Anda di halaman 1dari 162

Fuel, Air, Water & Oil

For Engine

[Training Center]
MATERI PEMBAHASAN

FUEL (BAHAN BAKAR)

OIL (OLI)

WATER (AIR)

AIR (UDARA)
FUEL (BAHAN BAKAR)
FUEL (Bahan Bakar)

Definisi
• Bahan Bakar (Fuel) adalah suatu materi apapun yang bisa
diubah menjadi energi.
• Atau suatu materi (baik Cair, Padat maupun Gas) yang
dihasilkan dari alam yang menghasilkan energi panas melalui
proses pembakaran.
JENIS-JENIS BAHAN BAKAR
BERDASARKAN WUJUDNYA

GAS
Contoh : CNG, LPG,…
Fuel
PADAT
Contoh : Kayu, Batu Bara,…

CAIR
Contoh: Solar, Gasoline, …
JENIS-JENIS BAHAN BAKAR
BERDASARKAN MATERINYA

Bahan Bakar Bahan bakar yang dihasilkan Contoh:


dari olahan minyak bumi
Tidak dan bisa habis Petroleum
Terbarukan keberadaannya di alam. (Minyak Bumi)

Bahan bakar yang Contoh :


Bahan Bakar bersumber dari alam dan
secara berkesinambungan Biofuel,
Terbarukan dapat terus diproduksi Biomass, …
PETROLEUM

• Minyak Bumi atau Petroleum (bahasa inggris) biasa juga


disebut petrus = karang dan oleum = minyak (bahasa
latin).
• Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari
hidrokarbon.
• Minyak bumi menjadi bahan bakar utama setelah
ditemukannya internal combustion engine.
PROSES PEMISAHAN BAHAN BAKAR

Minyak bumi yang berasal dari fosil kemudian dipisahkan secara


distilasi dengan memanfaatkan perbedaan titik didih untuk
menghasilkan fuel.
JENIS BAHAN BAKAR PADA ENGINE

Gasoline
(Bensin)
Spark Ignited
Engine
Gas Fuel
Engine Internal
Combustion
Gas Fuel
Diesel Engine
Diesel Fuel
(Solar)
GASOLINE
Gasoline
• Gasoline (Amerika), Petrol (Inggris), atau benzine (Belanda)
adalah bahan bakar cair yang mudah terbakar apabila
langsung bersentuhan dengan percikan api.
• Gasoline tersusun dari molekul Hidrogen dan karbon.
Sifat-Sifat Gasoline

Mudah Menguap pada suhu kamar Titik nyala rendah

Jernih tidak bewarna Berat Jenis Rendah


Angka Oktan Gasoline

• Angka oktan adalah suatu bilangan yang


menunjukkan kemampuan bertahan terhadap gejala
knocking.

• Makin besar angka oktannya


makin besar pula kemampuan bertahan Bensin
terhadap gejala knocking.
Gejala Knocking
• Gejala knocking adalah gejala terjadinya pembakaran
sebelum waktunya akibat panas kompresi.
• Penyebab terjadinya knocking adalah angka oktan
yang terlalu rendah ataupun karena tekanan dan
tempratur terlalu tinggi.
Zat Additive Gasoline
Zat Additive adalah zat-zat kimia yang ditambahkan
pada gasoline, yang berfungsi untuk meningkatkan
performanya, diantaranya :

• Anti Knock Agent berfungsi untuk memperbesar


angka oktan.

• Oxidation Inhibitor berfungsi untuk mengurangi efek


oksidasi pada logam.
Zat Additive Gasoline

• Metal Deactivators berfungsi untuk melindungi


logam dengan melapisi logam tersebut.

• Anti Rust Agent berfungsi untuk mencegah karat.

• Detergent berfungsi sebagai pembersih sisa-sisa


karbon dari sistem pembakaran.
DIESEL FUEL
Diesel Fuel
• Diesel fuel (Amerika), Solar (Indonesia), adalah bahan bakar
cair yang digunakan oleh engine diesel.
• Proses terbakarnya solar pada engine diesel bukan karena
percikan bunga api (Spark Plug), melainkan dengan panas
yang dihasilkan dari proses kompresi.

Apa perbedaannya

Gasoline Engine Diesel Engine


PERBEDAAN SIFAT UTAMA FUEL
Solar Bensin

Tidak mudah menguap Mudah menguap pada temperatur rendah

Memiliki titik nyala tinggi 40 – 100⁰ C Titik nyala rendah -10 sd -15⁰ C

Berat jenis 0,82 – 0,86 Berat jenis rendah 0,60 – 0,78

Kandungan sulfur tinggi 0,35 % Kandungan sulfur lebih rendah 0,05 %

Kandungan energi lebih besar 36,9MJ Kandungan energi lebih rendah 33,7MJ

Proses pembakaran dengan kompresi Proses pembakaran secara langsung, jika


(Self Ignition) terkena percikan api (Spark Ignition)
Angka Cetane Solar

• Angka cetane adalah suatu bilangan pada solar yang


menunjukkan kemampuan untuk mudah terbakar
oleh panas kompresi.

• Makin besar angka cetane makin besar pula


kemampuan untuk terbakar karena kompresi.
BIODIESEL

DIPROSES /
Transesterifikasi

PALM OIL Fatty Acid Methyl


(Crude Palm Oil) Esters (FAME)

B 100 : Bahan bakar yang mengandung 100% Biodiesel.


B 20 : Bahan bakar yang mengandung 20% Biodiesel dan 80 %
Petrodiesel.
Proses Pembuatan biodiesel
KELEBIHAN BIODIESEL

• Bahan bakar yang terbarukan.

• Ramah lingkungan.

• Mengurangi pencemaran hidrokarbon (Emisi : CO2


dan SO2).

• Memiliki senyawa ester yang mampu


merontokan kotoran-kotoran yang menempel di
sistem bahan bakar.
KEKURANGAN BIODIESEL

• Nilai Kalor lebih rendah dibandingkan petrosolar (8-


10%).
• Biodiesel memiliki ketertarikan secara alami terhadap
air, sehingga mudah teremulsi.
• Pertumbuhan microba (Microbacterial growth) tinggi.
• Dapat mendegradasi komponen yang berbahan karet
alam, karet butil dan beberapa jenis karet nitril.
• Fuel properties biodiesel dapat berubah pada low
ambient temperature.
PENGGUNAAN BIODIESEL

• Pada saat pergantian bahan bakar petrodiesel ke


biodiesel, pergantian fuel filter jadi setengahnya.
• Tanki solar membutuhkan water separator.
• Gunakan biodisel maksimal 6 bulan setelah
pembuatannya (stabilitas oksidasi biodiesel
rendah)
• Jangan menggunakan biodiesel untuk
penggunaan engine yang jarang.
PENGGUNAAN BIODIESEL

• Hindari menyimpan unit dengan campuran


biodiesel dalam system bahan bakar selama lebih
dari tiga bulan atau kerusakan sistem bahan bakar
dapat terjadi.
• Jika biodiesel tetap digunakan pada unit yang
jarang digunakan (setahun sekali atau sebagainya)
maka sebelum disimpan unit harus di running
selama 30 menit dengan solar murni.
• Fuel heater direkomendasikan untuk ambient
temperature dibawah -50 C.
INDIKASI FUEL SYSTEM TERKONTAMINASI MIKROBA

• Endapan pada dinding tank, pipa atau permukaan


lain yang terkena bahan bakar. Endapan ini
biasanya berwarna kehijauan atau coklat gelap
dan licin saat disentuh.
• Hitam atau coklat “berserabut” yang tersuspensi
di dasar tanki air.
• Terjadi pembengkakan atau blister pada
permukaan karet (selang, konektor dan
sebagainya) yang bersentuhan dengan bahan
bakar.
INDIKASI FUEL SYSTEM TERKONTAMINASI MIKROBA

• Terjadi pembengkakan atau blister pada


permukaan karet (selang, konektor dan
sebagainya) yang bersentuhan dengan bahan
bakar.
• Endapan lumpur atau lendir pada permukaan
filter.
• Bau busuk menyerupai telur busuk (hydrogen
sulfide)
OIL (PELUMAS)
Fungsi Oil Pada Engine
1. Pelumasan (Lubricating)
2. Pendinginan (Cooling)
3. Pembersihan (Cleaning)
4. Perapatan (Sealing)
5. Mencegah Korosi (Corrosion Prevention)
6. Hydraulic Action & Shock Dampening
Fungsi Oil pada Engine

Pelumasan
Dengan penggunaan oil maka akan terbentuk
lapisan tipis (oil film) di antara dua permukaan material
keras yang bergerak dan bergesekan sehingga, akan
mengurangi efek gesekan dan mencegah terjadinya
pegikisan (abrasi). Contoh: pada bearing, bushing,
shaft, dan lain-lain.
Pelumasan pada Conrod Journal

• Oil membentuk film


untuk mengurangi
efek friksi akibat
adanya putaran dan
beban.
Fungsi Oil pada Engine

Pendinginan
• Pendinginan Langsung:
Fungsi oil yang secara langsung menyerap panas yang
terjadi pada part atau komponen, contoh: kerja oil pada
piston cooling nozzle.

• Pendinginan Tidak Langsung:


Karena ada efek pelumasan pada dua permukaan part
yang bergesekan, maka efek panas akibat gesekan dapat
dikurangi.
Piston Cooling Nozzle
Contoh:

Piston Cooling
Nozzle

Penyemprotan oil pada piston oleh piston cooling


nozzle
Fungsi Oil pada Engine

Pembersihan

Membersihkan dan mengangkut


segala kotoran didalam engine ke
oil pan. Penggunaan filter
berfungsi agar kotoran tersaring
dan tidak terbawa ke system
lubrikasi.
Pembersihan

Kotoran dapat berasal dari sisa


karbon (carbon deposit), endapan
kotoran dan varnish yang
dihasilkan dalam proses
pembakaran di dalam silinder serta
serbuk besi (metal chips) yang
ditimbulkan oleh gesekan, dan
penimbunan debu dari luar.
Pembersihan pada Piston & Liner

Pembakaran menghasilkan: Produk pembakaran tadi akan


karbon, air, asam, sisa fuel dibersihkan dan diangkut oleh
yang tidak terbakar, dan oil ke crankcase atau oil pan.
pernis
Fungsi Oil pada Engine

Perapatan

Pada piston ring dan liner akan terjadi celah


(clearance), jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan
penurunan tekanan kompresi akibat lolosnya udara ke
crankcase (blow-by). Hal ini akan menyebabkan tenaga
yang dihasilkan engine berkurang (low-power output).
Untuk mengatasi hal ini maka perlu disuplai oil ke celah
tersebut, sehingga terjadi perapatan (sealing) antara
piston ring dan cylinder liner.
Perapatan pada ring piston dan cylinder liner
Fungsi Oil pada Engine

Mencegah Korosi
Oil mempunyai fungsi sebagai pencegah korosi, baik
yang ditimbulkan oleh asam dari sulfur sisa pembakaran
maupun oleh oksidasi dengan air akibat pengembuanan.
Dengan adanya penutupan permukaan logam (metal) oleh
lapisan oil akan mengurangi efek korosi dari pengaruh
negatif dua hal di atas.
Fungsi Oil pada Engine

Hydraulic Action

Fungsi Hidrolis (hydraulic action)


adalah fungsi oil sebagai media
yang mengalir dengan cepat dan
mengontrol tekanan sesuai
spesifikasi yang terdapat pada
sistem.
Fungsi Oil pada Engine

Shock Dampening

Selain fungsi-fungsi di atas,


lube oil memiliki fungsi
sebagai peredam beban
kejut atau mengurangi efek
dari beban yang
menghentak. Contoh: pada
gear-gear yang bertautan,
akan terjadi beban hentakan
apabila terjadi perubahan
kecepatan.
Sifat-Sifat Oil
Beberapa sifat engine oil yang dibutuhkan untuk dapat
bekerja dengan baik adalah:

1. Start Pumping
2. Stability of Viscosity
3. Corrosion Inhibitor
4. Cleaning & Dispersing Property
5. Defoaming Property
Sifat-sifat Oil

Start Pumping

Engine oil harus mudah


dipompakan pada temperatur
rendah, sehingga tidak terjadi
delay penyuplaian oil pada saat
start awal. Keterlambatan
suplai oil pada engine akan
mengakibatkan keausan, timbul
panas berlebihan dan timbul
kemacetan pada komponen
yang bergerak.
Sifat-sifat Oil

Stability of Viscosity
Oli harus mempunyai nilai viskositas yang stabil
terhadap perubahan temperatur. Selain dapat dipompakan
pada temperatur dingin, engine oil juga harus mampu
menjaga viskositas tidak turun secara drastis ketika terjadi
kenaikan temperatur. Oli yang terlalu encer akan
menyebabkan kinerja oil berkurang dengan drastis.
Sifat-sifat Oil

Corrosion Inhibitor

Engine oil harus mempunyai sifat


dapat mencegah atau
menghambat terjadinya proses
korosi. Oil harus mampu
menetralisir keasaman dan
menghambat terjadinya oksidasi,
agar kerusakan akibat korosi
dapat dicegah dan dihindari.
Sifat-sifat Oil

Cleaning & Dispersing Property


Engine oil harus mempunyai sifat dapat
membersihkan sisa karbon, varnish dan kotoran lain. Juga
harus mampu menguraikan kotoran tersebut ke dalam oil
itu sendiri sehingga tidak menyebabkan bahaya kerusakan
pada engine.
Sifat-sifat Oil

Defoaming Property

Anti-foam is used to reduce


product foam bubble
from air trapped in the oil. Sifat ini adalah yang
mencegah terjadinya
gelembung busa (foam-
bubble) pada oil.
Engine Oil Specification
Ada beberapa kriteria dan spesifikasi tertentu yang dapat
menunjukkan kemampuan atau unjuk kerja (performance)
engine oil, antara lain:

1. Viscosity
2. Flash Point
3. Pour & Cloud Point
4. Carbon Residue
5. Total Base Number
Engine Oil Specification

Viscosity
Viskositas adalah tingkat kekentalan oil, yang berarti
menunjukkan derajat hambatan internal untuk melakukan aliran.
Semakin viskositas tinggi, akan semakin lambat oil tersebut mengalir.
Viskositas ini akan berkaitan dengan tebal-tipis lapisan oil film.

Penurunan kekentalan dapat


disebabkan oleh fuel dilution atau
tercampur oleh minyak lain. Kenaikan
kekentalan dapat disebabkan oleh
oksidasi atau kontaminasi oleh jelaga,
pasir atau debu. Kekentalan yang
terlalu tinggi maupun yang terlalu
rendah sama-sama mempunyai efek
Selain itu viskositas dipengaruhi
yang merugikan pada engine.
pula oleh perubahan temperatur.
PENGARUH SUHU TERHADAP VISKOSITAS MINYAK
PELUMAS (OLI)

Lumbantoruan P dan Yulianti E (2016)


Engine Oil Specification

Flash Point

Flash point atau titik nyala adalah temperatur


terendah oil dimana oil berubah menjadi uap yang mudah
terbakar jika dilakukan penyalaan, tetapi tidak mampu
menyalakan api dalam durasi yang lama.

Engine oil yang baik mempunyai titik nyala yang tinggi,


agar oil consumption lebih ekonomis dan aman.
Flash Point
Penjelasan:
Flas point solar mendekati 70oC dan untuk
engine oil adalah 180oC- 270oC. Sehingga bila
ada fuel masuk engine oil, flash point akan OIL OIL + FUEL
turun. Oleh karena itu kita dapat mendeteksi 180OC - 270OC 150OC
pencampuran fuel dengan mengukur flash
pointnya. Jika jumlah fuel dalam oil 4%, flash
point turun mendekati 15 % dan kekentalan
juga bisa turun 20 %. Fuel bisa masuk ke
dalam oil karena saat injeksi tidak tepat,
kebocoran pada fuel line, atau pengulangan–
pengulangan start pada saat mencoba Gambar Penurunan flash point
menghidupkan engine. Jika kandungan fuel
pada oil tinggi maka akan timbul lecet dan
kerusakan pada piston, juga pada bearing.
Engine Oil Specification

Pour & Cloud Point


Pour point adalah titik tuang, yang artinya
pada titik temperatur tertentu oil sudah mulai
sulit untuk mengalir.

Sedangkan ‘Cloud Point’ adalah titik


temperatur tertentu yang menyebabkan
kandungan wax (sejenis lilin atau parafin) di
dalam oil sudah mulai membeku.

Kedua sifat dan performan oil ini berfungsi


untuk mengatasi kesulitan start engine pada
ambient temperature yang lebih rendah.
Engine Oil Specification

Carbon Residue
Oil yang baik akan menyisakan kandungan arang (zat sisa)
yang sangat sedikit ketika terjadi pembakaran atau efek
pemanasan. Hal ini dapat mengurangi terjadinya pengendapan
atau lumpur pada oil.

Total Base Number


Total Base Number adalah kandungan alkali di dalam oil, yang
berfungsi menetralisir kandungan asam (sulfur) akibat proses
pembakaran dalam silinder atau ruang bakar. Bila keasaman ini tidak
dinetralisir atau diserap, maka akan mempercepat terjadinya proses
korosi.
Base Stock Oil
Oil pelumas terdiri dari bahan dasar (base oil) dan
ditambahkan beberapa additive untuk memperbaiki
sifat, karakteristik dan kinerja oil. Ada beberapa macam
base oil, antara lain:
• Mineral Base Oil
• Synthetic
• Nabati
Base Stock Oil

Mineral Base Oil


Oli mineral merupakan produk yang berasal dari minyak bumi. Oil mineral
merupakan hasil turunan dari proses penyulingan fraksional minyak bumi. Oli jenis
ini terdiri dari unsur alam seperti alkaline dan cyclic paraffin. Sebelum ditemukan
pengembangan oli sintetik, oli mineral sempat mendominasi pasar pelumas mesin.

Keunggulan oli mineral:


1. Saat mesin (piston dan blok piston) dalam keadaan baru dianjurkan untuk
menggunakan oli mineral. Struktur molekul oli mineral yang tidak rata dapat
membuat komponen dan suku cadang mobil saling menggikis satu sama lain
sehingga komponen mesin baru bisa bertaut dengan pas dan beradapatasi
dengan mekanisme.
2. Harganya yang jauh lebih murah dibandingkan oli sintetik

Kekurangan oli mineral:


1. Stuktur molekul yang tidak seimbang
2. Meninggalkan kerak pada komponen mesin
Base Stock Oil

Synthetic Base Oil


Pada dasarnya oli jenis ini merupakan pelumas artifisial, yang diproses
menggunakan formula terbaru. Seiring dengan berkembangnya teknologi, para
produsen oli terus mengembangkan produk mereka menggunakan bahan dasar
yang beragam mulai dari poliester, polyglycos, sintetis non-PAO, ester,
nafalena dan benzena alkilasi.

Keunggulan oli sintetik:


1. Oli sintetik cenderung lebih stabil pada termperatur tinggi (less volatile) sehingga
memiliki kadar penguapan yang rendah.
2. Dapat mengendalikan atau mencegah terjadinya endapan karbon pada mesin
3. Melumasi dan melapisi logam lebih baik sehingga mencegah terjadi gesekan
antar logam yang berakibat kerusakan mesin
4. Lebih awet (tahap terhadap oksidasi)
5. Menjaga mesin lebih dingin (mengurangi gesekan)
6. Dapat membersihkan mesin dari kerak oli mineral

Kekurangan oli sintetik:


1. Harganya yang cukup mahal (2-4 kali lipat harga oli mineral)
Base Stock Oil

Fatty Oil (Nabati)


Fatty Oil dibuat dari ekstraksi minyak hewani maupun nabati
sebagai bahan dasar pembuatan oil.

Kelebihan :
1. Memiliki sifat kekentalan yang baik
2. Lebih ramah lingkungan
3. Tidak beracun
4. Renewable (dapat diperbaharui)

Kekurangan :
1. Kualitas oil mudah mengalami degradasi jika terpapar udara pada temperatur
normal atau mudah teroksidasi
2. Membentuk asam lemak yang dapat menyebabkan korosi pada logam
3. Proses pembuatan lebih mahal sehingga harga oil lebih mahal
Penambangan Crude Oil

• Gambar 1 dan 2 proses pengilangan


minyak mentah,
• Gambar 3 pengeboran minyak
mentah dari lapisan bumi.
3
Refinery Process
LPG

AVTUR
CRUDE
GASOLINE
OIL
KEROSINE

DIESEL FUEL
BASE OIL

LIGHT
HYDRO- DE-
VACUUM MEDIUM
TREATER WAXING
TOWER
UNIT UNIT
HEAVY

RESIDU: Sulfur, tar, asphalt, etc.


Oil Additive
Zat Additive adalah bahan tambah yang bersifat
kimiawi yang dicampurkan pada oil untuk memperbaiki
sifat dan kinerja oil.
Oil Additive
Additive Kinerja
Detergent Membersihkan dan memecahkan jelaga dari
sisa pembakaran.
Alkali Menetralisir keasaman (sulfur) dari bahan bakar
yang tidak terbakar.
Dispersant Menguraikan endapan pada oil akibat oksidasi
(succinimide) pada temperatur rendah.
Antifoam Agent Mencegah terjadi busa pada oil. Busa oil dapat
(silicon) menyebabkan lubang dan kerusakan pada oil
film.
Anti-Oxidation Menghambat terjadinya oksidasi oil dari udara
dan air akibat perubahan temperatur.
Oil Additive

Additive Kinerja
Viscosity Memperbaiki sifat viskositas oil, agar tidak
Improver turun secara drastis saat temperatur tinggi.
Anti-wear Mencegah terjadi kemacetan dan abrasi pada
Agent metal yang bergesekan.
EP Agent Additive ini pada engine oil berfungsi
mengatasi tekanan ekstrim di bawah
gesekan beban berat, sehingga tidak terjadi
kejut yang berlebihan.
Klasifikasi Engine Oil
Klasifikasi engine oil ditentukan berdasarkan perbedaan
viskositas, kualitas performan dan aplikasi. Pada engine oil yang
beredar di pasaran, kita dapat mengelompokan klasifikasi ini dari
sisi:

• SAE Viscosity Grade (Society of Automotive Engineers)


• API Service (American Petroleum Institute)
• ACEA (Association des Constructeurs Européens
d'Automobiles / The European Automobile
Manufacturers' Association)
Viscosity Grade
Klasifikasi ini berdasarkan pada tingkat kekentalan
(viskositas) engine oil, yang biasanya dapat diidentifikasikan dari
penunjukkan angka SAE (Society of Automotive Engineers).

Terdapat dua angka SAE yaitu:


1. Kinematic Viscosity diukur pada suhu tinggi (100oC) dinyatakan
dengan SAE 20 sampai 60
2. Dynamic Viscosity / Saybolt Viscosity diukur pada suhu rendah
(-35 sampai -5 oC) dinyatakan dengan SAE 0W samapai 25W
Contoh:

SAE 10W-30

Dynamic viscosity Kinematic viscosity

Contoh : SAE 10W-30 maksudnya bahwa oil engine


mempunyai standart oli SAE10 pada -20 C dan standart oli
sampai SAE30 pada 100C.
Viscosity Grade terdapat dua macam kelompok besar, yaitu:

Single-grade, klasifikasi viskositas oil yang hanya mampu meng-


cover salah satu iklim, yakni: iklim tropis/iklim panas saja, atau iklim
dingin saja. Contoh: SAE 5W, SAE 10W dan SAE 15W engine oil ini
untuk daerah operasional dingin, kemudian SAE 20, SAE30 dan SAE
40 untuk daerah operasional panas.

Multi-grade, adalah engine oil yang dapat dipakai pada kedua


daerah operasional tersebut, baik iklim tropis maupun iklim dingin.
Contoh: SAE 10W-30 atau SAE 15W-40.
Iklim Dingin
• SAE ‘W’
• Viskositas lebih
rendah.
• Start lebih mudah
dan mampu bekerja
di temperatur rendah.
Iklim Tropis
• Viskositas oil harus
lebih tinggi.
• Cocok bekerja pada
temperatur tinggi.
Hubungan antara Angka SAE dan Viskositas
Viscosity Grading
System

• Grafik di samping
menunjukkan
perbandingan
viskositas oil dari
beberapa tipe oil.
Lube Oil - Casmun

Grafik Single-Grade

THICK
OIL

SAE 30
VISCOSITY

SAE 10W
THIN
OIL

0°F TEMPERATURE 210°F


COLD HOT
Grafik Multi-Grade

THICK
OIL
SAE 10W-30
SAE 30
VISCOSITY

SAE 10W
THIN
OIL

0°F TEMPERATURE 210°FF


COLD HOT
API Service
API Service merupakan kualifikasi oil berdasarkan standard
mutu. Klasifikasi API Service, membagi penggunaan lube oil
menjadi dua golongan, yaitu engine oil untuk gasoline dan diesel
engine, contoh:

• API Service Symbol yang diawali dengan “S” untuk Spark


Ignition / Service, digunakan pada gasoline engine.

• API Service Symbol yang diawali dengan “C” untuk


Compression Ignition / Commercial, digunakan pada
diesel engine.
API Service
Klasifikasi untuk Gasoline Engine
Category Status Service
SA Absolete Base oil murni (tanpa additive). Tidak dicocok
digunakan untuk engine gasoline setelah tahun 1930.
Penggunaan pada engine modern dapat menyebabkan
kinerja yang tidak memuaskan dan kerusakan.
SB Absolete Untuk gasoline engine tugas ringan dan tidak
dianjurkan pada pelumasan engine modern. Oil ini
hanya mengandung additive anti-oksidasi. Tidak
digunakan lagi setelah tahun 1951.
SC Absolete Untuk gasoline engine buatan th. 1964-1967, baik
kendaraan penumpang maupun truk, pelumas ini
dirancang untuk dapat mengendalikan pembentukan
deposit pada temperatur tinggi, dan memenuhi
spesifikasi Ford M2C 101B dan GM 6014M.
SD Absolete Untuk gasoline engine buatan th. 1968-1970, baik
untuk kendaraan penumpang maupun truk. Lube oil ini
setingkat lebih baik dari kelas SC.
Klasifikasi untuk Gasoline Engine - Lanjutan

Category Status Service


SE Absolete Tidak cocok untuk engine yang dibangun setelah tahun
1979

SF Absolete Tidak cocok untuk engine yang dibangun setelah tahun


1988. Tidak memberikan perlindungan yang memadai
terhadap terbentuknya oil sludge.
SG Absolete Tidak cocok untuk engine yang dibangun setelah tahun
1993. Tidak memberikan perlindungan yang memadai
terhadap terbentuknya oil sludge, oksidasi dan keausan.
SH Absolete Tidak cocok untuk engine yang dibangun setelah tahun
1996. Tidak memberikan perlindungan yang memadai
terhadap terbentuknya oil sludge, oksidasi dan keausan.
SJ Current Untuk engine tahun 2001 kebawah
Klasifikasi untuk Gasoline Engine - Lanjutan

Category Status Service


SL Current Digunakan untuk engine 2004 kebawah

SM Current Digunakan untuk engine 2010 kebawah

SN Current Diperkenalkan pada tahun 2010, dirancang untuk


meningkatkan perlindungan terhadap suhu yang sangat
tinggi pada piston, mengurangi oil sludge, dan
meningkatkan perapatan (sealing).
Lube Oil - Casmun

API Service
Klasifikasi untuk Diesel Engine
Category Status Service
CA Absolete Tidak sesuai untuk engine diesel setelah tahun 1959

CB Absolete Tidak sesuai untuk engine diesel setelah tahun 1961

CC Absolete Tidak sesuai untuk engine diesel setelah tahun 1990

CD Absolete Tidak sesuai untuk engine diesel setelah tahun 1994

CD-II Absolete Tidak sesuai untuk engine diesel setelah tahun 1994
Lube Oil - Casmun

Klasifikasi untuk Diesel Engine - Lanjutan


Klasifikasi untuk Diesel Engine
Category Status Service
CE Absolete Tidak sesuai untuk engine diesel setelah tahun 1994

CF, CF-2, Absolete Tidak sesuai dengan engine diesel setelah 2009
CF-4

CG-2 Absolete Tidak sesuai dengan engine diesel setelah 2009

CG-4 Absolete Tidak sesuai dengan engine diesel setelah 2009

CH-4 Current Diperkenalkan pada tahun 1998 untuk engine empat


langkah berkecepatan tinggi dan memenuhi standar
emisi gas buang 1998. CH-4 oil dibuat khusus untuk
bahan bakar diesel karna memiliki kandungan sulfur
yang tinggi (> 0.5%)
Lube Oil - Casmun

Klasifikasi untuk Diesel Engine - Lanjutan


Klasifikasi untuk Diesel Engine
Category Status Service
CI-4 Current Diperkenalkan pada tahun 2002. Didisain untuk engine 4
langkah (high speed) dan memenuhi standar emisi gas buang
2002. CI-4 diformulasikan untuk mempertahankan daya
tahan engine yang menggunakan system Exhaust Gas
Recurculation (EGR)
CJ-4 Current Digunakan untuk engine diesel 4 langkah yang didesain
untuk engine model 2010 on-highway dan non-highway Tier
4. Diformulasikan untuk bahan bakar diesel dengan
kandungan sulfur 500 ppm (0.05% by weight).
CK-4 Current Digunakan untuk high-speed engine. Didesain untuk engine
model 2017 on-highway dan memenuhi standar emisi gas
buang untuk non-highway (Tier 4). API CK-4 oil didesain
untuk meningkatkan proteksi dari oksidasi oli, penurunan
viskositas akibat gesekan (shear) dan juga aerasi oli serta
proteksi melawan catalyst poisoning, pemblokiran filter oleh
partikulat, keausan mesin, kerusakan piston, penurunan low-
high temperature properties dan peningkatan viskositas
akibat jelaga.
Lube Oil - Casmun

Klasifikasi untuk Diesel Engine - Lanjutan


Klasifikasi untuk Diesel Engine
Category Status Service
FA-4 Current Digunakan pada high-speed four-stroke cycle diesel engine
untuk memenuhi standar emisi pada tahun 2017 atau on-
highway greenhouse gas (GHG) emission standart. FA-4
merupakan perkembangan dari versi sebelumnya, dirancang
dengan perlindungan yang tinggi terhadap oksidasi oil,
penurunan viskositas selama gesekan, dan aerasi
The API Service Symbol, also known as the “Donut”

1. Performance Level: SN
2. Viscosity Grade : SAE 5W-30
3. Resource Conserving : diaplikasikan pada gasoline-engine car,
vans, dan light truck untuk lebih menghemat bahan bakar.
4. Multiple Performance Levels : CK-4, CJ-4, CI-4, CH-4/SN
5. Plus Classification
6. The API Service Symbol: FA-4
ACEA Classification
Sistem klasifikasi ini setara dengan API namun memiliki
persyaratan yang lebih ketat. Berbeda dengan API, ACEA
mengelompokkan oil berdasarkan jenis engine dan aplikasinya.
Terdapat 3 kelas utama yaitu:

• Gasoline & Light Duty Diesel Engines (A/B Categories)


• Gasoline & Light Duty Diesel Engines with Exhaust Aftertreatment
Devices (C Categories)
• Heavy Duty Diesel Engine (E Categories)
ACEA Classification
A/B: Gasoline and Diesel Engine Oils – “High SAPS”
Category Service
A1/B1 Tidak digunakan lagi

A3/B3 Oil engine yang stabil dan digunakan pada mobil penumpang, light
duty van gasoline & diesel engine. Interval penggantian dan operasi
ditentukan oleh Engine Manufacturer
A3/B4 Oil engine stabil dengan interval penggantian yang dapat
diperpanjang untuk aplikasi yang sama dengan A3/B3

A5/B5 Oil engine stabil dengan interval penggantian oil yang diperpanjang
untuk mobil penumpang & light duty van gasoline & diesel engine
yang didesain untuk mampu menggunakan low viscosity oil dengan
HTHS Viscosity 2.9 – 3.5 mPa.s . Oil ini tidak cocok untuk beberapa
jenis engine, lihat buku manual dari kendaraan atau OEM.
ACEA Classification
C: Catalyst & GPF/DPF compatible Engine Oils for Gasoline & Diesel Engines –
“Low SAPS”
Category Service
C1 Oil engine yang stabil dengan low SAPS-level, digunakan sebagai oil yang
cocok dengan katalis untuk Drain Interval yang lebih panjang. Digunakan
pada semua tipe kendaraan modern dengan Aftertreatment System and High
Performance Passenger Car & Light Duty Van Gasoline & DI Diesel Engines
yang didesain agar dapat menggunakan Low Viscosity Oil dengan minimum
HTHS Viscosity yaitu 2.9 mPa.s.
C2 Oil engine yang stabil dengan mid SAPS-level, digunakan sebagai oil yang
cocok dengan katalis untuk Drain Interval yang lebih panjang. Digunakan
pada semua tipe kendaraan modern dengan Aftertreatment System and High
Performance Passenger Car & Light Duty Van Gasoline & DI Diesel Engines
yang didesain agar dapat menggunakan Low Viscosity Oil dengan minimum
HTHS Viscosity yaitu 2.9 mPa.s.
ACEA Classification
C: Catalyst & GPF/DPF compatible Engine Oils for Gasoline & Diesel Engines –
“Low SAPS”
Category Service
C3 Oil engine yang stabil dengan Mid SAPS-level, digunakan sebagai oil yang
cocok dengan katalis untuk Drain Interval yang lebih panjang. Digunakan
pada semua tipe kendaraan modern dengan Aftertreatment System and High
Performance Passenger Car & Light Duty Van Gasoline & DI Diesel Engines
yang didesain agar dapat menggunakan Low Viscosity Oil dengan minimum
HTHS Viscosity yaitu 3.5 mPa.s.
C4 Oil engine yang stabil dengan Low SAPS-level, digunakan sebagai oil yang
cocok dengan katalis untuk Drain Interval yang lebih panjang. Digunakan
pada semua tipe kendaraan modern dengan Aftertreatment System and High
Performance Passenger Car & Light Duty Van Gasoline & DI Diesel Engines
yang didesain agar dapat menggunakan Low Viscosity Oil dengan minimum
HTHS Viscosity yaitu 3.5 mPa.s.
ACEA Classification
C: Catalyst & GPF/DPF compatible Engine Oils for Gasoline & Diesel Engines –
“Low SAPS”
Category Service
C5 Oil engine yang stabil dengan Mid SAPS-level, digunakan sebagai oil yang
cocok dengan katalis untuk Drain Interval yang lebih panjang. Digunakan
pada semua tipe kendaraan modern dengan Aftertreatment System and High
Performance Passenger Car & Light Duty Van Gasoline & DI Diesel Engines
yang didesain agar dapat menggunakan Low Viscosity Oil dengan minimum
HTHS Viscosity yaitu 2.6 mPa.s.
ACEA Classification
E: Heavy Duty Diesel Engine Oils
Category Service
E4 Pelumas yang masuk kategori ini didesain dengan kemampuan yang sangat
baik dalam pengendalian kebersihan piston, keausan, soot handling, dan
menjaga kestabilan pelumas. Kategori ini juga direkomendasikan untuk mesin
putaran tinggi yang memenuhi persyaratan emisi euro I, II, III, IV, V dan
beroperasi pada kondisi yang sangat berat.
Kategori ini juga cocok untuk mesin tanpa filter gas buang dan mesin yang
dilengkapi dengan sistem EGR dan SCR untuk penurunan NOx.
E6 Pelumas yang masuk kategori ini didesain dengan kemampuan yang sangat
baik dalam pengendalian kebersihan piston, keausan, soot handling, dan
menjaga kestabilan pelumas. Kategori ini juga direkomendasikan untuk mesin
putaran tinggi yang memenuhi persyaratan emisi euro I, II, III, IV, V dan
beroperasi pada kondisi yang sangat berat.
Kategori ini juga cocok untuk mesin tanpa filter gas buang dan mesin yang
dilengkapi dengan sistem EGR dan SCR untuk penurunan NOx.
Kategori ini pun sangat direkomendasikan untuk mesin yang menggunakan
filter partikel gas buang, dan penggunaan bahan bakar diesel dengan kadar
sulfur yang rendah.
ACEA Classification
E: Heavy Duty Diesel Engine Oils
Category Service
E7 Pelumas yang masuk kategori ini didesain dengan kemampuan yang sangat
baik dalam pengendalian kebersihan piston, keausan, soot handling, dan
menjaga kestabilan pelumas. Kategori ini juga direkomendasikan untuk mesin
putaran tinggi yang memenuhi persyaratan emisi euro I, II, III, IV, V dan
beroperasi pada kondisi yang sangat berat seperti pemakaian pelumas
dengan drain interval yang panjang dari rekomendasi manufaktur.
Kategori ini juga cocok untuk mesin tanpa filter gas buang dan mesin yang
dilengkapi dengan sistem EGR untuk penurunan NOx.
E9 Pelumas dalam kategori ini didesain untuk memberikan pengendalian
kebersihan piston dan bore polishing. Selain itu juga memberikan
perlindungan terhadap keausan, soot handling, dan menjaga kestabilan
pelumas.
Kategori ini juga direkomendasikan untuk mesin putaran tinggi yang
memenuhi persyaratan emisi euro I, II, III, IV, V dan beroperasi pada kondisi
yang sangat berat seperti pemakaian pelumas dengan drain interval yang
panjang dari rekomendasi manufaktur. Juga cocok untuk mesin dengan atau
tanpa filter gas buang dan mesin yang dilengkapi dengan sistem EGR dan SCR
untuk penurunan NOx.
Lube Oil - Casmun

Aplikasi
Faktor yang mempengaruhi pemilihan viskositas lube oil pada
sebuah engine adalah berdasarkan ‘ambient temperature’.

oC -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50

All Seasons 15W-40

Winter Conditions 10W-30

Arctic Conditions 5W-30

oF -40 -22 -4 14 32 50 68 86 104 122


Lube Oil - Casmun

Kontaminan Pada Oil


1. Elemen hasil keausan
2. Kotoran dan jelaga
3. Bahan bakar
4. Air
5. Ethylene glycol (anti-freeze)
6. Sulfur
7. Produk-produk oksidasi
Lube Oil - Casmun

KONTAMINAN PADA OIL


Elemen hasil keausan
Elemen atau zat yang dihasilkan karena terjadi proses keausan pada
komponen-komponen engine, unsur-unsur itu termasuk: tembaga, besi,
krom, aluminium, timbal, molybdenum, silikon, nikel dan magnesium.

Kotoran dan jelaga


Kotoran dapat masuk ke oil melalui udara yang lolos dari ring piston dan
melekat ke lapisan oil serta tersapu ke dinding silinder, sedangkan jelaga
merupakan fuel yang tidak terbakar. Asap hitam dan filter udara yang
kotor menunjukkan adanya jelaga. Hal ini menyebabkan oil berubah
menjadi pekat (hitam).
Lube Oil - Casmun

KONTAMINAN PADA OIL

Bahan bakar
Bahan bakar yang lolos ke crankcase akan bercampur dengan oil (fuel
dilution), dapat menimbulkan penurunan flash point dan viskositas.

Air
Air merupakan produk yang ditimbulkan dari kondensasi akibat
perubahan temperatur pada crankcase.

Ethylene glycol
Ethylene glycol berasal dari anti-freeze pada coolant, yang apabila
terjadi kebocoran akan masuk dalam oil.
Lube Oil - Casmun

KONTAMINAN PADA OIL

Sulfur
Bila fuel lolos ke crankcase, selain terjadi fuel dilution, kandungan
sulfur akan bercampur pada oil.

Produk-produk oksidasi
Proses oksidasi akan dipercepat oleh temperatur tinggi, hal ini
akan menyebabkan oil menjadi lebih kental.
WATER (COOLANT)
Program
• BASIC COOLING SYSTEM
• PERMASALAHAN PADA COOLING SYSTEM
• DCA4
• COMPLEAT COCENTRATE
• COMPLEAT PREMIXED
• RESTORE/RESTORE PLUS
• PERLINDUNGAN DIRI
• PERTOLONGAN PERTAMA
• Menjaga temperatur kerja engine dengan
menggunakan thermostat.
• Menyerap & mendistribusikan panas dari engine
selama beroperasi.

• Mensirkulasikan coolant pada engine.


Basic System

Coolant
HD Diesel System
BASIC ENGINE
COOLING SYSTEM

40%
dari masalah engine berawal
dari cooling system mereka
DISTRIBUSI PANAS DI
ENGINE
• 30 % COOLING
• 30 % EXHAUST
• 33 % CRANKSHAFT
• 7 % LAIN-LAIN
• Suhu Combustion lebih besar
dari 2,200 deg C
• Cooling system memindahkan
sejumlah besar panas.
• Sirkulasi Coolant 45K s/d 60K
ltrs per jam.
Coolant yang baik harus bisa :
• Mencegah karat
• Mencegah korosi
• Mencegah kavitasi
• Mencegah gelembung udara
• Mencegah kerak
• Anti beku
• Dll.
PERMASALAHAN
Endapan dan kerak
Korosi
Aluminium Corrosion
Cavitation Corrosion
Foaming
Agar-agar silikat
Kerak mineral, terlalu banyak additive, oli,
karat.
Semua ini menghambat panas permukaan

1mm kerak mempunyai


penghambatan panas sebesar
75mm dari besi.
15 times each second at 1800 RPM

LINER PITTING atau


cavitasi korosi disebabkan
oleh tekanan gelembung
udara yang akan mengikis
dinding liner.
Tumbukan gelombang kejut
terukur pada 15 to 20,000
PSI
Gelembung udara
pada sistem mem -
perburuk kavitasi
dan merintangi
pemindahan panas
Disebabkan oleh rusaknya gaskets,
pressure cap, plumbing connections
dan ………...

TIDAK SEMPURNA ATAU


KERUSAKAN SEAL POMPA
Agar-agar silikat.

Penggunaan silikat yang terlalu berlebihan pada


zat anti freeze akan dapat menyebabkan masalah
berupa agar-agar silikat.
Penggunaan coolant
FLEETGUARD
COOLANT…...?????
Lebih sering dikerjakan dengan kira-
kira

Glycol Antifreeze Additive


& water
JENIS-JENIS COOLANT FLEETGUARD

DCA4 SCA

CONCENTRATE

COMPLEAT

PREMIX
KOMPONEN dalam DCA4 (SCA)
NITRITE Pelindung besi tuang & baja (liner).
MOLYBDATE Test chemicals Kombinasi dengan nitrite untuk
perlindungan “liner pitting”. Baik untuk
perlindungan logam.
Potassium PHOSPHATE Buffer….. Menjaga agar pH @ 9.5
NITRATE Melindungi Aluminium & solder.
SILICATE Melindungi Aluminium & solder. Rendah
konsentrasi
MBT Melindungi Tembaga, Kuningan & solder.
TT (Tolytriozole) Untuk MBT, Tembaga, Kuningan, solder.
Organic inhibitors CI, solder, alum. Dibawah aliran tinggi & mineral.
Scale inhibitors Mencegah pengendapan mineral.
Antifoulants / Surfactants Pencegahan pengendapanOli, gemuk & zat
padat.
Anticavitation Polymer Melindungi dari Kavitasi , bercampur dgn gel embung
air.
Antifoaming agent Mencegah pembuatan gelembung air
Fe2 O3 to Fe3
O4+

Nitrite & Molybdate membentuk permukaan keras dengan metal, dengan


demikian melindungi metal dari efek tekanan gelembung dan menyusulnya
piting..
Cara penggunaan

AIR ANTI FREEZE DCA4

DICAMPUR 50 : 50 DENGAN PERHITUNGAN


PENGGUNAAN AIR

WATER QUALITY
MINERAL
MINERAL PROBLEM
PROBLEM LIMIT
LIMIT
CAUSES
CAUSES
Calcium
Calcium Deposits
Depositson on 170
170 ppmppm
Magnesium
Magnesium liners,
liners,heads
heads&& (5
(5 gram
grainsperper
(hardness)
(hardness) coolers
coolers litre)
litre)
Chlorides
Chlorides General
General 40
40 ppm
ppm
(such
(suchasassea
sea Corrosion
Corrosion
salt,
salt,sodium
sodium
chloride)
chloride)
Sulfates
Sulfates General
General 100
100 ppm
ppm
Corrosion
Corrosion

Engine Manufacturers limits on make-up water


PENGGUNAAN SILICATE ADDITIVE (DCA4)

Penggunaan silicate additives yang tinggi bisa


menyebabkan SILICATE GELATION

plugging
Fungsi dari Silicate: pelindung Aluminium

DCA4 adalah rendah silikat tetapi mengandung phosphate and


molybdate
Pada anti freeze terkandung GLYCOL

GLYCOL
MENURUNKAN TITIK BEKU (kisaran suhu paling
rendah adalah -37 oC

MENAIKAN TITIK DIDIH (dapat mencapai suhu 129 oC )


@ 1 atmosphere cap pressure and 50% glycol yang
dilarutkan dalam air.

Tegangan permukaan lebih rendah dari pada air. Membuat


pendingin lebih basah & menyebabkan penetrasi lebih baik
ke dalam pori-pori logam.
GLYCOL
Keuntungan 50 %
50% sd 100% proteksi yang lebih
baik untuk aluminium

20% sd 50% lebih


untuk proteksi liner
pitting dibanding
air/SCA.
PENGGUNAAN DCA4

Yang perlu diperhatikan dalam menentukan


jumlah DCA4 dalam cooling system adalah :

• Kapasitas cooling system


• Jumlah DCA 4 Filter
• Batas kosentrasi DCA4 yang
direkomendasikan
Kapasitas Air Pada Engine dengan radiator *cummin engine
DCA4 FILTER

• WF 2070 •2 UNIT
• WF 2071 •4 UNIT
• WF 2072 •6 UNIT
• WF 2073 •8 UNIT
• WF 2074 •12 UNIT
• WF 2075 •15 UNIT
• WF 2076 •23 UNIT
BATAS KOSENTRASI DCA 4

•anti freeze 0.3 s/d 0.8 unit / liter


•non anti freeze 0.58 s/d 1.06 unit / liter

•Anti freeze 1.2 s/d 3 unit US / gallon


•non anti freeze 2.2 s/d 4 unit US / gallon
Contoh perhitungan DCA 4 dengan anti freeze

Diketahui :

 Kapasitas radiator KTA 38 G1 = 318 lt


 Konsentrasi DCA 4 yang ditambahkan = 0.3
- 0.8 unit/lt
 Diambil konsentrasi DCA4 = 0.6 unit/lt
( titik tengah )
 Menggunakan Filter WF 2076 sebanyak 2
buah.
Jawab :
Kandungan DCA 4 yang dibutuhkan :
= 318 lt x 0.6 unit/lt
= 190.8 unit
= 190 unit

Banyaknya kandungan DCA 4 pada Filter WF 2076 = 23unit


Banyaknya filter 2 buah
Jadi banyaknya kandungan DCA 4 pada engine =
= 2 x 23 unit
= 46 unit
Jadi banyaknya DCA 4 yang harus ditambahkan :
= 190 unit - 46 unit
= 144 unit
Banyaknya DCA 4 yang diperlukan :
DCA 65 L : 7 botol ( 7 x 20 unit = 140 unit )
DCA 60 L : 1 botol ( 1 x 5 unit = 5 unit )

145 unit

DCA 4 LIQUID packing

DCA 4 (unit) Packing (Lt)

DCA 60 L 5 0.5
Setiap 1 Liter
DCA 65 L 20 2.0 mengandung
DCA 70 L 40 4.0 10 unit DCA4
DCA 75 L 200 20.0

DCA 80 L 2200 208.0


Proses pencampuran:

Karena setiap 1 Liter liquid mengandung 10 unit DCA4 maka


banyaknya Liquid yang ditambahkan untuk DCA4 sebanyak 145 unit
adalah:
145 unit / 10 = 14.5 Liter
Untuk menentukan jumlah literan air dan anti freeze dalam 318
liter coolant yang digunakan maka:

318 Liter – 14.5 Liter = 303.5 Liter


Jumlah Air : 303.5 x 50% = 151.75 Liter
Jumlah anti freeze : 303.5 x 50% = 151.75 Liter

Kesimpulan: Pencampuran air sebanyak 151.75 Liter dengan anti


freeze sebanyak 151.75 Liter dan DCA4 liquid sebanyak 14.5 Liter
MAINTENANCE DCA4

Maintenance dilakukan untuk mengetahui


kosentrasi dari DCA4 ( SODIUM NITRITE & SODIUM
MOLIBDATE ) dan juga untuk megetahui
titik beku dari zat anti freeze.
SCA (DCA4) HABIS PADA PENGGUNAAN

u
0.8 max.
n
i
t
s
0.4 ideal
0.3 min.
0.2

0.1

20,000 klms (250 hrs) oil change intervals - max life 385,000 klms. (6,000 hrs)
GANTI ADDITIVE YANG HILANG (DCA4)
seperti penggantian gambar service (approx. 0.1 units per litre)

0.8 max.
u
n
i
t
s
0.4 ideal
0.3 min.
0.2

0.1

20,000 klms (250 hrs) oil change intervals - max life 385,000 klms. (6,000 hrs)
TEST TRIP

4 strip pack
CC2602AM

50 strip pack
CC2602M
Cara pengetesan
 Ambil contoh air pendingin dari radiator/kran (petcock)
dg temp. 10OC - 55O C
 Ambil satu strip dari botol dan segera tutup lagi
botolnya. Jangan menyentuh bidang pengetesan pada
strip dan perhatikan tanggal kadaluarsanya.
 Celupkan strip ± 1 detik, angkat dan kibaskan ± 45
detik.
 Bandingkan warnanya dengan tabel.
 Pembacaan ketiga bidang, jangan sampai lebih 30 detik
 Tentukan pertemuan antara sodium molybdate dan
warna sodium nitrit sehingga didapatkan konsentrasi
DCA 4 .
 Tentukan pembacaan % glycol freeze point
Tabel untuk unit per galon
MAINTENANCE DCA4 SEBAIKNYA DILAKUKAN :

 Paling sedikit dua kali setahun


 Apabila terjadi pengurangan air pendingin
yang terlalu banyak atau tingkat konsentrasi
DCA tidak diketahui
 Jika konsentrasi lebih dari 0.8 unit/lt, maka
pengetesan dilakukan pada setiap jangka
waktu penggantian oil engine sampai
konsentrasi turun dibawah 0.8 unit/lt
COMPLEAT 50 PREMIXED
FULLY FORMULATED ENGINEERED FLUID

AIR (deionised)

GLYCOL 50%

ADDITIVE Seperti
Fleetguard’s DCA4
50%

0.4 units per litre

Tanpa pekerjaan perkiraan


Tanpa pengadukan dan pencampuran
PELINDUNG DIRI
MATA :

• Kaca mata pelindung dengan bagian


pelindung sisi atau kaca mata pelindung
kimia.
• Lensa kontak dapat menimbulkan bahaya
tertentu. Lensa yang lunak dapat
menyerap bahan penyebab iritasi
TANGAN / KAKI :

• Krim pelindung dan sarung tangan


model nitrile atau PVC.
• Alas kaki keselamatan

LAIN-LAIN

 Pakaian lengkap
 Unit pencuci mata
Pertolongan pertama
JIKA TERTELAN :

• Berkumur-kumur dengan banyak air.


• Jika ada tanda-tanda keracunan, panggil
dokter atau ke Poisons Information Centre
( Pusat informasi mengenai racun )
• Jika tertelan dan tempat kejadian berada
lebih dari 15 menit kerumah sakit, buatlah
agar orang tersebut bisa memuntahkannya,
lebih baik dengan menggunakan Ipecac
Syrus APF
CATATAN !!!
JANGAN MEMBUAT ORANG UNTUK MUNTAH
JIKA ORANG TERSEBUT ADA DALAM
KEADAAN TIDAK SADAR

MATA :
Jika produk ini berhubungan langsung dengan mata

• Segeralah buka mata dan tetesilah/siram


dengan air bersih
• Pastikan semuanya sudah tersiram dengan
air dengan cara membuka bagian atas dan
bawah kelopak mata
 Jika masih terasa sakit atau kemudian
terasa kembali, segera hubungi dokter.
 Pengambilan lensa kontak jika terjadi
luka pada mata hendaknya dilakukan
oleh dokter.
KULIT :
Jika
produk ini berhubungan langsung dengan kulit

 Pindahkanlah semua pakaian yang


terkontaminasi dengan segera, termasuk
alas kaki ( sesudah dibersihkan dengan
air )
 Cuci area yang terkena secara
menyeluruh dengan air ( dan sabun, jika
diperlukan )
 Hubungi tenaga medis jika terjadi iritasi
AIR (UDARA)
Air System

Comp
Turb

Silencer Air Filter


AIR (UDARA)
78 78
21 21

78
78 21
21

Lapisan Atmosfer
mengandung:
* 21% Oksigen
* 78% Nitrogen
* 1% Lain-lain
AIR FOR ENGINE

1. Large Amount of Air


2. High Density Air
3. Clean Air
4. The Proper Air Temperature
AIR FOR ENGINE

Udara dalam Jumlah Banyak

 Semakin banyak udara yang masuk kedalam ruang


pembakaran, maka proses pembakaran akan semakin
baik dan lebih ekonomis.

 Dengan jumlah udara yang banyak, maka bahan bakar


akan terbakar secara lebih sempurna atau dengan kata
lain lebih sedikit bahan bakar yang tidak terbakar.

 Untuk meningkatkan jumlah udara yang masuk ini,


maka digunakanlah Turbocharger.
Turbocharger
Turbocharger berfungsi untuk meningkatkan kecepatan dan
memperbesar jumlah udara yang masuk keruang bakar.
Turbocharger
AIR FOR ENGINE

KERAPATAN UDARA YANG TINGGI

Udara yang dibutuhkan


untuk proses pembakaran
pada engine adalah udara
dengan kerapatan (density)
yang tinggi, sehingga
banyak mengandung O2..
KERAPATAN UDARA YANG TINGGI

Kerapatan udara
dipengaruhi oleh:

 Kelembaban
 Temperatur
 Ketinggian
AIR FOR ENGINE

UDARA BERSIH

 Udara yang dibutuhkan untuk proses pembakaran


adalah udara yang bersih.

 Udara yang terhindar dari pengotor seperti debu, pasir,


dedaunan maupun pengotor lainnya.

 Untuk mendapatkan udara yang bersih maka digunakan


filter udara seperti air cleaner atau air filter.
AIR CLEANER
 Air cleaner berfungsi sebagai alat pembersih udara,
sehingga debu, pasir dan kotoran yang berukuran sangat
kecil dapat dipisahkan terlebih dahulu sebelum masuk ke
ruang bakar.

Vertical type Cyclonic dry type air cleaner


AIR FOR ENGINE

SUHU UDARA YANG TEPAT

 Udara yang dibutuhkan untuk proses pembakaran


adalah udara dengan suhu yang tepat.

 Suhu udara yang panas kurang baik untuk engine karena


molekul udara akan mengembang dan menyebabkan
kerapatan udara berkurang.

 Untuk mendapatkan udara yang lebih rendah maka


digunakan komponen berupa aftercooler.
Aftercooler

Aftercooler berfungsi untuk menurunkan suhu udara yang akan


memasuki ruang bakar.

Media pendinginan:
• Coolant
• Udara
Ex: Aftertreatment Component

Exhaust Gas Recirculation(EGR)

EGR berfungsi untuk mengurangi emisi (Nox),


dengan mengembalikan sebagian gas sisa pembakaran
kembali ke ruang bakar.

EGR dibagi menjadi 2 jenis:


• Internal EGR
• Eksternal EGR
Internal EGR

Internal EGR

Pada internal EGR cara kerjanya diatur oleh kontruksi dari


bentuk camnose pada camshaft tersebut yaitu pada salah satu
camshaft (intake atau exhaust) yang sesuai dengan timingnya.
Eksternal EGR

Pada eksternal EGR pemanfaatan sisa gas buang dialirkan melalui saluran
tersendiri. Kemudian sisa gas buang tadi diturunkan suhunya oleh EGR cooler, dilengkapi
dengan EGR control valve yang berfungsi untuk membuka dan menutup jalur sisa gas buang
ke intake manifold yang diatur oleh kevakuman pada pegas diafragma dan bisa juga diatur
oleh ECM.

Anda mungkin juga menyukai