Anda di halaman 1dari 4

KARYA TULIS

“TINJAUAN FILOLOGIS BAHASA-BAHASA SEMITIK TERHADAP

PENGGUNAAN NAMA ALLAH YANG TEPAT DALAM ALKITAB INDONESIA”

Penyusun :
Yenny Darmaji - 1120942

Dosen Pengampu :
Yosep Belay, M.Th.

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI ANUGRAH

BANDUNG

2023
BAB I
PENDAHULUAN

Pada tahun 1986, Kementerian Dalam Negeri Malaysia mengeluarkan larangan


penggunaan kata “Allah” dalam publikasi, bahkan dalam lingkup Kristen. Alasan pengeluaran
larangan tersebut adalah bahwa penggunaan kata “Allah” dalam ranah Kristen menyebabkan
ancaman ketertiban umum. Ancaman ketertiban umum tersebut terjadi karena terdapat
beberapa pemimpin Muslim yang berpendapat bahwa dengan penggunaan kata “Allah” dalam
lingkup Kristen menyebabkan keresahan dan kebingungan karena kata “Allah” hanya
merujuk kepada Tuhan Islam.1 Alasan tersebut disanggah oleh Prof. Dr. Nurcholish Madjid,
ia berpendapat bahwa fenomena tersebut bertentangan dengan ayat-ayat al-Qur’an sendiri
yang menegaskan bahwa orang-orang Yahudi dan Kristen menyembah Allah (Q.s.
al-H.ajj/22:40), juga bertentangan dengan fakta sejarah bahwa sejak zaman sebelum dan
sesudah islam kata “Allah” digunakan bersama-sama oleh ketiga umat pengikut Musa.2
Pertentangan tersebut tidak hanya terjadi di Malaysia saja, tetapi juga terjadi di
Indonesia. Di indonesia sendiri penggunaan kata “Allah” oleh sebagian umat Islam dianggap
sebagai istilah arab yang menjadi trademark umat Islam saja, sehingga penggunaan kata
“Allah” dalam ranah Kristen dirasa kurang tepat.3 Penggunaan kata “Allah” dalam Alkitab
Indonesia tidak hanya ditentang oleh beberapa umat Muslim saja, tetapi juga ditentang oleh
beberapa kelompok Kristen di Indonesia. Kelompok Kristen tersebut meminta agar
menggantikan kata “Allah” dengan “Elohim” atau “YAHWEH”. Media Elektronik Kristen
mencatat bahwa terdapat 200 gereja di Indonesia yang sudah mulai meninggalkan kata
ALLAH dan konsisten menggunakan YAHWEH sebagai nama Diri Tuhan.4 melihat jangkaun
pertentangan penggunaan kata “Allah” sampai ke dalam gereja-gereja injili sangat
memprihatinkan. Oleh karena itu, maka sangat penting untuk menuliskan makalah singkat
mengenai tinjauan filologis bahasa-bahasa semitik dalam penggunaan nama Allah yang tepat
dalam Alkitab Indonesia.

1
Bernadette Aderi,KOMPAS,Kronologi Kata “Allah” yang Akhirnya Boleh Dipakai Umat Kristen di
Malaysia,https://www.kompas.com/global/read/2021/03/10/205337370/kronologi-kata-allah-yang-akhir
nya-boleh-dipakai-umat-kristen-di-malaysia?page=all, Diakses 21 April 2023.
2
Nurcholish Madjid, Islam, Doktrin dan Peradaban,(Jakarta:Paramadina,1992),hlm. xciv-xcv.
3
Bambang Noorsena,The History of Allah,(Yogyakarta: Andi,2005).hlm.1.
4
Made Nopen, Manna Rafflesia, Pengunaan Kata Allah dalam Terjemahan Baru
Indonesia,2016,hlm.103-104.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Nama Ilahi tidak ada yang turun dari Sorga


Berdasarkan pendapat Dr Ch. Barth, asal usul nama Ilahi termasuk YAHWE tidaklah
turun dari Sorga, Dia sendirilah yang dikatakan “turun” (Kel 3 : 8). Ia berkenan menyatakan
Diri-Nya kepada umat Israel, sehingga itu berarti bahwa Ia berkenan menyatakan Diri dalam
bahasa yang cocok dengan telinga,hati dan mulut orang Israel. Nama-Nya sendiri pun berasal
dari nama-nama yang pernah menjadi biasa dalam pergaulan mereka.5
Terdapat pendapat bahwa penggunaan kata “Allah'' disebut bersama-sama dengan
dewi-dewi kafir dari masa pra-Islam, sehingga kata “Allah” erat dengan dewi-dewi kafir.
Bersamaan dengan nama Allah dalam bahasa arab yang secara salah pernah disejajarkan
dengan dewi-dewi kafir Pra-islam, dalam sejumlah inskripsi yang ditemukan akhir-akhir ini,
bahwa nama ilahi Yahwe juga pernah disejajarkan secara salah dengan dewi Asyera yang
terdapat dalam inskripsi Kuntilet Anjrud. 6
Dalam bahasa Ibrani terdapat dua macam nama-nama Ilahi yang diterapkan bagi
nama Tuhan, yaitu :
1. Nama YAHWE ;
2. Kelompok Nama-Nama yang diawali dengan EL.
Kedua kelompok itu berasal dari zaman dan tempat yang berbeda-beda, yang sebelumnya
juga diterapkan bagi dewa-dewa lokal diberbagai tempat. Franck.M.Cross dalam Theological
Dictionary of the old testament Vol.1, nama EL sebelumnya berasal dari dewa tertinggi
Kanaan.7 Umat Allah serempak melakukan proses demitologisasi dengan membuang unsur
mitologinya yang berasal dari dunia kafir.oleh karena itu,baik nama Allah dalam bahasa arab
dan YAHWE dalam bahasa Ibrani , tidak dapat dilepaskan dari proses kontekstualisasi, akibat
prose silang budaya di Timur Tengah.
2.2 Kata Allah dalam Bahasa-Bahasa Semitik
Bahasa Ibrani,Aram dan Arab merupakan rumpun bahasa semitik, yaitu bahasa dari
keturunan Sem bin Nuh. Mula-mula el dipakai dirumpun Semit Timur, sejajar dengan il ,ilu
dan ilum. Dalam perkembanganya kata El digabungkan dengan istilah alah yang berarti

5
Dr. Ch.Barth,Theologia Perjanjian Lama.jilid I (Jakarta:bpk.Gunung Mulia,1982),hlm.157.
6
Bambang Noorsena,Loc.cit,hlm.4
7
Ibid,hlm. 5.

2
“sumpah, mengikat perjanjian dengan sumpah”. Jadi dengan nama el,il, umat mengikat alah
(sumpah). Dari kata El dan alah munculah bentuk arab Ilah di suku amori dan arab utara dan
bentuk Ibrani atau Aram Elah dan Eloah. Selanjutnya varian Ibrani Elohim, berasal dari
bentuk tunggal Eloh, Eloah dengan tambahan yang mencirikan kejamakan “im” (jamak yang
menunjukan keagungan) seperti kata “Kita” yang juga diterapkan bagi Allah (Kej. 1:26,27).
Dalam bagian-bagian Perjanjian Lama yang tertulis dalam bahasa Aram, bentuk Aram Elah
muncul, misal dalam Ezra 5:1 yang berbunyi Be shum Elah (Dengan Nama Allah) yang dekat
dengan bahasa arab Bismi I-Lah (dengan nama Allah).
2.3 Nama Allah dalam Lingkup Umat Kristen di Timur Tengah
Bahwa seluruh umat Kristen di Timur Tengah tidak memiliki sebutan lain untuk
menyebut nama Ilahi selain kata Allah. Hal ini juga didukung dengan tulisan-tulisan Sa’adya
Gaon/Sa’d bin Yusufal-Fayyumi (895-942 M) seorang teolog Yahudi-Mesir yang
menerjemahkan Perjanjian Lama dari bahasa Ibrani ke bahasa Arab. Istilah Allah yang sejak
sebelum zaman islam sudah dipakai dalam makna monoteis di lingkungan Kristen tersebut.8

BAB III
KESIMPULAN
Dari sudut etimologis dapat dibuktikan bahwa istilah-istilah seperti el, elohim, eloah
(Ibrani), elah, elaha (Aram), dan Ilah, Allah (Arab), berasal dari akar kata semitik yang sama.
Selain itu, Istilah Allah telah dipakai umat Kristen di Timur Tengah sejak sebelum zaman
islam, sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan kata Allah dalam Alkitab Indonesia
sudah tepat dan benar.

8
Ibid,hlm.12.

Anda mungkin juga menyukai