Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) - Kelompok 4 - PPT
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) - Kelompok 4 - PPT
Kesehatan Kerja
(K3)
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
ADMINISTRASI BISNIS 4C
Kelompok 4
Anggota
kelompok
Maytha Lidya Meitha Devianka
2105311072 2105311075
K3 atau Occupational Safety and Health K3 adalah suatu pemikiran dan K3 adalah segala kegiatan
adalah meningkatkan dan memelihara upaya untuk menjamin keutuhan untuk menjamin dan
derajat tertinggi semua pekerja baik dan kesempurnaan baik jasmani
secara fisik, mental, dan kesejahteraan melindungi Keselamatan dan
maupun rohani tenaga kerja
sosial di semua jenis pekerjaan,
khususnya, dan manusia pada
Kesehatan Tenaga Kerja
mencegah terjadinya gangguan melalui upaya pencegahan
kesehatan yang diakibatkan oleh
umumnya, hasil karya dan budaya
pekerjaan, melindungi pekerja pada untuk menuju masyarakat adil dan kecelakaan kerja dan penyakit
setiap pekerjaan dari risiko yang timbul. makmur. akibat kerja.
Pengertian K3
Berdasarkan pendapat-pendapat sebelumnya,
Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) adalah
menciptakan serta menjamin suasana dan
lingkungan kerja yang menjamin kesehatan dan
keselamatan karyawan agar tugas pekerjaan di
wilayah kerja perusahaan dapat berjalan lancar.
Tujuan Kesehatan
Keselamatan Kerja (K3)
Tujuan K3
ANTONIO (2011)
1. Setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik,
sosial dan psikologis.
2. Setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya dan seefektif mungkin.
3. Semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
4. Adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
5. Meningkatkan kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja.
6. Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.
7. Setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
Tujuan K3
1. Membuat Personel merasa aman. 1. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga
2. Memperlancar proses kerja. kerja yang setinggi-tingginya, baik buruh, petani, nelayan,
pegawai negeri, atau pekerja-pekerja swasta.
3. Agar Personel berhati-hati dalam bekerja.
4. Mematuhi aturan dan rambu-rambu kerja.
2. Sebagai upaya untuk mencegah kecelakaan dan
5. Tidak mengganggu proses kerja. memberantas penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat
6. Menekan biaya. kerja, memelihara, dan peningkatan kesehatan dan gizi
7. Menghindari kecelakaan kerja. para tenaga kerja, merawat dan meningkatkan efisiensi dan
8. Menghindari tuntutan dari pihak-pihak tertentu. daya produktivitas tenaga manusia, memberantas
kelelahan dan melipat gandakan gairah serta kenikmatan
manusia.
Tujuan K3
Berdasarkan pendapat-pendapat sebelumnya, Keselamatan dan
kesehatan Kerja (K3) memiliki tujuan mencegah terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat aktivitas di tempat kerja serta melindungi semua
sumber produksi agar dapat digunakan secara efektif.
Landasan Hukum K3
di Indonesia
Undang-Undang Tahun 1970 No 1 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Perusahaan wajib untuk melakukan pemeriksaan kesehatan badan, kondisi mental dan
kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja yang baru,
serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Selanjutnya para pekerja juga wajib untuk
menggunakan alat pelindung diri (APD) dengan baik dan benar serta memenuhi seluruh syarat
keselamatan dan kesehatan kerja
Akibat
Kesehatan
Keselamatan
Kerja (K3)
Diabaikan
Salah satu resiko jika
K3 tidak diterapkan
adalah adanya
kecelakaan kerja,
Kecelakaan kerja (work
accident) akan
mengakibatkan adanya
efek kerugian (loss)
seberapapun
jumlahnya.
Kerugian jika terjadi kecelakaan kerja
Kerugian langsung Kerugian tidak langsung
Biaya perawatan dan pengobatan Nilai skill yang hilang atau berkurang
penderita Waktu & biaya yg diperlukan utk
Biaya perbaikan atau pengadaan melatih pekerja baru
baru peralatan yang rusak, Biaya yg dikeluarkan sehubungan
Tunjangan khusus untuk penderita dengan jam kerja yang hilang yang
Premi asuransi kecelakaan menyebabkan keterlambatan proses
Nilai produksi yang hilang akibat produksi/jasa
terhentinya proses kerja Upah keluaran menurun bagi pekerja
yang cacat
Menurunnya mutu produksi atau jasa
Faktor-Faktor Penyebab
Kecelakaan Kerja
Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja
Syah M.S, (2004), Ervianto W.I, (2005), Silalahi N.B.B, (1985)
1. Faktor Manusia (Human Factor); Disebabkan oleh kelalaian pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya,
kelalaian tersebut dikarenakan ketidaksengajaan/sengaja sehingga menimbulkan kecelakaan kerja yang
tentunya merugikan pekerja dan perusahaan.
2. Faktor Mekanik/Mesin/Peralatan (Mechanic Factor); Peralatan yang mendukung pekerjaan konstruksi
sangat berpengaruh dalam keselamatan dan kesehatan kerja terutama peralatan peralatan berat.
Penggunaan peralatan harus sesuai dengan kemampuan (skill) yang dimiliki pekerja, hal itu bertujuan agar
tidak terjadi kesalahan dalam penggunaannya sehingga tidak menimbulkan kecelakaan kerja.
3. Faktor Alam (Nature Factor); Faktor yang tidak dikehendaki dan tidak diketahui kapan terjadinya dalam
pelaksanaan kegiatan konstruksi. faktor ini sangat berpengaruh dalam keselamatan dan kesehatan kerja
terutama karena kejadian yang tak terduga.
4. Faktor Manajemen Perusahaan; Akar dari permasalahan keselamatan dan kesehatan keria. Faktor ini
merupakan kebijakan dari manajemen perusahaan. Perusahaan sudah seharusnya menerapkan keselamatan
dan kesehatan kerja agar dalam pelaksanaan konstruksi tidak menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja.
Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja
Bennet dan Rumondang (1985)
Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja pada umumnya selalu diartikan sebagai “Kejadian
yang tidak dapat diduga“. Sebenarnya, setiap kecelakaan kerja itu dapat diramalkan atau diduga
dari semula jika perbuatan dan kondisi tidak memenuhi persyaratan. Oleh karena itu kewajiban
berbuat secara selamat dan mengatur peralatan serta perlengkapan produksi sesuai dengan
standar yang diwajibkan. Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat
memiliki porsi 80 % dan kondisi yang tidak selamat sebanyak 20%.
Lokasi kerja harus steril dari debu dan kotoran. Bebas dari asap yang bersumber dari rokok, uap gas,
ataupun mesin produksi. Aman dari adanya radiasi. Terhindar dari getaran yang ditimbulkan dari
MENCIPTAKAN LOKASI KERJA YANG AMAN
mesin dalam skala yang sangat mengganggu. Atau terdapat kebisingan lainnya yang memecahkan
fokus dan konsentrasi atau bahkan mengganggu pendengaran pekerja.
Tidak hanya jasmani tapi juga kebutuhan rohani. Seperti adanya ruang medis untuk pertolongan
pertama pada kecelakaan, yang telah dilengkapi dengan obat lengkap. Bahkan staf medis khusus
MELENGKAPI FASILITAS KESEHATAN
yang mampu menangani jika ada keluhan kesehatan dari pekerja. Selain itu juga melengkapi
perusahaan dengan tempat ibadah bagi pekerja.
Untuk dapat meningkatkan dan membangun kesadaran akan pentingnya K3, penting juga untuk
menciptakan lingkungan yang juga mendukung kegiatan tersebut. Salah satu caranya adalah
MENEMPATKAN POSTER K3 DI TEMPAT KERJA
dengan meletakkan poster-poster terkait K3 sebagai reminder dan juga wawasan agar para pekerja
selalu mengingatnya.
Pelatihan diperlukan untuk meningkatkan kemampuan para pekerja. Training yang cukup dan sesuai
akan dapat memotivasi dan meningkatkan produktivitas pekerja. Sementara training K3 secara
MEMBERIKAN PELATIHAN KEPADA PEKERJA
berkala juga diperlukan agar pekerja benar-benar memahami pentingnya penerapan keselamatan
kerja.
Tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah:
Klaten Nasib apes menimpa Listiyana Kurniawati (19), seorang buruh di sebuah pabrik tekstil di Pedan, Klaten. Ia tewas setelah lehernya
tergilas mesin saat bekerja, Senin (12/11). Korban yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan suami istri, Sukur (40) dan
Listiyorini Hanifah (40), warga Dukuh Ngawonggo, Desa Ngawonggo, Kecamatan Ceper, Klaten tersebut baru tiga bulan bekerja setelah lulus
MAN. Kapolsek Pedan, AKP Kamiran mewakili Kapolres Klaten, AKBP Kalingga Rendra Raharja, menolak memberikan keterangan kepada
wartawan mengenai kejadian tersebut. Ia mengaku penanganan sudah diambil alih oleh Polres Klaten.
Sementara itu, informasi di Mapolres Klaten menyebutkan, peristiwa nahas itu bermula ketika korban yang bekerja sebagai operator mesin di
sebuah pabrik tekstil di Pedan, Klaten tersebut berangkat bekerja pada shift malam sekitar pukul 23.00 WIB. Selang beberapa jam kemudian,
atau sekitar pukul 03.00 WIB, korban mematikan mesin karena ingin membetulkan benang yang putus pada mesin tersebut. Namun setelah
benang tersambung, korban bergegas untuk menyalakan kembali mesin tenun yang dioperasikannya itu. Namun nahas, korban tidak
menyadari saat mesin tersebut menyala, ternyata kain kerudung yang dikenakannya masuk ke dalam mesin. Akibatnya, kain kerudungnya ikut
tertarik ke dalam mesin dan menjerat leher korban hingga nyawanya tidak tertolong.
Penyelesaiannya 1. Penyelamatan awal, mencari informasi tentang macam kecelakaan dan
jumlah korban yang harus segera diketahui. Evakuasi korban yang sulit dari
lokasi rawan merupakan tanggung jawab petugas khusus yang
berpengalaman atau terlatih misalnya dari kepolisian, Tim SAR dll. Dengan
Setiap perusahaan harus mengadakan adanya dukungan secara simultan dari petugas medis darurat dalam upaya
evaluasi terkait keselamatan atau penyelamatan. Kecepatan bertindak, tetapi harus tetap berhati-hati agar tidak
kecelakaan kerja. Tujuannya tidak lain agar terjadi kecelakaan tambahan sewaktu melakukan penyelamatan, seperti saat
kecelakaan tidak terjadi dan menimpa para mengeluarkan korban dari mesin.
pekerja. Perusahaan harus mengevaluasi
apa penyebab kecelakaan yang menimpa
karyawannya, apakah kesalahan mesin atau 2. Perusahaan harus selalu mengaktifkan bantuan sumber medis misalnya
kelalaian dari karyawan. pihak kepolisian, ABRI, PMI, Tim SAR, Ambulan 118, Ambulan 119, Brigade
Siaga Bencana, Bakortanas (Satgas, Satlak), Rumah Sakit dll.
Perencanaan penanganan penanganan
kecelakaan medis termasuk penyelamatan,
pemeriksaan awal untuk menentukan 3. Pertimbangan mendasar yang harus dijaga sewaktu melakukan evakuasi
prioritas, stabilisasi dan evakuasi korban dari
korban, ialah keselamatan pasien dan kecepatan transportasi untuk sampai
lokasi kejadian dapat diterapkan pada
ke Rumah Sakit.
semua situasi kecelakaan. Kegiatan yang
dilakukan adalah:
Daftar Pustaka
Arina Nuraliza Romas, Sri Ndaru Arthawati, Ichlas Tribakti, Henny Arwina Bangun, Budi Sulistyo Nugroho, Noorce Christiani Berek, Donal Nababan, Ade Risna Sari, Vera Chitra Dewi Saragih, Dwi
Puspitosari. (2023). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. PT GLOBAL EKSEKUTIF TEKNLOGI. https://www.google.co.id/books/edition/Keselamatan_Dan_Kesehatan_Kerja/RLq0EAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=0
Carolina, Novalien. (2022). Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Media Sains Indonesia. https://www.google.co.id/books/edition/Keselamatan_Dan_Kesehatan_Kerja/Y6x2EAAAQBAJ?hl=en&gbpv=0
Drs. Irzal, M.Kes. (2016). Dasar-Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Edisi 1. K E N C A N A. https://www.google.co.id/books/edition/Dasar_Dasar_Kesehatan_dan_Keselamatan_Ke/D-
VNDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=0
Nur, Anissa. (2022). MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA. Penerbit Lakeisha. https://www.google.co.id/books/edition/MANAJEMEN_SUMBER_DAYA_MANUSIA/joJqEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=0
Nyoto (2019). Buku Ajar Manajemen Sumber Daya Manusia. Uwais Inspirasi Indonesia.
Riswan Dwi Djatmoko, M.Pd. (2016). Keselamatan dan Kesehatan Kerja Edisi 1. Deepublish
Setyarso, R (2020). Kesehatan dan Keselamatan Kerja Itu Penting. Diakses dari https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-cirebon/baca-artikel/13078/Kesehatan-dan-Keselamatan-Kerja-itu-
Penting.html #djkn
Sudarman, Susilo. (2022). DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA. CV. Mitra Cendekia Media.
https://www.google.co.id/books/edition/DASAR_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA/xImsEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=0
TERIMA KASIH
Kelompok 4