Anda di halaman 1dari 123

I.

PENDAHULUAN
Gambar teknik adalah bahasa teknik yang merupakan penyajian fisik dari suatu
objek dalam bentuk garis yang digunakan secara umum dalam dunia teknik. Biasanya
menyatakan sesuatu lebih jelas dari kata-kata, sebab setiap garis gambar terdapat simbol
yang mempunyai fungsi dan pengertian tertentu.
Sajian gambar teknik khususnya dalam bidang teknik, adalah gambaran
nyata suatu objek dalam skala tertentu yang disajikan pada bidang kertas
dimana jika dibangun akan sama persis dengan rencana gambar tersebut,
baik dalam bentuk serta bangunnya.
Sebuah rencana gambar biasa disajikan dalam bentuk satu, dua dan tiga dimensi (1D, 2D
dan 3D) dipergunakan dalam perencanaan arsitektur, sipil, teknik mekanikal, listrik dan
lain-lain. Oleh sebab itu diperlukan suatu metode gambar yang harus memenuhi
persyaratan :
- Kelengkapan sampai detail.
- Kebenaran.
- Presisi yang akurat dan,
- Berkualitas tinggi.
Suatu gambar teknik harus mudah dan cepat dapat dimengerti oleh orang lain, karena
gambar merupakan media komunikasi antara pemilik, perencana dan pelaksana/kontraktor
yang akan melaksanakan keinginan pemilik dan diawasi oleh pengawas ahli sebagai
perpanjangan tangan pemilik dilapangan.
Pelajaran menggambar teknik ini dimaksudkan untuk mengembangkan dan
mengekplorasi bakat serta kemampuan mahasiswa baik membuat, membaca maupun
mengartikan gambar. Untuk mengembangkan kemampuan tersebut, diberikan petunjuk-
petunjuk secara bertahap mengenai :
- Pengenalan perlengkapan menggambar.
- Pengertian dan cara mensketsa dan membuat gambar, mulai dari elemen gambar, cara
membuat garis dan proyeksi serta latihan-latihan dasar menggambar laiinya.
- Pengenalan dan contoh gambar-gambar perencanaan untuk pelaksanaan.
- Dan sebagai mengasah keterampilan menggambar baik dengan cara freehand maupun
dengan alat bantu sepasang segitiga, mahasiswa diberikan latihan gambar elemen-
elemen gambar bangunan serta strukturnya dan utilitas bangunan sederhana.
- Sebagai penutup diberikan latihan untuk membuat gambar perencanaan secara lengkap
2 lantai hingga lebih.
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 1
1.1. Sketsa Gambar
Kemampuan membuat sketsa gambar secara freehand, baik memindahkan gambar
nyata dari hasil survey lapangan maupun menjelaskan detail-detail konstruksi 2 dimensi
serta 3 dimensi merupakan hal yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa sipil. Hal ini
perlu untuk ditekankan karena peralatan gambar baik mesin gambar maupun sepasang
segitiga sudah tergantikan oleh sofware CAD seperti AutoCad dan sejenisnya yang lebih
mudah dipahami, murah dan mobile serta efisiensi waktu yang sangat tinggi.
Maraknya penggunaan teknologi digital sebagai sofware bantu gambar dalam
proses menggambar, membuat mahasiswa sipil-arsitektur mengambil jalan pintas untuk
langsung memakai teknologi tersebut dalam menerjemahkan ide rancangan tanpa melalui
proses metoda sketsa freehand. Saat ini banyak sekali para ahli madya maupun engineer
sipil muda kurang dalam kemampuan membuat sketsa dengan cara freehand yang baik dan
komunikatif. Dan tidak banyak para pendidik memberikan teori atau praktek di hadapan
para mahasiswa, yang akhirnya mahasiswa tidak menyadari betul pentingnya menguasai
untuk menjelaskan sketsa gambar khususnya detail 2 dan 3 dimensi secara freehand yang
baik dan komunikatif dibutuhkan untuk menerangkan bagaimana suatu detail harus dibuat
kepada pelaksana lapangan dan tukang, baik tukang kayu, batu ataupun personil lain.

II. PERLENGKAPAN GAMBAR


2.1. Peralatan Gambar
Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam penggambaran semua peralatan gambar
yang kita pakai harus dalam keadaan baik dan bersih.
Peralatan gambar terdiri dari :
1. Meja gambar, mesin gambar
2. Sepasang penggaris segi tiga (45°/30°- 60°)
3. Pensil dengan simbol kekerasan;
3H, 2H, H, F, HB, B,2B, 3B
(H=Hard=Keras; F=Fixed=normal, B=Black=Hitam=lembut)
4. Sablon/mal
6. Jangka
7. Kertas gambar.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 2


2.1.1. Pensil Gambar.
Pensil untuk menggambar lain dengan pensil yang digunakan untuk menulis, baik
kwalitetnya maupun kerasnya. Pensil gambar umumnya tidak disertai karet penghapus
pada salah satu ujungnya. Selain itu biasanya kekerasannya dicantumkan pada salah satu
ujung pensilnya.
Cara meruncingkan pensil, dapat digunakan kertas ampelas caranya yaitu pensil dipegang
antara jari telunjuk dan ibu jari dan waktu mengasah pensil diputar. Selain itu dapat juga
dipakai pisau atau dapat juga menggunakan alat peruncing. Jangan sekali-kali
menggunakan meja gambar sebagai landasan untuk meruncingkan pensil.
Waktu digunakan, arahkan pensil dengan kemiringan 80° kearah tarikan garis yaitu
kekanan, dan waktu menarik garis pensil harus sambil diputar dengan telunjuk dan ibu jari.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 3


Sedapat mungkin cara memegang pensil pada posisi yang mudah dalam mengontrol
keleluasaan gerakan jari, sehinga dapat mengatur ketebalan dan ketipisan serta kehalusan
garis.:

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 4


Pada waktu menarik garis untuk pertama kali digunakan tekanan pada jari sedikit saja,
sehingga akan menghasilkan garis dipertebal dengan tekanan agak diperbesar, sehingga
dihasilkan garis yang terang dan bersih.

2.1.2. Segitiga.
Segitiga digunakan untuk menarik garis tegak, miring ataupun sejajar. Bahan yang
digunakan kebanyakan mika transparan karena
ringan. Biasanya digunakan sepasang segitiga yaitu
segitiga dengan sudut 45º–45º dan segitiga, dengan
sudut 60º–30º.
Sebelum sepasang penggaris segitiga dipakai,
sebaiknya diperiksa dahulu kelayakannya dimana
tepi mistar (segitiga) harus rata dan harus benar-
benar siku (90º). Setelah diperiksa dan ternyata alat
tersebut dalam keadaan baik, maka segitiga tersebut
dapat kita gunakan sesuai dengan fungsinya, yaitu
untuk membuat garis lurus atau membuat garis
tegak lurus.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 5


Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 6
2.1.3. Mesin Gambar
Pada umumnya jenis mesin gambar ada dua jenis yaitu mesin gambar sistem bandul
dan tracker. Dan ada pula mesin gambar sederhana portable.
Bagian-bagian mesin gambar Tracker
1. Handel Horisontal
2. Handel Vertikal
3. Sekerup Pengatur Mistar
4. Handel Ketepatan Mistar
5. Handel Pengatur Sudut
6. Handel Ketepatan Sudut
7. Handel Pengerak Halus
8. Sekerup Pembuka Mistar
9. Sekerup Pengatur Kesikuan

Fungsi bagian-bagiain mesin gambar Tracker


Handel Horisontal. Berfungsi agar mistar mesin gambar tidak dapat bergerak ke kanan
maupun ke kiri jadi hanya dapat bergerak keatas dan ke bawah secara tegak lurus, apabila
handelnya dikunci.
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 7
Handel Vertikal. Berfungsi agar mistar mesin gambar tidak dapat bergerak ke atas
maupun ke bawah jadi hanya dapat bergerak ke kanan dan ke kiri bawah arah horisontal,
apabila handelnya dikunci.

Sekerup Pengatur Mistar. Apabila berkeinginan mistarnya agar tidak menyentuh papan
gambar karena ingin menarik kertas gambar setelah selesai menggambar atau memasang
kertas gambar apabila mau mulai menggambar. Tujuan melakukan ini agar kerjanya
praktis tidak perlu membuka mistar secara terbuka. Adapun cara kerjanya cukup dengan
memutar sekerup arah jarum jam atau sebaliknya.

Handel Ketepatan Mistar. Fungsi handel ini adalah untuk menepatkan mistar gambar
dengan kertas agar sesuai
dengan tepinya dengan jalan
mengendorkan handelnya
dan apabila sudah tepat
handelnya dikecangkan lagi.
Jadi peletakan kertas gambar
dapat sembarangan. Akan
tetapi kalau dipergunakan
orang banyak misalnya di
sekolah diusahakan jangan
memainkan handel tersebut
kalau tidak terpaksa.

Handel Pengatur Sudut.


Berguna untuk mengatur
sudut kemiringan mistar yang
diperlukan hanya saja dengan
kelipatan 15º dan secara otomatis dapat terkunci bila handelnya dilepaskan.

Handel Ketepatan Sudut. Bilamana handel pengatur sudut dengan kelipatan 15º, untuk
handel ketepatan sudut dapat dipergunakan pada posisi 17º, 22º, 38º yang jelas bukan
kelipatan 15º. Tetapi tetap saja diawali dengan membuat atau membebaskan bandel
pengatur sudut terlebih dahulu baru mengatur sudut yang dimaksud kemudian handel

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 8


ketepatan sudut dikencangkan. Bila sudah tidak dikehendaki handelnya dikembalikan pada
posisi normal.

Handel Pengerak Halus. Setelah kita mengatur kertas kemudian menggunakan handel
ketepatan mistar untuk mengatur mistar pada kertas gambar, maka kemungkinan masih ada
selisih untuk itu agar tepat posisinya dipergunakan handel penggerak halus dengan jalan
memutar sekerup agar mistar tetapt posisi kemudian handel dikencangkan. Dan ini dapat
juga dilakukan pada kertas gambar yang sudah ada gambarnya dipasang pada papan
gambar kemudian agar garisnya berimpit tetap dengan mistar maka menggunakan handel
penggerak halus.

Sekerup Pembuka Mistar. Mistar gambar sering kotor karena tinta yang menempel.
Untuk membersihkan kadang-kadang tidak cukup dengan membersihkan pada mistar yang
terpasang, tetapi perlu membuka agar dapat bersih, maka menggunakan sekerup pembuka
mistar dalam hal mengambil dan memasang mistarnya.

Sekerup Pengatur Kesikuan. Dalam menggambar mistar yang digunakan hendaknya


benar-benar siku. Untuk mengecek kesikuan mistar mesin gambar kita menggunakan
mistar segitiga yang benar-benar kesikuannya sudah dicek. Mistar segitiga ditaruh diantara
mistar mesin gambar kemudian dilihat sudah berimpit atau belum, apabila belum berimpit
maka sekerup pengatur kesikuan dikendorkan dahulu kemudian ditepatkan mistar mesin
gambar dihimpitkan dengan segitiga bila sudah berimpit sekerup dapat dikencangkan
kembali. Untuk pengaturan cukup dalam satu sekerup saja yang dipergunakan.

2.1.4. Ukuran Kertas


Standar ukuran kertas gambar digunakan di beberapa negara dengan seri A. Ukuran
dasar kertas gambar mempunyai luas 1 m2, dimana hubungannya adalah sebagai berikut :
x.y = 1 m2 ...................................... (1) x = sisi lebar
y = sisi panjang.
Hubungan antara dua ukuran sisi tersebut ditentukan sebagai berikut :
x : y = 1 : V2 ..................................(2)
Dari dua persamaan tersebut didapat pemecahan sebagai berikut :
x = 0,841 m atau 841 mm
y = 1,189 m atau 1189 mm
Ukuran ini dikenal sebagai A0 (A nol)

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 9


Ukuran-ukuran kertas lainnya didapat dengan membagi luas A0 menjadi ukuran-ukuran
yang lebih kecil, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Ukuran kertas gambar adalah :

A0 = 841 x 1189
A2 A1 = 594 x 841

X = 841
A1 A2 = 420 x 594
A3 = 297 x 420
A4 = 210 x 297
A5 A5 A5 = 148 x 210

Y = 1189

2.1.5. Hurup (Lettrering).


Untuk melengkapi suatu gambar, harus diperhatikan penggunaan huruf yang
effektif, benar dan konsisten. Pada prinsipnya, pemakaian huruf harus :
- Mudah dan enak dibaca
- Mudah dimengerti
- Jelas dan rapi.
Penulisan huruf dapat mempergunakan sablon, tapi dapat juga secara free hand, dan cara
free hand ini yang dianjurkan untuk diterapkan. Meskipun jenis huruf-huruf arsitektur
bermacam-macam paling tidak semua juru gambar profesional biasanya selalu mengikuti
peraturan-peraturan dasar mengenai penggunaan huruf.
Hal - hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan/penulisan huruf dengan cara freehand
sebaiknya:
- Menggunakan garis-garis pembantu untuk menulis huruf dengan rapi.
USE GUIDELINES FOR GREATER
Garis pembantu

ACCURACY IN LETTERING

- Pilihlah satu jenis huruf saja untuk satu berkas gambar yang sama, sebaiknya pilih yang
sederhana.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 10


- Buat huruf-huruf cukup tebal dan jelas.
- Buat garis-garis huruf dengan cepat, sehingga garis yang terjadi terlihat tegas dan lurus.

- Buat spasi huruf dan kemiringan yang seragam, sehingga mudah dan enak dibaca.
- Sebaiknya tulis keterangan-keterangan dengan huruf cetak.
- Ukuran huruf sesuaikan dengan kepentingannya dengan tidak terlalu gemuk atau pun
kurus.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 11


Contoh Penulisan Huruf dan angka ;

Ukuran huruf menurut standarisasi ISO type rounded (gemuk) dan Narrow (kurus).

Beberapa contoh alat bantu penulisan huruf baik dalam bentuk gosok (microfilm), mal
bentuk curva dab bentuk lainnya yang sangat mudah didapatkan dipasaran. Dan alat bantu
yang sangat baik hasil tulisannya dapat menggunakan scriber drawing baik yang manual
maupun electrik.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 12


Huruf gosok (microfilm)
Mal huruf, mal curva dan mal asesories

Scriber manual dan elektrik

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 13


2.2. Penyimpanan Gambar
Gambar harus dalam kondisi baik, bersih dab sebaiknya jangan dilipat. Oleh karena
itu perlu disimpan didalam tabung agar aman dan terhindar dari air. Tabung gambar ini
cukup praktis untuk membawa kertas gambar sampai ukuran yang cukup besar (A0, A1,
A2, dst.). Dipasaran sudah tersedia tabung tempat penyimpanan gambar dan dapat juga
dibuat dengan bahan pipa PVC yang diberi tutup kedua ujungnya sesuai dengan ukuran
diameter pipa yang digunakan. Selain kertas, tabung gambar ini juga bisa digunakan untuk
membawa beberapa alat gambar lainnya seperti pensil, pena, dsb.

2.3. Penggambaran Garis tepi


Garis Tepi sebelah kiri dibuat 20 mm untuk semua ukuran kertas. Sedangkan pada
sisi yang lain berbeda tergantung pada ukuran kertas gambar

Ukuran kertas :
Ao, Al, C = 15 mm
A2, A3, A4, A5, C = 10 mm

20 C

2.4. Penempatan gambar


Penempatan gambar harus merata dan seimbang, tidak hanya mengelompokkan pada
satu sisi dari kertas gambar saja sementara sisi yang lain-lain dibiarkan kosong.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 14


2.5. Kepala atau Kop Gambar atau stuklis
Pada setiap gambar terdapat sebuah kepala atau kop gambar yang terletak pada :
- Sudut kanan bawah dari lembar gambar.
- Sepanjang samping kanan dari lembar gambar.

KEPALA/KOP GAMBAR

KEPALA/KOP GAMBAR

Kepala atau Kop gambar berisi mengenai ;


- Nama Proyek
- Nama Klien
- Nama, alamat dan nomor telepon dari konsultan atau biro arsitek
- Nama-nama dan tanda tangan dari :
• Orang yang menghasilkan disain/arsitek
• Draftmen/Drafter/Juru Gambar
• Orang yang memeriksa ketepatan dan kebenaran gambar
• Orang yang menyetujui gambar/gambar revisi

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 15


- Judul gambar .
- Skala gambar
- Key plan, bagaimana letak dan posisi/hubungan gambar dengan yang lainnya
- Revisi gambar dengan tanggal, batasan, orang yang menyetujui revisi.
- Tanggal disetujui
- Nomor, kode dan jumlah gambar,
Contoh Kepala Kop Gambar

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

DETAIL PENULANGAN PLAT LANTAI


SKALA : TANGGAL PARAF PROYEK UKURAN LEMBAR
DIRENCANA :
DIGAMBAR :
DIPERIKSA :
DISETUJUI :

III. PENGERTIAN DAN CARA MENGAMBAR


3.1. Elemen Gambar
3.1.1. Garis untuk Membentuk Gambar
Garis adalah kumpulan titik-titik yang
membentuk sesuatu yang dapat dikenali. Salah
satu faktor yang penting pada gambar yang baik
adalah mutu dari garis, di mana garis harus
seragam ketebalan dan kehitamannya. Berat atau
ketebal dari beberapa garis bervariasi, untuk
menunjukkan sesuatu yang penting. Demikian
juga garis yang utuh, adapula yang terputus-putus,
hal ini menentukan arti dan makna tertentu pula.
Garis ukuran dan garis batasan ukuran,
merupakan garis yang paling tipis pada gambar,
jadi harus cukup terang apabila direproduksi
(copy).

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 16


No. Macam Garis Penggambaran Kegunaan
1. Garis gambar tebal - Apa yg terlihat/ tampak
- Garis tepi/batas
2. Garis tipis (1/2 tebal - Garis penolong/ukuran
garis gambar) - Gambaran dari bagian
yang ukurannya
ditentukan pada gambar
lain
3. Garis putus titik/ garis - Garis sumbu
sumbu - Penunjuk tempat
penampang/ potongan
- Batas lukisan gambar
apabila benda yang
digambar dipendekan.
4. Garis putus-putus - Apa yang tidak dapat
panjang dilihat/ terlindung oleh
objek diatasnya
5. Garis putus-putus - Gambaran dari suatu
pendek bangunan yang akan
dibongkar/ rencana
perluasan
6. Garis semu (1/2 tebal) - Penggambaran tepi-tepi
suatu pandangan
semu/sebagian

ada objek diatas


Objek dibawah
lantai lantai

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 17


Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 18
Pada contoh denah sebuah rumah tinggal diatas, penerapan simbol garis objek bangunan,
garis keterangan ukuran, elevasi, kontur tanah dan simbol material serta asesoris
pendukung lainnya yang merupakan kesatuan gambar yang cukup jelas sehingga pembaca
dapat merasakan gambaran suasana dalam dan luar bangunan tersebut.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 19


3.1.2. Skala
Skala adalah sesuatu benda asli yang diperbesar maupun diperkecil, baik benda yang
dibuat ukuran kecil (mini-miniatur) maupun benda yang dibuat/digambarkan diatas kertas
dengan ukuran dan dimensi tertentu sesuai dengan keinginan.

Cara perhitungan besaran skala :


Sebagai contoh kita mau menggunakan skala 1 : 100, sedangkan yang akan digunakan
dalam penggambaran dalam milimeter (mm), dan obyek aslinya menggunakan meter (m),
maka 1m : 1000 mm.
Jadi penggambaran skala 1 : 100 menjadi 1000 mm : 100 = 10 mm = 1 cm untuk setiap 1
meter (obyek asli)
Penggunaan skala biasanya ada 3 yaitu :

Ada tiga cara penulisan skala, yaitu :


1. Skala Teknis yaitu dengan menuliskan skala dalam bentuk persamaan.
Contoh : 1 cm = 1 m
2. Skala Numeris yaitu dengan menuliskan angka perbandingan
Contoh : 1 : 10 1 : 50
1 : 100 1 : 500
3. Skala Grafis, yaitu dengan menggambarkan suatu garis lurus. Pada setiap jarak tertentu
dituliskan angka jarak sebenarnya di lapangan.
Contoh : 0 1m 2m 3m

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 20


Penerapan skala grafis sangat dibutuhkan dan selalu dicantumkan pada gambar lay
out/master plan kawasan, peta-peta dan lain-lain. Skala grafis sangat membantu dan
memberikan kemudahan pembaca terutama pada gambar yang sudah mengalami
reproduksi copy (perbesar/perkecil) yang pasti mengalami perubahan dari gambar aslinya.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 21


Penyampaian skala dalam bentuk lain pada bidang teknik
yaitu bukan skala pembesaran maupun pengecilan, seperti :
- skala kemiringan (perbandingan kemiringan dari tinggi dan
panjang). Skala ini dapat juga ditulis dalam bentuk persen
kemiringan.

- skala benda yang umum dikenali (manusia, mobil, pohon, tiang listrik penerangan jalan
raya dll) terhadap objek bangunan yang biasanya tanpa ukuran. Dengan bantuan skala
benda ini, pembaca dapat memperkirakan besaran keruangan objek bangunan tersebut.

3.1.3. Simbol - simbol


Pada setiap gambar perlu untuk mencantumkan identitas sebagaimana beberapa
contoh gambar denah dan tampak pada halamman sebelumnya. Dalam gambara-gambar
tersebut terdapat beberapa symbol-simbol elemen bangunan, notasi, bahan material dan
lainnya. Simbol tersebut menjadikan gambar praktis dan mudah dipahami.
Beberapa gambar simbol yang menunjukan penampang bahan pada konstruksi bangunan
sampai saat ini belum ada standar yang baku, sehingga setiap perencana memilih cara
tersendiri untuk menentukan simbol terutama pada bahan bangunan yang tergolong baru
dan biasanya simbol-simbol tersebut disertai keterangan penjelasnya.
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 22
Untuk bahan bangunan yang umum dan penting seperti, beton, batu bata, kayu dan
sebagainya sudah ada kesamaan dan pemakaian simbol.
Berikut contoh simbol-simbol bahan bangunan dalam gambar teknik bangunan.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 23


Beberapa contoh simbol dalam gambar denah, gambar tampak dan potongan yang umum
digunakan baik sebagai penjelas, skala maupun estetika/keindahan dan tekstur tampilan
gambar.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 24


Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 25
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 26
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 27
Selain simbol-simbol bahan, dalam gambar teknik sipil juga memperkenalkan simbol
kelistrikan, yaitu:

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 28


3.1.4. Ukuran-ukuran pada Gambar
Dalam menginformasikan gambar terhadap pembaca, gambar harus dilengkapi
dengan ukuran sebenarnya. Dalam memberikan dimensi/ukuran gambar sebaiknya pula
dilengkapi dengan batas ukuran, sering disebut dengan tali ukuran/garis ukuran. Cara
meletakan garis ukuran ke obyek gambar yaitu dengan menarik garis batas ukuran dari
dimulai sumbu benda yang akan dilengkapi ukuran.
a. Macam-macam garis ukuran.
Semua ukuran-ukuran yang membujur dibuat dengan garis-garis proyeksi dan garis-
garis ukuran, yang digambarkan dengan garis fipis. Titik 'perpotongan darldua garis
ditandai dengan sebuah garis yang mempunyai miring 45° (lihat gambar).
Titik perpotongan dapat juga ditandai dengan sebuah titik.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 29


b. Ukuran-ukuran Praktis.
- Proyeksi dan garis-garis ukuran tidak boleh berpotongan dengan garis-garis lain yang
tidak terpakai.
- Sebaiknya ukuran-ukuran yang berjarak berjarak sama.
- Buatlah ukuran-ukuran dengan lengkap, sehingga seorang pekerja tidak perlu lagi
menambah atau merubah untuk mencari ukuran yang kurang.
- Letakan semua ukuran diluat tampak-tampak. Hanya apabila diperlukan karena
untuk memperjelas dan mempermudah pemecahan-pemecahan, dapat diletakkan
didalam tampak.

- Letakan ukuran-ukuran yang panjang diluar ukuran-ukuran yang pendek sehingga


garis-garis proyeksi tidak memotong garis-garis ukuran.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 30


- Garis-garis pusat atau center tidak boleh dipakai sebagai garis ukuran tepi boleh
dipakai sebagai garis proyeksi.

- Pada objek miring, garis-garis proyeksi dapat digambarkan pada sebuah arah yang
tegak lurus pada benda yang akan diukur dan garis ukuran sejajar dengan garis luar.

c. Penulisan Ukuran.
- Ukuran-ukuran yang ada pada gambar mempergunakan ukuran-ukuran yang
sebenarnya dari benda.
- Pada umumnya ukuran-ukuran diberikan dalam cm sampai 1.00 m panjang, dan
dalam meter dengan dua desimal untuk ukuran-ukuran lebih dari 1.00 m panjang.
- Pada suatu saat kita perlu dengan ukuran mm, kita letakan desimal ketiga dengan
sebuah angka kecil diatas level dari ukuran tersebut.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 31


- Gambar harus dapat dibaca dari bawah dan dari samping kanan

- Ukuran yang miring juga harus dapat dibaca dari bawah dan dari samping kanan.

d. Ukuran untuk lingkaran.


- Ukuran dan bagian- bagian selalu diberikan dari pusat ke pusat.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 32


- Selalu memperhatikan garis tengah sebuah lingkaran, tidak pernah jari-jari. Apabila
hal ini tidak cukup jelas bahwa ukuran itu adalah sebuah garis tengah, gambar dapat
ditunjukan dengan simbol garis tengah .

- Apabila akan menyebutkan jari-jari dan sebuah busur, gambar dapat ditunjuk dengan
simbol jari-jari R. Garis ukuran jari-jari mempunyai arah panah pada garis lingkaran,
tidak pada pusatnya. Letakan sebuah perpotongan kecil pada pusatnya. Apabila akan
menempatkan pusat suatu busur yang terletak diluar gambar, garis ukuran jari-jari dapat
dibuat sebagai berikut :
e. Ukuran untuk sudut.

- Untuk ukuran sebuah sudut, gunakan sebuah busur sebagai garis ukuran dengan
kedua ujung diberi anak panah dan gunakan ujung sudut sebagai pusatnya.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 33


- Pengakhiran garis ukuran untuk sebuah sudut garis-garis yang merupakan
permukaan, sebaiknya mempergunakan garis perpanjangan.
- Anak panah penunjuk ukuran dapat digambarkan didalam batas-batas garis ukuran.

- Apabila ruang untuk itu tidak cukup, anak panah dapat ditempatkan diluar.

- Angka derajat sudut diletakan horizontal untuk sudut-sudut kecil. Untuk sudut-sudut
yang mempunyai skala besar dapat diukur sejajar dengan busur.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 34


3.1.5 . Penunjukan Ketinggian
Dalam perencanaan suatu bangunan atau struktur, biasanya ditunjukkan juga
ketinggian dasar yang disebut  0.00. Pada gambar-gambar konstruksi bangunan atau
struktur selalu dicantumkan ketinggian pada setiap lantai, plat, pondasi, tangga dan lain-
lain. Ketinggian biasanya ditandai dengan anak panah seperti terlihat pada gambar di
bawah.

0.00

Tanda + atau - menunjukkan bahwa ketinggian dari struktur terletak di atas (+) atau di
bawah (-) ketinggian dasar. Ketinggian juga dicantumnkan pada gambar potongan.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 35


3.2. Pembuatan Garis-qaris denqan Geometri
3.2.1. Membuat garis Tegak Lurus dan Garis Sejajar menggunakan Segitiga
- Tarik garis X kemudian letakkan sisi miring segitiga 45º-45º sedemikian hingga
berimpit dengan garis X dan penggaris bawah bawah ditahan oleh segitiga yang lain.
- Putarlah segitiga 45º-45º sebesar 90º ( lihat anak panah 1) maka sisi miringnya akan
tegak lurus garis X. Geser segitiganya (lihat anak panah 2) bila perlu. Kemudian tarik
garis Y.

3.2.2. Menggambar sebuah garis tegak lurus atau sejajar terhadap suatu garis
sembarang.
- Tarik garis sembarang (A - B) dengan mempergunakan penggaris segi tiga.

- Himpitkan segitiga 45-45 dengan garis AB dan penggaris yang lain sebagai
tumpuannya.
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 36
- Geser segitiga pertama sepanjang sisi dari segitiga kedua. Salah satu sisi akan
menghasilkan garis sejajar (S), sisi yang lain akan menghasilkan garis tegak lurus

- Membuat garis tegak lurus terhadap garistertentu (A - B) melalui titik P yang diketahui
dengan memakai jangka.

3.2.3. Membagi dua sama besar


Diketahui garis AB, atur jangka untuk sebuah jari-jari (R) lebih besar dari AB. Dengan
memakai titik titik pada A dan B, gambar berpotongan busur-busur diatas dan di bawah
garis 1-2 melalui titik potong-titik potong akan membagi A-B menjadi dua bagian yang
sama dan tegak lurus dengan garis AB.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 37


3.2.4. Membagi garis menjadi bagian-bagian yang sama
Sering dijumpai dalam menggambar baik manual maupun dengan sofware sebuah
garis jika dibagi mendapatkan hasil pecahan hingga lebih dari dua digit dibelakang koma.
Cara membaginya agar sama bagiannya, misal diketahui garis sembarang A-B akan dibagi
menjadi 7 bagian. Langkahnya adalah:
- Tarik garis dengan sudut bebas ke arah mana saja dengan titik awalnya di A atau B,
Sebagai contoh titik awal dari A, kemudian bagi garis tersebut dengan 7 bagian dengan
ukuran yang mudah ditandai, misal per 1 cm.
- Dari ujung pembagian (ke 7), hubungkan dengan titik B.
- Gambar garis-garis sejajar dengan garis B-7 dengan sepasang segitiga, maka garis-
garis paralel yang bersinggungan dengan AB akan terbagi sama sesuai jumlah
pembagian yang dikehendaki dengan ukuran yang sama panjang.

IV. PROYEKSI
Kata proyeksi secara umum berarti bayangan. Gambar proyeksi berarti gambar
bayangan suatu benda yang berasal dari benda nyata atau imajiner yang dituangkan dalam
bidang gambar menurut cara tertentu. Cara-
cara tersebut berkenaan dengan arah garis
pemroyeksi yang meliputi sejajar (paralel)
dan memusat (sentral). Arah yang sejajar
terdiri atas sejajar tegak lurus terhadap bidang
gambar dan sejajar akan tetapi miring
terhadap bidang gambar.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 38


Berdasarkan arah garis pemroyeksi tersebut dikenal berbagai jenis gambar
proyeksi. Garis pemroyeksi yang sejajar tegak lurus terhadap bidang gambar menghasilkan
gambar proyeksi orthogonal (orthografi) atau gambar multi pandangan (tampak atas,
depan, samping dan belakang). Atas dasar proyeksi orthogonal inilah gambar-gambar kerja
dalam bidang teknis sipil dan arsitektur dihasilkan menjadi gambar-gambar kerja 1 dan 2
dimensi. Sedangkan gambar 3 dimensi digambar dengan cara proyeksi aksonometri dan
titik hilang.
Dalam gambar teknik sipil diperkenalkan macam-macam proyeksi, diantara:
- Proyeksi Orthogonal
- Proyeksi Aksonometri.
- Proyeksi Perspektif.

4.1. Proyeksi Orthogonal


Proyeksi othogonal atau orthografi adalah proyeksi yang digambarkan dalam 1 dan
2 dimensi), dibagi dalam dua cara yaitu :
�Cara Eropa (lebih banyak digunakan)
Proyeksi Eropa cara melihatnya dengan jalan bendanya diberi sinar atau gambaran
cermin arah horizontal dan vertikal (X,Y) secara tegak lurus sehingga bayangannya
diterima oleh bidang gambar atau dengan kata lain cara pandangnya seperti melihat
benda diatas muka tanah.
�Cara Amerika
Proyeksi Amerika cara melihatnya dari titik-titik benda ditarik ke mata kita secara tegak
lurus hingga memotong bidang gambar transparan (kaca) atau bayangkan sebuah kotak
yang dibuka pada masing-masing bidangnya.

Cara Eropa Cara Amerika

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 39


Pengertian gambar 1,2 dan 3 dimensi adalah bahwa masing-masing gambar tampak
diartikan gambar 1 dimensi jika terdapat dimensi lebar dan panjang (tampak atas/denah)
atau lebar dan tinggi (tampak depan/
muka) ataupun panjang dan tinggi
(tampak samping) darisebuah bangunan.
Gambar 2 dimensi adalah gabungan dua
buah tampak atau lebih. Sedang gambar
tiga dimensi adalah sebuah gambar yang
dapat diketahui lebar, panjang dan
tingginya (aksonometri).

Penampilan gambar proyeksi Eropa relative


sederhana dibandingkan dengan yang lain.
Gambar ini menampilkan pandangan atas,
depan (muka), dan samping. Oleh karena itu
proyeksi Eropa sangat tepat digunakan untuk kepentingan perancangan gambar teknik
sipil. Dalam proyeksi orthografi ini digambarkan bagian-bagian yang kelihatan sebagai
tiga dimensi (lebar, tinggi, dalam) pada kertas gambar. Perbedaan pandangan pada object,
tampak muka, tampak samping dan tampak atas disusun secara sistimatis pada kertas
gambar untuk menyampaikan informasi yang penting dimana objek diproyeksikan dari
beberapa sisi.
Dalam proyeksi ini, semua garis proyeksi sejajar terhadap satu sama lain dan tegak lurus
terhadap bidang dimana benda tersebut diproyeksikan. Sistem gambar proyeksi othografi
dihasilkan dari pemroyeksian pada ruang atau sudut pertama (first angel). Oleh karena itu
proyeksi ini sering disebut proyeksi “Kuadran Pertama” atau “Kuadran I”. Ruang atau
sudut penampilan tersebut berbentuk tiga dimensi, yang terdiri atas 3 bidang, yakni bidang

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 40


I, II, dan III. Bidang I berfungsi untuk menampilkan bayangan berada tampak dari atas,
bidang II untuk bayangan benda tampak depan, dan bidang III untuk bayangan benda
tampak dari samping kiri. Oleh karena itu proyeksi Eropa sering dikelompokkan dalam
proyeksi multiview (tampak ganda).

Jika diperhatikan sistem proyeksi othografi cara Eropa ini menempatkan posisi
benda/obyek yang digambar berada di
antara titik pengamat (proyektor) dan
proyeksi benda. Jika diurutkan maka posisi
tersebut adalah pengamat, objek, dan
gambar proyeksi. Posisi pengamat terhadap
bidang gambar adalah tegak lurus. Di
samping itu, masing-masing garis
pemroyeksi yang merupakan hubungan dari
titik pengamat dan benda sehingga
menghasilkan proyeksi tersebut adalah
sejajar sesamanya.
Ruang/ sudut yang berbentuk tiga
dimensi ini diubah sedemikian rupa
menjadi dua dimensi. Dengan kata lain
diubah menjadi bidang datar sehingga
dapat dituangkan ke dalam bidang atau kertas gambar.
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 41
Lebih jauh dikembangkan penambahan cermin sumbu bayangan Y’ sehingga tampak
samping kanan dapat diproyeksikan. Sedang tampak belakang dan bawah adalah
perputaran pengamat dari sisi yang berbeda.

Perlu untuk diingat bahwa dalam mengambar proyeksi orthogonal


(orthografi) semua bidang sisi-sisi/batas-batas benda harus terperoyeksikan
secara lurus baik vertikal maupun horizontal. Dengan kata lain TIDAK
SATUPUN GARIS YANG TIDAK TERPROYEKSIKAN (TERHUBUNG)

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 42


4.2. Proyeksi Aksonometri
Proyeksi Aksonometri tergolong jenis proyeksi sejajar (paralel) dan juga tegak
(ortogonal). Dimana proyeksi ini menampilkan keseluruhan dimensi dalam sebuah gambar,
dalam artian proyeksi Aksonometri menampilkan tampak atas/bawah, depan, dan samping
dalam satu kesatuan gambar.
Jenis proyeksi Aksonometri dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
o Isometri
o Dwimetri
o Trimetri
o Proyeksi Miring (Oblique)
o Perspektif, terdiri dari perspektif 1,2 dan 3 titik hilang.

4.2.1. Proyeksi Isometri


`Proyeksi isometri adalah jenis proyeksi aksonometri berpenampilan tiga dimensi
atau piktorial dengan besaran sudut masing-masing 120 0, dan perbadingan masing-masing
ukuran tinggi, panjang, dan dalam yaitu 1:1:1. Besar sudut sumbu 1200 dapat digunakan
alternatif dibuat sudut 300 terhadap horisontal (baik sudut kanan maupun kiri)
Didalam konstruksi bangunan selain untuk memperjelas detail, perspektif isometri juga
seringkali dipakai untuk memperjelas denah.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 43


Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 44
4.2.2. Proyeksi Dwimetri
Penggunaan isometri seringkali menyebabkan distorsi pada gambar yang
ditampilkan, dan garis-garis yang berimpit. Kelemahan ini dapat ditanggulangi dengan
proyeksi dwimetri. Dwimetri artinya ada dua jurusan sumbu yang sama panjang. Pada
dwimetri perbandingan yang sama terdapat pada dimensi tinggi dan panjang. Perbandingan
yang lazim digunakan yaitu 2:2:1 atau 3:3:1 Perbandingan ini diikuti dengan konsekuensi
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 45
pada sudut objek yang digambar terhadap garis horizon yaitu 42 derajat untuk sudut
sebelah kanan dan 7 derajat untuk sudut sebelah kiri.

4.2.3. Trimetri
Penggunaan proyeksi dimetri ternyata dirasakan banyak terjadi distorsi, oleh karena
itu ukuran kedua rusuk/sumbu salah satunya (rusuk panjang) perlu dipendekkan.

4.2.4. Oblik (Poyeksi miring)


Di dalam proyeksi miring, garis-garis proyeksi yang terjadi tidaklah tegak lurus
terhadap bidang proyeksi, elainkan membentuk sudut terhadap bidang proyeksi. Proyeksi
dari benda yang berada pada bidang proyeksi disebut proyeksi miring, Cara menggambar
proyeksi miring ini, biasanya kemiringan dari benda yang akan digambar itu membentuk
sudut 45°.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 46


Didalam menggambar perspektif miring dimulai dengan menggambarkan ketiga sumbu
yaitu : Sumbu tegak, Sumbu datar dan Sumbu miring. Kemiringan sudut dari sumbu
miring dibuat 30° atau 45°. Perbandingan ukuran antara tinggi, lebar dan kedalaman
adalah 1 : 1 : 1 atau 2 : 2 : 1

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 47


Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 48
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 49
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 50
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 51
4.3. Proyeksi Perspektif
Gambar-gambar aksonometri sangat terbatas dalam penggambarannya terutama
untuk objek/bangunan yang tinggi (berlantai banyak). Hal ini dikarenakan tampilalannya
yang kaku serta tidak mirip dengan wujud objek bangunan aslinya. Oleh karena itu
diperlukan proyeksi titik hilang. Proyeksi perspektif titik hilang atau perspektif titik lenyap
terdiri dari 1 (satu) titik hilang, 2 (dua) titik hilang, dan 3 (tiga) titik hilang.

4.3.1. Perspektif 1 titik hilang


Proyeksi ini lebih sering digunakan pada penggambaran ruang interior. Proyeksi ini
sangat mudah dirasakan, misalnya ketika kita berjalan pada jalan yang lurus, dimana
didepan kita jalan yang lurus dengan lebar yang sama pada ujung batas pandang kita
seolah-olah mengecil atau meneyempit.

Pada koridor atau lorong-loorng bangunan juga sering ditemui kasus serupa. Demikian
pula padaruang interior dalam bangunan.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 52


Contoh langkah menggambar perspektif 1 (satu) titik hilang.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 53


Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 54
4.3.2. Perspektif 2 titik hilang
Perspektif 2 titik hilang umumnya digunakan dalam penggambaran tata ruang luar
(eksterior). Besar kecil hasil gambar perspektif tergantung dari pada skala dan peletakan
denah terhadap bidang gambar. Perspektif 2 titik hilang dapat digambar dengan cara
meneruskan batas garis denah ke bidang gambar untuk sebagai pedoman atau disebut
perspektif secara tidak langsung dan dengan cara pandangan langsung pada titik-titik yang
dilihat. Letak bidang gambar yang praktis apabila letaknya menyinggung salah satu titik
sudut atau salah satu sisi/garis dari benda.Tinggi horison tergantung dari pada orang yang
melihat.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 55


Beberapa contoh gambar 2 titik hilang dimana posisi mata pengamat berada lebih tinggi,
tengah, dan dibawah dari objek.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 56


Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 57
4.3.3. Perspektif 3 titik hilang
Perspektif tiga titik hilang umumnya diterapkan untuk menggambarkan sesuatu
yang sangat luas, besar, tinggi, dan secara visual mengalami distorsi yang sangat ekstrem.
Teknik ini dipakai untuk menggambar outdoor dan sudut pandang dari udara (mata
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 58
burung), meskipun bisa juga dipakai untuk sudut pandang dari bawah atau sudut pandang
mata kucing. Agar tidak mengalami distorsi yang berlebihan, titik hilang diletakkan jauh
diluar bidang gambar.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 59


Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 60
V. GAMBAR PERENCANAAN BANGUNAN
Gambar-gambar perencanaan adalah alat komunikasi antara pemilik, tim perencana,
pengawas dan kontraktor, dimana perencana menterjemahkan keinginan dan keperluan
pemilik didalam bentuk gambar dan kemudian proyek tersebut direalisir atau dilaksanakan
oleh kontraktor yang pelaksanaannya diawasi oleh pengawas. Gambar perencanaan yang
sederhana suatu bangunan yang juga sebagai gambar kerja, biasanya terdiri: Denah,
tampak, potongan, Rencana pondasi, Rencana kolom dan balok, Rencana perletakkan
kusen pintu dan jendela, Rencana atap, Rencana langit-langit dan rangkanya, Rencana
lantai, Rencana instalasi air bersih dan air kotor, Rencana instalasi listrik.
Detail-detail antara lain ; detail pondasi, detail kusen, daun pintu dan jendela, detail atap,
langit-langit dan lain-lain.
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 61
5.1. Rencana Tapak
Rencana tapak atau zona peruntukan dalam persil/area lahan, biasanya disajikan
dalam bentuk Masterplan dan Site plan (situasi) diperlukan untuk proyek-proyek yang
cukup besar. Rencana tapak diperlukan untuk memberikan informasi mengenai :
- Tata letak bangunan pada tapak atau tanah yang dimiliki
- Penataan lansekap, yang meliputi penataan jalan, taman, area parkir, pedestrian, selasar
dan lain-lain.
- Keadaan tanah, rata atau berbukit (kontur) dan lain-lain.
Untuk bangunan sederhana, rencana tapak tidak terlalu diperlukan, biasanya cukup dengan
gambar denah yang dilengkapi dengan penataan lansekap.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 62


5.2. Denah Bangunan.
Gambar denah adalah gambar outline/garis
luar bangunan dan bagian-bagian bangunan
yang dapat kita lihat dari atas, bila bangunan
kita potong horisontal  1 m dari lantai.
Denah memberikan keterangan-keterangan
khusus dari suatu bangunan yang
membedakannya dengan keinginan bangunan
lain. Gambar denah berguna untuk mengetahui :
- Jenis, hubungan antar ruang atau yang biasa disebut organisasi ruang.
- Sirkulasi dalam bangunan.
- Letak kolom, balok dan lain-lain.
- Letak bukaan-bukaan (pintu dan jendela), baik untuk sirkulasi udara, orang maupun
pemasukan cahaya.
- Letak potongan dan detail-detail konstruksi
- Rencana atap.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 63


5.3. Tampak Bangunan
Dalam merencanakan suatu bangunan, kita harus dapat bembayangkan/
menggambarkan/ memproyeksikan bentuk trimatra dimensi bidang 3 sisi bangunan ke
dalam bidang dua dimensi yang disebut tampak bangunan sehingga bila tampak-tampak
tersebut diproyeksikan secara orthografi akan menyajikan suatu bangunan utuh.

Dengan kata lain, gambar tampak adalah proyeksi orthografi dari exterior satu bangunan
yang diproyeksikan dari denah bangunan.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 64


Gambar tampak ini diperlukan untuk mengetahui :
- Tinggi dinding bangunan, ruangan dan langit-langit
- Ukuran-ukuran dari dinding dan bukaan-bukaannya, jenis bukaan
- Kemiringan atap
- Tinggi kolom, balok dan elemen struktur lain
- Ukuran dan jenis material yang dipergunakan
Dan juga dari tampak ini bisa dilihat penampilan exterior dari suatu bangunan apakah
letak jendela yang ditentukan pada denah, terlihat cukup indah pada bangunan.

Contoh gambar tampak bangunan.

Tamp[ak Depan

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 65


Tampak Belakang

Tampak Samping Kiri


Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 66
5.4. Potongan
Potongan adalah suatu gambar yang memperlihatkan bagian bangunan yang
terpotong disuatu irisan tertentu, baik melintang maupun membujur. Letak potongan
dicanturnkan pada gambar denah dengan symbol potongan yang menunjukkan juga
kemana arah potongan kita lihat.

Gambar potongan berguna untuk :


- Mengetahui secara detail sturktur dan konstruksi bangunan yang direncanakan, seperti
jenis dan konstruksi pondasi, lantai, dinding, atap dan lain-lain.
- Mengetahui dimensi dari konstruksi
- Mengetapui jenis dan ukuran bahan yang dipakai.
- Mengetahui suasana interior ruangan- seperti tinggi dan jenis langit-langit ketinggian
lantai dan lain-lain.
- Mengetahui bagian-bagian yang mempunyai penyelesaian detail khusus.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 67


5.5. Pondasi.
Beton dan batu bata adalah bahan-bahan yang diijinkan oleh peraturan bangunan
untuk pondasi. Pondasi-pondasi dari kayu boleh digunakan untuk daerah-daerah yang
khusus. Beton “bertulang atau tumbuk” adalah bahan yang sering digunakan. Keputusan
tentang bahan apa yang akan dipakai, tergantung banyak faktor : Type konstruksi tersebut
tergantung kepada tersedianya bahan dan pekerja, peraturan-peraturan bangunan,
cuaca/iklim, type tanah dan harga.
Pondasi dalam suatu bangunan merupakan bagian paling bawah dan berhubungan
langsung dengan tanah. Pada struktur bangunan, pondasi berfungsi untuk memikul beban
bangunan yang ada diatasnya. Untuk menghasilkan bangunan yang kokoh, pondasi juga
harus direncanakan dan dikerjakan dengan sangat hati-hati. Pondasi harus diperhitungkan
sedemikian rupa baik dari segi dimensi maupun secara analitis mekanis. Setiap pondasi
bangunan perlu direncanakan berdasarkan jenis, kekuatan dan daya dukung tanah tempat
berdirinya. Bagi tanah yang stabil dan memiliki daya dukung baik, maka pondasinya juga
membutuhkan konstruksi yang sederhana. Jika tanahnya labil dan memiliki daya dukung
buruk, maka pondasinya juga harus lebih kompleks.
Dalam mendesain pondasi harus mempertimbangkan penurunan dan daya dukung
tanah, dalam beberapa kasus semisal turap, defleksi / lendutan pondasi juga diikutkan
dalam pertimbangan. Ketika berbicara penurunan, yang diperhitungkan biasanya
penurunan total(keseluruhan bagian pondasi turun bersama-sama) dan penurunan
diferensial(sebagian pondasi saja yang turun / miring). Ini dapat menimbulkan masalah
bagi struktur yang didukungnya.
Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah terhadap
pondasi (tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi adhesinya,
kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu berdiri, dan juga pada bahan
pondasi itu sendiri. Dalamnya tanah serta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya
amatlah sulit dipastikan, oleh karena itu para ahli geoteknik membatasi beban yang bekerja
hanya boleh, biasanya, sepertiga dari kekuatan desainnya.
Selain itu juga podasi harus mampu menahan beban :
- Beban horizontal/beban geser, seperti beban akibat gaya tekan tanah, perpindahan beban
akibat gaya angin pada dinding.
- Beban hidup, seperti berat sendiri bangunan.
- Beban hidup, beban orang, air hujan dan salju.
- Gaya gempa
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 68
- Gaya angkat air
- Momen dan Torsi
Secara garis besar pondasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni pondasi dangkal dan
pondasi dalam.

5.5.1. Pondasi Dangkal


Pondasi jenis ini biasanya dilaksanakan pada tanah dengan kedalaman tanah tidak
lebih dari 3 meter atau sepertiga dari dari lebar alas pondasi. Dengan kata lain, pondasi ini
diterapkan pada tanah yang keras atau stabil yang mendukung struktur bangunan yang
tidak terlalu berat dan tinggi, dengan kedalaman tanah keras kurang dari 3 meter. Pondasi
dangkal tidak disarankan untuk dilaksanakan pada jenis tanah yang kurang stabil atau
memiliki kepadatan tanah yang buruk, seperti tanah bekas rawa/gambut. Bila kondisi
memaksa untuk dilaksanakan pada tanah yang kurang stabil, harus diadakan perbaikan
tanah terlebih dahulu, dengan sistem memakai cerucup/tiang pancang yang ditanam
dibawah pondasi.
Pondasi dangkal terdiri dari:
a. Pondasi Menerus (jalur)
b. Pondasi Setempat.
Pondasi menerus biasanya digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban
garis, baik untuk mendukung beban dinding atau kolom dengan jarak yang dekat dan

fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat. Pondasi menerus dibuat dalam
bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Penggunaan bahan
pondasi ini biasanya sesuai dengan kondisi lingkungan atau bahan yang tersedia di daerah
setempat. Bahan yang digunakan bisa dari batu kali, batubata atau beton kosong/tanpa

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 69


tulangan dengan adukan 1 pc : 3 Psr : 3 krl. Keuntungan memakai pondasi ini adalah beban
bangunan dapat disalurkan secara merata, dengan catatan seluruh pondasi berdiri diatas
tanah keras. Sementara kelemahan pondasi ini, biaya untuk pondasi cukup besar, memakan
waktu agak lama dan memerlukan tenaga kerja yang banyak.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 70


Pondasi setempat. Pondasi ini dilaksanakan untuk mendukung beban titik seperti kolom
praktis, tiang kayu pada rumah sederhana atau pada titik kolom struktural. Contoh pondasi
setempat:
- Pondasi umpak batu kali, dilaksanakan untuk rumah sederhana.
- Pondasi umpak beton, dilaksanakan untuk rumah sederhana, rumah kayu pada rumah
tradisional, dan lain-lain.
- Pondasi plat setempat, jenis pondasi ini dapat juga dibuat dalam bentuk bertingkat
atau haunched jika pondasi ini dibutuhkan untuk menyebarkan beban dari kolom berat.
Pondasi tapak disamping diterapkan dalam pondasi dangkal dapat juga digunakan
untuk pondasi dalam. Dapat dilaksanakan pada bangunan hingga dua lantai, tentunya
sesuai dengan perhitungan mekanika.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 71


Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 72
DENAH PONDASI TELAPAK

Detail Penulangan Pondasi Telapak

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 73


Detail Penulangan Pondasi Telapak dengan Umpak

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 74


5.5.2. Pondasi Dalam
Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan permukaan tanah dengan kedalam
tertentu dimana daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban struktural dan kondisi
permukaan tanah. Pondasi dalam biasanya dipasang pada kedalaman lebih dari 3 m di
bawah elevasi permukaan tanah. Pondasi dalam dapat dijumpai dalam bentuk pondasi
tiang pancang, dinding pancang dan caissons atau pondasi kompensasi. Pondasi dalam
dapat digunakan untuk mentransfer beban ke lapisan yang lebih dalam untuk mencapai
kedalam yang tertentu sampai didapat jenis tanah yang mendukung daya beban strutur
bangunan sehingga jenis tanah yang tidak cocok di dekat permukaan tanah dapat
dihindari. Jenis–jenis pondasi dalam diantaranya pondasi sumuran, pondasi Bored Pile,
tiang pancang dll.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 75


5.6. Atap.
Atap merupakan bagian dari bangunan gedung (rumah) yang letaknya berada
dibagian paling atas, sehingga untuk perencanaannya atap ini haruslah diperhitungkan dan
harus mendapat perhatian yang khusus dari si perencana (arsitek). Karena dilihat dari
penampakannya ataplah yang paling pertama kali terlihat oleh pandangan setiap yang
memperhatikannya. Untuk itu dalam merencanakan bentuk atap harus mempunyai daya
arstistik. Bisa juga dikatakan bahwa atap merupakan mahkota dari suatu bangunan rumah.
Atap sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya, sehingga akan terlindung
dari panas, hujan, angin dan binatang buas serta keamanan.
Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yng berfungsi sebagai
penutup/pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan sehingga memberikan
kenyamanan bagi penggunan bangunan.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 76


Struktur atap pada umumnya terdiri dari tiga bagian utama yaitu : struktur penutup
atap, gording dan rangka kuda-kuda. Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka
atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk dan reng. Beban-beban atap akan
diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom dan atau balok.
Konstruksi atap yang baik memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dengan
baik. Sudah sewajarnya setiap rumah dilengkapi dengan atap. Atap rumah merupakan
bagian dari bangunan yang befungsi sebagai penutup atau pelindung bangunan dari panas
terik matahari dan hujan, sehingga memberikan kenyamanan bagi pengguna bangunan.
Atap rumah merupakan bagian penting pada konstruksi bangunan rumah karena
berada di atas untuk menutupi seluruh bagian bangunan.
Untuk konstruksi atau struktur, pada umumnya, atap terdiri dari tiga bagian utama
yaitu struktur penutup atap, gording dan rangka kuda-kuda. Penutup atap akan didukung
oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk dan reng. Beban-
beban atap akan diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom dan atau balok.
Struktur atap pada umumnya juga dibuat dengan mengikuti atau menyesuaikan
dengan denah atau bentuk keseluruhan bangunan (desain atap rumah). Jika rumah terdiri
atas dua lantai, struktur atap dibuat mengikuti denah atau layout rumah pada lantai dua.

5.6.1. Komponen Penyusun Atap


Tiga komponen penyusun atap:
a. struktur atap (rangka atap dan penopang rangka atap);
b. penutup atap (lembaran, kepingan);
c. pelengkap atap (ventilasi atap, konsul, talang horizontal/vertikal dan lisplang)

A. Struktur Atap
Struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan /mengalirkan beban-beban dari
atap. Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka atap
berfungsi menahan beban dari bahan penutup atap sehingga umumnya berupa susunan
balok –balok (dari kayu/bambu/baja) secara vertikal dan horizontal –kecuali pada struktur
atap dak beton. Berdasarkan posisi inilah maka muncul istilah gording, kasau dan reng.
Susunan rangka atap dapat menghasilkan lekukan pada atap (jurai dalam/luar) dan
menciptakan bentuk atap tertentu.
Penopang rangka atap adalah balok kayu yang disusun membentuk segitiga, disebut
dengan istilah kuda-kuda. Kuda-kuda berada dibawah rangka atap, fungsinya untuk
menyangga rangka atap. Sebagai pengaku, bagian atas kuda-kuda disangkutkan pada balok
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 77
bubungan, sementara kedua kakinya dihubungkan dengan kolom struktur untuk
mengalirakan beban ke tanah.

Atap dan bagian-bagiannya


1. Jurai dalam ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap sampai
bubungan,dan terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan kedalam.
2. Jurai luar,ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap sampai
bubungan,terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan ke luar.
3. Bubungan (nok), merupakan sisi atap yang teratas,selalu dalam keadaan datar dan
umumnya menentukan arah bangunan.
4. Gording, merupakan dudukan untuk kasau/usuk dan balok jurai dalam.
5. Kasau/usuk, adalah komponen atap yang terletak diatas gording dan menjadi dudukan
untuk reng. Pada penutup atap jenis lembaran tertentu usuk tidak digunakan dan fungsi
reng sebagai dudukan atap digantikan oleh gording dengan jarak sesuai untuk penutup
atap yang digunakan.
6. Reng adalah komponen atap yang memiliki profil paling kecil dalam bentuk dan
ukurannya. Posisinya melintang diatas kasau. Reng berfungsi sebagai penahan penutup
atap. Fungsi lainnya adalah sebagai pengatur jarak tiap genteng agar rapi dan lebih
“terikat”. Jarak antar reng tergantung pada ukuran penutup atap yang akan dipakai.

B. Penutup Atap
Penutup merupakan bagian yang menutupi atap secara keseluruhan sehingga
terciptalah ambang atas yang membatasi kita dari alam luar. Ada berbagai pilihan penutup
atap serta jenisnya dengan pilihan motif dan sifat yang berbeda. Dua faktor utama yang
harus dipertimbangkan dalam pemilihannya adalah faktor keringanan material agar tidak
terlalu membebani struktur bangunan dan faktor keawetan terhadap iklim (angin, panas,
hujan, salju dll). Faktor lain adalah kecocokan/ keindahan terhadap desain bangunan.
Ukuran dan desain dari penutup atap juga memberi pengaruh pada struktur, misalnya
konstruksi kuda-kuda, ukuran reng, dan sudut kemiringan.

C. Komponen pelengkap
Elemen pelengkap pada atap selain berfungsi struktural juga estetis/estetika.
1. Talang adalah saluran air pada atap yang berfungsi mengarahkan air agar jatuh ketanah
atau tempat yang diarahkan. Talang dipasang mendatar mengikuti tiris atap kemudian
dialirkan ke bawah melalui pipa vertikal.
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 78
2. Lisplank, adalah bagian tepi atap yang fungsinya penutup penampang usuk agar terlihat
rapi sekaligus pengunci usuk agar kokoh dan tidak berubah dari susunannya. Disamping
itu listplank juga berfungsi sebagai estetika tampilan tambahan arsitektural bangunan.

5.6.2 Bentuk Model Atap.


Bentuk atau model konstruksi atap bermacam – macam sesuai dengan peradaban dan
perkembangan teknologi serta sesuai dengan segi arsitekturnya. Bentuk atap yang banyak
terdapat adalah :
1. Atap Datar
Model atap yang paling sederhana adalah atap berbentuk datar atau rata. Atap datar
biasanya digunakan untuk bangunan/
rumah bertingkat, balkon yang bahannya
bisa dibuat dari beton bertulang, untuk
teras bahannya dari asbes maupun seng
yang tebal. Agar air hujan yang
tertampung bisa mengalir, maka atap
dibuat miring ke salah satu sisi dengan
kemiringan yang cukup.

2. Atap Sandar
Model atap sengkuap biasa digunakan untuk
bangunan–bangunan tambahan misalnya; selasar
atau emperan, dapur namun sekarang atap model ini
juga dipakai untuk rumah-rumah modern. Beberapa
arsitek mengadopsi model atap ini kemudian
menggabungkannya dengan atap model pelana.

3. Atap Pelana
Bentuk atap ini cukup sederhana,
karena itu banyak dipakai untuk bangun –
bangunan atau rumah di masyarakat kita.
Bidang atap teridiri dari dua sisi yang
bertemu pada satu garis pertemuan yang
disebut bubungan. Atap ini merupakan
bentuk atap rumah yang dianggap paling
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 79
aman karena pemeliharaannya mudah dalam hal mendeteksi apabila terjadi kebocoran.
Atap pelana terdiri atas dua bidang miring yang ujung atasnya bertemu pada satu garis
lurus yang biasa kita sebut bubungan.

4. Atap Tenda
Model atap tenda dipasang pada
bangunan yang panjangnya sama
dengan lebarnya, sehingga kemiringan
bidang atap sama. Bentuk atap tenda
terdiri dari empat bidang atap yang
bertemu disatu titik puncak, pertemuan
bidang atap yang miring adalah
dibubungan miring yang disebut jurai.

5. Atap Limas (perisai)


Atap berbentuk limas terdiri dari empat bidang atap, dua bidang bertemu pada satu
garis bubungan jurai dan dua bidang
bertemu pada garis bubungan atas atau pada
nook. Jika dilhat terdapat dua bidang
berbentuk trapesium dan dua dua bidang
berbentuk segitiga. Bentuk atap ini
penyempurnaan dari bentuk atap pelana,
yang terdiri atas dua bidang atap miring yang berbentuk trapezium. Dua bidang atapnya
berbentuk segi tiga dengan kemiringan yang biasanya sama.

6. Atap Mansard
Bentuk atap model ini seolah – olah terdiri
dari dua atap yang terlihat bersusun atau
bertingkat. Atap banyak terdapar pada bangunan
kolonial Belanda.

8. Atap Menara
Bentuk atap menara sama dengan atap tenda, bedanya atap menara puncaknya lebih
tinggi sehingga kelihatan lebih lancip. Atap ini banyak kita jumpai pada bangunan –
bangunan gereja, atap menara masjid dan lain – lain.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 80


9. Atap Piramida
Model atap ini terdiri lebih dari empat bidang
yang sama bentuknya. Bentuk denah bangunan dapat
segi 5, segi 6, aegi 8 dan seterusnya.

10. Atap Minangkabau


Atap minangkabau seolah-olah berbentuk tanduk pada tepi kanan dan kiri. Bentuk
atap ini banyak kita jumpai di Sumatra.

11. Atap Joglo


Model atap joglo hampir sama dengan
atap limas tersusun sehingga atpnya seperti
bertingkat. Atap ini banyak dibangun di daerah
Jawa Tengah dan Jawa Barat.

12. Atap Setengah Bola (Kubah)


Model atap berbentuk melengkung setengah bola. Atap ini banyak digunakan untuk
bangunan masjid dan gereja.

13. Atap Gergaji


Model atap gergaji ini terdiri
dari dua bidang atap yang tidak sama
lerengnya. Model atap gergaji bisa
digunakan untuk bangunan pabrik,
gudang atau bengkel.
Masih banyak lagi bentuk dan estetika atap tradisional kedaerahan diseluruh dunia.

5.6.3. Jenis-jenis Penutup Atap.


Setiap jenis material penutup atap punya kelebihan dan kekurangannya masing-
masing. Anda bisa memilihnya dengan mempertimbangkan penampilan, kepraktisan,
bentuk, dan rencana desain. Ada beberapa jenis material atap yang saat ini banyak
digunakan, yaitu sebagai berikut.

1. Atap Sirap
Penutup atap yang terbuat dari kepingan tipis kayu ulin (eusideroxylon zwageri) ini
ketahanannya tergantung keadaan lingkungan, kualitas kayu yang digunakan, dan besarnya

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 81


sudut atap. Penutup atap jenis ini bisa bertahan
hingga 25 tahun atau lebih. Bentuknya yang unik
cocok untuk rumah-rumah bergaya pedesaan yang
menyatu dengan alam.

2. Atap Genteng Tanah Liat


Material ini banyak dipergunakan
untuk rumah. Gentang terbuat dari tanah liat yang
dicetak dan dibakar. Kekuatannya cukup baik. Untuk memasang genteng tanah liat
membutuhkan rangka. Genteng dipasang pada atap miring. Genteng menerapkan sistem
pemasangan inter-locking atau saling mengunci dan mengikat.
Seiring waktu, warna dan
penampilan genteng akan
berubah. Pada permukaannya
biasanya akan tumbuh jamur.
Bagi sebagian orang dengan
gaya rumah tertentu mungkin ini
bisa membuat tampilan tampak
lebih alami, namun sebagian
besar orang tidak menyukai
tampilan ini.

3. Atap Genteng Keramik


Material genteng ini berbahan dasar tanah liat.
Namun genteng ini telah mengalami proses finishing,
jadi permukaannya sudah diglasur. Lapisan ini dapat
diberi warna yang beragam untuk melindungi
genteng dari lumut. Ketahanannya sekitar 20–50
tahun. Aplikasinya sangat cocok untuk hunian
modern di perkotaan.

4. Atap Genteng Beton


Bentuk dan ukurannya hampir sama dengan genteng tanah tradisional, hanya saja
bahan dasarnya adalah campuran semen PC dan pasir kasar. Bagian luarnya diberi lapisan
tipis yang berfungsi sebagai pewarna dan lapisan kedap air. Sebenarnya atap ini bisa
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 82
bertahan lama, tetapi lapisan pelindungnya
hanya akan bertahan antara 30 hingga 40
tahun. Bentuknya motifnya ada yang datar
ada pula yang mirip genting keramik dan
lain-lain.

4. Atap Seng
Atap ini terbuat dari lembaran baja
tipis yang diberi lapisan seng secara
elektrolisis yang tujuannya untuk membuatnya jadi tahan karat. Jadi, kata 'seng' berasal
dari bahan pelapisnya. Jenis ini akan bertahan selama lapisan seng ini belum hilang. Jika
sudah lewat masa itu, atap akan mulai berkarat dan bocor.

6. Atap Dak Beton


Atap ini biasanya merupakan atap datar yang terbuat dari kombinasi besi dan beton.
Penerapannya biasanya pada rumah-rumah modern minimalis dan kontemporer. Karena
konstruksinya kuat, atap ini dapat digunakan sebagai tempat beraktivitas, misalnya untuk
menjemur pakaian dan bercocok tanam dengan pot. Kebocoran pada atap dak beton sering
sekali terjadi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan pada bagian cor-nya dan pada
saat memasang lapisan waterproof pada bagian atasnya.

7. Atap Genteng Metal


Atap ini berbentuk material lembaran, mirip seng. Genteng ini ditanam pada balok
gording rangka atap dengan menggunakan sekrup. Pemasangannya tidak jauh berbeda
dengan genteng tanahliat. Ukurannya lebih besar dari genteng tanah liat, yakni sekitar 60-
120 cm, dengan ketebalan 0,20-0,35 mm.

8. Genteng Aspal
Material genteng yang satu ini
bersifat transparan, terbuat dari
campuran lembaran bitumen (turunan
aspal) dan bahan kimia lain. Ada dua
model yang tersedia di pasaran.
Pertama, model datar bertumpu pada
multipleks yang menempel pada rangka, dan jenis yang kedua, model bergelombang yang

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 83


pemasangannya cukup disekrup pada balok gording. Atap ini biasanya dipilih dan dipasang
untuk memberi penerangan alami dalam rumah pada siang hari. Biasanya dipasang pada
bagian rumah yang tidak mendapatkan cahaya langsung dari jendela, atau sebagai aksen
yang melengkapi desain sebuah rumah. Bentuknya pun bermacam macam, ada yang
berbentuk lembaran kaca atau genteng kaca sesuai kebutuhan.

9. Atap Polikarbonat
Atap ini berbentuk lembaran
besar yang dapat dipasang tanpa
sambungan. Keunggulan polikarbonat
adalah pada kualitas materialnya dan
ketahanannya terhadap radiasi
matahari. Atap jenis ini biasanya
dipakai pada kanopi atau atap
tambahan. Atap polikarbonat dapat dipasang dengan mudah dan cepat, namun harganya
memang lebih mahal dari atap lainnya.

10. PVC (Polyvinyl Chloride).


Banyak digunakan dan posisinya antara
fiberglass dan polycarbonate, yaitu lebih tahan
lama dibanding fiberglass, tetapi lebih murah dari
polycarbonate.

11. Aluminium.
Umumnya yang banyak dipakai adalah produk Pryda atau Lovera yang memiliki
kemudahan serta fleksibilitas karena dapat dibuka dan ditutup dengan mudah. Hanya,
harganya relatif tinggi dibandingkan penutup lainnya.

12. Beton Bertulang.


Atap beton bertulang banyak digunakan pada gedung-gedung bertingkat tinggi, dan
pada rumah tinggal yang didesain untuk dapat ditingkat dalam waktu yang akan datang
atau biasa disebut dengan model rumah mengambang atau rumah tumbuh.

5.6.4. Konstruksi Kuda-kuda Atap.


Konstruksi kuda-kuda adalah susunan rangka batang yang berfungsi mendukung
beban atap termasuk juga beratnya sendiri, sekaligus dapat memberikan bentuk pada atap.
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 84
Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap. Struktur ini termasuk dalam
klasifikasi struktur framework (truss), secara umumnya kuda-kuda terbuat dari kayu,
bambu, baja, dan beton bertulang.

 Kuda - kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang maksimal sekitar
12.00-15.00 m.
 Kuda-kuda bambu pada umumnya mampu mendukung beban atap sampai dengan 10
meter.
 Kuda-kuda baja sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau
lengkung dapat mendukung beban atap sampai dengan bentang 75 meter, seperti pada
hanggar pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dll.
 Kuda-kuda dari beton bertulang dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10
hingga 12 meter.
 Pada kuda-kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan angin untuk memperkaku struktur
kuda-kuda pada arah horisontal.
Pada dasarnya konstruksi kuda-kuda terdiri dari rangkaian batang yang selalu
membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan dan bentuk
penutupnya, maka konstruksi kuda - kuda satu sama lain akan berbeda, tetapi setiap
susunan rangka batang harus merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang
nantinya mampu memikul beban yang bekerja tanpa mengalami perubahan.
Kuda-kuda diletakkan diatas dua
struktur beton/baja selaku
tumpuannya. Perlu diperhatikan
bahwa tembok diusahakan tidak
menerima gaya horisontal maupun
momen, karena tembok hanya mampu
menerima beban vertikal saja (dalam
perhitungan struktur tembok tidak
diperhitungkan sebagai penerima
beban tapi hanya sebagai beban)
Beban-beban yang dihitung adalah :
1. Beban mati (yaitu berat penutup
atap, reng, usuk, gording, kuda - kuda, plafon termasuk instalasi listrik, air bersih/air
kotor dan instalasi lain yang berada diatas plafon dengan posisi menggantung )
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 85
2. Beban hidup (angin, air hujan, orang pada saat memasang/memperbaiki atap).

Kuda - kuda berdasarkan bentang kuda-kuda dan jenis bahannya :


a. Bentang 3-4 Meter
Digunakan pada bangunan rumah
bentang sekitar 3 s.d. 4 meter,
bahannya dari kayu, atau beton bertulang.
b. Bentang 4-8 Mater
Untuk bentang sekitar 4 s.d. 8

meter, bahan dari kayu atau beton


bertulang.
c. Bentang 9-16 Meter
Untuk bentang 9 s.d. 16 meter,
bahan dari baja (double angle).

d. Bentang 20 Meter
Bentang maksimal sekitar 20 m, bahan dapat
dibuat dari baja (double angle) dan Kuda-kuda
atap sebagai loteng, bahan dari kayu
e. Kuda-Kuda Baja Profil Siku

f. Kuda-Kuda Gabel Profil WF

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 86


5.6.5. Bagian-bagian Atap.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 87


Daftar dimensi ukuran kayu untuk kuda-kuda

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 88


Pembuatan kuda-kuda dari bahan kayu yang harus diperhatikan adalah pada tempat-tempat
sambungan, karena pada tempat tersebut merupakan titik terlemah. Pada konstruksi rangka
batang seperti kuda-kuda, maka sambungan titik buhul/simpul merupakan bagian
konstruksi yang terlemah. Untuk mempermudah konstruksi sambungan pada titik buhul,
maka pada gaya batang yang besar supaya diusahakan berupa batang tekan, karena pada
batang tekan konstruksi sambungan dapat dibuat bentuk gigi yang syarat-syaratnya tidak
memerlukan tempat yang luas. Sedangkan pada batang tarik yang mendukung gaya besar
akan membutuhkan alat sambung baut cukup banyak jumlahnya hingga pengaturan letak
baut yang memenuhi syarat akan memerlukan tempat yang luas dan dapat menyulitkan
konstruksi sambungan.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 89


5.6.6. Sambung Kayu.
Panjang kayu sangat terbatas, jadi apabila melebihi ukuran yang ada harus
disambung. Pemilihan macam-macam sambungan harus memperhatikan beban gaya dan
momen yang akan diterima oleh struktur kayu tersebut.

A. SAMBUNGAN BALOK
1. Sambungan bibir lurus
Sambungan bibir lurus digunakan jika strukturnya hanya menerima gaya tekan saja dan
tidak menerima beban gaya momen serta strukturnya ditumpu sepanjang betangnya.
Sebagai contoh balok tembok (murplat) yang menumpu pada dinding/ tembok.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 90


MUKA

SAMPING

ATAS

PROYEKSI

2. Sambungan bibir lurus mulut ikan.


Sambungan seperti ini banyak digunakan apabila terdapat beban dari samping dan tidak
menerima gaya tarik. Bentuk serong mulut ikan dibuat sepanjang 1/8 – 1/6 H dan
panjang sambungan dibuat 2 – 2,5 H.

MUKA
SAMPING

ATAS

3. Sambungan bibir lurus dada miring.


Sambungan ini digunakan apabila struktur menerima gaya ungkit ke atas. Sebagai
contoh balok murplat pada ujung tembok/ dinding. Kedua dada sambungan dibuat
miring sebesar 1/8–1/6H dan panjang sambungan dibuat 2–2,5H.
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 91
P

MUKA
SAMPING

ATAS

4. Sambungan bibir lurus berkait.


Sambungan ini dipakai apabila suatu balok kayu menerima gaya tarik yang arahnya
saling berlawanan dan gaya tarik ini dipikul oleh bidang yang tegak di tengah
sambungan. Kedua ujung balok kayu yang akan disambung ditakik sepanjang 2,5-3H
dan setengah panjang bibir ini ditakik sedalam 2/5 – 3/5H. Selisih tinggi ini akan
mendapatkan tinggi kait yaitu sebesar 1/5H.

1/5H

MUKA

SAMPING

ATAS

5. Sambungan bibir miring.


Sambungan ini digunakan jika balok berada di atas dua tumpuan atau lebih, seperti pada
balok gording yang di tumpu/ditahan oleh kaki kuda-kuda. Karena balok hanya ditumpu
ditempat-tempat tertentu, maka timbul kecondongan untuk melentur, khususnya pada
bagian sambungan. Untuk dapat menahan lenturan, bibir sambungan dibuat berangsur
miring. Umumnya sambungan ini diterapkan pada posisi balok berdiri. Pada sambungan
bibir miring diharapkan tidak ada pengaruh gaya tarik. Dan kedalaman takikan 1/8-1/6H
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 92
yang disebut dada. Panjang sambungan pada arah datar sebesar 2,5-3H dan dibuat
miring.
1/8-1/6H

1/8-1/6H
MUKA
TUMPUAN
SAMPING

ATAS

6. Sambungan bibir dan dada miring.


Sambungan ini digunakan untuk menahan kombinasi gaya lentur dan gaya ungkit yang
arahnya ke atas serta diharapkan pada sambungan ini tidak menerima gaya tarik. Pada
kedua ujung balok ditakik dada miring sedalaman 1/8-1/6H dengan panjang sambungan
sebesar 2-2,5H.
1/8-1/6H

1/8-1/6H

MUKA
SAMPING

ATAS

7. Sambungan bibir miring dada mulut ikan.


Sambungan ini digunakan apabila balok berada di atas dua tumpuan atau lebih. Karena
balok hanya ditumpu di tempat-tempat tertentu saja, maka ada kemungkinan untuk
melentur. Balok ini juga menerima beban horizontal di kedua ujung. Untuk beban yang
terakhir ditahan oleh adanya bentuk mulut ikan. Seperti pada sambungan bibir miring,
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 93
bentuk bibir sambungan dibuat berangsur miring dan diharapkan juga tidak bekerja
gaya tarik.
1/8-1/6H

1/8-1/6H

MUKA
SAMPING

ATAS
8. Sambungan bibir miring berkait.
Sambungan ini digunakan apabila balok menerima gaya lentur sekaligus gaya tarik.
Letak sambungan seperti ini diusahakan pada daerah M=0, atau pada daerah peralihan
Momen Positif ke Momen Negatif. Letak bibir pemikul ditempatkan pada daerah
tumpuan/perletakan dan menghadap ke atas.

M m a x (tumpuan)

M =0

M m a x (lapangan)

1/8-1/6H

1/8-1/6H
MUKA
TUMPUAN
SAMPING

ATAS

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 94


9. Sambungan bibir miring dada mulut ikan.
Sambungan ini digunakan apabila balok menerima gaya lentur (vertikal), gaya tarik
dan sekaligus menerima gaya samping (horizontal). Letak sambungan seperti ini
diusahakan pada daerah M=0, atau pada daerah peralihan Momen Positif ke Momen
Negatif.
1/8-1/6H

1/8-1/6H
MUKA

SAMPING

ATAS
1/8-1/6H

B. SAMBUNGAN TIANG KAYU


1. Sambungan takikan lidah lurus.
Sambungan ini dibuat apabila pada tiang hanya bekerja gaya tekan saja. Karena hanya
ada satu beban gaya saja maka, bentuk dari sambungan ini sangat sederhana.
Penyambungan dilakukan dengan cara membuat takikan sebesar ½ dari lebarnya/tebal
balok tiang. Dan panjang sambungan dibuat sebesar 2,5-3H.

MUKA SAMPING

ATAS

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 95


2. Sambungan tiang pen lurus.
Sambungan ini dibuat apabila pada tiang hanya bekerja gaya tekan saja. Karena hanya
ada satu beban gaya saja maka, bentuk dari sambungan ini sangat sederhana.
Penyambungan dilakukan dengan cara membuat takikan sebesar ½ dari lebarnya/tebal
balok tiang. Dan panjang sambungan dibuat sebesar 2-3H.

MUKA SAMPING

PROYEKSI
ATAS

3. Sambungan takikan pen miring dada mulut ikan.


Sambungan ini dibuat apabila pada tiang hanya bekerja gaya tekan saja. Karena hanya
ada satu beban gaya saja maka, bentuk dari sambungan ini sangat sederhana.

MUKA SAMPING

PROYEKSI
ATAS

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 96


VI. MENGGAMBAR DAN MEMBACA GAMBAR TULANGAN
Penggambaran konstruksi beton mempunyai suatu hubungan yang amat penting
antara perencana dan tempat dimana bangunan akan didirikan. Pada masa yang lampau,
kebutuhan gambar teknik yang dibuat seperti sekarang ini kurang begitu diperhatikan.
Walaupun gambar teknik telah digunakan, tetapi gambar tersebut hanya berupa sketsa yang
sederhana saja dan merupakan garis besar untuk penerapan bangunan.
Dewasa ini, perencanaan dan penggambaran konstruksi beton dilakukan di ruang
gambar, sedangkan konstruksi dibangun di tempat pelaksanaan. Pada gambar dicantumkan
bentuk dan ukuran setiap bagian dari konstruksi, khususnya mutu beton, jenis baja yang
digunakan dan sebagainya. Untuk hal ini peraturan penggambaran penting ditentukan agar
setiap pemakai gambar dapat
“membaca dan mengerti” Garis tepi
gambar tersebut tanpa perlu RENVO
Y
penjelasan yang panjang lebar.
Untuk keseragaman gambar
GAMBAR
pelaksanaan penulangan
Blok
beton, perlu diketahui J

peraturan yang berlaku dalam u


d
bidang ini. Dalam hal u
l
peraturan ini, tanda-tanda gambar tercantum dalam pedoman (atau norma). Untuk
memudahkan produksi dan penyimpanan gambar-gambar maka perlu adanya uniformitas
dalam hal ukuran, yaitu besar ukuran gambar ‘format’ (A4, A3......A0)
Dalam gambar pelaksanaan penulangan konstruksi beton, di ruang renvooi
(keterangan/spesifikasi) paling tidak harus ada keterangan seperti di bawah ini :
jenis baja,
jenis dan kelas semen,
mutu dan kelas semen,
jenis agregat (dengan maks. diameter butir),
kualitas beton,
selimut beton,
kekuatan kubus yang disyaratkan ketika pembongkaran bekisting,
nilai slump (kerucut Abram),
bahan kimia tambahan yang digunakan,

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 97


bagian pengecoran (‘schroefhulzen’ dan sebagainya),
urutan pengecoran yang sesuai dengan petunjuk-petunjuk adanya siar cor,
cara perawatannya.

Judul blok yang memuat keterangan tentang :


lokasi proyek mana,
pemberi pekerjaan (proyek),
pemakaian skala gambar,
biro konsultan atau konstruksi,
kontraktor,
juru gambar/penggambarnya,
perancang yang bertanggung jawab,
tanggal revisi gambaran (kemungkinan pergantian tanggal)
kode nomor dari gambar.
Selain itu masih ada beberapa masalah yang perlu dijelaskan. Pada gambar-gambar
dan perhitungan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan konstruksi beton harus
dicantumkan nama, alamat, dan dibubuhi tanda tangan perancang yang bertanggung jawab.
Skala gambar yang dipakai untuk :
gambar plat lantai, adalah 1:50 dan detailnya 1:20
dinding 1:50 dan detailnya 1:20
balok-balok dan kolom 1:20 dan detailnya 1:20 (untuk detail yang rumit dipilih skala
1:10 atau 1:5).

6.1. Nomor kode dari gambar


Perusahaan-perusahaan yang besar menggunakan kodering yang berlanjutan untuk
penomoran lembaran gambar. Kodering itu terdiri dari beberapa bilangan dan sering
dikombinasikan dengan huruf yang ada artinya.
Contoh dari suatu nomor kode W-248-A-0-06.
W-248 berkaitan dengan nomor pekerjaan/proyek
A bagian bangunan yang bersangkutan
0 lantai nomor 0 jadi lantai paling bawah
06 nomor urut

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 98


6.2. Menggambar Konstruksi Beton.
Untuk menggambar konstruksi beton perlu adanya peraturan dan ketentuan dimana
bagian konstruksi akan ditampilkan. Ketentuan dan peraturan ini disetujui dan disepakati
secara nasional maupun internasional.
6 7 8

400 x 400
500 x 500 400 x 400

34 400 x 600 35 36
E

10

15

20
f 150 g

40
400 x 600

400 x 600

400 x 600

440
14

19
9

43 400 x 600 44 45
D

40
Gambar Pembalokan Lantai

Dengan bantuan gambar diatas akan dibahas beberapa ketentuan.

Pelat lantai dalam gambar adalah bagian dari pelat yang menumpu pada kolom dan
menerus di atas balok. Untuk menunjukkan tempat dan ukurannya, maka pada denah
diberikan garis-garis bantu, yang disebut garis-garis stramin. Untuk garis-garis stramin
yang horisontal cenderung menggunakan huruf besar (D dan F dalam gambar yaitu 6,
7, dan 8). Dengan pertolongan garis-garis stramin ini letak dari bagian konstruksi
(pelat) mudah ditinjau kembali.

Bagian dari lantai yang digambarkan itu terletak antara garis-garis stramin D, E dan 6,
8. Petunjuk yang sama seperti di atas berlaku untuk dinding dan kolom. Situasi kolom
D-6 terletak pada perpotongan garis-garis stramin D dan garis-garis stramin 6. Dinding
A adalah dinding yang terletak pada stramin A. Namun, karena dinding A/1-2 terletak
di antara stramin 1 dan 2. Sedangkan di sini menyatakan letaknya, maka petunjuk
bahwa ujung-ujung dinding berimpit dengan garis-garis stramin 1 dan 2 tidak
diperlukan. Ukuran dari konstruksi beton (ukuran bekisting) harus sedemikian rupa
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 99
agar bentuk beton dapat dibuat. Andaikan dibutuhkan info tambahan, maka gambar dari
potongan melintang dapat disisipkan. Ukuran dari konstruksi beton dinyatakan dalam
satuan mm.

Apabila ada berbagai lapangan-lantai pada denah, maka lantai-lantai akan ditandai
dengan a, b, c dan sebagainya (dalam gambar, dari kiri ke kanan f dan g). Tanda-tanda
lantai ini pada denah dinyatakan dalam sebuah lingkaran. Lingkaran selanjutnya
menyatakan ketebalan lantai, di sini setebal 150 mm. Jika semua lapangan-lantai sama
tebalnya, maka cukup ditunjukkan dengan tebal lantai pertama saja, contohnya lantai f.

Balok-balok ditandai dengan nomor 1, 2, 3, dan sebagainya. Penomoran balok-balok


tersebut terdiri dari nomor balok 34, 35, 36 dan sebagainya. Andaikan balok
membentuk kesatuan monolit dengan sisi bawah dari lantai, ini akan dinyatakan dengan
garis putus-putus ----. Pada gambar balok-balok diberi warna abu-abu. Ukuran dari
balok mula-mula menunjukkan kelebaran dan kemudian ketinggiannya. Andaikan
balok dan lantai membentuk kesatuan monolit maka untuk menentukan ketinggian
balok, tebal pelat harus diperhitungkan pula. Pada gambar, tercantum ukuran balok 34
adalah 400 x 600 mm2. Jadi lebar balok adalah 400 mm dengan ketinggian 600 mm
(termasuk tebal pelat).

Kolom (yang ditandai dengan D-6, D-7 dan sebagainya) berukuran 400 x 400 mm2.
Dengan bantuan arsiran dapat ditunjukkan adanya kolom di bawah dan di atas pelat,
atau kolom di bawah dan di atas balok. Kolom juga diberi warna abu-abu. Untuk
dinding (beton) notasinya sama dengan kolom. Sedangkan untuk tembok batako yang
mendukung harus dinyatakan/dinotasikan dengan arsiran.

6.3. Menggambar Tulangan


Umumnya bentuk gambar penulangan lantai digambarkan seperti tergambar. Cara
membaca/memahami gambar ini dari atas ke bawah. Mula-mula kita menjumpai tulangan
atas kemudian tulangan bawah. Selanjutnya bila memakai batang tulangan utama yang
dibengkokkan atau ujungnya berkait, maka urutannya dilihat dari atas ke bawah yang
terdiri dari : jaringan atas dari batang tulangan polos kemudian batang tulangan utama
(deform) dan akhirnya jaringan bawah batang tulangan polos.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 100


36-250

B
6-200

A A

8-200
36-250

8-200
6-200

Gambar penulangan lantai

Untuk membaca tulangan-tulangan yang terletak tegak lurus dengan tulangan utama
dimulai dari arah kiri ke kanan. Bila ada beberapa batang tulangan yang sama besar serta
jarak dari sumbu ke sumbunya sama, maka cukup digambar satu batang tulangan saja dan
di atas batang tulangan tersebut ditulis keterangan sebagai berikut, yaitu : jumlah batang
tulangan, diameter serta jenis baja kemudian jarak sumbu ke sumbu tulangan. Misalnya : 3
ø 6 – 250 (3 batang tul. Polos diameter 6mm dengan jarak tulangan satu dengan lainnya
250 mm/ 25 cm).

Untuk menyatakan jenis baja dan menunjukkan tempat lapisan batang tulangan, diberikan
notasi sebagai berikut :

Untuk menyatakan jenis baja :


Baja tulangan Polos U-24, atau Bj.Tp 24 tandanya P atau biasa ditulis 
Contoh : diameter tulangan polos 12 mm ditulis 12
Baja tulangan Deform (ulir) U-40, atau Bj. Tp 40 tandanya D atau biasa ditulis D.
Contoh : diameter tulangan deform 12 mm ditulis D.12

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 101


Untuk menyatakan tempat lapisan tulangan :

Lapisan terluar/atas (arah A) : Segitiga hitam menunjukan arah pusat


Barisan kedua dari luar (arah B) : bagian konstruksi.
Jumlah segitiga hitam menerangkan
Lapisan kedua luar/bawah (A) : letaknya dilihat dari arah luar
Barisan kedua terluar (B) : (atas/bawah)
Catatan :
Hal di atas ini sudah jelas untuk menyatakan jenis baja maupun petunjuk/notasi dari letak
lapisan tulangan harus diterangkan di bawah renvooi. Apabila ada suatu lantai atau bagian
dari lantai memakai tulangan yang sama, maka notasi tulangan identik ini tidak perlu
diulang kembali. Pada gambar diatas, 36-250 adalah tulangan pembagi yang menyatakan
tulangan berada di jalur tulangan A (jalur tulangan adalah suatu jalur dimana penulangan
harus didistribusikan arah sumbu Y). Untuk tulangan yang identik cukup bila notasinya
hanya pada jalur A saja. Notasi ini juga berlaku untuk jalur B arah sumbu X.

VII. TANGGA
Tangga merupakan salah satu sarana penghubung lantai satu dengan lantai lainnya
arah vertikal atau bangunan bertingkat. Atau dengan kata lain tangga adalah jalan
naik/turun dari/ke suatu lantai ke lantai lainnya. Tangga modern cenderung kepada desain
yang sederhana, fungsionil dan ekonomis, tanpa mengabaikan nilai-nilai estetika dan
kekuatan konstruksi. Penempatan tangga dibuat sedemikian hingga mudah dilihat dan
untuk rumah tinggal, tangga dibuat di dekat pintu masuk utama (entrance).

Pada bangunan yang besar dan luas digunakan beberapa buah tangga, sedangkan
pada bangunan yang mempunyai beberapa tingkat dipasang tangga lain yang ditempatkan
di luar bangunan sebagai tangga darurat dan dipakai apabila gedung tersebut terjadi sesuatu
seperti kebakaran, oleh karenanya sering disebut tangga kebakaran.

7.1. Istilah-istilah
Ruang tangga : Ruangan dimana tangga dari bordesnya ditempatkan.
Injakan : Bagian horisontal dari tangga tempat injakan (antrede).
Tanjakan : Bagian vertikal anak tangga diantara 2 injakan (optrade).
Anak tangga : Satu tanjakan dan satu injakan.
Lebar injakan : Jarak antara dua tanjakan (antara ujung ke ujung hidung).
Hidung : Pelebaran ujung injakan.
Tangan tangga : Tempat pegangan biasanya sejajar dengan arah tangga.
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 102
Bordes : lantai/pelat di tengah tangga.
Bentang tangga (flight) : Sejumlah anak tangga tanpa bordes.
Dinding tangga : Dinding pada ujung anak tangga.
“Newel” : Hubungan antara ujung tangga melayang dan bordes.
Sandaran tangga : Tempat pegangan tangan.
“Baluster” : Tiang-tiang sandaran tangan.
Garis tangga : Garis yang menghubungkan ujung hidung anak tangga.

Susunan tangga terdiri dari ibu tangga atau daun tangga (boom) dan anak tangga
(trede). Pada tangga yang panjang dibuat tempat pemberhentian yang dinamakan bordes.
Anak tangga terdiri dari anak
tangga datar juga dinamakan
langkah datar (antrede), dan
anak tangga tegak juga
dinamakan langkah naik
(optrede). Pada tangga dari
kayu, baja bahkan kadang-
kadang beton ibu tangga
mengapit anak tangga dan
sejajar satu sama lain.
Ibu tangga yang
menempel pada tembok
disebut ibu tangga
luar (boom
tembok) karena
biasa menempel
pada tembok, dan
yang lain disebut
ibu tangga dalam
atau boom dalam.
Mengingat
ruangan yang
tersedia dan juga
bentuknya, maka tangga dapat dibuat beberapa macam.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 103


7.2. Perencanaan Tangga
Dalam merencanakan tangga yang baik ada beberapa ketentuan yang perlu diikuti :
Inklasi/kemiringan.
Kemiringan tangga dan besarnya
injakan/ tanjakan harus konstan
untuk menghindari resiko
kecelakaan karena berubahnya ritme
gerakan orang menaiki/ menuruni
tangga.
Tinggi/tanjakan dihitung dengan
membagi antara 2 lantai dengan
jumlah tanjakan (t).
Lebar injakan + 2 x tinggi tanjakan = min
57 s/d maks 66 cm.
Bentang tangga terdiri dari tidak lebih dari
20-22 anak tangga.
Dengan adanya bordes antara di tengah-
tengah akan lebih nyaman.
Ruang bebas perlu disediakan 2,00-2,40 m
sebelum memasuki suatu ruangan. Dalam keadaan terpakai diambil minimal 1,85 m.
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 104
Lebar tangga utama sebaiknya >120 cm. Untuk tangga sekunder dapat lebih sempit
tetapi tidak lebih kecil dari 60 cm.

Jumlah tanjakan per bentang antara 2 s/d 16 buah atau ada sampai 22 buah dengan
bordes antara.
Tinggi tanjakan antara 7,5 s/d 22 cm.
Lebar injakan minimal 22 cm.
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 105
7.3. Denah Standar
a. Tangga lurus / satu arah
b. 2 atau lebih bentangan tangga
c. Tangga siku
d. Tangga geometris, dimana
anak tangga menerus (tanpa
bordes)
e. Tangga spiral (tangga
poros/putar).

7.4. Anak Tangga pada Tikungan


Ukuran anak tangga di tengah tikungan sama dengan pada bagian yang lurus (lihat
gambar). Jika lebar  1,10 m atau 55 cm dari tepi tangga. Jika lebar > 1,10 m, bagian
dalam tikungan lebar injakan tidak kurangan dari 7,5 cm.
Untuk menentukan ukuran
anak tangga bagian dalam
dapat diikuti aturan-aturan
sebagai berikut :
Tarik garis lurus dan plot
lebar injakan, dan lebar
anak tangga terakhir.
Dari titik 4 gambar garis
sembarang.
Jarak antara titik 4 ke A
harus sama dengan 4’ ke
A’ dari denah.
Hubungkan titik 5 ke 5’
dan 12 ke A diteruskan
sampai memotong F.
Tarik garis lain dari F ke
6, 7, 8 ....11.
Potongan garis 4-A memberikan titik-titik 6, 7, ....11’.
Jarak 5’-6’, 6’-7’ ....11’A adalah ukuran anak tangga pada tikungan bagian dalam

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 106


.

t t t

7.5. Konstruksi Tangga


Konstruksi tangga biasanya dari pasangan batu, kayu, beton, beton pracetak dan baja.
Berikut beberapa contoh gambar detail tangga yang terbentuk dari :

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 107


7.5.1. Pasangan Batu

Pasangan batu dengan finishing ubin

Untuk tangga luar/dalam

7.5.2. Tangga Kayu

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 108


7.5.3. Tangga Beton

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 109


7.5.4. Tangga Beton Pracetak

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 110


7.5.5. Tangga Spiral dari baja (Tipikal)

Catatan: anak tangga bisa berputar ke kiri atau ke kanan. Jumlah anak tangga per satu
lingkaran biasanya 12 s/d 16 buah.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 111


VIII. GAMBAR KERJA
Gambar kerja adalah gambar rencana akhir yang akan digunakan untuk pelaksanaan
konstruksi suatu bangunan. Gambar kerja harus :
- merupakan suatu gambar yang terperinci dari seluruh elemen-elemen struktur, dimensi
dan bahan bangunan.
- memperlihatkan bagaimana suatu bangunan dibangun dan berfungsi.
Gambar kerja suatu bangunan sederhana biasanya terdiri dari :
- Denah, tampak, potongan
- Rencana pondasi
- Rencana kolom dan balok
- Rencana perletakkan kusen pintu dan jendela
- Rencana atap
- Rencana langit-langit dan rangkanya
- Rencana lantai
- Rencana instalasi air bersih dan air kotor
- Rencana instalasi listrik
- Detail-detail antara lain ; detail pondasi, detail kusen, daun pintu dan jendela, detail
atap, langit-langit dan lain-lain.

Contoh isi gambar kerja.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 112


Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 113
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 114
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 115
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 116
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 117
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 118
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 119
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 120
Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 121
DAFTAR PUSTAKA
Bellis, Herbert F., Schmidt, Walter A., “Membaca Cetak Biru”, Penerbit Erlangga, 1986.
Brown, Walter C., “Drafting for Industri”, The Goodheart-Willcox Co-Inc, 1984
C. Leslie Martin, Architectural Graphics (Second Edition), Macmillan Publishing Co. Inc.
New York. 1970.
Djoko Darmawan, Ir, MT.Teknik Rendering Rendering dengan AutoCAD 2004. PT Alex
Media Komputindo. Jakarta. 2005.
E. Jackson, M.Soll H, Advanced Kevek Technical Drawing (Metric Edition). Longman
Group Ltd. London. 1971
Fajar Hadi, Ir. M.Nasroen Rivai, Ir. Ilmu Teknik Kesehatan 2. Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan. Jakarta. 1980.
Handi Chandra, Belajar Sendiri Menggambar 3 D dengan AutoCAD 2000, PT Alex Media
Komputindo, Jakarta, 2000.
Handi Chandra. Interior Ruang Keluarga dengan AsutoCAD & 3 DS Max, Maksikom.
Palembang. 2006.
Hari Aria Soma, Ir, Mahir Menggunakan AutoCAD Release 14, PT. Alex Media
Komputindo, Jakarta, 1999.
Jubilee Enterprise. Desain Denah Rumah dengan AutoCAD 2007. PT. Alex Media
Komputindo. Jakarta. 2007
Pr. Soedibyo, Soeratman, drs. Ilmu Bangunan Gedung 3. Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan. Jakarta. 1980.
Ronald Green. Pedoman Arsitek Dalam Menjalankan Tugas. Intermatra. Bandung. 1984
Soegihardjo BAE, Gambar-gambar Ilmu Bangunan, Yogyakarta,
Soeparno. Gambar Teknik. PPPG Teknologi Bandung. 2005.
Soeratman, Soekarto. Menggambar Teknik Bangunan 1. Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan. Jakarta. 1980
Soeratman, Pr Sudibyo. Petunjuk Praktek Bangunan Gedung 2. Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan. Jakarta. 1982
Suparno Sastra M. AutoCAD 2006 Untuk Pemodelan dan Desain Arsitektur. PT Alex
Media Komputindo. Jakarta. 2006
Sulanjohadi. Gambar Konstruksi Perspektif. Widjaya. Jakarta. 1984. Sumadi, Konstruksi
bangunan Gedung. ITB. Bandung
Tek Han, J. Oei, Teknik Menggambar “Dekor dalam Gambar Interior”, Pika Semarang,
1993.
Timbul Purwoko, Bedjo. Petunjuk Praktek Batu dan Beton. Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan. Jakarta. 1980.
Yan Sudianto. Dasar-dasar Arsitektur 1. M2S. Bandung. 1985.

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 122


https://www.google.com/search?tbm=isch&tbs=rimg%3ACQTmLRCM9wgxIjhgFKfJelO
mrXgk4o_1zw1h4f7LQxcTdm167dPiv9P5FZMqfKG2-
w3X2MBtITiLSljVY4jVwGT5l6CoSCWAUp8l6U6atEfAAmBk67wqsKhIJeCTij
_1PDWHgR1xHtxmH5Qq0qEgl_1stDFxN2bXhHJiPd1xlPjKCoSCbt0-
K_10_1kVkEaPTgl4I8WAoKhIJyp8obb7DdfYRMzGcb5oUgvoqEgkwG0hOItKW
NRHwYo8YadVtWSoSCVjiNXAZPmXoEY2YkuJgemlr&q=potongan&ved=0ah
UKEwjCxNGTyvrJAhWOG44KHftsDbIQ9C8ICQ
https://www.google.com/search?tbm=isch&tbs=rimg%3ACSuw7z-4RoN-
IjgyKOg9lSwhVly9JdqinRCNdv_15j9ZKLYCnKjzAVPTKoc7MrJk5jzlE-
dVWmTKenp8BePB9i7FrdSoSCTIo6D2VLCFWERFWZhzA8kWxKhIJXL0l2qK
dEI0RDNfP4kvsEMIqEgl2_1_1mP1kotgBF9FMgdQqWXFCoSCacqPMBU9Mqh
EQvxGkI9ZTPWKhIJzsysmTmPOUQR9GiO-
bsigncqEgn51VaZMp6enxFkHK1sDJG3HioSCQF48H2LsWt1EUPEdrlVTNSq&q
=potongan&ved=0ahUKEwiMgO2pzPrJAhVFCY4KHQJ3CBoQ9C8ICQ#imgrc=
gOVs2f4T28_I4M%3A
https://www.google.com/search?tbm=isch&tbs=rimg%3ACRVZVBo2mziOIjhJxcW8-ih-
PYomaffLPot6C-weHyMlUNN9Vat3KbTipI_1oiAf-7Q_1l1z0zK0t-
0WMVZXcHa0sSTyoSCUnFxbz6KH49Ec3anPMwRk1VKhIJiiZp98s-
i3oRm530BqO252gqEgkL7B4fIyVQ0xEb3a7wdiHxDioSCX1Vq3cptOKkERzX5
EY8yHBdKhIJj-iIB_17tD-UR95kBY1oA-58qEgnXPTMrS37RYxE-
buVwsiLGfSoSCRVldwdrSxJPEYI8QMHnxlZR&q=potongan&ved=0ahUKEwisz
uS61PrJAhWHB44KHQ-mCWsQ9C8ICQ
https://www.google.com/search?tbm=isch&tbs=rimg%3ACUbNI2CElcmQIjh_1256v75az
7kzdM_1LdkMhUuN1bUqTRgHGC0N3nX0eZAfRLLpGJAyEYnFxugtJV1kIXZ
G8k-
RvlFyoSCX_1bnq_1vlrPuEQOI3dmZxip3KhIJTN0z8t2QyFQRlBOj8jX1ROUqEg
m43VtSpNGAcRE1lIu3Z_1BbeCoSCYLQ3edfR5kBEafHArGrwrbDKhIJ9EsukY
kDIRgRgjxAwefGVlEqEgmcXG6C0lXWQhHmuDnxjd0x2SoSCRdkbyT5G-
UXEZR0gICyeSDQ&q=potongan&ved=0ahUKEwjivqT__PvJAhUCCo4KHRb_D
CwQ9C8ICQ
https://www.google.com/search?q=gambar+kerja&rlz=1C1CHWA_enID668__668&espv=
2&biw=1366&bih=667&site=webhp&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahU
KEwi6-9eanpbKAhXBH5QKHb3OCBcQ_AUIBigB

Syafriadi-Gambar Teknik 1- Politeknik Putusibau-2016 123

Anda mungkin juga menyukai