


TUGAS KSAP

 mempersiapkan penyusunan konsep rancangan


peraturan pemerintah tentang standar akuntansi
pememrintahan ( SAP ).
 KSAP terdiri dari komite konsultatif dan omite
kerja. Komite konsultatif bertugas memberi konsultasi
dan/atau pendapat dalam rangka perumusan konsep
rancangan peraturan pememerintah tentang SAP.
Komite kerja bertugas mempersiapkan, merumuskan,
menyusun konsep rancangan pertauran pemerintah
tentang SAP, serta dapat membentuk kelompok kerja
dalam melaksanakan tugasnya.
mengembangkan program – program
akuntabilitas dan manajemen keuangan
pemerintah, termasuk mengembangkan SAP
dan mempromosikan penerapan standar
tersebut.
SAP telah disusun dengan berorientasi pada
IPSAS dan juga telah diharmoniskan dengan
standar akuntasi keuangan ( SAK ) yang
diterbitkan oleh dewan standar akuntansi
keuangan ikatan akuntan Indonesia.
LANDASAN YANG DIGUNAKAN OLEH KSAP

 International Federation of Accountant


 International of Accounting Standards Committee
 International monetary Fund
 Ikatan Akuntan Indonesia
 Financial Accounting Standards Board
 Perundang –undangan dan peraturan pemerintah
lain yang berlaku di Republik Indonesia
 Governmental Accounting Standards Board
 Organisasi profesioanl lainnya di berbagai negara
yang membidangi pelaporan keuangan, akuntansi,
dan audit pemerintahan.
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP):
1. PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan;
2. PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran;
3. PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas;
4. PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan
Keuangan;
5. PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan;
6. PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi;
7. PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;
8. PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam
Pengerjaan;
9. PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban;
10. PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan
Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa;
11. PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan
Konsolidasian;
12. PSAP Nomor 12 tentang Laporan Operasional.
Perkembangan terbaru SAP
 UU No 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara pasal 36 yang
menyebutkan bahwa ketetntuan mengenai pengakuan dan pengukuran
pendapatan dan belanja dalam SAP yang berbasis akrual dilaksanakan
selambat-lambatnya dalm 5 tahun sejak UU tersebut ditetapkan.
 UU No 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara pasal 70 ayat ( 2)
yang menyaebutkan bahwa ketentuan menegenai pengakuan dan
pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-
lambatnya pada tahun anggaran 2008.
 Tuntutan tersebut direspon oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
dengan menyusun draf SAPberbasis akrual, Keluarlah PP. No 24 Tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menyebutkan bahwa
pemerintah akan menyajikan Laporan Keuangan yang selain berbasis kas juga
berbasis akrual.
 Dan PP itu dirubah menjadi PP 71 Tahun 2010 tentang SAP berbasis
Akrual.
 Hanya saja sampai saat ini penerapan SAP itu belum maksimal karena
terbentur berbagai kendala dilapangan seperti: kesiapan sumber daya
manusia pelaksana dilapangan dan kesiapan sistem pendukungnya.
STANDAR PEMERIKSAAN
KEUANGAN NEGARA (SPKN)

SPKN merupakan acuan bagi auditor


pemerintah dalam melaksanakan tugasnya
sebagai pemeriksa. SPKN hanya mengatur
mengenai hal-hal yang yang belum diatur oleh
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP),
yang merupakan standar audit bagi perusahaan.
Hal ini diperlukan mengingat karakteristik
organisasi pemerintahan yang berbeda dengan
organisasi lainnya.
SPKN DIPERGUNAKAN
1. BPK-RI
2. Akuntan publik atau pihak lain yang
melakukan pemeriksaan atas pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan negara (
untuk dan ata nama BPK-RI
3. Aparat Pengawas Internal Pemerintah
(APIP) termasuk Satuan Pengawasan Intern
(SPI) BUMN/BUMD, sebagai acuan dalam
menyusun standar pemeriksaan sesuai
dengan TUPOKSI masing-masing
4. Pihak-pihak lain yang ingin menggunakan
SPKN
SPKN menjadi acuan bagi auditor pemerintah
dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pemeriksa. SPKN ini hanya mengatur
mengenai hal-hal yang belum diatur oleh
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP),
yang merupakan standar audit bagi
perusahaan.
Referensi yang digunakan dalam
penyusunan SPKN:
• Standar Audit Pemerintahan, BPK-RI, 1995
• Generally Accepted Government Auditing Standards
(GAGAS), Revision 2003, US General Accounting Office.
• Standard Profesional Akuntan Publik (SPAP), IAI,2001.
• Auditing Standards, International Organization of Supreme
Audit Institution (INTOSAI), Latest Ammendment 1995
• Generally Accepted Auditing Standards (GAAS), AICPA,2002
• Internal Control Standards, INTOSAL,2001
• Standards for Profesional Practise of Internal Auditing
(SPPI),IIA, 2005
SPKN MEMBAGI AUDIT/
PEMERIKSAAN

1. Audit Keuangan

2. Audit Kinerja

3. Audit Dengan Tujuan Tertentu


AUDIT/PEMERIKSAAN MENURUT
SPKN:
1. Pemeriksaan Keuangan, bertujuan memberikan keyakinan
yang memadai mengenai kewajaran dari penyajian suatu
laporan keuangan dalam segala hal yang material, sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Pemeriksaan kinerja, merupakan pemriksaan yang dilakukan
secara objektif dan sistematis terhadap bukti-bukti, untuk
dapat memberikan penilaian secara independen atas kinerja
suatu entitas, yang berguna untuk meningkatkan kinerja suatu
entitas dan memudahkan pengambilan keputusan bagi pihak
yang berwenang.
3. Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu,
bersifat pemeriksaan (examination),
penelaahan (review), dan prosedur yang
disepakati untuk menghasilkan suatu
kesimpulan tentang keandalan suatu asersi
entitas yang diperiksa. Sasaran pemeriksaan
ini dapat mencakup pemeriksaan atas hal-hal
lain di bidang keuangan, pemeriksaan
infetigatif, dan pemeriksaan atas sistem
pengendalian inernal pemerintah.
STANDAR UMUM SPKN
 Persyaratan Kemampuan/ Keahlian
Standar Umum pertama SPKN mengharuskan audit dilakukan oleh staff yang
secara kolektif memiliki pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang
dibutuhkan untuk melaksanakan audit. Mereka harus memiliki pengetahuan
yang mendalam tentang pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara. Mereka juga harus memiliki pengetahuan tentang keadaan
khas dari entitas yang diperiksa, serta kaitannya dengan sifat dan jenis
pemeriksaan yang dilaksanakan.
 Persyaratan Independen
Standar umum kedua SPKN mengatur tentang independensi auditor. Standar
ini mengharuskan organisasi pemriksa dan para pemeriksanya untuk
mempertahankan independensinya sehingga pnedapat, kesimpulan,
pertimbangan, atau rekomendasi dari hasil pemeriksaan tidak memihak.
STANDAR UMUM SPKN
 Penggunaan Kemahiran Profesional secara Cermat dan Seksama.
Dalam pelaksanaan pemeriksaan dan penyusunan laporannya,
auditor wajib menggunakan kemahiran profesionanya secara
cermat dan seksama dengan memperhatikan prinsip-prinsip
pelayanan atas kepentingan publik serta memelihara
integritas,objektifitas, dan independensi dalam menerapkan
kemahiran profesionalnya terhadap setiap aspek pekerjaannya.

 Pengendalian Mutu
Setiap organisasi pemeriksa yang melakukan pemeriksaan
berdasarkan standar pemeriksaan harus memiliki sistem
pengendalian mutu memadai yang harus ditelaah oleh pihak lain
yang kompeten. Sistem pengendalian mutu tersebut harus dapat
membrikan keyakinan bahwa organisasi tersebut telah
menerapkan dan mematuhi standar pemeriksaan yang berlaku,
dan telah menetapkan dan mematuhi kebijakan dan prosedur
pemeriksaan yang memadai.

Anda mungkin juga menyukai