BAB 5 Evapro Bagian Mayang
BAB 5 Evapro Bagian Mayang
Dalam bab ini disajikan hasil evaluasi berbagai macam hal yang bersangkutan dengan
kebutuhan tenaga manajemen, ahli dan inti yang diperlukan untuk mengelola proyek.
a. Uraian perihal struktur organisasi yang diusulkan untuk mengelola operasi proyek.
Struktur organisasi proyek merupakan satu kesatuan kerja sama antara sekelompok
atau individu yang terlibat dalam pelaksanaan dimana proyek tersebut terdapat aktifitas untuk
mencapai sasaran yaitu mutu dan biaya pekerjaan yang telah ditentukanseperti pada dokumen
kontrak.
Jalan Tol Ciawi - Sukabumi dikelola oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT. Trans
Jabar Tol. Jalan tol ini terletak di Jawa Barat. Milik PT Waskita Toll Road (“WTR”) 99,99%
saham di TJT, dan sisanya adalah dimiliki oleh Koperasi Waskita. Dengan bentuk organisasi
proyek murni, karena tergolong proyek berskala menengah dan besar sehingga memiliki
kompleksitas tinggi. Hanya ada sedikit proyek dan diperlukan tenaga ahli dengan
keterampilan khusus untuk memberikan perhatian penuh.
Dasar dalam penyusunan struktur organisasi ini adalah berdasar fungsi, maka
perusahaan membagi organisasi berdasarkan fungsi-fungsi yang diperlukan dalam organisasi
sepertikeuangan, sumber daya manusia, , manajemen resiko, dll.
Susunan Direksi
DIREKTUR UTAMA
Direksi 6 - 6 7 - 7 7 0 0 7 0 7
General manager 16 2 18 15 2 17 18 1 19 18 1 19
Manajer biro 67 8 75 70 10 80 75 8 83 75 8 83
Manajer Divisi 24 - 24 22 - 22 26 - 26 26 - 26
Manajer Proyek 119 2 121 125 1 126 112 1 113 112 1 113
Konstruksi
Kepala 617 44 661 656 63 719 712 57 769 712 57 769
Seksi/Pelaksana
Utama/Ahli
Muda/Manajer
Lapangan
Subtotal 940 65 1.005 971 85 1.056 1.092 791 1.171 1.095 79 1.174
Perusahaan memiliki komitmen yang tinggi untuk terus menngkatkan kualitas dan
kapasitas SDM-nya, sejalan dengan pertumbuhan usaha Perseroan, penambahan jumlah
karyawan merupakan hal yang tidak dapat terelakkan. Per 31 Desember 2017 rata-rata
jumlah pegawai Perseroan mengalami kenaikan 2,4% dari tahun sebelumnya.
Dapat dilihat pula dari level organisasi ini bahwa sebagian besar pekerja berjenis kelamin
laki-laki.
Jumlah karyawan berdasarkan kualifikasi usia dari rentang usia 20 tahun ke atas selama
tahun 2017 hingga 2020, dapat dilihat bahwa selama 4 tahun terakhir rerata usia karyawan
dengan jumlah paling banyak adalah pada usia 21-30 dan usia 31-40, dimana rentang usia ini
memang sianggap sangat produktif bagi tenaga kerja. Karena apabila usia dibawah 21 tahun,
rata-rata individu masih belum mempunyai kematangan skill yang cukup.
a. Uraian perihal sumber tenaga yang diharapkan, jenis dan lamanya pendidikan tambahan
Pada diagram dan tabel di atas hanya terdapat dua status tenaga kerja yang ada dalam
perusahaan ini, yaitu Organic dan Terampil. Pegawai organik adalah pekerja tetap, sedangan
pegawai terampil merupakan pegawai kontrak yang menggunakan jasa outsourching. Dapat
dilihatbahwa karyawan dengan status terampil ini jumlahnya lebi sedikit daripada karyawan
organik (tetap) karena proyek yang bersifat sementaraatau kontemporer dan dan bnyaknya
proyek yang tersebar, sehingga hal ini dapat memberdayakan tenaga kerja lokal.
Pada tabel di atas dapat dilihat terdapat enam masa kerja yang ada dalam perusahaan.
Namun proporsi yang berbeda terjadi di sini, yang mana jumlah tenaga kerja dengan masa
kerja yang cukup variatif. Dapat dilihat bahwa tenaga kerja dengan masa kerja lebih dari 15
tahun memiliki proporsi paling banyak. Hal ini menandakan banyaknya pekerja senior yang
mempunyai masa kerja dalam kurun waktu yang lama. Begitupun dapat dilihat pada rentang
masa kerja yang lebih sedikit, jumlah tenaga kerja dan masa kerja tidak menentukan posisi
dan level oranisasi dalam perusahaan ini.
BAB VI
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis pada BAB IV dan BAB V, maka didapatkan
kesimpulan bahwa: