Anda di halaman 1dari 10

Psikoborneo

Jurnal Imiah Psikologi p-ISSN : 2477-2666


Volume 10 No 2 | Juni 2022: 384-393 e-ISSN : 2477-2674
DOI: 10.30872/psikoborneo

Efektivitas Pelayanan Preventif dan Rehabilitatif Pada BPJS


Kesehatan Terhadap Masyarakat
Ulfa Alfiana Putri1, Diana2 , Jamil Bazarah3
1,2,3
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
Email: 1ulfaalfianaputri19@gmail.com, 2diana.fisip@gmail.com, 3jbazarah@gmail.com

Artikel Info ABSTRACT


Riwayat Artikel: This study aims to determine the effectiveness of the preventive and rehabilitative services of
the Social Security Administrator for health (BPJS-Kesehatan) of Berau Regency to the
Penyerahan 22/06/2022 community in Kampung Bugis Village and to analyze the inhibiting and supporting factors for
Revisi 22/06/2022 the effectiveness of the preventive and rehabilitative services of BPJS Kesehatan. The approach
Diterima 30/06/2022 used in this research is a qualitative descriptive approach. Furthermore, there were 5 (five)
informants in this study consisting of the organizers of the Berau District Health BPJS, the Bugis
Village Health Center, and the Bugis Village Community. Furthermore, the findings of this study
Keyword:
revealed that BPJS Health's preventive and rehabilitative services to the Kampung Bugis
Efektivitas; society are ineffective. Health promotion is just a campaign to live a healthy life, as the
Pelayanan Preventif; program's socialization has not yet been widely implemented. In terms of rehabilitative
Rehabilitatif services, BPJS users continue to complain about BPJS Health technical implementers' poor
performance. Another criticism raised by BPJS Health service users is the lack of time
effectiveness in BPJS Health services in the Berau Regency. The factors that interfere with BPJS
Health's preventive and rehabilitative services to the community in Kampung Bugis Village are
service procedures, health facilities and infrastructure, human resources (medical personnel),
and socialization. While, the supporting factors are a collaboration with stakeholders, health
services in accordance with Standard Operating Procedures (SOP), availability of Mobile JKN
BPJS Kesehatan applications, and quality improvement of first level facility services (FKTP)
through the provision of accreditation.
ABSTRAK Kata Kunci
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas pelayanan preventif dan rehabilitatif Effectiveness;
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kabupaten Berau terhadap masyarakat di Preventive;
Kelurahan Kampung Bugis, serta menganalisis faktor penghambat dan pendukung efektivitas pelayanan Rehabilitative
preventif dan rehabilitatif BPJS kesehatan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah Services
pendekatan deskriptif kualitatif. Selanjutnya, terdapat 5 (lima) informan dalam penelitian ini yakni terdiri
dari penyelenggara BPJS Kesehatan Kabupaten Berau, Puskesmas Kampung Bugis, beserta Masyarakat
Kelurahan Kampung Bugis. Lebih lanjut, hasil studi ini menunjukkan bahwa pelayanan preventif dan
rehabilitatif BPJS Kesehatan terhadap masyarakat Keluharan Kampung Bugis masih kurang efektif.
Promosi kesehatan yang dilakukan hanya sebatas ajakan untuk berlaku hidup sehat sementara sosialisasi
program masih belum masif dilakukan. Dalam konteks pelayanan rehabilitatif, pengguna layanan masih
mengeluhkan rendahnya performa pelaksana teknis BPJS Kesehatan. Keluhan lain yang diberikan oleh
pengguna layanan BPJS Kesehatan adalah kurangnya efektivitas waktu dalam pelayanan BPJS Kesehatan
di Kabupaten Berau. Adapun faktor penggambat pelayanan preventif dan rehabilitatif BPJS Kesehatan
terdahap masyarakat di Kelurahan Kampung Bugis adalah prosedur pelayanan, sarana dan prasarana
kesehatan, sumber daya manusia (tenaga medis), dan sosialisi program. Sementara faktor
pendukungnya adalah Kerjasama dengan stakeholders, Pelayanan Kesehatan sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP), Tersedianya aplikasi Mobile JKN BPJS Kesehatan, dan Peningkatan Mutu
Pelayanan Fasilitas Tingkat Pertama (FKTP) Melalui Pemberian Akreditasi.

Copyright (c) Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi


Korespondensi:

Diana
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
Email: diana.fisip@gmail.com

384

Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi by http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/PSIKO is


licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Efektivitas Pelayanan Preventif dan Rehabilitatif Pada BPJS Kesehatan Terhadap Masyarakat
(Ulfa Alfiana Putri, Diana, Jamil Bazarah)

LATAR BELAKANG (Widiastuti, 2017). Perlu kita ketahui bahwa


semakin meningkatnya minat masyarakat
Kesehatan adalah hal yang sangat
akan pentingnya pelayanan kesehatan dan
penting bagi manusia kesehatan ini sendiri
mereka sangat mengharapkan mutu
memiliki peran yang sangat besar untuk
pelayanan kesehatan yang diberikan
membantu manusia melakukan aktivitas
berkualitas. Hal ini yang menjadi keinginan
seahri-hari, baiknya kita sebagai manusia
kita semua agar nantinya pemberiaan
harus senantiasa mempertahankan
maupun pengadaan pelayanan kesehatan
kesehatan dengan melakukan kegiatan
serta jaminan kesehatan di Indonesia dapat
yang baik bagi kesehatan melakukan pola
jauh lebih baik lagi.
hidup sehat serta melakukan upaya
UUD 1945 pasal 28 H serta Undang-
pencegahan lainnya. Kesehatan ini sendiri
Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
merupakan tanggung jawab bersama antara
kesehatan menyatakan setiap orang berhak
pemerintah dan masyarakat, dikatakan
mendapatkan pelayanan kesehatan. Setiap
demikiaan karena jika angka gangguan
orang berhak memperoleh perlindungan
kesehatan sangat tinggi maka akan sangat
terhadap kesehatannya, karena kesehatan
berpengaruh terhadap pembangunan dan
merupakan hak asasi serta investasi untuk
perkembangan bukan tanpa alasan jika
pembangunan bangsa. Hal ini menunjukkan
masyarakat banyak yang mengalami
Negara memiliki tanggung jawab dalam
gangguan kesehatan maka masyarakat tidak
memberikan jaminan pelayanan kesehatan
dapat produktif dampaknya akan sangat
bagi tiap-tiap masyarakat dengan cara
berpengaruh terhadap bidang ekonomi.
membangun, memenuhi, meningkatkan
Oleh karena itu pemerintah memiliki
fasilitas atau jaminan kesehatan yang dapat
tanggung jawab untuk meningkatkan
menunjang kehidupan masyarakatnya.
kualitas kesehatan masyarakat, untuk itu
Pemerintah Indonesia memiliki tanggung
pemerintah dapat mengupayakan jaminan
jawab dalam menyediakan serta memberi
kesehatan untuk memenuhi kebutuhan
jaminan dan fasilitas kesehatan bagi warga
pelayanan kesehatan masyarakat (Pertiwi &
negaranya untuk mewujudkan kehidupan
Nurcahyanto, 2016).
masyarakat yang makmur.
Dalam Undang-Undang 36 Tahun 2009
Hal ini juga berkaitan dengan Undang-
Tentang kesehatan ditegaskan bahwa
Undang No 40 Tahun 2004 dimana
“Setiap orang berhak atas kesehatan”,
masyarakat berhak atas jaminan sosial untuk
sedangkan Pasal 28 H Ayat (1) Undang-
memenuhi kebutuhan hidup mereka hal ini
Undang Dasar 1945, menegaskan bahwa
termasuk hak menerima jaminan kesehatan.
”Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
Dengan adanya Undang-Undang Nomor 40
dan batin, bertempat tinggal, dan
Tahun 2004, maka hal ini dapat dikaitkan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik
dengan Peraturan Presiden No 28 Tahun
dan sehat serta berhak memperoleh
2016 yang telah dilakukan revisi sebanyak
pelayanan kesehatan”.
tiga kali sebelumnya mengenai pemberian
Namun sayangnya pelayanan
jaminan kesehatan yang memiliki tujuaan
kesehatan saat ini masih seringkali menjadi
pelayanan kesehatan diindonesia dapat
sorotan bagi masyarakat bagaimana tidak
lebih ditingkatkan ke arah yang lebih baik
seringkali pelayanan yang diberikan di nilai
lagi salah satunya dengan melakukan
kurang memuaskan dan membeda-bedakan
pemberiaan jaminan kesehatan kepada
status sosial. “Belum mencakup semua
masyarakat.
masyarakat, misalnya gelandangan, anak
panti asuhan, orang jompo, dan sebagainya”

p-ISSN: 2477-2666, e-ISSN: 2477-2674


385
DOI: 10.30872/psikoborneo
PSIKOBORNEO: Jurnal Ilmiah Psikologi | Volume 10 No. 2 | Juni 2022: 384-393

Kemudiaan untuk memenuhi hak diselamatkan” (Jhovia Aloedya Pramana,


jaminan kesehatan tersebut kepada Septo Pawelas Arso, 2018).
masyarakat. Indonesia mendirikan suatu Permasalahan yang terjadi di
badan penyelenggara jaminan sosial atau kelurahan kampung bugis kabupaten Berau
yang sering kita dengar dengan sebutan sendiri bahwa pada puskemas kampung
BPJS. BPJS ini sendiri berdiri sejak tanggal 1 bugis yang merupakan wadah pelayanan
Januari 2014 terhitung sejak tanggal kesehatan yang dimiliki oleh warga
berdirinya hingga tanggal 23 September kelurahan kampung bugis, namun
2016 terhitung 169.304.759 juta masyarakat sayangnya puskesmas kampung bugis masih
yang telah ikut serta dalam program mengalami kekurangan staf yaitu kurangnya
tersebut. Badan penyelenggara jaminan tenaga medis dalam pelayanan masyarakat
sosial ini berfungsi untuk membantu kondisi ini jauh dari kata ideal karena hanya
program jaminan yang dibentuk oleh terdapat satu hingga dua dokter saja yang
pemerintah, BPJS ini sendiri dibentuk untuk idealnya dalam satu puskesmas memiliki tiga
memberikan tunjangan bagi masyarakata. dokter, hal ini merupakan salah satu contoh
Agar dapat memenuhi kebutuhan permasalahan yang berkaitan dengan
masyarakat dibidang kesehatan agar dapat pelayanan rehabilitatif. Disisi lain
melindungi kesehatan masyarakat (Baby Masyarakat kelurahan kampung bugis juga
Silvia Putri, 2017). mengeluhkan ketidakpuasan selain dari
Berdasarkan manfaat yang diberikan pelayanan yang kurang menunjang
oleh BPJS tersebut khususnya dalam kemudiaan terkait pelayanan khususnya
pelayanan preventif dan rehabilitatif, sebagai pengguna asuransi Badan
seharusnya hal ini dapat dirasakan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) masih
sepenuhnya dan merata oleh masyarakat. banyak masyarakat yang beranggapan
Bukan tanpa alasan, masyarakat masih bahwa pengguna asuransi akan menjadi
sering kali mengeluhkan pemberiaan “anak tiri” atau disepelekan dalam
pelayanan serta penyediaan fasilitas yang pelayanan merasa tidak dilayani dengan baik
dinilai kurang memuaskan baik mulai dari sisi berbeda dengan pasien yang menggunakan
administrasi yang buruk dan berbelit-belit, sistem pembayaran tunai (Alaydrus et al.,
fasilitas sarana dan prasarana kesehatan 2018).
yang dinilai masih kurang memadai, serta Kemudiaan melalui sumber lain yang
sikap pemberi pelayanan yang masih dilakukan oleh penulis yaitu dengan
seringkali bersifat diskriminatif, bahkan melakukan wawancara dengan beberapa
parahnya lagi penyediaan tenaga medis warga sekitar kelurahan kampung bugis
yang kurang berkompeten dengan kabupaten Berau, hasil yang ditemukan
bidangnya. dilapangan ialah permasalahan pelayanan
Beberapa kasus terjadi pada pengguna preventif ini sendiri juga masih dirasakan
BPJS dibeberapa kota pada rumah sakit, oleh masyarakat kampung bugis kabupaten
baik rumah sakit daerah maupun rumah Berau, dalam program pemberiaan
sakit swasta salah satunya yang berkaitan imunisasi khususnya bagi para pengguna
dengan pelayanana rehabilitatif yaitu “kasus BPJS mereka hanya mengandalkan kegiatan
bayi Debora yang cukup menyita perhatian yang diselenggarakan posyandu terdekat
publik karena harus membayar uang muka atau imunisasi yang diselenggarakan oleh
sebesar Rp. 19,8 juta untuk dapat masuk ke RT/RW sekitar, sama halnya dengan
ruang PICU, namun setelah menunggu 6 jam pelayanan KB sendiri masyarakat kampung
di IGD bayi Debora tidak berhasil bugis tidak mengetahui jika BPJS kesehatan
juga ikut mengcover program tersebut

386 PSIKOBORNEO: Jurnal Ilmiah Psikologi


Efektivitas Pelayanan Preventif dan Rehabilitatif Pada BPJS Kesehatan Terhadap Masyarakat
(Ulfa Alfiana Putri, Diana, Jamil Bazarah)

akhirnya sebagiaan besar dari mereka wawancara, catatan lapangan, dan bahan
mencari pelayanan tersebut secara mandiri bahan lain sehingga dapat dengan mudah
dengan mendatangi bidan yang berada dipahami, dan tentunya dapat
disekitar lingkungan tempat tinggal mereka diinformasikan kepada orang lain”. Dalam
tanpa bantuaan BPJS kesehatan, hal ini penelitiaan ini model yang akan digunakan
terjadi dikarenakan oleh kurangnya adalah model interaktif Miles, Huberman,
informasi yang didapatkan banyak dari dan Saldana (2014).
pengguna BPJS kesehatan di kampung bugis
tidak mengetahui bahwa BPJS kesehatan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dapat digunakan untuk pelayanan imunisasi. Efektivitas Pelayanan Preventif BPJS
Berdasarkan uraiaan permasalahan di Kesehatan terhadap Masyarakat Kelurahan
atas penulis menjadi tertarik untuk Kampung Bugis Kabupaten Berau
melakukan penelitiaan mengenai
“Efektivitas Pelayanan Preventif dan Pelayanan preventif BPJS Kesehatan di
Rehabilitatif Pada BPJS Kesehatan Terhadap Kelurahan Kampung Bugis masih dirasa
Masyarakat Kelurahan Kampung Bugis kurang optimal, promosi kesehatan yang
Kabupaten Berau”. dilakukan hanya sebatas ajakan untuk
berlaku hidup sehat seperti ajakan untuk
METODE PENELITIAN melakukan cek kesehatan secara rutin,
selogan dan baleho agar tidak merokok dan
Pendekatan yang digunakan dalam
bahaya merekok dan bahaya merokok, serta
penelitiaan ini adalah pendekatan deskriptif
juga ajakan untuk menjaga kebersihan agar
kualitatif. Penelitian deskriptif (descriptive
terhindar dari terhindar dari penyakit
research) dimaksudkan untuk
menular. Sedangkan untuk upaya sosialisasi
mengeksplorasi dan mengklsrifikasi suatu
yang dilakukan untuk memberikan
fenomena kejadian yang ada di kehidupan
pengetahuan tantang gaya hidup sehat
sehari-hari bersifat menggambarkan dengan
kepada masyarakat, penyuluhan kesehatan,
apa adanya.
promosi kesehatan serta penerapan gaya
Subjek pada penelitian terdiri dari 5
hidup sehat dan bersih di masyarakat masih
orang informan. Subjek penelitian
sangat kurang.
merupakan informan, yang memiliki fungsi
Selanjutnya, Puskesmas Kampung
sebagai informan, artinya informan ini
bugis yang dalam hal ini adalah fasilitas
merupakan orang yang dimanaatkan untuk
kesehatan tingkat 1 yang lebih sering diakses
memberikan informasi mengenai suatu
masyarakat karena jaraknya yang terbilang
situasi dan kondisi latar penelitian.
dekat dengan wilayah tinggal masyarakat
Penelitiaan ini menggunakan
Kelurahan Kampung Bugis. Secara rutin
triangulasi metode. Traingulasi data ini
memberikan imunisasi dasar kepada bayi,
merupakan suatau metode yang dilakukan
lansia dan ibu hamil mencakup imunisasi
dengan cara membandingkan data atau
BGG, Campak, DPT, Polio, Hepatitis B. Pada
informasi yang berbeda. Teknik dalam
tahun 2021, cakupan pencapaian imunisasi di
pengumpulan data dilakukan berbeda-beda.
wilayah kerja Puskesmas Kampung Bugis
Peneliti dapat menggunakan teknik
persentasenya sebesar 58%. Angka ini masih
wawancara, observasi mendalam, dan
di bawah standar nasional (80%), Dengan
dokumentasi.
demikian pencapaian Universal Child
Menurut sugiyono (2008) “analisis
Immunization (UCI) di wilayah UPT
data proses mencari dan menyusun secara
Puskesmas Kampung Bugis belum mencapai
sistematis data yang diperoleh dari hasil
target. Selain itu, dalam konteks pelayanan
p-ISSN: 2477-2666, e-ISSN: 2477-2674
387
DOI: 10.30872/psikoborneo
PSIKOBORNEO: Jurnal Ilmiah Psikologi | Volume 10 No. 2 | Juni 2022: 384-393

imunisasi terhadap ibu hamil, selama tahun sumber daya manusia. Beberapa informan
2021 Puskesmas Kampung Bugis telah yang merupakan peserta BPJS Kesehatan
melakukan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) menyatakan bahwa mereka merasa puas
kepada sejumlah 605 ibu hamil (bumil). dengan pelayanan yang diberikan.
Lebih lanjut, sebagai bagian dari Sementara, peserta lainnya menyatakan
pelayanan preventif BPJS Kesehatan, ketidakpuasannya terhadap pelayanan yang
Program Keluarga Berencana juga menjadi diterima. Kemudian jika dielaborasikan
kegitan rutin yang dilakukan oleh BPJS dengan hasil observasi yang dilakukan oleh
Kesehatan Kabupaten Berau dan Puskesmas penulis di Puskesmas Kampung Bugis maka
Kampung Bugis. Tercatat pada tahun 2021 didapati bahwa pelayanan yang diberikan
jumlah peserta KB aktif di wilayah UPT sudah sesuai dengan standar oprasional
Puskesmas Kampung Bugis adalah sebanyak (SOP) yang telah ditentukan, hanya hanya
4.339 peserta dari 6.031 peserta yang peneliti masih menjumpai adanya
menjadi sasaran yang ada di wilayah UPT penumpukan jumlah pasien yang menunggu
Puskesmas Kampung Bugis atau 75%. proses pelayanan yang diberikan. Hal ini
Meskipun proporsi peserta KB aktif di menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan
Kelurahan Kampung Bugis sudah mencapai yang diberikan oleh penyelenggara BPJS
75%, masih terdapat peserta BPJS yang Kesehatan yang dalam hal ini fasilitas
belum mengetahui bahwa program keluarga kesehatan tingkat 1 (Puskesmas Kampung
berencana juga merupakan bagian dari Bugis) belum sepenuhnya efektif. Pasien
pelayanan preventif BPJS Kesehatan. masih membutuhkan waktu yang cukup
Jika diikontekstualisasikan dengan lama untuk memperoleh tindakan dari
konsep efektivitas Siagian (2001:24) yang tenaga medis.
menyebutkan bahwa efektivitas dapat Selain itu, dari hasil Survey Kepuasan
diukur dari sejauh mana output atau Masyarakat terhadap palayanan BPJS
keberhasilan yang dihasilkan dari program Kesehatan di Kabupaten Berau 2021 yang
yang telah dilaksanakan, maka dapat diselenggarkan oleh Dinas Kesehatan
diidentifikasi bahwa pelayanan preventif Kabupaten Berau juga diketahui bahwa dari
BPJS Kesehatan yang berlangsung di sembilan indikator yang digunakan sebagai
Keluruhan Kampung Bugis kurang efektif hal variabel untuk mengukur kepuasan
ini dibuktikan dengan masih-banyaknya masyarakat terhadap pelayanan BPJS
peserta BPJS yang belum memperoleh Kesehatan di Kabupaten Berau, pengguna
sosialisasi dari pihak penyelenggara BPJS layanan masih mengeluhkan rendahnya
Kesehatan, kemudian persentase cakupan performa pelaksana teknis BPJS Kesehatan.
imunisasi dasar yang proporsinya dibawah Keluhan lain yang diberikan oleh pengguna
60% juga menjustifikasi belum optimalnya layanan BPJS Kesehatan adalah kurangnya
program pelayanan preventif BPJS efektivitas waktu dalam pelayanan BPJS
Kesehatan di Kelurahan Kampung Bugis. Kesehatan di Kabupaten Berau.
Dalam konteks sarana dan prasarana
Efektivitas Pelayanan Rehabilitatif BPJS kesehatan dalam kurun waktu 5 tahun
Kesehatan terhadap Masyarakat Kelurahan terakhir (2016-2020) jumlah puskesmas di
Kampung Bugis Kabupaten Berau Kabapen berau konstan di angka 21,
Terdapat tiga aspek yang menjadi sementara jumlah puskesmas yang
barometer untuk mengukur efektivitas terakreditasi jumlahnya
pelayanan rehabilitatif di Kelurahan meningkat.Peningkatan jumlah puskesmas
Kampung Bugis, diantanya; pelayanan terakreditasi ini mendandakan adanya
kesehatan, sarana pelayanan kesehatan dan perbaikan mutu fasilitas kesehatan di

388 PSIKOBORNEO: Jurnal Ilmiah Psikologi


Efektivitas Pelayanan Preventif dan Rehabilitatif Pada BPJS Kesehatan Terhadap Masyarakat
(Ulfa Alfiana Putri, Diana, Jamil Bazarah)

Kabupaten Berau. Walaupun demikian Faktor Penghambat dan Pendukung


peralatan medis lain yang menjadi Pelayanan BPJS Kesehatan bagi Masyarakat
kebutuhan masyarakat seperti peralatan di Kelurahan Kampung Bugis
penunjang kemo terapi dan cuci darah
Faktor Penghambat
ketersediannnya masih terbatas, sehingga
Hasil studi ini menemukan terdapat 4
tidak jarang peserta BPJS Kesehatan dirujuk
(empat) faktor yang menghambat
ke rumah sakit di luar Kabupaten Berau.
pelayanan BPJS Kesehatan bagi masyarakat
Selanjutnya berkenaan dengan
di Kelurahan Kampung Bugis yaitu; prosedur
sumber daya manusia, Secara umum kondisi
pelayanan, sarana dan prasarana kesehatan,
sumber daya manusia (SDM) dalam
sumber daya manusia (tenaga medis), dan
pelayanan BPJS Kesehatan baik secara
sosialisasi program.
Kuantitas maupun Kualitas termasuk
Kategori Kurang. Hal tersebut dapat dilihat
Prosedur Pelayanan
pada Jumlah SDM Kesehatan sampai
Masyarakat Kelurahan Kampung Bugis
dengan akhir tahun 2021 adalah 1.286 (Seribu
mengeluhkan pelayanan kesehatan oleh
Dua Ratus Delapan Puluh Enam) orang yaitu
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
PNS ada 546 (Lima Ratus Empat Puluh
Kesehatan Kabupaten Berau karena dinilai
Enam) orang dan Pegawai Non PNS/Tenaga
berbelit-belit dalam proses pengurusannya.
Kontrak kegiatan 740 (Tujuh Ratus Empat
Pennguna layanan mengatakan bahwa
Puluh Ribu) orang. Dari 546 PNS yang ada,
persoalan yang menyebabkan tidak
453 orang bekerja di 21 Puskesmas dan 2
efektifnya pelayanan BPJS Kesehatan di
Orang di RS Talisayan. Untuk Pegawai Non
Kabupaten Berau adalah kerena hanya
PNS/Tenaga Kontrak dari 740 orang, 580
berkutat pada mekanisme rujukan yang
orang bekerja di 21 Puskesmas dan 126 orang
menyulitkan pasien. Prosedur yang berlaku
di RS Talisayan (Dinas Kesehatan Kabupaten
dianggap terlalu berbelit- belit, tak jarang
Berau, 2022).
masyarakat di buat bingung olehnya. Hasil
Dari hasil analisis terhadap ketiga
studi ini menunjukkan bahwa banyaknya
aspek pelayanan rehabilitatif BPJS
masyarakat yang merasa bahwa pelayanan
Kesehatan di atas maka dapat disimpulkan
BPJS Kesehatan Kabupaten Berau rumit,
bahwa sama halnya dengan pelayanan
ialah karena masih banyak masyarakat yang
preventif, pelayanan rehabilitatif BPJS
tidak paham bagaimana alur pelayanan
Kesehatan di Kelurahan Kampung Bugis juga
BPJS.
belum efektif. Karena jika merujuk pada
pengertian efektivitas menurut Ravianto
Sarana Prasarana Kesehatan
(Dalam Masruri 2014:4), efektivitas adalah
Terbatasnya ketersedian peralatan
seberapa baik pekerjaan yang dilakukan,
medis penunjang pelayanan preventif dan
sejauh mana orang menghasilkan keluaran
rehabilitatif di Kabupaten Berau menjadi
sesuai dengan yang diharapkan. Dengan
persoalan yang masih sering dikeluhkan oleh
demikian, pelayanan rehabilitatif BPJS
peserta BPJS Kesehatan di Kelurahan
Kesehatan di Kelurahan kampung bugis
Kampung Bugis. Pasalnya keterbatasan
belum dapat dikatakan efektif.
peralatan medis berimplikasi terhadap
lamanya waktu pelayanan, bahkan lebih dari
itu sampai mengharuskan masyarakat di
Keluharan Kampung Bugis untuk melakukan
perawatan di luar kota akibat kerangnya
peralatan medis di Kabupaten Berau.
p-ISSN: 2477-2666, e-ISSN: 2477-2674
389
DOI: 10.30872/psikoborneo
PSIKOBORNEO: Jurnal Ilmiah Psikologi | Volume 10 No. 2 | Juni 2022: 384-393

Sebagai otoritas yang bertanggung jawab belum memiliki BPJS Kesehatan atau
terhadap pelayanan jaminan kesehatan, menjadi peserta BPJS Kesehatan.
BPJS Kesehatan Kabupaten Berau juga Lebih jauh, berdasarkan data yang
mengakui adanya keterbatasan pada sarana terhimpun ditemukan bahwa pada tahun
prasana penunjang pelayanan. 2021 jumlah peserta JKN-BPJS di Kelurahan
Bugis sebanyak 2.082 peserta, angka ini
Sumber Daya Manusia (Tenaga Medis) menunjukkan bahwa hanya 6,4% dari jumlah
Seperti yang telah dijelaskan penduduk di wilayah Kelurahan Kampung
sebelumnya bahwa masih terdapat Bugis yang menjadi perserta BPJS
keterbatasan pada kualitas dan kuantitas Kesehatan. Sedangkan peserta JKN-BPJS
tenaga medis di Kabupaten Berau, begitu yang memanfaatkan jaminan kesehatan ini
pula di Puskusmas Kampung Bugis. Jumlah hanya sejumlah 1.537 orang (Data internal
Tenaga Medis di Kabupaten Berau tahun UPT Kampung Bugis, 2021). Oleh sebab itu
2021 sebanyak 131 orang, dengan rincian diharapkan BPJS Kesehatan, pemerintah
dokter Spesialis sebanyak 23 orang dengan dan pihak-pihak yang terkait mampu
rasio 9,7 per 100.000 penduduk, dokter memberikan dan mengoptimalkan
umum sebanyak 86 orang dengan rasio 36,1 sosialisasi kepada seluruh masyarakat, agar
per 100.000 penduduk, dokter gigi sebanyak informasi mengenai program BPJS
18 orang dengan rasio 7,6 per 100.000 Kesehatan dapat dipahami dan dimengerti
penduduk dan dokter gigi spesialis sebanyak oleh masyarakat.
4 orang atau dengan rasio sebesar 1,3 per
100.000 penduduk. Faktor Pendukung
Selanjutnya, jumlah Tenaga Terdapat 4 (empat) faktor pendukung
Keperawatan yang ada di Kabupaten Tahun efektivitas pelayanan preventif dan
2021 terdiri dari Bidan sebanyak 339 orang rehabilitatif di Kabupaten berau
dengan rasio 142,3 per 100.000 penduduk, diantaranya; Kerjasama dengan
Perawat sebanyak 661 orang dengan rasio stakeholders, Pelayanan Kesehatan sesuai
277,5 per 100.000 penduduk. Sementara itu, dengan Standar Operasional Prosedur
Kabupaten Berau memiliki sebanyak 339 (SOP), Tersedianya aplikasi Mobile JKN BPJS
orang dengan rasio 142,3 per 100.000 Kesehatan, dan Peningkatan Mutu
penduduk, Perawat sebanyak 661 orang Pelayanan Fasilitas Tingkat Pertama (FKTP)
dengan rasio 277,5 per 100.000 penduduk. Melalui Pemberian Akreditasi;
Atau sederhananya, kuantitas tenaga medis
yang tersedia di Kabupaten Berau rasionya Kerjasama dengan stakeholders
tidak seimbang dengan jumlah penduduk. Dalam upaya melakukan promosi
kesehatan terdapat masyarakat Kabupaten
Sosialisasi Program
Berau, khususnya masyarakat kelurahan
Sosialisasi program merupakan salah
Kampung Bugis. Penyelenggara BPJS
satu langkah untuk memberikan informasi
Kesehatan Kabupaten Berau beserta
yang jelas kepada masyarakat khususnya
puskesmas Kampung Bugis menggandeng
bagi peserta BPJS Kesehatan. Menurut para
stakeholders’ yang dalam konteks ini adalah
informan masih kurangnya sosialisasi yang
ibu-ibu PKK, karang taruna dan peguyuban
diberikan oleh pihak-pihak terkait. Sehingga
RT dalam melakukan sosialisasi program.
tidak jarang masih ada pengguna BPJS
Stakeholders’ yang dilibatkan ini kemudian
Kesehatan di Kelurahan Kampung Bugis
menjadi agen yang membantu BPJS
yang belum mengerti sepenuhnya mengenai
Kesehatan dalam menyebar luaskan
program BPJS Kesehatan. Begitu juga
informasi kesehatan, dan informasi seputar
dengan masih adanya masyarakat yang
390 PSIKOBORNEO: Jurnal Ilmiah Psikologi
Efektivitas Pelayanan Preventif dan Rehabilitatif Pada BPJS Kesehatan Terhadap Masyarakat
(Ulfa Alfiana Putri, Diana, Jamil Bazarah)

program kerja BPJS Kesehatan yang akan 1. Kemudahan mendaftar dan mengubah
dilakukan dalam waktu dekat. data kepesertaan.
Penyelenggara BPJS Kesehatan 2. Kemudahan mengetahui informasi data
Kabupaten Berau menjadikan stakeholders peserta dan keluarga.
di wilayah setempat sebagai mitra kerja 3. Kemudahan mengetahui informasi
dalam melakukan promosi kesehatan. tagihan dan pembayaran iuran.
Upaya ini dinilai berhasil untuk 4. Kemudahan mendapatkan pelayanan di
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Faskes.
setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh 5. Kemudahan menyampaikan pengaduan
BPJS Kesehatan Kabupaten Berau dan dan permintaan informasi seputar BPJS
Puskesmas Kampung Bugis. Kesehatan

Pelayanan Kesehatan sesuai dengan Standar Peningkatan Mutu Pelayanan Fasilitas Tingkat
Operasional Prosedur (SOP) Pertama (FKTP) Melalui Pemberian Akreditasi
Dalam pemberian pelayanan preventif Dalam rangka meningkatkan mutu
dan rehabilitas di setiap fasilitas kesehatan, pelayanan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
BPJS Kesehatan Kabupaten Berau mengacu Pertama yakni Puskesmas, BPJS Kesehatan
pada standar pelayanan yang ditetapkan Kabupaten Berau secara rutin melakukan
dalam Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 4 penilaian akreditasi pada 21 Puskesmas yang
Tahun 2014. Sejalan dengan ini, prosedur terdapat di Kabupaten Berau. Dalam
tindakan medis di setiap fasilitas kesehatan pelaksanaannya program ini mengacu pada
diberikan sesuai dengan standar pelayanan Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 tahun
yang ditentukan. Selanjutnya, tata kelola 2015 tentang Akreditasi Puskesmas. Lebih
pelayanan administrasi di setiap fasilitas jauh, dengan adanya program ini BPJS
kesehatan dibuat sesederhana mungkin Kesehatan Kabupaten Berau berharap
untuk membantu pasien BPJS Kesetahan Puskesmas sebagai gate-keeper dalam
mengerti alur pelayanan dengan mudah. pelayanan kesehatan dapat memenuhi
Berkaitan dengan ini, pelayanan kelas untuk kebutuhan dan tuntutan setiap peserta BPJS
pasien telah sesusuaikan dengan prosedur Kesehatan.
pembayaran iuran BPJS Kesehatan. Selanjutnya, Banyak manfaat yang bisa
didapat dari akreditasi. Bagi puskesmas,
Tersedianya aplikasi Mobile JKN BPJS manfaat itu diantaranya meningkatkan
Kesehatan reliabilitas dalam pelayanan, ketertiban
Salah satu keunggulan dalam pendokumentasian, dan konsistensi dalam
pelayanan BPJS Kesehatan yang dirasakan bekerja, memberikan keunggulan
oleh masyarakat Kabupaten Berau pada kompetitif, menjamin pelayanan kesehatan
umumnya adalah tersedianya aplikasi primer yang berkualitas dan meningkatkan
mobile JKN BPJS Kesehatan. Peserta BPJS pendidikan pada staf. Sedangkan bagi
Kesehatan merasa dimudahkan dengan masyarakat, manfaat akreditasi puskemas
adanya inovasi dan pengembangan yang diantaranya adalah mendapatkan jaminan
dilakukan oleh penyelenggara BPJS kualitas.
Kesehatan ini.
Lebih lanjut, berikut manfaat dan KESIMPULAN
kemudahan yang diberikan oleh Aplikasi Berdasarkan analisis terhadap bagaimana
Mobile JKN BPJS Kesehatan: efektivitas pelayanan preventif dan pelayanan
rehabilitatif BPJS Kesehatan terhadap

p-ISSN: 2477-2666, e-ISSN: 2477-2674


391
DOI: 10.30872/psikoborneo
PSIKOBORNEO: Jurnal Ilmiah Psikologi | Volume 10 No. 2 | Juni 2022: 384-393

masyarakat menunjukkan bahwa pelayanan Sakit." Jurnal Riset Manajemen Dan


preventif dan rehabilitatif BPJS Kesehatan Bisnis, , vol 2, hlm 2.
terhadap masyarakat Keluharan Kampung Bugis Dorland, W.A.N. (2002). Kamus Kedokteran
masih kurang efektif. Promosi kesehatan yang Darland edisi 29. Jakarta :
dilakukan hanya sebatas ajakan untuk berlaku
Terj.Hartanto, dkk.
hidup sehat sementara sosialisasi program
Erawati, I., Darwis, M., & Nasrullah, M.
masih belum masif dilakukan. Dalam konteks
pelayanan rehabilitatif, pengguna layanan masih (2017). "Efektivitas Kinerja Pegawai
mengeluhkan rendahnya performa pelaksana pada Kantor Kecamatan Pallangga
teknis BPJS Kesehatan. Keluhan lain yang Kabupaten Gowa." Jurnal Office, vol 3,
diberikan oleh pengguna layanan BPJS hlm 14.
Kesehatan adalah kurangnya efektivitas waktu Hardiani, Junaidi, & Hidayat, S. M. (2017).
dalam pelayanan BPJS Kesehatan di Kabupaten "Determinan Sosial Ekonomi
Berau. Adapun faktor penggambat pelayanan Pengeluaran Rumah Tangga Untuk
preventif dan rehabilitatif BPJS Kesehatan Kebutuhan Preventif Kesehatan Di
terdahap masyarakat di Kelurahan Kampung Provinsi Jambi." Jurnal Kependudukan
Bugis adalah prosedur pelayanan, sarana dan
dan Pengembangan Sumber Daya
prasarana kesehatan, sumber daya manusia
Manusia,vol 13, hlm 62
(tenaga medis), dan sosialisi program.
Sementara faktor pendukungnya adalah Hayat. (2017). Manajemen Pelayanan Publik.
Kerjasama dengan stakeholders, Pelayanan Depok : PT. Raja Grafindo Persada
Kesehatan sesuai dengan Standar Operasional Jene, O. C. (2013). "Peran Taman Bacaan
Prosedur (SOP), Tersedianya aplikasi Mobile Masyarakat Dalam Menumbuhkan
JKN BPJS Kesehatan, dan Peningkatan Mutu Budaya Baca Anak Di Taman Bacaan
Pelayanan Fasilitas Tingkat Pertama (FKTP) Masyarakat “Mortir” Banyumanik-
Melalui Pemberian Akreditasi. Semarang." Ilmu Perputakaan, vol 2,
hlm 5.
DAFTAR PUSTAKA Jhovia Aloedya Pramana, Septo Pawelas
Adhimah, S. (2020.) "Peran orang tua dalam Arso, W. K. (2018). "Analisis Upaya
menghilangkan rasa canggung anak Kepatuhan Hukum Dalam Memenuhi
usia dini (studi kasus di desa Hak Dan Kewajiban Pasien Bpjs
karangbong rt. 06 rw. 02 Gedangan- Kesehatan Di Rsud Ungaran." Jurnal
Sidoarjo)." Jurnal Pendidikan Anak, 20 Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 5
Mei 2020, vol 9, hlm 60. Oktober 2018, vol 6, hlm 96.
Alaydrus, A., Sos, S., Si, M., Budiman, B., & Khaatimah, H. dan R. W. (2017). "Efektivitas
Penelitian, M. S. (2018). "Kualitas Model Pembelajaran Cooperative
Pelayanan Pusat Kesehatan Integrated Reading and Composition
Masyarakat ( PUSKESMAS ) Kampung Terhadap Hasil Belajar." Jurnal
Bugis Kepada Peserta Bpjs Kesehatan Teknologi Pendidikan, Oktober 2017,
Di Kecamatan." Jurnal Ilmu vol 2, hlm 80-81.
Pemerintahan vol 6, hlm 883. Liando2, G. J. M. D., & Lengkong3, J. (2017).
Arsiyah, F. F., & UB, A. R. (2017). "Berkas "Efektivitas Penggunaan Dana Desa
Mlaku Dhewe (BMW) untuk Dalam Peningkatan Pembanguan."
Peningkatan Pelayanan Publik di (Suatu Studi Di Desa Watutumou Dua
Kabupaten Sidoarjo Firdha." Jurnal Kecamatan Kalawat Kabupaten
Kebijakan Dan Manajemen publik, vol 5, Minahasa Utara)." Jurnal Eksekutif, vol
hlm 205. 2, hlm 3.
Baby Silvia Putri, L. K. (2017). "Kepuasan Mamuaja, B. (2016). "Analisis Efektivitas
Pengguna Perspektif Dokter Rumah Penerapan Sistem Pengendalian

392 PSIKOBORNEO: Jurnal Ilmiah Psikologi


Efektivitas Pelayanan Preventif dan Rehabilitatif Pada BPJS Kesehatan Terhadap Masyarakat
(Ulfa Alfiana Putri, Diana, Jamil Bazarah)

Intern Terhadap Kinerja Instansi Ristian, A., & Suranto, S. (2014). "Kualitas
Pemerintah Di Dinas Pendapatan Kota Pelayanan Publik Pada Komunitas
Manado." Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, Adat: Studi Kasus Komunitas Orang
vol 4, hlm 168. Lom di Kabupaten Bangka Tahun 2012-
Nurhayati, M. (2018). "Peran Tenaga Medis 2013." Journal of Governance and
Dalam Pelayanan Keseahatan Public Policy, vol 1, hlm 262.
Masyarakat di Puskesmas Pembantu Salam, R., Risma Niswaty, A. Muhammad
Linggang Amer Kecamatan Linggang Fajar Maulana, Jamaluddin, &
Bigung Kabupaten Kutai Barat." Muhammad Darwis. (2020).
Ejournal Administrasi Negara, vol 1, hlm "Efektivitas Pelayanan Publik Pada
9. Dinas Kependudukan Dan Pencatatan
Patimah, R. (2019). "Upaya Bpjs-Kesehatan Sipil Kabupaten Soppeng" Jurnal
Dalam Meningkatkan Kualitas Administrasi Publik, vol 16, hlm 75.
Kesehatan Masyarakat Melalui Sahda Salsabila, Iswiyati Rahayu, D. K.
Pelayanan Promotif Dan Preventif Di (2021). Penerapan Good Governance
Kecamatan Babulu Kabupaten Pada Kualitas Pelayanan Publik (Dinas
Penajam Paser Utara." E Journal Ilmu Pengendalian Penduduk Keluarga
Pengetahuan, vol 7, hlm 2. molBerencana Dan Pemberdayaan
Pertiwi, M., & Nurcahyanto, H. (2016). Masyarakat Kota Banjarmasin)" Jurnal
"Efektivitas Program BPJS Kesehatan Pelayanan Publik, vol 2, hlm 4.
Di Kota Semarang." E Journal 3 Undip, Shihab, A. N. (2018). "Hadirnya Negara Di
vol 4, hlm 1. Tengah Rakyatnya Pasca Lahirnya
Pratiwi, N. I. (2017). "Penggunaan Media Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
Video Call dalam Teknologi Tentang Badan Penyelenggara
Komunikasi." Jurnal Ilmiah Dinamika Jaminan Sosial." Jurnal Legislasi
Sosial, vol 1, hlm 11. Indonesia, vol 9, hlm 3.
Putra, D. N. (2015). "Studi tentang pelayanan Syahputra, R. (2015). "Peran Dinas
kesehatan preventif di puskesmas sei Kesehatan Kota Dalam Pencegahan
merdeka kecamatan samboja Penyakit HIV/AIDS di Kota Samarinda.
kabupaten kutai kartanegara." EJournal Ilmu Pemerintahan, vol 3, hlm
EJournal Ilmu Pemerintahan, vol 3, hlm 5.
11. Wanto, A. H. (2018). "Strategi Pemerintah
Rahman, G., & Sakit, R. (2011.) "Kualitas Kota Malang Dalam Meningkatkan
pelayanan bpjs di rumah sakit umum Kualitas Pelayanan Publik Berbasis
syifa medika kota banjarbaru." Jurnal Konsep Smart City." JPSI (Journal
Pelayanan, vol 2, hlm 3. of Public Sector Innovations), vol 2, hlm
Rini, A. (2018). "Efektivitas Program 40-4.
Peningkatan Produksi hasil Widiastuti, I. (2017). "Pelayanan Badan
Peternakan di Kecamatan Pinggir Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kabupaten Bengkalis." Jurnal Ilmu Kesehatan di Jawa Barat." Jurnal
Administrasi Negara, vol 5, hlm 3. Administrasi Publik, vol 3, hlm 96.

p-ISSN: 2477-2666, e-ISSN: 2477-2674


393
DOI: 10.30872/psikoborneo

Anda mungkin juga menyukai