Gamtek I PDD 2015
Gamtek I PDD 2015
PENDAHULUAN
Gambar teknik adalah bahasa teknik yang merupakan penyajian fisik dari suatu
objek dalam bentuk garis yang digunakan secara umum dalam dunia teknik. Biasanya
menyatakan sesuatu lebih jelas dari kata-kata, sebab setiap garis gambar terdapat simbol
yang mempunyai fungsi dan pengertian tertentu.
Sajian gambar teknik khususnya dalam bidang teknik, adalah gambaran
nyata suatu objek dalam skala tertentu yang disajikan pada bidang kertas
dimana jika dibangun akan sama persis dengan rencana gambar tersebut,
baik dalam bentuk serta bangunnya.
Sebuah rencana gambar biasa disajikan dalam bentuk satu, dua dan tiga dimensi (1D, 2D
dan 3D) dipergunakan dalam perencanaan arsitektur, sipil, teknik mekanikal, listrik dan
lain-lain. Oleh sebab itu diperlukan suatu metode gambar yang harus memenuhi
persyaratan :
- Kelengkapan sampai detail.
- Kebenaran.
- Presisi yang akurat dan,
- Berkualitas tinggi.
Suatu gambar teknik harus mudah dan cepat dapat dimengerti oleh orang lain, karena
gambar merupakan media komunikasi antara pemilik, perencana dan pelaksana/kontraktor
yang akan melaksanakan keinginan pemilik dan diawasi oleh pengawas ahli sebagai
perpanjangan tangan pemilik dilapangan.
Pelajaran menggambar teknik ini dimaksudkan untuk mengembangkan dan
mengekplorasi bakat serta kemampuan mahasiswa baik membuat, membaca maupun
mengartikan gambar. Untuk mengembangkan kemampuan tersebut, diberikan petunjuk-
petunjuk secara bertahap mengenai :
- Pengenalan perlengkapan menggambar.
- Pengertian dan cara mensketsa dan membuat gambar, mulai dari elemen gambar, cara
membuat garis dan proyeksi serta latihan-latihan dasar menggambar laiinya.
- Pengenalan dan contoh gambar-gambar perencanaan untuk pelaksanaan.
- Dan sebagai mengasah keterampilan menggambar baik dengan cara freehand maupun
dengan alat bantu sepasang segitiga, mahasiswa diberikan latihan gambar elemen-
elemen gambar bangunan serta strukturnya dan utilitas bangunan sederhana.
- Sebagai penutup diberikan latihan untuk membuat gambar perencanaan secara lengkap
2 lantai hingga lebih.
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 1
1.1. Sketsa Gambar
Kemampuan membuat sketsa gambar secara freehand, baik memindahkan gambar
nyata dari hasil survey lapangan maupun menjelaskan detail-detail konstruksi 2 dimensi
serta 3 dimensi merupakan hal yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa sipil. Hal ini
perlu untuk ditekankan karena peralatan gambar baik mesin gambar maupun sepasang
segitiga sudah tergantikan oleh sofware CAD seperti AutoCad dan sejenisnya yang lebih
mudah dipahami, murah dan mobile serta efisiensi waktu yang sangat tinggi.
Maraknya penggunaan teknologi digital sebagai sofware bantu gambar dalam
proses menggambar, membuat mahasiswa sipil-arsitektur mengambil jalan pintas untuk
langsung memakai teknologi tersebut dalam menerjemahkan ide rancangan tanpa melalui
proses metoda sketsa freehand. Saat ini banyak sekali para ahli madya maupun engineer
sipil muda kurang dalam kemampuan membuat sketsa dengan cara freehand yang baik dan
komunikatif. Dan tidak banyak para pendidik memberikan teori atau praktek di hadapan
para mahasiswa, yang akhirnya mahasiswa tidak menyadari betul pentingnya menguasai
untuk menjelaskan sketsa gambar khususnya detail 2 dan 3 dimensi secara freehand yang
baik dan komunikatif dibutuhkan untuk menerangkan bagaimana suatu detail harus dibuat
kepada pelaksana lapangan dan tukang, baik tukang kayu, batu ataupun personil lain.
2.1.2. Segitiga.
Segitiga digunakan untuk menarik garis tegak, miring ataupun sejajar. Bahan yang
digunakan kebanyakan mika transparan karena
ringan. Biasanya digunakan sepasang segitiga yaitu
segitiga dengan sudut 45º–45º dan segitiga, dengan
sudut 60º–30º.
Sebelum sepasang penggaris segitiga dipakai,
sebaiknya diperiksa dahulu kelayakannya dimana
tepi mistar (segitiga) harus rata dan harus benar-
benar siku (90º). Setelah diperiksa dan ternyata alat
tersebut dalam keadaan baik, maka segitiga tersebut
dapat kita gunakan sesuai dengan fungsinya, yaitu
untuk membuat garis lurus atau membuat garis
tegak lurus.
Sekerup Pengatur Mistar. Apabila berkeinginan mistarnya agar tidak menyentuh papan
gambar karena ingin menarik kertas gambar setelah selesai menggambar atau memasang
kertas gambar apabila mau mulai menggambar. Tujuan melakukan ini agar kerjanya
praktis tidak perlu membuka mistar secara terbuka. Adapun cara kerjanya cukup dengan
memutar sekerup arah jarum jam atau sebaliknya.
Handel Ketepatan Mistar. Fungsi handel ini adalah untuk menepatkan mistar gambar
dengan kertas agar sesuai
dengan tepinya dengan jalan
mengendorkan handelnya
dan apabila sudah tepat
handelnya dikecangkan lagi.
Jadi peletakan kertas gambar
dapat sembarangan. Akan
tetapi kalau dipergunakan
orang banyak misalnya di
sekolah diusahakan jangan
memainkan handel tersebut
kalau tidak terpaksa.
Handel Ketepatan Sudut. Bilamana handel pengatur sudut dengan kelipatan 15º, untuk
handel ketepatan sudut dapat dipergunakan pada posisi 17º, 22º, 38º yang jelas bukan
kelipatan 15º. Tetapi tetap saja diawali dengan membuat atau membebaskan bandel
pengatur sudut terlebih dahulu baru mengatur sudut yang dimaksud kemudian handel
Handel Pengerak Halus. Setelah kita mengatur kertas kemudian menggunakan handel
ketepatan mistar untuk mengatur mistar pada kertas gambar, maka kemungkinan masih ada
selisih untuk itu agar tepat posisinya dipergunakan handel penggerak halus dengan jalan
memutar sekerup agar mistar tetapt posisi kemudian handel dikencangkan. Dan ini dapat
juga dilakukan pada kertas gambar yang sudah ada gambarnya dipasang pada papan
gambar kemudian agar garisnya berimpit tetap dengan mistar maka menggunakan handel
penggerak halus.
Sekerup Pembuka Mistar. Mistar gambar sering kotor karena tinta yang menempel.
Untuk membersihkan kadang-kadang tidak cukup dengan membersihkan pada mistar yang
terpasang, tetapi perlu membuka agar dapat bersih, maka menggunakan sekerup pembuka
mistar dalam hal mengambil dan memasang mistarnya.
A0 = 841 x 1189
A2 A1 = 594 x 841
X = 841
A1 A2 = 420 x 594
A3 = 297 x 420
A4 = 210 x 297
A5 A5 A5 = 148 x 210
Y = 1189
ACCURACY IN LETTERING
- Pilihlah satu jenis huruf saja untuk satu berkas gambar yang sama, sebaiknya pilih yang
sederhana.
- Buat spasi huruf dan kemiringan yang seragam, sehingga mudah dan enak dibaca.
- Sebaiknya tulis keterangan-keterangan dengan huruf cetak.
- Ukuran huruf sesuaikan dengan kepentingannya dengan tidak terlalu gemuk atau pun
kurus.
Ukuran huruf menurut standarisasi ISO type rounded (gemuk) dan Narrow (kurus).
Beberapa contoh alat bantu penulisan huruf baik dalam bentuk gosok (microfilm), mal
bentuk curva dab bentuk lainnya yang sangat mudah didapatkan dipasaran. Dan alat bantu
yang sangat baik hasil tulisannya dapat menggunakan scriber drawing baik yang manual
maupun electrik.
Ukuran kertas :
Ao, Al, C = 15 mm
A2, A3, A4, A5, C = 10 mm
20 C
KEPALA/KOP GAMBAR
KEPALA/KOP GAMBAR
- skala benda yang umum dikenali (manusia, mobil, pohon, tiang listrik penerangan jalan
raya dll) terhadap objek bangunan yang biasanya tanpa ukuran. Dengan bantuan skala
benda ini, pembaca dapat memperkirakan besaran keruangan objek bangunan tersebut.
- Pada objek miring, garis-garis proyeksi dapat digambarkan pada sebuah arah yang
tegak lurus pada benda yang akan diukur dan garis ukuran sejajar dengan garis luar.
c. Penulisan Ukuran.
- Ukuran-ukuran yang ada pada gambar mempergunakan ukuran-ukuran yang
sebenarnya dari benda.
- Pada umumnya ukuran-ukuran diberikan dalam cm sampai 1.00 m panjang, dan
dalam meter dengan dua desimal untuk ukuran-ukuran lebih dari 1.00 m panjang.
- Pada suatu saat kita perlu dengan ukuran mm, kita letakan desimal ketiga dengan
sebuah angka kecil diatas level dari ukuran tersebut.
- Ukuran yang miring juga harus dapat dibaca dari bawah dan dari samping kanan.
- Apabila akan menyebutkan jari-jari dan sebuah busur, gambar dapat ditunjuk dengan
simbol jari-jari R. Garis ukuran jari-jari mempunyai arah panah pada garis lingkaran,
tidak pada pusatnya. Letakan sebuah perpotongan kecil pada pusatnya. Apabila akan
menempatkan pusat suatu busur yang terletak diluar gambar, garis ukuran jari-jari dapat
dibuat sebagai berikut :
e. Ukuran untuk sudut.
- Untuk ukuran sebuah sudut, gunakan sebuah busur sebagai garis ukuran dengan
kedua ujung diberi anak panah dan gunakan ujung sudut sebagai pusatnya.
- Apabila ruang untuk itu tidak cukup, anak panah dapat ditempatkan diluar.
- Angka derajat sudut diletakan horizontal untuk sudut-sudut kecil. Untuk sudut-sudut
yang mempunyai skala besar dapat diukur sejajar dengan busur.
0.00
Tanda + atau - menunjukkan bahwa ketinggian dari struktur terletak di atas (+) atau di
bawah (-) ketinggian dasar. Ketinggian juga dicantumnkan pada gambar potongan.
3.2.2. Menggambar sebuah garis tegak lurus atau sejajar terhadap suatu garis
sembarang.
- Tarik garis sembarang (A - B) dengan mempergunakan penggaris segi tiga.
- Himpitkan segitiga 45-45 dengan garis AB dan penggaris yang lain sebagai
tumpuannya.
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 36
- Geser segitiga pertama sepanjang sisi dari segitiga kedua. Salah satu sisi akan
menghasilkan garis sejajar (S), sisi yang lain akan menghasilkan garis tegak lurus
- Membuat garis tegak lurus terhadap garistertentu (A - B) melalui titik P yang diketahui
dengan memakai jangka.
IV. PROYEKSI
Kata proyeksi secara umum berarti bayangan. Gambar proyeksi berarti gambar
bayangan suatu benda yang berasal dari benda nyata atau imajiner yang dituangkan dalam
bidang gambar menurut cara tertentu. Cara-
cara tersebut berkenaan dengan arah garis
pemroyeksi yang meliputi sejajar (paralel)
dan memusat (sentral). Arah yang sejajar
terdiri atas sejajar tegak lurus terhadap bidang
gambar dan sejajar akan tetapi miring
terhadap bidang gambar.
Jika diperhatikan sistem proyeksi othografi cara Eropa ini menempatkan posisi
benda/obyek yang digambar berada di
antara titik pengamat (proyektor) dan
proyeksi benda. Jika diurutkan maka posisi
tersebut adalah pengamat, objek, dan
gambar proyeksi. Posisi pengamat terhadap
bidang gambar adalah tegak lurus. Di
samping itu, masing-masing garis
pemroyeksi yang merupakan hubungan dari
titik pengamat dan benda sehingga
menghasilkan proyeksi tersebut adalah
sejajar sesamanya.
Ruang/ sudut yang berbentuk tiga
dimensi ini diubah sedemikian rupa
menjadi dua dimensi. Dengan kata lain
diubah menjadi bidang datar sehingga
dapat dituangkan ke dalam bidang atau kertas gambar.
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 41
Lebih jauh dikembangkan penambahan cermin sumbu bayangan Y’ sehingga tampak
samping kanan dapat diproyeksikan. Sedang tampak belakang dan bawah adalah
perputaran pengamat dari sisi yang berbeda.
4.2.3. Trimetri
Penggunaan proyeksi dimetri ternyata dirasakan banyak terjadi distorsi, oleh karena
itu ukuran kedua rusuk/sumbu salah satunya (rusuk panjang) perlu dipendekkan.
Pada koridor atau lorong-loorng bangunan juga sering ditemui kasus serupa. Demikian
pula padaruang interior dalam bangunan.
Dengan kata lain, gambar tampak adalah proyeksi orthografi dari exterior satu bangunan
yang diproyeksikan dari denah bangunan.
Tamp[ak Depan
fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat. Pondasi menerus dibuat dalam
bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Penggunaan bahan
pondasi ini biasanya sesuai dengan kondisi lingkungan atau bahan yang tersedia di daerah
setempat. Bahan yang digunakan bisa dari batu kali, batubata atau beton kosong/tanpa
A. Struktur Atap
Struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan /mengalirkan beban-beban dari
atap. Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka atap
berfungsi menahan beban dari bahan penutup atap sehingga umumnya berupa susunan
balok –balok (dari kayu/bambu/baja) secara vertikal dan horizontal –kecuali pada struktur
atap dak beton. Berdasarkan posisi inilah maka muncul istilah gording, kasau dan reng.
Susunan rangka atap dapat menghasilkan lekukan pada atap (jurai dalam/luar) dan
menciptakan bentuk atap tertentu.
Penopang rangka atap adalah balok kayu yang disusun membentuk segitiga, disebut
dengan istilah kuda-kuda. Kuda-kuda berada dibawah rangka atap, fungsinya untuk
menyangga rangka atap. Sebagai pengaku, bagian atas kuda-kuda disangkutkan pada balok
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 77
bubungan, sementara kedua kakinya dihubungkan dengan kolom struktur untuk
mengalirakan beban ke tanah.
B. Penutup Atap
Penutup merupakan bagian yang menutupi atap secara keseluruhan sehingga
terciptalah ambang atas yang membatasi kita dari alam luar. Ada berbagai pilihan penutup
atap serta jenisnya dengan pilihan motif dan sifat yang berbeda. Dua faktor utama yang
harus dipertimbangkan dalam pemilihannya adalah faktor keringanan material agar tidak
terlalu membebani struktur bangunan dan faktor keawetan terhadap iklim (angin, panas,
hujan, salju dll). Faktor lain adalah kecocokan/ keindahan terhadap desain bangunan.
Ukuran dan desain dari penutup atap juga memberi pengaruh pada struktur, misalnya
konstruksi kuda-kuda, ukuran reng, dan sudut kemiringan.
C. Komponen pelengkap
Elemen pelengkap pada atap selain berfungsi struktural juga estetis/estetika.
1. Talang adalah saluran air pada atap yang berfungsi mengarahkan air agar jatuh ketanah
atau tempat yang diarahkan. Talang dipasang mendatar mengikuti tiris atap kemudian
dialirkan ke bawah melalui pipa vertikal.
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 78
2. Lisplank, adalah bagian tepi atap yang fungsinya penutup penampang usuk agar terlihat
rapi sekaligus pengunci usuk agar kokoh dan tidak berubah dari susunannya. Disamping
itu listplank juga berfungsi sebagai estetika tampilan tambahan arsitektural bangunan.
2. Atap Sandar
Model atap sengkuap biasa digunakan untuk
bangunan–bangunan tambahan misalnya; selasar
atau emperan, dapur namun sekarang atap model ini
juga dipakai untuk rumah-rumah modern. Beberapa
arsitek mengadopsi model atap ini kemudian
menggabungkannya dengan atap model pelana.
3. Atap Pelana
Bentuk atap ini cukup sederhana,
karena itu banyak dipakai untuk bangun –
bangunan atau rumah di masyarakat kita.
Bidang atap teridiri dari dua sisi yang
bertemu pada satu garis pertemuan yang
disebut bubungan. Atap ini merupakan
bentuk atap rumah yang dianggap paling
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 79
aman karena pemeliharaannya mudah dalam hal mendeteksi apabila terjadi kebocoran.
Atap pelana terdiri atas dua bidang miring yang ujung atasnya bertemu pada satu garis
lurus yang biasa kita sebut bubungan.
4. Atap Tenda
Model atap tenda dipasang pada
bangunan yang panjangnya sama
dengan lebarnya, sehingga kemiringan
bidang atap sama. Bentuk atap tenda
terdiri dari empat bidang atap yang
bertemu disatu titik puncak, pertemuan
bidang atap yang miring adalah
dibubungan miring yang disebut jurai.
6. Atap Mansard
Bentuk atap model ini seolah – olah terdiri
dari dua atap yang terlihat bersusun atau
bertingkat. Atap banyak terdapar pada bangunan
kolonial Belanda.
8. Atap Menara
Bentuk atap menara sama dengan atap tenda, bedanya atap menara puncaknya lebih
tinggi sehingga kelihatan lebih lancip. Atap ini banyak kita jumpai pada bangunan –
bangunan gereja, atap menara masjid dan lain – lain.
1. Atap Sirap
Penutup atap yang terbuat dari kepingan tipis kayu ulin (eusideroxylon zwageri) ini
ketahanannya tergantung keadaan lingkungan, kualitas kayu yang digunakan, dan besarnya
4. Atap Seng
Atap ini terbuat dari lembaran baja
tipis yang diberi lapisan seng secara
elektrolisis yang tujuannya untuk membuatnya jadi tahan karat. Jadi, kata 'seng' berasal
dari bahan pelapisnya. Jenis ini akan bertahan selama lapisan seng ini belum hilang. Jika
sudah lewat masa itu, atap akan mulai berkarat dan bocor.
8. Genteng Aspal
Material genteng yang satu ini
bersifat transparan, terbuat dari
campuran lembaran bitumen (turunan
aspal) dan bahan kimia lain. Ada dua
model yang tersedia di pasaran.
Pertama, model datar bertumpu pada
multipleks yang menempel pada rangka, dan jenis yang kedua, model bergelombang yang
9. Atap Polikarbonat
Atap ini berbentuk lembaran
besar yang dapat dipasang tanpa
sambungan. Keunggulan polikarbonat
adalah pada kualitas materialnya dan
ketahanannya terhadap radiasi
matahari. Atap jenis ini biasanya
dipakai pada kanopi atau atap
tambahan. Atap polikarbonat dapat dipasang dengan mudah dan cepat, namun harganya
memang lebih mahal dari atap lainnya.
11. Aluminium.
Umumnya yang banyak dipakai adalah produk Pryda atau Lovera yang memiliki
kemudahan serta fleksibilitas karena dapat dibuka dan ditutup dengan mudah. Hanya,
harganya relatif tinggi dibandingkan penutup lainnya.
Kuda - kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang maksimal sekitar
12.00-15.00 m.
Kuda-kuda bambu pada umumnya mampu mendukung beban atap sampai dengan 10
meter.
Kuda-kuda baja sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau
lengkung dapat mendukung beban atap sampai dengan bentang 75 meter, seperti pada
hanggar pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dll.
Kuda-kuda dari beton bertulang dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10
hingga 12 meter.
Pada kuda-kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan angin untuk memperkaku struktur
kuda-kuda pada arah horisontal.
Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangkaian batang yang selalu
membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan dan bentuk
penutupnya, maka konstruksi kuda - kuda satu sama lain akan berbeda, tetapi setiap
susunan rangka batang harus merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang
nantinya mampu memikul beban yang bekerja tanpa mengalami perubahan.
Kuda-kuda diletakkan diatas dua
struktur beton/baja selaku
tumpuannya. Perlu diperhatikan
bahwa tembok diusahakan tidak
menerima gaya horisontal maupun
momen, karena tembok hanya mampu
menerima beban vertikal saja (dalam
perhitungan struktur tembok tidak
diperhitungkan sebagai penerima
beban tapi hanya sebagai beban)
Beban-beban yang dihitung adalah :
1. Beban mati (yaitu berat penutup
atap, reng, usuk, gording, kuda - kuda, plafon termasuk instalasi listrik, air bersih/air
kotor dan instalasi lain yang berada diatas plafon dengan posisi menggantung )
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 85
2. Beban hidup (angin, air hujan, orang pada saat memasang/memperbaiki atap).
d. Bentang 20 Meter
Bentang maksimal sekitar 20 m, bahan dapat
dibuat dari baja (double angle) dan Kuda-kuda
atap sebagai loteng, bahan dari kayu
e. Kuda-Kuda Baja Profil Siku
A. SAMBUNGAN BALOK
1. Sambungan bibir lurus
Sambungan bibir lurus digunakan jika strukturnya hanya menerima gaya tekan saja dan
tidak menerima beban gaya momen serta strukturnya ditumpu sepanjang betangnya.
Sebagai contoh balok tembok (murplat) yang menumpu pada dinding/ tembok.
SAMPING
ATAS
PROYEKSI
MUKA
SAMPING
ATAS
MUKA
SAMPING
ATAS
1/5H
MUKA
SAMPING
ATAS
1/8-1/6H
MUKA
TUMPUAN
SAMPING
ATAS
1/8-1/6H
MUKA
SAMPING
ATAS
1/8-1/6H
MUKA
SAMPING
ATAS
8. Sambungan bibir miring berkait.
Sambungan ini digunakan apabila balok menerima gaya lentur sekaligus gaya tarik.
Letak sambungan seperti ini diusahakan pada daerah M=0, atau pada daerah peralihan
Momen Positif ke Momen Negatif. Letak bibir pemikul ditempatkan pada daerah
tumpuan/perletakan dan menghadap ke atas.
M m a x (tumpuan)
M =0
M m a x (lapangan)
1/8-1/6H
1/8-1/6H
MUKA
TUMPUAN
SAMPING
ATAS
1/8-1/6H
MUKA
SAMPING
ATAS
1/8-1/6H
MUKA SAMPING
ATAS
MUKA SAMPING
PROYEKSI
ATAS
MUKA SAMPING
PROYEKSI
ATAS
400 x 400
500 x 500 400 x 400
34 400 x 600 35 36
E
10
15
20
f 150 g
40
400 x 600
400 x 600
400 x 600
440
14
19
9
43 400 x 600 44 45
D
40
Gambar Pembalokan Lantai
Pelat lantai dalam gambar adalah bagian dari pelat yang menumpu pada kolom dan
menerus di atas balok. Untuk menunjukkan tempat dan ukurannya, maka pada denah
diberikan garis-garis bantu, yang disebut garis-garis stramin. Untuk garis-garis stramin
yang horisontal cenderung menggunakan huruf besar (D dan F dalam gambar yaitu 6,
7, dan 8). Dengan pertolongan garis-garis stramin ini letak dari bagian konstruksi
(pelat) mudah ditinjau kembali.
Bagian dari lantai yang digambarkan itu terletak antara garis-garis stramin D, E dan 6,
8. Petunjuk yang sama seperti di atas berlaku untuk dinding dan kolom. Situasi kolom
D-6 terletak pada perpotongan garis-garis stramin D dan garis-garis stramin 6. Dinding
A adalah dinding yang terletak pada stramin A. Namun, karena dinding A/1-2 terletak
di antara stramin 1 dan 2. Sedangkan di sini menyatakan letaknya, maka petunjuk
bahwa ujung-ujung dinding berimpit dengan garis-garis stramin 1 dan 2 tidak
diperlukan. Ukuran dari konstruksi beton (ukuran bekisting) harus sedemikian rupa
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 99
agar bentuk beton dapat dibuat. Andaikan dibutuhkan info tambahan, maka gambar dari
potongan melintang dapat disisipkan. Ukuran dari konstruksi beton dinyatakan dalam
satuan mm.
Apabila ada berbagai lapangan-lantai pada denah, maka lantai-lantai akan ditandai
dengan a, b, c dan sebagainya (dalam gambar, dari kiri ke kanan f dan g). Tanda-tanda
lantai ini pada denah dinyatakan dalam sebuah lingkaran. Lingkaran selanjutnya
menyatakan ketebalan lantai, di sini setebal 150 mm. Jika semua lapangan-lantai sama
tebalnya, maka cukup ditunjukkan dengan tebal lantai pertama saja, contohnya lantai f.
Kolom (yang ditandai dengan D-6, D-7 dan sebagainya) berukuran 400 x 400 mm2.
Dengan bantuan arsiran dapat ditunjukkan adanya kolom di bawah dan di atas pelat,
atau kolom di bawah dan di atas balok. Kolom juga diberi warna abu-abu. Untuk
dinding (beton) notasinya sama dengan kolom. Sedangkan untuk tembok batako yang
mendukung harus dinyatakan/dinotasikan dengan arsiran.
B
6-200
A A
8-200
36-250
8-200
6-200
Untuk membaca tulangan-tulangan yang terletak tegak lurus dengan tulangan utama
dimulai dari arah kiri ke kanan. Bila ada beberapa batang tulangan yang sama besar serta
jarak dari sumbu ke sumbunya sama, maka cukup digambar satu batang tulangan saja dan
di atas batang tulangan tersebut ditulis keterangan sebagai berikut, yaitu : jumlah batang
tulangan, diameter serta jenis baja kemudian jarak sumbu ke sumbu tulangan. Misalnya : 3
ø 6 – 250 (3 batang tul. Polos diameter 6mm dengan jarak tulangan satu dengan lainnya
250 mm/ 25 cm).
Untuk menyatakan jenis baja dan menunjukkan tempat lapisan batang tulangan, diberikan
notasi sebagai berikut :
VII. TANGGA
Tangga merupakan salah satu sarana penghubung lantai satu dengan lantai lainnya
arah vertikal atau bangunan bertingkat. Atau dengan kata lain tangga adalah jalan
naik/turun dari/ke suatu lantai ke lantai lainnya. Tangga modern cenderung kepada desain
yang sederhana, fungsionil dan ekonomis, tanpa mengabaikan nilai-nilai estetika dan
kekuatan konstruksi. Penempatan tangga dibuat sedemikian hingga mudah dilihat dan
untuk rumah tinggal, tangga dibuat di dekat pintu masuk utama (entrance).
Pada bangunan yang besar dan luas digunakan beberapa buah tangga, sedangkan
pada bangunan yang mempunyai beberapa tingkat dipasang tangga lain yang ditempatkan
di luar bangunan sebagai tangga darurat dan dipakai apabila gedung tersebut terjadi sesuatu
seperti kebakaran, oleh karenanya sering disebut tangga kebakaran.
7.1. Istilah-istilah
Ruang tangga : Ruangan dimana tangga dari bordesnya ditempatkan.
Injakan : Bagian horisontal dari tangga tempat injakan (antrede).
Tanjakan : Bagian vertikal anak tangga diantara 2 injakan (optrade).
Anak tangga : Satu tanjakan dan satu injakan.
Lebar injakan : Jarak antara dua tanjakan (antara ujung ke ujung hidung).
Hidung : Pelebaran ujung injakan.
Tangan tangga : Tempat pegangan biasanya sejajar dengan arah tangga.
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 102
Bordes : lantai/pelat di tengah tangga.
Bentang tangga (flight) : Sejumlah anak tangga tanpa bordes.
Dinding tangga : Dinding pada ujung anak tangga.
“Newel” : Hubungan antara ujung tangga melayang dan bordes.
Sandaran tangga : Tempat pegangan tangan.
“Baluster” : Tiang-tiang sandaran tangan.
Garis tangga : Garis yang menghubungkan ujung hidung anak tangga.
Susunan tangga terdiri dari ibu tangga atau daun tangga (boom) dan anak tangga
(trede). Pada tangga yang panjang dibuat tempat pemberhentian yang dinamakan bordes.
Anak tangga terdiri dari anak
tangga datar juga dinamakan
langkah datar (antrede), dan
anak tangga tegak juga
dinamakan langkah naik
(optrede). Pada tangga dari
kayu, baja bahkan kadang-
kadang beton ibu tangga
mengapit anak tangga dan
sejajar satu sama lain.
Ibu tangga yang
menempel pada tembok
disebut ibu tangga
luar (boom
tembok) karena
biasa menempel
pada tembok, dan
yang lain disebut
ibu tangga dalam
atau boom dalam.
Mengingat
ruangan yang
tersedia dan juga
bentuknya, maka tangga dapat dibuat beberapa macam.
Jumlah tanjakan per bentang antara 2 s/d 16 buah atau ada sampai 22 buah dengan
bordes antara.
Tinggi tanjakan antara 7,5 s/d 22 cm.
Lebar injakan minimal 22 cm.
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 105
7.3. Denah Standar
a. Tangga lurus / satu arah
b. 2 atau lebih bentangan tangga
c. Tangga siku
d. Tangga geometris, dimana
anak tangga menerus (tanpa
bordes)
e. Tangga spiral (tangga
poros/putar).
t t t
Catatan: anak tangga bisa berputar ke kiri atau ke kanan. Jumlah anak tangga per satu
lingkaran biasanya 12 s/d 16 buah.