Anda di halaman 1dari 14

Volume 7. Nomor 1.

Januari 2012

Pandecta
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pandecta

Solusi Praperadilan oleh Hakim Komisaris


Berdasarkan RUU KUHAP
Andi Bau Malarangeng

Dosen Kopertis Wilayah IX Sulawesi Selatan, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Dibutuhkan solusi baru yang dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan pada
Diterima Oktober 2011 praperadilan dalam KUHAP dan konsep Hakim Komisaris dalam RUU KUHAP.
Disetujui November 2011 Hakim Komisaris dicetus di dalam RUU KUHAP menggantikan praperadilan.
Dipublikasikan Januari 2012 Hakim komisaris, yaitu pejabat yang diberi wewenang menilai jalannya penyidikan
dan penuntutan, dan wewenang lain. konsep Hakim Komisaris ini adalah untuk
Keywords:
Commisaries Judge;
menggantikan praperadilan, dengan wewenang yang lebih luas dan bertujuan untuk
KUHAP Bills; membenahi kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam praperadilan. Pemeriksaan
Pre-examination. pendahuluan oleh Hakim Komisaris sebagai solusi praperadilan dalam penegakan
HAM di Indonesia merupakan pemecahan masalah mengenai praperadilan dan
konsep Hakim Komisaris. Pemeriksaan pendahuluan adalah pemeriksaan yang
dilakukan oleh Hakim Komisaris yang merupakan bagian khusus dari PN, sebagai
salah satu tahap yang harus dilalui sebelum berkas perkara dilimpahkan ke pengadilan
untuk pemeriksaan pokok perkara. Oleh karena itu, semua berkas perkara harus
melalui pemeriksaan pendahuluan guna untuk menjalankan wewenang Hakim
Komisaris, sehingga perlindungan terhadap hak-hak asasi tersangka bisa terwujud.
Pada tahap pemeriksaan pendahuluan terdapat beberapa hal penting seperti struktur
organisasi PN, kewenangan, pemanggilan pihak-pihak, tata cara pemeriksaan
pendahuluan, dan ketetapan Hakim Komisaris. Dari hal-hal tersebut tercermin
kelebihan yang tidak dimiliki oleh praperadilan menurut KUHAP dan konsep Hakim
Komisaris menurut RUU KUHAP sehingga kelemahan-kelemahan yang ada bisa
ditutupi dengan kelebihan-kelebihan yang terdapat pada pemeriksaan pendahuluan.

Abstract
The new solution needed to fix the weaknesses in the concept of pre-trial Judge in the
Criminal Code and Criminal Procedure Code Commissioner in the bill. Commissioner
Judge pioneered in the bill replaces the pre-trial Criminal Procedure. Judge
commissioner, is an official who is authorized to assess the course of the investigation
and prosecution, and other authorities. Commissioner Judge concept is to replace
the pre-trial, with wider powers and aims to correct the deficiencies contained in
the pretrial hearing. Preliminary examination by the Commissioner as a solution to a
pretrial judge in upholding human rights in Indonesia is about problem solving and the
concept of pre-trial Judge Commissioners. Preliminary examination is an examination
conducted by the Commissioners Court is a special part of the PN, as one of the steps
that must be passed before the dossier handed over to the court for examination of
the principal case. Therefore, all case files must go through a preliminary examination
in order to exercise authority of Commissioners Court, so the protection of the rights
of suspects can be realized. At the preliminary examination stage there are some
important things like PN organizational structure, authority, summoning the parties,
the preliminary examination procedure, and provisions Judge Commissioners. Of
these things are reflected advantages not possessed by the pretrial judge under the
Criminal Procedure Code and the concept of the bill the Commissioner under the
Criminal Procedure Code so that any weaknesses can be covered with the advantages
contained in the preliminary examination.

Alamat korespondensi: 
© 2012 Universitas Negeri Semarang
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 9, Tamalanrea Makasar 90112 ISSN 1907-8919
Pandecta. Volume 7. Nomor 1. Januari 2012

1. Pendahuluan kebenaran yang sebesar-besarnya, memberi


suatu putusan hakim, dan melaksanakan
Ketentuan mengenai proses acara putusan hakim (Hamzah: 2001).
pidana telah dikenal sejak zaman dahulu pada Dengan adanya ketentuan baru di
masa penjajahan Hindia Belanda. Pada zaman dalam KUHAP, mengisyaratkan bahwa
tersebut ketentuan hukum acara pidana adanya upaya untuk lebih memperhatikan
dikenal dengan sebutan Herziene Indische hak-hak asasi manusia. Hal ini sesuai dengan
Reglement (HIR). HIR merupakan produk UUD NRI 1945 yaitu “Setiap orang berhak
buatan negara Belanda. Oleh karena itu, atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan
banyak masyarakat yang beranggapan bahwa kepastian hukum yang adil serta perlakuan
HIR hanya mengutamakan kepentingan yang sama di hadapan hukum”(Pasal 28D
penguasa dan kurang memperhatikan atau UUD’45). Berdasarkan pasal tersebut, maka
memberikan perlindungan terhadap hak apabila seseorang diduga telah melakukan
asasi tersangka atau terdakwa. Selain itu, di suatu tindak pidana (strafbaarfeit) tidak boleh
dalam HIR tidak terdapat ketentuan batas diperlakukan seperti orang yang bersalah
kewenangan aparat penegak hukum dalam sebelum adanya putusan yang in kracht
melaksanakan tugasnya masing-masing van gewijsde. Dengan kata lain, aparat
sehingga dapat terjadi tindakan sewenang- penegak hukum dalam menjalankan atau
wenang yang dilakukan oleh aparat penegak melaksanakan tugasnya harus berdasarkan
hukum terhadap tersangka atau terdakwa. asas hukum acara pidana yaitu asas praduga
Seiring berjalannya waktu, HIR akhirnya tak bersalah (Presumption of Innocence).
diubah menjadi Undang-Undang Nomor 8 Salah satu ketentuan baru yang
Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. diatur di dalam KUHAP adalah mengenai
Undang-undang inilah yang dipakai hingga perlindungan terhadap tindakan upaya
saat ini dalam proses acara pidana, yang paksa yang dilakukan oleh aparat penegak
lebih dikenal dengan sebutan Kitab Undang- hukum yang merupakan pelanggaran hak-
undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). hak asasi tersangka. Berdasarkan data statistik
Latar belakang lahirnya KUHAP yaitu Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas
untuk menciptakan suatu ketentuan yang HAM) sampai pada bulan November 2009,
dapat mendukung terselenggaranya suatu pengaduan kasus pelanggaran HAM yang
peradilan pidana yang adil. Pengubahan HIR dilakukan oleh aparat penegak hukum (polisi)
disebabkan karena HIR merupakan produk mencapai 1.302 kasus diantara 4.926 kasus.
kolonial Belanda yang belum menjamin Dari 1.302 kasus terdapat 891 kasus yang
dan memberikan perlindungan yang cukup terjadi pada saat proses penyidikan, yang
terhadap Hak Asasi Manusia (HAM). meliputi 188 kasus mengenai penahanan,
Berdasarkan pertimbangan inilah sehingga 4 kasus mengenai sengketa, 184 kasus
KUHAP disusun sebagai suatu produk kekerasan, 30 kasus kedisiplinan, dan 17
nasional yang menggantikan HIR. kasus mengenai kepegawaian (http//:www.
Terdapat berbagai ketentuan-ketentuan kompas.com,diakses 4 April 2010, pk.
baru di dalam KUHAP yang sebelumnya 14.20 Wita). Untuk itu diperlukan proses
tidak diatur di dalam HIR seperti, pengaturan penerapan praperadilan untuk mengoreksi
mengenai hak-hak tersangka dan terdakwa, perilaku-perilaku atau tindakan-tindakan
adanya bantuan hukum pada semua tingkat yang dilakukan oleh aparat penegak hukum
pemeriksaan, penggabungan perkara secara maksimal agar proses penegakan
perdata pada perkara pidana dalam hal ganti hukum dan perlindungan HAM di Indonesia
rugi, wewenang hakim pada pemeriksaan berlangsung secara tepat.
pendahuluan, dan bentuk pengawasan Salah satu contoh konkrit yang
terhadap pelaksanaan putusan. Hal ini termasuk pelanggaran HAM yang dilakukan
tentunya harus sejalan dengan tujuan dari oleh aparat penegak hukum, yaitu kasus salah
hukum acara pidana, yaitu untuk mencari tangkap yang dilakukan oleh polisi terhadap
dan mendapatkan kebenaran materiil atau Kemat cs. Kemat cs merupakan korban salah

33

Pandecta. Volume 7. Nomor 1. Januari 2012

tangkap dalam kasus pembunuhan Asrori, penegakan hukum dan perlindungan HAM.
mayat yang ditemukan di sebuah kebun tebu Namun, hal tersebut malah menimbulkan
Desa Bandar Kedungmulyo, Jombang. Kemat pro dan kontra diberbagai kalangan. Oleh
dan rekannya bahkan telah divonis masing- karena itu, dibutuhkan solusi baru yang dapat
masing, 17 dan 12 tahun. Kemat cs mengaku memperbaiki kelemahan-kelemahan pada
diintimidasi dan dianiaya penyidik supaya praperadilan dalam KUHAP dan konsep
mengaku telah membunuh Asrori. Setelah Hakim Komisaris dalam RUU KUHAP.
Diselidiki ulang, polisi menemukan bahwa
mayat di kebun tebu adalah Fauzin Suyanto, 2. Metode Penelitian
warga Nganjuk. Kemat cs juga tak terbukti
telah membunuh Fauzin (http//:www. Metode penelitian yang dipergunakan
vivanews.com, diakses 4 April 2010, pk. dalam penelitian ini adalah menggunakan
14.20 Wita). pendekatan yuridis normatif (Ronny Hanitijo
Perlu diketahui bahwa saat ini Soemitro: 1987).
penerapan proses praperadilan sudah tidak Sumber data yang dipergunakan dalam
sesuai lagi dengan tujuan awalnya yaitu untuk penelitian ini adalah data sekunder yaitu data
melakukan proses pengawasan horizontal yang dihimpun melalui studi dokumen dan
terhadap proses pidana. Hal ini dapat dilihat data kepustakaan. Data sekunder yang sudah
dalam praktik pelaksanaan praperadilan, ada dihimpun kemudian di analisis secara
dimana hakim lebih banyak memperhatikan kualitatif melalui laporan penelitian yang
perihal dipenuhinya syarat-syarat formil dari tersusun secara sistematis dengan metode
suatu penangkapan atau penahanan. Syarat- berfikir secara induktif, yaitu pola berfikir
syarat formil yang diperiksa yaitu, mengenai yang didasarkan suatu fakta yang sifatnya
ada tidaknya surat perintah penangkapan khusus kemudian ditarik kesimpulan yang
dan ada tidaknya Surat Perintah Penahanan sifatnya umum, untuk memperoleh kejelasan
(SP2), serta sama sekali tidak menguji dan dari permasalahan dalam penelitian ini.
menilai syarat-syarat materiilnya. Padahal
syarat materiil merupakan syarat terpenting 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
yang dapat menentukan seseorang tersebut
dapat tidaknya dikenakan upaya paksa a. Keberadaaan Praperadilan
(penangkapan atau penahanan) oleh aparat Lahirnya praperadilan dikarenakan
penegak hukum (penyidik atau penuntut adanya dorongan bahwa tidak terdapatnya
umum). pengawasan dan penilaian upaya paksa yang
Pemerintah telah membentuk tim menjamin HAM di dalam HIR, yang dibentuk
penyusun Rancangan Undang-Undang dengan berorientasi atas kekuasaan zaman
Hukum Acara Pidana draft 2009 (RUU penjajahan kolonial Belanda. Praperadilan
KUHAP) untuk merevisi KUHAP yang masih bertujuan untuk melakukan pengawasan
berlaku sampai saat ini. Salah satu substansi horizontal atas segala upaya paksa yang
yang menjadi sorotan dalam revisi itu ialah dilakukan oleh aparat penegak hukum untuk
tentang praperadilan. Tim penyusun RUU kepentingan pemeriksaan perkara pidana
KUHAP kemudian merevisi hal-hal yang agar benar-benar tindakan tersebut tidak
berkaitan dengan praperadilan menjadi hakim bertentangan dengan peraturan hukum dan
komisaris. Hal ini dapat dilihat dalam RUU perundang-undangan disamping adanya
KUHAP Pasal 1 angka (7) mengenai ketentuan pengawasan secara vertikal dalam perangkat
umum dan BAB IX mengenai kewenangan, aparat itu sendiri. Adanya praperadilan bukan
proses beracara, dan syarat serta tata cara merupakan lembaga peradilan tersendiri,
pengangkatan dan pemberhentian hakim melainkan berupa wewenang baru yang
komisaris. Pembentukan Hakim Komisaris diberikan berdasarkan KUHAP kepada setiap
ini bertujuan untuk menutupi kelemahan- Pengadilan Negeri (PN) yang telah ada selama
kelemahan yang terdapat pada proses ini di Indonesia.
praperadilan sehingga dapat lebih menjamin Praperadilan bersumber pada

34
Pandecta. Volume 7. Nomor 1. Januari 2012

hak Habeas Corpus yang pada dasarnya jelas ditemui pada pengaturan praperadilan
memberikan hak kepada seseorang yang dalam KUHAP.
dilanggar hak asasinya untuk melakukan Menurut pandangan Soerjono
perlawanan terhadap tindakan upaya Soekanto, ada 2 (dua) fungsi yang dapat
paksa yang dilakukan oleh penyidik atau dijalankan oleh hukum didalam masyarakat
jaksa dengan menuntut yang bersangkutan yaitu sebagai sarana kontrol (a tool of social
di depan pengadilan. Pasal 1 butir (10) control) dan sarana untuk melaksanakan
KUHAP mengatur bahwa praperadilan rekayasa sosial (a tool of social engineering).
adalah wewenang PN untuk memeriksa Bila hal ini dikaitkan dengan praperadilan
dan memutus tentang: 1) Sah atau tidaknya dengan adanya a tool of social control ini,
penangkapan atau penahanan; 2) Sah atau maka pada dasarnya praperadilan berfungsi
tidaknya penghentian penyidikan, atau sebagai perlindungan terhadap tindakan
penghentian penuntutan; 3) Permintaan yang sewenang-wenang dari para aparat
ganti rugi atau rehabilitasi oleh tersangka penegak hukum yang pada pelaksanaan
atau keluarganya atau pihak lain atas tugasnya sering melakukan tindakan yang
kuasanya yang perkaranya tidak diajukan ke melanggar harkat dan martabat manusia.
pengadilan. Selanjutnya dengan adanya hukum sebagai a
Berdasarkan wewenang tersebut, tool of social engineering, maka praperadilan
maka dapat dipastikan bahwa upaya paksa dapat membawa masyarakat kepada situasi
yang dilakukan oleh aparat penegak hukum dan kondisi hukum yang lebih baik menuju
bertentangan atau dibenarkan oleh hukum. kearah pembangunan hukum ke depan
Bila bertentangan, maka tindakan tersebut (Rahardjo, 1984).
harus dikatakan sebagai tindakan pelanggaran Menurut Faisal Salam, lembaga
hukum. Oleh karena itu, telah jelas bahwa praperadilan merupakan kontrol/
tujuan dari praperadilan adalah demi pengawasan atas jalannya hukum acara
tegaknya hukum dan perlindungan hak asasi pidana dalam rangka melindungi hak-hak
para tersangka dalam tingkat penangkapan, tersangka atau terdakwa. Dengan demikian,
penahanan, pemeriksaan, penyidikan dan pada prinsipnya fungsi utama pelembagaan
penuntutan. praperadilan dalam KUHAP ialah untuk
Ditinjau dari segi struktur dan susunan melakukan pengawasan horizontal atas
peradilan, praperadilan bukan merupakan tindakan upaya paksa yang dikenakan
lembaga pengadilan yang berdiri sendiri terhadap tersangka selama ia berada dalam
melainkan sebagai instansi tingkat peradilan pemeriksaan penyidikan atau penuntutan,
yang mempunyai wewenang menyelesaikan agar benar-benar tidak bertentangan dengan
perkara pidana, yang memiliki ciri dan ketentuan undang-undang (Salam, 2001).
eksistensi sebagai berikut:1) Berada dan Dengan adanya konsep praperadilan
merupakan kesatuan yang melekat pada PN; ini, maka wewenang dan fungsi pengadilan
2) Praperadilan merupakan divisi dari PN; bertambah yaitu bertugas menilai dan
3) yustisial, personil, peralatan dan finansial menetapkan sah tidaknya penangkapan,
bersatu dengan PN; 4) Tata laksana fungsi penahanan, penghentian penyidikan atau
yustisialnya merupakan bagian dari fungsi penuntutan. Wewenang dan fungsi tambahan
yustisial PN sendiri (Harahap, 2007). tersebut dijalankan oleh divisi pengadilan
Selain itu, praperadilan mempunyai yang bertugas melakukan praperadilan.
fungsi sebagai examinating judge, karena Terdapat berbagai ketentuan yang
praperadilan hanya memeriksa sah atau menjadi dasar dari praperadilan, yaitu:
tidaknya suatu penangkapan serta sah atau Pertama, Pasal 8 Ayat (4) Undang-undang
tidaknya suatu penahanan. Praperadilan No.16 Tahun 2004 tentang perubahan
sebagai examinating judge secara formil hanya Undang-undang No. 5 Tahun 1991 tentang
terbatas pada sebahagian dari upaya paksa Kejaksaan RI, yaitu dalam melaksanakan
saja, yakni penangkapan dan penahanan saja. tugas dan wewenangnya, jaksa senantiasa
Sedangkan upaya paksa lainnya tidak secara bertindak berdasarkan hukum dan

35

Pandecta. Volume 7. Nomor 1. Januari 2012

mengindahkan norma-norma keagamaan, tidak terlepas dari fungsi fundamental


kesopanan dan kesusilaan serta wajib dari hukum acara pidana yaitu mencari
menggali dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran materiil atau kebenaran yang
kesopanan yang hidup dalam masyarakat, sebenar-benarnya (Hamzah: 2001). Menurut
serta senantiasa menjaga kehormatan dan ketentuan pada Pasal 1 angka (7) RUU
martabat profesinya. Kedua, Pasal 9 Undang- KUHAP menjelaskan bahwa Hakim Komisaris
undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang adalah pejabat yang diberi wewenang
Kekuasaan Kehakiman: 1) Setiap orang yang menilai jalannya penyidikan dan penuntutan,
ditangkap, ditahan, dituntut, atau diadili serta wewenang lain yang ditentukan dalam
tanpa alasan berdasarkan undang-undang undang-undang ini. Menurut Oemar Serno
atau karena kekeliruan mengenai orangnya Adji, lembaga “Rechter Commisaris” (hakim
atau hukum yang diterapkannya berhak yang memimpin pemeriksaan pendahuluan)
menuntut ganti kerugian dan rehabilitasi. 2) muncul sebagai perwujudan keaktifan hakim,
Pejabat yang sengaja melakukan perbuatan yang di Eropa Tengah merupakan posisi
sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) penting yang mempunyai kewenangan untuk
dipidana. 3) Ketentuan mengenai tata cara menangani upaya paksa (dwang middelen)
penuntutan ganti kerugian, rehabilitasi dan penahanan, penyitaan, penggeledaan
pembahasan ganti kerugian diatur dalam badan, rumah, dan pemeriksaan surat-
undang-undang. surat (Harahap, 2007). Oleh karena itu,
Penjabaran dari pasal-pasal tersebut menurut Van Bemmelen, Hakim Komisaris
diatur dalam Pasal 77 hingga Pasal 83 dan itu memerlukan pengetahuan yang luas,
dihubungkan dengan Pasal 95 Ayat (2) KUHAP. disamping pengetahuan yuridisnya seperti
Pasal-pasal tersebut merupakan ketentuan bagaimana caranya memeriksa saksi dan
umum sebagaimana pelaksanaannya diatur terdakwa. Diperlukan pengetahuan psikologi
dalam Pasal 7 hingga Pasal 16 Peraturan untuk semua itu (Hamzah, 2001).
Pemerintah No. 27 Tahun 1983 tentang
Pelaksanaan KUHAP. b. Kewenangan Hakim Komisaris
Istilah Hakim Komisaris telah dikenal Kewenangan dari Hakim Komisaris
pada saat diberlakukannya Reglement op hampir sama dengan kewenangan
de Strafvoerdering (KUHAP Jaman Kolonial). praperadilan, hanya saja kewenangan
Hal tersebut diatur dalam tittle kedua Hakim Komisaris lebih luas. Dalam Pasal
tentang Hakim Komisaris (Van de rechter- 111 Ayat (1) RUU KUHAP mengatur tentang
commissaris). Hakim komisaris yang dikenal kewenangan Hakim Komisaris, yaitu:
dalam Reglement op de Strafvoerdering Hakim Komisaris berwenang menetapkan
merupakan hakim yang diberikan wewenang atau memutuskan: a) Sah atau tidaknya
khusus untuk menilai dan menetapkan penangkapan, penahanan, penggeledahan,
keabsahan upaya paksa (dwang middelen), penyitaan, atau penyadapan; b) Pembatalan
yang meliputi penangkapan, penggeledahan, atau penangguhan penahanan; c) Bahwa
penyitaan dan pemeriksaan surat-surat. keterangan yang dibuat oleh tersangka
Kewenangan tersebut digunakan oleh atau terdakwa dengan melanggar hak untuk
Hakim Komisaris pada tahap pemeriksaan tidak memberatkan diri sendiri; d) Alat bukti
pendahuluan sebagai pengawas (examinating atau pernyataan yang diperoleh secara tidak
judge) dan melakukan tindakan eksekutif sah tidak dapat dijadikan alat bukti; e) Ganti
(investigating judge). kerugian dan/atau rehabilitasi untuk seseorang
Konsep Hakim Komisaris dalam yang ditangkap atau ditahan secara tidak sah
Reglement op de Strafvoerdering kemudian atau ganti kerugian untuk setiap hak milik
diadopsi kembali ke dalam RUU KUHAP yang disita secara tidak sah; f) Tersangka atau
yang mempunyai tujuan untuk melindungi terdakwa berhak untuk atau diharuskan
HAM dalam proses pemberian upaya paksa untuk didampingi oleh pengacara; g) Bahwa
oleh penyidik. Jika dianalisis lebih jauh, dasar penyidikan atau penuntutan telah dilakukan
pemikiran lahirnya konsep Hakim Komisaris untuk tujuan yang tidak sah; h) Penghentian

36
Pandecta. Volume 7. Nomor 1. Januari 2012

penyidikan atau penghentian penuntutan karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan


yang tidak berdasarkan asas oportunitas; dan prikeadilan.
i) Layak atau tidaknya suatu perkara untuk Adapun pasal-pasal yang terkait
dilakukan penuntutan ke pengadilan; dan dengan penegakan HAM di Indonesia, yaitu:
j) Pelanggaran terhadap hak tersangka 1) Pasal 27 Ayat (1) UUD NRI 1945 mengatur
apapun yang lain yang terjadi selama tahap bahwa segala warga negara bersamaan
penyidikan. kedudukannya di hadapan hukum dan
Tugas dan wewenang Hakim pemerintahan wajib menjujung hukum dan
Komisaris tersebut dilakukan dengan adanya pemerintahan tanpa ada kecualinya. Selain
permohonan oleh tersangka atau terdakwa, itu, Pasal 27 Ayat (2) menetapkan bahwa
keluarga, atau kuasanya kepada Hakim tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
Komisaris. Oleh karena itu, penggunaan dan berpenghidupan yang layak bagi
hak oleh pihak-pihak yang berkepentingan kemanusiaan; 2) Pasal 28D Ayat (1) UUD NRI
tidak dibatasi, seperti yang terjadi pada 1945 mengatur bahwa setiap orang berhak
praperadilan, dimana praperadilan gugur jika atas pengakuan, jaminan, perlindungan
telah dimulai pemeriksaan pokok perkara hukum dan kepastian hukum yang adil serta
pada PN. perlakuan yang sama di hadapan hukum. 3)
HAM adalah hak-hak yang telah Pasal 28I Ayat (1) UUD NRI 1945 mengatur
dipunyai seseorang sejak ia dalam kandungan tentang hak untuk hidup, hak untuk tidak
dan merupakan pemberian dari Tuhan. disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar nurani, hak beragama, hak untuk tidak
HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi
Amerika Serikat (Declaration of Independence di hadapan hukum, dan hak untuk tidak
of USA) dan tercantum dalam UUD 1945 dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut
Republik Indonesia, seperti pada Pasal 27 adalah hak asasi manuisa yang tidak dapat
Ayat (1), Pasal 28, Pasal 29 Ayat (2), Pasal 30 dikurangi dalam keadaan apapun.
Ayat (1), dan Pasal 31 Ayat (1) (Http//:www. Hubungan antara HAM, praperadilan,
wikipedia.com, diakses 9 April 2010, 19.27 dan Hakim Komisaris dapat dilihat dari tujuan
Wita). Jenis-jenis dari HAM yaitu hak untuk utama lahirnya konsep praperadilan dan
hidup, hak untuk memperoleh pendidikan, Hakim Komisaris yaitu mengenai perlindungan
hak untuk hidup bersama-sama seperti orang terhadap hak-hak asasi tersangka, dimana
lain, hak untuk mendapatkan perlakuan hak-hak tersebut dikesampingkan dalam
yang sama, dan hak untuk mendapatkan proses pelaksanaan upaya paksa yang
pekerjaan. dilakukan oleh aparat penegak hukum (polisi
HAM adalah seperangkat hak yang dan jaksa). Perlindungan terhadap hak-hak
melekat pada hakikat dan keberadaan asasi tersangka tersebut juga merupakan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha bagian dari perlindungan HAM yang jika
Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dilanggar oleh aparat penegak hukum, maka
dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi telah melanggar HAM dari tersangka. Oleh
oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap karena itu, pelaksanaan praperadilan dan
orang demi kehormatan serta perlindungan konsep Hakim Komisaris dengan penegakan
harkat dan martabat manusia (Pasal 1 UU HAM di Indonesia tidak dapat dipisahkan
No. 39 tahun 1999). satu sama lain.
Dasar hukum yang mengatur tentang Praperadilan di Indonesia mengacu
HAM yaitu Undang-Undang Nomor 39 Tahun pada Kitab Undang-undang Hukum Acara
1999 tentang Hak Asasi Manusia. Selain Pidana (KUHAP) sebagai landasan beracara
itu, terdapat pula di dalam alinea pertama dalam proses peradilan pidana di Indonesia.
pembukaan UUD NRI 1945 menyatakan Konsep praperadilan bersumber pada
tentang hak kemerdekaan yang dimiliki hak Habeas Corpus yang pada dasarnya
oleh segala bangsa di dunia. Oleh sebab memberikan hak kepada seseorang yang
itu, penjajahan di dunia harus dihapuskan dilanggar hak asasinya untuk melakukan

37

Pandecta. Volume 7. Nomor 1. Januari 2012

perlawanan terhadap tindakan upaya paksa para tersangka pada tahap penangkapan,
yang dilakukan oleh penyidik atau jaksa penahanan, pemeriksaan, penyidikan dan
dengan menuntut yang bersangkutan di penuntutan.
muka pengadilan. Semua kegiatan dan tata laksana
Praperadilan diterapkan untuk praperadilan tidak terpisah dengan kegiatan
mengawasi segala tindakan upaya paksa yang dan tata laksana PN. Praperadilan merupakan
terjadi pada proses penyidikan dalam perkara satu kesatuan yustisial yang melekat pada PN
pidana berupa penangkapan dan penahanan. sehingga semua permintaan yang diajukan
Tindakan-tindakan tersebut oleh aparat kepada praperadilan harus melalui ketua PN.
penegak hukum pada satu sisi dibenarkan Sehubungan dengan hal tersebut, pengajuan
oleh undang-undang dan memiliki unsur permintaan praperadilan sebagai berikut:
paksa karena dibenarkan oleh hukum. Tetapi Pertama, Permohonan ditujukan kepada
dalam realitasnya, setiap tindakan paksa ketua PN. Semua permohonan yang hendak
yang dilakukan oleh aparat penegak hukum diajukan untuk diperiksa oleh praperadilan
justru berupa tindakan perampasan terhadap ditujukan kepada ketua PN yang meliputi
kebebasan/kemerdekaan dan pembatasan daerah hukum tempat dimana upaya paksa
terhadap HAM terutama untuk para tersebut dilakukan atau permohonan tersebut
tersangka. Sifat paksa dan perampasan di diajukan kepada ketua PN tempat dimana
satu sisi, sedangkan di sisi lain kemerdekaan penyidik atau penuntut umum menghentikan
akan hak asasi memiliki sifat yang berbeda. penyidikan atau penuntutan berkedudukan
Oleh karena itu, perampasan terhadap hukum; Kedua, Register permohonan dalam
kemerdekaan harus dilaksanakan secara perkara praperadilan. Panitera yang menerima
bertanggung jawab menurut ketentuan permohonan kemudian melakukan register
hukum yang berlaku (due process of law). perkara praperadilan. Semua permohonan
Permohonan praperadilan dapat praperadilan dipisahkan dengan registasi
diajukan oleh tersangka, keluarganya, perkara pidana biasa; Ketiga, Ketua PN
penasihat hukum, atau atas kuasanya. menunjuk hakim dan panitera. Ketua PN
Permohonan ini dapat dilakukan apabila fakta setelah menerima pernohonan praperadilan,
membuktikan bahwa aparat penegak hukum segera mungkin menunjuk hakim dan
bertindak melampaui batas kewenangan panitera yang akan memeriksa permohonan
yang ditentukan oleh hukum. Menjadi lebih tersebut. Hal ini merujuk pada Pasal 82 Ayat
benar apabila dalam proses penyidikan, (1) huruf a KUHAP yang menegaskan bahwa
aparat penegak hukum menggunakan cara- dalam waktu 3 hari setelah diterimanya
cara kekerasaan untuk mendapatkan alat permintaan praperadilan, hakim yang
bukti hukum apalagi alat bukti ternyata palsu. ditunjuk kemudian menetapkan hari sidang;
Contoh konkrit dalam penerapan Keempat, Acara pemeriksaan dilakukan
tindakan upaya paksa yang melanggar dengan hakim tunggal. Dalam pemeriksaan
HAM adalah adanya tindakan pemaksaan sidang praperadilan dilakukan dengan hakim
dan kekerasan yang dilakukan oleh aparat tunggal. Semua permohonan yang diajukan
penyidik dalam mendapatkan kesaksian kepada praperadilan, diperiksa dan diputus
dari tersangka untuk menambah keterangan oleh hakim tunggal . Dalam Pasal 78 Ayat
dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP). (2) KUHAP menegaskan bahwa praperadilan
Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa dipimpin oleh hakim tunggal yang ditunjuk
tindakan paksa yang dilakukan oleh aparat oleh ketua PN dan dibantu oleh seorang
penegak hukum bertentangan dengan hukum panitera. Kelima, Tata cara pemeriksaan
dan HAM. Bila bertentangan, maka tindakan praperadilan. Tata cara pemeriksaan pada
aparat penegak hukum harus dikatakan sidang praperadilan sebagaimana diatur
sebagai tindakan pelanggaran hukum dan dalam Pasal 82 KUHAP dapat dirinci
HAM. Oleh karena itu, menjadi jelas bahwa sebagai berikut: a) Penetapan hari sidang 3
tujuan dari praperadilan adalah demi hari setelah diregister. Penegasan dari Pasal
tegaknya hukum dan perlindungan hak asasi 82 Ayat (1) huruf a KUHAP bahwa 3 hari

38
Pandecta. Volume 7. Nomor 1. Januari 2012

setelah diterimanya permohonan, maka sah atau tidaknya suatu penangkapan atau
hakim ditunjuk oleh kepala PN. Perhitungan penahanan, tanpa adanya permintaan dari
tersebut dihitung 3 (tiga) hari dari tanggal tersangka atau keluarganya atau pihak lain
penerimaan atau 3 (tiga) hari dari tanggal atas kuasa tersangka. Sehingga apabila
diregistrasinya permintaan oleh panitera. permintaan tersebut tidak ada, walaupun
b) Pada hari penetapan sidang sekaligus tindakan penangkapan atau penahanan
hakim menyampaikan panggilan. Agar dapat nyata-nyata menyimpang dari ketentuan
dipenuhinya proses pemeriksaan yang cepat yang berlaku, maka sidang praperadilan
sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal tidak dapat ditiadakan. 3) Lebih parah
82 Ayat (1) huruf c yang memerintahkan lagi sebagaimana ternyata dalam praktek
pemeriksaan praperadilan, dilakukan dengan selama ini dalam pemeriksaan praperadilan,
acara cepat dan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hakim lebih banyak memperhatikan perihal
hari hakim harus manjatuhkan putusan. Jadi dipenuhi tidaknya syarat-syarat formil
untuk melaksanakan ketentuan tersebut, maka semata-mata dari suatu penangkapan atau
seharusnya hakim pada waktu menerima penahanan, seperti misalnya ada atau tidak
permohonan dengan segera menyampaikan adanya surat perintah penangkapan (Pasal
pemanggilan kepada pemohon dan pejabat 18 KUHAP), atau ada tidaknya surat perintah
yang bersangkutan (penyidik atau penuntut penahanan (Pasal 21 Ayat (2) KUHAP), dan
umum). Menurut Yahya Harahap, kedudukan sama sekali tidak menguji dan menilai syarat
dan kehadiran pejabat yang bersangkutan materiilnya. Padahal syarat materil inilah
hanya untuk memberi keterangan tentang yang menentukan apakah seseorang dapat
tindakan upaya paksa yang dilakukannya. c) dikenakan upaya paksa berupa penangkapan
Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari putusan atau penahanan oleh penyidik atau penuntut
sudah dijatuhkan. Sebagaimana yang umum. Tegasnya hakim pada praperadilan
ditetapkan dalam Pasal 83 Ayat (1) huruf c, seolah-olah tidak peduli apakah tindakan
pemeriksan dilakukan dengan acara cepat penyidik atau jaksa penuntut umum yang
dan selambat-lambat 7 (tujuh) hari hakim melakukan penangkapan benar-benar
harus menjatuhkan putusan. telah memenuhi syarat-syarat materil, yaitu
adanya “dugaan keras” telah melakukan
c. Kelemahan Praperadilan tindak pidana berdasarkan “bukti permulaan
Kelemahan Praperadilan adalah yang cukup”. Ada tidaknya bukti permulaan
sebagai berikut: 1) Tidak semua upaya paksa yang cukup ini dalam praktek tidak pernah
dapat dimintakan pemeriksaan untuk diuji dipermasalahkan oleh Hakim, karena
dan dinilai kebenaran dan ketepatannya oleh umumnya hakim praperadilan mengganggap
lembaga praperadilan, misalnya tindakan bahwa hal itu bukan menjadi tugas dan
penggeledehan, penyitaan dan pembukaan wewenangnya, melainkan sudah memasuki
serta pemeriksaan surat-surat tidak dijelaskan materi pemeriksaan perkara yang menjadi
dalam KUHAP, sehingga menimbulkan wewenang hakim dalam sidang pengadilan
ketidakjelasan siapa yang berwenang negeri.
memeriksanya apabila terjadi pelanggaran. Kelebihan praperadilan adalah sebagai
Disini lembaga praperadilan kurang berikut: 1) Lebih bersifat terbuka. Maksudnya
memperhatikan kepentingan perlindungan dalam proses acara persidangan Praperadilan
hak asasi tersangka atau terdakwa dalam dibuka dan terbuka untuk umum. Tidak
hal penyitaan dan penggeledehan, ada larangan bagi setiap orang yang ingin
padahal penggeledahan yang sewenang- mengikuti jalannya persidangan. Kecuali
wenang merupakan pelanggaran terhadap dalam hal pemeriksaan perkara kesusilaan
ketentraman rumah tempat tinggal orang atau perkara yang tersangkanya anak-
(privacy), dan penyitaan yang tidak sah anak. 2) Proses pemeriksaan praperadilan
merupakan pelanggaran serius terhadap menerapkan sistem acara pemeriksaan cepat.
hak milik seseorang. 2) Praperadilan tidak Proses ini dimaksudkan untuk menghindari
berwenang untuk menguji dan menilai penahanan yang lama sebelum adanya suatu

39

Pandecta. Volume 7. Nomor 1. Januari 2012

keputusan hakim yang merupakan bagian Dalam hal menetapkan atau memutuskan
dari HAM (Hamzah, 2008). penahanan tidak sah, penyidik atau penuntut
Sebuah gagasan baru mengenai Hakim umum pada tingkat pemeriksaan masing-
Komisaris dicetus di dalam RUU KUHAP masing harus mengeluarkan tersangka dari
menggantikan praperadilan. Hakim komisaris, tahanan. f) Dalam hal menetapkan atau
yaitu pejabat yang diberi wewenang menilai memutuskan penyitaan tidak sah, dalam
jalannya penyidikan dan penuntutan, dan waktu paling lambat 1 (satu) hari setelah
wewenang lain. Hakim komisaris memiliki ditetapkan atau diputuskan, benda yang
wewenang pada tahap pemeriksaan disita harus dikembalikan kepada yang
pendahuluan untuk melakukan pengawasan paling berhak kecuali terhadap benda yang
pelaksanaan upaya paksa (dwang middelen), terlarang. g) Dalam hal menetapkan atau
bertindak secara eksekutif untuk ikut serta memutuskan bahwa penghentian penyidikan
memimpin pelaksanaaan upaya paksa, atau penghentian penuntutan tidak sah,
menentukan penyidik mana yang melakukan penyidik atau penuntut umum harus segera
penyidikan apabila terjadi sengketa antara melanjutkan penyidikan atau penuntutan.
polisi dan jaksa, serta mengambil keputusan h) Dalam hal hakim komisaris menetapkan
atas keberatan-keberatan yang diajukan atau memutuskan bahwa penahanan
oleh pihak-pihak yang dikenakan tindakan. tidak sah, hakim komisaris menetapkan
Penangkapan dan penahanan yang tidak jumlah pemberian ganti kerugian dan/atau
sah merupakan pelanggaran serius terhadap rehabilitasi.
hak asasi kemerdekaan dan kebebasan Hakim komisaris melakukan
orang. Penyitaan yang tidak sah merupakan pemeriksaan atas permohonan ganti
pelanggaran serius terhadap hak milik orang kerugian atau rehabilitasi dengan ketentuan
dan penggeledahan yang tidak sah merupakan sebagai berikut: a) Dalam jangka waktu
pelanggaran terhadap ketentraman rumah paling lama 5 (lima) hari kerja setelah
tempat kediaman orang. menerima permohonan, harus mulai
Permohonan yang diajukan oleh menyidangkan permohonan; b) Sebelum
tersangka atau penasihat hukum atau memeriksa dan memutus, wajib mendengar
penunutut umum kecuali ketentuan pemohon, penyidik, atau penuntut umum;
mengenai layak atau tidaknya suatu perkara c) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari
untuk dilakukan penuntutan ke pengadilan kerja setelah menyidangkan, harus sudah
hanya dapat diajukan oleh penuntut umum memberikan putusan. d) Dalam hal perkara
(Pasal 111 Ayat 2 KUHAP Draft 2009. sudah diperiksa oleh pengadilan negeri,
Pasal 112-114 Bagian Kedua BAB IX RUU permohonan ganti kerugian atau rehabilitasi
KUHAP mengatur tentang proses beracara tidak dapat diajukan kepada hakim komisaris
dalam konsep hakim komisaris, yaitu (Pasal 114 RUU KUHAP Draft 2009).
sebagai berikut: a) Memberikan keputusan Persyaratan untuk dapat diangkat
dalam waktu paling lambat 2 (dua) hari menjadi hakim komisaris harus memenuhi
terhitung sejak menerima permohonan, b) syarat sebagai berikut: 1) memiliki kapabilitas
Memberikan keputusan atas permohonan dan integritas moral yang tinggi; 2) bertugas
berdasarkan hasil penelitian salinan dari sebagai hakim di pengadilan negeri sekurang-
surat perintah penangkapan, penahanan, kurangnya 10 (sepuluh) tahun; 3) berusia
penyitaan, atau catatan lainnya yang relevan. serendah-rendahnya 35 (tiga puluh lima)
c) Mendengar keterangan dari tersangka tahun dan setinggi-tingginya 57 (lima puluh
atau penasihat hukumnya, penyidik, atau tujuh) tahun; dan 4) berpangkat serendah-
penuntut umum. Apabila diperlukan, rendahnya golongan III/C (Pasal 115 RUU
hakim komisaris dapat meminta keterangan KUHAP Draft 2009).
dibawah sumpah dari saksi yang relevan dan Hakim Komisaris diangkat dan
alat bukti surat yang relevan. d) Putusan dan diberhentikan oleh presiden atas usul ketua
penetapan hakim komisaris harus memuat pengadilan tinggi yang daerah hukumnya
dengan jelas dasar hukum dan alasannya. e) meliputi PN setempat. Hakim Komisaris

40
Pandecta. Volume 7. Nomor 1. Januari 2012

diangkat untuk masa jabatan selama 2 ganti rugi, hanya bisa direalisasikan jika ada
(dua) tahun dan dapat diangkat kembali permohonan ganti rugi atau rehabilitasi dari
hanya untuk satu kali masa jabatan. Hakim pihak pemohon dan apabila telah masuk ke
komisaris diberhentikan dengan hormat tahap pemeriksaan, permohonan tersebut
dari jabatannya, karena: a) telah habis masa gugur. f) Perekrutan Hakim Komisaris hanya
jabatannya; b) atas permintaan sendiri; berasal dari hakim karier, sehingga hanya
c) sakit jasmani atau rohani secara terus akan
menerus; d) tidak cakap dalam menjalankan Konsep hakim komisaris yang
tugasnya; atau e) meninggal dunia (Pasal 117 dicanangkan oleh tim penyusun UU
RUU KUHAP Draft 2009). KUHAP draft 2009 dengan maksud merevisi
Hakim komisaris diberhentikan praperadilan dalam KUHAP ternyata menuai
dengan tidak hormat dari jabatannya karena: pro dan kontra di berbagai kalangan. Padahal
a) dipidana karena bersalah melakukan konsep ini disusun guna memperbaiki
tindak pidana kejahatan berdasarkan putusan kelemahan-kelemahan yang terdapat pada
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan praperadilan. Dengan demikian, dapat
hukum tetap; b) melakukan perbuatan tercela; dikatakan bahwa konsep hakim komisaris
c) terus-menerus melalaikan kewajiban tersebut memang masih perlu dilakukan
dalam menjalankan tugas dan wewenangnya; revisi kembali sebelum RUU KUHAP
d) melanggar sumpah jabatan; atau e) dratf 2009 disahkan. Adapun konsep
merangkap jabatan sebagaimana dilarang revisi yang dimaksud adalah penerapan
dalam peraturan perundang-undangan (Pasal pemeriksaan pendahuluan oleh hakim
118 RUU KUHAP 2009). komisaris. Pemeriksaan pendahuluan adalah
Kelemahan konsep Hakim Komisaris pemeriksaan yang dilakukan oleh hakim
adalah sebagai berikut: a) Persidangan yang komisaris yang merupakan bagian khusus
dilakukan oleh Hakim Komisaris bersifat dari Pengadilan Negeri sebagai salah satu
tertutup, karena dalam proses persidangan tahap yang harus dilalui sebelum berkas
tidak melibatkan masyarakat tetapi hanya perkara dilimpahkan ke pengadilan untuk
melibatkan Hakim Komisaris, pemohon, pemeriksaan pokok perkara. Ketua Hakim
dan termohon sehingga tranparansi dan Komisaris menunjuk hakim tunggal untuk
objektifitas suatu putusan dapat terwujud. memeriksa berkas perkara.
b) Ketidakjelasan mengenai sumber Pemeriksaan pendahuluan oleh Hakim
kewenangan dari Hakim Komisaris, karena Komisaris merupakan bagian khusus dari
di dalam RUU KUHAP tidak mengatur Pengadilan Negeri. Hakim komisaris dalam
secara jelas asal-usul kewenangan tersebut. pemeriksaan pendahuluan ini mempunyai
c) Hanya dapat dilakukan pemeriksaan kewenangan untuk menetapkan atau
oleh Hakim Komisaris jika ada pengajuan memutuskan: Pertama, Sah atau tidaknya
permohonan dari pihak pemohon. Jadi, tidak penangkapan, penahanan, penggeledahan,
menjamin secara keseluruhan mengenai penyitaan, penyadapan, dan pemeriksaan
perlindungan HAM bagi tersangka yang tidak surat-surat. Seluruh tindakan aparat penegak
mengajukan permohonannya. d) Wewenang hukum yang berkenaan dengan HAM dapat
Hakim Komisaris yang menyatakan bahwa diuji dan dinilai kebenarannya, yaitu yang
keterangan yang dibuat oleh tersangka bekaitan langsung dengan upaya paksa. Kedua,
atau terdakwa dengan melanggar hak Layak tidaknya penghentian penyidikan atau
untuk tidak memberatkan diri sendiri, penuntutan yang tidak berdasarkan asas
bukan merupakan kewenangan dari Hakim oportunitas. Asas Oportunitas yang dimaksud
Komisaris. Tetapi menjadi kewenangan yaitu kewenangan untuk menuntut atau tidak
dari Hakim PN karena jika terbukti seorang menuntut perkara dan untuk penyelesaian
tersangka atau terdakwa dengan melanggar perkara di luar pengadilan. Penyelesaian di
hak untuk tidak memberatkan diri sendiri, luar pengadilan ini dipertanggungjawabkan
maka akan berpengaruh terhadap putusan kepada Kepala Kejaksaan Tinggi setiap
hakim yang akan dijatuhkan. e) Dalam hal bulan. Apabila hakim komisaris menetapkan

41

Pandecta. Volume 7. Nomor 1. Januari 2012

Ketua Pengadilan Negeri

Wakil Ketua Pengadilan Negeri

Hakim
Kepala Bagian Khusus Pemeriksaan
Pendahuluan

Panitera/Sekretaris

Wakil Panitera Plh Wakil Sekretaris

Panmud Panmud Panmud Plh Kabag Plh Kabag Plh Kabag


Perdata Pidana Hukum Keuangan Umum Kepegawaian

Panitera Pengganti/Juru Sita

Gambar 1. adalah kedudukannya dalam struktur organisasi PN:


atau memutuskan bahwa penghentian penuntutan yang melampaui batas waktu
penyidikan atau penghentian penuntutan yang telah ditetapkan oleh undang-undang
tidak sah, maka penyidik atau penuntut yang menimbulkan kerugian terhadap
umum harus segera melanjutkan penyidikan tersangka atau terdakwa, maka hakim dapat
atau penuntutan. Ketiga, Alat bukti atau memutuskan untuk membebaskan tersangka
pernyataan yang diperoleh secara tidak sah atau terdakwa dari tahanan dan bukan
tidak dapat dijadikan alat bukti. Artinya berarti tersangka atau terdakwa terbebas dari
semua pernyataan atau alat bukti yang penahanan.
diperoleh secara melawan hukum maka Keenam, Pembatalan dan penangguhan
pernyataan atau alat bukti tersebut tidak penahanan. Hakim komisaris pada tahap
dapat dijadikan sebagai alat bukti. Keempat, pemriksaan pendahuluan dapat menentukan
Ganti kerugian dan/atau rehabilitasi untuk apakah pembatalan dan penangguhan
seseorang yang ditangkap atau ditahan penahanan yang dilakukan oleh penyidik
secara tidak sah atau ganti kerugian untuk atau penuntut umum sudah sah atau
setiap hak milik yang disita secara tidak tidak serta memeperhatikan hak asasi
sah. Ganti kerugian dan/atau rehabilitasi ini tersangka atau tidak. Ketujuh, Tersangka
dikondisikan dengan kerugian yang dialami atau terdakwa berhak atau diharuskan
oleh tersangka dan ditetapkan bersamaan didampingi oleh penasihat hukum. Hakim
dengan dikeluarkannya putusan. komisaris menentukan bahwa tersangka
Kelima, Sah atau tidaknya pelampauan atau terdakwa berhak didampingi oleh
batas waktu penyidikan dan penuntutan. penasihat hukum dalam tahap pemeriksaan.
Hakim komisaris dapat menilai keabsahan Kedelapan, Pelanggaran terhadap hak
tentang penetapan batas waktu penyidikan tersangka apapun yang lain yang terjadi
dan penuntutan dalam hal penyidikan atau selama tahapan penyidikan. Hakim komisaris


42
Pandecta. Volume 7. Nomor 1. Januari 2012

memeriksa tentang ada tidaknya tindakan menyatakan sidang terbuka dan dibuka untuk
kekerasan atau tindakan pelanggaran umum; c) Memeriksa kewenangan mengadili
HAM yang dilakukan oleh penyidik atau baik mengenai kompetensi relatif maupun
penuntut umum terhadap tersangka atau kompetensi absolut; d) Sebelum dilakukan
terdakwa. Kesembilan, Tepat atau tidaknya pemeriksaan, terlebih dahulu pihak-pihak
kompetensi pengadilan yang berwenang yang berkepentingan disumpah menurut
baik secara relatif maupun absolut. Dalam agama dan kepercayaannya masing-masing;
hal hakim komisaris berpendapat, bahwa f) Dalam memeriksa dan memutus, hakim
perkara pidana itu tidak termasuk wewenang komisaris mendengar pihak-pihak yang
pengadilan negeri yang bersangkutan,tetapi berkepentingan baik tersangka maupun pihak
termasuk wewenang pengadilan negeri lain, terkait seperti penyidik atau penuntut umum;
ia menyerahkan surat pelimpahan perkara g) Pemeriksaan tentang keabsahan tindakan
tersebut kepada pengadilan negeri lain yang upaya paksa dilihat dari aspek formil meliputi
dianggap berwenang mengadilinya dengan kelengkapan surat izin atas tindakan-tindakan
surat penetapan yang memuat alasannya. upaya paksa yang dilakukan oleh penyidik
Pemanggilan terhadap pihak-pihak yang atau penuntut umum, disertai dengan alasan-
berkepentingan dilakukan dengan cara-cara alasan dikeluarkannya surat izin tersebut; h)
sebagai berikut: a) Pemanggilan pihak-pihak Dalam jangka waktu selambat-lambatnya
yang berkepentingan dilakukan secara sah, 7 (tujuh) hari, hakim komisaris sudah harus
apabila disampaikan dengan surat panggilan menjatuhkan putusannya; i) Putusan dan
di alamat tempat tinggalnya atau apabila tidak penetapan hakim komisaris bersifat mutlak
diketahui, disampaikan di tempat kediaman dan tidak dapat dibanding dan dikasasi.
terakhir. b) Apabila tersangka tidak ada di Ketetapan hakim komisaris dalam
tempat tinggalnya atau di tempat kediaman hal memutus sengketa dalam pemeriksaan
terakhir, surat panggilan disampaikan melalui pendahuluan diatur sebagai berikut: 1)
kepala desa yang berdaerah hukum tempat Setelah hakim komisaris menerima surat
tinggal terdakwa atau tempat kediaman pelimpahan perkara dari penuntut umum,
terakhir. c) Dalam hal terdakwa ada dalam hakim komisaris mempelajari apakah
tahanan surat panggilan disampaikan perkara itu termasuk wewenang pengadilan
kepadanya melalui pejabat rumah tahanan negeri yang bersangkutan. 2) Dalam hal
negara. d)Penerimaan surat panggilan oleh hakim komisaris berpendapat bahwa
terdakwa sendiri ataupun oleh orang lain perkara pidana itu tidak termasuk wewenang
atau melalui orang lain, dilakukan dengan pengadilan negeri yang bersangkutan, tetapi
tanda penerimaan. e) Apabila tempat tinggal termasuk wewenang pengadilan negeri lain,
maupun tempat kediaman terakhir tidak ia menyerahkan surat pelimpahan perkara
dikenal, surat panggilan ditempelkan pada tersebut kepada pengadilan negeri lain yang
tempat pengumuman di gedung pengadilan dianggap berwenang memeriksa dengan surat
yang berwenang mengadili perkaranya. penetapan yang memuat alasannya. 3) Surat
f) Hakim komisaris menyampaikan surat pelimpahan perkara tersebut diserahkan
panggilan kepada terdakwa yang memuat kembali kepada penuntut umum selanjutnya
tanggal, hari, serta jam sidang dan untuk kejaksaan negeri yang bersangkutan
perkara apa ia dipanggil yang harus sudah menyampaikannya kepada kejaksaan negeri
diterima oleh yang bersangkutan selambat- di tempat pengadilan negeri yang tercantum
lambatnya tiga hari sebelum sidang dimulai. dalam surat penetapan. 4) Turunan surat
Proses beracara pemeriksaan penetapan disampaikan kepada terdakwa
pendahuluan oleh hakim komisaris ditentukan atau penasihat hukum dan penyidik.
sebagai berikut: a) Dalam waktu 3 (tiga) Berdasarkan pemaparan hal-hal
hari setelah menerima berkas perkara dari mengenai kedudukan hakim komisaris
panitera pengadilan negeri, hakim komisaris dalam struktur organisasi PN, kewenangan,
menentukan tanggal, hari, dan jam sidang; b) pemanggilan pihak-pihak, tata cara
Hakim Komisaris membuka persidangan dan pemeriksaan pendahuluan, dan ketetapan

43

Pandecta. Volume 7. Nomor 1. Januari 2012

hakim komisaris, maka dapat diuraikan tanpa adanya pengajuan permohonan.


kelebihan-kelebihan yang diperoleh untuk Apabila terjadi kesalahan penangkapan
membenahi kelemahan-kelemahan yang atau penahanan, tersangka yang dirugikan
terdapat pada praperadilan menurut dapat langsung menerima ganti kerugian dan
KUHAP dan konsep Hakim Komisaris rehabilitasi.
menurut RUU KUHAP. Kelebihan-kelebihan
tersebut diantaranya yaitu: a) Mencegah dan 4. Simpulan
mengurangi terjadinya pelanggaran HAM
ditingkat penyidikan. b) Proses beracara Simpulan dari penelitian yang telah
dalam pemeriksaan pendahuluan oleh Hakim dilakukan, bahwa praperadilan menurut
Komisaris lebih terbuka. c) Pemeriksaan KUHAP merupakan satu kesatuan yustisial
perkara tidak hanya menilai aspek formil, yang melekat pada PN yang mempunyai
tetapi juga aspek materiilnya. Yang dimaksud wewenang terhadap perlindungan upaya
dengan aspek formil yaitu sah atau tidaknya paksa, sah atau tidaknya penyidikan
penangkapan atau penahanan serta atau penuntutan, dan ganti rugi dan/atau
penghentian penyidikan atau penunututan rehabilitasi sesuai dengan Pasal 77 KUHAP.
dilihat dari segi kelengkapan surat-surat Sedangkan Hakim Komisaris menurut RUU
yang berkaitan dengan pemberian izin untuk KUHAP merupakan pejabat yang diberi
melakukan penahanan atau penangkapannya wewenang menilai jalannya penyidikan
saja sedangkan aspek materil merupakan dan penuntutan, dan wewenang lain
aspek penilaian untuk menentukan sebab- sesuai dengan Pasal 111 RUU KUHAP.
sebab dikeluarkannya surat izin tersebut. Adanya konsep Hakim Komisaris ini adalah
d) Pemeriksaan Pendahuluan oleh Hakim untuk menggantikan praperadilan, dengan
Komisaris tidak membutuhkan adanya wewenang yang lebih luas dan bertujuan
pengajuan permohonan untuk pemeriksaan untuk membenahi kelemahan-kelemahan
pendahuluan tersebut karena pemeriksaan yang terdapat dalam praperadilan. Namun
pendahuluan oleh Hakim Komisaris pada kenyataannya, konsep Hakim
dimasukkan sebagai tahapan beracara Komisaris ini tidak mampu membenahi
dalam acara pidana sebelum berkas perkara secara komprehensif kelemahan-kelemahan
diperiksa di Pengadilan Negeri. e) Dengan tersebut.
adanya wewenang yang dimiliki oleh Berdasarkan simpulan tersebut, saran
hakim komisaris dalam tahap pemeriksaan yang bisa dilakukan bahwa, pemeriksaan
pendahuluan berupa kewenangan untuk pendahuluan oleh Hakim Komisaris sebagai
menentukan kompetensi pengadilan yang solusi praperadilan dalam penegakan
berwenang menangani perkara maka HAM di Indonesia merupakan pemecahan
akan menguragi adanya perkara yang masalah mengenai praperadilan dan konsep
salah kompetensi atau salah pengajuan. f) Hakim Komisaris. Pemeriksaan pendahuluan
Dalam pemeriksaan pendahuluan, hakim adalah pemeriksaan yang dilakukan
komisaris yang melakukan pemeriksaan oleh Hakim Komisaris yang merupakan
merupakan hakim yang bersifat permanen. bagian khusus dari PN, sebagai salah satu
Maksud hakim komisaris permanen tersebut tahap yang harus dilalui sebelum berkas
adalah hakim komisaris hanya berwenang perkara dilimpahkan ke pengadilan untuk
memeriksa perkara yang disidangkan pada pemeriksaan pokok perkara. Oleh karena
tahap pemeriksaan pendahuluan dan tidak itu, semua berkas perkara harus melalui
berhak memeriksa pokok perkara. Tujuannya pemeriksaan pendahuluan guna untuk
adalah agar hakim komisaris lebih focus menjalankan wewenang Hakim Komisaris,
dengan perkara yang ditanganinya terlepas sehingga perlindungan terhadap hak-hak
dari pemeriksaan pokok perkara. g) Dalam asasi tersangka bisa terwujud. Pada tahap
hal ganti kerugian dan rehabilitasi, hakim pemeriksaan pendahuluan terdapat beberapa
komisaris dapat menentukan secara ex hal penting seperti struktur organisasi PN,
officio besaran ganti kerugian dan rehabilitasi kewenangan, pemanggilan pihak-pihak,

44
Pandecta. Volume 7. Nomor 1. Januari 2012

tata cara pemeriksaan pendahuluan, dan Butarbutar, E.N. 2010. Sistem Peradilan Satu Atap dan
ketetapan Hakim Komisaris. Dari hal-hal Perwujudan Negara Hukum RI Menurut UU
tersebut tercermin kelebihan yang tidak No. 4 Tahun 2004. Jurnal Mimbar Hukum. 22
dimiliki oleh praperadilan menurut KUHAP (1).
dan konsep Hakim Komisaris menurut RUU Dirdjosisworo, S. 1984. Fungsi Perundang-undangan
KUHAP sehingga kelemahan-kelemahan Pidana Dalam Penanggulangan Korupsi di
yang ada bisa ditutupi dengan kelebihan- Indonesia. Bandung : Sinar Baru.
kelebihan yang terdapat pada pemeriksaan Hamzah. A. 2001. Hukum Acara Pidana Indonesia.
pendahuluan. Sinar Grafika. Jakarta.
Harahap., M.Y. 2007. Pembahasan Permasalahan dan
Ucapan Terimakasih Penerapan KUHAP edisi kedua. Sinar Grafika.
Jakarta.
Dengan mengucap puji syukur Lamintang, P.A.F. 1997. Dasar-dasar Untuk Mempelajari
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Hukum Pidana Yang Berlaku Di Indonesia,
rahmad, taufik, serta hidayahnya, penulis Cetakan Ketiga. Bandung : Citra Aditya Bhakti.
dapat menyelesaikan penulisan hukum Pramono, N. 2010. Problematika Putusan Hakim
dengan judul “Solusi Praperadilan Oleh dalam Perkara Pembatalan Perjanjian. Jurnal
Hakim Komisaris Berdasarkan Ruu Kuhap”. Mimbar Hukum. 22 (3).
Penulis sangat menyadari tanpa dukungan Rahardjo, S. 1984. Hukum dan Masyarakat. Angkasa.
dan dorongan dari berbagai pihak, Bandung.
maka penulisan hukum ini tidak dapat Salam, F. 2001. Hukum Acara Pidana Dalam Teori dan
dilaksanakan dan semua pihak yang tidak Praktek. Mandar Maju. Bandung.
bisa saya sebutkan satu persatu. Akhirnya Salman, O. dan Susanto, A.F. 2004. Beberapa Aspek
penulis menyadari bahwa dalam penulisan Sosiologi Hukum,. Bandung: Alumni.
hukum ini masih banyak kekurngan sebagai Soedarto, 1983. Hukum dan Hukum Pidana. Bandung
akibart keterbatasan waktu, wawasan, dan : Alumni.
kemampuan saya. Oleh sebab itu saran dan Syamsudin, M. 2010. Pemaknaan Hakim tentang
kritik dari membaca sangat diharapkan demi Korupsi dan Implikasinya Pada Putusan: Kajian
perbaikan penulisan hukum ini. Perspektif Hermeneutika Hukum. Jurnal
Mimbar Hukum. 22 (3).
Daftar Pustaka Wijayanta, T. dkk. 2010. Penerapan Prinsip Hakim Pasif
dan Aktif Serta Relevansinya Terhadap Konsep
Arief, B.N. 2002. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Kebenaran Formil. Jurnal Mimbar Hukum. 22
Pidana. Bandung : Citra Aditya Bhakti. (3).

45

Anda mungkin juga menyukai