Anda di halaman 1dari 16

Volume II Tahun 2022 E-ISSN: 2808-5361 Proceeding The First

November 2022 http://e-journal.fkmumj.ac.id/ Muhammadiyah Internasional-


Public Health and Medicine
Conference

LITERATUR REVIEW: EFEKTIFITAS IMPLAN STEROID SEBAGAI


TERAPI EDEMA MAKULA PADA OKULSI VENA RETINA
Marsha Danessa1, Dewi Purnamawati2
Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jl. K.H. Ahmad Dahlan, Cirendeu, Kota Tangerang Selatan, Banten
15419
e-mail* : marsha_danessa@yahoo.com

ABSTRACT

Latar Belakang: Implan deksametason intravitreal merupakan implan steroid yang dapat terurai
secara alamiah yang merupakan pendekatan farmakoterapi terbaru yang disetujui Food and Drug
Administration (FDA) Amerika Serikat sebagai pengobatan okulsi atau penyumbatan vena retina
yang disertai edema makula, terapi ini diharapkan dapat mengurangi resiko kehilangan penglihatan
dan mempercepat penyembuhan.
Tujuan: Melakukan telaah artikel mengenai efektivitas implan steroid intravitreal sebagai terapi
edema makula pada oklusi vena retina.
Metode: Penelitian ini mengunakan strategi literature review yang ditelaah dari beberapa sumber
seperti PubMed, ScienceDirect, dan Google Scholar dengan pemilihan artikel yang diterbitkan tahun
2015 sampai dengan tahun 2021, ditelaah sejumlah 7 artikel. Pencarian di database dilakukan
dengan menggunakan kata kunci seperti “deksametason”,“implan”,“intravitreal”,”efektifitas”,
“Edema Makula”,”Kortikosteroid”, “keamanan”, “visus”, “oklusi vena retina”, “retinal vein
occlusion”, “RVO”
Hasil: Tinjauan Pustaka dari telaah 7 artikel menunjukan pemberian implan deksametason
intravitreal menunjukkan efek yang baik dalam pengobatan edema macula yaitu penurunan
ketebalan retina sentral dan peningkatan ketajaman visual terkoreksi.
Kesimpulan: Analisis berbagai literatur menyimpulkan penderita edema makula pada okulsi vena
retina yang diberi terapi steroid intravitreal memberikan efek yang baik, efektif dan aman
mengurangi resiko kehilangan penglihatan dan efek samping yang pada sebagian besar kasus dapat
dikendalikan secara medis seperti kenaikan tekanan intraocular dan pembentukan katarak.
Saran: Bagi orang-orang yang beresiko mengalami okulsi vena retina, penting untuk melakukan
pencegahan seperti mengontrol tekanan darah dan kolestrol.

Keywords: deksametason, implan, intravitreal, efektivias, edema makula, kortikosteroid,


keamanan, visus, oklusi vena retina, retinal vein occlusion, RVO

ABSTRACT

Background: Intravitreal dexamethasone implant is a biodegradable steroid


implant that is the latest pharmacotherapeutic approach approved by the United
States Food and Drug Administration (FDA) for the treatment of macular edema
associated with retinal vein occlusion. This therapy is expected to reduce the
risk of vision loss and accelerate healing.
Objective: To review articles on the effectiveness of intravitreal steroid implants
as a therapy for macular edema in retinal vein occlusion.
Methods: This study employed a literature review strategy, examining several
sources such as PubMed, ScienceDirect, and Google Scholar, with the selection
of articles published between 2015 and 2021. A total of 7 articles were reviewed.

1
Volume II Tahun 2022 E-ISSN: 2808-5361 Proceeding The First
November 2022 http://e-journal.fkmumj.ac.id/ Muhammadiyah Internasional-
Public Health and Medicine
Conference

Database searches were conducted using keywords such as "dexamethasone,"


"implant," "intravitreal," "effectiveness," "macular edema," "corticosteroid,"
"safety," "visual acuity," "retinal vein occlusion," "RVO."
Results: The literature review of the 7 articles indicates that intravitreal
dexamethasone implantation shows favorable effects in the treatment of macular
edema, including a reduction in central retinal thickness and improvement in
corrected visual acuity.
Conclusion: Analysis of various literature concludes that intravitreal steroid
therapy in patients with macular edema associated with retinal vein occlusion
provides beneficial, effective, and safe effects, reducing the risk of vision loss
and managing side effects, such as elevated intraocular pressure and cataract
formation, in most cases through medical intervention.
Recomendations: For individuals at risk of retinal vein occlusion, it is
important to take preventive measures such as controlling blood pressure and
cholesterol.

Keywords: deksametason, implan, intravitreal, efektivias, edema makula, kortikosteroid,


keamanan, visus, oklusi vena retina, retinal vein occlusion, RVO

INTRODUCTION
Implan deksametason intravitreal merupakan implan steroid yang dapat
terurai secara alamiah yang merupakan pendekatan farmakoterapi terbaru yang
disetujui Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat sebagai
pengobatan okulsi atau penyumbatan vena retina yang disertai edema makula,
terapi ini diharapkan dapat mengurangi resiko kehilangan penglihatan dan
mempercepat penyembuhan.
Pengertian dari Penyumbatan atau Oklusi Vena Retina (RVO) sendiri yaitu
merupakan suatu keadaan di mana terjadi penyumbatan pada vena retina, bisa
pada bagian sentral maupun cabang yang mengakibatkan gangguan
vaskularisasi di dalam bola mata, sehingga penderita akan mengeluhkan
terjadinya kebutaan secara mendadak (Ilyas, 2010). Umumnya visus atau
ketajaman penglihatan dapat kembali berfungsi, namun adanya komplikasi
edema makula dan glaukoma yang terjadi secara bersamaan dapat menghasilkan
prognosis yang buruk pada pasien (Vaughan et.al, 2010). Edema makula
merupakan penyebab utama penurunan visus pada oklusi vena retina. Inisiasi
tatalaksana segera pada kondisi ini berkaitan dengan hasil akhir visus yang lebih
baik (Shahsuvaryan, 2012).
Di Amerika Serikat, kebanyakan pasien dengan oklusi vena retina sentral
berjenis kelamin laki-laki dan berusia lebih dari 65 tahun. Kebanyakan kasus
berupa oklusi unilateral, dan kira-kira 6-14% kasus berupa oklusi bilateral.

2
Volume II Tahun 2022 E-ISSN: 2808-5361 Proceeding The First
November 2022 http://e-journal.fkmumj.ac.id/ Muhammadiyah Internasional-
Public Health and Medicine
Conference

Sebuah penelitian di Taiwan pada tahun 2008 mencatat adanya variasi pada
musim-musim tertentu. Oklusi vena retina cabang terjadi tiga kali lebih sering
dari pada oklusi vena retina sentral. Pria dan wanita berbanding sama rata
dengan usia pasien berada antara 60 hingga 70 tahun (American Academy of
Ophthalmology, 2011).
Sementara itu pada penelitian dengan populasi besar melaporkan bahwa
insidensi pasien berusia lebih dari 40 tahun yang mengalami oklusi vena retina
mencapai 2,14 kasus per 1000 orang di populasi tersebut. Sementara itu pada
pasien dengan usia lebih dari 64 tahun, insidensinya mencapai 5,36 kasus per
1000 orang (Pielen et.al, 2017). Di Australia, prevalensi oklusi vena retina ini
berkisar dari 0,7% pada pasien berusia 49-60 tahun, hingga 4,6% pada pasien
lebih dari 80 tahun (McIntosh et.al, 2010). Penyebab lokal dari oklusi vena
retina adalah trauma, glaukoma, dan lesi struktur orbita. Akan tetap sangat
penyebab lokal ini sangat jarang terjadi pada oklusi vena retina cabang. Perlu
diperkirakan adanya toxoplasmosis, Behçet syndrome, sarcoidosis okuli, dan
macroaneurysm jika hal ini tampak pada oklusi vena retina cabang (Dugel et.al,
2015).
Proses sistemik dapat menjadi penyebab oklusi vena retina, di antaranya
adalah hipertensi, atherosklerosis, diabetes mellitus, glaukoma, penuaan, puasa,
hypercholesterolemia, hyperhomocysteinemia, SLE, sarcoidosis, tuberculosis,
syphilis, resistensi protein C (factor V Leiden), defisiensi protein C dan S,
penyakit antibodi antiphospholipid, multiple myeloma, cryoglobulinemia,
leukemia, lymphoma, Waldenstrom macroglobulinemia, polisitemia vera, dan
sickle cell disease (American Academy of Ophthalmology, 2011).
Tatalaksana pada dasarnya ditujukan untuk mencari penyebab oklusi vena
retina dan mengobatinya, pemberian antikoagulansia bila diketahui
penyebabnya fotokoagulasi daerah retina yang mengalami hipoksia, pemberian
kortikosteroid bila penyumbatan disebabkan oleh flebitis
(aspirin/dipyridamole), pemberian obat anti glaucoma, Radial Optik Neurotomi,
Retinal endovaskular surgery (REVS) (Capone et.al, 2014).
Implan deksametason intravitreal (DEX implant; Ozurdex; Allergan, Inc.,
Irvine, CA) merupakan implan steroid yang dapat terurai secara alamiah
(biodegradable) yang digunakan dalam pengobatan oklusi vena retina yang
disertai dengan edema makula. Implan DEX mampu melepaskan deksametason
2 secara perlahan-lahan ke dalam vitreous selama periode 6 bulan (Singer et.al,
2015). Meskipun implan DEX intravitreal telah disetujui oleh Food and Drug

3
Volume II Tahun 2022 E-ISSN: 2808-5361 Proceeding The First
November 2022 http://e-journal.fkmumj.ac.id/ Muhammadiyah Internasional-
Public Health and Medicine
Conference

Administration (FDA) Amerika Serikat sebagai tatalaksana edema makula


intravitreal akibat oklusi vena retina, namun seberapa besar efektivitasnya
dibandingkan dengan keamanannya perlu untuk dibahas lebih lanjut pada studi
literatur review ini.

METHOD
Penelitian ini mengunakan strategi literature review dari jurnal
nasional maupun internasional yang ditelaah dari beberapa sumber
seperti PubMed, ScienceDirect, dan Google Scholar dengan
pemilihan artikel yang diterbitkan tahun 2015 sampai dengan tahun
2021 , ditelaah sejumlah 7 artikel.
Pencarian di database dilakukan dengan menggunakan kata kunci
seperti “deksametason”,“implan”,“intravitreal”,”efektifitas”, “Edema
Makula”,”Kortikosteroid”, “keamanan”, “visus”, “oklusi vena
retina”, “retinal vein occlusion”, “RVO”.
Pada awal pencarian dengan database dengan menggunakan
kriteria inklusi yaitu jurnal dan artikel yang meneliti dan
mengevaluasi mengenai Efektifitas, keunggulan serta efek samping
pengobatan Implan Steroid Intravitreal pada Terapi Edema Makula
pada penyakit penyumbatan Vena retina atau Okulsi Vena Retina.
Kemudian menggunakan kriteria eksklusi dengan dengan melihat
waktu publikasi dengin rentang tahun 2015 - 2021.
Pada tahap akhir dilakukan penilaian dengan menghapus jurnal
yang mempunyai judul dan penulis yang sama, teks yang tidak
lengkap dan memverifikasi hasil penelitian.

RESULTS AND DISCUSSION


Berikut beberapa hasil penelitian yang menjadi acuan dalam Literarur Review ini.

Tabel 1. Hasil temuan literatur


no Penulis dan Tahun Judul dan Tujuan Metode Hasil dan
Kesimpulan
1 Lam et.al, 2015 -Judul: Real - Studi Kohort Implan DEX
(Kanada) World Retrospektif intravitreal dosis
assessment of - Sampel : 120 orang tunggal atau
intravitreal dengan edema macula kombinasi dengan

4
Volume II Tahun 2022 E-ISSN: 2808-5361 Proceeding The First
November 2022 http://e-journal.fkmumj.ac.id/ Muhammadiyah Internasional-
Public Health and Medicine
Conference

dexamethasone akibat berbagai farmakoterapi atau


implant in etilologi prosedur invasif
patients with - Instrumen : Snellen lainnya
macular edema Chart, Rekam Medis, menghasilkan
- Tujuan: Tonometri, oftalmoskop perbaikan
Mengevaluasi fungsional dan
perbaikan anatomis pada
fungsional dan edema makula
anatomis pasien kronis yang terkait
dengan edema dengan penyakit
macula yang retina
terkait penyakit
retina (Diabetes
Melitus, Okulsi
Vena Retina
Sentral)
2 Bakri SJ et.al, 2016 Judul: Evaluation -Studi Retrospektif penelitian ini
of multiple - Sampel : 31 Pasien menunjukkan
dexamethasone - Instrumen : Snellen bahwa suntikan
intravitreal Chart, Rekam Medis, DEX intravitreal
implants in Tonometri, oftalmoskop yang diulang, jika
patient with diperlukan, untuk
macular edema edema makula yang
associated with terkait dengan
retinal vein RVO dapat
occlusion dilakukan. Pasien
Tujuan: harus dipantau dan
Mengevaluasi diobati untuk
Pasien yang hipertensi okular
diobati dengan dan perkembangan
implan DEX kataraknya pasca
intravitreal pada terapi
pasien dengan
edema macula
yang disebabkan
RVO
3 Michalska MK et.al, 2016 -Judul: - Studi Analisis Implan
(Katowice) Evaluation of the Prospektif deksametason
effectiveness and - Sampel : 36 intravitreal aman,

5
Volume II Tahun 2022 E-ISSN: 2808-5361 Proceeding The First
November 2022 http://e-journal.fkmumj.ac.id/ Muhammadiyah Internasional-
Public Health and Medicine
Conference

safety of pasien yang dapat ditoleransi


glucocorticoids diobati dengan dengan baik, dan
intravitreal injeksi implant cenderung
implant therapy dexamethasone mengarah pada
in macular edema intravitreal perbaikan
due to retinal terhadap morfologis dan
vein occlusion edema macula fungsional yang
-Tujuan: persisten cepat dari makula
Mengevaluasi - Instrumen : dan percepatan
dampak Snellen chart, rehabilitasi visual
pemberian rekam medis, pada pasien dengan
implant Tonometri, edema makula
dexamethasone oftalmoskop akibat oklusi vena
intravitreal retina
terhadap
morfologi macula
dan fungsi
penglihatan mata
dengan edema
macula sekunder
akibat okulsi
vena retina

4 Korobelnik JF et,al, 2016 -Judul: Two-year -Studi Prospektif Terdapat


(Louvre) prospective , Multisenter, Perubahan
multicenter study longitudinal, ketajaman
of the use of observasional penglihatan dengan
dexamethasone - Sampel : 375 pasien parameter
intravitreal - Instrumen : Snellen perubahan BVCA
implant for Chart, Tonometri, pada pasien yang
treatment of Rekam medis, diobati oleh
macular edema oftalmoskop implant
secondary to dexamethasone
retinal vein
occlusion in the
clinical setting in
France
-Tujuan: untuk
mengevaluasi

6
Volume II Tahun 2022 E-ISSN: 2808-5361 Proceeding The First
November 2022 http://e-journal.fkmumj.ac.id/ Muhammadiyah Internasional-
Public Health and Medicine
Conference

pola
penggunaan ,
efektifitas dan
keamanan jangka
panjang implant
dexamethasone
intravitreal dalam
mengobati edema
macula sekunder
akibat okulsi
vena retina
sentral
5 Garweg JG and Zandi S, -Judul: Retinal -Studi Prospektif Studi ini
2016 vein occlusion - Sampel : 30 pasien menyimpulkan
and the use of a - Instrumen : Snellen bahwa pada pasien
dexamethasone Chart, Rekam medis, dengan edema
intravitreal Tonometri, oftalmoskop makula kronis yang
implant in its tidak responsif
treatment terhadap terapi
- Tujuan: anti-VEGF
Mengevaluasi berulang-ulang,
pengalaman memberikan hasil
klinis dengan yang sangat
implant memuaskan setelah
dexamethasone pengobatan dengan
Intravitreal implan
dengan maksud deksametason
untuk intravitreal.
membentuk Namun, hasil ini
rejimen diperoleh dengan
terapeutik menimbulkan efek
berbasis klinis samping yang
biasanya terkait
dengan steroid,
antara lain
sebanyak 20%
pasien yang diobati
dengan Ozurdex®,
terjadi peningkatan

7
Volume II Tahun 2022 E-ISSN: 2808-5361 Proceeding The First
November 2022 http://e-journal.fkmumj.ac.id/ Muhammadiyah Internasional-
Public Health and Medicine
Conference

IOP dan
pembentukan
katarak, yang
semuanya dapat
dikendalikan secara
medis pada
sebagian besar
kasus
6 Eter N et,al, 2017 Judul: -Studi implan
(Jerman) Dexamethasone observservasional deksametason
intravitreal prospektif multisenter efektif dalam
implant in retinal - Sampel : 573 pasien memperbaiki
vein occlusion: - Instrumen : Snellen BCVA dan
real life data from Chart, Tonometri, mengurangi
prospective Rekam medis, ketebalan retina
multicenter oftalmoskop sentral pada pasien
clinical trial dengan BRVO dan
Tujuan: CRVO dalam
Mengevaluasi praktik klinis di
hubungan antara dunia nyata. BCVA
durasi edema terbesar selama 6
macula yang bulan pasca terapi
terkait dengan terjadi pada pasien
okulsi vena retina dengan edema
dan pencapaian makula onset dini,
keuntungan sehingga
penglihatan pada mengkonfirmasikan
pasien yang manfaat tatalaksana
menerima dini. Implan DEX
implant dapat ditoleransi
dexamethasone dengan baik dan
intravitreal pada memiliki profil
terapi praktik keamanan yang
klinis di dunia dapat diterima oleh
nyata pasien
7 Ni Putu Ayu et,al, 2020 -Judul: Central -Literature review anti-VEGF dan
(Indonesia) Retinal Vein - Analisis 55 jurnal implant
Occlusion: A kortikosteroid yang
Literature telah terbukti

8
Volume II Tahun 2022 E-ISSN: 2808-5361 Proceeding The First
November 2022 http://e-journal.fkmumj.ac.id/ Muhammadiyah Internasional-
Public Health and Medicine
Conference

Review secara klinis


-Tujuan : mampu mengobati
Pembahasan edema makula
detail mengenai terkait CRVO. Baik
Okulsi Vena injeksi anti-VEGF
Retina serta early maupun
diagnosis dan kortikosteroid
tatalaksana intravitreal
memerlukan injeksi
berulang, namun
sampai saat ini
belum ditemukan
rentang waktu
optimal dimana
terapi ulang harus
dilakukan
Tinjauan Pustaka dari telaah 7 artikel menunjukan pemberian implan deksametason intravitreal
menunjukkan efek yang baik dalam pengobatan edema macula yaitu penurunan ketebalan retina
sentral dan peningkatan ketajaman visual terkoreksi. Berikut pembahasan dan diskusi berdasarkan
telaah artikel:
Studi kohort retrospektif terhadap pasien dengan edema makula yang menderita penyakit retina
telah dilakukan di sebuah klinik mata di Kanada. Dilakukan pengukuran visus terbaik yang dikoreksi
(BCVA), ketebalan retina sentral, CRT, tekanan intraokular (IOP), operasi glaukoma dan katarak, dan
data keselamatan yang diperoleh dari rekam medis pasien selama 3 bulan masa follow up setelah
implan DEX intravitreal. Studi ini mengikutsertakan 120 mata dengan edema makula akibat berbagai
etiologi pada retina, termasuk diabetes mellitus (n = 34), oklusi vena retina (RVO, n = 30; cabang
pada 19 dan sentral pada 11), dan uveitis (n = 23). Pasien memiliki usia rata-rata 60,9 tahun, dan
73,3% mata memiliki edema makula selama 12 bulan sebelum injeksi implan DEX intravitreal. Rata-
rata BCVA awal adalah 0,63 ± 0,03 logMAR (20/86 pada Snellen chart) dan CRT rata-rata adalah
474,4 ± 18,2 μm. Jumlah rata-rata injeksi implan DEX adalah 1,7 ± 0,1 pada semua mata; 44,2% mata
telah mengulangi suntikan implan DEX (interval injeksi ulang 2,3-4,9 bulan). Perubahan puncak rata-
rata terbesar pada garis penglihatan BCVA terjadi pada mata dengan uveitis (3,3 ± 0,6, P < 0.0001),
diikuti oleh RVO (1,3 ± 0,5, P < 0.01) dan DME (0,7 ± 0,5, P < 0.05). Penurunan CRT yang
signifikan diamati: -255,6 ± 43,6 μm untuk uveitis, -190,9 ± 23,5 μm untuk diabetes, dan -160,7 ±
39,6 μm untuk RVO (P < 0.0001 untuk semua kohort). Kenaikan TIO sebesar 10 mmHg terjadi pada
masing-masing 20,6%, 24,1%, dan 22,7% pasien diabetes, RVO, dan uveitis. Obat penurun TIO
diberikan pada masing-masing 29,4%, 16,7%, dan 8,7% pasien diabetes, RVO, dan uveitis. Operasi

9
Volume II Tahun 2022 E-ISSN: 2808-5361 Proceeding The First
November 2022 http://e-journal.fkmumj.ac.id/ Muhammadiyah Internasional-
Public Health and Medicine
Conference

glaukoma dilakukan pada 1,7% dari semua mata dan operasi katarak pada 29,8% dari seluruh mata
fakia yang menerima implan DEX intravitreal. Kesimpulannya yaitu implan DEX intravitreal dosis
tunggal atau kombinasi dengan farmakoterapi atau prosedur invasif lainnya menghasilkan perbaikan
fungsional dan anatomis pada edema makula kronis yang terkait dengan penyakit retina (Lam et.al,
2015).

Studi retrospektif yang mengevaluasi pasien yang diobati dengan implan DEX intravitreal pada
pasien dengan edema makula yang disebabkan RVO. Setiap pasien menjalani pemeriksaan
oftalmologi, tomografi koherensi optik (OCT), dan follow up dengan interval 4 sampai 6 minggu.
Paramater hasil yang diukur adalah ketajaman visual terbaik (BCVA), tekanan intraokular (IOP),
ketebalan makula utama pada OCT, resolusi cairan pada OCT, dan pengobatan yang diperlukan untuk
peningkatan IOP dan katarak. Hasil studi menunjukkan sebanyak 31 pasien menerima 82 suntikan
DEX, dimana 19 pasien menerima ≥ 2 injeksi, 12 pasien mendapat ≥ 3 injeksi, 10 pasien mendapat ≥
4, 6 pasien mendapat ≥5, dan 4 pasien mendapat ≥ 6 injeksi DEX intravitreal. Semua pasien difollow
up minimal 12 minggu dengan masa follow up rata-rata 344,94 hari. Sebanyak 14 pasien (45%)
mengalami hipertensi okular (≥22 mmHg), dan sebanyak 40% pasien fakia memerlukan operasi
katarak. Interval rata-rata resolusi cairan OCT adalah 52 hari (kisaran, 28-245; SD, ± 8), dan interval
rata-rata terapi ulangan adalah 119 hari (kisaran, 42-309; SD, ± 9). Tidak ada pasien yang
membutuhkan operasi glaukoma atau endoftalmitis. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa
suntikan DEX intravitreal yang diulang, jika diperlukan, untuk edema makula yang terkait dengan
RVO dapat dilakukan. Pasien harus dipantau dan diobati untuk hipertensi okular dan perkembangan
kataraknya pasca terapi (Bakri et.al, 2016).
Studi analisis prospektif dilakukan di Departemen Oftalmologi Universitas Oftalmologi dan
Onkologi di Katowice terhadap 36 pasien (17 wanita dan 19 pria) berusia 28-77 tahun (usia rata-rata
58 ± 15 tahun) yang diobati dengan injeksi implan deksametason intravitreal terhadap edema makula
persisten. Kelompok yang diteliti meliputi 16 pasien dengan oklusi vena retina sentral (16 mata), dan
20 pasien dengan oklusi vena retina cabang (20 mata). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengevaluasi dampak pemberian implan deksametason intravitreal (Ozurdex) terhadap morfologi
makula dan fungsi penglihatan mata dengan edema makula (ME) sekunder akibat oklusi vena retina.
Hasil efektivitas terapi yang dinilai adalah ketajaman visual terbaik (BCVA) dan ketebalan retina
sentral (CRT). Parameter keamanan dinilai berdasarkan efek samping tekanan intraokular dan
densitas sel endotel kornea. Studi menunjukkan kenaikan BCVA yang signifikan setelah bulan
pertama, kedua, dan ketiga terapi. Pada 6 bulan setelah terapi, BCVA menurun, meski tidak signifikan
dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada bulan ketiga. Pada bulan ke-2 setelah implantasi
deksametason intravitreal, nilai CRT adalah sebesar 338 ± 163 μm dan secara signifikan lebih rendah
dibandingkan sebelum terapi. Antara bulan ke-3 dan ke-6 setelah terapi, terjadi kenaikan CRT yang

10
Volume II Tahun 2022 E-ISSN: 2808-5361 Proceeding The First
November 2022 http://e-journal.fkmumj.ac.id/ Muhammadiyah Internasional-
Public Health and Medicine
Conference

tidak signifikan dibandingkan dengan ketebalan yang diamati pada bulan ke-2. Pada bulan ke-2
setelah terapi, terjadi peningkatan TIO pada 36% pasien dan penurunan lebih lanjut selama follow up
6 bulan terakhir pasca terapi. Selama pengobatan, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam densitas
sel endotel pada oklusi vena retina cabang dan sentral. Kesimpulannya yaitu implan deksametason
intravitreal aman, dapat ditoleransi dengan baik, dan cenderung mengarah pada perbaikan morfologis
dan fungsional yang cepat dari makula dan percepatan rehabilitasi visual pada pasien dengan edema
makula akibat oklusi vena retina (Michalska et.al, 2016).
Studi prospektif multisenter, longitudinal, observasional (LOUVRE) yang dilakukan selama 24
bulan untuk mengevaluasi pola penggunaan, efektivitas dan keamanan jangka panjang implan
deksametason intravitreal (implan DEX) dalam mengobati edema makula sekunder akibat oklusi vena
retina sentral atau pusat (BRVO, CRVO) dalam praktik klinis di Prancis. Peneliti mendaftarkan pasien
dewasa berturut-turut dengan edema makula setelah oklusi vena retina (RVO) yang diobati dengan
implan DEX pada awal. Perlakuan ulang dengan implan DEX dan perawatan RVO lainnya sesuai
dengan kebijaksanaan dokter. Parameter yang diukur adalah perubahan pada ketajaman penglihatan
terkoreksi terbaik (BCVA) dari awal terapi sampai bulan ke-6 pasca terapi. Parameter lain yang
diukur mencakup perubahan BCVA, tekanan intraokular (IOP), efek samping, dan perawatan RVO
yang dilakukan sampai bulan ke-24. Hasil Analisis menunjukkan sebanyak 375 pasien (53,9% BRVO,
46,1% CRVO) menerima rata-rata suntikan implant 2,6 DEX selama 2 tahun; berarti waktu antara
suntikan adalah 6,6 bulan. Perubahan rata-rata BCVA dari semula adalah 5,1 (19,0) huruf pada bulan
ke 6 (p <0,001) dan 4,6 (22,3) huruf pada bulan 24 (p <0,001) setelah terapi. Selama penelitian, 208
pasien (55,5%) menerima pengobatan selain implan DEX untuk RVO, biasanya terapi laser atau terapi
ranibizumab, dengan penggunaan pertama terapi lain yang terjadi rata-rata 8,7 bulan. Perubahan rata-
rata dari BCVA pada bulan ke-6 terapi adalah 5,5 huruf (p <0,001, N = 254) pada pasien yang hanya
menerima implan DEX dan 4,2 huruf (p = 0,006, N = 121) pada pasien yang telah menerima
pengobatan RVO tambahan lainnya selama 6 bulan pertama. Pada bulan ke-24, perubahan rata-rata
dari BCVA semula adalah +20,7 huruf pada pasien yang diobati dengan implan DEX tunggal saja (p
<0,001) (Korobelnik et.al, 2016).
Analisis studi yang dipublikasikan mengenai pengalaman klinis dengan implan deksametason
intravitreal (Ozurdex®) dengan maksud untuk membentuk rejimen terapeutik berbasis klinis. Analisis
ini mencakup studi yang melibatkan minimal 15 pasien dengan desain prospektif atau minimal 30
pasien dengan desain retrospektif, yang follow upnya dilakukan selama minimal 6 bulan, dan
setidaknya 2 injeksi intravitreal Ozurdex® pada tiap mata. Hasil studi menunjukkan bahwa pada
sebagian besar mata, hasil yang memuaskan dicapai dengan interval penarikan antara 3 dan 5 bulan.
Bukti awal menunjukkan efektivitas yang serupa dibandingkan terapi anti-VEGF sebagai pengobatan
lini pertama. Masalah keamanan yang terkait dengan penggunaan jangka panjang dan berulang dari
Ozurdex® tidak ditemukan pada penerapan klinis: implantasinya tidak dikaitkan dengan peningkatan

11
Volume II Tahun 2022 E-ISSN: 2808-5361 Proceeding The First
November 2022 http://e-journal.fkmumj.ac.id/ Muhammadiyah Internasional-
Public Health and Medicine
Conference

tekanan intraokular (TIO) yang terus berlanjut seiring berjalannya waktu atau dengan jumlah
pemberian injeksi. Studi ini menyimpulkan bahwa pada pasien dengan edema makula kronis yang
tidak responsif terhadap terapi anti-VEGF berulang-ulang, memberikan hasil yang sangat memuaskan
setelah pengobatan dengan implan deksametason intravitreal. Namun, hasil ini diperoleh dengan
menimbulkan efek samping yang biasanya terkait dengan steroid, antara lain sebanyak 20% pasien
yang diobati dengan Ozurdex®, terjadi peningkatan IOP dan pembentukan katarak, yang semuanya
dapat dikendalikan secara medis pada sebagian besar kasus (Garweg dan Zandi, 2016).
Studi observasional prospektif, multisenter yang dilakukan selama 6 bulan di 70 lokasi di Jerman
ini mengikutsertakan pasien yang didiagnosis menderita edema makula akibat oklusi vena retina
cabang atau central (BRVO, CRVO) yang diberi implan DEX. Studi dilakukan untuk mengevaluasi
hubungan antara durasi edema makula yang terkait dengan oklusi vena retina (retina vein oklusi
(RVO) dan pencapaian keuntungan penglihatan pada pasien yang menerima implan intravitreal
deksametason (implan DEX) dalam praktik klinis dunia nyata, dan untuk menentukan pola
penggunaan implan DEX, efektivitas dan keamanannya dalam pengobatan pasien oklusi vena retina
pada praktik klinis. Follow up dan evaluasi dilakukan sesuai dengan praktik klinis pada umumnya.
Pemberian ulangan implan DEX dan penggunaan terapi RVO lainnya dilakukan atas pertimbangan
dokter yang merawat. Titik akhir primer adalah perubahan rata-rata pada ketajaman visual terkoreksi
terbaik (BCVA) dari awal pada minggu ke 12. Populasi analisis terdiri dari 573 pasien (64% BRVO,
CRVO 36%). Pasien menerima rata-rata 1,17 perawatan implan DEX selama masa studi; 84,3%
pasien menerima implan DEX tunggal dan 19,9% menerima penanganan RVO tambahan. Di antara
pasien dengan BCVA yang dianalisis pada awal terapi dan minggu ke 12 pasca terapi (n = 351),
perubahan rata-rata dari BCVA awal pada minggu ke 12 adalah -0,16 huruf ETDRS (p <0,001), dan
33,9% pasien mendapatkan setidaknya 3 baris awal BCVA. Perubahan rata-rata dari BCVA awal pada
minggu ke 12 masing-masing sebesar +9,5, +7,3, dan +5,4 mendekati huruf ETDRS pada pasien
dengan durasi edema makula < 90 hari, 90 - 180 hari, dan > 180 hari. Perbaikan BCVA sampai
minggu ke 24 dan penurunan ketebalan retina sentral terlihat pada BRVO dan CRVO. Reaksi obat
yang paling umum terjadi adalah meningkatnya tekanan intraokular. Tidak ada operasi insisi
glaukoma. Kesimpulan studi ini yaitu implan deksametason efektif dalam memperbaiki BCVA dan
mengurangi ketebalan retina sentral pada pasien dengan BRVO dan CRVO dalam praktik klinis di
dunia nyata. BCVA terbesar selama 6 bulan pasca terapi terjadi pada pasien dengan edema makula
onset dini, sehingga mengkonfirmasikan manfaat tatalaksana dini. Implan DEX dapat ditoleransi
dengan baik dan memiliki profil keamanan yang dapat diterima oleh pasien (Eter et.al, 2017).
Berdasarkan literature review dari 55 jurnal, Penatalaksanaan CRVO saat ini sudah mengalami
perkembangan yang pesat dengan banyaknya modalitas baru termasuk anti-VEGF dan implant
kortikosteroid yang telah terbukti secara klinis mampu mengobati edema makula terkait CRVO. Baik
injeksi anti-VEGF maupun kortikosteroid intravitreal memerlukan injeksi berulang, namun sampai

12
Volume II Tahun 2022 E-ISSN: 2808-5361 Proceeding The First
November 2022 http://e-journal.fkmumj.ac.id/ Muhammadiyah Internasional-
Public Health and Medicine
Conference

saat ini belum ditemukan rentang waktu optimal dimana terapi ulang harus dilakukan. Penelitian lebih
lanjut masih diperlukan terutama untuk menentukan rentang waktu terapi sehingga meminimalkan
beban, biaya serta risiko injeksi. (Ni Putu Ayu et.al, 2020)

Efek Samping
Berdasarkan telaah artikel diatas, Katarak dan peningkatan tekanan intraokular (IOP) merupakan
efek samping terapi implan deksametason intravitreal yang paling umum terjadi (Eter 25 et.al, 2017).
Penggunaan kortikosteroid termasuk implantasi deksametason intravitreal dapat menyebabkan efek
samping, seperti katarak subkapsular posterior, peningkatan tekanan intraokular, dan infeksi okular
sekunder karena bakteri, jamur, atau virus (Michalska et.al, 2016).

Prosedur Tindakan
Berdasarkan telaah artikel diatas , Untuk terapi intravitreal, deksamethasone intravitreal 0,7 mg,
diberikan 3-4 mm di posterior ke limbus melalui plana pars. Implantasi dilakukan dengan teknik steril,
dan antibiotik topikal profilaksis diberikan selama 1 minggu sesudahnya (Michalska et.al, 2016).

Gambar 1. Sistem Pemberian Deksametason Pada Segmen Posterior Mata. Aplikator dan perkiraan lokasi insersi
implan deksametason pada vitreous. Implan kira-kira sepanjang 6 mm dan dimasukkan ke dalam rongga
vitreous melalui jarum 22-gauge pada aplikator (Herrero et.al, 2011).

13
Volume II Tahun 2022 E-ISSN: 2808-5361 Proceeding The First
November 2022 http://e-journal.fkmumj.ac.id/ Muhammadiyah Internasional-
Public Health and Medicine
Conference

CONCLUSION AND SUGGESTIONS


Analisis berbagai literatur kedokteran dari 7 artikel menunjukkan bahwa terapi implan steroid
(deksametason) intravitreal efektif dan memiliki profil keamanan jangka panjang yang
menguntungkan dalam mengurangi risiko kebutaan dan mempercepat penyembuhan serta
memperbaiki ketajaman visual pada mata yang mengalami edema makula akibat RVO yang dinilai
berdasarkan penurunan ketebalan retina sentral dan peningkatan ketajaman visual terkoreksi.
Terapi ini dapat ditoleransi dengan baik dan cenderung mempercepat perbaikan morfologis
dan fungsional makula serta rehabilitasi visual. Terapi ini juga memberikan hasil memuaskan pada
pasien yang tidak responsif terapi anti-VEGF berulang-ulang. Efek samping terapi yang umum
terjadi, antara lain kenaikan TIO dan pembentukan katarak, yang semuanya dapat dikendalikan
secara medis pada sebagian besar kasus.
Disarankan untuk melakukan pencegahan terhadap faktor risiko penyumbatan dan segera
memeriksakan diri ke dokter apabila penglihatan tiba-tiba memburam tanpa didahului nyeri atau mata
merah. Bagi orang-orang yang beresiko mengalami okulsi vena retina, penting untuk melakukan
pencegahan seperti mengontrol tekanan darah dan kolestrol.

ACKNOWLEDGMET
Terima kasih saya ucapkan kepada pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan serta
saran dalam penelitian ini serta teman-teman yang selalu mendukung.

REFERENCES
American Academy of Ophthalmology (2011). Retinal Vascular Disease. In: Retina and
Vitreous p.150-159. San Francisco: American Academy of Ophthalmology.

American Academy of Ophtalmology (2008). Retina and Vitreous. Section 12. American
Academic of Ophtalmology. San Francisco, 2008.

Bakri SJ, Omar AF, Iezzi R dan Kapoor KG (2016). Evaluation of multiple dexamethasone
intravitreal implants in patients with macular edema associated with retinal vein
occlusion. Retina, 36(3), pp.552-557.

Bonfiglio V, Reibaldi M, Fallico M, Russo A, Pizzo A, Fichera S, Rapisarda C, Macchi I,


Avitabile T dan Longo A (2017). Widening use of dexamethasone implant for the
treatment of macular edema. Drug Design, Development and Therapy, 11, p.2359.

Chang-Lin JE, Attar M, Acheampong AA, Robinson MR, Whitcup SM, Kuppermann BD dan
Welty D (2011). Pharmacokinetics and pharmacodynamics of a sustained-release

14
Volume II Tahun 2022 E-ISSN: 2808-5361 Proceeding The First
November 2022 http://e-journal.fkmumj.ac.id/ Muhammadiyah Internasional-
Public Health and Medicine
Conference

dexamethasone intravitreal implant. Investigative ophthalmology & visual science, 52(1),


pp.80-86.

Cabrera M, Yeh S dan Albini TA (2014). Sustained-release corticosteroid options. Journal of


ophthalmology, 2014.

Capone JA, Singer MA, Dodwell DG, Dreyer RF, Oh KT, Roth DB, Walt JG, Scott LC dan
Hollander DA (2014). Efficacy and safety of two or more dexamethasone intravitreal
implant injections for treatment of macular edema related to retinal vein occlusion (Shasta
study). Retina, 34(2), pp.342-351.

Dugel PU, Bandello F dan Loewenstein A (2015). Dexamethasone intravitreal implant in the
treatment of diabetic macular edema. Clinical ophthalmology (Auckland, NZ), 9, p.1321.

Eter N, Mohr A, Wachtlin J, Feltgen N, Shirlaw A, Leaback R dan German Ozurdex in RVO
Real World Study Group (2017). Dexamethasone intravitreal implant in retinal vein
occlusion: real-life data from a prospective, multicenter clinical trial. Graefe's Archive for
Clinical and Experimental Ophthalmology, 255(1), pp.77-87.

Garweg JG dan Zandi S (2016). Retinal vein occlusion and the use of a dexamethasone
intravitreal implant (Ozurdex®) in its treatment. Graefe's Archive for Clinical and
Experimental Ophthalmology, 254(7), pp.1257-1265.

Haller JA, Dugel P, Weinberg DV, Chou C dan Whitcup SM (2009). Evaluation of the safety
and performance of an applicator for a novel intravitreal dexamethasone drug delivery
system for the treatment of macular edema. Retina, 29(1), pp.46-51.

Herrero VR, Cardillo JA dan Kuppermann BD (2011). Clinical applications of the sustained-
release dexamethasone implant for treatment of macular edema. Clinical Ophthalmology
(Auckland, NZ), 5, p.139.

Ilyas S (2010). Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2010. hal 9-10.

Korobelnik JF, Kodjikian L, Delcourt C, Gualino V, Leaback R, Pinchinat S dan Velard ME


(2016). Two-year, prospective, multicenter study of the use of dexamethasone intravitreal
implant for treatment of macular edema secondary to retinal vein occlusion in the clinical
setting in France. Graefe's Archive for Clinical and Experimental
Ophthalmology, 254(12), pp.2307-2318.

Lam WC, Albiani DA, Yoganathan P, Chen JC, Kherani A, Maberley DA, Oliver A,
Rabinovitch T, Sheidow TG, Tourville E dan Wittenberg LA (2015). Real-world
assessment of intravitreal dexamethasone implant (0.7 mg) in patients with macular
edema: the CHROME study. Clinical Ophthalmology (Auckland, NZ), 9, p.1255.

McIntosh RL, Rogers SL, Lim L, et al (2010). Natural history of central retinal vein occlusion:
an evidence-based systematic review. Ophthalmology 2010;117(6):1113.e15-1123.e15

Michalska MK, Gaborek A, Nowak M, Halat T, Pawłowska M dan Śpiewak D (2016).


Evaluation of the effectiveness and safety of glucocorticoids intravitreal implant therapy
in macular edema due to retinal vein occlusion. Clinical interventions in aging, 11, p.699.

Ni Putu Ayu et,al, 2020, Central Retinal Vein Occlusion: A Literature Review. Intisari Sains
Medis 2020, Volume 11, Number 1: 60-65 P-ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084

15
Volume II Tahun 2022 E-ISSN: 2808-5361 Proceeding The First
November 2022 http://e-journal.fkmumj.ac.id/ Muhammadiyah Internasional-
Public Health and Medicine
Conference

Moisseiev E, Goldstein M, Waisbourd M, Barak A dan Loewenstein A (2013). Long-term


evaluation of patients treated with dexamethasone intravitreal implant for macular edema
due to retinal vein occlusion. Eye, 27(1), pp.65-71.

Pielen A, Bühler AD, Heinzelmann SU, Böhringer D, Ness T dan Junker B (2017). Switch of
Intravitreal Therapy for Macular Edema Secondary to Retinal Vein Occlusion from Anti-
VEGF to Dexamethasone Implant and Vice Versa. Journal of Ophthalmology, 2017.

Shahsuvaryan ML (2012). Therapeutic potential of intravitreal pharmacotherapy in retinal vein


occlusion. International journal of ophthalmology, 5(6), p.759.

Singer MA, Capone Jr A, Dugel PU, Dreyer RF, Dodwell DG, Roth DB, Shi R., Walt JG, Scott
LC dan Hollander DA (2015). Two or more dexamethasone intravitreal implants as
monotherapy or in combination therapy for macular edema in retinal vein occlusion:
subgroup analysis of a retrospective chart review study. BMC ophthalmology, 15(1),
p.33.

Vaughan D, Taylor asbury, Paul riordan-eva (2010). Alih bahasa Jan Tamboyang, Braham U
Pendit; Editor, Y. Joko suyono. Oftalmologi Umum. Ed 17. Jakarta: Widya
Medika.2010.hal 12-14, 185-186, 193-194, 313-314.

Yau JWY, Lee P, Wong TY, Best J dan Jenkins A (2008). Retinal vein occlusion: an approach
to diagnosis, systemic risk factors and management. Internal medicine journal, 38(12),
pp.904-910.

16

Anda mungkin juga menyukai