Efektivitas Pelayanan Preventif Dan Rehabilitatif Pada BPJS Kesehatan Terhadap Masyarakat
Efektivitas Pelayanan Preventif Dan Rehabilitatif Pada BPJS Kesehatan Terhadap Masyarakat
Diana
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
Email: diana.fisip@gmail.com
384
akhirnya sebagiaan besar dari mereka wawancara, catatan lapangan, dan bahan
mencari pelayanan tersebut secara mandiri bahan lain sehingga dapat dengan mudah
dengan mendatangi bidan yang berada dipahami, dan tentunya dapat
disekitar lingkungan tempat tinggal mereka diinformasikan kepada orang lain”. Dalam
tanpa bantuaan BPJS kesehatan, hal ini penelitiaan ini model yang akan digunakan
terjadi dikarenakan oleh kurangnya adalah model interaktif Miles, Huberman,
informasi yang didapatkan banyak dari dan Saldana (2014).
pengguna BPJS kesehatan di kampung bugis
tidak mengetahui bahwa BPJS kesehatan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dapat digunakan untuk pelayanan imunisasi. Efektivitas Pelayanan Preventif BPJS
Berdasarkan uraiaan permasalahan di Kesehatan terhadap Masyarakat Kelurahan
atas penulis menjadi tertarik untuk Kampung Bugis Kabupaten Berau
melakukan penelitiaan mengenai
“Efektivitas Pelayanan Preventif dan Pelayanan preventif BPJS Kesehatan di
Rehabilitatif Pada BPJS Kesehatan Terhadap Kelurahan Kampung Bugis masih dirasa
Masyarakat Kelurahan Kampung Bugis kurang optimal, promosi kesehatan yang
Kabupaten Berau”. dilakukan hanya sebatas ajakan untuk
berlaku hidup sehat seperti ajakan untuk
METODE PENELITIAN melakukan cek kesehatan secara rutin,
selogan dan baleho agar tidak merokok dan
Pendekatan yang digunakan dalam
bahaya merekok dan bahaya merokok, serta
penelitiaan ini adalah pendekatan deskriptif
juga ajakan untuk menjaga kebersihan agar
kualitatif. Penelitian deskriptif (descriptive
terhindar dari terhindar dari penyakit
research) dimaksudkan untuk
menular. Sedangkan untuk upaya sosialisasi
mengeksplorasi dan mengklsrifikasi suatu
yang dilakukan untuk memberikan
fenomena kejadian yang ada di kehidupan
pengetahuan tantang gaya hidup sehat
sehari-hari bersifat menggambarkan dengan
kepada masyarakat, penyuluhan kesehatan,
apa adanya.
promosi kesehatan serta penerapan gaya
Subjek pada penelitian terdiri dari 5
hidup sehat dan bersih di masyarakat masih
orang informan. Subjek penelitian
sangat kurang.
merupakan informan, yang memiliki fungsi
Selanjutnya, Puskesmas Kampung
sebagai informan, artinya informan ini
bugis yang dalam hal ini adalah fasilitas
merupakan orang yang dimanaatkan untuk
kesehatan tingkat 1 yang lebih sering diakses
memberikan informasi mengenai suatu
masyarakat karena jaraknya yang terbilang
situasi dan kondisi latar penelitian.
dekat dengan wilayah tinggal masyarakat
Penelitiaan ini menggunakan
Kelurahan Kampung Bugis. Secara rutin
triangulasi metode. Traingulasi data ini
memberikan imunisasi dasar kepada bayi,
merupakan suatau metode yang dilakukan
lansia dan ibu hamil mencakup imunisasi
dengan cara membandingkan data atau
BGG, Campak, DPT, Polio, Hepatitis B. Pada
informasi yang berbeda. Teknik dalam
tahun 2021, cakupan pencapaian imunisasi di
pengumpulan data dilakukan berbeda-beda.
wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis
Peneliti dapat menggunakan teknik
persentasenya sebesar 58%. Angka ini masih
wawancara, observasi mendalam, dan
di bawah standar nasional (80%), Dengan
dokumentasi.
demikian pencapaian Universal Child
Menurut sugiyono (2008) “analisis
Immunization (UCI) di wilayah UPT
data proses mencari dan menyusun secara
Puskesmas Kampung Bugis belum mencapai
sistematis data yang diperoleh dari hasil
target. Selain itu, dalam konteks pelayanan
p-ISSN: 2477-2666, e-ISSN: 2477-2674
387
DOI: 10.30872/psikoborneo
PSIKOBORNEO: Jurnal Ilmiah Psikologi | Volume 10 No. 2 | Juni 2022: 384-393
imunisasi terhadap ibu hamil, selama tahun sumber daya manusia. Beberapa informan
2021 Puskesmas Kampung Bugis telah yang merupakan peserta BPJS Kesehatan
melakukan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) menyatakan bahwa mereka merasa puas
kepada sejumlah 605 ibu hamil (bumil). dengan pelayanan yang diberikan.
Lebih lanjut, sebagai bagian dari Sementara, peserta lainnya menyatakan
pelayanan preventif BPJS Kesehatan, ketidakpuasannya terhadap pelayanan yang
Program Keluarga Berencana juga menjadi diterima. Kemudian jika dielaborasikan
kegitan rutin yang dilakukan oleh BPJS dengan hasil observasi yang dilakukan oleh
Kesehatan Kabupaten Berau dan Puskesmas penulis di Puskesmas Kampung Bugis maka
Kampung Bugis. Tercatat pada tahun 2021 didapati bahwa pelayanan yang diberikan
jumlah peserta KB aktif di wilayah UPT sudah sesuai dengan standar oprasional
Puskesmas Kampung Bugis adalah sebanyak (SOP) yang telah ditentukan, hanya hanya
4.339 peserta dari 6.031 peserta yang peneliti masih menjumpai adanya
menjadi sasaran yang ada di wilayah UPT penumpukan jumlah pasien yang menunggu
Puskesmas Kampung Bugis atau 75%. proses pelayanan yang diberikan. Hal ini
Meskipun proporsi peserta KB aktif di menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan
Kelurahan Kampung Bugis sudah mencapai yang diberikan oleh penyelenggara BPJS
75%, masih terdapat peserta BPJS yang Kesehatan yang dalam hal ini fasilitas
belum mengetahui bahwa program keluarga kesehatan tingkat 1 (Puskesmas Kampung
berencana juga merupakan bagian dari Bugis) belum sepenuhnya efektif. Pasien
pelayanan preventif BPJS Kesehatan. masih membutuhkan waktu yang cukup
Jika diikontekstualisasikan dengan lama untuk memperoleh tindakan dari
konsep efektivitas Siagian (2001:24) yang tenaga medis.
menyebutkan bahwa efektivitas dapat Selain itu, dari hasil Survey Kepuasan
diukur dari sejauh mana output atau Masyarakat terhadap palayanan BPJS
keberhasilan yang dihasilkan dari program Kesehatan di Kabupaten Berau 2021 yang
yang telah dilaksanakan, maka dapat diselenggarkan oleh Dinas Kesehatan
diidentifikasi bahwa pelayanan preventif Kabupaten Berau juga diketahui bahwa dari
BPJS Kesehatan yang berlangsung di sembilan indikator yang digunakan sebagai
Keluruhan Kampung Bugis kurang efektif hal variabel untuk mengukur kepuasan
ini dibuktikan dengan masih-banyaknya masyarakat terhadap pelayanan BPJS
peserta BPJS yang belum memperoleh Kesehatan di Kabupaten Berau, pengguna
sosialisasi dari pihak penyelenggara BPJS layanan masih mengeluhkan rendahnya
Kesehatan, kemudian persentase cakupan performa pelaksana teknis BPJS Kesehatan.
imunisasi dasar yang proporsinya dibawah Keluhan lain yang diberikan oleh pengguna
60% juga menjustifikasi belum optimalnya layanan BPJS Kesehatan adalah kurangnya
program pelayanan preventif BPJS efektivitas waktu dalam pelayanan BPJS
Kesehatan di Kelurahan Kampung Bugis. Kesehatan di Kabupaten Berau.
Dalam konteks sarana dan prasarana
Efektivitas Pelayanan Rehabilitatif BPJS kesehatan dalam kurun waktu 5 tahun
Kesehatan terhadap Masyarakat Kelurahan terakhir (2016-2020) jumlah puskesmas di
Kampung Bugis Kabupaten Berau Kabapen berau konstan di angka 21,
Terdapat tiga aspek yang menjadi sementara jumlah puskesmas yang
barometer untuk mengukur efektivitas terakreditasi jumlahnya
pelayanan rehabilitatif di Kelurahan meningkat.Peningkatan jumlah puskesmas
Kampung Bugis, diantanya; pelayanan terakreditasi ini mendandakan adanya
kesehatan, sarana pelayanan kesehatan dan perbaikan mutu fasilitas kesehatan di
Sebagai otoritas yang bertanggung jawab belum memiliki BPJS Kesehatan atau
terhadap pelayanan jaminan kesehatan, menjadi peserta BPJS Kesehatan.
BPJS Kesehatan Kabupaten Berau juga Lebih jauh, berdasarkan data yang
mengakui adanya keterbatasan pada sarana terhimpun ditemukan bahwa pada tahun
prasana penunjang pelayanan. 2021 jumlah peserta JKN-BPJS di Kelurahan
Bugis sebanyak 2.082 peserta, angka ini
Sumber Daya Manusia (Tenaga Medis) menunjukkan bahwa hanya 6,4% dari jumlah
Seperti yang telah dijelaskan penduduk di wilayah Kelurahan Kampung
sebelumnya bahwa masih terdapat Bugis yang menjadi perserta BPJS
keterbatasan pada kualitas dan kuantitas Kesehatan. Sedangkan peserta JKN-BPJS
tenaga medis di Kabupaten Berau, begitu yang memanfaatkan jaminan kesehatan ini
pula di Puskusmas Kampung Bugis. Jumlah hanya sejumlah 1.537 orang (Data internal
Tenaga Medis di Kabupaten Berau tahun UPT Kampung Bugis, 2021). Oleh sebab itu
2021 sebanyak 131 orang, dengan rincian diharapkan BPJS Kesehatan, pemerintah
dokter Spesialis sebanyak 23 orang dengan dan pihak-pihak yang terkait mampu
rasio 9,7 per 100.000 penduduk, dokter memberikan dan mengoptimalkan
umum sebanyak 86 orang dengan rasio 36,1 sosialisasi kepada seluruh masyarakat, agar
per 100.000 penduduk, dokter gigi sebanyak informasi mengenai program BPJS
18 orang dengan rasio 7,6 per 100.000 Kesehatan dapat dipahami dan dimengerti
penduduk dan dokter gigi spesialis sebanyak oleh masyarakat.
4 orang atau dengan rasio sebesar 1,3 per
100.000 penduduk. Faktor Pendukung
Selanjutnya, jumlah Tenaga Terdapat 4 (empat) faktor pendukung
Keperawatan yang ada di Kabupaten Tahun efektivitas pelayanan preventif dan
2021 terdiri dari Bidan sebanyak 339 orang rehabilitatif di Kabupaten berau
dengan rasio 142,3 per 100.000 penduduk, diantaranya; Kerjasama dengan
Perawat sebanyak 661 orang dengan rasio stakeholders, Pelayanan Kesehatan sesuai
277,5 per 100.000 penduduk. Sementara itu, dengan Standar Operasional Prosedur
Kabupaten Berau memiliki sebanyak 339 (SOP), Tersedianya aplikasi Mobile JKN BPJS
orang dengan rasio 142,3 per 100.000 Kesehatan, dan Peningkatan Mutu
penduduk, Perawat sebanyak 661 orang Pelayanan Fasilitas Tingkat Pertama (FKTP)
dengan rasio 277,5 per 100.000 penduduk. Melalui Pemberian Akreditasi;
Atau sederhananya, kuantitas tenaga medis
yang tersedia di Kabupaten Berau rasionya Kerjasama dengan stakeholders
tidak seimbang dengan jumlah penduduk. Dalam upaya melakukan promosi
kesehatan terdapat masyarakat Kabupaten
Sosialisasi Program
Berau, khususnya masyarakat kelurahan
Sosialisasi program merupakan salah
Kampung Bugis. Penyelenggara BPJS
satu langkah untuk memberikan informasi
Kesehatan Kabupaten Berau beserta
yang jelas kepada masyarakat khususnya
puskesmas Kampung Bugis menggandeng
bagi peserta BPJS Kesehatan. Menurut para
stakeholders’ yang dalam konteks ini adalah
informan masih kurangnya sosialisasi yang
ibu-ibu PKK, karang taruna dan peguyuban
diberikan oleh pihak-pihak terkait. Sehingga
RT dalam melakukan sosialisasi program.
tidak jarang masih ada pengguna BPJS
Stakeholders’ yang dilibatkan ini kemudian
Kesehatan di Kelurahan Kampung Bugis
menjadi agen yang membantu BPJS
yang belum mengerti sepenuhnya mengenai
Kesehatan dalam menyebar luaskan
program BPJS Kesehatan. Begitu juga
informasi kesehatan, dan informasi seputar
dengan masih adanya masyarakat yang
390 PSIKOBORNEO: Jurnal Ilmiah Psikologi
Efektivitas Pelayanan Preventif dan Rehabilitatif Pada BPJS Kesehatan Terhadap Masyarakat
(Ulfa Alfiana Putri, Diana, Jamil Bazarah)
program kerja BPJS Kesehatan yang akan 1. Kemudahan mendaftar dan mengubah
dilakukan dalam waktu dekat. data kepesertaan.
Penyelenggara BPJS Kesehatan 2. Kemudahan mengetahui informasi data
Kabupaten Berau menjadikan stakeholders peserta dan keluarga.
di wilayah setempat sebagai mitra kerja 3. Kemudahan mengetahui informasi
dalam melakukan promosi kesehatan. tagihan dan pembayaran iuran.
Upaya ini dinilai berhasil untuk 4. Kemudahan mendapatkan pelayanan di
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Faskes.
setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh 5. Kemudahan menyampaikan pengaduan
BPJS Kesehatan Kabupaten Berau dan dan permintaan informasi seputar BPJS
Puskesmas Kampung Bugis. Kesehatan
Pelayanan Kesehatan sesuai dengan Standar Peningkatan Mutu Pelayanan Fasilitas Tingkat
Operasional Prosedur (SOP) Pertama (FKTP) Melalui Pemberian Akreditasi
Dalam pemberian pelayanan preventif Dalam rangka meningkatkan mutu
dan rehabilitas di setiap fasilitas kesehatan, pelayanan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
BPJS Kesehatan Kabupaten Berau mengacu Pertama yakni Puskesmas, BPJS Kesehatan
pada standar pelayanan yang ditetapkan Kabupaten Berau secara rutin melakukan
dalam Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 4 penilaian akreditasi pada 21 Puskesmas yang
Tahun 2014. Sejalan dengan ini, prosedur terdapat di Kabupaten Berau. Dalam
tindakan medis di setiap fasilitas kesehatan pelaksanaannya program ini mengacu pada
diberikan sesuai dengan standar pelayanan Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 tahun
yang ditentukan. Selanjutnya, tata kelola 2015 tentang Akreditasi Puskesmas. Lebih
pelayanan administrasi di setiap fasilitas jauh, dengan adanya program ini BPJS
kesehatan dibuat sesederhana mungkin Kesehatan Kabupaten Berau berharap
untuk membantu pasien BPJS Kesetahan Puskesmas sebagai gate-keeper dalam
mengerti alur pelayanan dengan mudah. pelayanan kesehatan dapat memenuhi
Berkaitan dengan ini, pelayanan kelas untuk kebutuhan dan tuntutan setiap peserta BPJS
pasien telah sesusuaikan dengan prosedur Kesehatan.
pembayaran iuran BPJS Kesehatan. Selanjutnya, Banyak manfaat yang bisa
didapat dari akreditasi. Bagi puskesmas,
Tersedianya aplikasi Mobile JKN BPJS manfaat itu diantaranya meningkatkan
Kesehatan reliabilitas dalam pelayanan, ketertiban
Salah satu keunggulan dalam pendokumentasian, dan konsistensi dalam
pelayanan BPJS Kesehatan yang dirasakan bekerja, memberikan keunggulan
oleh masyarakat Kabupaten Berau pada kompetitif, menjamin pelayanan kesehatan
umumnya adalah tersedianya aplikasi primer yang berkualitas dan meningkatkan
mobile JKN BPJS Kesehatan. Peserta BPJS pendidikan pada staf. Sedangkan bagi
Kesehatan merasa dimudahkan dengan masyarakat, manfaat akreditasi puskemas
adanya inovasi dan pengembangan yang diantaranya adalah mendapatkan jaminan
dilakukan oleh penyelenggara BPJS kualitas.
Kesehatan ini.
Lebih lanjut, berikut manfaat dan KESIMPULAN
kemudahan yang diberikan oleh Aplikasi Berdasarkan analisis terhadap bagaimana
Mobile JKN BPJS Kesehatan: efektivitas pelayanan preventif dan pelayanan
rehabilitatif BPJS Kesehatan terhadap
Intern Terhadap Kinerja Instansi Ristian, A., & Suranto, S. (2014). "Kualitas
Pemerintah Di Dinas Pendapatan Kota Pelayanan Publik Pada Komunitas
Manado." Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, Adat: Studi Kasus Komunitas Orang
vol 4, hlm 168. Lom di Kabupaten Bangka Tahun 2012-
Nurhayati, M. (2018). "Peran Tenaga Medis 2013." Journal of Governance and
Dalam Pelayanan Keseahatan Public Policy, vol 1, hlm 262.
Masyarakat di Puskesmas Pembantu Salam, R., Risma Niswaty, A. Muhammad
Linggang Amer Kecamatan Linggang Fajar Maulana, Jamaluddin, &
Bigung Kabupaten Kutai Barat." Muhammad Darwis. (2020).
Ejournal Administrasi Negara, vol 1, hlm "Efektivitas Pelayanan Publik Pada
9. Dinas Kependudukan Dan Pencatatan
Patimah, R. (2019). "Upaya Bpjs-Kesehatan Sipil Kabupaten Soppeng" Jurnal
Dalam Meningkatkan Kualitas Administrasi Publik, vol 16, hlm 75.
Kesehatan Masyarakat Melalui Sahda Salsabila, Iswiyati Rahayu, D. K.
Pelayanan Promotif Dan Preventif Di (2021). Penerapan Good Governance
Kecamatan Babulu Kabupaten Pada Kualitas Pelayanan Publik (Dinas
Penajam Paser Utara." E Journal Ilmu Pengendalian Penduduk Keluarga
Pengetahuan, vol 7, hlm 2. molBerencana Dan Pemberdayaan
Pertiwi, M., & Nurcahyanto, H. (2016). Masyarakat Kota Banjarmasin)" Jurnal
"Efektivitas Program BPJS Kesehatan Pelayanan Publik, vol 2, hlm 4.
Di Kota Semarang." E Journal 3 Undip, Shihab, A. N. (2018). "Hadirnya Negara Di
vol 4, hlm 1. Tengah Rakyatnya Pasca Lahirnya
Pratiwi, N. I. (2017). "Penggunaan Media Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
Video Call dalam Teknologi Tentang Badan Penyelenggara
Komunikasi." Jurnal Ilmiah Dinamika Jaminan Sosial." Jurnal Legislasi
Sosial, vol 1, hlm 11. Indonesia, vol 9, hlm 3.
Putra, D. N. (2015). "Studi tentang pelayanan Syahputra, R. (2015). "Peran Dinas
kesehatan preventif di puskesmas sei Kesehatan Kota Dalam Pencegahan
merdeka kecamatan samboja Penyakit HIV/AIDS di Kota Samarinda.
kabupaten kutai kartanegara." EJournal Ilmu Pemerintahan, vol 3, hlm
EJournal Ilmu Pemerintahan, vol 3, hlm 5.
11. Wanto, A. H. (2018). "Strategi Pemerintah
Rahman, G., & Sakit, R. (2011.) "Kualitas Kota Malang Dalam Meningkatkan
pelayanan bpjs di rumah sakit umum Kualitas Pelayanan Publik Berbasis
syifa medika kota banjarbaru." Jurnal Konsep Smart City." JPSI (Journal
Pelayanan, vol 2, hlm 3. of Public Sector Innovations), vol 2, hlm
Rini, A. (2018). "Efektivitas Program 40-4.
Peningkatan Produksi hasil Widiastuti, I. (2017). "Pelayanan Badan
Peternakan di Kecamatan Pinggir Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kabupaten Bengkalis." Jurnal Ilmu Kesehatan di Jawa Barat." Jurnal
Administrasi Negara, vol 5, hlm 3. Administrasi Publik, vol 3, hlm 96.