Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang


Berbicara tentang masalah kepegawaian berarti kita tidak akan terlepas dari pada
pembicaraan tentang ketenagakerjaan. Berhubung karna pegawai itu juga tenaga kerja.
Penggunaan istilah pegawai dan pekerja, kepegawaian dan ketenagakerjaan pada
hakikatnya secara yuridis tidak mempunyai perbedaan arti dalam kaitannya dengan
kehadirannya didalam suatu perusahaan atau instansi pemerintah.  Administrasi
kepegawaian berkaitan dengan penggunaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi.
Pentingnya administrasi kepegawaian yaitu karena administrator adalah Pegawai
Negeri Sipil selaku pelaksana tugas pemerintahan baik di tingkat pusat maupun daerah.
Selain itu hal tersebut tersebar di pusat dan daerah. Sehingga administrasi sangat berperan
penting dalam hal pencapaian tujuan.
Sistem administrasi kepegawaian adalah bagian dari administrasi negara yang
kebijaksanaannya ditentukan dari tujuan yang ingin dicapai. Pola kebijaksanaannya
tergantung pada bentuk negara yang dianut suatu negara, apakah federal ataukah kesatuan.

B.  Rumusan Masalah:


1. Apa saja yang termuat dalam pendahuluan dari administrasi kepegawaian?
2. Sistem apa saja yang termuat dalam administrasi kepegawaian?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas perkuliahan
dan untuk mengetahui lebih lanjut tentang Administrasi Kepegawaian di tingkat daerah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Administrasi Kepegawaian


Ada beberapa pendapat tentang pengertian administrasi kepegawaian yang
dikemukakan oleh para ahli diantaranya, yaitu:
Menurut Drs. M. Manullang (1967) mengemukakan bahwa :
“Administrasi Kepegawaian adalah seni dan ilmu perencanaan, pelaksanaan dan
pengontrolan tenaga kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih  dahulu,
dengan meningalkan kepuasan hati pada diri para pekerja.”
Paul Pigors dan Charles A. Myers serta Thomas G Spates berpendapat bahwa
“Administrasi kepegawaian adalah suatu tata cara atau prosedur tentang cara-cara
mengorganisasi dan memperlakukan orang yang bekerja sedemikian rupa sehingga mereka
masing-masing mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya dari kemampuannya, jadi
memperoleh efisiensi yang maksimum untuk dirinya sendiri dan golongannya.”
Administrasi kepegawaian berkaitan dengan penggunaan sumber daya manusia
dalam suatu organisasi. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam kegiatan belajar ini telah
dikemukakan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian, ruang lingkup, dan
fungsi/aktivitas kepegawaian.

Sistem Administrasi Kepegawaian


Sistem administrasi kepegawaian adalah bagian dari administrasi negara yang
kebijaksanaannya ditentukan dari tujuan yang ingin dicapai. Pola kebijaksanaannya
tergantung pada bentuk negara yang dianut suatu negara, apakah federal ataukah kesatuan.
Kebijaksanaan dasar sistem administrasi kepegawaian di negara kita mengacu pada
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Dalam undang-undang tersebut
dinyatakan bahwa dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional untuk mewujudkan
masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis, adil, dan bermoral
tinggi, diperlukan pegawai negeri yang merupakan unsur aparatur negara yang bertugas
sebagai abdi masyarakat yang menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata,

2
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.

Fungsi Teknis Administrasi Kepegawaian


Administrasi kepegawaian pada hakikatnya melakukan dua fungsi yaitu fungsi
manajerial, dan fungsi operatif (teknis). Fungsi manajerial berkaitan dengan pekerjaan
pikiran atau menggunakan pikiran (mental) meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian pegawai. Sedangkan fungsi operatif (teknis), berkaitan
dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan fisik, meliputi pengadaan,
pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemensiunan pegawai.

FUNGSI UMUM ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN


Perencanaan Pegawai
Perencanaan pegawai dapat didefinisikan sebagai proses penentuan kebutuhan
pegawai pada masa yang akan datang berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi dan
persediaan tenaga kerja yang ada. Perencanaan pegawai merupakan bagian penting dari dan
sebagai kontributor pada proses perencanaan strategis karena membantu organisasi dalam
menentukan sumber-sumber yang diperlukan dan membantu menentukan apa yang benar-
benar dapat dicapai dengan sumber-sumber yang tersedia.
Perencanaan pegawai yang baik akan memperbaiki pemanfaatan pegawai,
menyesuaikan aktivitas pegawai dan kebutuhan di masa depan secara efisien,
meningkatkan efisiensi dalam merekrut pegawai baru serta melengkapi informasi tentang
kepegawaian yang dapat membantu kegiatan kepegawaian dan unit organisasi lainnya.
Melalui perencanaan dapat diketahui kekurangan dibanding kebutuhan sehingga dapat
dilakukan perekrutan pegawai baru, promosi, dan transfer secara proaktif sehingga tidak
mengganggu kegiatan organisasi.
Dalam membuat perencanaan pegawai perlu diperhatikan faktor internal dan
eksternal organisasi. Di samping itu, perlu pula diperhatikan langkah-langkah yang harus
ditempuh sebagaimana dikemukakan Miller Burack dan Maryann.

3
Pengorganisasian Kepegawaian
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolong-golongkan
dan mengatur berbagai macam kegiatan yang dipandang perlu, penetapan tugas dan
wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka untuk mencapai tujuan.
Pengorganisasian mengantarkan semua sumber dasar (manusia dan nonmanusia) ke dalam
suatu pola tertentu sedemikian rupa sehingga orang-orang yang bekerja di dalamnya dapat
bekerja sama secara berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Salah satu akibat dari pengorganisasian adalah terbentuknya struktur organisasi
dan dalam struktur organisasi akan nampak bagaimana hubungan antara satu unit dengan
unit lain. Dengan kata lain, struktur organisasi akan mempengaruhi aliran kerja, delegasi
wewenang dan tanggung jawab, sistem kontrol dan pengendalian, serta arus perintah dan
pertanggungjawaban. Oleh karena itu, dalam mendesain struktur organisasi bagian
kepegawaian perlu dipertimbangkan berbagai faktor sebagaimana telah diuraikan dalam
kegiatan belajar ini.

Pengarahan Pegawai
Ada banyak teori dan keyakinan tentang apa yang memotivasi pegawai. Secara
keseluruhan tidak ada kesepakatan tentang motivasi. Oleh karena itu, sangat sulit bagi
organisasi untuk sampai pada kebijakan dan pendekatan yang akan memuaskan semua
pegawai. Selain itu, bagi organisasi dengan skala apa pun, membuat analisis mendalam
tentang apa yang memotivasi setiap pegawai adalah tidak praktis. Namun, ada aturan-
aturan praktis yang dapat diikuti setidak-tidaknya untuk membantu memotivasi pegawai
dan meningkatkan kepuasan kerja, yaitu sebagai berikut.
1. Jelaskan kepada para pegawai apa yang dimaksud dengan kinerja efektif dan
pastikan bahwa mereka mengetahui apa yang diharapkan dari mereka;
2. Pastikan bahwa ada hubungan jelas antara kinerja dan penghargaan (imbalan) dan
bahwa setiap hubungan semacam itu dikomunikasikan kepada para pegawai;
3. Pastikan bahwa semua pegawai diperlakukan secara adil dan penilaian tentang
kinerja adalah objektif;

4
4. Bilamana mungkin, kembangkan jenis-jenis penghargaan yang berbeda, tidak
semua orang dapat dinaikkan pangkatnya (dipromosikan) atau perlu dinaikkan
pangkatnya;
5. Doronglah semangat seluwes mungkin di dalam lingkungan kerja dan kembangkan
gaya manajemen yang mudah diserap dan mampu diubah-ubah untuk menyesuaikan
orang dan lingkungan
6. Kembangkan sebuah sistem manajemen kinerja atau setidaknya tetapkan sasaran
yang dapat dicapai tetapi dapat terus berkembang;
7. Perhitungkan semua faktor lingkungan dan sosial, seperti kenyamanan dan sarana
lingkungan kerja, interaksi sosial diantara pegawai, pokoknya semua faktor yang
dapat menjadi sumber ketidakpuasan.

Pengendalian Pegawai
Pengawasan sebagai bagian dari pengendalian merupakan proses pengukuran dan
penilaian tingkat efektivitas kerja pegawai dan tingkat efisiensi penggunaan sarana kerja
dalam memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi. Setiap kegiatan
pengawasan memerlukan tolok ukur atau kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan
dalam bekerja, yang dalam penilaian kinerja disebut standar pekerjaan.
Standar adalah suatu kriteria atau model baku yang akan diperbandingkan dengan
hasil nyata. Banyak jenis standar yang dapat dipergunakan dalam pengendalian kegiatan-
kegiatan kepegawaian. Dalam mengendalikan unit/bagian kepegawaian, pimpinan harus
mampu menemukan butir-butir pengendalian strategis yang dapat dipantau berdasarkan
penyimpangan.

PENGADAAN PEGAWAI
Perencanaan dan Rekrutmen
Salah satu fungsi Kepegawaian adalah pengadaan pegawai. Dalam kegiatan
pengadaan pegawai ini harus dilihat apakah ada formasi yang lowong, di samping itu perlu
pula dilihat kebutuhan sumber daya manusia, banyaknya kebutuhan dan jenisnya pekerjaan.
Setelah pasti ada formasi yang lowong, maka baru diadakan serangkaian kegiatan untuk

5
menjaring pegawai yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit beserta
kualifikasinya.
Sedangkan perekrutan merupakan proses penarikan sejumlah calon yang memiliki
potensi untuk ditarik menjadi pegawai yang dilakukan melalui berbagai macam kegiatan.
Perekrutan yang efektif secara konseptual memiliki beberapa hambatan yang dapat
bersumber dari kebijakan organisasi maupun dari perencanaan sumber daya manusia.
Dalam ketentuan perundang-undangan Kepegawaian Negara terdapat ketentuan yang
mengatur formasi yaitu Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2003 tentang Formasi Pegawai
Negeri Sipil.
Dalam rangka menentukan jumlah dan kualitas pegawai yang diperlukan oleh suatu
unit organisasi, harus ditetapkan oleh seorang pejabat yang berwenang dalam jangka waktu
tertentu berdasarkan jenis, sifat dan beban kerja yang harus dilaksanakan, dengan tujuan
agar unit organisasi itu mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan tepat pada
waktunya.

Seleksi, Orientasi, dan Pengangkatan


Kegiatan seleksi tidak hanya merupakan proses pemilihan pegawai dari sekian
banyak pelamar yang dijaring melalui proses perekrutan, tetapi juga proses pemilihan calon
pegawai terhadap organisasi yang akan dimasuki. Pegawai yang telah lolos seleksi akan
diprioritaskan untuk mengikuti kegiatan orientasi sebelum yang bersangkutan ditempatkan
dan mulai bekerja. Orientasi sangat penting terutama bagi pegawai baru. Hal ini
dikarenakan apa yang diperoleh pertama kali seseorang memasuki dunia kerja akan
berkesan lama, dan ini akan mempengaruhi pegawai tersebut.
Orientasi merupakan upaya untuk mensosialisasikan nilai-nilai organisasi,
pekerjaan, dan rekan-rekan pada pegawai baru, yang dilakukan melalui sebuah program
formal maupun informal. Bagi pegawai lama yang akan menduduki jabatan baru, orientasi
juga perlu. Mereka dapat belajar terlebih dahulu tanggung jawab yang akan dikerjakannya.
Pada umumnya Administrasi Kepegawaian mempunyai sasaran yang sama yaitu
motivasi dan produktivitas sebuah kerja maksimum dari anggota organisasi yang sekaligus
juga berarti mencapai suatu tujuan organisasi atau perusahaan itu sendiri dengan baik.

6
B.  Pendekatan Administrasi Kepegawaian
Rumusan mengenai administrasi kepegawaian sangat banyak, namun pendekatan
dalam administrasi kepegawaian dapat dibedakan menjadi:

1. Pendekatan kepartaian
Pendekatan ini terutama didasarkan atas perjuangan kaum politikus. Pengangkatan
seseorang untuk memangku jabatan didasarkan atas perjuangan partai.
2. Pendekatan daya guna
Pendekatan ini terutama didasarkan atas daya guna, maksudnya pengangkatan
seseorang untuk memangku jabatannya didasarkan atas kecakapan atau keahliannya.
3. Pendekatan hubungan antar manusia
Pendekatan ini timbul sebagai akibat yang tidak memuaskan dari pendekatan daya guna
yang kurang memperhatikan faktor hubungan antar manusia dalam administrasi. Sebagai
bagian dari gerakan manajemen ilmiah, administrasi kepegawaian tidak luput dari kritik-
kritik antara lain dalam mencapai daya guna terlalu menitikberatkan pada barang-barang
mati, penekanan pada prosedur-prosedur, bahan-bahan, bentuk-bentuk dan mengabaikan
barang-barang hidupnya, yakni manusia-manusianya. Dengan pendekatan hubungan antar
manusia ini tidak berarti bahwa faktor kecakapan ditinggalkan. Hanya pada pendekatan ini
perhatian lebih banyak dicurahkan kepada faktor hubungan antar manusia.

C.  Fungsi Administrasi Kepegawaian


Fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan dari administrasi kepegawaian menurut Felix
A. Nigro meliputi:
1. Pengembangan struktur organisasi untuk melaksanakan program kepegawaian termasuk
didalamnya tugas dan tanggung jawab dari setiap pegawai yang ditentukan dengan jelas
dan tegas.
2. Penggolongan jabatan yang sistematis dan perencanaan gaji yang adil dengan
mempertimbangkan adanya saingan yang berat dari sektor swasta.
3. Penarikan tenaga kerja yang baik
4. Seleksi pegawai yang menjamin adanya pengangkatan calon pegawai yang cakap dan
penempatannya dalam jabatan-jabatan yang sesuai.

7
5. Perencanaan latihan jabatan dengan maksud untuk menambah keterampilan pegawai,
memotivasi semangat kerja dan mempersiapkan mereka untuk kenaikan pangkat.
6. Penilaian kecakapan pegawai secara berkala dan teratur dengan tujuan meningkatkan
hasil kerjanya dan menentukan pegawai-pegawai yang cakap.
7. Perencanaan kenaikan pangkat yang didasarkan atas kecakapan pegawai dengan adanya
sistem jabatan, di mana pegawai-pegawai yang baik ditempatkan pada jabatan-jabatan
yang sesuai dengan kecakapannya, sehingga mereka dapat mencapai tingkat jabatan
yang paling tinggi.
8. Kegiatan-kegiatan untuk memperbaiki hubungan antar manusia
9. Kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan mempertahankan moril serta disiplin pegawai.

D.   Sistem Kepegawaian


Pegawai merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan baik
perusahaan negara maupunperusahaan swasta. Walaupun sedimikian canggihnya teknologi
saat ini, tanpa kehadiran pegawai semua itu belum mempunyai arti apa-apa. Karena sangat
pentingnya pegawai dalam suatu perusahaan, maka untuk ini dapat digunakan berbagai
sistem kepegawaian, antara lain:
Ø Sistem Kawan (Patronage System)
Sistem kawan merupakan suatu sistam kepegawaian yang bersifat subyektif, artinya
pengangkatan seorang pegawai berdasarkan atas hubungan pribadi antara pihak yang
mengangkat dengan yang diangkat.
Ø Sistem Kecakapan (Merit System)
Berbeda dengan sistem kawan, sistem kecakapan bersifat obyektif. Pengangkatan
seorang pegawai didasarkan pada kecakapan yang dimiliki. Ukuran awal untuk mengetahui
kecakapan seorang calon pegawai antara lain adalah ijazah yang dimiliki atau hasil tes yang
dicapainya.
Dalam praktek kepegawaian, sistem ini bukan saja dipergunakan pada pengangkatan
pertama seorang pegawai, tetapi juga pada proses kepegawaian berikutnya, antara lain
untuk menentukan kenaikan gaji, kenaikan tingkat, dan sebagainya.
Ø Sistem Karier (Career System)

8
Menurut sistem karier ini seseorang diterima menjadi pegawai karena pertimbangan
kecakapan. Kesempatan untuk mengembangkan bakat serta kecakapan terbuka selama
pegawai mampu bekerja. Pangkatnyapun dapat dinaikkan setinggi mungkin. Sistem ini
merupakan konsekuensi logis dari sistem kepegawaian yang berdasarkan kecakapan.
Ø Sistem Prestasi Kerja
Sistem prestasi kerja adalah suatu sistem kepegawaian dimana pengangkatan
seseorang untuk menduduki sesuatu jabatan atau untuk naik pangkat didasarkan atas
kecakapan dan prestasi yang dicapai oleh pegawai yang diangkat.  Kecakapan tersebut
harus dibuktikan dengan lulus dalam ujian dinas dan prestasi dibuktikan secara nyata. 
Sistem prestasi kerja tidak memberikan penghargaan terhadap masa kerja.
Dalam sistem ini dapat naik pangkat dalam jangka waktu yang relatif singkat, karena
tidak dibatasi oleh lamanya masa kerja, sedangkan sistem karier selain memperhatikan
kecakapan juga memperhatikan lamanya masa kerja dari pegawai yang bersangkutan. 
Pegawai tidak dapat naik pangkat apabila masa kerja minimum belum dipenuhi. 

E. Prinsip Kepegawaian
• PRINSIP KEMANUSIAAN – bawahan harus dilihat sebagai manusia bukan objek.
• PRINSIP KESATUAN ARAH.
• PRINSIP KESATUAN TUJUAN.
• PRINSIP KESATUAN KOMANDO.
• PRINSIP WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB.
• PRINSIP DEMOKRASI.
• PRINSIP EQUAL PAY FOR EQUAL WORK.
• PRINSIP THE RIGHT MAN IN THE RIGHT PLACE.
• PRINSIP KOMUNIKASI YANG SEIMBANG.
• PRINSIP EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS KERJA.

F. Pegawai Negeri
Pegawai Negeri adalah mereka yang memenuhi syarat yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainnya yang

9
ditetapkan berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan dan digaji menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku. (UU No. 43 Tahun 1999, Pasal 1)
4 unsur dari Definisi:
1. Memenuhi syarat tertentu.
syarat untuk menjadi pegawai ditentukan dalam Peraturan Pemerintah berupa usia, indeks
prestasi kumulatif, dan lain-lain.
2. Diangkat oleh pejabat yang berwenang.
diangkat oleh kepala instansi yang bersangkutan dengan Surat Keputusan yang
mencantumkan pangkat dan golongannya.
3. Diserahi tugas.
yaitu untuk menjalankan tugas pemerintahan yang ada dalam HAN otonom.
4. Digaji.
penggajian ini berlaku secara nasional.
1. Perlunya Pegawai Negeri
1) karena mempunya peranan yang sangat penting sebab pegawai negeri merupakan unsur
aparatur negara, untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan dalam rangka
mencapai tujuan negara.
2) sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara propesiaonal, jujur, adil dan merata dalam menyelanggarakan tugas
negara,pemerintahan, dan pembangunan.

2. Siapa Pegawai Negeri


1) Pegawai Negeri Sipil
a. PNS Pusat
b. PNS Daerah
2) Anggota TNI
3) Anggota Kepolisian
Catatan:
(No. 2 dan 3 dikeluarkan dari pengertian Pegawai Negeri – menurut Pasal 37 UU No. 43
Tahun 1999).

10
3. Pegawai Negeri Sipil Pusat
1) Pegawai Negeri sipil yang gajinya dibebeankan pada anggaran Pendapatan belanja
Negara.
2) Bekerja pada Depatermen, Lembaga pemerintahan non depatermen, kesekratariatan
lembaga tertinggi/tinngi negara,instansi vertical di daerah provinsi/kabupaten/kota,
kepanitraan pengadilan atau dipekerjakan untuk menyelenggarakan tugas negara lainnya.

4. Pegawai Negeri Sipil Daerah


1) Pegawai negeri sipil daerah/kabupaten/kota yang gajinya dibebenkan pada anggaran
belanja daerah.
2) Bekerja pada Pemda atau dipekerjakan di luar instansi Indonesia.
E. Pengangkatan Pangkat Permulaan Kredit masa kepangkatan dan pangkat maksimum
menurut tanda tamat Belajar/Ijazah/Diploma/Akta
No STTB/IJAZAH/
DIPLOMA/AKTA GOL.RUANG
PERMULAAN KREDIT MASA
KEPANGKATAN GOL.RUANG
MAKSIMUM
1 SD I/a - II/a
2 SMP I/c 2-3 Tahun II/c
3 SMA/SMK II/a - II/d
4 Diploma I II/a 3-4 Tahun III/a
5. 1) Diploma II
2) Akta II
3) Akademi II/b - III/b
6 1) Diploma III
2) Politekhnik II/c 1-2Tahun III/c
7 1) S12. D4 III/a 3-4Tahun IV/b

11
G. Pangkat dan Jabatan
Pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seseorang PNS dalam
rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian, oleh sebab itu
setiap PNS diangkat dalam jabatan tertentu.
Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, danhak
seseorang PNS dalam rangka susunan suatu organisasi. Jabatan pada dasarnya terdiri atas:
– Jabatan struktural, adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak seseorang PNS dalam rangka memimpin sutau satuan organisasi negara.
Jabatan struktural dipegang oleh eselon 1,2, dan 3.
– dan jabatan fungsional. Adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak seseorang PNS dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan
tugasnya didasarka pada keahlian/atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri.
Nama dan Susunan Pangkat PNS
NO Nama Pangkat Golongan Ruang
1. Juru Muda I A
2. Juru Muda Tingkat I I B
3. Juru I C
4. Juru Tingkat I I D
5 Pengatur Muda II A
6 Pengatur Muda Tingkat I II B
7 Pengatur II C
8 Pengatur Tingkat I II D
9 Penata Muda III A
10 Penata Muda Tingkat I III B
11 Penata III C
12 Penata Tingkat I III D
13 Pembina IV A
14 Pembina Tingkat I IV B
15 Pembina Utama Muda IV C

12
16 Pembina Utama Madya IV D
17 Pembina Utama IV E
18. Pembina Utama Gol. IV/e Guru Besar
19. Pembina Utama Madya Gol. IV/d Guru Besar Madya
20. Pembina Utama Muda Gol. IV/c Lektor Kepala
21. Pembina Tingkat I Gol. IV/b Lektor Kepala Madya
22. Pembina Gol. IV/a Lektor
23. Penata Tingkat I Gol. III/d Lektor Madya
24. Penata Gol. III/c Lektor Muda
25. Penata Muda Tingkat I Gol. III/b Asisten Ahli
26. Penata Muda Gol. III/a Asisten Ahli Madya

H. Kenaikan Pangkat
Reguler
4 tahun, apabila setiap unsur DP3 bernilai baik.
5 tahun, apabila salah satu unsur DP3 bernilai cukup.
Pilihan, yaitu kenaikan yang dipercepat, terdiri atas:
2 tahun, yaitu 1 tahun dalam jabatan, dengan setiap unsur DP3 bernilai baik.
3 tahun, yaitu 1 tahun dalam jabatan, dimana salah satu DP3 bernilai cukup.
Istimewa, yaitu: 2 tahun, apabila DP3 amat baik dan menunjukkan prestasi kerja yang luar
biasa.
Pengabdian, yaitu apabila setiap unsur DP3 tidak ada yang bernilai kurang dan sudah 4
tahun dalam pangkat terakhir.
Anumerta, yaitu: kenaikan pangkat penghargaan karena meninggal dunia dan diberikan
pada tanggal meninggalnya. Pangkatnya dinaikkan 1 tingkat.
Tugas belajar, menjadi pejabat negara, penyesuaian ijasah: tetap mengikuti aturan umum.

I. Sistem Pembinaan PNS

13
1. Patronage System (Sistem Kawan), Sistem pembinaan yang dilakukan secara subyektif
hanya melihat orangnya bukan kecakapan, mulai dikembangkan di AS tahun 1829 masa
pemerintahan Andrew Jackson.
a. Spoil Syistem (Bersifat Politis), Partai yang menang dapat menikmati semua fasilitas
b. Nepotisme Syistem (Bersifat Non Politis), Pada masa pemerintahan gereja Romawi
pemilihan didasarkan pada hubangan kekeluargaan (kerajaan & gereja.
2. Merrit Syistem (Sistem Kecakapan/Sistem Prestasi Kerja), Sistem pembinaan dimana
pengangkatan untuk menduduki jabatan/kenaikan pangkat didasarkan pada kecakapan dan
prestasi.
3. Karrier Syistem (Sistem Karir), Sistem pembinaan dimana pengangkatan pertama
didasarkan pada kecakapan & pengembangan selanjutnya berdasarkan masa kerja,
kesetiaan & pengabdian .
a. Terbuka, Dapat mengangkat orang dari luar instansi yang bersangkutan untuk menduduk
jabatan tertentu.
b. Tertutup, Untuk mengisi jabatan harus PNS yang berasal dari instansi yang
bersangkutan.

J. Hak dan Kewajiban Pegawai


KEWAJIBAN:
1. Wajib setia dan taat kepada Pancasila, UUD 1945 dan Pemerintah
2. Wajib mentaati semua peraturan perundang-undangan
3. Wajib menjalankan tugas kedinasan
4. Wajib menyimpan rahasia

HAK:
1. Gaji dan tunjangan
2. Kenaikan pangkat
3. Cuti
3. Pensiun

K. Gaji (Sistem Penggajian)

14
• Sistem skala tunggal (mono-scale system) berlaku secara nasional – kepada pegawai yang
berpangkat sama diberikan gaji yang sama pula
• Sistem skala ganda (multi-scale system)
Pemberian tunjangan kepada pegawai yang melakukan pekerjaan tertentu, yang didasarkan
pada sifat pekerjaan, prestasi, tanggung jawab. Tunjangan inilah yang disebut sebagai
tambahan gaji. Akumulasi gaji dan tunjangan inilah yang disebut “take home pay”
• Sistem skala gabungan.
Setiap PNS pasti mempunyai gaji pokok karena ketika diangkat sudah tertera pangkatnya.
Tapi tidak semua PNS mempunyai tunjangan yang sama karena tunjangan didasarkan pada
jabatannya.

L. Jenis Tunjangan
• Tunjangan jabatan fungsional (berdasarkan sifat pekerjaan, misalnya dokter, dosen,
pengamat gunung berapi, pustakawan, peneliti, hakim, dll)
• Tunjangan jabatan struktural (berdasarkan jabatan dalam organisasi, misalnya dirjen,
irjen, kepala biro, dll)
• Tunjangan keluarga (sejak 1994 yang ditanggung adalah pasangannya dan 2 anak)
• Tunjangan kemahalan (diberikan untuk yang bertugas di daerah yang kebutuhan
pokoknya tinggi)
• Tunjangan daerah terpencil (diberikan untuk yang bertugas di daerah terpencil, misalnya
daerah indonesia timur)
• Tunjangan cacat dalam menjalankan tugas kedinasan

M. Cuti
Cuti adalah adalah keadaan tidak masuk kerja yang diijinkan dalam jangka waktu tertentu
Jenis Cuti:
1. Cuti Tahunan, diberikan bagi pegawai dengan masa kerja minimal 1 tahun. Lamanya
adalah 12 hari kerja.
2. Cuti Besar, diberikan bagi pegawai dengan masa kerja minimal 6 tahun. Lamanya adalah
3 bulan.
3. cuti sakit, terdiri atas:

15
- 1 - 2 hari: menyampaikan pemberitahuan secara lisan.
- 2 - 14 hari: menyampaikan pemberitahuan secara tertulis beserta lampiran keterangan
dokter.
- 14 hari – 6 bulan: menyampaikan pemberitahuan secara tertulis dengan lampiran
keterangan dokter yang ditunjuk (MPK).
- 6 bulan – 1 tahun: menyampaikan pemberitahuan secara tertulis dengan lampiran
keterangan dokter yang ditunjuk (MPK).
- Lebih dari 1 tahun: diberhentikan dengan hormat.
4. Cuti Bersalin, lamanya 3 bulan dan diberikan untuk anak pertama dan kedua.
5. Cuti Karena Alasan Penting, diberikan berdasarkan pertimbangan pimpinan. Misalnya,
menikah.
6. Cuti di luar tanggungan negara, diberikan bagi pegawai dengan masa kerja minimal 5
tahun. Lamanya 3 tahun, dan dapat diperpanjang 1 tahun.

N. Pensiun PNS
1. Dasar hukum:
• Undang-undang No. 8 Tahun 1974 jo Undang-undang No. 43 tahun 1999 tentang Pokok-
pokok Kepegawaian.
• Undang-undang No. 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Janda Duda.
• Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1977 tentang Penyesuaian Pensiun.
• Peraturan Pemerintah No. ... Tahun 1999 tentang Penyesuaian Pensiun.
1. Definisi pensiun berdasarkan Pasal 10 Undang-undang No. 8 Tahun 1974 jo Undang-
undang No. 43 Tahun 1999 adalah: jaminan hari tua sebagai balas jasa yang diterima
setiap bulan oleh pegawai negeri yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya untuk
membiayai penghidupan selanjutnya.
2. Syarat umum, yaitu:
• diberhentikan dengan hormat;
• usia minimum 50 tahun;
• masa kerja minimum 20 tahun.
3. Syarat khusus (berupa pengecualian dari syarat umum), yaitu:

16
• tanpa syarat, yaitu PNS tersebut dinyatakan MPK tidak dapat bekerja karena
kecelakaan dalam menjalankan tugas kedinasan;
• masa kerja minimum 4 tahun, yaitu PNS dinyatakan MPK tidak dapat bekerja karena
kecelakaan tidak dalam tugas kedinasan;
• Restrukturisasi organisasi. Pensiun dipercepat dengan batas usia minimum 45 tahun
dan masa kerja minimum 10 tahun. Misalnya ketika departemen sosial dan departemen
penerangan direstrukturisasi.
• Besarnya: 40% - 75% dari gaji pokok.
5. Berakhirnya Pensiun
1. PNS yang bersangkutan meninggal dunia
2. PNS yang bersangkutan diangkat kembali menjadi PNS
3. PNS yang bersangkutan tanpa seijin negara menjadi pegawai negara asing
4. PNS terlibat gerakan yang bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945 dan GBHN
5. Keterangan yang diajukan untuk pemberian pensiun adalah PALSU

O. Pegawai Tidak Tetap


Pegawai yang diangkat untuk jangka waktu tertentu guna melaksanakan tugas
pemerintahan pembangunan yang bersifat tekhnis profesional dan administrasi sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi pegawai tidak tetap tidak berkedudukan
sebagai pegawai negeri.

P. Formasi
Formasi adalah jumlah dan susunan pangkat pegawai yang diperlukan dalam suatu
organisasi untuk dapat menjalankan tugasnya (Penjelasan pasal 15-43 UU No 43 tahun
1999).

17
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Pada umumnya administrasi kepegawaian mempunyai sasaran yang sama yaitu
motivasi dan produktivitas sebuah kerja maksimum dari anggota organisasi yang sekaligus
juga berarti mencapai suatu tujuan organisasi atau perusahaan itu sendiri dengan baik. 
Administrasi kepegawaian pun memiliki berbagai macam fungsi.  Salah satunya
yaitu Pengembangan struktur organisasi untuk melaksanakan program kepegawaian
termasuk didalamnya tugas dan tanggung jawab dari setiap pegawai yang ditentukan
dengan jelas dan tegas.
Pegawai merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan baik
perusahaan negara maupunperusahaan swasta. Walaupun sedimikian canggihnya teknologi
saat ini, tanpa kehadiran pegawai semua itu belum mempunyai arti apa-apa. Karena sangat
pentingnya pegawai dalam suatu perusahaan, maka untuk ini dapat digunakan berbagai
sistem kepegawaian.

18
DAFTAR PUSTAKA

Saksono, Slamet. Administrasi Kepegawaian. Yogyakarta: Kanisius, 1988.

Tayibnapis, Burhanudin A. MPH. Administrasi Kepegawaian: Suatu Tinjauan Analitik.


Jakarta: Pradnya Paramita, 1995.

Moekijad.Administrasi Kepegawaian Negara. Bandung: CV. Mandar Maju, 1991

19

Anda mungkin juga menyukai