FOWA For SBP 2021
FOWA For SBP 2021
For Engine
[Training Center]
MATERI PEMBAHASAN
OIL (OLI)
WATER (AIR)
AIR (UDARA)
FUEL (BAHAN BAKAR)
FUEL (Bahan Bakar)
Definisi
• Bahan Bakar (Fuel) adalah suatu materi apapun yang bisa
diubah menjadi energi.
• Atau suatu materi (baik Cair, Padat maupun Gas) yang
dihasilkan dari alam yang menghasilkan energi panas melalui
proses pembakaran.
JENIS-JENIS BAHAN BAKAR
BERDASARKAN WUJUDNYA
GAS
Contoh : CNG, LPG,…
Fuel
PADAT
Contoh : Kayu, Batu Bara,…
CAIR
Contoh: Solar, Gasoline, …
JENIS-JENIS BAHAN BAKAR
BERDASARKAN MATERINYA
Gasoline
(Bensin)
Spark Ignited
Engine
Gas Fuel
Engine Internal
Combustion
Gas Fuel
Diesel Engine
Diesel Fuel
(Solar)
GASOLINE
Gasoline
• Gasoline (Amerika), Petrol (Inggris), atau benzine (Belanda)
adalah bahan bakar cair yang mudah terbakar apabila
langsung bersentuhan dengan percikan api.
• Gasoline tersusun dari molekul Hidrogen dan karbon.
Sifat-Sifat Gasoline
Apa perbedaannya
Memiliki titik nyala tinggi 40 – 100⁰ C Titik nyala rendah -10 sd -15⁰ C
Kandungan energi lebih besar 36,9MJ Kandungan energi lebih rendah 33,7MJ
DIPROSES /
Transesterifikasi
• Ramah lingkungan.
Pelumasan
Dengan penggunaan oil maka akan terbentuk
lapisan tipis (oil film) di antara dua permukaan material
keras yang bergerak dan bergesekan sehingga, akan
mengurangi efek gesekan dan mencegah terjadinya
pegikisan (abrasi). Contoh: pada bearing, bushing,
shaft, dan lain-lain.
Pelumasan pada Conrod Journal
Pendinginan
• Pendinginan Langsung:
Fungsi oil yang secara langsung menyerap panas yang
terjadi pada part atau komponen, contoh: kerja oil pada
piston cooling nozzle.
Piston Cooling
Nozzle
Pembersihan
Perapatan
Mencegah Korosi
Oil mempunyai fungsi sebagai pencegah korosi, baik
yang ditimbulkan oleh asam dari sulfur sisa pembakaran
maupun oleh oksidasi dengan air akibat pengembuanan.
Dengan adanya penutupan permukaan logam (metal) oleh
lapisan oil akan mengurangi efek korosi dari pengaruh
negatif dua hal di atas.
Fungsi Oil pada Engine
Hydraulic Action
Shock Dampening
1. Start Pumping
2. Stability of Viscosity
3. Corrosion Inhibitor
4. Cleaning & Dispersing Property
5. Defoaming Property
Sifat-sifat Oil
Start Pumping
Stability of Viscosity
Oli harus mempunyai nilai viskositas yang stabil
terhadap perubahan temperatur. Selain dapat dipompakan
pada temperatur dingin, engine oil juga harus mampu
menjaga viskositas tidak turun secara drastis ketika terjadi
kenaikan temperatur. Oli yang terlalu encer akan
menyebabkan kinerja oil berkurang dengan drastis.
Sifat-sifat Oil
Corrosion Inhibitor
Defoaming Property
1. Viscosity
2. Flash Point
3. Pour & Cloud Point
4. Carbon Residue
5. Total Base Number
Engine Oil Specification
Viscosity
Viskositas adalah tingkat kekentalan oil, yang berarti
menunjukkan derajat hambatan internal untuk melakukan aliran.
Semakin viskositas tinggi, akan semakin lambat oil tersebut mengalir.
Viskositas ini akan berkaitan dengan tebal-tipis lapisan oil film.
Flash Point
Carbon Residue
Oil yang baik akan menyisakan kandungan arang (zat sisa)
yang sangat sedikit ketika terjadi pembakaran atau efek
pemanasan. Hal ini dapat mengurangi terjadinya pengendapan
atau lumpur pada oil.
Kelebihan :
1. Memiliki sifat kekentalan yang baik
2. Lebih ramah lingkungan
3. Tidak beracun
4. Renewable (dapat diperbaharui)
Kekurangan :
1. Kualitas oil mudah mengalami degradasi jika terpapar udara pada temperatur
normal atau mudah teroksidasi
2. Membentuk asam lemak yang dapat menyebabkan korosi pada logam
3. Proses pembuatan lebih mahal sehingga harga oil lebih mahal
Penambangan Crude Oil
AVTUR
CRUDE
GASOLINE
OIL
KEROSINE
DIESEL FUEL
BASE OIL
LIGHT
HYDRO- DE-
VACUUM MEDIUM
TREATER WAXING
TOWER
UNIT UNIT
HEAVY
Additive Kinerja
Viscosity Memperbaiki sifat viskositas oil, agar tidak
Improver turun secara drastis saat temperatur tinggi.
Anti-wear Mencegah terjadi kemacetan dan abrasi pada
Agent metal yang bergesekan.
EP Agent Additive ini pada engine oil berfungsi
mengatasi tekanan ekstrim di bawah
gesekan beban berat, sehingga tidak terjadi
kejut yang berlebihan.
Klasifikasi Engine Oil
Klasifikasi engine oil ditentukan berdasarkan perbedaan
viskositas, kualitas performan dan aplikasi. Pada engine oil yang
beredar di pasaran, kita dapat mengelompokan klasifikasi ini dari
sisi:
SAE 10W-30
• Grafik di samping
menunjukkan
perbandingan
viskositas oil dari
beberapa tipe oil.
Lube Oil - Casmun
Grafik Single-Grade
THICK
OIL
SAE 30
VISCOSITY
SAE 10W
THIN
OIL
THICK
OIL
SAE 10W-30
SAE 30
VISCOSITY
SAE 10W
THIN
OIL
API Service
Klasifikasi untuk Diesel Engine
Category Status Service
CA Absolete Tidak sesuai untuk engine diesel setelah tahun 1959
CD-II Absolete Tidak sesuai untuk engine diesel setelah tahun 1994
Lube Oil - Casmun
CF, CF-2, Absolete Tidak sesuai dengan engine diesel setelah 2009
CF-4
1. Performance Level: SN
2. Viscosity Grade : SAE 5W-30
3. Resource Conserving : diaplikasikan pada gasoline-engine car,
vans, dan light truck untuk lebih menghemat bahan bakar.
4. Multiple Performance Levels : CK-4, CJ-4, CI-4, CH-4/SN
5. Plus Classification
6. The API Service Symbol: FA-4
ACEA Classification
Sistem klasifikasi ini setara dengan API namun memiliki
persyaratan yang lebih ketat. Berbeda dengan API, ACEA
mengelompokkan oil berdasarkan jenis engine dan aplikasinya.
Terdapat 3 kelas utama yaitu:
A3/B3 Oil engine yang stabil dan digunakan pada mobil penumpang, light
duty van gasoline & diesel engine. Interval penggantian dan operasi
ditentukan oleh Engine Manufacturer
A3/B4 Oil engine stabil dengan interval penggantian yang dapat
diperpanjang untuk aplikasi yang sama dengan A3/B3
A5/B5 Oil engine stabil dengan interval penggantian oil yang diperpanjang
untuk mobil penumpang & light duty van gasoline & diesel engine
yang didesain untuk mampu menggunakan low viscosity oil dengan
HTHS Viscosity 2.9 – 3.5 mPa.s . Oil ini tidak cocok untuk beberapa
jenis engine, lihat buku manual dari kendaraan atau OEM.
ACEA Classification
C: Catalyst & GPF/DPF compatible Engine Oils for Gasoline & Diesel Engines –
“Low SAPS”
Category Service
C1 Oil engine yang stabil dengan low SAPS-level, digunakan sebagai oil yang
cocok dengan katalis untuk Drain Interval yang lebih panjang. Digunakan
pada semua tipe kendaraan modern dengan Aftertreatment System and High
Performance Passenger Car & Light Duty Van Gasoline & DI Diesel Engines
yang didesain agar dapat menggunakan Low Viscosity Oil dengan minimum
HTHS Viscosity yaitu 2.9 mPa.s.
C2 Oil engine yang stabil dengan mid SAPS-level, digunakan sebagai oil yang
cocok dengan katalis untuk Drain Interval yang lebih panjang. Digunakan
pada semua tipe kendaraan modern dengan Aftertreatment System and High
Performance Passenger Car & Light Duty Van Gasoline & DI Diesel Engines
yang didesain agar dapat menggunakan Low Viscosity Oil dengan minimum
HTHS Viscosity yaitu 2.9 mPa.s.
ACEA Classification
C: Catalyst & GPF/DPF compatible Engine Oils for Gasoline & Diesel Engines –
“Low SAPS”
Category Service
C3 Oil engine yang stabil dengan Mid SAPS-level, digunakan sebagai oil yang
cocok dengan katalis untuk Drain Interval yang lebih panjang. Digunakan
pada semua tipe kendaraan modern dengan Aftertreatment System and High
Performance Passenger Car & Light Duty Van Gasoline & DI Diesel Engines
yang didesain agar dapat menggunakan Low Viscosity Oil dengan minimum
HTHS Viscosity yaitu 3.5 mPa.s.
C4 Oil engine yang stabil dengan Low SAPS-level, digunakan sebagai oil yang
cocok dengan katalis untuk Drain Interval yang lebih panjang. Digunakan
pada semua tipe kendaraan modern dengan Aftertreatment System and High
Performance Passenger Car & Light Duty Van Gasoline & DI Diesel Engines
yang didesain agar dapat menggunakan Low Viscosity Oil dengan minimum
HTHS Viscosity yaitu 3.5 mPa.s.
ACEA Classification
C: Catalyst & GPF/DPF compatible Engine Oils for Gasoline & Diesel Engines –
“Low SAPS”
Category Service
C5 Oil engine yang stabil dengan Mid SAPS-level, digunakan sebagai oil yang
cocok dengan katalis untuk Drain Interval yang lebih panjang. Digunakan
pada semua tipe kendaraan modern dengan Aftertreatment System and High
Performance Passenger Car & Light Duty Van Gasoline & DI Diesel Engines
yang didesain agar dapat menggunakan Low Viscosity Oil dengan minimum
HTHS Viscosity yaitu 2.6 mPa.s.
ACEA Classification
E: Heavy Duty Diesel Engine Oils
Category Service
E4 Pelumas yang masuk kategori ini didesain dengan kemampuan yang sangat
baik dalam pengendalian kebersihan piston, keausan, soot handling, dan
menjaga kestabilan pelumas. Kategori ini juga direkomendasikan untuk mesin
putaran tinggi yang memenuhi persyaratan emisi euro I, II, III, IV, V dan
beroperasi pada kondisi yang sangat berat.
Kategori ini juga cocok untuk mesin tanpa filter gas buang dan mesin yang
dilengkapi dengan sistem EGR dan SCR untuk penurunan NOx.
E6 Pelumas yang masuk kategori ini didesain dengan kemampuan yang sangat
baik dalam pengendalian kebersihan piston, keausan, soot handling, dan
menjaga kestabilan pelumas. Kategori ini juga direkomendasikan untuk mesin
putaran tinggi yang memenuhi persyaratan emisi euro I, II, III, IV, V dan
beroperasi pada kondisi yang sangat berat.
Kategori ini juga cocok untuk mesin tanpa filter gas buang dan mesin yang
dilengkapi dengan sistem EGR dan SCR untuk penurunan NOx.
Kategori ini pun sangat direkomendasikan untuk mesin yang menggunakan
filter partikel gas buang, dan penggunaan bahan bakar diesel dengan kadar
sulfur yang rendah.
ACEA Classification
E: Heavy Duty Diesel Engine Oils
Category Service
E7 Pelumas yang masuk kategori ini didesain dengan kemampuan yang sangat
baik dalam pengendalian kebersihan piston, keausan, soot handling, dan
menjaga kestabilan pelumas. Kategori ini juga direkomendasikan untuk mesin
putaran tinggi yang memenuhi persyaratan emisi euro I, II, III, IV, V dan
beroperasi pada kondisi yang sangat berat seperti pemakaian pelumas
dengan drain interval yang panjang dari rekomendasi manufaktur.
Kategori ini juga cocok untuk mesin tanpa filter gas buang dan mesin yang
dilengkapi dengan sistem EGR untuk penurunan NOx.
E9 Pelumas dalam kategori ini didesain untuk memberikan pengendalian
kebersihan piston dan bore polishing. Selain itu juga memberikan
perlindungan terhadap keausan, soot handling, dan menjaga kestabilan
pelumas.
Kategori ini juga direkomendasikan untuk mesin putaran tinggi yang
memenuhi persyaratan emisi euro I, II, III, IV, V dan beroperasi pada kondisi
yang sangat berat seperti pemakaian pelumas dengan drain interval yang
panjang dari rekomendasi manufaktur. Juga cocok untuk mesin dengan atau
tanpa filter gas buang dan mesin yang dilengkapi dengan sistem EGR dan SCR
untuk penurunan NOx.
Lube Oil - Casmun
Aplikasi
Faktor yang mempengaruhi pemilihan viskositas lube oil pada
sebuah engine adalah berdasarkan ‘ambient temperature’.
Bahan bakar
Bahan bakar yang lolos ke crankcase akan bercampur dengan oil (fuel
dilution), dapat menimbulkan penurunan flash point dan viskositas.
Air
Air merupakan produk yang ditimbulkan dari kondensasi akibat
perubahan temperatur pada crankcase.
Ethylene glycol
Ethylene glycol berasal dari anti-freeze pada coolant, yang apabila
terjadi kebocoran akan masuk dalam oil.
Lube Oil - Casmun
Sulfur
Bila fuel lolos ke crankcase, selain terjadi fuel dilution, kandungan
sulfur akan bercampur pada oil.
Produk-produk oksidasi
Proses oksidasi akan dipercepat oleh temperatur tinggi, hal ini
akan menyebabkan oil menjadi lebih kental.
WATER (COOLANT)
Program
• BASIC COOLING SYSTEM
• PERMASALAHAN PADA COOLING SYSTEM
• DCA4
• COMPLEAT COCENTRATE
• COMPLEAT PREMIXED
• RESTORE/RESTORE PLUS
• PERLINDUNGAN DIRI
• PERTOLONGAN PERTAMA
• Menjaga temperatur kerja engine dengan
menggunakan thermostat.
• Menyerap & mendistribusikan panas dari engine
selama beroperasi.
Coolant
HD Diesel System
BASIC ENGINE
COOLING SYSTEM
40%
dari masalah engine berawal
dari cooling system mereka
DISTRIBUSI PANAS DI
ENGINE
• 30 % COOLING
• 30 % EXHAUST
• 33 % CRANKSHAFT
• 7 % LAIN-LAIN
• Suhu Combustion lebih besar
dari 2,200 deg C
• Cooling system memindahkan
sejumlah besar panas.
• Sirkulasi Coolant 45K s/d 60K
ltrs per jam.
Coolant yang baik harus bisa :
• Mencegah karat
• Mencegah korosi
• Mencegah kavitasi
• Mencegah gelembung udara
• Mencegah kerak
• Anti beku
• Dll.
PERMASALAHAN
Endapan dan kerak
Korosi
Aluminium Corrosion
Cavitation Corrosion
Foaming
Agar-agar silikat
Kerak mineral, terlalu banyak additive, oli,
karat.
Semua ini menghambat panas permukaan
DCA4 SCA
CONCENTRATE
COMPLEAT
PREMIX
KOMPONEN dalam DCA4 (SCA)
NITRITE Pelindung besi tuang & baja (liner).
MOLYBDATE Test chemicals Kombinasi dengan nitrite untuk
perlindungan “liner pitting”. Baik untuk
perlindungan logam.
Potassium PHOSPHATE Buffer….. Menjaga agar pH @ 9.5
NITRATE Melindungi Aluminium & solder.
SILICATE Melindungi Aluminium & solder. Rendah
konsentrasi
MBT Melindungi Tembaga, Kuningan & solder.
TT (Tolytriozole) Untuk MBT, Tembaga, Kuningan, solder.
Organic inhibitors CI, solder, alum. Dibawah aliran tinggi & mineral.
Scale inhibitors Mencegah pengendapan mineral.
Antifoulants / Surfactants Pencegahan pengendapanOli, gemuk & zat
padat.
Anticavitation Polymer Melindungi dari Kavitasi , bercampur dgn gel embung
air.
Antifoaming agent Mencegah pembuatan gelembung air
Fe2 O3 to Fe3
O4+
WATER QUALITY
MINERAL
MINERAL PROBLEM
PROBLEM LIMIT
LIMIT
CAUSES
CAUSES
Calcium
Calcium Deposits
Depositson on 170
170 ppmppm
Magnesium
Magnesium liners,
liners,heads
heads&& (5
(5 gram
grainsperper
(hardness)
(hardness) coolers
coolers litre)
litre)
Chlorides
Chlorides General
General 40
40 ppm
ppm
(such
(suchasassea
sea Corrosion
Corrosion
salt,
salt,sodium
sodium
chloride)
chloride)
Sulfates
Sulfates General
General 100
100 ppm
ppm
Corrosion
Corrosion
plugging
Fungsi dari Silicate: pelindung Aluminium
GLYCOL
MENURUNKAN TITIK BEKU (kisaran suhu paling
rendah adalah -37 oC
• WF 2070 •2 UNIT
• WF 2071 •4 UNIT
• WF 2072 •6 UNIT
• WF 2073 •8 UNIT
• WF 2074 •12 UNIT
• WF 2075 •15 UNIT
• WF 2076 •23 UNIT
BATAS KOSENTRASI DCA 4
Diketahui :
145 unit
DCA 60 L 5 0.5
Setiap 1 Liter
DCA 65 L 20 2.0 mengandung
DCA 70 L 40 4.0 10 unit DCA4
DCA 75 L 200 20.0
u
0.8 max.
n
i
t
s
0.4 ideal
0.3 min.
0.2
0.1
20,000 klms (250 hrs) oil change intervals - max life 385,000 klms. (6,000 hrs)
GANTI ADDITIVE YANG HILANG (DCA4)
seperti penggantian gambar service (approx. 0.1 units per litre)
0.8 max.
u
n
i
t
s
0.4 ideal
0.3 min.
0.2
0.1
20,000 klms (250 hrs) oil change intervals - max life 385,000 klms. (6,000 hrs)
TEST TRIP
4 strip pack
CC2602AM
50 strip pack
CC2602M
Cara pengetesan
Ambil contoh air pendingin dari radiator/kran (petcock)
dg temp. 10OC - 55O C
Ambil satu strip dari botol dan segera tutup lagi
botolnya. Jangan menyentuh bidang pengetesan pada
strip dan perhatikan tanggal kadaluarsanya.
Celupkan strip ± 1 detik, angkat dan kibaskan ± 45
detik.
Bandingkan warnanya dengan tabel.
Pembacaan ketiga bidang, jangan sampai lebih 30 detik
Tentukan pertemuan antara sodium molybdate dan
warna sodium nitrit sehingga didapatkan konsentrasi
DCA 4 .
Tentukan pembacaan % glycol freeze point
Tabel untuk unit per galon
MAINTENANCE DCA4 SEBAIKNYA DILAKUKAN :
AIR (deionised)
GLYCOL 50%
ADDITIVE Seperti
Fleetguard’s DCA4
50%
LAIN-LAIN
Pakaian lengkap
Unit pencuci mata
Pertolongan pertama
JIKA TERTELAN :
MATA :
Jika produk ini berhubungan langsung dengan mata
Comp
Turb
78
78 21
21
Lapisan Atmosfer
mengandung:
* 21% Oksigen
* 78% Nitrogen
* 1% Lain-lain
AIR FOR ENGINE
Kerapatan udara
dipengaruhi oleh:
Kelembaban
Temperatur
Ketinggian
AIR FOR ENGINE
UDARA BERSIH
Media pendinginan:
• Coolant
• Udara
Ex: Aftertreatment Component
Internal EGR
Pada eksternal EGR pemanfaatan sisa gas buang dialirkan melalui saluran
tersendiri. Kemudian sisa gas buang tadi diturunkan suhunya oleh EGR cooler, dilengkapi
dengan EGR control valve yang berfungsi untuk membuka dan menutup jalur sisa gas buang
ke intake manifold yang diatur oleh kevakuman pada pegas diafragma dan bisa juga diatur
oleh ECM.